BAB I
1.1 PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah
Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia,
berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the htimanities diandaikan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka hams
mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya
yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya
Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
(1) Botani
Adalah suatu cabang biologi yang mempelajari seluk beluk tentang tumbuhan.
Botani merupakan satu diantara bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan
diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuhan-tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
Page 3 of 16
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dangan
komponen biotok dan abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni
bidang botani disebut botanis.
(2) Zoologi
Adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta
evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi
hewan, biologi molecular.
(3) Morfologi
Adalah suatu studi tentang struktur luar atau bentuk luar makhluk hidup.
Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti
'pengetahuan tentang bentuk (morphos). Berikut beberapa ilmu yang
menggunakan nama morfologi:
Morfologi (linguistik), ilmu tentang morfem-morfem dalam bahasa.
Morfologi (biologi), ilmu tentang bentuk organisme
terutama hewan dantumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
Geomorfologi, ilmu tentang batuan dan bentuk luar bumi.
(4) Anatomi
Adalah suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam makhluk
hidup. Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari
anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang
berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga
anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa
cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi
manusia.
(5) Fisiologi
adalah suatu studi tentang fungsi bagian tubuh atau organ makhluk hidup.
Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi
secara fisikdan kimiawi.
Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna , physis, "asal-usul" atau
"hakikat", dan , logia, "kajian". Fisiologi menggunakan berbagai metode
ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan
organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk
mendukung kehidupan.
(6) Sitologi ( Biologi Sel )
Page 4 of 16
Adalah suatu studi tentang sel secara mendalam meliputi struktur molekuler
dan lainlain. Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos,
"wadah") adalahilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel
mencakup sifat-sifatfisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di
dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (fisiologi), hinggakematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada
skala mikroskopik maupun skalamolekular, dan sel biologi meneliti
baik organisme bersel tunggal seperti bakterimaupun sel-sel terspesialisasi di
dalam organisme multisel seperti manusia.
Page 5 of 16
telah dimilikinya. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan
yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam
pikirannya.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:
1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata
tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh,
maka tak mampu melihatnya.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai
30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya . manusia
hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,masam ,asin dan pahit. Bau seperti
Page 6 of 16
parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih
dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan
benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relative
sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat
tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada
yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi,
salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera
tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain
adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan.
Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan
tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik
langsung maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Page 7 of 16
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif
atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif ,
melalui pengamatan , percobaan dan perbandingan.
Legenda adalah sebuah cerita yang dirangkai secara turun temurun dan dipercayai oleh
masyarakat karena terbukti secara logis dalam pendeskripsian ceritanya, cenderung
mengemukakan kehadiran seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Contohnya:
Tangkuban perahu yang berlokasi di kota Bandung, sebagai hasil perwujudan kemarahan
sangkuriang yang telah gagal dalam mewujudkan pinta calon pinangannya yang
merupakan ibu kandungnya sendiri.
Sangkuriang
La Madukelleng
William Tell
Lutung Kasarung
Cerita Rakyat merupakan suatu peristiwa yang dikisahkan untuk menjelaskan akan
terjadinya sesuatu yang ada dimuka bumi ini. salah satu contoh kisah rakyat yakni tangkuban
perahu sebagai perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah gagal dalam mewujudkan
calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya sendiri. Kisah bawang merah dan
bawang putih yang telah kita kenal sejak dahulu dapat menjadi salah satu contoh dalam hal
ini.
Contohnya :
Malin Kundang
Si Pitung
Timun Mas
A. Penalaran
Penalaran Deduktif (rasionalisme)
Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin berkembangnya cara-cara
penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos.
Page 8 of 16
Menurut A. Comte, dalam perkembangan manusia sesudah tahap mitos, manusia
berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum
ditemukan metode berpikir secara obyektif. Rasio sudah mulai dioperasikan, tetapi kurang
obyektif. Berbeda dengan pada tahap teologi, pada tahap filsafat ini manusia mencoba
mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, tetapi obyek belum
dimasuki secara metodologis yang definitif.
Perkembangan alam pikiran manusia merupakan suatu proses, maka manusia tidak puas
dengan pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif atau tahap ilmu. Dalam
tahap positif atau tahap ilmu ini, rasio sudah dioperasikan secara obyektif. Manusia
menghadapi obyek dengan rasio.
Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa alam, misalnya gunung api meletus yang
menimbulkan banyak korban dan kerusakan, manusia tidak lagi mengadakan selamatan
dengan tari-tarian dan nyanyian, tetapi akan mengamati peristiwa itu, mempelajari mengapa
gunung api itu dapat meletus, kemudian berusaha mencari penyelesaian dengan tindakan-
tindakan yang sesuai dengan hasil pengamatannya. Misalnya, dengan mencegah terjadinya
letusan yang hebat. Untuk mengurangi banyaknya korban, penduduk di sekeliling gunung api
tersebut dipindahkan ke daerah lain. Inilah bukti bahwa manusia lama-kelamaan tidak puas
dengan mitos sebagai pemikiran yang irasional, kemudian mencari jawaban yang rasional.
Pemecahan secara rasional berarti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh
pengetahuan yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang disebut rasionalisme.
Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif. Penalaran
deduktif adalah cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini
menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme itu terdiri atas dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis
minor. Kesimpulan atau konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis
tersebut.
Dengan demikian, jelas bahwa penalaran deduktif ini pertama-tama harus mulai dengan
pernyataan yang sudah pasti kebenarannya. Aksioma dasar ini yang dipakai untuk
membangun sistem pemikirannya, diturunkan atau berasal dari idea yang menurut
anggapannya jelas, tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Dengan penalaran deduktif ini
dapat diperoleh bermacam-macam pengetahuan mengenai sesuatu obyek tertentu tanpa ada
Page 9 of 16
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Di samping itu juga terdapat kesulitan
untuk menerapkan konsep rasional kepada kehidupan praktis.
Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Percaya
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
2. Wibawa
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
3. Apriori
Merupakan suatu keyakinan/ pendirian/ anggapan sebelum mengetahuai (melihat,
mendengar, menyelidiki) keadaan tertentu.
4. Metode Ilmiah
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu-rambu untuk
menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4
syarat yaitu :
Objektif (Pengetahuan itu sesuai dengan Objek)
Metodik (Pengetahuan itu diperoleh dengan cara-cara tertentu dan terkontrol)
Page 10 of 16
Sistematis (Pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri
satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi
kesatuan yg utuh).
Berlaku Umum/ Universal (Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang
atau oleh beberapa orang saja, tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan
menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten).
B. Empirisa
Page 11 of 16
2. Keterbatasan manusia dalam menalarkan sesuatu, ini dikarenakan kemampuan berpikir
manusia pada saat itu masih latih. Sehingga pemikiran yang dihasilkan dapat benar dan
dapat pula salah.
4. Keterbatasan alat indera manusia, selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia
terhadap bagaimana Ia menggunakan alat inderanya masih terbatas sehingga jangkauan
yang sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.
C. Pengujian hipotesis, yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang
telah diajukan untuk dapatmemperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukunghipotesis tersebut atau
Page 12 of 16
tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat
jugamelalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itudikumpulkan melalui penginderaan.
D. Penarikan kesimpulan penarikan kesimpulan ini didasarkan ataspenilaian melalui analisis dari fakta
(data) untuk melihat apakahhipotesis yang diajukan ituditerima atau tidak.Hipotesis itu dapat diterima bila
fakta yang terkumpul itumendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung makahipotesis itu
ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatupengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah,
danmerupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Page 13 of 16
Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupunkualitatif.
Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah
penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan
terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
B.Keunggulan
Ciri ilmiah yaitu obyektif, metodik, sistimatik dan berlaku umum olehkarena itu orang akan
terbimbing sedemikian hingga padanyaterkembangkan suatu sikap ilmiah.Sikap ilmiah yaitu :
1). Mencintai kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil
2). Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
3). Tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan.
4). Ingin tahu lebih banyak
5). Tidak berpikir secara prasangka
6). Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti yang nyata.
7). Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurutkeyakinan ilmiahnya adalah benar.
Page 14 of 16
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa
atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas,
dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan
timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses
yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan
kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika, dan
Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih
mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun di luar dari
pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu,
yaitu alam semesta yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk
proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
Page 16 of 16