Anda di halaman 1dari 152

ISSN 1829 8001

Terakreditasi dengan predikat A


No 135 Akred LIPI P2MBI 06 2008

J111 01nod Pcpncpll tl 19114

P@ Uo oC
Vol 7 No l 2010

GOOD GOVERNANCE
DAN KORUPSI
Good Governance dan Reformasi Birokrasi di Indonesia
Good Governance Vs Shadow State
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pemekaran Daerah dan Persoalan Governability Lokal di Indonesia


Korupsi Birokrasi Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah

Dinamika Penyusunan Anggaran Daerah

Kasus Proses Penetapan Program dan


Alokasi Anggaran Belanja Daerah di Kabupaten Sleman
Evaluasi Pemilu Legislatif 2009
Tinjauan atas Proses Pemilu Strategi Kampanye
Perilaku Memilih clan Konstelasi Politik Hasil Pemilu
Alternatif Model Pengelolaan Keamanan di Daerah Konflik

Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia

di Laut Arafura dan Laut Timor

Pilkada dan Problema Tata Kelola Pemerintahan yang Baik


Jurnal Jurnal Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2P
Penelitian Politik LIPI merupakan media pertukaran pemikiran mengenai masalah masalah

strategis yang terkait dengan bidang bidang bidang politik nasional lokal
dan internasional khususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasi
pemiiihan umum konflik otonomi daerah pertahanan dan keamanan poli
tik luar negeri dan diplomasi dunia Islam serta isu isu lain yang memiliki
arti strategis bagi bangsa dan negara Indonesia

P2P LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah dewasa ini dihadapkan
pada tuntutan dan tantangan baru baik yang bersifat akademik maupun prak
tis kebijakan khususnya yang berkaitan dengan persoalan dengan otonomi
daerah demokrasi HAM dan posisi Indonesia dalam percaturan regional
dan internasional Secara akademik P2P LIPI dituntut menghasilkan kajian
kaj ian unggulan yang bisa bersaing dan menj adi rujukan ilmiah pada tingkat
nasional maupun internasional Sementara secara moral P2P LIPI dituntut
untuk memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam rangka mem
bangun Indonesia baru yang rasional adil dan demokratis Oleh karena itu
kajian kajian yang dilakukan tidak semata mata berorientasi praksis kebi
jakan tetapi juga pengembangan ilmu ilmu pengetahuan sosial khususnya

perambahan konsep dan teori teori baru ilmu politik perbandingan politik
studi kawasan dan ilmu hubungan internasional yang memiliki kemampuan
Imenj elaskan berbagai fenomena sosial politik baik lokal nasional regional
Aft maupun internasional

LIPI

Penanggung Jawab Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI

Pemimpin Redaksi Heru Cahyono

Wakil Pemred Moch Nurhasim

Dewan Redaksi Ikrar Nusa Bhakti Syamsuddin Haris Ganewati Wuryandari Dhuroruddin
Mashad M Hamdan Basyar Awani Irewati

Redaksi Pelaksana Adriana Elisabeth Indriana Kartini Mardyanto Wahyu Tryatmoko Sri
Yanuarti

Sekretaris Redaksi Luky Sandra Amalia


Keuangan Sarah Nuraini Siregar

Produksi dan Sirkulasi Nanto Sriyanto Anggih Tangkas Wibowo Abu Bakar

Alamat Redaksi P2P LIPI Widya Graha LIPI Lantai XI


Jln Jend Gatot Subroto No 10
Jakarta 12710

Telp 021 525 1542 ext 757 763 Faks 021 520 7118
ISSN 1829 8001
Jurnal Penelitian

Vol 7 No 1 2010

DAFTAR ISI

Catatan Redaksi iii

Artikel

Good Governance dan Reformasi Birokrasi di Indonesia 1


R Siti Zuhro

Good Governance Vs Shadow State dalam Penyelenggaraan Pemerintahan


Daerah 23

SyarifHidayat dan Abdul Malik Gismar


Pemekaran Daerah dan Persoalan Governability Lokal di Indonesia 37
Mardyanto Wahyu Tryatmoko

Korupsi Birokrasi Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah 51


Kisno Hadi

Dinamika Penyusunan Anggaran Daerah Kasus Proses Penetapan


Program dan Alokasi Anggaran Belanja Daerah di Kabupaten Sleman 71
Rozidateno Putri Hanida

Resume Penelitian

Evaluasi Pemilu Legislatif 2009 Tinjauan atas Proses Pemilu Strategi


Kampanye Perilaku Memilih dan Konstelasi Politik Hasil Pemilu 87
Lili Romli

Alternatif Model Pengelolaan Keamanan di Daerah Konflik 103


Sarah Nuraini Siregar

Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia di Laut Arafura


dan Laut Timor 119

Japanton Sitohang
Review Buku

Pemilukada dan Problema Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 133


Yogi Setya Permana

Tentang Penulis 141


CATATAN REDAKSI

Korupsi adalah sebuah kata dan cerita yang tidak hukum Sejumlah hal tersebut menimbulkan per

pernah habis dibicarakan orang khususnya bagi tanyaan publik mengenai seberapa serius upaya

bangsa Indonesia Korupsi di negeri ini bagai pemerintah dalam pemberantasan korupsi
kan sesuatu yang sudah terlanjur melekat dan Korupsi bak parasit yang telah menyebabkan
tumbuh subur mulai dari pungutan liar yang bangsa ini terpuruk Rezim berganti rezim pasca
terjadi di jalan jalan sampai di kantor kantor
Soeharto tapi belum ada satupun yang sukses
instansi pemerintah maupun main mata antara memberangus korupsi Bahkan belakangan
oknum oknum serta penyalahgunaan kekuasaan
praktiknya sudah kian kronis yang menjang
oleh aparat pemerintah Semuanya yang celaka kiti hampir di segala lapisan masyarakat dan
bukan lagi dianggap sebagai perilaku menyim golongan Kita sadar sepenuhnya betapa korupsi
pang namun sudah dianggap sebagai sesuatu merupakan persoalan berat di negeri ini ibarat
yang wajar penyakit stadiumnya sudah sangat kronis dan

Memang korupsi bukan hanya perkara praktiknya sudah demikian membudaya dan

menilap uang dari brankas namun dapat berupa mengakar dalam kehidupan masyarakat kita

pula menggelapkan uang kantor menyalah Membenamkan diri dalam korupsi bagaikan

gunakan jabatan untuk menerima uang suap dipandang lumrah Banyak yang melakukan
me mark up nilai suatu proyek melainkan juga hal serupa Adalagi yang beralasan mereka
dapat berupa praktik melegalisasi biaya biaya korupsi lantaran dipaksa oleh keadaan yakni gaji
siluman menawarkan biaya biaya tidak resmi kecil yang tidak mencukupi untuk hidup layak
sampai menerima uang suap untuk mengesahkan Namun terungkapnya kasus pegawai pajak

undang undang yang merugikan rakyat Gayus Tambunan membuktikan bahwa persoalan

Data yang dihimpun dari berbagai sumber bukan itu karena justru pegawai yang sudah
badan memperlihatkan bahwa setelah era refor bergaji tinggi ternyata merendahkan dirinya

masi posisi Indonesia di deretan atas negara sendiri dengan tetap melakukan korupsi
negara paling korup di dunia nyaris tidak ber Ini memang amat merisaukan kita Akibat
geser Hal mana mengindikasikan bahwa belum dari praktik korupsi banyak sekali kerugian yang
banyak perubahan dalam pemberantasan korupsi muncul Bukan saja banyaknya dana menguap
selama kurun waktu 12 tahun terakhir ini Praktik tak masuk kas negara yang sebenarnya berguna
korupsi tidak saja berlangsung di kalangan lem bagi biaya pembangunan dan anggaran yang
baga pemerintahan tetapi juga di DPR DPRD bisa menyejahterakan rakyat banyak Pada saat
dan bahkan lembaga penegak hukum seperti ke yang sama korupsi tefah menurunkan wibawa
polisian kehakiman dan kejaksaan serta korupsi pemerintah dan pejabat baik di tingkat lebih
semenjak era otonomi daerah bahkan juga kian bawah maupun di mata masyarakat Birokrasi
menjamur bukan hanya di pusat namun semakin pun kehilangan kepercayaan Pemerintah yang
terdesentralisasi ke daerah bersih jujur dan transparanpun menjadi sesuatu

Pemimpin negeri ini tak pelak menghadapi yang sulit dicapai


tantangan tidak kecil menyusul mencuatnya be Salah satu upaya yang paling sering dike
berapa kasus korupsi yang menyita perhatian tengahkan dalam rangka pemberantasan korupsi
publik belakangan yang melibatkan sejumlah di pusat dan daerah ialah bagaimana menciptakan

oknum dan petinggi di instansi instansi yang good governance Benar bahwa gagasan good
mestinya berdiri di garda terdepan penegakan governance itu sendiri merupakan bagian dari

iii
arus globalisasi pembangunan ekonomi dalam bing birokrasi di Indonesia masih terbelenggu oleh
kai sistem kapitalisme yang menuntut negara kinerja politik Di antara belenggu politik yang
negara dunia ketiga untuk semakin membuka ditengarai telah ambil bagian dalam menyan
dalam kerangka liberalisasi politik dan ekonomi dera birokrasi tersebut adalah praktik shadow
Agenda good governance lahir dalam kerangka state Praktik Shadow State itu sendiri hadir tum
liberalisasi di mana pertama kali dikemukakan buh dan berkembang tatkala terjadi pelapukan
oleh Bank Dunia pada tahun 1989 seusainya fungsi pada institusi pemerintah formal Muncul
perang dingin Kendati diakui bahwa agenda lah berbagai bentuk dari praktik informal eco
good governance membawa sejumlah dam nomy antara lain manipulasi kebijakan publik
pak seperti lahirnya demokrasi eksklusioner untuk kepentingan pengusaha transaksi bawah

yang justru mengarah pada lenyapnya demokrasi tangan antara penguasa dan pengusaha dalam
dan maraknya liberalisasi ekonomi tidak bisa tender proyek proyek pemerintah dan pemak
dipungkiri adanya efek baik dari agenda good saan swastanisasi aset aset negara Kepala daerah
governance seperti dalam jangka jangka pendek terpilih gubernur pada khususnya menghadapi
akan bisa kita rasakan manfaatnya dalam hal banyak kesulitan dalam melaksanakan otoritas
seperti pemberantasan korupsi penegakan formal yang dimiliki karena berhadapan dengan
pemerintahan yang bersih adanya desentralisasi kekuatan informal yang berada di luar institusi
dan tegaknya supremasi hukum Tanpa barns formal pemerintahan daerah shadow state Di

menjiplak mentah mentah konsep Bank Dunia antara aktor yang cukup dominan dalam praktik
konsepsi goodgovernance setidaknya merupakan shadow state tersebut adalah individu individu
kontrol bagi aparatur negara dalam hal aturan dan atau institusi yang telah berperan sebagai
main dan tata cara hidup berbangsa bernegara sponsor dana dan sponsor politik bagi pasangan
dan bermasyarakat Gubernur Wakil Gubernur pada saat Pemilukada
Mengingat pentingnya permasalahan di atas berlangsung
maka Jurnal Penelitian Politik kali ini hadir Mardyanto Wahyu Tryatmoko dalam tulisan

dengan mengangkat tema tentang Good Gover nya berjudul Pemekaran Daerah dan Persoalan
nance dan Korupsi Kami menyajikan sejumlah Governability Lokal di Indonesia melihat bahwa
tulisan yang terkait dengan tema tersebut Dalam Kebijakan pemekaran daerah di Indonesia pada
artikel Good Governance dan Reformasi Biro kenyataannya menimbulkan banyak kelemahan
krasi di Indonesia R Siti Zuhro memperlihat yang mengarah pada persoalan governability di
kan bahwa selama periode 1999 2010 di satu sisi tingkat lokal Persoalan governability di tingkat
Indonesia bergerak ke sistem politik demokrasi lokal disebabkan oleh beberapa kesalahan ke
di sisi lain masih berjuang melawan warisan pa bijakan pemekaran daerah di Indonesia Dalam
trimonialisme rezim Orde Baru Harapan terjadi rangka mengatasi persoalan governability se
nya pembangunan yang simultan antara reformasi bagai dampak pemekaran daerah di Indonesia
birokrasi dan demokratisasi masih menghadapi ada beberapa hal yang perlu dilakukan baik
tantangan berat Padahal reformasi birokrasi bisa oleh pemerintah pusat maupun berbagai institusi
dilakukan baik secara internal maupun ekster lokal pemerintah harus merumuskan kembali
nal Faktor faktor internal meliputi reorientasi konsep territorial reform di Indonesia Selain
kekuasaan yang prorakyat memiliki komitmen itu baik pemerintah pusat maupun daerah perlu
mampu menciptakan new image rasionalisasi melakukan evaluasi pemekaran daerah secara

peningkatan kualitas SDM dan payung hukum lebih komprehensif mencakup strategi dasar
yang jelas tegas serta mengikat Sedangkan faktor pendorong proses pembentukan kesiapan
faktor faktor eksternal meliputi komitmen atas daerah dan hasilnya Dan akhirnya penguatan
keteladanan elite perlu keteladanan elite dan kapasitas daerah melalui peningkatan asistensi
pengawasan oleh rakyat bagi daerah baru dan kerja sama antardaerah
Sementara itu Syarif Hidayat dan Abdul perlu segera diwujudkan

Malik Gismar dalam artikel tentang Good Gover Selanjutnya dalam artikel berjudul Ko
nance Vs Shadow State dalam Penyelenggaraan rupsi Birokrasi Pelayanan Publik di Era Otonomi
Pemerintahan Daerah memperlihatkan bahwa Daerah Kisno Hadi menulis bahwa lembaga

iv
birokrasi sebagai organ negara yang menangani Sejalan hal di atas dan dengan mengambil
sektor pelayanan publik ditengarai banyak pihak sebuah kasus Rozidateno Putri Hanida dalam
menjadi sarang korupsi Celakanya korupsi yang tulisannya berjudul Dinamika Penyusunan Ang
dulu berada di pusat sekarang dengan adanya garan Daerah Kasus Proses Penetapan Program
kebijakan desentralisasi politik dan ekonomi ke dan Alokasi Anggaran Belanja Daerah Di Kabu
daerah ternyata korupsi juga ikut terdesentrali paten Sleman menyatakan bahwa aktor aktor
sasi Korupsi dalam tubuh birokrasi pelayanan yang terlibat dalam perumusan kebijakan ang
publik ini hanya dapat diminimalisir bila ada garan dalam perspektif politik anggaran masih
pemahaman secara holistik dan komprehensif senantiasa memperjuangkan kepentingan sendiri
terhadap dimensi dan jaringan korupsi itu sen dengan berbagai strategi Di dalam penyusunan
diri ada pemahaman terhadap latar belakang APBD terjadi proses sharing dan bargaining ke
terjadinya korupsi ada pemahaman dan pende pentingan antaraktor di mana legislatif yang se
teksian terhadap areal di mana korupsi dalam harusnya bisa mengontrol masih belum berperan
tubuh birokrasi pelayanan publik tersebut hadir di antaranya akibat masih banyak anggota legisla
serta mesti ada format kebijakan yang tepat clan tif yang tidak mengerti apa yang menj adi prioritas
dengan didukung oleh kebijakan hukum dan pembangunan setempat Landasan prioritas oleh
aparat penegak hukum yang tangguh Tanpa itu legislatif masih tersekat sekat pada pemahaman
pemberantasan atau paling tidak meminimalisir pemenuhan kebutuhan para konstituen
tindak korupsi di dalam tubuh birokrasi pelayan
Redaksi berharap hadirnya Jurnal Penelitian
an publik akan sulit dilakukan Bila itu terjadi Politik ini bisa disambut baik oleh para pembaca
berlarut larut publik niscaya tidak akan percaya Akhir kata kami ucapkan selamat membaca
terhadap layanan layanan yang diberikan oleh
birokrasi

I 7 T yl

v
GOOD GOVERNANCE DAN REFORMASI BIROKRASI
DI INDONESIA

R Siti Zuhro

Abstract

With the downfall ofSoeharto s New Order regime the authoritarian nature of the bureaucratic system was
exposed The implementation of new political laws since 1999 gave rise to an invigorated roleforpolitical parties
and the implementation ofa government regulation for a neutral bureaucracy resulted in its declining involvement
in politics A strongparliament and the increasingpolitical awareness ofbureaucrats have become a reality today
These changes have put paid to questions about the involvement ofpolitical parties and the influence of societal
forces in theformation ofpolicy The bureaucracy can no longer exist as it was in the New Order and in fact has
responded to societal needs by adjusting to the new political climate Indonesian politics under the transition era
takes on a wider significance for one of the main results has been the emergence ofbureaucratic pluralism a more
pluralistic political system that is more open to the influence of these societalforces Improvement in governance
became possible however with the rise of the reformation since 1998 At this time the debate on governance in
Indonesia began with a consideration of good governance The post Soeharto era was seen by reformists as a
long awaited opportunity to improve government policy so that people would not only follow the government s
decisions but would also contribute to the decision making process Indonesian demanded more democratic
governance that is more regular interaction between government and civil society andfreer participation by the
latter in government institutions

Keywords Governance policy democratization reformation good governance

Tata pemerintahan yang baik goodgovernance tarikan politik yang tak j arang membuat institusi
telah lama dikampanyekan di Indonesia Sejak birokrasi menjadi ajang tarik menarik kepenting
1998 kampanye tersebut semakin gencar dilaku an politik partai partai Apalagi setelah diterap
kan seiring dengan munculnya gerakan reformasi kannya sistem multipartai sejak 1999 Sejak itu
pada tahun tersebut Kampanye ini tak dapat dinamika politik baik yang terjadi di pusat mau
dilepaskan dari makin buruknya kinerj a birokrasi pun daerah semakin pesat Di daerah khususnya
dan maraknya korupsi akibat tidak profesional politik lokal cenderung menguat setelah diterap
tidak efektif dan tidak efisien Selain itu birokrasi kannya otonomi daerah tahun 2001 dan pemilu
Indonesia juga masih tidak rasional gemuk kaya kepala daerah secara langsung tahun 2005
struktur miskin fungsi tidak netral dan tidak Tulisan ini akan membahas perspektif biro
transparan Masalah masalah ini menjadi kendala
krasi masa depan dengan me review konsep
serius bagi birokrasi yang semestinya lebih pro good governance dan gerakan reformasi bi
gresif dalam merespons perubahan masyarakat
rokrasi t serta dampaknya terhadap penciptaan
yang terjadi selama periode 1 998 2010 pemerintahan yang bersih akuntabel dan tidak
Gerakan reformasi 1998 yang seharusnya korup Bahwa keberhasilan dalam mewujudkan
menjadi tonggak reformasi birokrasi Indonesia netralitas birokrasi khususnya dalam mem
dalam tataran praksisnya sulit diwujudkan perkuat hak politik pegawai negeri sipil PNS
Bisa dikatakan bahwa selama rentang waktu 12
tahun terakhir perjuangan untuk mewujudkan Yang dimaksud dengan gerakan reformasi birokrasi dalam
tulisan ini adalah tuntutan publik yang diwakili oleh kekuatan
pemberantasan KKN belum mencapai hasil yang sosial dalam masyarakat societal forces untuk memberantas

maksimal Banyak kendala dan tantangan yang korupsi kolusi dan nepotisme dalam birokrasi yang telah
menumbangkan Soeharto dari kursi kepresidenan Mei 1998
membuat reformasi birokrasi masih menjadi wa
Sejak An gerakan ini senantiasa disuarakan dari waktu ke waktu
cana dan kalaupun dilakukan sangat parsial dan mencapai puncaknya akhir Desember 2009 ketika rakyat
menilai korupsi semakin marak dan tak terkendali Contoh
Realitasnya birokrasi Indonesia masih meng
terkini adalah munculnya kasus Bank Century dan makelar
hadapi peliknya reformasi kelembagaan dan kasus di hampir semua instansi pemerintah

1
dan kesetaraan partai politik merupakan hal masyarakat daerah termasuk masyarakat pe

penting untuk membangun iklim demokrasi desaan


Lebih dari itu gerakan reformasi birokrasi juga Sebagaimana disebutkan di atas indikator
memunculkan pluralisme birokrasi bureau good governance merujuk pada akuntabilitas
cratic pluralism karena format kebijakan lebih transparansi dan partisipasi Pelaksanaan sistem
merupakan hasil dari kompetisi aktor aktor dan good governance diharapkan dapat meningkatkan
tuntutannya ketimbang monopoli negara Salah pembangunan ekonomi daerah Adapun indikator
satu indikasinya adalah terbukanya peluang un peningkatan pembangunan ekonomi secara fisik
tuk memengaruhi kebijakan publik dan relatif dapat dilihat dari perbaikan infrastruktur daerah
meningkatnya tanggung j awab birokrasi terhadap besarnya APBD PDRB dan PAD Selain itu
masalah masalah sosial dan tekanan sosial
indikator penting lainnya dapat dilihat dari besar
kecilnya pelayanan publik yang tecermin dari
Konsep Good Governance angka kemiskinan pengangguran kesehatan dan
tingkat pendidikan masyarakat Artinya semakin
Terwujudnya good governance di Indonesia tidak
dapat dilepaskan dari berhasil tidaknya kinerja kecil jumlah kemiskinan dan pengangguran akan
semakin bagus kinerja ekonomi suatu daerah
birokrasi Keduanya mempunyai korelasi yang
Selain itu kualitas tingkat pelayanan kesehatan
positif dalam arti saling memengaruhi Kinerja
gizi dan pendidikan masyarakat menjadi indika
birokrasi dan pemberdayaan masyarakat yang se
makin bagus akan berpengaruh positif terhadap tor penting peningkatan pembangunan ekonomi
daerah 3
pembangunan Hubungan yang bersinergi antara
pemerintah dan masyarakat akan menghasilkan Di tataran empirik realisasi desentralisasi

suatu pemerintahan yang kuat yang didukung dan otonomi daerah menghadapi banyak kendala
oleh masyarakat Untuk itulah diperlukan ada karena tidak didukung infrastruktur yang bisa
nya interaksi yang saling memperkuat antara menerjemahkan setiap kebijakan yang dikeluar
pemerintah dan masyarakat guna menciptakan kan pemerintah pusat Salah satu infrastruktur
kemajuan ekonomi nasional tersebut adalah birokrasi daerah yang tidak
Konsep governance secara sederhana meru mempunyai kemampuan yang cukup baik se
cara personal maupun institusional Rendahnya
juk pada proses pembuatan keputusan dan dan
implementasinya Governance berlaku dan kemampuan birokrasi daerah dalam merespons
desentralisasi dan otonomi daerah menyebabkan
berlangsung di semua tingkatan baik nasional
maupun lokal z Sementara itu good governance penyimpangan dalam realisasi desentralisasi dan
otonomi daerah
merujuk pada adanya akuntabilitas partisipasi

konsensus transparansi efisiensi dan efektivitas Era reformasi sekarang ini menunjukkan be
responsivitas persamaan dan inklusivitas serta sarnya tuntutan untuk memperbaiki governance

kepatuhan pada rule of law Dengan ciri ciri Kelompok reformis telah lama menantikan untuk
tersebut realisasi good governance menjadi dapat mereformasi kebijakan pemerintah agar

sangat penting karena dampaknya yang dapat rakyat dapat terlibat dan berpartisipasi langsung
mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi dalam proses pembuatan kebijakan Munculnya
daerah Artinya peningkatan pembangunan eko tuntutan tersebut mengindikasikan dengan jelas
nomi daerah dimungkinkan dengan adanya good bahwa kelompok reformis menginginkan ter
governance Hal ini tentunya sangat diharapkan
R Siti Zuhro Good Governance dan Kinerja Pembangunan
masyarakat daerah sebab sebagaimana diketahui
Ekonomi Daerah Era Desentralisasi Studi Kasus Kabupaten
sebagian besar penduduk Indonesia berada di Malang dalam Abdussomad Abdullah ed Demokrasi dan
daerah dan atau pedesaan Kebijakan desentrali Globalisasi Meretas Jalan Menuju Kejatidirian Jakarta PT
THC Mandiri 2009 hlm 206 212
sasi dan otonomi daerah tak lain dimaksudkan
untuk menggenjot pembangunan dan perbaikan Governance is the capacity ofgovernment to make and imple
ment policy in other words to steer society Thinking about
governance means thinking about how to steer the economy and
society and how to reach collective goals Lihat Jon Pierre
2Lihat Jon Pierre dan B Guy Peters Governance Politics and dan B Guy Peters Governance Politics and the State New
the State New York St Martin s Press 2000 hlm 1 York St Martin s Press 2000 hlm 1

2
wujudnya democratic governance yaitu adanya legislatif efisiensi sumber daya dan realisasi
interaksi yang lebih intens antara pemerintah pembangunan ekonomi

dengan masyarakat dan meningkatnya partisi Sejak diberlakukannya UU No 32 2OO4


pasi masyarakat
tentang Pemerintahan Daerah era sekarang bisa
Partisipasi masyarakat merupakan salah disebut sebagai era transisi 6 Bagi daerah periode
satu kunci penting bagi terwujudnya program transisi ini bukan periode yang mudah untuk di
program yang dicanangkan pemerintah daerah lalui Pengalaman Indonesia dalam melaksanakan
Termasuk di dalamnya program pembangunan otonomi daerah di bawah UU No 22 1999 ten

ekonomi Masyarakat dapat dipandang sebagai tang Pemerintahan Daerah menunjukkan bahwa
salah satu unsur penting dari stakeholders kebi tak sedikit kendala yang dihadapi daerah dalam
jakan publik di daerah di samping pemerintah melaksanakan otonomi Hal yang menonjol
daerah dan DPRD Partisipasi masyarakat juga adalah munculnya tarik menarik kepentingan

dianggap penting dalam pembuatan kebijakan antara pusat daerah dalam hal pengelolaan

karena warga masyarakatlah yang tahu dan sumber daya alam di daerah Kewenangan yang
merasakan kebutuhannya Hal ini merupakan dimiliki daerah di bawah UU No 22 1999 tidak

dasar sosiologis penting bagi penyusunan suatu bisa dilaksanakan secara maksimal oleh daerah

kebijakan publik di samping dasar yuridis dan untuk mengefektifkan program program yang
filosofis Asumsinya bahwa kebijakan publik dicanangkan khususnya dalam memberikan
merupakan upaya untuk menanggulangi masalah pelayanan yang baik kepada masyarakat dan juga
publik Sebagai suatu kebijakan publik sepatut untuk menyejahterakan mereka

nya kebijakan ini berorientasi pada kepentingan Kekhawatiran akan kurangnya perhatian atas
publik Konsekuensinya masalah dan alternatif permasalahan kesejahteraan masyarakat tersebut
solusinya diharapkan berasal dari publik bukan menjadi semakin besar ketika pemerintah mem
sekadar cetusan pikiran atau imajinasi ide pejabat berlakukan UU No 32 2004 karena terdapat
pembuat kebijakan
perubahan yang signifikan Salah satunya karena
Dengan kata lain yang diharapkan adalah pemerintah provinsi mengemban fungsi ganda
kemampuan pemerintah daerah menciptakan baik sebagai wakil pemerintah pusat maupun

perencanaan yang partisipatif yang melibatkan sebagai daerah otonom perannya cenderung
unsur unsur masyarakat Sejauh ini pemerintah tidak jelas Selain berfungsi sebagai koordinator

daerah cenderung menafikan aspirasi dan kepen wilayah pemerintah provinsi pemprov juga
tingan masyarakat5 Proses dan mekanisme pem berperan penting sebagai pembina dan pengawas
buatan kebijakan publik yang terkesan bottom up di wilayahnya Namun dalam kenyataannya tak
sebagaimana tampak di beberapa daerah tidak sedikit pemerintah kabupaten kota yang kurang
menjamin terakomodasinya aspirasi masyarakat taat kepada pemprov Aroma resentralisasi

Tak jarang gagasan gagasan yang disuarakan dari mulai tercium ketika salah satu pasal dalam UU
bawah tidak diakomodasikan dalam keputusan tersebut menyatakan bahwa Menteri Dalam Nege
akhir implementasi kebijakan Sebagai akibat ri bisa mengangkat dan memberhentikan atau
nya bisa dipahami bila timbul keengganan rakyat membatalkan bupati walikota sebagaimana kasus

untuk mendukung program program pemerintah di Kabupaten Bekasi Fenoinena tersebut menun

daerah yang dinilai tidak aspiratif tersebut Seba jukkan hidupnya kembali sistem hierarki jenjang
liknya bila pemerintah tak menafikan peran serta pemerintahan dari pusat sampai dengan daerah
masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan padahal hal tersebut sudah dihapus dalam UU No
publik akan dapat dihasilkan kebijakan publik 22 1999 Sebagai konsekuensinya kabupaten

yang lebih baik yang sekaligus dapat mening


e Menurut banyak kalangan UU No 32 Tabun 2004 merupakan
katkan kepercayaan warga kepada eksekutif dan
upaya resentralisasi karena daerah lebih diperankan sebagai
daerah pembantuan ketimbang daerah yang memiliki ke
R Siti Zuhro Dinamika Kekuatan Masyarakat Lokal dan wenangan sebagai daerah otonom Masa transisi ini merujuk

Demokratisasi Studi Kasus di Kabupaten Malang dalam pada masa peralihan dari UU No 22 1999 dan UU No 25 1999
Afadlal ed Dinamika Kekuatan Masyarakat Lokal Era ke UU No 32 2004 dan UU No 33 2004 yang pelaksanaan
Otonomi Daerah Jakarta Pusat Penelitian Politik Lembaga nya dimulai sejak awal 2005 di bawah pemerintahan Susilo
lmu Pengetahuan Indonesia 2005 Bambang Yudhoyono

3
kota tidak bisa lagi menafikan posisi fungsi dan institusi yang sejajar dengan pemerintah daerah 8
peran pemerintah pusat meskipun realitasnya hal Seiring dengan tumbuhnya civil society di daerah
ini tidak mudah untuk dilakukan tuntutan masyarakat akan sistem pemerintahan

Masalah peningkatan kesejahteraan masya daerah yang dapat mengadopsi nilai nilai de
rakat pada dasarnya merupakan salah satu mokrasi juga semakin besar 9 Dengan demikian
tugas pemerintah kabupaten kota Hal tersebut harapan masyarakat untuk berperan serta secara
maksimal dalam proses pengambilan kebijakan
memunculkan pertanyaan tentang apakah UU
dapat terwujud
No 32 2004 akan lebih memberikan peluang
munculnya good governance dan peningkatan Pemerintahan yang demokratis membutuh
kinerja perribangunan ekonomi daerah atau kan persyaratan seperti lembaga demokrasi yang
bahkan sebaliknya akan membuat pemerintah kuat penduduk yang memahami dan memiliki
daerah makin jauh dari efektif pengetahuan cukup mengenai prinsip prinsip de
Bila ditelusuri sekilas tentang sistem peme mokrasi dan kepemimpinan negara yang capable
rintahan daerah di Indonesia tampak bahwa dan responsible Secara teoretis pemerintah

sistem pemerintahan daerah di bawah UU No daerah akan berjalan secara efektif bila kepala
daerah terpilih secara demokratis Dengan
5 Tahun 1974 yang diterapkan sebelum tahun
1998 bertujuan meningkatkan efisiensi penye demikian diharapkan dapat terjadi checks and

lenggaraan pemerintahan dan pembangunan di balances berjalannya pemerintahan berdasarkan

daerah Sebagaimana diketahui pada masa Orde prosedur dan keteraturan dan terbangunnya

Baru sistem pemerintahan daerah Indonesia baca mekanisme yang menyediakan transparansi serta
akuntabilitas
paradigma lama lebih menonjolkan efisiensi
besarnya kontrol pusat dikes ampingkannya Realisasi good governance atau efektivitas
demokratisasi politik lokal dan dikendalikannya pemerintah daerah dapat dilihat dari kemampuan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangun nya dalam mewujudkan program program yang
an di daerah oleh pusat Dengan kata lain berkaitan dengan pelayanan publik seperti perizin

pemerintah tak memiliki empati terhadap isu an pendidikan dan kesehatan Keberhasilannya
good governance sangat tergantung pada seberapa besar pemerin
Pasca 1998 pemerintah mulai memperkenal tah dapat melibatkan partisipasi masyarakat

kan paradigma baru dengan lebih mengede Efektivitas pemerintahan daerah merujuk
pankan desentralisasi kekuasaan dan demokrati pada kapasitas pemerintah daerah dalam menge
sasi politik lokal khususnya di bawah UU No lola kewenangannya baik di bidang pemerin
22 1999 Kedua hal tersebut mewarnai landasan tahan maupun pelayanan umum Oleh karena itu
teori sistem pemerintahan daerah dewasa ini institusi pemerintah daerah semestinya menjadi
Meskipun demikian pada tataran praksis elemen fokus dalam pembenahan kelembagaan meng
lama masih tampak seperti personalisasi sistem ingat keberhasilan program program daerah tidak
dan oligarki kekuasaan Keadaan tersebut telah hanya diukur dari besarnya partispasi masyara
menghambat pembangunan otonomi daerah kat melainkan juga dari kinerja institusi pemerin
Empat tahun pertama realisasi desentralisasi dan tahan daerah Lebih dari itu unsur penting yang
otonomi daerah 2001 2004 sistem pemerin tak dapat dipisahkan dari good governance dan
tahan daerah kembali memperlihatkan besarnya efektivitas pemerintah daerah adalah organisasi
implementasi desentralisasi kekuasaan dan struktur organisasi masalah pelayanan penge

meningkatnya peran legislatif daerah sebagai


6 Paling tidak peran DPRD sebagai lembaga legislatif daerah
ini direalisasikan sampai dengan tahun 2004 berdasarkan UU
Sejak direalisasikannya kebijakan otonomi daerah ini
No 22 1999
2001 upaya untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang
demokratis tampak menonjol Pemerintah pusat tidak hanya 9 Hasil penelitian Tim Peneliti P2P LIPI tentang dinamika
menerapkan desentralisasi administratif tapi juga desentralisasi kekuatan masyarakat lokal menunjukkan bahwa kekuatan ma
politik Secara relatif pemerintah lokal memiliki kewenangan syarakat lokal tumbuh dan berkembang pesat dari segi jumlah
untuk mengelola urusan urusan di daerah Jumlah penyerahan Kekuatan sosial ini secara relatif mampu memengaruhi proses
kekuasaan urusan dari pemerintah pusat ke daerah menentukan pembuatan kebijakan publik Lihat antara lain Afadlal ed
kapasitas daerah dalam mengelola sumber sumber yang ada Dinamika Kekuatan Masyarakat Era Otonomi Daerah Jakarta
di daerah Pusat Penelitian Politik LIPI 2004 hlm 2 5

El
lolaan kewenangan daerah Renstra Ranperda Berangkat dari uraian di atas jelaslah bahwa
AKU APBD pemberdayaan masyarakat dan keterbukaan liberalisasi politik di Indonesia yang
kesejahteraan masyarakat Hal ini mengindikasi berlangsung sejak 1998 telah menghasilkan
kan bahwa masalah good governance berkaitan perubahan politik yang fundamental di tingkat
erat dengan penyelenggaraan pemerintah daerah lokal meskipun belum komplit Sebagaimana

khususnya dalam memproses public policy dan disebutkan di atas pemerintahan daerah memiliki
merespons public interest kewenangan yang cukup untuk menata daerah
Dalam perspektif demokrasi pemerintah baik di bidang politik ekonomi maupun sosial
daerah adalah kumpulan unit unit lokal dari Bahkan pemerintah daerah juga memiliki ke
wenangannya untuk menetapkan regulasi dan
pemerintah yang otonom independen dan bebas
dari kendali kekuasaan pusat Dalam sistem ini redistribusi ekonomi Dalam studinya Pierre dan

pemerintahan daerah meliputi institusi institusi Peters menemukan istilah the great society di
Amerika dan the strong society di Swedia
atau organisasi yang memberikan pelayanan ke
pada masyarakat Institusi demokrasi dalam poli Menurutnya keduanya berada dalam two

tik lokal mencerminkan partisipasi masyarakat very different national context essentially meant
karena keterlibatan masyarakat di dalam proses growing government including increasedpublic
pembuatan keputusan menjadi salah satu tujuan spending on public services and welfare state
programme 12 Dalam konteks ini pemerintah
penting otonomi daerah
Efektif tidaknya institusi pemerintah daerah government dipandang sebagai the appropri
ate legitimate and unchallenged vehicle for
sebagian besar tergantung pada berfungsi tidak
nya pembuatan dan pelaksanaan keputusan kepu social change equality and economic develop
ment Hal ini menegaskan bahwa pemerintah
tusan oleh pemerintah daerah 10 Dalam perspek
tif demokratisasi hak masyarakat sipil untuk daerah bertanggung jawab terhadap terlak
mendapatkan akses politik dan kesempatan dalam sananya pelayanan publik yang memadai dan
terwujudnya kesejahteraan rakyat
memperjuangkan kepentingannya merupakan hal
Berbeda dengan pemerintah government
penting dalam konteks politik lokal Lebih dari
itu di era otonomi daerah dewasa ini pemerintah governance merujuk pada struktur fungsi dan

daerah diharapkan lebih memprioritaskan ke penampilan otoritas publik institusi di semua

pentingan masyarakat Harapan ini bukan tanpa level Governance ini mencakup manajemen
alasan karena tanpa dukungan masyarakat dalam fungsi publik seperti public service delivery
realisasi program kebijakan pemerintah tak dapat public resources human natural economic dan

mencapai hasil maksimal financial dan public regulatory powers are exer
Realisasi otonomi daerah dan pemerintahan cised including enforcement dalam mengelola
masalah negara
daerah yang demokratis tak hanya berkaitan
dengan pembagian kewenangan kepada kepala Good governance merujuk pada suatu

daerah semata melainkan juga menekankan proses dan aspirasi menuju governance systems

pentingnya akses masyarakat dalam politik yang lekat dengan beberapa nilai nilai berikut 1
Pembagian kewenangan kepala daerah ini Institusi publik yang efisien terbuka transparan
menekankan pula perlunya substansi demokrasi tidak korup dan ak6ntabel di semua level
sehingga good governance yang mendasarkan termasuk prosedur pembuatan keputusan yang
pada nilai nilai demokrasi dan lokalitas dapat jelas 2 Pengelolaan sumber daya manusia alam

lebih ditonjolkan Di dalamnya juga termasuk ekonomi dan finansial yang efektif dan efisien
nilai nilai efektivitas dan efisiensi yang diperlu kapasitas dan legitimasi untuk pilihan lokal dan suara lokal Hal
kan masyarakat lokal 11 ini berarti bahwa otoritas lokal memiliki hak untuk membuat
pilihan yang berbeda Lihat J Halligan dan M Turner Profiles
of Government Administration in Asia Canberra Australian
10 Philip Mahwhood ed Local Government in the Third Government Publising Service 1995
World The Experience of Tropical Africa Chichecer John
12 Government is to cover the whole range ofinstitutions and
Wiley Sons 1987
relationship involved in the process ofgoverning Lihat Jon
Demokrasi lokal menekankan perbedaan lokal dan diversifi Pierre dan B Guy Peters Governance Politics and the State
kasi sistem pemerintahan daerah karena otoritas lokal memiliki New York St Martin s Press 2000 hlm 1

5
demi terciptanya pembangunan yang adil dan penting yang berkaitan langsung dengan isu
berkesinambungan 3 Masyarakat demokratis efisiensi dan efektivitas
dikelola dengan mempertimbangkan hak asasi
Konsep governance secara sederhana me
manusia dan prinsip prinsip demokrasi 4 Par rujuk pada proses pembuatan keputusan dan proses
tisipasi civil society dalam proses pembuatan pengimplementasian keputusan tersebut Dalam
keputusan 5 Penegakan hukum dalam bentuk bahasa UNDP good governance is the manner
the ability to enforce rights and obligations in which power is exercised by the society in the
through legal mechanism Semua nilai nilai
management ofvarious levels ofgovernment of
tersebut sangat relevan untuk melihat fenomena
the country s social cultural political and eco
good local governance di Indonesia nomic resources Lebih lanjut menurut Pierre
Pada tahun 1990 an muncul fenomena baru dan Peters 14 good governance should have
tentang model pemerintahan yang mempertanya devise means ofaccomodating more continuous
kan what is dan what should be tentang peran forms ofparticipation while still being able to
pemerintah dalam masyarakat Pertanyaannya supply the needed direction to society Good
adalah bagaimana pemerintah yang terpilih dan governance ini menurut Asian Development Bank
akuntabel itu dapat melaksanakan peran koor juga berkaitan dengan realisasi akuntabilitas dan
dinasinya dalam masyarakat Hal ini menarik transparansi pemerintahan daerah Akuntabilitas
bila dikaitkan dengan fenomena masyarakat adalah kewenangan yang dikelola pemerintah
Indonesia yang sedang mengalami transisi Per daerah yang dapat dipertanggungjawabkan
tanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara men secara transparan Masalah akuntabilitas dan
capai kepentingan bersama di tengah masyarakat transparansi ini meliputi pengembangan kapa

yang sedang berubah Tanpa mengesampingkan sitas institusi dalam melaksanakan kewenangan
banyaknya kendala internal dan eksternal adalah pemerintahan provinsi dan kabupaten kota
tugas pemerintah untuk selalu berusaha mewu
Ada keterkaitan yang erat antara birokrasi
judkan good governance atau democratic govern desentralisasi dan good governance Birokrasi
ment Esensi democratic government ini bukan adalah mesin utama penggerak dan pelakanaa
hanya menyangkut pemerintahan dari oleh dan program desentralisasi dan atau pembangunan
untuk rakyat melainkan juga menyangkut per daerah Sementara itu desentralisasi tidak hanya
soalan partisipasi masyarakat atau keterlibatan menjadi prasyarat demokratisasi melainkan
masyarakat dalam proses pemerintahan 13 juga bertujuan untuk menyejahterakan rakyat
Good governance berkaitan dengan manaje dan memberikan pelayanan yang prima kepada
men strategis untuk mengukur dan menilai keber mereka Selain itu kebijakan desentralisasi juga
hasilan suatu pemerintahan Keberhasilan peme diharapkan dapat meningkatkan pembangunan
rintah daerah dilihat dari kebijakannya termasuk ekonomi daerah Asumsinya kebijakan desen
gaya kepemimpinan dan kemampuannya dalam tralisasi akan menghasilkan pemerintahan

mendorong peran serta masyarakat swasta dan daerah yang demokratis dan menciptakan good
lembaga lembaga nonpemerintah Sebagai salah governance yang indikatornya adalah terwujud
satu unsur good governance efektivitas merupa nya akuntabilitas transparansi dan partisipasi

kan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat masyarakat

dan melakukannya secara tepat pula Adapun Secara teori goodgovernance memungkin
indikator penting untuk mengukur efektivitas kan peningkatan pembangunan ekonomi daerah
adalah profesionalisme birokrasi dalam memberi Indikator peningkatan pembangunan ekonomi
kan pelayanan atau melaksanakan pembangun secara fisik dapat dilihat dari perbaikan infra
an daerah sesuai dengan anggaran pendapatan struktur daerah besarnya APBD PDRB dan
dan belanja daerah APBD Pelayanan publik
PAD Indikator penting lainnya dapat dilihat dari
kelembagaan dan birokrasi merupakan satu paket besar kecilnya angka kemiskinan pengangguran
kesehatan dan tingkat pendidikan masyarakat
Semakin berkurang angka kemiskinan dan
13 Jon Pierre dan B Guy Peters Governance Politics and the
State New York St Martin s Press 2000 14lbid hlm 4

G
pengangguran menunjukkan bahwa kinerja eko berikan pendampingan dan penyediaan regulasi
nomi suatu daerah semakin berhasil Pelayanan dan barang barang kebutuhan publik
kesehatan gizi dan pendidikan masyarakat yang Selain itu ciri ciri birokrasi profesional
baik merupakan indikator penting peningkatan ke depan adalah birokrasi yang masing masing
pembangunan ekonomi daerah
bagiannya bisa menciptakan persaingan dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
Reformasi Birokrasi publik secara kompetitif Bukan saatnya lagi

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas dibutuh birokrat minta dilayani atau membebani ma

kan keberanian pemerintah daerah untuk mere syarakat dengan pungutan liar salah urus dan

formasi birokrasinya 15 Ke depan birokrasi ketidakpedulian Lebih dari itu dalam melakukan
rekrutmen sumber daya manusianya birokrasi
pemerintah daerah harus menjadi birokrasi yang
harus melakukan seleksi fat and proper test dan
mendukung secara luas terciptanya ruang parti
sipasi publik pemberdayaan dan peningkatan menjauhkan kolusi dan nepotisme Birokrasi

kreativitas masyarakat Untuk itu birokrasi perlu juga perlu memberikan reward merit system

mengurangi kadar pengawasan dan represi terha memberikan penghargaan dan imbalan gaji se
suai pencapaian prestasi dan bukan spoil system
dap hak ekspresi inisiatif dan kreativitas ma
syarakat lokal Selain itu perlu pula ditinggalkan hubungan kerja yang kolutif diskriminatif dan
cara cara penguasaan masyarakat lewat kooptasi kurang mendidik serta perlu mengedepankan
kelembagaan dan sikap dominasi hegemoni pola reward and punishment yang selama ini
Birokrasi perlu merekrut SDM dari luar untuk kurang berjalan Dengan kata lain birokrasi
memperkuat institusi dan transformasi menuju pemerintah harus netral dalam politik tidak
diskriminatif tidak memanfaatkan fasilitas dan
birokrasi profesional Birokrasi yang kompetitif
memasukkan semangat kompetisi di dalam dan akses milik negara untuk kepentingan individu

antarbirokrasi Sebagai contoh pemkab pemkot dan partai politik

perlu menciptakan birokrasi daerah yang masing Upaya untuk membenahi birokrasi mencakup
masing bagiannya saling bersaing dalam mem empat aspek penting
a Aspek politik organisasi pengawasan ke
15Isu reformasi birokrasi dan demokratisasi di Indonesia
menjadi isu sentral perdebatan politik belakangan ini Hal ini wenangan kebijakan netralitas meliputi
tak lain karena terdapat hubungan yang erat antarkeduanya 1 komitmen atas keterbukaan UU Keter
Menurut Etzioni Halevi 1985 54 reformasi birokrasi dapat
bukaan Informasi Publik KIP dan me
berjalan bersama seiring dengan proses demokratisasi dan
demokratisasi dapat mempromosikan pembangunan birokrasi kanisme kontrol dari publik pers UU No
Dengan kata lain semakin demokratis sistem pemerintahan
40 1999 tentang Pers
semakin besar peluang untuk mereformasi birokrasi Seba
liknya semakin netral dan profesional birokrasi semakin besar 2 desentralisasi kewenangan pemerintah
kemungkinan terciptanya demokrasi politik Krusialnya isu
UU No 32 2004 tentang Pemerintahan
reformasi birokrasi ini tidak dapat dilepaskan dari pengalaman
Daerah
pahit birokrasi di era Orde Baru nya Soeharto yang mengalami
politisasi cukup lama Di era itu birokrasi digunakan sebagai 3 kebijakan sistem top down and bottom up
alat untuk mempertahankan status quo Sementara partai politik
parpol nyaris tak berfungsi sebagaimana layaknya parpol di
UU No 32 2004 PP No 20 2004 tentang
negara demokrasi Proses kebijakan publik hanya melibatkan Rencana Kerj a Pemerintah PP No 6 2008
elite birokrat dan militer sementara parlemen dan partai politik tentang Evaluasi terhadap Kinerj a Pemda
serta kekuatan masyarakat tidak memiliki akses dalam proses dan
tersebut Lihat R Siti Zuhro Negara Parpol dan Korpri Studi
Kasus Surabaya dalam Muridan Satriyo Wijoyo ed Politisasi 4 netralitas PNS terhadap parpol UU No
Birokrasi Implikasi Kebijakan Monoloyalitas Pegawai PPW 43 1999 dikuatkan dengah terbitnya PP
LIPI 1997 hlm 46 48 Pasca Gerakan Reformasi 1998 Indo
No 32 2004 tentang Larangan PNS men
nesia mengalami proses transisi yang melibatkan pelembagaan
politik sebagai upaya konsolidasi demokrasi dan desentralisasi
jadi Anggota Parpol
pemerintahan Proses transisi ini tidak hanya menghasilkan b Aspek kewenangan pemerintahan UU No
beberapa hal positif bagi bangsa Indonesia seperti peningkatan
32 2004
partisipasi politik rakyat tapi juga menimbulkan kekhawatiran
yang cukup besar akan dampak negatifnya Lihat Satish Mishra c Aspek administrasi yaitu regulasi rekrutmen
History in the Making Systemic Transition in Indonesia
struktur kepegawaian yang terdiri atas
Journal of the Asia Pacific Economy Nol 7 No 1 Tabun
2002 hlm 1

7
1 komitmen efisiensi UU No 43 1999 ten Pembangunan ekonomi yang relatif meningkat di
tang Pokok Pokok Kepegawaian Malang menghasilkan peningkatan bidang pendi
2 komitmen transparansi PP No 8 2003 dikan dan akses masyarakat terhadap kesehatan
tentang Pedoman Organisasi Perangkat Hal ini bisa dilihat dari perkembangan terakhir
Daerah dan PP No 9 2003 tentang We pembangunan ekonomi Kabupaten Malang pe
wenang Pengangkatan Pemindahan Pem riode 2004 2005 17
berhentian PNS
Studi empirik di beberapa daerah di Indonesia
3 perampingan dan penataan struktur menunjukkan bahwa peran leadership kepala
kepegawaian UU No 32 2004 dan PP
daerah sangat penting untuk membuat terobosan
No 8 2003 tentang Pedoman Organisasi yang menguntungkan baik untuk masyarakat
Perangkat Daerah maupun pemerintahan daerah Terobosan sema
d Aspek mentalitas dan kultur yang meliputi cam ini diperlukan ketika sistem birokrasi yang
1 komitmen pelayanan publik Surat Edaran ada sulit diajak bekerja sama untuk membangun

Menneg PAN No SE 10 M PAN 07 2005 daerah secara efektif dan efisien Artinya Indone

tentang Prioritas Peningkatan Kualitas Pe sia memerlukan banyak lagi kepala daerah yang
layanan Publik dan SE 15 M PAN 9 2005 mampu mengelola potensi daerah tanpa harus
tentang Peningkatan Intensitas Pengawas tergantung pada pemerintah pusat
an dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Pu
Sebuah pemerintahan daerah yang bersih
blik
akan tercipta jika perusahaan yang menjadi
2 komitmen antikorupsi Inpres No 5 2005
rekanan pemerintah tidak melakukan suap dan
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi bekerja sama menggelembungkan nilai proyek
dan SE Menneg PAN No SE 04 M PAN Oleh karena itu perusahaan rekanan pemerintah
2 2005 tentang Peningkatan Kualitas Pe juga harus menjalankan praktik bersih dalam
layanan Publik yang Bebas KKN dan menerima dan menj alankan proyek yang diterima
3 upaya peningkatan kesej ahteraan kenaik nya Dengan kata lain kesadaran kepala daerah
an gaji dan tunjangan pegawai
untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik
juga harus ditunjang dengan praktik bersih diri
Pentingnya reformasi birokrasi tersebut pada dari perusahaan yang akan menjadi rekanan
dasarnya merupakan konsekuensi logis dari re
Dalam konteks ini studi tentang kebijakan
alitas birokrasi Indonesia baik di pusat maupun desentralisasi dan otonomi daerah dalam konteks
di daerah yang masih jauh dari profesional dan penciptaan good governance dihapuskannya
netral Pengabaian tentang hal ini akan sangat korupsi kolusi dan nepostisme menuntut

membahayakan nasib Indonesia ke depan karena sistem akuntabilitas dan transparansi sehingga
kondisi birokrasi sebagai pelaku pelaksana tugas tugas pemerintah pusat dan daerah dapat
pembangunan yang carut marut menghambat dipertanggungjawabkan kepada rakyat Isu isu
kemajuan Indonesia Oleh karena itu reformasi
ini muncul seiring dengan munculnya isu tentang
birokrasi menjadi suatu keniscayaan
keadilan sosial yang makin merebak di tataran
Sejauh ini terdapat sekitar 30 40 daerah masyarakat lokal selama periode 2001 2010

yang berhasil melaksanakan reformasi birokra Lebih dari itu munculnya beberapa isu ini
si terutama di bidang pelayanan publik seperti juga tak dapat dilepaskan dari makin berkem
Jembrana Sragen Tarakan dan Solok 16 Dalam bangnya jumlah dan peran kekuatan sosial so
kaitan ini Kabupaten Malang masih dalam cietal forces dalam masyarakat sejak gerakan
proses berbenah diri menuju proses good local reformasi 1998 Sulit dipungkiri juga bahwa
governance sebagimana terlihat dari relatif ek kekuatan sosial dalam masyarakat ini telah mem
sisnya akuntabilitas transparansi dan partisipasi promosikan pentingnya partisipasi dan pluralis

16 R Siti Zuhro Good Governance dan Kinerj a Pembangunan


me Dengan kata lain peran civil society dalam
Ekonomi Daerah Era Desentralisasi Studi Kasus Kabupaten mendorong reformasi birokrasi dan desentralisasi
Malang Dalam Abdussomad Abdullah ed Demokrasi dan
Globalisasi Meretas Jalan Menuju Kejatidirian Jakarta PT
THC Mandiri 2009 hlm 210 17lbid hlm 206 212

i
makin penting karena terciptanya good gover Sejak 1999 partai politik relatif mendapatkan
nance tidak bisa semata mata diharapkan dari kebebasan dalam pemilihan umum Organisasi
pemerintah daerah saja from within masyarakat menjadi lebih cair dan kompetitif

Belakangan ini pemerintah pusat juga mulai Indonesia mengalami perubahan politik secara

mencanangkan reformasi pemerintahan daerah gradual dalam periode 1999 2010 yang ditandai
Perbaikan difokuskan pada pelayanan publik dengan posisi kunci eksekutif ditentukan me

manajemen berbasis kinerja dan meningkatkan lalui pemilihan Demikian juga dengan legislatif

kinerja auditor daerah seperti Badan Pengawas karena semua anggotanya dipilih secara langsung
Daerah BPD oleh rakyat Sejak 2004 militer TNI dan Polisi
Seiring dengan itu dikenalkan
pula program pulau integritas tak lagi duduk di lembaga legislatif
island of in
tegrity untuk mewujudkan tata pemerintahan Pengalaman pemilu yang diselenggarakan
yang baik Sebagai contoh KPK saat ini bekerja sejak 1999 menunjukkan bahwa Indonesia
sama dengan gubernur dan kepala daerah dalam sedang menuju sistem demokrasi perwakilan
mencegah praktik korupsi 18 Kerja sama tersebut melalui partai politik dan demokrasi partisi
berupa bantuan teknis pencegahan korupsi pe patoris untuk menggantikan struktur atau sistem

ningkatan pelayanan sektor publik manajemen otoritarian Sebagai hasilnya kekuasaan partai
berbasis kinerja dan kinerja auditor daerah politik dan parlemen relatif bisa mengimbangi
Selain itu juga dibangun mekanisme pengaduan kekuasaan eksekutif atau presiden
masyarakat Lebih dari itu peran kekuatan sosial so
cietal forces 20 menjadi lebih signifikan sejak
Gerakan Reformasi Birokrasi gerakan reformasi 1998 Salah satu hasilnya
Tekanan dari Bawah19 korupsi di birokrasi menjadi lebih tampak dan
makin terkuak Korupsi menyebar mulai dari

birokrasi pusat sampai level yang paling bawah 21


18 Kerja sama ini dilakukan di beberapa daerah seperti Provinsi
Gorontalo Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah dan Riau
Sebagaimana tercatat korupsi yang terjadi di
Kompas 12 Mei 2006 pemerintahan pada tahun 1980 an dan 1990 an

19 Gerakan reformasi birokrasi yang memperjuangkan netrali secara umum cukup meningkat Hal An tampak
tas birokrasi pertama kali dimotori oleh sejumlah dokter dari misalnya dalam lingkaran keluarga Soeharto dan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia UI atau disebut para kroninya zz
juga Forum Salemba Gerakan ini mendapat dukungan dari
Menteri Penerangan Yunus Yosphia dan sekretarisnya I G K
Kiranya jelas bahwa gerakan reformasi dan netralitas tidak
Manila dengan menghapus Korpri di departemennya Menurut
dapat dipisahkan saw dengan lainnya Bila gerakan reformasi
mereka tidak ada gunanya mempertahankan Korpri karena
dianggap sebagai perjuangan untuk memperbaiki sistem politik
dianggap tidak relevan dengan aspirasi dan kepentingan PNS sosial ekonomi dan hukum gerakan netralitas birokrasi lebih
Demikian juga dengan Departemen Kehutanan yang meng
memfokuskan pada perbaikan birokrasi Lebih dari itu gerakan
umumkan netralitasnya dan tidak akan berafiliasi dengan
reformasi hendak memberantas KKN sedangkan gerakan
partai tertentu PPP PDI dan kelompok muda Golkar juga ikut
netralitas merupakan respons terhadap luasnya tuntutan untuk
mendukung gagasan netralitas birokrasi Republika 5 Januari
mewujudkan good governance yang meningkat tajam setelah
1999 Bahkan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
tumbangnya Soeharto Gerakan netralitas juga lebih memfokus
LIPI ikut menyemangati dan mendukung ide tersebut yang kan upaya rekonfigurasi birokrasi dalam rangka memperbaiki
disampaikan melalui tulisan kritisnya di media massa Mena
kualitasnya dan mewujudkan pemilu yang bebas dan jujur dan
riknya kritik yang disampaikan para peneliti ini mendapatkan untuk membantu mengurangi KKN Dampak positif lainnya
dukungan dari Kepala BAKN Prof Sofian Effendi yang mene adalah bahwa publik menjadi sadar arti pentingnya mende
gaskan bahwa peneliti mempunyai hak untuk berbicara alas
nama aspirasi rakyat
mokratisasikan democratising dan mendebirokratisasikan
debarreaucratising Indonesia untuk kepentingan ekonomi
Meskipun gerakan netralitas ini mendapat kecaman Indonesia
dari Ketua Korpri Pusat Feisal Tamin karena menurutnya
bila Korpri dibubarkan tidak akan ada lagi PNS tekad untuk 0 Yang terdiri alas mahasiswa akademisi organisasi nonpe
mewujudkan birokrasi yang netral tidaklah surut Untuk mere merintah ornop pers dan masyarakat bisnis
spons kecaman Feisal Tamin itu Yunus Yosphia mengatakan
21 Hampir tiap hari isu dan atau skandal korupsi terjadi baik
bahwa tidak ada hubungan antara Korpri dan rekrutmen PNS
di pusat maupun daerah diberitakan oleh berbagai media baik
Bubarnya Korpri di Departemen Penerangan merupakan
elektronik maupun cetak Skandal korupsi di birokrasi ini men
perwujudan aspirasi anggota Korpri itu sendiri Kompas 15
capai puncaknya dengan dibeberkannya kasus Bank Century
Juni 1999 Polemik ini justru mendorong gerakan netralitas dan makelar mafia kasus pajak sejak akhir 2009
birokrasi makin meluas dan memengaruhi pemerintah daerah
Semakin meluas gerakan netralitas ke daerah daerah makin 21 William R Liddle Indonesia s Democratic Opening
besar pula peluang meluasnya pluralisme birokrasi di daerah Government and Opposition Vol 34 No 1 1999 hlm 105

X
Skandal korupsi tersebut kini bukannya makin bisa dipertanggungjawabkan 24 Akuntabilitas
berkurang tapi justru makin meningkat Keadaan dapat diperbaiki bila ada keterbukaan yang cu
ini tentu sangat memprihatinkan Masalah korupsi kup besar
tersebut merupakan hal paling berat yang diha Dalam kasus Indonesia perbaikan birokrasi
dapi Indonesia di era transisi Bila Thailand dan tak hanya terkait dengan isu remunerasi atau
Korea Selatan cukup berhasil mengatasi krisis menaikkan gaji PNS tapi juga berkaitan dengan
dengan mengedepankan manajemen baru yang kecenderungan politisasi birokrasi Untuk itu
berorientasi pada reformasi pemerintahan dan netralitas birokrasi sangat diperlukan agar insti
pelaksanaan demokrasi pemerintah Indonesia tusi ini dapat bekerja secara profesional yaitu
masih menghadapi kesulitan dalam menye dapat memisahkan politik dari karier administrasi
suaikan diri dengan perkembangan ekonomi baru public service dalam pemerintahan dan depo
dan situasi politik selama periode 1999 2010 73 litisasi public service Menurut Asmerom dan
Hal ini menyebabkan pembangunan ekonomi Reis netralitas birokrasi memerlukan beberapa
Indonesia tersendat dan kepercayaan rakyat ter 25
karakteristik penting
hadap demokrasi juga menurun
Politics andpolicy are separatedfrom adminis
Lepas dari itu munculnya kesadaran yang
tration public servants are appointed andpro
tinggi tentang perlunya perubahan tingkah laku
moted on the basis of merit rather than on the
sikap dan orientasi budaya pegawai negeri sipil basis ofparty affiliation or contributions public
sebagai aparat birokrasi menjadi faktor penting servants do not engage in partisan political
pendorong munculnya gerakan reformasi biro activities public servants do not express publi
krasi Dampak gerakan tersebut relatif signifikan cly their personal views on government poli
cies or administration public servants provide
karena ikut mendorong terwujudnya good gover
forthright and objective advice to their political
nance dan pemilu yang jujur bebas dan adil
masters in private and confidence In return po
Kesadaran penting lainnya juga muncul litical executives protect the anonymity ofpublic
berkenaan dengan perbaikan birokrasi Indonesia servants by publicly accepting responsibilityfor
yaitu tuntutan terhadap peningkatan transpa departmental decisions

ransi efektivitas efisiensi profesionalisme dan


Lebih lanjut Asmerom dan Reis26 juga ber
akuntabilitas birokrasi Dengan kata lain upaya
untuk menciptakan good governance pemerin
pendapat bahwa birokrasi yang tidak terpolitisasi
akan menjamin stabilitas pemerintahan ke depan
tahan yang berdasarkan hukum kebijakan yang
Dua pakar ini juga mengatakan bahwa netralitas
transparan dan pemerintahan yang dapat diper
dari public service adalah komplementer terha
tanggungjawabkan semakin mengedepan
dap merit system di mana sistem rekrutmen dan
Dengan good governance diharapkan akan
promosi dalam berbagai posisi di public service
tercipta hubungan yang memadai antara negara ditentukan oleh merit yaitu mekanisme legal
dan masyarakat state society yang menghargai rasional dan bukannya afiliasi politik atau patro
keterlibatan rakyat dalam semua proses kebij akan nase Merit system ini memberikan keuntungan
politik Visibilitas proses ini disebut transparansi
berupa terciptanya sistem yang langgeng ber
sedangkan akuntabilitas merujuk pada kondisi
kesinambungan stabil dan imparsialitas dalam
di mana hasil keputusan politik sedapat mungkin
public service dan membangun profesionalisme
Karakteristik birokrasi seperti ini menekankan
23 Respons awal pemerintah waktu itu adalah mengambangkan
tentang idealnya birokrasi untuk tidak berpolitik
nilai tukar rupiah dan meminta bantuan IMF Beberapa bank
ditutup dan proyek proyek besar ditangguhkan Tapi kepen
tingan bisnis yang dekat dengan presiden dilindungi Meskipun Indonesian Human Development Report Toward a New
demikian paket bantuan IMF yang diberikan ke Indonesia Consensus Jakarta BPS Statistik Indonesia Bappenas dan
15 Januari 1998 itu tidak menghentikan jatuhnya nilai tukar UNDP Indonesia 2001 hlm 24 25
rupiah Sebaliknya harga bahan pokok naik tajam terutama
25 Haile K Asmerom dan Elisa P Reis Introduction Dalam
barang barang impor Keadaan ini akhirnya berpengaruh serius
Haile K Asmeron dan Elisa P Reis Democratisation and
terhadap perekonomian Indonesia Lihat International Monetary
Fund IMF Indonesia Memorandum ofEconomic and Finan Bureaucratic Neutrality London Macmillan Press 1996
hlm 22 23
cial Policies 1998 dalam http WWWimf org external np
L0I1011598 htm lihat juga Kompas 17 Januari 1998 26Ibid him 27

10
terbebas dari konflik dan hanya fokus pada sampai daerah Dalam kaitan ini peran radio
adminsitrasi dan rasionalitas Hal ini tentunya dan pers penting dalam menyebarkan informasi
relevan dengan birokrasi Indonesia di era transisi mengenai isu nasional dan lokal Demikian juga
yang sedang berupaya untuk mendepolitisasikan dengan ornop yang berperan penting dalam
institusinya meningkatkan kesadaran politik rakyat melalui

Berkaitan dengan reformasi birokrasi terse program advokasinya baik di tingkat pusat mau

but dua hal penting yang perlu dicermati adalah pun daerah Advokasi yang dilakukan ornop di
masih eksisnya politisasi birokrasi khususnya daerah tentang kebij akan pemda telah mendorong
sejak pemilu kepala daerah tahun 2005 di mana rakyat makin meningkatkan partisipasinya karena
reformasi birokrasi tidak bisa diharapkan hanya
pegawai negeri sipil sulit bersikap netral dalam
pemilu Kedua perlunya upaya untuk mengefek dari inisiatif pemerintah

tifkan Korpri sebagai pilar pendorong reformasi Dengan kata lain kekuatan sosial tersebut

birokrasi dan demokratisasi yang mensyarat telah mempromosikan partisipasi dan pluralis
kan posisinya untuk netral dan tidak partisan me yang dalam banyak hal melemahkan aparat
Kedua hal tersebut menunjukkan dengan jelas pemerintah sebagai agen kontrol sosial Masyara
bahwa gerakan netralitas birokrasi secara tegas kat semakin sadar bahwa terciptanya goodgover
menuntut birokrat untuk netral dalam politik nance dan pemberdayaan civil society menjadi
yaitu tidak aktif dan terlibat dalam mendukung sebuah kebutuhan saat ini
partai tertentu

Implementasi PP No 12 1999
Peran Kekuatan Sosial dalam Reformasi dan PP No 37 2004
Birokrasi
Disahkannya PP No 12 1999 tentang Perubah
Meskipun gerakan netralitas birokrasi awalnya an atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun
dimotori oleh Forum Salemba dan elite politik 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil yang menjadi
tertentu gerakan ini mendapat dukungan luas dari Anggota Partai Politik mengakhiri kontroversi
kekuatan sosial Peran mereka ini sangat krusial tentang keterlibatan PNS dalam politik PP ini
dalam memberikan tekanan kepada pemerintah membolehkan PNS untuk menggunakan hak

untuk menerapkan peraturan yang tegas tentang politiknya memilih dalam pemilu tapi tidak
PNS Mereka menanyakan keberadaan birokrasi membolehkan PNS menjadi anggota atau peng
yang dalam banyak hal makin merosot kualitas urus partai Dengan kata lain PNS dilarang ber
nya setelah tumbangnya Soeharto 27 Perdebatan politik praktis Ketentuan ini dinilai memberikan
luas mengenai isu netralitas birokrasi pun digelar pengaruh positif terhadap birokrasi karena rela
selama periode 1998 1999 Tidak sedikit tulisan tif berhasil membatasi keterlibatan PNS dalam
kritis berkaitan dengan isu itu dimuat dalam me politik Hal ini bisa dilihat dari keterkaitan PNS
dia massa seiring dengan perdebatan yang mema dengan Partai Golkar di sebagian besar wilayah

nas di parlemen yang membahas isu yang sama Indonesia yang tampak mulai longgar 28
Tulisan tulisan di media massa tersebut sedikit Lebih dari itu dengan diterapkan paket UU
banyak berpengaruh terhadap opini publik pada Politik sejak 1999 UU No 3 1999 tentang Pe
umumnya dan DPR RI pada khususnya Penga
milihan Umum UU No 2 1999 tentang Partai
ruh kekuatan sosial tersebut telah menghasilkan
Politik dan UU No 4 1999 tentang Kedudukan
partisipasi sosial yang lebih signifikan meskipun MPR DPR DPD dan DPRD membuat rakyat
terkesan masih belum maksimal
28 Dengan diterapkannya PP No 12 1999 misalnya Golkar
Informasi tentang kebijakan publik dise menghadapi kesulitan untuk menggunakan fasilitas birokrasi
barluaskan oleh media massa mulai dari pusat dalam kampanye 1999 Penelitian yang penulis lakukan selama
tahun 2001 di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan menunjukkan
2 Berbeda dengan birokrasi era Orde Baru yang relatif ber hal itu Untuk pertama kali pada 1999 politisi Indonesia
fungsi seperti partai politik dan atau parlemen birokrasi era seperti menteri yang juga kader parpol PNS dan angkatan
reformasi cenderung diwarnai oleh sistem multipartai dan bersenjata TNI dilarang berperan aktif dalam kampanye
tuntutan untuk mewujudkan good governance yang disuarakan pemilu Padahal dalam pemilu pemilu sebelumnya di era Orde
secara lantang oleh kekuatan kekuatan sosial dalam masyarakat Baru PNS dan keluarganya memilih dan dalam banyak kasus
societal forces bekerja atas nama Golkar

11
makin sadar tentang hak politiknya Diterap undurkan diri Selama tenggang waktu satu
kannya sistem multipartai dan UU politik baru tahun PNS tersebut akan mendapat gaji sebagai
tersebut telah menyadarkan PNS bahwa biro kompensasi 30 Dalam hal tertentu hal tersebut
krasi tidak harus identik dengan Golkar PP No bisa diperpanjang sampai lima tahun tapi tanpa
12 1999 yang mencegah PNS menjadi anggota gaji

atau fungsionaris partai merupakan langkah Seperti halnya PNS personel angkatan ber
positif Baik secara institusi maupun individu
senjata yang ingin bergabung dengan partai poli
birokrasi relatif berubah 29 tik juga diwajibkan mengundurkan diri 31 Mereka
Meskipun demikian perlu dicatat bahwa yang memegang dua posisi akan dikeluarkan
birokrasi memiliki tugas dan peran yang jelas sebagai PNS sesuai dengan peraturan pemerintah
Pada level atas birokrat terlibat dalam perumusan Pada periode 1999 2000 terdapat sekitar 636
kebijakan Pada level tersebut pemerintah perlu PNS yang mengajukan diri untuk bergabung
memiliki hak untuk memilih penasehat public dengan partai 3
service yang bisa dipercaya supaya menarik bagi
program partai Sementara itu di bawah level
Makna Penting Netralitas Birokrasi
paling atas PNS diberi peluang agar profesional Bagi Demokrasi
dan tetap loyal pada pemerintah yang terpilih Belajar dari kegagalan birokrasi dan tak mampu
Dengan peraturan baru itu PNS tidak boleh
nya pemerintahan Orde Baru mewujudkan good
memegang posisi ganda baik sebagai PNS governance masyarakat Indonesia menuntut
maupun fungsionaris partai Sebagai contoh
agar pemerintah pasca 1998 secara sungguh
PNS yang ingin ikut kampanye terlebih dulu sungguh melakukan perbaikan kedua bidang
harus mendapatkan izin dari atasannya Jika
tersebut Menurut Hadi Soesastro34 pentingnya
permohonannya dikabulkan PNS harus meng realisasi good governance ini karena terkait

langsung dengan kebijakan ekonomi makro


29 Pengaturan mengenai netralitas PNS telah diatur dalam UU
Sementara itu penguatan mekanisme checks and
Nomor 43 Tabun 1999 Pasal 3 ayat 2 dan 3 PP Nomor 12
Tabun 1999 tentang perubahan atas PP Nomor 5 Tahun 1999 balances dalam sistem politik Indonesia masih
tentang PNS yang menjadi anggota Parpol Pasal 7 dan Peng dalam taraf proses pembelajaran Dengan feno
aturan mengenai netralitas PNS terdapat dalam UU Nomor 43

Tabun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 Tabun 1974 mena seperti ini birokrasi di era transisi sekarang
tentang Pokok Pokok Kepegawaian Pasal 3 ayat 2 dan 3 ini tidak hanya ditantang untuk mampu menge
PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang perubahan atas PP Nomor 5 lola pembangunan ekonomi tapi juga melakukan
Tabun 1999 tentang PNS yang menjadi anggota Parpol Pasa17
restrukturisasi politik
dan PP Nomor 37 Tabun 2004 tentang larangan PNS menjadi
anggota Parpol Pasal 2
Upaya pemerintah dalam membenahi biro
Peraturan peraturan tersebut dimaksudkan agar PNS
menjaga netralitasnya dan mentaati peraturan Surat Edaran krasi era transisi cenderung kurang komprehen
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE 03 A sif Di bawah pemerintahan B J Habibie 1998
M PAN 5 2005 juga menegaskan hal yang sama yaitu PNS 1999 dan Abdurrahman Wahid 1999 2001
yang menjadi calon kepala atau wakil kepala daerah wajib
membuat surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan keinginan untuk memperbaiki birokrasi relatif
negeri pada jabatan struktural atau fungsional yang disampai sangat besar Tiga indikasi penting upaya Habi
kan kepada atasan langsung untuk diproses sesuai peraturan bie tersebut adalah 1 ditetapkannya PP No
perundang undangan Bagi PNS yang bukan calon kepala atau
wakil kepala daerah dilarang terlibat dalam kegiatan kampa
nye untuk mendukung calon kepala dan atau wakilnya PNS so Bab 7 PP No 12 1999
yang menjadi kepala daerah kalau diperhatikan dasar hukum
tentang cuti PP Nomor 24 Tahun 1976 maka posisinya 31 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1999 Hlm
identik dengan pejabat yang sedang menjalankan cuti di luar 193 194 bab 7 PP No 12 1999

tanggungan negara sebab yang bersangkutan dibebaskan dari


Jakarta Post 24 Mei 2002
j abatannya dan j abatan lowong dengan segera dapat diisi Pasal
27 Pengaturan mengenai netralitas PNS terdapat dalam UU ss Pemerintah Orde Baru dinilai tidak mampu mewujudkan good
Nomor 43 Tabun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 governance dan tidak bisa mengelola pembangunan ekonomi
Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian Pasal 3 ayat dan perubahan sosial sehingga rezim ini akhirnya tumbang
2 dan 3 PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang perubahan atas
PP Nomor 5 Tabun 1999 tentang PNS yang menjadi anggota 14Hadi Soesastro The Economic Crisis in Indonesia Lesson

Parpol Pasal 7 dan PP Nomor 37 Tabun 2004 tentang larangan and Challenges for Governance and Sustainable Develop
PNS menjadi anggota Parpol Pasal 2 Lihat Siti Nurbaya ment Dalam http www pack net id pakar hadisoesastro
Reformasi Birokrasi Sulit Dipercaya Indopos 1 Juni 2009 economic 21hml

12
12 1999 2 disahkannya tiga paket UU politik bagi PNS di Jawa Timur untuk memilih partai
baru mengenai pemilu partai politik susunan yang mereka nilai tepat tanpa harus ke Golkar
dan kedudukan MPR DPR DPRD dan 3 Di bawah pemerintahan Abdurrahman
keengganan Habibie menggunakan birokrasi Wahid beberapa terobosan politik berkaitan
dalam pemilu 1999 PP dan paket UU politik dengan birokrasi juga dilakukan Sebagai contoh
tersebut tidak hanya memperjelas posisi birokrasi konkret di awal pemerintahannya Wahid mem
dalam konteks sistem politik Indonesia tapi juga bubarkan Departemen Penerangan dan Sosia1 37
memberikan ketegasan hukum yang sifatnya Selanjutnya ia juga menerapkan kebijakan ne
mengikat bagi PNS yang hendak berpolitik gative growth untuk PNS tidak ada lagi rekrut
Dampak positif kebijakan tersebut dapat di men PNS barn dan himbauan untuk pensiun dini
lihat dalam pemilu 1999 di provinsi Indonesia ba bagi PNS yang tidak berkualitas 38 Bersamaan
gian barat yang sebagian besarnya dimenangkan dengan itu pula Wahid tidak membolehkan po
oleh partai partai non Golkar Sebagai contoh sisi tertentu di birokrasi seperti dirjen sekretaris
di Jawa Timur PKB dan PDI P masing masing direktur dan deputi dipegang oleh politisi Hal
mendapatkan kursi 32 dan 31 sementara Partai ini tak lain dimaksudkan untuk menghindari
Golkar berada di posisi ketiga dengan 12 kursi politisasi birokrasi
Padahal dalam pemilu 1997 Golkar di wilayah
Yang juga tak kalah penting adalah bahwa
ini mendominasi kursi di DPRD dan selama Presiden Wahid berupaya mengurangi kekuasaan
pemilu Orba Golkar tak pernah terkalahkan 3s
power Sekretariat Negara Sekneg dengan
Sebaliknya di provinsi Indonesia bagian membentuknya menjadi tiga bagian 1 Sekre
timur sebagian besar masih dimenangkan Partai taris Negara 2 Sekretaris Presiden dan 3
Golkar Sebagai contoh Golkar menang telak Sekretaris Kabinet Kebijakan ini tentunya sangat
di Provinsi Sulawesi Selatan dengan 44 kursi 36 mengagetkan karena selama pemerintahan Orba
Kemenangan Golkar di Sulawesi Selatan ini dan Habibie Sekneg dinilai sangat berkuasa dan
tidak terlepas dari isu dicalonkannya Habibie solid Dari perspektif perbaikan birokrasi upaya
yang merupakan putra daerah menjadi kandidat yang dilakukan Wahid tersebut merupakan suatu
presiden Selain itu selama Orba wilayah ini juga tindakan yang memberikan shock therapy bagi
merupakan basis kuat Golkar di mana sebagian proses perampingan birokrasi menjadi lebih pro
besar tokoh lokalnya publicfigures sangat dekat fesional dan pengurangan dominasi kekuasaan
dengan partai tersebut Hal ini berbeda dengan di satu lembaga negara Sekneg Pembagian

Jawa Timur yang merupakan basis pendukung Sekneg menjadi tiga bagian itu setidak tidaknya
PKB dan PDI P telah mengurangi kekuasaannya Sekneg yang
Dengan eksisnya perbedaan wilayah dan tadinya tampak sangat angker dan tertutup itu
akhirnya menjadi relatif agak transparan
basis politik tersebut berpengaruh terhadap ting
kat keberhasilan netralitas PNS terutama dalam Kebijakan Wahid untuk mengimplementasi

memengaruhi sikap orientasi dan respons politik kan otonomi daerah 1 Januari 2001 telah mem
mereka terhadap PP No 12 1999 Untuk sebagian berikan dampak besar terhadap proses demokrati
besar wilayah Indonesia timur hubungan PNS sasi di tingkat lokal Dengan kata lain Wahid
dengan Golkar relatif tidak banyak berubah telah memberikan basis yang cukup kuat bagi
Sedangkan untuk wilayah Indonesia barat PNS proses liberalisasi dan demokratisasi ke depan
cenderung memiliki kebebasan untuk memilih Di era kepemimpinan Megawati Soekarno
wakilnya Mereka tidak segan segan lagi memilih putri 2001 2004 birokrasi tidak mengalami
partai yang disukai tanpa harus merasa takut dan perubahan apapun Meskipun Presiden Megawati
mendapat teguran dari atasan Sistem multipartai

memberikan keleluasaan dan peluang tersendiri 37 Dua departemen ini dinilai tidak sejalan dengan semangat
reformasi yang selama Orde Baru mengalami penyimpangan
35 Lihat KPUD Jawa Timur tentang hasil rekapitulasi Pemilu dalam pelaksanaannya
1999
38 Kebijakan negative growth ini dimaksudkan untuk mengu
36 Lihat KPUD Sulawesi Selatan tentang hasil rekapitulasi rangi jumlah PNS yaitu dengan tidak merekrut lagi tenaga baru
Pemilu 1999 kecuali tenaga ahli yang diperlukan

13
sendiri sempat mengeluhkan buruknya birokrasi Negara RUU Kementerian Negara dan RUU
Indonesia yang digambarkan sebagai keranjang Kepegawaian Negara Dari RUU tersebut tiga
sampah ia tidak melakukan perbaikan birokrasi di antaranya sudah disahkan menjadi UU UU
secara konkret dan signifikan Selama periode Pelayanan Publik UU Administrasi Pemerin
kepemimpinannya Megawati cenderung mem tahan dan UU Kementerian Negara
prioritaskan penciptaan keseimbangan hubung Pada masa pemerintahannya yang ke dua
an antara eksekutif legislatif dan merangkul Presiden juga membentuk Unit Kerja Presiden
TNI dan Polri ketimbang membenahi birokrasi Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pem
Beberapa media massa bahkan menengarai
bangunan UK4P yang diketuai oleh Kuntoro
Pemerintahan Mega menggunakan institusi biro Mangkusubroto Selain menjadi Ketua UK4P
krasi dalam pilpres 2004 Sebagai incumbent ia juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Pem
yang mencalonkan diri dalam pilpres Megawati berantasan Mafia Hukum yang dibentuk sejak
ditengafai menggunakan jalur birokrasi melalui akhir 2009
Departemen Dalam Negeri Depdagri untuk
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
mensosialisasikan dirinya dan untuk mendapat
dan Reformasi Birokrasi KIB2 Evert Ernest
dukungan menjelang pilpres 2004 Mangindaan mengatakan bahwa pemerintah
Fenomena birokrasi di era Megawati menun akan membentuk Komite Reformasi Birokrasi
jukkan dengan jelas bahwa institusi ini rentan
yang dipimpin Wakil Presiden Boediono dan
terhadap berbagai kepentingan partai politik Di Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Raj asa
tataran praksis sulit dihindari kecenderungan Menurut pemerintah ini merupakan salah satu
untuk menarik birokrasi agar tidak mendukung langkah penting wujud reformasi birokrasi nasio
calon atau partai tertentu
nal Komite ini akan menyusun tata laksana

Di era pemerintahan Susilo Bambang Yudho prosedur yang benar agar proses birokrasi tidak
yono Kabinet Indonesia Bersatu 1 KIB 2004 terlalu panjang dan rumit Komite Reformasi
2009 dan KIB 2 2009 2014 birokrasi masih Birokrasi juga akan melakukan restrukturisasi

berkutat dengan warisan lama yang sarat dengan organisasi yang selama ini masih tumpang tindih
pola patron klien patrimonial dan korupsi Kebi baik di pusat maupun daerah 40 Oleh karena itu
jakan pemerintah SBY dalam memberantas ko grand desain reformasi birokrasi ini diharapkan
rupsi di semua lembaga baik eksekutif legislatif bisa selesai tahun 2010
dan yudikatif supra struktur politik tampaknya
Seiring dengan itu pembenahan sistem
masih harus melalui jalan panjang karena hukum pengawasan terhadap birokrasi perlu diperbaiki
di negeri ini masih belum bisa ditegakkan secara Perbaikan tersebut misalnya dapat dimulai
penuh absennya law enforcement Perkembang dari pengadilan negeri dengan cara mendorong
an terakhir menunjukkan bahwa reformasi biro adanya transparansi di institusi penegak hukum
krasi mengambil bentuk jalur UU yaitu dengan tersebut
diajukannya RUU berkaitan dengan perbaikan
Konsep reformasi birokrasi yang tengah
birokrasi atau administrasi publik
berjalan saat ini perlu didorong lebih cepat lagi
Sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Masalahnya meskipun semua pihak sepakat
Aparatur Negara KIB 1 Taufiq Effendi meng akan pentingnya reformasi birokrasi sebagai
umumkan kebijakan pemerintah untuk merefor
masi birokrasi melalui lima RUU Menurutnya
ao Dalam melakukan tugasnya sebagai ketua tim Wapres
RUU tersebut disiapkan untuk menata sistem Bordiono akan dibantu oleh tiga menteri koordinator Menko

manajemen berbasis kinerja yang meliputi Ekonomi Menko Kesra Menko Polkam Menteri Keuangan
Agus Martowardoyo Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi
kelembagaan tata laksana sumber daya manu
dan Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan
sia budaya kerja dan hubungan teknologi 39 Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto Tugas
Tim Pengarah akan memastikan program reformasi berjalan
Adapun kelima RUU yang disiapkan tersebut
dengan baik Tim tidak hanya menyoroti soal dana tetapi juga
meliputi RUU Administrasi Pemerintahan RUU
layanan publik agar indikator kinerja berjalan dengan baik
Pelayanan Publik RUU Etika Penyelenggaraan Desain utama reformasi birokrasi diharapkan sudah dapat se
lesai tahun 2010 sehingga upaya perbaikan birokrasi nasional
39 Kompas 8 Juni 2006 bisa segera dilaksanakan

14
syarat fundamental perbaikan pelayanan kepada birokrasi melalui remunerasi Program penyetara
masyarakat dan perbaikan ekonomi secara me an gaji di Kemenkeu yang dijadikan sebagai
nyeluruh implementasinya tampak seperti jalan terobosan dalam modernisasi birokrasi di institusi
di tempat dan acap kali ditentang oleh internal ini tampaknya sulit mencapai hasil maksimal
birokrasi itu sendiri Birokrat yang merasa dirinya karena lingkungan di luar Kemenkeu juga belum
terancam akan melakukan perlawanan dengan tereformasi Profesionalisme dan kapasitas para
menghambat upaya reformasi dan menggagal staf di ketiga direktorat Bea Cukai Pajak dan
kannya at Perbendaharaan Negara ini diperlukan karena

Kebijakan remunerasi42 yang dilakukan dalam menjalankan tugasnya mereka acap kali
pemerintah pada beberapa institusi khusus seperti berhadapan langsung dengan pelaku usaha baik
dari dalam maupun luar negeri
Kejaksaan Mabkamah Agung Badan Pemeriksa
Keuangan BPK dan Kementerian Keuangan Perbaikan sistem gaji yang dilakukan di
Depkeu dimaksudkan untuk mengantisipasi beberapa institusi tersebut juga dimaksudkan
kemungkinan penyelewengan dan tindak korupsi untuk memperbaiki kualitas sistem pelayanan
karena instansi instansi ini dinilai strategis dan kepada masyarakat serta pembersihan beberapa
basah Apalagi pemberian remunerasi itu unit aparat yang dianggap tidak bersih Namun
dilakukan oleh pemerintah pada saat beban ang data empirik menunjukkan bahwa harapan itu
garan APBN masih relatif berat Harapan yang tak sepenuhnya bisa diwujudkan karena adanya
besar digantungkan kepada beberapa institusi distorsi di tataran realisasinya Contohnya adalah

tersebut untuk menj adi pilotproject atau percon masalah kasus Gayus Tambunan makelar kasus
tohan model reformasi birokrasi ala Indonesia pajak dan pemeriksaan mendadak KPK terhadap
Ironisnya ketika realisasi program remu Kantor Bea Cukai Tanjung Priok yang disinyalir
nerasi belum genap lima tahun muncul skandal merupakan unit bea cukai paling vital di mana
sebagian besar ekspor dan impor Indonesia di
mafia kasus pajak Kemenkeu yang notabene
bertindak sebagai kasir pemerintah tak pelak lagi lakukan melalui pelabuhan Tanjung Priok tapi
rentan penyelewenagan dan korupsi
mendapat sorotan Banyak pihak yang memper
tanyakan kembali efektivitas program reformasi Upaya reformasi birokrasi yang bersifat
parsial dan terkesan kurang sungguh sungguh
dalam menciptakan good governance telah
i Alasan lama yang sering diungkapkan adalah runiitnya menata
kembali sistem birokrasi yang sudah mengakar terutama sejak menghasilkan maraknya kasus korupsi baik di
Orde Baru serta mahalnya biaya untuk melakukan reformasi itu
sendiri Selain itu kurangnya komitmen politik dan konsisten
pusat maupun di daerah Yang paling menonjol
adalah skandal korupsi di Direktorat Jendral
para elite birokrat dan pimpinan tertinggi Presiden ikut meng
hambat urgensi reformasi birokrasi
Pajak43 dan Bank Century yang menyeret pula
Realisasi otonomi daerah dan desentralisasi sejak 2001
Bank Indonesia
bisa jadi ikut menyulitkan upaya reformasi birokrasi mengingat
kebutuhan dan kemauan politik setiap daerah untuk mere Meskipun pemerintah telah membentuk
formasi birokrasinya tampaknya berbeda dari satu daerah ke
daerah lainnya Meskipun pemerintah telah memperbaiki sistem
UP4P yang diketuai Kuntoro Mangkusubroto
penggajian dan penegakan disiplin terutama pemberantasan masalah korupsi belum juga bisa diselesaikan
korupsi sejauh ini hasilnya belum signifikan Ini karena Indo secara memadai Korupsi sangat akut di Indonesia
nesia belum menyentuh masalah utamanya yaitu pembenahan
mindset PNS birokrat yang berkaitan dengan pola pikir dan 43 Terkuaknya isu penggelapan pajak dan keterlibatan para
integritas moral makelar kasus markus pajak menjadi berita mengheboh

42 Perbaikan sistem penggajian dimulai sejak KIB 1 2004 kan mengawali tahun 2010 Remunerasi yang dilaksanakan
di Kementerian Keuangan sejak 2006 seolah sia sia dana
2009 melalui kenaikan gaji pegawai negeri sipil PNS Sebagai
contoh kenaikan gaji pokok PNS sebesar 20 per Januari
remunerasi yang besar tidak menjamin kejujuran dan profe
2008 dengan target gaji terendah diperkirakan mencapai Rp2
sionalitas karyawan untuk memberikan pelayanan yang prima
juta Kenaikan tersebut bisa jadi tidak terlalu spektakuler tapi
kepada publik Sebaliknya para karyawan yang terlibat dalam
relatif melegakan bagi PNS
persengkongkolan dengan markus tersebut menikmati uang
tidak halal tersebut sambil menerima remunerasi yang tinggi
Kebij akan remunerasi tersebut juga sempat memicu kon
tiap bulannya
troversi karena dianggap pilih kasih karena tidak semua kemen
terian bisa mendapatkan kenaikan gaji ala remunerasi di kan aa Sejauh ini beberapa Guberuur BI telah masuk penjara baik
tor Kemenkeu Kejaksanaan BPK dan MA Masalahnya adalah karena kasus korupsi maupun kasus kebijakan yang diseleweng
bagaimana evaluasi dari program itu dilakukan untuk menentu kan Demikian juga beberapa pejabat BI lainnya terseret kasus
kan kelanjutan program reformasi birokrasi ke depan suap dan korupsi

15
bahkan telah menjalar ke semua lini kehidupan hukum masyarakat juga belum terbangun kokoh
Solusinya tidak bisa parsial atau setengah se Inilah masalah mindset PNS di Indonesia yang
tengah Reformasi birokrasi secara komprehensif belum sepenuhnya memahami makna PNS seba
melalui civil service reform sangat diperlukan gai abdi negara dan abdi masyarakat
Melakukan reformasi birokrasi saja jelas tak cu
Oleh karena itu yang paling mendesak untuk
kup Indonesia juga perlu mereformasi hukum diperbaiki seiring dengan reformasi birokrasi
secara sungguh sungguh Penegakan hukum dan adalah reformasi hukum atau penegakan hukum
keadilan harus menj adi paket reformasi yang ur dan terciptanya kepastian hukum Penciptaan
gent untuk dilakukan saat ini Pembentukan satu
hukum yang mengikat dan mampu memberikan
an tugas Satgas untuk mengatasi makelar kasus sanksi kepada PNS dan warga negara sangat di
merupakan terobosan penting tapi hal itu belum perlukan karena tanpa itu pemberantasan korupsi
cukup untuk mengatasi maraknya korupsi dan di birokrasi akan sangat sulit
makelar kasus yang sudah terlanjur menggurita
Lepas dari itu birokrasi Indonesia memang Prospek Pluralisme Birokrasi
tidak pernah menunjukkan perannya sebagai in
Menganalisis prospek pluralisme birokrasi
stitusi yang efektif Dari periode ke periode selalu bureaucratic pluralism 45 ke depan tak dapat
mengalami perubahan Namun perubahan terse
dilepaskan dari fenomena birokrasi saat ini
but selalu saja tidak berdampak positif terhadap
Pertanyaannya adalah apakah yang berubah dan
perkembangan birokrasi itu sendiri Sebaliknya
malah melanggengkan sifat birokrasi patrimonial
yang tetap continuity and change dari birokrasi
selama pemerintahan Susilo Bambang Yudho
yang sarat dengan patron klien
yono SBY 2004 sekarang Berbeda dengan
Pengalaman politisasi birokrasi di era sebelum
pemerintahan Megawati yang tidak banyak
nya menjadikan institusi birokrasi tidak netral dan
membuat terobosan yang berarti untuk birokrasi
profesional Sedangkan peran birokrasi pemerin
pemerintahan SBY relatif lebih berani membuat
tahan pasca 1998 tampak kabur meskipun relatif kebijakan pemberantasan korupsi di birokrasi
tidak terpolitisasi Upaya untuk memberikan meskipun belum maksimal
payung hukum yang memadai agar birokrasi dan
para PNS bisa melaksanakan tugasnya dengan
Yang tetap adalah SBY meneruskan model
reformasi birokrasi parsial melanjutkan kebi
baik juga belum tentu menj anjikan Kelima RUU
jakan minus growth pemerintah sebelumnya dan
yang diupayakan kantor Kementerian Pendaya
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
tetap mempertahankan Departemen Penerangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika dan
tersebut tidak dengan sendirinya membuat bi
rokrasi Indonesia menjadi lebih baik
Departemen Sosial yang dihidupkan kembali
oleh Megawati Demikian juga dengan Sekneg
Rasional dari argumen tersebut adalah karena
kekuasaannya dikembalikan supaya lebih solid
penciptaan UU sebagaimana yang diupayakan dalam membantu tugas tugas presiden Upaya
melalui kelima RUU di atas akan sia sia bila tidak
perampingan birokrasi terhambat karena peme
mengikat secara utuh aparat birokrasi Selain itu

perbaikan sistem penggajian dan perubahan yang


45 The increasing political awareness ofcivil servants and the
mendasar yang berkaitan dengan orientasi PNS strengthening of local government in the regional autonomy
terhadap etika profesionalisme sangat relevan era beginning in 2001 changed the role of the state from a
state centred to a more decentralised system There was obvi
untuk diterapkan seiring dengan usulan kelima
ously a strengthening ofsocietalforces such as students intel
RUU tersebut Semua upaya tersebut akan bisa
lectuals the press and NGOs opposing the state during this
maksimal bila ditunjang oleh kepemimpinan period and they became influential in theformation ofpolicy
Undoubtedly the Indonesian bureaucracy became more open
yang kokoh strong leadership yang memahami to outside criticism and almost no government policies were
arti pentingnya reformasi birokrasi implemented without being scrutinised by these forces Lihat
antara lain desertasi R Siti Zuhro The Role of the the Indo
Dengan masih eksisnya kultur lama birokrasi
nesian Bureaucracy in the Transition Era Perth 2004 hlm
yang berorientasi kepada penguasa sulit diharap 193 lihat juga Emmerson Donald K The Bureaucracy in the
kan kualitas pelayanan publik akan meningkat Political Context Weakness in Strength in Karl D Jackson and
Lucian W Pye eds Political Power and Communications in
Apalagi kepastian hukum dan tingkat ketaatan
Indonesia Berkeley University of California Press 1978

16
rintah justru menambah jumlah departemen penggunaan mesin birokrasi sebagai pengum
Yang ada 46 pul suara dalam pemilu baik melalui cara cara

Kekhawatiran publik terhadap keberpihakan terselubung maupun pernyataan implisit pejabat


birokrasi tidaklah berlebihan karena institusi ini negara Lebih lebih lagi di era pemilukada lang
sangat rentan dan mudah menjadi wilayah konflik sung yang berlangsung sejak Juni 2005
kepentingan partai politik Sebagai contoh ma Dengan sistem multipartai tidak tertutup
salah netralitas ini kembali marak dipertanyakan kemungkinan konflik kepentingan di birokrasi
ketika muncul isu terjadinya mobilisasi PNS di akan makin menajam Gambaran belakangan ini
Bali dalam rangka kampanye PDI P menjelang menunjukkan bahwa disorientasi PNS ternyata
pemilu legislatif bulan April 2004 Isu tersebut masih berlangsung Mereka cenderung prag
juga mencuat ketika disinyalir adanya kampanye matis dan atau oportunis dan memihak partai
terselubung birokrat untuk mendukung salah satu partai tertentu termasuk memihak partai yang
capres dalam pemilu putaran kedua 20 Septem berkuasa Bila hal ini terus berlangsung makna
ber 2004 47 Hal ini misalnya terlihat dari adanya birokrasi yang seharusnya melayani masyarakat
Instruksi Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno dan bersikap profesional dalam menjalankan
No 4 2004 kepada gubernur dan bupati walikota tugasnya akan hilang Prospek reformasi biro
seluruh Indonesia untuk mendukung capres ter krasi Indonesia sangat tergantung pada sebera
tentu 48 Sebagaimana diketahui UU Pemilu 2003 pa besar komitmen elite birokrat dan pimpinan
secara tegas melarang pelibatan pejabat negara negara untuk mereformasi birokrasi dan sekaligus
baik struktural maupun fungsional dalam politik menghapus kesan birokrasi yang komitmennya
praktis seperti pemilu 49 cenderung longgar dan pragmatis
Fenomena tersebut menunjukkan dengan Lepas dari tantangan besar yang dihadapi
jelas bahwa UU dan peraturan tentang birokrasi birokrasi untuk menjadi profesional netral
PNS ternyata masih tidak cukup kuat untuk akuntabel dan partisipatif secara umum dapat
mencegah upaya penyelewengan fungsi biro dikatakan bahwa birokrasi di era transisi cende
krasi Kecenderungan birokrat atau partai yang rung menciptakan birokrasi yang plural yang
memerintah apapun partainya untuk mengguna ditandai dengan makin pluralnya sistem politik
kan mesin birokrasi sebagai alat yang efektif un Yang lebih terbuka terhadap pengaruh kekuat
tuk mendapatkan dukungan suara dalam pemilu an sosial societal forces dalam masyarakat
mulai dari pusat sampai daerah sulit dicegah Salah satu indikator penting dari ciri pluralisme
Oleh karena itu akan sangat sulit mengharapkan birokrasi adalah tak satu pun kebijakan publik
perubahan mindset PNS saat ini Apalagi tanpa Yang ditetapkan pemerintah tak mendapatkan
adanyapolitical will keteladanan dan integritas sorotan atau kritikan dari masyarakat Meskipun
dari pemimpin negara tak semua keberatan publik dapat menggagalkan
kebijakan pemerintah sebagiannya terpaksa
Peluang reformasi birokrasi ke depan bisa
jadi akan terkendala oleh konflik kepentingan mengalami penundaan karena resistensi yang
besar dari masyarakat Hal ini tentunya tidak
Yang tidak pernah absen karena masih adanya
pernah terjadi di era Orde Baru
46Jumlah kementerian negara baik KIB 1 maupun KIB 2 sangat
banyak yang mencerminkan akomodasi terhadap partai partai
koalisi dan mengabaikan realitas realisasi otonomi daerah yang Dari Local Bureaucratic Authoritarian
semestinya bisa merampingkan birokrasi di pusat
Ke Local Bureaucratic Pluralism
47Kompas 4 September 2004
Pergeseran dari sentralisasi ke desdntralisasi mem
aa Instruksi Mendagri tersebut dipersoalkan karena mencamtum
berikan pengaruh yang relatif signifikan bagi
kan kalimat memberikan informasi kepada masyarakat
perkembangan politik lokal Sulit dibantah bahwa
mengenai keberhasilan pembangunan di semua aspek yang
telah dicapai pemerintah hingga saat ini hal hal yang telah telah terjadi kebangkitan politik lokal dengan
dilakukan pemerintah agar masyarakat tidak tersesat atau salah
memilih dan menetapkan pilihannya secara rasional sehingga
berkembangnya jumlah aktor yang ikut berperan
dapat menjamin keberlanjutan integrasi sistem pemerintahan dalam menentukan kebij akan publik baik di level
Kompas 10 September 2004 pusat maupun daerah Tak sedikit analis politik

49Kompas 10 September 2004 dan ilmu pemerintahan yang mencatat bahwa

17
dalam beberapa hal pemerintah pusat telah ke Sementara itu Bali Kalimantan Timur dan
hilangan kekuasaannya karena tekanan berbagai Sumatra Barat relatif tidak memiliki perbedaan
kekuatan sosial baik dari dalam maupun luar ne yang mencolok dalam hal peran dan kekuatan
geri Pada saat yang sama aktor aktor politik lokal sosial dalam memengaruhi kebijakan publik
juga makin memperkuat posisinya Meskipun peran mereka tidak sevokal atau sesig
Fenomena tersebut memperkuat argumen nifikan kekuatan sosial di Jawa Timur secara

bahwa politik Indonesia saat ini dapat dipahami perlahan posisi dan peran kekuatan sosial di
ketiga daerah tersebut mulai diperlukan untuk
dalam koridor bureaucratic pluralism yang
dicirikan oleh peranan dan pengaruh besar mengimbangi local state Hubungan antara local
kekuatan nonbirokrasi atau kekuatan sosial state dan society secara perlahan pula mulai cair
societal forces dalam proses pembuatan Kekuatan sosial mulai memberikan pengaruh

keputusan Sistem ini disebut bureaucratic dan mendapatkan tempat dalam dinamika poli

pluralism karena pergantian rezim merupakan tik lokal meskipun tidak dalam bentuknya yang
hasil pengelolaan kekuasaan yang diputuskan komplit Ke depan hal ini cukup menjanjikan
melalui kompetisi dalam pemilu pemilukada karena akan berdampak positif terhadap realisasi
Sistem multipartai exist dan pemilu pemilukada pluralisme birokrasi pada khususnya dan refor

dilaksanakan secara independen Lebih dari itu masi birokrasi pada umumnya sl

pluralisme birokrasi Indonesia cenderung menuju Akhirnya gerakan nasional reformasi biro

ke arah demokrasi yang partisipatoris di mana krasi dan netralitas birokrasi menjadi suatu hal
partai politik mampu mengontrol birokrasi dan yang niscaya saat ini untuk menerobos kebekuan
memengaruhi kebijakan kebijakan publik yang birokrasi Gaung gerakan ini sangat diperlukan
dibuat oleh eksekutif Selama era transisi atau bagi Indonesia khususnya daerah agar daerah da
desentralisasi kelompok kepentingan partai pat segera bangkit dan membenahi masalah yang
politik dan kekuatan sosial secara konsisten dihadapi birokrasi lokal terutama dalam men

mampu memengaruhi kebijakan penting yang dukung daya saing ekonomi daerah dan untuk
menentukan kebijakan publik menggerakkan roda pembangunan ekonomi

Pengalaman beberapa birokrasi di daerah


seperti Jawa Timur Bali Kalimantan Timur dan Penutup
Sumatra Barat menunjukkan bahwa daerah dae Pemilu 1999 2004 dan 2009 telah mencatat
rah ini cenderung mempraktikkan model pluralis secara relatif keberhasilan netralitas birokrasi s2
me birokrasi dengan kadar yang berbeda dari Keberhasilan ini telah mengubah birokrasi dari
satu daerah ke daerah lain Jawa Timur dengan model otoritarian ke model plural atau lebih
semangat arek nya memberikan pengaruh positif
terbuka Konsep pluralisme birokrasi meluas
terhadap berkembang dan berperannya kekuatan ke seluruh wilayah Nusantara yang ditandai de
sosial dalam masyarakat Hampir semua daerah ngan makin kuatnya pengaruh kekuatan sosial
di Jawa Timur berhasil melakukan peran yang atau ekstra birokrasi terhadap kebijakan publik
signifikan Demikian juga dengan Kota Surabaya
Gambaran yang terbentang selama periode 1999
dan Kabupaten Sidoarjo Kedua daerah tersebut
2010 menunjukkan bahwa di satu sisi Indonesia
tergolong dalam daerah yang memiliki LSM bergerak ke sistem politik demokrasi di sisi lain
aktivis pers intelektual dan mahasiswa yang masih berjuang melawan warisan patrimonialis
cukup vokal dan senantiasa mengkritisi kinerja me rezim Orde Baru
pemerintah daerah Hubungan antara local state

dan society relatif berimbang Local state tidak Birokrasi Upaya Mewujudkan Daya Saing Ekonomi Daerah
Jakarta PT THC Mandiri 2007
mendominasi dan relatif mau mendengar aspirasi
51Ibid
dan kepentingan society Sementara itu era pe
milihan langsung sekarang ini memberikan pelu 12 Keberhasilan ini tak lepas dari upaya publik yang terns
menyoroti kesungguhan birokrat memegang komitmennya
ang kepada masyarakat untuk ikut berperan serta
untuk tetap netral Pengalaman Indonesia selama 1999 2010
dalam proses pembuatan kebijakan publik 10
menunjukkan bahwa civil society organization CSO relatif
berperan penting dalam mendorong perbaikan birokrasi agar
so Lihat R Siti Zuhro dkk Profesionalitas dan Netralitas institusi ini lebih transparan dan akuntabel
Dalam kasus Indonesia harapan terjadinya mengikat Sementara itu faktor faktor eksternal
pembangunan yang simultan antara reformasi meliputi komitmen atas keteladanan elite perlu
birokrasi dan demokratisasi masih menghadapi keteladanan elite dan pengawasan oleh rakyat
tantangan berat Proses demokratisasi yang ber Dengan kata lain pemerintah perlu mendesain
langsung sejak 1998 yang awalnya diharapkan regulasi birokrasi yang komprehensif dengan
bisa memperbaiki kualitas birokrasi ternyata mencabut merevisi mensinkronkan dan menyu
belum bisa diwujudkan Di tingkat praksis em sun regulasi barn

pirik proses demokratisasi tidakberjalan seiring Mengingat desentralisasi belum mampu


dengan perubahan birokrasi Kendala besar yang mengatasi pengangguran dan kemiskinan yang
dihadapi birokrasi adalah dirinya sendiri jumlahnya semakin besar diperlukan peningkat
Mampu tidaknya birokrasi Indonesia mela an pembangunan daerah yang didukung investasi
wan sikap pragmatismenya dan membuang swasta Kebijakan pelayanan satu pintu yang
disorientasi yang masih lekat pada dirinya akan menjamin informasi dan biaya yang transparan
menentukan sukses tidaknya birokrasi menjaga menjadi kebutuhan mendesak daerah untuk
netralitasnya dengan partai Idealnya memang mendukung aktivitas dunia usaha Ketika potensi
dua bidang ini demokrasi dan birokrasi bisa daerah bukan merupakan satu satunya faktor
berjalan seiring dan saling melengkapi Tapi penarik investor kualitas pelayanan melalui
tantangan besar justru datang dari birokrasi yang pelayanan satu atap dan satu pintu OSS menjadi
tampak lamban dalam merespons perubahan daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha
pesat dalam masyarakat Dengan kenyataan Untuk mereformasi birokrasi perlu dibentuk
seperti ini hampir dapat dipastikan bahwa proses
civil service commission CSC Hal ini penting
demokratisasi di Indonesia tidak akan berjalan
karena lembaga tersebut memiliki ciri ciri yang
mulus Sebagai dampaknya realisasi pluralisme meliputi independence selection merit dan unifi
birokrasi akan diwarnai dengan bergesernya cation Pembentukan CSC ini juga diatur dalam
sedikit demi sedikit nilai patrimonial dan di
Pasal 13 3 UU No 43 1999 tentang Pokok
gantikan dengan semangat untuk mewujudkan
Pokok Kepegawaian yang menyebutkan bahwa
birokrasi yang profesional dan netral CSC bertugas a merumuskan kebijakan umum
Model birokrasi profesional dan netral ditan kepegawaian b merumuskan kebijakan peng
dai dengan penataan birokrasi yang mendukung gajian dan kesejahteraan PNS c memberikan
secara luas terciptanya ruang partisipasi publik pertimbangan dalam pengangkatan pemindahan
pemberdayaan dan peningkatan kreativitas dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural
masyarakat Dengan kata lain model birokrasi tertentu yang menjadi wewenang presiden
tersebut adalah yang kompetitif di dalam dan Anggota tetap diangkat dari PNS senior dari
antarbagiannya ada institusi pesaing partici instansi perguruan tinggi dan staf senior dari
pant autonomous outsourcing pemberdayaan Badan Kepegawaian Negara BKN Sementara
publik demokratisasi membuat inisiatif dan
itu anggota tidak tetap diangkat dari PNS senior
peringatan dini untuk publik standar pelayanan dari departemen terkait wakil organisasi pega
publik yang profesional transparan dalam hal wai negeri dan wakil tokoh masyarakat yang
biaya dan waktu public accountibility merit mempunyai keahlian yang diperlukan komisi
system pengangkatan berdasarkan keahlian CSC dibentuk melalui keputusan presiden dan
pengawasan kolektif obyektif kompetisi insti bertugas membantu presiden dalam merumus
tusi dalam memberikan pelayanan publik dan kan kebijakan dan memberikan pertimbangan
netral secara politik
tertentu CSC ini terdiri atas kepala dan wakil
Reformasi birokrasi bisa dilakukan baik kepala tiga anggota tidak tetap dan dua anggota
secara internal maupun eksternal Faktor faktor tetap ketua dan sekretaris Semua anggota
internal meliputi reorientasi kekuasaan yang pro diangkat dan diberhentikan oleh presiden dan
rakyat memiliki komitmen mampu menciptakan bersidang sekali dalam setahun
new image rasionalisasi peningkatan kualitas Kiranya jelas bahwa amanat Pasal 13 UU
SDM dan payung hukum yang jelas tegas serta No 33 1999 sudah waktunya untuk diwujudkan

19
bila menginginkan adanya reformasi birokrasi Seiring dengan itu pemerintah pusat semesti
yang riil Tujuannya agar ada pemisahan yang nya ikut mendukung dan bersikap lebih tegas
tegas antara institusi yang merumuskan meng dalam menerapkan reward and punishment
awasi dan yang melaksanakan Tidak seperti kepada para birokrat baik yang berprestasi
sekarang ini semua tugas dan tanggung jawab maupun yang melanggar peraturan dan tidak
seolah olah dibebankan ke kantor Menpan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara
Untuk jangka menengah pembentukan CSC bagus Selain itu setiap institusi terkait seperti
tersebut tidak hanya menjadi solusi reformasi Kantor Menpan BKN LAN diwajibkan untuk
birokrasi melainkan juga menjadi mekanisme melaksanakan programnya dengan sistem target

penting dalam menata kembali keberadaan Kan Hal ini dimaksudkan agar institusi yang ber
tor Menpan BKN dan LAN 53 Di era efisiensi kenaan langsung dengan reformasi birokrasi bisa
melaksanakan tugasnya secara serius
sekarang ini mempertahankan eksisnya suatu
institusi tanpa mempertimbangkan secara sung
guh sungguh peran fungsi kompetensi dan
Daftar Pustaka
kewenangan executing power yang dimiliki
Afadlal Ed 2004 Dinamika Kekuatan Masyarakat
akan berakibat buruk pada institusi itu sendiri
Era Otonomi Daerah Jakarta Pusat Penelitian
Hal yang sulit pula dielakkan adalah memper Politik LIPI
baiki kerusakan moral aparat PNS birokrat yang Asmerom Haile K dan Elisa P Reis 1996 Intro
terlanjur sudah akut
duction Dalam Haile K Asmeron dan Elisa P

Kerusakan moral itu juga dipicu oleh ketiada Reis Democratisation and Bureaucratic Neu

an payung hukum yang mengatur etika pemerin trality London Macmillan Press
tahan Ada kevakuman etika sebagai akar krisis Blair Harry 2000 Participation and Accountability at
legitimasi pemerintahan sehingga bisa dipahami the Periphery Democratic Local Governance in
Six Countries World Development 28 1
bila pemerintah tak mampu membangun konsen
sus konsensus etik secara konsisten sebagaimana Budiman Arief 2002 Civil Society and Democratic
Governance The Case of Indonesia Paper di
yang eksis di Amerika Serikat bill ofgovernment presentasikan pada Konferensi Democracy di
ethics Absennya peraturan atau UU semacam Seoul 29 30 Juli 2002
bill ofgovernment ethics tersebut telah menyu Eldridge Philip 1995 Non Govermmnet Organisations
burkan KKN dan menghasilkan pemerintahan and Democratic Participation in Indonesia
yang tidak efektif dan efisien Bahkan goodgover Southeast Asian Social Science Monographs
nance semakin sulit diwujudkan di negeri ini Kuala Lumpur Oxford University Press

Untuk jangka pendek yang harus dilaksana Emmerson Donald K 1978 The Bureaucracy in the
Political Context Weakness in Strength in
kan kepala daerah adalah membuat terobosan
Karl D Jackson and Lucian W Pye Eds Po
terobosan kebijakan yang inovatif dan kondusif litical Power and Communications in Indone
sesuai dengan telah ditetapkannya UU Pelayanan
sia Berkeley University of California Press
Publik dan UU Administrasi Pemerintahan Dae
Etzioni Halevi Eva 1986 Bureaucracy and Democ
rah daerah bisa melakukan terobosan terobosan
racy A Political Dilemma London Routledge
yang signifikan untuk mendobrak kelesuan Kegan Paul

daya saing ekonomi daerah Misalnya daerah European Commission EC 2004 Thematic Evalu
daerah perlu membuat kebijakan atau perda ation of the European Commission Assistance

yang memberi rasa aman dan nyaman bagi dunia to Third Countries Supporting Good Gover
usaha Perlu juga digarisbawahi bahwa ke depan nance Terms of Reference final version

fokus yang perlu digarap secara serius adalah Halligan J dan M Turner 1995 Profiles of Govern
mentAdministration in Asia Canberra Austra
pelayanan publik dengan meningkatkan kualitas
pelayanan
lian Government Publising Service
Huntington Samuel P dan Joan M Nelson 1998
ss Penataan kembali ketiga institusi itu bisa jadi dilakukan dengan Partisipasi Politik dalam Konteks Pembangun
mengubah nama kantornya misalnya menjadi Kantor Kemen an Dalam Miriam Budiardjo Ed Partisi
terian Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang pasi dan Partai Politik Edisi Revisi Jakarta
Baik Penamaan ini menjadi penting untuk memberikan penga Yayasan Obor
ruh positif terhadap PNStbirokrat sebagai aparat pemerintah

20
Indonesian Human Development Report Toward a Pierre Jon dan B Guy Peters 2000 Governance
New Consensus 2001 Jakarta BPS Statistik Politics and the State New York St Martin s
Indonesia Bappenas dan UNDP Indonesia Press

International Monetary Fund IMF 1998 Indone Rasyid Ryaas 2003 Regional Autonomy and Local
sia Memorandum of Economic and Financial Politics in Indonesia Dalam Edward Aspinall
Policies Dalam http www imf org extemal dan Greg Fealy Ed Local Power and Politics
np LOI 011598 htm in Indonesia Decentralization and Democ

Kohli Atul dan Vivienne Shue 1994 State Power ratisation Singapore Institute of Southeast

and Social Forces On Political Contention and Asian Studies

Accomodation in the Third World Dalam Joel Soesastro Hadi 2003 The Economic Crisis in
S Migdal Atul Kohli dan Vivienne Shue Ed Indonesia Lesson and Challenges for Gover
State Power and Social Forces Cambridge Uni nance and Sustainable Development http
versity Press www pacific net id pakar hadisoesastro eco

Liddle William R 1999 Indonesia s Democratic nomic 2 hml

Opening Government and Opposition 34 1 Zuhro R Siti 2004 The Role of the Indonesian

Lijphart Arend 1968 The Politics ofAccommoda Bureaucracy in the Transition Era Disertasi
Perth
tion Berkeley University of California Press
MacIntyre Andrew 1994 2005 Dinamika Kekuatan Masyarakat
Organising Interests
Corporatism in Indonesian Politics Lokal dan Demokratisasi Studi Kasus di Kabu
Working
Paper No 43 the Asia Research Centre Mur paten Malang dalam Afadlal Ed Dinamika
Kekuatan Masyarakat Lokal Era Otonomi Dae
doch University
rah Jakarta Pusat Penelitian Politik Lembaga
Mahwhood Philip Ed 1987 Local Government in
lmu Pengetahuan Indonesia P2P LIPI
the Third World The Experience of Tropical
2009 Good Governance dan Kinerja Pem
Africa Chichecer John Wiley Sons
bangunan Ekonomi Daerah Era Desentralisasi
Manan Bagir 1999 Good Governance Hindarkan
Studi Kasus Kabupaten Malang Dalam Abdus
Rakyat dari Tindakan Negara yang Merugikan
somad Abdullah Ed Demokrasi dan Globali
Jurnal Transparansi Edisi 14 November
sasi Meretas Jalan Mentju Kejatidirian Jakarta
Migdal Joel S 1988 Strong Societies and Weak States THC Mandiri
State Society Relations and State Capabilities
Zuhro R Sid Ed 2006 Efektivitas Pemerintahan
in the Third World Princeton Princeton Uni
Daerah Era Otonomi Studi Kasus di Sumatera
versity Press
Bm at dan Jawa Tengah Jakarta Pusat Pene
1994 The State in Society An Approach litian Politik Lembaga lmu Pengetahuan Indo
to Struggles for Domination Dalam Joel S
nesia P2P LIPI
Migdal Atul Kohli dan Vivienne Shue Ed
2006 Realisasi Pluralisme Birokrasi
State Power and Social Forces Cambridge
Demokrasi dan HAM 5 3
University Press
2007 Profesionalitas dan Netralitas
Migdal Joel S Atul Kohli dan Vivianne Shue 1994
Birokrasi dalam Mendorong Daya Saing Eko
Introduction Developing a State in Society
nomi Lokal Jakarta THC Mandiri
Perspective Dalam Joel S Migdal Atul Kohl
i dan Vivianne Shue State Power and Social
Forces Cambridge Cambridge University Surat Kabar
Press
Sid Nurbaya Reformasi Birokrasi Sulit Dipercaya
Mishra Satish 2002 History in the Making Syste 2009 Indopos 1 Juni
mic Transition in Indonesia Journal of the Jakarta Post 24 Mei 2002
Asia Pack Economy 7 1
Kompas 17 Juni 1997 17 Januari 1998 15 Juni 1999
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 12
4 September 2004 dan 10 September 2004
Tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan
Republika 5 Januari 1999
Pemerintah No S Tabun 1999 tentang Pegawai
Negeri Sipil yang menjadi Anggota Partai Poli
tik Bandung Kuraiko Pratama

21
GOOD GOVERNANCE VS SHADOW STATE
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Syarif Hidayat dan Abdul Malik Gismar

Abstract

Good governance is crucial for the attainment of development goals and delivering the promises of demo
cracy However it cannot be understood apart from the political regime and the political dynamic within which
it exists Hence establishing good governance in a transitional democracy such as Indonesia has its additional
challenges This article attempts to elucidate this issue Specifically it attempts to show that currently low quality
ofgovernance in provinces accross Indonesia might be linked to the existence of shadow state Illustrations are
given both from quantitative analysis drawn from the results of Partnership Governance Index and qualitative
studies in six provinces

Pendahuluan asumsi demokrasi yang mapan consolidated


Dalam review teori tentang the New Emerging democracy yaitu suatu praktik demokrasi yang
Way of Thinking about Government Pierre and tidak saja ditunjukkan oleh hadirnya institusi

Peters54 secara eksplisit mensinyalir bahwa kon institusi demokrasi tetapi juga ditandai oleh

sep dasar dari good governance terletak pada inherennya perilaku demokrasi baik di kalangan
dua isu utama yaitu adanya perubahan peran para penyelenggara negara maupun di kalangan

dari masyarakat dalam penyelenggaraan peme masyarakat

rintahan pada satu sisi serta perubahan kapasitas Pertanyaannya kemudian adalah bagai
pemerintah dalam merespons dan memper uang mana halnya dengan upaya membangun good
kan kepentingan kolektif masyarakat berdasar governance dalam kondisi transisi demokrasi
kan koridor institusi yang ada pada nisi yang Hidayat56 menyebutkan bahwa salah satu karak
lain Dalam formulasi bahasa yang lebih utuh teristik dari penyelenggaraan pemerintahan pada
Pierre and Peters 15 menyebutkan The heart periode transisi demokrasi adalah munculnya
of democratic government or good governance fenomena shadow state Pertanyaan di atas
concept are the government changing role in so kiranya cukup relevan dijadikan sebagai landas
ciety and its changing capacity to pursue collec pijak dalam membaca dan memaknai praktik
tive interest under severe external and internal good governance di Indonesia khususnya pada
constraints periode pasca Orde Baru Untuk itu maka sub

Dari uraian singkat di atas secara implisit stansi dari materi yang disajikan pada tulisan ini
tergambarkan bahwa prinsip dasar dari good akan berupaya menjelaskan tentang peluang dan
governance akan dapat beker a secara maksimal tantangan dalam membangun konsep goodgover
dan akan dapat mencapai tujuan yang dikehen nance di dalam realitas sosial politik yang pekat
daki antara lain sangat ditentukan oleh karak dibayang bayangi oleh adanya shadow state
teristik dari sistem politik yang mewadahinya dengan merujuk pada beberapa fakta hasil pene

Proposisi good governance yang dibangun oleh litian yang dapat dijadikan sebagai indikasi
Pierre and Peters di atas jelas berangkat dari

54 Pierre J and Peters B G Governance Politics and the State Hidayat Syarif Shadow State Dalam Nordholt H S

New York St Martin s Press 2000 and Klinken Gerry eds Renegotiating Boundaries Local
Politics in Post Suharto Indonesia Leiden KITLV Press
Ibid h1m 7 2007 hlm 224

23
Memahami Governance institutional economic dan institutionalpolitical

Pembahasan pada subbagian ini tidak bertujuan science dan kelima governance dalam konteks
kebijakan kebijakan pembangunan
untuk memberikan tinj auan literatur yang kompre
hensif apalagi ekshaustif mengenai konsep dan Walaupun kelima gugus diskursus ini saling
masalah masalah yang berkaitan dengan gover bersinggungan masing masing memiliki tekanan
nance Latar belakang dan kontekstualisasi kon dan sorotan yang berbeda bahkan sering pula
sep yang mengawali tulisan ini lebih ditujukan falsafah dasarnya berbeda Oleh karena itu tidak

untuk meletakkan pengertian konsep governance jarang terjadi salah pengertian antara pihak yang
yang kami konstruksi dalam upaya mengaitkan memahami governance dalam konteks globali
nya dengan realitas politik di Indonesia sasi dengan mereka yang memahaminya dalam
lingkup lebih sempit manajemen publik Pihak
Latar Belakang dan Kontekstualisasi yang pertama sering mengaitkan kata ini dengan
Konsep Governance pengertian yang sarat ideologi neoliberalisme
misalnya sementara yang lain memahaminya
Governance adalah konsep yang sedang in
semata mata sebagai masalah teknis administratif
bahkan akibat terlalu sering dipakai untuk meru
belaka
juk atau menjelaskan banyak hal telah membuat
Mengingat luasnya konteks di mana diskur
arti dan implikasi yang khas dari konsep ini men
j adi kabur Mungkin kedekatan kata antara gover sus mengenai governance berkembang maka
tidak mengherankan bila definisi dari kata ini
ning government yang memang sudah lama ada
dan begitu familiar dengan governance mem juga menjadi sangat beragam Artikel ini tidak
bertujuan untuk memberikan daftar definisi dari
buat banyak kalangan merasa merujuk hal yang
sama ketika mereka menggunakan kedua kata ini governance yang ada Fokus dari tulisan ini le
Padahal secara semantik keduanya bisa sangat bih pada meletakkan konsep governance dalam
berbeda Kekaburan bertambah ketika kata gover konteks perubahan rezim politik pascareformasi

nance diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan konsekuensinya dalam manajemen publik

sebagai tata pemerintahan atau tata kelola yang dituntut oleh perubahan tersebut Dalam
konteks ini governance atau good governance
pemerintahan yang memiliki konotasi yang
sama dengan pengertian pemerintahan dalam pada intinya adalah suatu proses penyeleng
garaan pemerintahan di mana patologi birokrasi
rezim yang lalu sementara kata governance
muncul sebagai alternatif untuk menggantikan dan politik seperti korupsi kolusi nepotisme
inefisiensi dan lain sebagainya dapat dikurangi
kata governing yang tidak mewakili semangat
penyelenggaraan negara yang baru Pergeseran bahkan dihilangkan dengan tujuan akhir pening
falsafah relatif mendasar ini tidak terasa dalam katan kesejahteraan rakyat

terjemahannya Dalam pengertian di atas ingin ditekankan

Kerancuan juga disebabkan oleh beraneka bahwa kata governance dan governing memiliki
ragamnya sumber di mana diskursus mengenai makna yang berbeda bahkan dasar konseptual
dari kedua kata ini secara diametrikal berbeda
konsep ini berkembang Dalam hal ini Seppo
Tiihonen5 mengidentifikasi setidaknya ada lima kata governance digunakan untuk menggantikan

gugus diskursus di mana governance menjadi kata governing karena pergeseran yang sangat
fundamental dalam cara melihat hubungan an
topik penting Yang pertama governance dalam
konteks perubahan bentuk rezim politik kedua tara negara state dengan masyarakat society
governance dalam konteks reformasi manaje Governing to govern yang berarti memerintah
men publik ketiga governance dalam konteks merupakan ekspresi dari suatu realitas politik di

perubahan besar hubungan internasional sejak mana lokus atau jangkar dari penyelenggaraan

tahun 1980 an sebagai konsekuensi dari globali pemerintahan adalah negara state centered Se

sasi keempat governance dalam diskursus mentara itu governance merupakan ekspresi dari
suatu realitas politik di mana lokus atau jangkar
Tiihonen Seppo From Governing to Governance a process dari penyelenggaraan negara adalah warga negara
of change Tampere Tampere University Press 2004 hlm citizen centered Dalam konsep governance
45 80

24
warga negara dan konsep kewarganegaraan men dielakkan big bang decentralization yang
jadi sangat penting ditempuh Indonesia selama ini telah melahirkan

Perubahan rezim politik akan membawa variasi antardaerah yang sangat lebar dalam hal
penyelenggaraan pemerintahan Variasi kinerja
perubahan makna dan praktik praktik yang ber
kaitan dengan kewarganegaraan Warga negara ini akan membuat warganegara yang berdomisili
suatu rezim totaliter memiliki peran berbeda dari di daerah yang berbeda akan mendapat pengala
warga negara suatu rezim yang demokratik Kon man dan layanan yang berbeda Bila perbedaan
stitusi suatu rezim politik menjadikan kewarga ini mendasar dan lebar maka grand solidarity
negaraan sebagai dasar dinamika organisasinya meminjam istilahnya Ernst Renan sebagai

dengan kata lain bila rezim ini dimiliki oleh warga bangsa Indonesia yang salah satu faktor pen
tingnya adalah persamaan hak dan kesempatan
negara maka rezim politik disebut republik yang
sebagai warga negara akan terganggu 59
berasal dari dua kata latin res dan publika yang
berarti hal hal yang berkaitan dengan rakyat Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa kon
Republik dalam makna generiknya adalah suatu sep governance secara fundamental memperma
rezim pemerintahan dari rakyat untuk rakyat salahkan hubungan antara negara state dengan
dan oleh rakyat masyarakat society Secara lebih konkrit arena
Reformasi menuntut Republik Indonesia negara dalam hal ini direpresentasikan oleh

untuk kembali kepada makna sesungguhnya dari political office dan birokrasi sedangkan arena
masyarakat secara lebih rinci dapat dipilah ke
kata republik yang disandangnya Dan bila kon
sisten dengan makna kata ini maka paradigma dalam masyarakat sipil dan masyarakat eko

pengelolaan negara harus bergeser dari state cen nomi Dengan demikian pengertian governance

tered menjadi citizen centered di mana raison d etre lebih khusus lagi berkaitan dengan bagaimana

dari negara adalah warga negara dan konstitusi arena political office jabatan jabatan politik
birokrasi masyarakat sipil dan masyarakat eko
negara pun dibangun seutuhnya untuk kepenting
an warga negara Dengan demikian kewarga nomi berhubungan satu dengan yang lain untuk
negaraan adalah suatu konsep yang sakral 58 memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
guna mencapai tujuan tujuan bernegara Tentu
Dalam rezim politik Indonesia pascarefor
masi pada satu sisi konsepsi kewarganegaraan nya setiap arena memiliki fungsinya masing
harus meliputi jaminan atas hak hak sipil dan masing melalui mana arena arena tadi berinter
aksi dalam berbagai level misalnya pembuatan
hak hak politik Dalam hal ini keterkaitan antara
kebijakan dan atau implementasi kebijakan dan
warga negara dan negara biasanya dimanifes
berbagai bentuk bo
tasikan dalam rumusan rumusan demokrasi

prosedural dan institusi institusi yang terkait Kontribusi dari masing masing arena dalam
menciptakan good governance tentunya tidak
dengannya Sementara pada sisi yang lain ne
gara juga memiliki kewajiban untuk memastikan sama Namun negara tak pelak lagi merupakan

bahwa kesejahteraan warganegara terjamin Oleh arena yang sumbangannya paling besar b Se
karena itu investasi negara untuk kesejahteraan
Renan Ernst Qu est que one nation Dalam David
warga negaranya dan kapasitas negara untuk Hutchison and Anthony Smith eds Nationalism Oxford

mewujudkannya menjadi persoalan yang sangat Univerity Press 1994

penting Lihat misalnya Partnership Governance Index www


Desentralisasi sesungguhnya merupakan kemitraan or id govindex yang telah berupaya merumuskan
fungsi fungsi setiap arena secara generik dan menurunkan
upaya untuk memastikan bahwa kedua sisi indikator indikator yang relevan sesuai dengan fungsi fungsi
generik ini Sebagai contoh fungsi pokok dari political office
dari konsep kewarganegaraan tersebut dapat
dipenuhi secara lebih baik Dalam konteks ini adalah menyediakan kerangka regulasi regulatoryframework
mengalokasikan anggaran budget allocation mengoordinasi
mempertanyakan persoalan governance khu kan pembangunan development coordination bagi eksekutif

susnya di daerah menjadi penting Tidak dapat serta mengawasi monitoring bagi legislatif Birokrasi memiliki
fungsi utama untuk regulasi ekonomi regulating economy
menyediakan layanan publik public service
58 Lihat Gismar A Malik Kebangsaan dan Kewarganegara
an Pasca Reformasi Dalam Gismar Hidayat Reformasi 61 Dalam upaya membangun Partnership Governance Index
Setengah Matang Jakarta Penerbit Mizan 2010 kemitraan melakukan pembobotan arena arena ini melalui

25
lain itu kinerja negara juga sangat menentukan Efficiency the degree to which rulesfacilitate
kinerja arena arena yang lain Bahkan kinerja speedy and timely decision making
arena yang lain sering kali hanya dapat didefini Apa yang dikemukakan Hayden dan Court
sikan vis a vis fungsi negara Karena itu sangat
di atas dengan terang memperlihatkan tentang
beralasan bila kemudian negara mendapat sorotan
fokus perhatian yang lebih ditekankan pada
paling tajam dalam menilai governance penyelenggara negara Atau dengan kata lain
lebih terfokus pada arena negara Dalam rangka

Prinsip Prinsip Good Governance menyulam bias arena negara inilah maka

Setelahkonsepgovernance menjadi jelas pertanya Partnerhsip Governance Index63 secara tegas


menekankan perlunya melihat peran arena lain
an berikutnya adalah apa Baja yang memenga
masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi
ruhi suatu governance dapat dikatakan baik atau
telah memberikan kontribusi untuk mewujudkan
buruk Dengan kata lain atas dasar prinsip prin
sip apa suatu praktik penyelenggaraan pemerin penyelenggaraan negara yang baik Sudah barang
tahan dapat dinilai baik atau buruk tentu indikator yang dapat dijadikan ukuran akan
sangat berbeda
Pada tataran konsep cukup banyak pendapat
yang dikemukakan oleh akademisi berkaitan Banyak variasi di sekitar perumusan prinsip
dengan prinsip prinsip good governance Hal prinsip goodgovernance tersebut United Nations
ini bisa dimengerti karena ruang lingkup gover Economy and Social Cooperation in Asia Paci
fic UNESCAP misalnya melihat tata kelola
nance sangat luas Namun kompleksitas masalah
ini lebih teknikal sifatnya sehingga persoalannya pemerintahan dari prinsip prinsip akuntabilitas
sering kah sekadar perbedaan ruang lingkup yang transparansi daya tanggap inklusivitas dan
kesamaan derajat efektivitas dan efisiensi ke
hendak dicakup ataupun prioritas dimensi atau
aspek governance yang dijadikan sorotan Hyden patuhan terhadap aturan perundang undangan
partisipatoris dan berorientasi pada konsen
dan Court 62 misalnya telah meringkas prinsip
good governance sebagai berikut sus 64 Partnership dalam melakukan penilaian
terhadap provinsi menggunakan prinsip prinsip
Participation the degree ofinvolvement and
partisipasi transparansi keadilan akuntabilitas
ownership of affected stakeholders
efisiensi dan efektivitas 65 Sementara Lembaga
Decency the degree to which the formation
Administrasi Negara menawarkan 12 prinsip
and stewardship ofrules are undertaken with
LGAT USAID 5 UNDP 9 dan Bappenas 14 66
out humiliation or harm of the people
Fairness the degree to which rules apply
Shadow State Tantangan Good
equally to everyone in society regardless of
status
Governance

Accountability the degree to which public Konsep Shadow State


officials elected as well as appointed are
Dalam studi state society relations keberadaan
responsible for their actions and responsive
dari praktik shadow state sebenarnya bukanlah
to public demands
sesuatu hal yang baru Pada tataran teoritis dis
Transparency the degree to which decisions
kusi di kalangan para pengamat tentang fenom
made bypublic officials are clear and open to ena shadow state tersebut sudah muncul di per
scrutiny by citizens or their representatives mukaan sejak awal tahun 1990 an Sebut saja

Analytical Hierarchy Procedure AHP menggunakan penilaian 63 www kemitraan or id govindex


well informedpersons Hasilnya menunjukkan bahwa political
office memiliki bobot 34 birokrasi 28 masyarakat sipil
64 OECD DAC Good Practice Paper on Capacity Development
24 dan masyarakat ekonomi 14
in Public Financial Management First Draft DAC Working
Melalui AHP jelas
Party on Aid Effectiveness and Donor Practices July 2004
negara dianggap memiliki peran yang sangat penting
65 www kemitraan or id govindex
Hayden Goran Julius Court Governance and Develop
ment World Governance Survey Discussion paper 1 New 66 Sekretariat Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata
York United Nation University 2002 hlm 25 Kepemerintahan yang baik Bappenas

ill
Barbara Harriss White telah menulis tentang William Reno70 terlihat telah memberikan
interkorelasi antara informal economy dan nuansa diskusi teoritis dan empiris yang lebih
praktik shadow state dengan merujuk temuan komprehensif Ia tidak saja telah menyajikan
studinya di India pada tahun 1990 an Untuk gambaran yang mendalam tentang praktik
konteks Indonesia khususnya pada periode shadow state di Sierra Leone tetapi juga telah

pascapemerintahan Orde Baru memang harus melakukan review kritis tentang keunggulan dan
diakui bahwa analisa kritis tentang praktik sha kelemahan dari shadow state sebagai pendekatan
dow state belum banyak dilakukan Henk Schulte dalam menjelaskan realitas pemerintahan di
Nordholt68 barangkali satu di antara pengamat Afrika pada khususnya dan di negara negara
yang secara eksplisit menyebut kemungkinan berkembang pada umumnya Secara singkat
praktik shadow state dalam kaitannya dengan Reno menulis bahwa keberadaan dari shadow
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah pada state tidak dapat dipisahkan dari adanya praktik
periode pascapemerintahan Suharto informal market yaitu legally proscribed pro
duction and exchange that contributes no reve
Kendati tulisan Schulte Nordholt cenderung
skeptis dalam menyoroti perubahan dan kon nues to government Sementara shadow state
itu sendiri telah didefinisikan oleh Reno sebagai
tinyuitas dari karakteristik state dan society di
Indonesia pada periode pasca Orde Baru dan the emergence ofrulers drawing authority from
tidak secara eksplisit menjelaskan mekanisme their abilities to control markets and their mate

kerja dari shadow state itu sendiri namun ia rial rewards 72

telah menyodorkan sebuah proposisi yang Kehadiran dari dua sudara kembar tersebut
relatif provokatif tentang kemungkinan adanya informal market dan shadow state tulis Reno
praktik shadow state pada tingkat pemerintahan antara lain disebabkan karena terjadi pelapukan
daerah Untuk lebih jelasnya Schulte Nordholt fungsi pada institusi formal dari negara Ke
menulis 69 adaannya akan semakin buruk bila pelapukan
fungsi institusi formal tersebut juga bersamaan
New ways of looking at the state are neces
sary in order to trace continuities in patrimo waktunya dengan krisis ekonomi yang serius 71
nial patterns and to incorporate various ar Inilah yang telah menjadi karakteristik utama
rangements that link formal institutions with dari keberadaan informal market dan shadow
informal networks which help to undermine state di Sierra Leone Afrika Pelapukan fungsi
artificial distinctions between state society dari institusi formal negara bersamaan dengan
and market Decentralization in Indonesia
krisis ekonomi yang serius plus adanya tekanan
does not necessarily result in democratization dari lembaga internasional untuk melakukan
goodgovernance and the strengthening ofcivil
society at the regional level Instead we wit reformasi telah mendorong para penyelenggara
ness a decentralization ofcorruption collusion negara untuk membangun aliansi dengan elemen
andpolitical violence that once belonged to the elemen dalam masyarakat utamanya para peng
centralized regime ofthe New Order but is now usaha guna mendapatkan keuntungan ekonomi
moulded in existing patrimonial patterns at the dan politik jangka pendek melalui mekanisme
regional level On the whole regional lea
informal market
dership may take the shape of what John Sidel
has called bossism which operates in regional Di antara modus operandi dari praktik infor

shadow regimes characterized by alliances of mal market tersebut adalah para penyelenggara

bureaucrats party bosses businesspeople mili negara mengundang para investor nasional dan
tary and criminals asing untuk bergabung dalam jaringan shadow
state yang dibangun dan sebagai imbalannya
para pengusaha tersebut diberi perlindungan
67 Harriss White B India Working Essays on society and
economy Cambridge Cambridge University Press 2003 70 Reno William Corruption and State Politics in Sierra Leone
68 Nordholt H Renegotiating Boundaries Access Agency Cambridge Cambridge University Press 1995
and Identity in Post Soeharto Indonesia dalam Journal ofthe 71lbid hlm 1
Humanities andSocial Sciences ofSoutheast Asia and Oceania
159 4 h1m 550 589 72Ibid him 3

69lbid h1m 558 579 73lbid h1m 2 3

27
dengan menggunakan otoritas formal yang di William Reno sendiri menekankan penting
miliki oleh para pejabat negara 74 Di sini jelas nya pendekatan yang kedua society centred
terlihat bahwa antara penguasa dan pengusaha approach Ini antara lain diindikasikan oleh
telah terjadi transaksi ekonomi dan politik kritiknya terhadap state centred approach yang
tanpa harus melalui institusi formal negara atau menurut Reno distanced from the social bases
yang disebut politicians and a few business of economic and political life state centered
men without state office exercising significant views ofAfrica s crisis provide little explanation
political authority through private control of of how informal markets supplant institutional
resources 75 Fenomena ini sebenarnya mirip capacity 80 Lebih jauh Reno berargumen
sekah dengan pengalaman Sierra Leon pada masa
Fixations on state institutions as both cause
kolonial Inggris di mana ketika itu para pejabat
and remedy for informal markets however
pemerintah dan pengusaha mendapat peluang
downplay consideration of the specific nature
yang besar untuk melakukan transaksi ekonomi of informal markets So called society centred
dan politik melalui mekanisme informal market studies offer an alternative vantage point that
Secara keseluruhan berdasarkan kasus Sierra reveals strategies of groups and individuals
Leon tersebut Reno telah membangun sebuah coping with political and economic uncertainty
This approach identifies groups clan ethnic
proposisi yang menyebutkan 76
religious that manage resources out of the
In Sierra Leone officials control over informal reach of central authority This approach often
markets defines their domestic exercise ofpoliti views informal market growth as a direct corol

cal power as well as their society s relations with lary to state decay however 81
foreigners This situation supports analyses that
conclude that informal markets are integrally Tulisan Barbara Harriss White82 tentang
linked to the exercise ofpolitical power praktik informal economy dan shadow state di
India juga menarik untuk disimak Berbeda
Sebagai sebuah pendekatan studi shadow dengan Reno yang telah menggunakan istilah
state sedikitnya memiliki dua varian yaitu state informal market untuk menjelaskan proses
centred approcah dan society centred approach dan mekanisme transaksi ekonomi dan politik
Perbedaan mendasar dari dua pendekatan ini di luar institusi formal negara Barbara White
antara lain terletak pada ketidaksamaan cara terlihat lebih memilih menggunakan terminologi
pandang dalam mengartikulasi keberadaan dari informal economy untuk menjelaskan feno
informal market Bagi state centred approach
mena yang sama Menurut White sedikitnya ada
kehadiran praktik informal market diartikulasi
dua pengertian yang melekat pada terminologi
sebagai bentuk dari bias implementasi kebijakan
informal economy Pertama kegiatan usaha
negara 71 Sementara dari sisi pandang society perorangan dan atau perusahaan yang tidak
centred approach keberadaan informal market didaftarkan pada pemerintah dan tidak mem
lebih diartikulasi sebagai bagian dari bentuk bayar pajak Kedua berkaitan dengan perilaku
produksi dan transaksi yang dilakukan oleh ele dari institusi formal publik maupun swasta
men masyarakat society di luar jangkauan insti untuk menghindari jangkauan regulasi Bentuk
tusi formal negara Peran dari state berdasarkan
dari kegiatan informal economy yang disebut
pendekatan yang disebut terakhir ini tidak lebih kedua ini antara lain kelonggaran pajak penya
hanya sebagai distributor dari cumber daya dan lahgunaan kebijakan publik korupsi kolusi
manfaat benefit 79
dan pemaksaan swastanisasi aset negara S3 Dari
dua kategori kegiatan informal economy di atas
74lbid hlm 2 3
terlihat dengan jelas bahwa bentuk informal

Ibid hlm 1
10 Ibid hlm 11
76lbid hlm 3
g Ibid b1m 9
Ibid hlm 9 21
az Harriss White B India Working Essays on society and
78lbid hlm 10 economy Cambridge Cambridge University Press 2003
Ibid hlm 13 Ibid Chapter 1 h1m 4
F

economy yang pertama merupakan arena bagi si This must be the most vivid image ofthe blurred
kecil petani dan pengusaha kecil sementara boundaries between State and society
bentuk informal economy yang kedua merupakan Setelah mengikuti secara seksama ulasan
domain dari si besar para pengusaha besar dan
teoritis dan pengalaman empiris di India seperti
para pejabat negara
dikemukakan di atas sedikitnya dapat dicatat
Dalam upaya memahami praktik informal
ada empat karakteristik umum dari praktik in
economy dan shadow state di India Barbara formal market dan shadow state Pertama je
Harriss White telah mengaplikasikan apa yang las tergambarkan bahwa informal market dan
disebut dengan pendekatan social structure ofac shadow state hadir tumbuh dan berkembang
cumulation SSA Ciri khas dari pendekatan ini sebagai akibat dari terjadinya pelapukan fungsi
antara lain terletak pada diartikulasinya struktur dari institusi formal negara Keadaannya akan
sosial sebagai bagian dari faktor determinan bagi
lebih buruk bila disertai oleh krisis ekonomi yang
akumulasi ekonomi Berbicara tentang struktur akut Kedua akumulasi keuntungan ekonomi
sosial tentu saja sangat kompleks Namun untuk dan politik jangka pendek short term political
kepentingan studinya di India Harriss White and economic benefits di luar bingkai regulasi
telah membatasi lingkup analisis hanya pada formal merupakan tujuan utama dari transaksi
empat dimensi dari struktur sosial kelas kasta melalui informal market Pada konteks inilah
hender dan ruang space masing masing pihak akan memaksimalkan
Secara singkat berdasarkan hasil studi yang sumber daya yang dimiliki untuk kemudian
telah dilakukan Harriss White kemudian menu diperjual belikan dalam informal market Ke
lis hampir sebagian besar dari transaksi ekonomi tiga modus operandi atau mekanisme kerja dari
di India dilakukan melalui mekanisme informal informal market dan shadow state cukup berva
economy Praktik informal economy berlangsung riasi yang secara umum dapat dibedakan dalam
dalam suasana kekeluargaan berdasarkan repu tiga kategori utama yaitu melalui memanipulasi
tasi nama baik lebih daripada hukum formal kebijakan publik dan melalui jaringan aliansi
tetapi juga sering dengan adanya unsur ancaman antar personal individual alliances maupun

kekerasan Lebih jauh ketika mendiskusikan ten aliansi antar lembaga institutional alliances

tang praktik shadow state di India Harriss White Keempat aktor pelaku yang terlibat dalam
menjelaskan sebagai berikut 84 informal market dan shadow state adalah para
penyelenggara negara state actors dan aktor
Some roles in the shadow State are played si
aktor dalam masyarakat societal actors Pelaku
multaneously by the bureaucrats of the official
yang disebut terakhir sangat beragam Schulte
State for instance accepting tribute patronage
and or clientelage Other shadow state liveli
Nordholt menunjuk misalnya para pengusaha

hoods are a form ofself employment although politisi partai politik dan bahkan kelompok

they depend on state employees politicians and kriminal Sedangkan Harriss White meneliti
other interested socialforces for their incomes
tentang peran dari pengusaha dan elite masyara
for example private armies enforcing black or kat lainnya yang dikelompokkan menurut kasta
corrupt contracts intermediaries technicalfix
kelas dan gender
ers gatekeepers adjudicators of disputes con
fidants contractors and consultants Hence the

real State including its shadow is bigger than


Good Governance vs Shadow State 1
theformal State and has a vested interest in the
Kinerja Politik dan Birokrasi dalam
perpetuation of a stricken and porous formal
State By the end ofthe 1990s in some parts Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
ofIndia notably Bihar up to 40 percent of the
Pada tahun 2008 Partnership menyusun Indeks
development budget was said to be creamed off
by contractors The shadow State spills spa
Kenerja Tata Pemerintahan Daerah yang kemu
tially into the lanes surrounding state offices dian disebut Partnership Governancelndex PGI 8s
and into the private some would argue the fe Tujuan utamanya adalah untuk mengukur kuali
male
domestic space of officials residences tas kinerja tata pemerintahan seluruh provinsi

84Ibid Chapter 1 him 89 85 www kemitraan or id govindex

29
di Indonesia berdasarkan sejumlah prinsip tata Rendahnya kinerja pemerintahan daerah

pemerintahan yang baik good governance sering dijelaskan dengan masih rendahnya kapasi
Dengan metode yang ketat dan indikator yang tas institusi dan kompetensi SDM Faktor faktor
dipilih dengan sangat hati hati PGI dimaksudkan ini mungkin memberikan kontribusi tapi jelas
untuk menjadi pengukuran yang objektif dan dapat bukan satu satunya dan bahkan mungkin bukan

digunakan untuk membandingkan provinsi yang faktor utama Perbandingan antara kinerj a politik
satu dengan yang lain Hasilnya dalam skala I dan birokrasi di atas mengindikasikan adanya
10 rata rata indeks kinerja politik dari seluruh proses politik yang tidak mulus adanya anomali
provinsi adalah 4 9 sementara indeks birokrasi dalam proses proses politik dan hubungan antara
adalah 5 6 Ini mengindikasikan secara umum ke politik dan birokrasi yang berujung pada kinerja
butuhan akan adanya perbaikan yang sangat lebar pemerintah political office dan birokrasi yang
baik bagi politik maupun birokrasi tidak optimal Dalam realitas politik seperti ini

Namun yang sangat menarik dan sekaligus penerapan prinsip prinsip good governance
memprihatinkan dari data ini adalah secara akan mengalami hambatan ataupun distorsi
karena penerapannya lebih bersifat prosedural
konsisten dari provinsi yang satu ke provinsi
tanpa upaya penuh atau tanpa kapasitas untuk
yang lain kinerj a politik cenderung lebih rendah
daripada birokrasi dan korelasi antara keduanya memastikan pencapaian apa yang menjadi tu
sangat tinggi r 0 68 Hal di atas tergambar juan Indikasi ini tampak bila dicermati distribusi

sangat jelas pada Grafik 1 dalam prinsip prinsip good governance khusus
Pada Grafik 1 terlihat bahwa kinerja politik nya bila memerhatikan skor prinsip prinsip good
dan birokrasi naik atau turun secara bersamaan governance yang paling terpuruk dalam realitas
politik pada tingkat pemerintah provinsi di Indo
bila kinerja politik baik maka kinerja birokrasi
nesia saat ini Lihat Graft 2
juga cenderung baik dan sebaliknya Hubungan
birokrasi dengan politik bagaikan kereta dengan Grafik 2 mengindikasikan bahwa pada arena
pemerintah political office gubernur dan DPR
kekuatan yang menariknya Bila kereta itu ditarik
seekor keledai maka lajunya tentu akan berbeda provinsi kinerja enam prinsip good governance
dengan bila ia ditarik seekor kuda Walaupun yang paling buruk adalah pada prinsip keadilan
korelasi tidak menunjukkan hubungan kausal fairness dan transparansi transparency Se
namun dalam hal ini cukup jelas menggambarkan mentara itu prinsip prinsip yang lain memperoleh
mana kereta birokrasi dan mana yang menarik nilai yang relatif lebih baik Dalam kaitan ini
politik Dalam konteks inilah dapat dikatakan juga menarik untuk membandingkan antara skor

bahwa birokrasi kita masih terbelenggu oleh ki tinggi pada prinsip akuntabilitas dengan skor
nerja politik yang jauh dari prima rendah pada prinsip keadilan Prinsip keadilan

10

3
fa i R
8 i
6

5
r a

1
q tw na ew m on co
fo
c C t ro N ro ns
i Y Y Z c a Q
Y i
Q t
in
n cn

Politik Birokrasi

Sumber Partnership Governance Index www1emitraan or id govindex

Graft 1 Kinerja politik dan birokrasi provinsi

30
Sumber Partnership Governance Index www kemitraan or id govindex

Grafik 2 Kinerja Pemerintah dan Birokrasi Provinsi

untuk arena pemerintahan antara lain dinilai transparan Di antara jawabannya adalah karena

dari seberapa besar dana yang dialokasikan audit BPK lebih bersifat prosedural sementara
untuk pendidikan kesehatan dan pengentasan akses publik terhadap neraca keuangan indikator
transparansi masih amat terbatas
kemiskinan Ini adalah hat hal substantif yang
langsung bersangkutan dengan kesejahteraan Selanjutnya secara umum efisiensi memang
rakyat Grafik 2 memperlihatkan bahwa skor diharapkan dapat mengikuti efektivitas Namun
prinsip akuntabilitas pada arena pemerintah kesenjangan kinerja antara keduanya cukup
political office adalah 6 69 Sedangkan skor besar birokrasi provinsi bisa jadi efektif tapi
prinsip keadilan fairness adalah 2 10 Angka tidak efisien lihat Grafik 2 Kecenderungan ini
angka indeks ini sangat jelas menyodorkan fakta antara lain diindikasikan oleh cukup berhasilnya
yang paradoks di mana pemerintah yang secara pemerintah provinsi dalam mencapai target tar
prosedural telah cukup akuntabel ternyata tidak get yang telah ditetapkan namun masih dengan
fair mementingkan rakyat dalam mengalokasi biaya yang sangat mahal
kan anggaran
Persoalan kualitas kinerja di atas memiliki
Hal senada juga ditemukan bila dimencer dampak yang sangat nyata dalam kehidupan
mati arena birokrasi Grafik 2 memperlihatkan masyarakat sehari hari di daerah Salah satu
bahwa nilai terburuk pada arena birokrasi di contoh misalnya ketidakmampuan politikus
tunjukkan oleh prinsip transparansi 3 79 dan gubernur bupati dan DPRD untuk menetap
partisipasi 3 78 Wajah buruk dari birokrasi kan APBD sebelum 31 Desember sebagaimana
berkaitan dengan aplikasi prinsip transparansi diamanatkan oleh undang undang Analisis yang
ini terlihat sangat ironis terutama bila mengingat dilakukan oleh Seknas FITRA menunjukkan
akuntabilitas yang indikator utamanya adalah hanya 118 daerah dari 510 daerah 23 14 yang
hasil audit BPK mendapat nilai yang j auh lebih menetapkan Perda tentang APBD 2009 sebelum
baik Pertanyaannya adalah mengapa birokrasi 31 Desember 2008 348 daerah 68 24 yang
yang cukup akuntabel ini namun tidak cukup menetapkan antara 1 Januari 31 Maret 2009

31
dan 44 daerah 8 63 Io lewat dari 1 April 2009 kesukuan ikatan kekeluargaan dan ikatan
Keterlambatan ini tentu begitu memengaruhi ke pertemanan Sementara itu modus dari praktik

mampuan birokrasi untuk menj alankan program oligarki kekuasaan itu sendiri secara umum

programnya Ongkos kemanusiaan yang harus dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama
dibayar oleh warga negara untuk keterlambatan yaitu monopolar oligarchy dan bipolar oligarki
ini bisa sangat mahal karena pada akhirnya keter Modus yang disebut pertama dicirikan oleh ada
lambatan implemementasi program pencegahan nya konsentrasi kekuasaan yang berporos pada
demam berdarah misalnya berakibat meningkat satu kutub sedangkan modus yang kedua
nya jumlah penderita demam berdarah konsentrasi kekuasaan berporos pada dua kutub
atau lebih
Pertanyaan logis yang kemudian muncul
setelah membaca data PGI di atas adalah apa Temuan penting penelitian berikutnya yang
saja belenggu politik yang telah mendistorsi menarik untuk dicatat adalah munculnya apa
upaya upaya menciptakan good governance yang disebut dengan shadow state pemerin
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah tah bayangan Poros kekuasaan ini berada di

Di antara belenggu politik yang ditengarai telah luar struktur formal pemerintah daerah tetapi
ambil bagian dalam menyandera upaya mewu memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
judkan good governance tersebut adalah karena pemerintahan formal karena baik secara lang
hadirnya praktik shadow state Perlu ditegaskan sung maupun tidak langsung dapat memengaruhi
di sini bahwa data data PGI di atas tentunya proses pengambilan keputusan dan implementasi

tidak menunjuk secara langsung peran dari kebij akan


shadow state Namun memberi indikasi yang Untuk lebih spesifiknya hasil temuan studi
kuat mengenai peran penting relasi kekuasaan Hidayat dkk tentang Kepemimpinan Lokal
dalam memengaruhi kualitas penyelenggaraan dan Relasi Kekuasaan Pasca Pemilukada di
pemerintahan Kasus kedua yang akan dipapar enam lokasi penelitian dapat disarikan sebagai
kan pada subbagian berikut berupaya untuk berikut
mengurai secara lebih tajam bagaimana relasi
Pertama bila dilihat dari latar belakang
kekuasaan berlangsung
karier yang dimiliki para gubernur yang terpilih
dan memenangkan perolehan suara pada proses
Good Governance vs Shadow State 2
pemilukada adalah para kandidat yang berasal
Relasi Kekuasaan dalam Penyelenggaraan
dari kalangan birokrat karier atau para mantan
Pemerintahan Daerah Pasca Pemilukada
pejabat tinggi pemerintah daerah dan para kandi
Pada tahun 2006 sampai dengan 2008 dat berasal dari kalangan pengusaha Dua karak
Hidayat dkk S6 melakukan penelitian di enam teristik ini terefleksi dengan jelas dari hasil studi
provinsi Sumatra Barat Jambi Bengkulu Kepu di enam lokasi penelitian Di Provinsi Sumatra
lauan Riau Kalimantan Selatan dan Gorontalo Barat Jambi Kepulauan Riau dan Kalimantan
dengan tema Bisnis dan Politik Pasca Pemilu Selatan Gubernur terpilih adalah incumbent
kada Secara umum temuan studi berkaitan atau mantan pejabat tinggi pemerintah daerah
dengan relasi kekuasaan dalam penyeleng Sedangkan di Provinsi Bengkulu dan Gorontalo
garaan pemerintahan daerah pasca pemilukada gubernur terpilih adalah kandidat yang memiliki
memperlihatkan kecenderungan yang relatif latar belakang pengasaha dan atau pengusaha
sama yakni terjadinya konsentrasi kekuasaan di politisi

tangan sekelompok elite atau dalam bahasa yang Kemenangan dari para kandidat gubernur
lebih populer dikenal dengan sebutan oligarki
yang berstatus mantan pejabat daerah dan
kekuasaan Praktik oligarki kekuasaan ini pada
pengusaha tersebut tentunya terkait erat
umumnya telah dibangun di atas basis cukup dengan modal politik dan modal ekonomi
bervariasi antara lain ikatan kepartaian ikatan

86 Hidayat Syarif dan Soesilowati E S Bisnis dan Politik di


87 Hidayat Syari Bisnis dan Politik Pasca Pemilukada Relasi
Kekuasaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tingkat Lokal Pengusaha Penguasa dan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Pasca Pemilukada Jakarta Lembaga Dalam Hidayat Syarif dan Soesilowati E S Ibid
Ilmu Pengetahuan Indonesia 2008 hlm 109 111

32
finansial yang dimiliki Kemenangan dari penyelenggaraan pemerintahan daerah karena

masing masing kandidat pada akhirnya sangat ditopang oleh keberadaaan pemangku otoritas
ditentukan oleh kekuatan dari dua modal utama informal yang berperan sebagai aktor peng
itu Kandidat yang berstatus mantan pejabat hubung connected actor antara para pejabat
tinggi pemerintah daerah tidak diragukan pemerintahan daerah dengan masyarakat pada
telah memiliki modal politik utamanya jalur umumnya dan dengan para pengusaha pada

birokrasi dan modal finansial yang cukup kuat khususnya Pemangku otoritas informal inilah
melalui proses akumulasi dari dua modal tersebut dalam banyak hal bertindak sebagai shadow
dilakukan ketika si kandidat menduduki jabatan state di mana memiliki pengaruh dalam proses

Sementara para kandidat gubernur yang berasal pengambilan keputusan dan implementasi kebi
dari kalangan pengusaha kendati mereka lebih jakan Aktor aktor yang berperan sebagai shadow
memiliki keunggulan dalam hal modal finansial state ini umumnya adalah para mantan tim sukses

namun dengan uang yang dimiliki akumulasi mo ketika pemilukada berlangsung para elite partai
dal politik relatif dapat dilakukan dengan cepat politik pengusung pasangan gubernur wakil gu

Kedua adanya kecenderungan pecah kong bernur dan orang orang dekat gubernur wakil
gubernur
si antara kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih Lebih spesifiknya temuan studi di enam Temuan studi di enam lokasi penelitian

provinsi yang diteliti mengindikasikan bahwa memperlihatkan karakteristik shadow state yang
telah terjadi disharmoni relasi antara kepala menarik untuk dicatat Di Provinsi Kepri shadow
state berada di luar struktur formal institusi
daerah dan wakil kepala daerah dalam penyeleng
garaan pemerintahan pasca pemilukada pemerintah daerah yang diperankan oleh AA
Ketiga karakteristik dari relasi kekuasaan orang dekat gubernur dan para mantan tim pa
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kar gubernur pada saat pemilukada berlangsung
AA adalah aktor sentral dan memainkan peran
cenderung terkonsentrasi ditangan sekelompok
kunci sebagai shadow state Ia selain memiliki
elite atau disebut dengan oligarki kekuasaan
pertalian personal dengan gubernur juga ter
Basis dari konstruksi oligarki kekuasaan ini relatif
bervariasi di antaranya adalah belandaskan pada masuk tokoh yang sangat berperan dalam tim
kekuatan partai politik ikatan kekerabatan ikatan sukses gubernur pada saat pemilukada berlang
kesukuan dan hubungan keluarga Demikian sung Dalam kapasitasnya sebagai salah seorang
duta Provinsi Kepri di tingkat nasional AA
halnya dengan modus dari praktik konsentrasi
juga berperan menyuarakan kepentingan kepen
kekuasan itu sendiri juga relatif bervariasi Di
tingan pemerintah daerah pada umumnya dan
Provinsi Kalimantan Selatan Jambi dan Kepri
kepentingan gubernur pada khususnya dalam
misalnya konstelasi kekuasaan berporos pada
berhadapan dengan pemerintah pusat
tiga aktor utama yaitu gubernur wakil gubernur
Di Provinsi Sumbar shadow state juga berada
dan sekretaris daerah Gubernur sebagai kutub
di luar struktur formal lembaga eksekutif daerah
kekuasaan pertama sedangkan kolaborasi antara
wakil gubernur dan sekretaris daerah sebagai yang diperankan oleh Kelompok Pamong Se
nior yakni kumpulan beberapa mantan pejabat
kutub kekuasaan kedua Dua kutub kekuasaan
tinggi pemerintah Satu di antara tokoh kunci
ini tidak bekerja sebagai satu kesatuan tetapi
berdiri sendiri sendiri dan oleh karenanya lebih dalam Kelompok Pamong Senior ini dan pal
mendekati model bipolar Moda relasi kekuasaan ing berpengaruh terhadap gubernur adalah DH
la salah seorang mantan Gubernur Sumbar dan
yang relatif berbeda terjadi di Provinsi Sumatra
tentunya mantan atasan gubernur terpilih dalam
Barat Bengkulu dan Gorontalo Dalam hal
pemilukada Begitu sentralnya sosok dan karisma
ini praktik oligarki kekuasaan lebih mendekati
DH ini sehingga beberapa kalangan telah menye
model monopolar di mana konsentrasi kekua
butnya sebagai patron dan guru politik bagi
saan cenderung berporos pada satu kutub yaitu
gubernur terpilih dalam pemilukada Pada saat
gubernur yang didukung oleh sekretaris daerah
pemilukada berlangsung Kelompok Pamong
Keempat praktik oligarki kekuasaan terse
Senior khususnya DH berperan sebagai think
but relatif dapat berjalan secara efektif dalam
tank bagi tim sukses gubernur terpilih

33
Di Provinsi Gorontalo shadow state dimain penguasa dan pengusaha dalam tender proyek
kan oleh Dewan Pengurus Daerah DPD Provinsi proyek pemerintah dan pemaksaan swastanisasi
Partai X Dalam kapasitasnya sebagai shadow aset aset negara

state DPD Partai X mengemban fungsi ganda Temuan studi tentang Relasi Kekuasaan
Pada satu sisi harus mengawal dan mendukung dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
gubernur yang notabene berstatus sebagai Ketua Pasca Pemilukada mengisyaratkan bahwa prak
DPD Partai X sementara pada sisi lain ia tik shadow state dan informal economy relatif
juga harus berperan sebagai membran perekat telah menghinggapi penyelenggaraan pemerin

dalam menciptakan keharmonisan relasi antara tahan derah di enam provinsi yang diteliti Kepala
Gubernur dengan DPRD Provinsi Gorontalo daerah terpilih gubernur pada khususnya meng
Dalam kaitan ini maka sangat dapat dimengerti hadapi banyak kesulitan dalam melaksanakan
bila kemudian hampir semua usulan kebijakan otoritas formal yang dimiliki karena berhadapan
gubernur biasanya akan dibahas di DPD Par dengan kekuatan informal yang berada di luar
tai X Sebelum diajukan ke DPRD provinsi institusi formal pemerintahan daerah shadow
Demikian juga sebaliknya bila terdapat pro dan state Di antara aktor yang cukup dominan dalam
kontra di kalangan anggota DPRD provinsi dalam praktik shadow state tersebut adalah individu
menyikapi usulan kebijakan dari gubernur maka individu dan atau institusi yang telah berperan
solusi pemecahannya pun dibahas pada tingkat sebagai sponsor dana dan sponsor politik bagi
DPD Partai X pasangan gubernur wakil gubernur pada saat

pemilukada berlangsung
Penutup
Partnership Governancelndeks PGI menunjuk Daftar Pustaka
kan bahwa kinerja politik dan birokrasi di
Alagappa Muthiah 1995 Political Legitimacy in
Indonesia khususnya dalam penyelenggaraan Southeast Asia California Stanford Univer
pemerintahan daerah masih menghendaki ada
sity Press
nya upaya upaya perbaikan yang sangat signifi Arghiros Daniel 2001 Democracy Development
kan Secara kuantitatif data PGI memperlihat and Decentralization in Provincial Thailand
kan bahwa kinerja politik lebih rendah daripada Surrey Surzon
birokrasi dan korelasi antara keduanya sangat Case Williams 2002 Politics in SoutheastAsia De
tinggi r 0 68 Pada konteks inilah dapat di mocracy or Less Mitcaham Surrey Curzon
katakan birokrasi di Indonesia terbelenggu oleh Cox A 1988 The Old and New Testaments of Cor
poratism Is it a Political Form or a Method
kinerj a politik yang masih j auh dari prima Di an
of Policy Making Political Studies 36 pp
tara belenggu politik yang ditengarai telah ambil
294 308
bagian dalam menyandera birokrasi tersebut
Eldersveld S J et al 1995 Local Elites in Western
adalah praktik shadow state
Democracies A Comparative Analysis of Ur
Seperti ditegaskan oleh Reno bahwa praktik ban Political Leaders in U S Sweden and the
shadow state akan hadir tumbuh dan berkem Netherlands Oxford Westview Press

bang tatkala terjadi pelapukan fungsi pada Evans Marks 1995 Elitism in Mars David and
institutsi pemerintah formal Penyebab utama Stoker Gerry eds Theory and Methods in Po
dari terjadinya pelapukan fungsi tersebut antara litical Science London Macmillan Press

lain karena para elite penyelenggara pemerin Gismar A Malik 2010 Kebangsaan dan Ke

tah formal mengalami ketidakberdayaan dalam warganegaraan Pasca Reformasi dalam Gis

berhadapan dengan kekuatan kekuatan sosial


mar Hidayat Reformasi Setengah Matang
Jakarta Mizan in press
ekonomi dan politik dominan yang berada di
luar struktur pemerintah Sementara pada bagian Harriss White B 2003 India Working Essays on
society and economy Cambridge Cambridge
lain Barbara Harris menjelaskan beberapa ben
University Press
tuk dari praktik informal economy antara lain Hayden Goran Julius Court 2002 Governance and
manipulasi kebijakan publik untuk kepentingan
Development World Governance Survey Dis
pengusaha transaksi bawah tangan antara cussion paper 1 United Nation University

34
Hidayat Syarif dan Soesilowati E S 2008 Bisnis dan OECD DAC 2004 Good Practice Paper on Capa
Politikdi TingkatLokal Pengusaha Penguasa city Development in Public Financial Manage
dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ment First Draft DAC Working Party on Aid
Pasca Pemilukada Jakarta Lembaga Ilmu Effectiveness and Donor Practices
Pengetahuan Indonesia Oyugi W O 2000 Decentralization for Good Gover
Hidayat Syarif 2007 Shadow State in Nordholt nance and Development Concepts and Issues

H S and Klinken Gerry Eds Renegotiating Regional Development Dialogue 21 1 Spring


Boundaries Local Politics in Post Suharto PP 3 22
Indonesia Leiden KITLV Press Pierre J and Peters B G 2000 Governance Politics
McVey Ruth 2000 Money and Power in Provincial and the State New York St Martin s Press
Thailand Singapore Institute of Southeast Asia Reno
Studies ISEAS Schumpeter J A 1976 Capitalism Socialism and

Migdal Joel S 1998 Strong Societies and Weak Democracy London George Allen Unwin

States State Society Relation and State Capa Renan Ernst Qu est que une nation in David
bilities in the Third World Princeton Princeton 1994
Hutchison and Anthony Smith Eds
University Press Nationalism Oxford Univerity Press
Migdal Joel S 2003 State in Society Studying How Smith B C 1985 Decentralization The Territorial
States and Societies Transform and Constitutte
Dimension of The State London Asia Publi
one another Cambridge Cambridge Univer
shing House
sity Press
Tiihonen Seppo 2004 From Governing to Gover
Mills C R Wright 1956 The Power Elite New York
nance a process ofchange Tampere Tampere
Oxford University Press University Press
Nordholt H 2003 Renegotiating Boundaries William 1995 Corruption and State Politics in
Access Agency and Identity in Post Soeharto Sierra Leone Cambridge Cambridge Univer
Indonesia Journal of the Humanities and sity Press
Social Sciences of Southeast Asia and Ocea www kemitraan or id govindex
nia 159 4 pp 550 589

35
PEMEKARAN DAERAH DAN PERSOALAN
GOVERNABILITY LOKAL DI INDONESIA

Mardyanto Wahyu Tryatmoko

Abstract

The implementation of regional government splitting or proliferation in Indonesia has created many acute
problems in the local level These problems refer to local ungovernability problem ofgovernability This paper
argues that the problem of local governability caused by proliferation policy occurs in both governing and gover
ned The weakness of civil society marked by lessening of its participation is an indicator of diminishing consent
of society Meanwhile corruption bureaucratic and political rent seeking are indicators of the weaknesses of
governing capacity

Pendahuluan di Indonesia justru menguras uang negara dari


pada mengarah pada efisiensi sementara dari sisi
Secara tidak langsung demokratisasi di Indone
pelayanan publik sebagian besar masyarakat
sia telah membawa pengaruh pada kebijakan
terlihat belum merasakan manfaatnya
penataan daerah administrasi pemerintahan yang
menuju kecenderungan fragmentasi daripada Pemekaran daerah merupakan kebijakan
konsolidasi kekuatan bangsa Peningkatan jum prematur yang dilaksanakan atas desakan elite
lah daerah otonom yang sangat pesat dalam ku yang cenderung hanya memperhatikan kekuasaan
run waktu satu dekade pascareformasi ternyata daripada kemampuan untuk menyelenggarakan
sejalan dengan semakin besarnya persoalan lokal pemerintahan secara lebih baik Tampaknya
seperti korupsi inefisiensi ekonomi kemiskinan masyarakat lokal juga tidak terlalu memper

dan lain sebagainya Berbagai studi yang telah di hatikan ambisi elite selama hak hak kultural
lakukan oleh berbagai lembaga88 menyimpulkan mereka diperhatikan Sama halnya dengan elite
bahwa sebagian besar daerah pemekaran justru masyarakat lokal tampak tidak memperhitungkan
mengalami kemunduran secara rasional antara sumber daya manusia dan

Akumulasi persoalan lokal ini tentu bermuara alam yang dimiliki dengan kemampuan mereka
untuk mengelola pemerintahan baru Kondisi
dari kebijakan territorial reform di Indonesia
semacam ini dapat dikatakan sebagai persoalan
yang kurang tepat Faktor kedekatan geopolitik
geopolitical proximity tampak dijadikan lan governability di tingkat lokal
dasan utama bangsa ini untuk lebih menyukai Ungovernability mengasumsikan ketidak
pemekaran daripada penggabungan daerah mampuan pemerintah governing dan masyara
Secara politik pemekaran daerah lebih menjanji kat governed lokal dalam meningkatkan

kan persebaran kekuasaan yang lebih luas Oleh pembangunan daerah Tulisan ini mencoba meng
karena itu pembentukan daerah baru selalu dido analisis persoalan governability di tingkat lokal
rong oleh elite politik lokal maupun nasional akibat kebijakan pemekaran daerah di Indonesia

Persoalannya persebaran kekuasaan tersebut Tulisan ini memuat tiga bagian penting bagian
tidak menjamin tumbuhnya demokrasi bahkan pertama mengulas mengenai konsep governa
kecenderungan oligarki kekuasaan semakin bility yang dikaitkan dengan desentralisasi dan
territorial reform Bagian kedua mendiskusikan
menguat disertai dengan penyakitnya seperti
korupsi Secara ekonomi jelas bahwa pemekaran dampak pemekaran daerah di Indonesia dan
persoalan governability di tingkat lokal Bagian
88 Di antaranya adalah Bappenas UNDP 2008 Kompas ketiga adalah usulan perbaikan territorial reform
2008 Depdagri 2005 LIPI 2009 dan UGM 2009 Hasil
di Indonesia terkait upaya penyelesaian persoalan
dari beberapa studi ini dijelaskan di bagian Hasil Kebijakan
Pemekaran Daerah dalam tulisan ini governability di tingkat lokal

37
Governability Desentralisasi partai untuk mewakili kehendak bersama dan

dan Territorial Reform membawa konsensus Ketiga kegagalan sistem


pemerintahan tidak mampu memutuskan dan
Governability mencegah ketidakpercayaan publik dan ketidak
Governability merupakan suatu konsep yang sepahamannya dengan negara Krisis welfare
mulai marak dipakai oleh para akademisi mulai
state menunjukkan persoalan persoalan yang
tahun 1970 an Konsep ini dipakai oleh Hunting berasal dari birokratisasi Persoalan tersebut
ton Crozier dan Watanuki dalam menjelaskan mencakup defisit efisiensi dan legitimasi serta
kondisi pemerintahan dan demokrasi di Eropa
kritik atas regulasi yang berlebihan Mayntz
Amerika dan Jepang pada waktu itu Mereka lebih menekankan governing failure pada state
menjelaskan mengenai kondisi ketidakpuasan
daripada aktor lainnya State dianggap tidak
masyarakat terutama di negara negara trilateral mampu lagi menyelesaikan persoalan persoalan
Eropa Amerika dan Jepang karena terjadi ekonomi dan sosial yang telah diidentifikasi
pelemahan fungsi institusi institusi pemerintahan sebelumnya

demokratis Pelemahan itu mereka sebut sebagai


Senada dengan Mayntz Kooiman91 juga
krisis governability di mana mesin demokrasi menjelaskan governability sebagai kemampuan
tetap beroperasi tetapi kemampuan individu governing Namun Kooiman lebih terperinci
individu yang mengoperasikan mesin tersebut menjelaskan governability sebagai proses ke
untuk membuat keputusan keputusan cenderung seimbangan yang permanen antara dua hal
melemah 89
governing yaitu governing needs dan governing
Huntington Crozier dan Watanuki tidak mem
capacities Menurut Kooiman governability
berikan secara eksplisit definisi governability merupakan suatu ekspresi governance dalam arti
Namun Renate Mayntz90 kemudian secara lebih
penyesuaian yang absah legitimate dan efektif
jelas menjelaskan konsep governing failures atas governing needs to capacities dan governing
dan governability Hampir sama dengan Cro capacities to needs Menurutnya need bukan
zier Mayntz menggunakan gambaran situasi sekadar sesuatu di dalam masyarakat dan ca
politik di Eropa terutama Jerman pada tahun
pacity bukan sekadar menunjukkan pemerintah
1970 an hingga 1980 an untuk menjelaskan
Need dan capacity dalam kadarnya dinamika
konsep ini Mayntz berangkat dari penjelasan dan interaksi polanya kompleksitas dan saling
mengenai governing failures yang dalam kon ketergantungan dan aktor keberagaman arti
sepnya ia sebut juga sebagai ungovernability dan interpretasi seharusnya dilihat pada waktu
Dalam menjelaskan kegagalan negara modern
yang sama sebagai sosial dan politik publik dan
modern state Mayntz menekankan pada tiga privat negara dan masyarakat dalam hubungan
hal penting yaitu regulasi yang terkait dengan yang saling tergantung
ungovernability pada demokrasi barat krisis di Di satu sisi kebutuhan needs meliputi peren
welfare state dan besaran scale serta penyebab
canaan penataan pengaturan dan koordinasi
governing failures Kebutuhan ini diselaraskan dengan kemungkinan
Ungovernability menurut pandangan Mayntz pertumbuhan untuk mengontrol proses Di sisi lain
terdapat dalam tiga faktor Pertama adalah faktor
kebutuhan mencakup kebebasan individu otono
sosial yang meliputi kegagalan sosialisasi dan mi pertumbuhan dan pengaruh Kebutuhan ini
hilangnya nilai nilai tradisional Kedua faktor juga diselaraskan dengan pembangunan tekno
politik di mana kegagalan terletak pada sistem logi ekonomi dan sosial Menurut Kooiman

Michel J Crozier Samuel P Huntington dan Joji Watanuki


seluruh manajemen yang mengarah pada kern
The Crisis ofDemocracy Report on the Governability ofDemo suhan disintegrasi dan disorientasi pada level
cracies to the Trilateral Commission New York New York
sistem mernpakan bagian penting dari akibat
University Press 1975
formulasi kebutuhan sosial politik
Renate Mayntz Governing Failures and the Problem of
Governability Some Comments on a Theoretical Paradigm
Dalam Jan Kooiman ed Modern Governance New

Government Society Interactions London SAGE Publica Jan Kooiman ed Modern Governance New Government
tion 1994 cso iety Interactions London SAGE Publication 1994

W
Kooiman menjelaskan bahwa hubungan lokal konsep governance ini terkait erat dengan
yang terpolarisasi antara kapasitas negara state desentralisasi 91
di satu sisi dan permintaan sosial di sisi lainnya
Pemahaman konsep governability yang
menyebabkan sulitnya bentuk institusional dari dikemukakan oleh Isabelle Janin96 lebih jelas
penyesuaian yang terpadu dan saling mengun memberikan pemahaman dan kata kunci konsep
tungkan dari kebutuhan dan kapasitas sosial
ini terkait dengan berbagai pendapat yang telah
politik Ini dapat berarti bahwa hubungan gover diuraikan sebelumnya Janin mengemukakan
ning governed antara kebutuhan dan kapasitas bahwa governability merupakan konsep dua
membawa komunikasi baik dari cara pandang sisi Penekanan governability dapat diletakkan di
kebutuhan problem atau kapasitas solusi dua sisi yaitu pada governed atau pada mereka
Pierre dan Peters92 juga berpendapat sama yang memegang kekuasaan Konsep dualisme
dengan Kooiman bahwa governability sangat erat governability ini mengarah pada pendekatan
kitannya dengan governance dan fungsi gover fungsional karena mengekspresikan pertanyaan
ning Menurut mereka kapasitas yang adaptif governability dalam dua hal yaitu efektivitas
dari institusi institusi politik merupakan suatu dari kebijakan pemerintah dan consent dari
aspek yang penting dari governance terutama governed atau masyarakat Efektivitas dari
bagi negara state untuk dapat menyediakan kebijakan pemerintah dalam governing me
arah arti dan koherensi dalam governing Dalam nyangkut persoalan efisiensi dan legitimasi
pengertian lain proses governing merepresentasi sehingga kegagalan governing diatasi dengan
kan seperangkat adaptasi yang berkelanjutan pendekatan fungsional Persoalan consent dari
dari aktivitas politik dan administratif untuk governed mencakup pelibatannya dalam pem
perubahan dalam lingkungan Governability buatan kebijakan
menurut Piere dan Peters merupakan flip side Konsep dualisme governability dari Janin
of governance Oleh karena itu dimensi dari sangat relevan dipakai sebagai dasar analisis
governability tidak hanya memfokuskan pada kelembagaan struktur dan fungsi lokal terkait
keberadaan society yang merupakan governed basil kebijakan pemekaran daerah di Indonesia
tetapi juga lebih penting dari itu adalah hubung Secara sederhana struktur kelembagaan dapat
an antara state dan society Beberapa elemen dilihat dari dua institusi besar yaitu pemerintah
governability tersebut adalah kepercayaan dalam negara state dan masyarakat Penjelasan atas
institusi jaringan civil society dan regulasi fungsi masing masing lembaga ini tidak dapat
Governability memikirkan suatu perangkat lepas dari konsep need dan capacity sebagaimana
pembuatan kebijakan baru yang terkait dengan dijelaskan oleh Kooiman Namun penjelasan
persoalan persoalan governance Governance fungsi governing pemerintah akan lebih kom
menggarisbawahi proses proses interaksi multi prehensif jika dilihat dari tiga dimensi Dimensi
stakeholder dalam rangka menyelesaikan persoal pertama adalah politik yang menjelaskan
an persoalan bersama 93 Sementara itu kekuatan bagaimana penggunaan pembagian dan akunta
atau kelemahan pemerintahan dipengaruhi oleh bilitas kekuasaan Dimensi kedua adalah legal
efektivitas mekanisme governability 9 Di tingkat yaitu bagaimana merumuskan dan menggunakan

regulasi Dimensi ketiga adalah manajerial yang


92 Jon Pierre dan B Guy Peters Governing Complex Societies terkait dengan pengaturan kewenangan ekstraksi
Trajectories and Scenarios Hampshire and New York Palgrave
MacMillan 2005
dapat menemukan jalan untuk menyatukan s6cara damai ide ide
93 Dalam konteks lokal local governance mencakup peran yang berseberangan dari demokrasi dan birokrasi Eran Vigoda
langsung ataupun tidak langsung dari lembaga lembaga formal
pemerintah government lokal organisasi organisasi komu
Gadot Building Strong Nations Improving Governability and
Public Management Surrey and Burlington Ashgate Publi
nitas dan norma norma informal dalam mengejar tindakan
shing Company 2009
bersama Lihat Anwar Shah ed Local Governance in Deve
loping Countries Washington The World Bank 2006 Fuhimiko Saito ed Decentralization and Local Gover

nance Heidelberg Physica Verlag 2008 him 6


94 Dengan kriteria ini menurut Vigoda Gadot suatu bangsa
yang kuat tidak hanya selalu ditandai dengan superioritas eko 96 Isabelle Janin Governability Dalam Mark Bevir ed
nomi dominasi militer atau tingkat pendidikan yang tinggi Encyclopedia of Governance Thousand Oaks London and
tetapi dapat melalui konsensus penduduknya Konsensus ini New Delhi SAGE Publication 2007 him 364

Q
sumber daya dan manajemen pembangunan kasikan sumber daya substansial fungsi yang
Persoalan governability lokal di Indonesia dari sangat beragam dan keputusan keputusan dibuat

sudut pandang state mengacu pada konsep oleh perwakilan masyarakat lokal

ungovernability sebagaimana dijelaskan oleh Banyak hal positif yang dijanjikan dari ke
Mayntz Persoalannya apakah need dari gover bijakan desentralisasi Beberapa dasar pemikiran
ning pemerintah dan governed masyarakat kebijakan desentralisasi seperti yang disebutkan
untuk lebih baik melaksanakan desentralisasi dan oleh Rondinelli dan Cheema99 di antaranya
otonomi daerah mampu terjawab dengan kebi
adalah 1 memberikan peluang bagi penetrasi
jakan pemekaran daerah Apakah capacity dari administrasi dan politik kebijakan nasional yang
governed dan governing lokal setelah pemekaran lebih baik kepada pemerintahan daerah yang ter
mampu melaksanakan otonomi daerah dengan
kecil 2 mendorong pemerataan alokasi sumber
lebih baik
daya pemerintah dan investasi yang lebih besar
3 meningkatkan efisiensi pemerintah pusat
Desentralisasi 4 mengurangi diseconomies of scale sehingga
Desentralisasi merupakan kebijakan politik untuk meningkatkan jumlah penyediaan barang dan
menata persoalan administrasi yang diharapkan jasa publik 5 mendukung kemampuan adminis
dapat membuka blokade sentralisasi birokrasi trasi unit unit administrasi daerah dan lembaga

mengobati manajemen yang buruk memberikan lembaga privat di daerah yang lebih fleksibel
inovatif dan kreatif 6 memungkinkan fungsi
akses masyarakat yang lebih langsung kepada
pemerintah dan pemerintah kepada masyarakat 97 fungsi manajemen dan perencanaan pembangun

Desentralisasi dimungkinkan ketika institusi in an untuk menempatkan pelayanan dan fasilitas

stitusi pemerintah menjadi sangat tidak efektif yang lebih efektif di dalam masyarakat dan 7
bahkan gagal memberikan pengaruh otoritas pusat meningkatkan stabilitas politik dan kesatuan

kepada berbagai institusi di level terendah 98 nasional dengan memberikan kemampuan bagi

Menurut Mayntz desentralisasi merupakan kelompok kelompok yang berbeda untuk ber
solusi kebijakan alternatif untuk mengatasi partisipasi langsung dalam pembuatan kepu
tusan pembangunan Beberapa faktor tersebut
governingfailures Desentralisasi dapat mengu
dapat dikategorisasikan ke dalam empat tujuan
rangi perintah dan pengawasan governing dalam
besar desentralisasi yaitu efektivitas pelayanan
model top down governance Dengan demikian
publik efisiensi ekonomi demokratisasi dan
desentralisasi merupakan solusi alternatif alas
kemandirian lokal
problem governability governingfailures yang
terjadi di level nasional Persoalannya apakah Dari berbagai definisi dan dimensi desentra

desentralisasi juga menjamin kualitas governa lisasi sebagaimana telah disebutkan pada dasar
nya desentralisasi diperlukan untuk memperkuat
bility di tingkat lokal
manajemen pemerintahan di setiap level pemerin
Pertanyaan ini menantang karena kapasitas
tahan sehingga pelaksanaan pemerintahan ber
lembaga lembaga politik di tingkat nasional
jalan secara efektif dan efisien
diasumsikan lebih baik dibandingkan di tingkat
lokal Persoalan ini menjadi paradoks ketika
keterbatasan kapasitas lembaga lokal harus men Territorial Reform

dukung karakter lembaga lokal yang terdesentrali Gabriel Ferrazzi mendefinisikan territorial reform
sasi Menurut Mawhood karakter tersebut antara atau territorial administration sebagai manaje

lain memiliki anggaran sendiri perangkat legal men penyusunan tingkatan atau besaran size

hukum yang terpisah otoritas untuk mengalo number unit pemerintah daerah sesuai dengan

97 Philip Mawhood Decentralization the Concept and the


Practice Dalam Philip Mawhood ed Local Government in
the Third World The Experience of Tropical Africa Chicester Dennis A Rondinelli dan G Shabbir Cheema Implementing
Decentralization Policies An Introduction Dalam G Shab
New York Brisbane Toronto dan Singapore John Wiley
bir Cheema dan Dennis A Rondinelli eds Decentralization
Sons 1983
and Development Policy Implementation in Developing
James Manor The Political Economy ofDemocratic Decen Countries California New Delhi dan London SAGE Publi
tralization Washington The World Bank 1999 cation 1983

Ex
tujuan administrasi dan politik loo Mencermati menentukan kualitas governability dan territorial
kecenderungan jenis kebijakan territorial reform reform merupakan alat untuk memperkuat desen

yang menjadi preferensi beberapa negara ada tiga tralisasi tujuan territorial reform dapat dikatakan
varian bentuk kebijakan ini Pertama pemekaran sebagai kebutuhan needs governability baik
proliferation daerah Kebijakan pemekaran state maupun society baik di tingkat nasional
daerah ini terutama menjadi pilihan bagi negara maupun lokal Hubungan antara desentralisasi
negara berkembang Pakistan Filipina Nigeria territorial reform dan governability terlihat
Uganda Kenya yang mengutamakan kedekatan pada Tabel 1
geografi geographical proximity Alasan poli Governability sangat dipengaruhi oleh pilihan
tik menjadi basis penganut kebijakan ini dengan dan strategi kebijakan territorial reform Ukur
slogan bring government closer to the people an wilayah pemerintahan dapat memengaruhi
Jenis kedua territorial reform adalah penggabun
kinerja dalam penyediaan barang barang publik
gan amalgamation daerah Kebijakan ini dipi
baik yang tersentralisasi maupun terdesentrali
lih oleh negara negara maju Victoria Australia sasi Ukuran besaran unit politik dapat menjadi
Jepang Kanada Swedia yang terutama berorien pengaruh penting bagi kualitas governance Ketika
tasi pada prinsip ekonomi efisiensi dalam penye lingkup pertanggungj awaban pemerintah semakin
lenggaraan pemerintahan Jenis kebijakan yang berkembang dan masyarakat kekurangan sumber
ketiga adalah bentuk campuran antara pemekaran daya dan kapasitas untuk menyelesaikan hubun
dan penggabungan Negara negara yang menga gan antara principal agent yang asimetri gover
nut kebijakan ini menyesuaikan dengan kondisi
nance yang lemah dan korup akan muncul 103
politik dan ekonomi yang ada
Beberapa faktor pendorong yang menjadi
Pemilihan jenis territorial reform tidak ter
alasan pemilihan kebijakan pemekaran atau peng
gantung pada bentuk negara apakah federal atau gabungan seperti terlihat dalam Tabel 1 ter
kesatuan Setiap negara memilih satu di antara kadang tidak tercapai dalam praktiknya Hal ini
ketiga kebijakan itu sebagai pendukung kebi justru mengakibatkan situasi yang berkebalikan
jakan desentralisasi dan otonomi daerah Smith
yang mengarah pada keterpurukan pemerin
berpendapat bahwa desentralisasi dalam bentuk
tahan daerah Banyak faktor yang menyebabkan
apapun membutuhkan pembagian wilayah negara
keterpurukan ini Kegagalan pemerintahan ini
ke dalam beberapa area 101 Optimalisasi pemba dapat disebabkan salah satunya adalah kesala
gian wilayah inilah yang menunjang efektivitas han proses pembentukan daerah baru Proses
pemerintahan Ukuran besar atau kecil suatu
pembentukan daerah yang bersifat elitis akan
wilayah pemerintahan daerah turut menentukan
menyebabkan hasil pemerintahan yang juga
optimalisasi pelaksaan kewenangan yang didesen elitis atau oligarkis Dengan demikian proses
tralisasikan kepadanya
pembangunan daerah tidak dapat berjalan dengan
Setiap negara yang memilih pemekaran baik malahan ditandai dengan pelemahan insti
atau penggabungan dalam melakukan penataan tusi institusi pemerintahan
wilayah administrasi pemerintahan selalu memi
gabungan daerah dalam Erika Techera To Merge or Not
liki alasan yang didasarkan atas dasar pemikiran To Merge Local Government Amalgamations in Australia
dan tujuan desentralisasi yaitu efektivitas pelayan Macquarie Law Working Paper W72007 4 September 2007
an publik efisiensi ekonomi demokratisasi Sidney Macquarie Univerrsity Masam Mabuchi Municipal
Amalgamation in Japan Washington The World Bank 2001
dan kemandirian lokal 102 Karena desentralisasi Montreal Economic Institute The Economic Arguments against
Municipal Mergers October 2001 http wwwiedm orglup
Ferrazi mendefinisikan territorial administration atau loadedpdffusions en pdf diakses pada 9 Januari 2010
territorial reform sebagai management of the size shape 0s S Knack and Azfar Trade Intensity Country Size and
and hierarchy of local government units for the purpose of Corruption Economic of Governance 4 1 seperti dikutip
achievingpolitical and administrative goals Gabriel Ferrazzi dalam Omar Azfar Satu Kahkonen Anthony Lanyi Patrick
International Experiences in Territorial Reform Implications Meagher dan Diana Rutherford Decentralization Governance
for Indonesia Jakarta DRSP USAID 2007 hlm 5 and Public Services The Impact of Institutional Arrange
ments Dalam Mwangi S Kimenyi dan Patrick Meagher
0 B C Smith Decentralization The Territorial Dimension of
the State London George Allen eds Devolution and Development Governance Prospect in
Unwin 1985 hlm 61
Decentralizing States Aldershot Hants Ashgate Publishing
102 Lihat perbedaan alasan pendukung dan penolak peng Limited 2004 hlm 32 33

41
Tabel 1 Keterkaitan antara Desentralisasi Territorial Reform dan Governability
Kebutuhan needs Governability
Rationale Desentralisasi Parameter Tujuan
Rondinelli Cheema Territorial Reform
Alasan Pemekaran Alasan Penggabungan

Menempatkan pelayanan dan Efektivitas Pelayanan Kedekatan masyarakat Mendukung mobilitas sosial
fasilitas yang lebih efektif di Publik dengan pusat pemerintah tanpa terhambat persoalan

dalam masyarakat an jurisdiksi

Mengurangi diseconomies of Efisiensi Ekonomi Diseconomies of scale terli Menyediakan kesempatan

scale sehingga meningkatkan hat di daerah daerah yang bagi pemerintah daerah untuk

jumlah penyediaan barang dan berpenduduk lebih dari merampingkan dan merasiona
jasa publik dua ribu digabungkan lisasi organisasi

Meningkatkan stabilitas politik Demokratisasi Semakin kecil unit politik Memperkuat kelas menengah
dan kesatuan nasional dengan semakin besar kemam yang akan mengawasi jalannya
memberikan kemampuan puan masyarakat untuk pemerintahan daerah

bagi kelompok kelompok yang mempengaruhi kebijakan


berbeda untuk berpartisipasi publik

langsung dalam pembuatan


keputusan pembangunan

Meningkatkan kemampuan Kemandirian Memperkuat ekonomi Memperkuat ekonomi daerah


administrasi pemerintah dan daerah dan pusat dan pusat
inovasi lembaga lembaga
privat di daerah

Sumber Analisis dari konsep Rondinelli dan Cheema 1983 Kooiman 1994 Techera 2007 Mabuchi 2001
dan Montreal Economic Institute 2001

Kelemahan penyelenggaraan administrasi Berangkat dari hubungan antara konsep ter


pemerintahan dan demokrasi akibat kebijakan ritorial reform desentralisasi dan governability
pemekaran daerah yang tidak tepat di Indonesia bagian tulisan berikutnya adalah analisis kon
dapat mengarah pada kecenderungan ungo disi empiris governability lokal sebagai dampak
vernability atau governing failures di tingkat pemekaran daerah di Indonesia

lokal Ciri ciri dari governing failures ini dapat


dikatakan serupa dengan konsep bad governance Pemekaran Daerah dan Persoalan
yang dikemukakan oleh Thompson Ciri bad Governability
governance menurut Thompson104 meliputi 1
Di Indonesia pemekaran daerah merupakan salah
tidak adanya pemisahan yang jelas antara kekaya
satu kebijakan territorial reform yang tampaknya
an dan sumber sumber milik rakyat dan milik
disukai oleh negara di era reformasi Pemekaran
pribadi 2 tidak ada aturan hukum yang jelas daerah mulai mendapat pengaturan mulai tahun
dan sikap pemerintah yang tidak kondusif untuk 2000 meskipun sudah mulai merebak pada 1999
pembangunan 3 adanya regulasi yang berlebihan Pada awalnya kebijakan ini terkesan mendapat
sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi
kan dukungan Was dari elite maupun masyarakat
4 prioritas pembangunan yang tidak konsisten
karena beberapa hal yang menjanjikan Pertama
dan 5 tidak ada transparansi dalam pengambilan
dengan berlandaskan pendekatan geografis geo
keputusan
graphic proximity masyarakat percaya bahwa
semakin kecil lingkup geografis maka pelayan
an publik akan semakin cepat dan tepat Kedua
104 Kenneth Thompson On Good Governance New York A elite menjadi sangat antusias membentuk wilayah
Plume Book 1994 Seperti dikutip oleh Riswandha Imawan administratif baru karena fragmentasi kekua
Desentralisasi Demokratisasi dan Pembentukan Good
Governance Dalam Syamsuddin Haris ed Desentralisasi saan memberikan kesempatan bagi mereka yang
Demokratisasi Akuntabilitas Pemerintahan Daerah Jakarta belum mendapatkan kekuasaan Ketiga sejalan
Asosiasi Ilmu Politik Indonesia 2002

42
dengan semangat kedaerahan dan kesukuan konflik komunal merebak di berbagai daerah
ethnic nationalism masyarakat merasa lebih sebagai akibat proses pembentukan daerah baru
nyaman berada dalam lingkup geografis dengan yang elitis tersebut tos
komposisi yang lebih homogen Keempat elite Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa dae
dan masyarakat lokal menj adi yakin dapat menge rah otonom baru memang telah berhasil menye
lola daerah barunya dengan baik karena ada jahterakan masyarakatnya melalui peningkatan
jaminan finansial minimal dari pemerintah dalam pembangunan dan pelayanan publik Namun
bentuk dana alokasi umum DAU dana alokasi
tidak sedikit pula kabupaten kota yang justru
khusus DAK dan dana bagi hasil DBH dari mengalami kemunduran pembangunan pasca
pajak Keempat faktor itulah yang merupakan pemekaran daerah Kompas mencatat bahwa
faktor pendorong yang lebih kuat ke arah peme dari 141 daerah pemekaran 31 daerah induk dan
karan dibandingkan kebijakan penggabungan pemekaran sama sama mengalami kemundur

Akibat beberapa faktor pendorong tersebut an lo6 Angka tersebut masih ditambah dengan 70
sejak reformasi bergulir hingga 2009 euforia kabupaten kota di mana salah satu dari daerah
pemekaran daerah telah meningkatkan jumlah pemekaran maupun induknya mengalami kemun
daerah otonom secara drastis Seperti terlihat duran Selain itu Kementrian Dalam Negeri juga
dalam Tabe12 jumlah provinsi meningkat 27 menyatakan bahwa dari sembilan daerah otonom
dari 26 menjadi 33 provinsi dalam satu dekade baru yang diteliti tidak ada satupun yang masuk
Demikian juga dengan jumlah kabupaten kota dalam kategori mampu meskipun telah melaku

yang meningkat lebih drastis 53 untuk kota kan upaya penataan berbagai aspek pemerintahan
dan 70 untuk kabupaten dari 298 kabupaten berdasarkan peraturan yang ada 107 Dari jumlah
kota di tahun 1999 menjadi 497 kabupaten kota daerah yang justru mengalami kemunduran
pada 2009 pascapemekaran dapat disimpulkan bahwa kebi

j akan pemekaran daerah justru bertolak belakang


Tabe12 Peningkatan Jumlah Daerah Otonom
dari cita cita semula
1999 2009 Juni
Berdasarkan hasil penelitian berbagai lem
Wilayah Tahun Jumlah
baga UNDP Bappenas LIPI Depdagri dan
1999 2009 Juni
UGM pemekaran daerah telah menimbulkan
Provinsi 26 33

Kota 64 98 kompleksitas persoalan politik dan pemerintahan


Kabupaten 235 399 Pertama pemerintah daerah otonom baru tidak
Total 327 530 mampu merumuskan kewenangan atau urusan
Sumber Ditjen Otonomi Daerah Kemdagri

ios Beberapa konflik komunal yang pemah terjadi akibat proses


elitis pemekaran daerah antara lain terjadi di Maluku Utara
Hasil Kebijakan Pemekaran Daerah
Sulawesi Barat Irian Jaya Barat dan Sumatra Utara Di Maluku
Dapat dikatakan bahwa kebijakan pemekaran Utara warga dari Suku Kao menolak sebagian wilayahnya

daerah di Indonesia dilaksanakan secara tergesa dimasukkan ke dalam wilayah yang didominasi oleh Suku
Makian Lihat lebih detail mengenai konflik pemekaran di
gesa di dalam suasana euforia reformasi politik Maluku Utara dalam Mardyanto Wahyu Tryatmoko Peme

Beberapa faktor pendorong pemekaran seba karan Wilayah dan Pertarungan Elite Lokal di Maluku Utara
Masyarakat Indonesia No 1 2005 LIPL Di Sulawesi Barat
gaimana telah disebutkan sebelumnya telah me
konflik komunal terjadi akibat pemekaran Kabupaten Polewali
micu hasrat yang kuat dari para elite dan seba Mamasa pada tahun 2002 menjadi Kabupaten Polewali Mandar
gian masyarakat lokal untuk membentuk daerah dan Kabupaten Mamasa Konflik komunal terjadi di Kecamatan
Aralle Tebilahan dan Mambi ATM Pas alnya ketiga keca
otonom baru atas nama kesejahteraan masyara
matan ini menolak bergabung dengan Kabupaten Mamasa
kat Namun proses pembentukan daerah baru Konflik dengan kekerasan juga terjadi dalam pembentukan
Provinsi Irian Jaya Barat
yang sangat masif sejak 1999 tampak didominasi
oleh keinginan elite politik dan birokrasi untuk io6 Litbang Kompas Cita cita yang Tidak selalu Berbuah
Manis Kompas 21 Mei 2008
menciptakan kavling kekuasaan baru Dominasi
tersebut tampak mengabaikan aspirasi masyara 107 Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah Sinop
sis Penelitian Efektivitas Pemekaran Wilayah di Era Otonomi
kat dengan memanipulasi data data lokal sebagai
Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
prasyarat pembentukan daerah baru Dampaknya Dalam Negeri 2005

43
daerah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Ketujuh banyaknya peraturan daerah perda

masyarakat lokal Struktur kelembagaan yang yang bermasalah 116


dibentuk oleh pemerintah daerah setempat
Fenomena yang paling memprihatinkan
belum sesuai dengan jenis urusan daerah yang sebagai buah maraknya pemekaran di Indonesia
sesungguhnya Dampaknya struktur kelembagaan adalah banyaknya kasus korupsi di daerah baru
menjadi gemuk dan tidak menunjang efektivitas Hasil penelitian Pusat Kajian Anti Korupsi Pu
dan efisiensi penggunaan anggaran daerah 101 kat Universitas Gadjah Mada UGM menun
Kedua pemekaran daerah ternyata menimbulkan jukkan 1 891 kasus korupsi di tujuh provinsi
persoalan pembagian potensi ekonomi yang tidak pemekaran baru Jumlah kasus di setiap provinsi
merata di samping beban penduduk miskin yang tersebut adalah di Banten terdapat 593 kasus
semakin meningkat Ketertinggalan ini disebab Kepulauan Riau 463 Maluku Utara 184 Bangka
kan oleh keterbatasan sumber daya manusia dan
Belitung 173 Sulawesi Barat 168 Gorontalo
alam selain kurangnya dukungan pemerintah 155 dan Papua Barat 147 kasus 117 Sejumlah
dalam tnendukung pembangunan daerah 119 kasus korupsi itu baru sebatas wilayah provinsi
Ketiga pemerintah daerah hasil pemekaran padahal asumsinya bahwa korupsi di ratusan
belum mampu mengelola anggaran untuk men kabupaten kota baru lebih banyak dari angka
dorong perekonomian daerah 110 Kemampuan kasus di tujuh provinsi tersebut 118
pemerintah daerah masih rendah dalam menggali
sumber sumber pendapatan asli daerah PAD 111
Persoalan Governability Lokal
Bahkan terjadi pemborosan penggunaan APBD
Beberapa persoalan dampak pemekaran tersebut
untuk kepentingan birokrasi daerah dan pem
menunjukkan merebaknya persoalan governa
bangunan etalase bangunan fisik yang irrasional
tidak berdasarkan kebutuhan publik 11z Keempat bility di tingkat lokal Persoalan governability
ini ditandai tidak hanya oleh kelemahan elite
kinerja pelayanan publik daerah hasil peme
atau pemerintah daerah hasil pemekaran tetapi
karan masih berada di bawah kinerja pelayanan
juga kelemahan kemampuan masyarakat dalam
publik di kabupaten pada umumnya 113 Kelima
kualitas aparatur pemerintahan di daerah hasil mendukung pembangunan politik dan ekonomi
lokal
pemekaran masih berada di bawah potensi yang
dimiliki daerah induk 11a Keenam pemekaran Dari sisi masyarakat governed kelemahan
masyarakat sudah terlihat sejak proses pem
daerah cenderung memunculkan oligarki dan
memperkuat ethnic nationalism daripada mem bentukan daerah baru Kelemahan ini ditandai

perkuat demokrasi 11s Penggalangan kekuatan 161bid


birokrasi pemda untuk dukungan kekuasan elite
117 1 891 Kasus Korupsi di Daerah Pemekaran Kompas 15
lokal sering kali menggunakan isu agama etnis April 2009 Daerah Pemekaran Jadi Sarang Korupsi Media
Indonesia 14 April 2009 http wwwmediaindonesia com
108Ibid read 2009 04 14 69780 18 1 Daerah Pemekaran ladi Sarang
Korupsi diakses 16 April 2010
109 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas
dan United Nation Development Program UNDP 2008 18 Beberapa kabupaten hasil pemekaran yang terdapat kasus
Studi Evaluasi Pemekaran Daerah 2001 2007 http www korupsi di antaranya adalah Lampung Timur Lampung Tengah
Landak Tolikara Mappi Boven Digoel Nabire Kerom dan
undp or id pubs docs pemekaran ID pdf diakses 27 Januari
2010 Seram Bagian Barat Lihat dalam Tempo interaktif Korupsi
Tripanca Diduga Salahi Peraturan Menteri Keuangan 5 Januari
Ilolbid 2009 http www tempointeraktifcom hg hukum 2009 01 05
brk 20090105 153821 id html diakses pada 10 April 2010
111 Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah
Kasus Dugaan Korupsi Bupati Lampung Timur Segara Tun
Op Cit
tas Kompas 25 Maret 2010 http regional kompas com
112 Tri Ratnawati ed Studi Tentang Pemekaran Daerah read 2010 03 24 19085276 Kasus Korupsi Bupati Lampung
Pemetaan Problematika Politik Ekonomi dan Sosial Budaya Timur Segera Tuntas diakses 11 April 2010 Francis Kati Di
di Daerah daerah Pemekaran Era Reformasi Jakarta LIPI Papua Pemekaran Kabupaten Merupakan Impian Para Korup
Press 2009 tor 25 Januari 2007 http www kabarindonesia com berita
php pi1 14 dn 20070125171619 diakses 9 April 2010 Siwa
13Bappenas dan UNDP Op Cit lima Korupsi Miliaran Kejati Maluku Bidik Bupati Seram

141bid Bagian Barat 12 Maret 2010 http www siwalimanews


com show php mode headline id 2234 path list headline
IISTri Ratnawati ed Op Cit news html diakses 14 April 2010

ii
oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam daerah baru terkesan berawal dari lokal bottom
proses pembuatan keputusan pemekaran daerah up dalam praktiknya proses ini lebih banyak
Masyarakat seperti mudah dikooptasi oleh para didominasi oleh elite Dengan mengatasnamakan
elite lokal Kelemahan ini terus berlanjut hingga masyarakat elite elite lokal sering kali memani
daerah baru mulai membangun civil society pulasi data untuk kemudahan verifikasi daerah

yang lemah menyebabkan kontrol yang lemah baru Dampak dari proses pembentukan yang
sehingga korupsi marak terjadi dan pembangunan elitis ini adalah hadirnya kekuasaan yang oligar
daerah tidak berjalan baik kis di daerah baru Oleh karena itu praktik penye

Dari sisi elite pemerintahan governing per lenggaraan pemerintahan di daerah baru sangat

soalan governability di tingkat lokal dapat dicer rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan
mati dari beberapa indikator seperti tercantum untuk kepentingan pribadi dan golongan elite

dalam Tabel 3 Pemekaran daerah di Indonesia Pemerintah governing lokal cenderung memi
menimbulkan persoalan governability lokal baik liki akuntabilitas yang rendah sehingga tidak ada
dalam aspek politik legal maupun manajerial transparansi dalam pengambilan keputusan

Persoalan ini tampaknya berawal dari berbagai Kesalahan kedua dari kebijakan pemekaran
kesalahan perumusan dan pelaksanaan kebij akan daerah di Indonesia adalah upaya capacity building
pemekaran daerah yang sangat rendah di daerah daerah baru Mus
Kesalahan pertama dari kebijakan pemekar tahil bagi daerah daerah yang baru dibentuk ter
an daerah di Indonesia adalah proses pembentuk utama yang memiliki sumber daya manusia yang
an daerah baru Meskipun proses pembentukan rendah meningkatkan kapasitas penyelenggaraan

Tabel 3 Indikator Persoalan Governability Lokal


Aspek Indikator Kasus dampak

Politik kekuasaan Penyalahgunaan Kekuasaan untuk kepentingan pribadi Praktik kolusi korupsi dan nepo
dan golongan tisme

Bureaucratic and political rent


Tidak adanya pemisahan yang jelas antara kekayaan dan seeking Dominasi oligarki daripada
sumber sumber milik rakyat dan milik pribadi demokrasi

Akuntabilitas yang rendah atau tidak ada transparansi


dalam pengambilan keputusan

Legal Tidak mampu merumuskan regulasi daerah yang adaptif Regulasi yang mendorong ekonomi
biaya tinggi dan cenderung tidak
menguntungkan daerah
Maraknya perda bermasalah

Manajerial Tidak mampu merumuskan dengan tepat kewenangan pelayanan publik yang tidak efektif
ataupun urusan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan daerah

Penggunaan sumber daya lokal yang tidak efisien Pembangunan potensi ekonomi yang
tidak merata

Rendahnya kemampuan dalam menggali sumber sumber Ketergantungan pada negara dan
penerimaan daerah rendahnya kemandirian lokal

Penentuan SKPD belum memperhitungkan kriteria efek Inefisiensi APBD

tivitas dan efesiensi kelembagaan yang baik

Prioritas pembangunan yang tidak konsisten Beban penduduk miskin yang


meningkat

Pembangunan fasilitas pemerintahan

yang tidak sebanding dengan infra


struktur publik

Sumber Analisis atas hasil evaluasi pemekaran sebagaimana disimpulkan oleh UNDP Bappenas Depdagri LIPI UGM
dan berbagai media

45
pemerintahan relatif otonom tanpa asistensi dari Kemendagri terhadap daerah daerah hasil peme
pihak luar Padahal di dalam regulasi disebutkan karan belum dilakukan secara berkala Selain itu

bahwa pembinaan daerah baru menj adi tanggung evaluasi yang kini dilakukan oleh pemerintah di
jawab kabupaten induk pemerintah provinsi rasa memiliki banyak cacat metodologi Evaluasi

dan pusat Pembinaan seperti yang disebutkan terhadap daerah daerah pemekaran lebih banyak
dalam regulasi tersebut tidak pemah berlangsung diukur dari kacamata kuantitatif dan tidak mem
dengan baik dalam praktiknya Terkesan pihak perhatikan faktor substantif demokrasi hukum

pihak yang bertanggung jawab melepas begitu dan pemerintahan Kelemahan lainnya evaluasi
saja daerah daerah yang baru terbentuk Ironis tidak termasuk pengawasan terhadap penyeleng
nya beberapa kabupaten induk justru mengalami garaan pemerintahan daerah daerah baru Akibat
krisis manajemen pemerintahan karena sumber kesalahan kedua dan keempat pemerintah dae
dayanya tersedot ke daerah pemekarannya rah tidak memiliki pemahaman terhadap aspek
Akibat dari tidak adanya asistensi pembina hukum legal Hal ini menimbulkan banyaknya

an maka sebagian besar daerah daerah baru produk hukum berupa perda yang bermasalah
mengalami krisis manajemen pemerintahan yang berdampak pada kemajuan daerah yang
bersangkutan
Krisis manajemen pemerintahan yang dimaksud
adalah lemahnya kapasitas pemerintah dalam Kesalahan kelima adalah pemerintah tidak
melakukan fungsi utamanya Seperti disebutkan memiliki grand design territorial reform yang
dalam Tabe13 kelemahan manajerial pemerintah strategis Akibat tidak adanya grand design

di daerah baru mencakup beberapa indikator yang strategis pemerintah kesulitan menentukan
Pertama pemerintah daerah baru tidak mampu langkah selanjutnya ketika terdapat daerah yang
merumuskan dengan tepat kewenangan ataupun tidak mampu melaksanakan otonomi daerah Di

urusan yang seharusnya dilaksanakan sesuai dalam regulasi disebutkan bahwa pemerintah
dengan kondisi dan karakteristik daerah serta akan menggabungkan daerah daerah yang tidak
kebutuhan masyarakat Kedua rendahnya ke mampu melaksanakan otonomi daerah Peng
mampuan pemerintah daerah baru dalam meng gabungan dalam konteks ini adalah paksaan
gali sumber sumber penerimaan daerah Ketiga dan bukan voluntarily berdasarkan kehendak
struktur kelembagaan pemerintahan daerah masyarakat lokal Kebijakan paksaan ini tentu

SKPD yang telah ditentukan oleh pemerintah tidak dapat dikatakan bersifat strategis karena
daerah baru belum memperhitungkan kriteria dapat dipastikan banyak resistensi lokal yang
efektivitas dan efisiensi kelembagaan yang baik akan muncul dan berpotensi konflik

Keempat pembangunan potensi ekonomi yang


yang direncanakan maupun dilaksanakan oleh Menata Ulang Territorial Reform
pemerintah daerah baru tidak merata Kelima Dalam rangka meningkatkan kapasitas governa
pemerintah daerah terlihat kesulitan atau bahkan bility ada beberapa hal yang perlu dilakukan
sengaja dalam menentukan prioritas pembangun sekaligus menata ulang territorial reform Pa
an sehingga yang terlihat adalah tiadanya kon ling tidak ada dua pendekatan untuk mengatasi
sistensi pembangunan
persoalan governability ini Pendekatan pertama
Kesalahan ketiga adalah pemerintah terlalu merujuk pada konsepsi Grindle19 yang menekan
memanjakan daerah baru dengan memberikan kan pada pentingnya perubahan aturan main the

insentif Hal ini menyebabkan daerah tidak dapat rules ofgame yang mengatur setiap organisasi
dan individu dalam membuat keputusan dan
segera mandiri dan cenderung terus tergantung
melakukan aktivitas Perubahan tersebut men
pada pemerintah pusat Daerah daerah yang ter
gantung ini tidak dapat memberikan kontribusi cakup berbagai inisiatif seperti pengembangan
pada peningkatan pembangunan nasional malah sistem hukum rezim kebijakan dan termasuk

an menjadi beban nasional juga mekanisme akuntabilitas kerangka peratur

Kesalahan keempat adalah terletak pada an dan sistem monitoring yang menghubungkan
kesalahan evaluasi terhadap daerah daerah 1 9Merilee S Grindle ed Getting Good Government Capaci
pemekaran Evaluasi yang dilakukan pemerintah ty Building in the Public Sectors of Developing Countries
Boston Harvard University Press 1997

M
informasi mengenai struktur dan kinerj a pemerin downfforced bottom upfvoluntary atau mixed
tah dan pejabat publik asistensi fasilitasi masa transisi dan waktu

Pendekatan kedua merujuk pada pendapat transisi daerah baru Evaluasi yang komprehensif
Esman120 akan memudahkan penentuan kebijakan territo
yang menunjuk pada instituion building
IB melalui berbagai inovasi yang berdampak rial reform yang strategis
pada perubahan kualitatif di dalam norma pola Ketiga jika kebijakan penggabungan daerah
perilaku hubungan individu dan kelompok dan tidak benar benar diimplementasikan karena
dalam persepsi tujuan dan proses Penekanan mengingat resistensi lokal penguatan kapasitas

utama dalam IB yang dikemukakan oleh Esman daerah tetap perlu dilakukan melalui beberapa
terdapat di dalam dua hal Pertama menyangkut alternatif kebijakan Alternatif kebijakan terse
penguatan berbagai variabel dalam institusi se but antara lain adalah pembinaan atau asistensi

perti leadership doktrin program sumber daya terhadap daerah baru dan mendorong kerja sama
dan struktur internal Hal kedua menyangkut antardaerah

penguatan hubungan linkage yaitu hubungan


interdependensi antara suatu institusi pemerin Kesimpulan
tahan dengan bagian relevan masyarakat
Kebijakan pemekaran daerah di Indonesia pada
Atas dasar kedua pendekatan tersebut maka kenyataannya menimbulkan banyak kelemahan
penyelesaian persoalan governability yang lebih Kelemahan ini mencakup aspek politik legal
aplikatif dapat dilakukan melalui beberapa hal hukum dan manajerial pemerintahan Dapat
Pertama melakukan rekonseptualisasi faktor dikatakan bahwa kelemahan ini mengarah pada
pendorong territorial reform Pemerintah harus persoalan governability di tingkat lokal
memikirkan ulang konsep territorial reform Problem governability merupakan situasi
di Indonesia Apakah benar pemekaran paling yang menunjuk pada pelemahan kapasitas
tepat Atau apakah perlu mempertimbangkan
institusi institusi pemerintah governing dan
penggabungan daerah
masyarakat governed dalam meningkatkan
Kedua perlu evaluasi yang komprehensif pembangunan daerah Maraknya bureaucratic
terhadap kebijakan territorial reform yang telah andpolitical rent seeking dan praktik korupsi di
dilakukan Evaluasi pemekaran daerah yang tingkat lokal sebagai dampak pemekaran daerah

dilakukan pemerintah cenderung hanya mencari merupakan contoh indikator pelemahan pemerin
kelemahan daerah daerah hasil pemekaran Eva tahan birokrasi dan demokrasi
luasi yang sempit inipun memiliki banyak cacat Persoalan governability di tingkat lokal dise
metodologi Evaluasi terhadap daerah daerah babkan oleh beberapa kesalahan kebijakan peme
pemekaran lebih banyak diukur dari kacamata
karan daerah di Indonesia Kesalahan pertama
kuantitatif dan tidak memperhatikan faktor
terletak pada proses pembentukan daerah baru
substantif demokrasi dan pemerintahan Hasilnya
yang cenderung didominasi oleh kepentingan
pasti akan mudah ditebak bahwa lokal tidak akan
elite Kesalahan kedua adalah baik pemerintah
mudah menerima hasil evaluasi itu pusat maupun daerah induk dan provinsi tidak
Evaluasi semestinya tidak hanya diarahkan memperhatikan upaya capacity building yang
untuk mencari daerah daerah yang tidak mampu dilakukan oleh daerah baru Kesalahan ketiga
melaksanakan otonomi daerah dari kacamata adalah pemerintah terlalu memanjakan daerah
pusat Evaluasi semestinya juga diarahkan un baru dan memberi peluang bagi daerah yang
tuk mencermati kembali strategi dasar pilihan ingin mekar dengan insentif Kesalahan keempat
optimum number atau size faktor pendorong adalah evaluasi pemekaran daerah tidak dilaku
demokratisasi pelayanan publik efisiensi eko kan secara komprehensif Kesalahan kelima
nomi dan insentif proses pembentukan top adalah pemerintah tidak memiliki grand design

territorial reform yang strategis sehingga peme


Milton J Esman The Elements of Institution Building rintah tampak kesulitan untuk segera mengatasi
dalam Joseph W Eaton ed Institution Building and Deve persoalan persoalan di daerah pemekaran
lopmentfrom Concepts to Application Beverly Hills London
Sage Publications 1972

47
Dalam rangka mengatasi persoalan governa Janin Isabelle 2007 Governability Dalam Mark
Bevir Ed Encyclopedia of Governance
bility sebagai dampak pemekaran daerah di Indo
Thousand Oaks London and New Delhi
nesia ada beberapa hal yang perlu dilakukan baik
SAGE Publication
oleh pemerintah pusat maupun berbagai institusi
Kati Francis 2007 Di Papua Pemekaran Kabupaten
lokal Pertama pemerintah harus merumuskan
Mempakan Impian Para Koruptor http www
kembali konsep territorial reform di Indonesia kabarindonesia com berita php pil 14 dn
Kedua baik pemerintah pusat maupun daerah 20070125171619 diakses 9 April 2010
perlu melakukan evaluasi pemekaran daerah Kooiman Jan Ed 1994 Modern Governance New
secara lebih komprehensif inencakup strategi Government Society Interactions London
dasar faktor pendorong proses pembentukan SAGE Publication

kesiapan daerah dan hasilnya Ketiga penguatan Mabuchi Masaru 2001 Municipal Amalgamation in
kapasitas daerah melalui peningkatan asistensi Japan Washington The World Bank

bagi daerah barn dan kerja sama antardaerah Manor James 1999 The Political Economy ofDemo
perlu segera diwujudkan cratic Decentralization Washington The
World Bank

Daftar Pustaka Mawhood Philip 1983 Decentralization the Con


cept and the Practice Dalam Philip Maw
Azfar Omar et all 2004 Decentralization Gover
hood Local Government in the Third World
nance and Public Services The Impact of Insti
The Experience of Tropical Africa Chicester
tutional Arrangements Dalam Mwangi S
New York Brisbane Toronto dan Singapore
Kimenyi dan Patrick Meagher Eds Devolu
John Wiley Sons
tion and Development Governance Prospect in
Mayntz Renate 1994Governing Failures and the
Decentralizing States Aldershot Hants Ashgate
Problem of Governability Some Comments on
Publishing Limited a Theoretical Paradigm Dalam Jan Kooiman
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappe Ed Modern Governance New Govern
nas dan United Nation Development Program
ment Society Interactions London SAGE
UNDP 2008 Studi Evaluasi Pemekaran Publication
Daerah 2001 2007 http Www undp or idl Montreal Economic Institute 2001 The Economic
pubs docs pemekaran ID pdfi diakses pada Arguments against Municipal Mergers Octo
27 Januari 2010
ber 2001 http www iedm org uploaded pdf
Crozier Michel J Samuel P Huntington dan Joji
fusions en pdfi diakses 9 Januari 2010
Watanuki 1975 The Crisis of Democracy
Pierre Jon dan B Guy Peters 2005 Governing Com
Report on the Governability of Democracies
plex Societies Trajectories and Scenarios
to the Trilateral Commission New York New
Hampshire and New York Palgrave MacMil
York University Press
lan
Esman Milton J 1972 The Elements of Institution
Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah
Building Dalam Joseph W Eaton Ed Insti 2005 Sinopsis Penelitian Efektivitas Peme
tution Building and Development from Con karan Wilayah di Era Otonomi Daerah Jakarta
cepts to Application Beverly Hills London Badan Penelitian dan Pengembangan Departe
Sage Publications
men Dalam Negeri
Ferrazzi Gabriel 2007 International Experiences in
Ratnawati Tri Ed 2009 Studi Tentang Peme
Territorial Reform Implicationsfor Indonesia
karan Daerah Pemetaan Problematika Poli
Jakarta DRSP Usaid
tik Ekonomi dan Sosial Budaya di Daerah
Grindle Merilee S Ed
1997 Getting Good Govern daerah Pemekaran Era Reformasi Jakarta
ment Capacity Building in the Public Sectors LIPI Press
ofDeveloping Countries Boston Harvard Uni Rondinelli Dennis A dan G Shabbir Cheema 1983
versity Press
Implementing Decentralization Policies An
Imawan Riswandha 2002 Desentralisasi Demo
Introduction dalam G Shabbir Cheema dan
kratisasi dan Pembentukan Good Governance Dennis A Rondinelli eds Decentralization
Dalam Syamsuddin Haris Ed Desentralisa
and Development Policy Implementation in
si Demokratisasi dan Akuntabilitas Pemerin
Developing Countries California New Delhi
tahan Daerah Jakarta Asosiasi Rum Politik dan London SAGE Publication
Indonesia AIPI
Saito Fuhimiko Ed 2008 Decentralization and Lo Tryatmoko Mardyanto Wahyu 2005 Pemekaran
cal Governance Heidelberg Physica Verlag Wilayah dan Pertarungan Elite Lokal di Maluku

Shah Anwar Ed 2006 Local Governance in Deve Utara Masyarakat Indonesia 1

loping Countries Washington The World Vigoda Gadot Eran 2009 Building Strong Nations
Bank Improving Governability and Public Manage
Smith B C 1985 Decentralization The Territorial ment Surrey and Burlington Ashgate Publi
Dimension of the State London George Allen shing Company
Unwin Litbang Kompas 2008 Cita cita yang Tidak selalu
Techera Erika 2007 To Merge or Not To Merge Berbuah Manis Kompas 21 Mei

Local Government Amalgamations in Austra


lia Macquarie Law Working Paper WP 2007
4 Macquarie University Sidney September
2007
KORUPSI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK
DI ERA OTONOMI DAERAH

Kisno Hadi

Abstract

Todays big problem in Indonesian state enforcement and governmental system is corruption in both national
and local level Corruption in public service bureaucracy can only be minimised ifthere is a hollistic and compre
hensive understanding within dimension network and background of corruption and some areas in public service
bureaucracy that are highly touched by corruption Without this understanding efforts ofcorruption elimination in
public service bureaucracy would be hard to achieve In order to support the process of corruption elimination in
public service sector the role ofpublic institutions that is built to control the execution ofpublic service institution
must be maximised therefore

Pendahuluan birokrasi pelayanan publik selama ini kekuasaan

Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia be dan kewenangannya yang Was adalah faktor yang
lakangan bagaikan membuka kotak pandora tak terbantahkan untuk menyebutnya sangat

Sebut saja tatkala Mahkamah Konstitusi MK dekat dengan korupsi 122


pada 3 November 2009 membuka rekaman pem Celakanya korupsi tidak hanya terjadi dalam
bicaraan Anggodo Widjoyo dengan sejumlah lembaga negara bernama birokrasi melainkan su
orang menyebut beberapa nama pejabat penegak dah merambah ke segenap sektor kehidupan ma
hukum untuk berkonspirasi membiarkan pe syarakat Indonesia Fenomena tersebut membuat
nyebaran penyakit ganas bernama korupsi Akhir bangsa Indonesia memiliki citra sebagai bangsa
Maret 2010 Susno Duadji membuka praktik korup Korupsi terjadi karena ada kongkalikong
kongkalikong pegawai pajak dengan aparat pene antaroknum pejabat serta penyalahgunaan kekua
gak hukum polisi jaksa hakim dalam rangka saan oleh aparat pemerintah Dengan begitu

mencuri uang pajak yang menjadi tulang pung masalah besar dalam penyelenggaraan negara dan
gung pembiayaan negara sistem pemerintahan Indonesia dewasa ini adalah

Lembaga birokrasi sebagai organ negara korupsi baik di pusat maupun daerah

yang menangani sektor pelayanan publik ditenga Era reformasi 1998 dan kebijakan otonomi
rai banyak pihak menjadi sarang korupsi Arbi daerah yang secara masif sejak tahun 1999
Sanit mengatakan bahwa pelaku birokrasi biro mendesentralisasikan pengelolaan aparat biro

krat mempunyai wewenang yang sangat besar krasi kepada pemerintah daerah bukannya mem
yang memunculkan dikotomi antara pembuat buat pelayanan publik di daerah menjadi lebih
kebijakan dan pelaksana kebijakan sehingga baik dan berkualitas m lairikan justru semakin
birokrasi lebih mengedepankan sikap menguasai merumitkan proses pelayanan Korupsi yang dulu
daripada melayani masyarakat Tatkala semua berada di pusat korupsi juga ikut terdesentralisasi
aspek kehidupan masyarakat ditangani oleh Di era otonomi daerah korupsi bisa berimplikasi
birokrasi maka layanan birokrasi justru men
jadi lahan subur bagi birokrat untuk melakukan 122 Membandingkan dengan pendapat Syed Hussein Alatas
korupsi kolusi dan nepotisme KKN sebab 1975 dan Richard Robison 1986 Cornelis Lay mengatakan
sebuah gosip publik bahwa Departemen PU kalau di daerah
pejabat politik yang mengisi birokrasi pemerin adalah Dinas PU merupakan salah satu institusi publik yang
tah sangat dominan l 1 Jika melihat eksistensi rapuh terhadap korupsi Kekuasaan dan kewenangan besar yang
dimilikinya sejak Orde Baru adalah salah saw penyebabnya
121 Tim Simpul Demokrasi Reformasi Birokrasi dan Dernokra Lihat lebih jauh Cornelis Lay Involusi Politik Esei Esei Tran
tisasi Kebijakan Publik Malang Averroes Press 2006 hlm sisi Indonesia Yogyakarta PLOD dan Fisipol UGM 2006
122 h1m 227 249

51
fatal bagi segenap sektor kehidupan masyarakat untuk memberantas korupsi di sektor pelayanan
daerah Korupsi terutama mengurangi jatah publik serta tindakan mal administrasi lainnya
anggaran bagi pelayanan masyarakat miskin di namun pelayanan publik yang baik dan berkuali
daerah anggaran pelayanan pendidikan anggar tas yang dapat memuaskan harapan masyarakat
an pembangunan infrastruktur anggaran pelayan tetap belum terwujud Sistem penyelenggaraan
an kesehatan serta anggaran sektor sektor yang pemerintahan yang diciptakan melalui beberapa
signifikan berkaitan dengan kepentingan dasar peraturan bahkan diawasi serta dikontrol oleh
masyarakat daerah Korupsi juga menyebabkan peraturan tersebut belum berhasil mereorientasi
ekonomi biaya tinggi dalam pembangunan dan tradisi kinerja aparatur pemerintah agar bisa men

pemerintahan yang pada akhirnya menjadi beban jadi pelayan yang memuaskan masyarakat Tra
masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik disi yang berlaku yakni birokrasi yang digunakan
Masyarakat kemudian menanggung biaya ganda untuk melayani kepentingan negara dan kepen
berupa pembayaran legal dalam bentuk pajak tingan pribadi birokrat ketimbang kepentingan
serta penibayaran ilegal dalam bentuk pungutan masyarakat ternyata masih lestari
dan sogokan 123 Atas permasalahan tersebut di atas maka

Di sisi lain bagi negara berkembang se muncul pertanyaan yang hendak dijawab melalui
perti Indonesia terwujudnya good governance tulisan ini yaitu pertama mengapa hingga sejauh

adalah suatu keharusan yang mesti diupayakan ini dalam tubuh birokrasi pelayanan publik rentan

Tuntutan tersebut menjadi penting karena jika terjadi korupsi Dan kedua kebijakan seperti apa
kondisi good governance dapat dicapai maka yang dapat ditempuh untuk menanggulangi prak
terwujudnya negara yang bersih dan responsif tik korupsi birokrasi pelayanan publik termak
semaraknya masyarakat sipil dan kehidupan sud Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada

bisnis yang bertanggung jawab niscaya tidak lagi beberapa hal yang hendak diurai dalam tulisan
hanya menjadi sebuah impian 124 ini yakni 1 pengenalan dan pemahaman terha

Secara normatif praktik korupsi merupakan dap dimensi dan jaringan korupsi 2 pengenalan
realitas mal administrasi di mana birokrasi men dan pemahaman terhadap latar belakang terjadi
jadi tidak terkendali dan pada akhirnya organisasi nya korupsi 3 pengenalan dan pemahaman areal

birokrasi sulit diukur pelayanannya l2s Meski su dalam tubuh birokrasi pelayanan publik yang
rawan transaksi korupsi dan keempat usulan
dah banyak regulasi dan lembaga126 yang dibentuk
format kebijakan untuk pemberantasan korupsi
123 Kalteng Pos 14 April 2010 birokrasi pelayanan publik
124 M Arsyad Sanusi Permasalahan Korupsi di Derah dan
Strategi Penanggulangannya Makalah tidak dipublikasi
Pembahasan
12s Adapun yang sering dijumpai dalam praktik mal adminis
trasi ialah 1 perhatian pada yang salah 2 tidak memberi Dimensi dan Jejaring Korupsi
kesempatan peran serta 3 sering terganggu desakan pilihan Bila ditinjau dari berbagai segi seperti legal
yang terpaksa 4 memaksakan diri karena desakan waktu dan
stres 5 terlalu banyak menggunakan intuisi dan penghakiman perundang undangan kebijakan dan institusi
6 mempraktikkan pengambilan keputusan dogmatis 7 gagal
aparatur dan pejabat negara sejak tahun 2000 juga ada Keppres
memberi perhatian pada nilai nilai 8 masalah dalam membuat
estimasi 9 gagal menggunakan analisis 10 masalah dalam No 44 tentang Lembaga Ombudsman guna melayani keluhan
laporan atau informasi dari masyarakat atas keputusan tindakan
mengkomunikasikan hasil hasil analisis dan 11 melalaikan
atau perilaku penyelenggara pemerintahan di daerah dalam
etika Berjalannya kompleksitas masalah dalam pengambilan
keputusan seperti yang terdapat dalam sebelas poin tersebut di
memberikan pelayanan birokrasi yang dirasakan tidak adil
diskriminatif tidak patuh serta bertentangan dengan hukum
atas akan mengakibatkan mal administrasi yang tidak jarang
Di daerah pemerintah daerah membentuk Badan Pengawas
menyeret birokrasi ke dalam dilema masalah yang berkepan
Daerah Banwasda yang tujuannya juga untuk mengawasi
jangan Mal administrasi ini sering berujung pada terjadinya
dan mengontrol kinerja aparatur birokrasi di daerah Sekarang
KKN yang merusak tatanan administrasi serta birokrasi secara
keseluruhan Murtir Jeddawi Reformasi Birokrasi Kelembaga melalui UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
an dan Pembinaan PNS Yogyakarta Kreasi Total Media yang barn disahkan DPR RI keluar pula aturan sebagai asas
2008 hlm 82 84 penyelenggaraan pelayanan publik yang menyentuh seluruh
kepentingan umum kesamaan hak keseimbangan hak dan
12e Dalam birokrasi pelayanan publik baik di pusat maupun kewajiban profesionalisme partisipatif persamaan perlakuan
daerah selain adanya UU No 28 Tabun 1999 UU No 20 keterbukaan akuntabilitas penyediaan fasilitas untuk kelompok
Tahun 2001 dan UU No 30 Tahun 2002 yang tujuannya untuk rentan ketepatan waktu dan asas kecepatan kemudahan dan
mengawasi dan mengontrol kinerja pelayanan publik oleh keterjangkauan

52
untuk pemberantasan korupsi Indonesia telah pelaku swasta yang paling berkuasa l3o Secara
memiliki kelengkapan yang relatif memadai un lebih luas korupsi digambarkannya sebagai
tuk melakukan pemberantasan korupsi secara penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan
sistematis termasuk birokrasi di sektor pelayan pribadi dan ketiga dimensi korupsi tersebut di
an publik Indonesia telah memiliki TAP MPR atas terjadi tatkala ada hubungan pemberi pene

No XI MPR 1998 tentang Penyelenggaraan rima jasa di sektor publik dan itu membuka

Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi peluang untuk berkorupsi 131
dan Nepotisme KKN dan UU No 28 Tahun Sementara Robert Klitgaard memasukkan
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang pengertian korupsi ke dalam rumus
Bersih dan Bebas KKN Dari ketentuan tersebut
C M D A
lahir pula UU No 31 Tahun 1999 Jo UU No

20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Dari rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa

Pidana Korupsi UU No 30 Tahun 2002 tentang korupsi C Corruption adalah fungsi dari mo

Komisi Pemberantasan Korupsi yang di beberapa nopoli M Monopoly ditambah kewenangan


negara seperti Hongkong dan Singapura berha D Discretion dikurangi akuntabilitas A

sil mengikis korupsi dan menjadi ujung tombak Acuntabiliy Jadi korupsi dapat terjadi apabila
gerakan pemberantasan korupsi Di lain pihak ada monopoli kekuasaan di tengah ketidakjelasan
sudah ada beberapa peraturan pemerintah dengan aturan dan kewenangan akan tetapi tidak ada me
operasional pemberantasan korupsi Jadi secara kanisme akuntabilitas atau pertanggungjawaban
teoritis sebenarnya hampir tidak ada alasan bagi kepada publik 13 Kemudian William J Cham
peningkatan dan perluasan praktik korupsi di bliss mengemukakan bahwa dalam korupsi terli
Indonesia 121 bat banyak pihak yang disebutnya sebagai cabal
Rose Ackermen mengkategorikan korupsi atau jejaring korupsi Ia melihat bahwa korupsi
ke dalam tiga dimensi yakni ekonomi budaya merupakan bagian integral dari setiap birokrasi
dan politik Korupsi dalam dimensi ekonomi yang bertemu dengan kepentingan segelintir
menurutnya berpangkal dari gejala yang salah pengusaha penegak hukum dan politisi yang
dalam manajemen negara di mana institusi in sulit dibongkar Jejaring korupsi itu melibatkan
para elite di pusat kekuasaan pucuk pimpinan
stitusi yang dirancang untuk mengatur hubungan
antara negara dengan penduduk justru digunakan eksekutif elite partai politik petinggi lembaga
peradilan dan kalangan bisnis Korupsi merupa
untuk memperkaya diri dan mendapat tambahan
kan bagian dari sistem itu sendiri oleh karena
keuntungan bagi yang korup 128 Dalam dimensi
budaya korupsi dig ambarkan sebagai tradisi itu bukan pekerj aan mudah untuk memberantas
memberi suap hadiah kado harga dan pemberi korupsi karena aparat penegak hukum sering
an yang oleh orang lain disebut sebagai tindakan berada pada situasi yang dilematis Korupsi bu
kanlah kejahatan di luar sistem oleh karena itu
korup namun bagi kebudayaan suatu masyarakat
dianggap sebagai kebiasaan pemberian hadiah jejaring korupsi sangat sulit diterobos dari dalam
karena kolusi antara pengusaha dengan politisi
atau persenan yang wajar yang dibuat menjadi
lega1 129 Lalu dalam dimensi politik korupsi dan aparat penegak hukum Jejaring korupsi
juga sulit diterobos dari karena aparat pene
digambarkan sebagai perilaku korup para aktor
ruar

gak hukum dapat menyediakan penjahat kelas


dalam menjalani hubungan antara negara dengan
sektor swasta Kadang kadang petugas negara teri yang siap dikorbankan untuk melindungi
yang menjadi pelaku dominan kadang kadang pelaku sesungguhnya yang berada dalam jejaring
I

tersebut 133

121 Suharko Pemberantasan Korupsi Menuju Grand Strategy


1301bid hlm 157
Anti Korupsi untuk Indonesia Jurnal Demokrasi II 7
2005a 131 Ibid hlm 127

Susan Rose Ackerman Korupsi dan Pemerintahan Sebab 132 Robert Klitgaard Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam
Akibat dan Reformasi Jakarta Pustaka Sinar Harapan 2006 Pemerintah Daerah Jakarta YOI 2002
hlm 11
lss M Syamsudin Korupsi dalam Persepektif Hukum Jurnal
129Ibid hlm 153 Ilmu Ilrnu Sosial 30 64 Juni 2007 hlm 185 186

53
Syed Husein Alatas berdasarkan hasil pene tingannya korupsi seperti ini sering dilakukan
litiannya di Asia terutama di Malaysia clan Indo oleh keluarga terdakwa yang tidak ingin terdak
nesia menyebut tujuh kategori korupsi yaitu 1 wa ditahan atau diproses lebih lanjut 6 korupsi

korupsi transaktif merupakan uang yang menun otogenik merupakan korupsi yang dilakukan
jukkan adanya kesepakatan timbal balik antara seorang diri karena mempunyai kesempatan un
pihak yang memberi clan menerima keuntungan tuk memperoleh keuntungan dari sesuatu yang
bersama kedua pihak sama sama aktif dalam diketahuinya sendiri panitera pengadilan kerap
menjalankan perbuatan tersebut 2 korupsi peme melakukan korupsi seperti ini dalam administrasi
rasan merupakan jenis korupsi di mana pihak pendaftaran perkara ketidakjelasan tarif pendaf

pemberi dipaksa untuk menyuap demi mencegah taran membuatnya leluasa menentukan harga

kerugian yang mengancam dirinya kepentingan yang harus dibayar oleh pengacara clan 7 ko
nya atau orang orang dan hal hal yang dihargai rupsi dukungan merupakan dukungan terhadap
nya korupsi yang dilakukan oleh polisi lalu lintas korupsi yang ada atau penciptaan suasana yang
termasuk jenis korupsi pemerasan 3 korupsi kondusif untuk dilakukannya korupsi korupsi

investif merupakan pemberian barang atau jasa ini dilakukan oleh elite di lembaga peradilan

tanpa ada pertalian langsung dengan keuntung yang tidak mempunyai kemauan politik untuk
an tertentu selain keuntungan yang diharapkan menindak tegas bawahannya 134

akan diperoleh pada masa mendatang bentuk Hasil penelitian Alatas tersebut di atas ber
korupsi seperti ini dilakukan oleh yang mem jasa dalam membuat tipologi korupsi yang umum
beri uang bulanan secara rutin kepada hakim dikenal di mana mana yakni seperti dijelaskan
harapannya kelak ketika kasusnya masuk ke pada Tabel 1
pengadilan hakim yang telah digajinya langsung Dari penjelasan tersebut di atas jelas terlihat
menangani perkaranya 4 korupsi perkerabatan
bahwa korupsi adalah fenomena yang sangat
nepotisme merupakan penunjukan secara tidak kompleks di mana korupsi terjadi karena ada
sah terhadap teman atau saudara untuk meme relasi dan interaksi dalam kehidupan masyarakat
gang suatu jabatan atau tindakan pengutamaan sehingga memunculkan ruang ruang korupsi
dalam segala bentuk yang bertentangan dengan tersendiri secara spesifik Korupsi juga terjadi
norma atau peraturan yang berlaku 5 korupsi akibat besarnya monopoli kekuasan di sektor ter
defensif merupakan korupsi yang dilakukan oleh tentu terutama birokrasi sementara mekanisme
korban pemerasan dengan melakukan korupsi

ini orang yang diperas menyelamatkan kepen 134Ibid hlm 186

Tabel 1 Tipologi Korupsi

No Tipologi Penjelasan

1 Korupsi transaktif transactive Praktik korupsi yang dilakukan dalam konteks proses transaksi uang
antara pihak pihak yang terlibat

2 Korupsi yang memeras extortive Praktik korupsi yang dipaksakan kepada satu pihak yang biasanya disertai
ancaman terhadap kepentingan orang clan hal hal yang dimilikinya
3 Korupsi investif investive Praktik korupsi dalam konteks memberikan suatu jasa atau barang ter
tentu kepada pihak lain demi keuntungan di masa depan

4 Korupsi perkerabatan nepotistic Praktik korupsi yang dilakukan dalam konteks hubungan kekerabatan clan
kekeluarga

5 Korupsi defensive defensive Praktik korupsi dalam konteks pihak pihak yang akan dirugikan terpaksa
ikut terlibat di dalamnya

6 Korupsi otogenik autogenic Praktik korupsi yang dilakukan oleh seorang diri tidak ada orang atau
pihak lain yang terlibat di dalamnya
7 Korupsi suportif supportive Praktik korupsi dalam konteks dukungan terhadap penciptaan terjadinya
korupsi

Sumber Diadaptasi dari Syed Husein Alatas Diambil dari M Syamsuddin Korupsi dalam Perspektif Hukum Loc Cit
hlm 185 186

54
pertanggungjawaban kewenangannya tidak ada Sampai tahun 2008 seperti yang ditunjukkan
dan diperparah oleh ketidakjelasan peraturan oleh hasil survei Indeks Persepsi Korupsi IPK
Dalam kasus lain korupsi justru terjadi lebih yang dilakukan Transparency International Indo
parah yakni sudah merambah sistem politik nesia TII memperlihatkan bahwa Indonesia ti
dan pemerintahan di mana aparatur penegak dak lagi berada dalam kelompok negara terkorup
hukum juga terlibat korupsi di samping elite Posisi Indonesia berada di urutan ke 126 dari 180
politik dalam struktur eksekutif legislatif par negara yang disurvei IPK Indonesia tahun 2008
tai politik dan lain lain Korupsi bahkan juga adalah 2 6 atau naik 0 3 dibanding tahun 2007
sudah merambah sektor kehidupan masyarakat Indonesia satu kelompok dengan negara Eritrea
sehari hari Realitas demikian memperlihatkan Guyana Honduras Libya Mozambik dan

bahwa korupsi sudah berjejaring sehingga sangat Uganda dengan IPK 2 6 Sementara negara yang
menyulitkan untuk memberantasnya
menyandang sebagai terkorup adalah Somalia
Data yang dihimpun dari berbagai sumber IPK 1 Myanmar IPK 1 3 dan Irak IPK 1 3
seperti Transparansi Internasional TI Political Tiga negara terbersih adalah Denmark Selan

PERC dan dia Baru dan Swedia dengan IPK 9 3 Untuk


Economy and Risk Consultancy
Indonesia Corruption Watch ICW menun kawasan ASEAN peringkat Indonesia berada di
jukkan bahwa sejak reformasi 1998 Indonesia atas Filipina tetapi berada di bawah Singapura
Malaysia Thailand dan Vietnam 136
terus menerus masuk 10 besar negara terkorup
di dunia Pada tahun 1998 Indonesia berada Selanjutnya survei TII tahun 2009 memper
lihatkan peningkatan IPK Indonesia dari 2 6
di peringkat ke 6 negara terkorup setelah Ka
tahun 2008 menjadi 2 8 tahun 2009 atau naik
merun Paraguay Honduras Tanzania dan
Nigeria Tahun 1999 Indonesia berada di posisi 0 2 dari tahun sebelumnya Indonesia berada

ke 3 setelah Kamerun dan Nigeria Pada 2000 di posisi 111 dari 180 negara yang disurvei
Indonesia berada di posisi ke 5 setelah Nigeria dengan demikian Indonesia mengalami kenaikan

Yugoslavia Ukraina dan Azarbaijan Setahun peringkat sebanyak 15 selama kurun waktu satu

berikutnya Indonesia berada di peringkat ke 4 tahun 2008 2009 Prestasi itu telah membawa
setelah Bangladesh Nigeria dan Uganda Tahun Indonesia berdekatan dengan prestasi negara

2003 Indonesia kembali menduduki urutan ke 6 negara yang juga gencar memerangi korupsi
dan tahun 2004 Indonesia berada di urutan ke 5 seperti Mesir Mali Kiribata Saotome Principe

negara terkorup Algeria Djibouti Kepulauan Solomon dan


Togo Di tingkat ASEAN skor Indonesia ber
Bahkan TI menempatkan Indonesia dalam
ada di posisi ke 5 lebih rendah dari Singapura
kategori negara yang tidak banyak mengalami
perubahan dalam pemberantasan korupsi selama Brunei Darussalam Malaysia dan Thailand yang
10 tahun terakhir ini Praktik korupsi tidak saja masing masing menduduki posisi 1 sampai 4 di
mana skor 0 adalah skor korupsi tertinggi dan
berlangsung di kalangan lembaga pemerintahan
skor 10 adalah skor korupsi terendah 137
tetapi juga di DPR dan bahkan lembaga penegak
Artinya komitmen pemerintah Indonesia
hukum seperti kepolisian kehakiman dan ke
untuk membasmi korupsi sudah mulai tampak
jaksaan Di lembaga DPR korupsi terjadi seining
dengan meningkatnya wewenang DPR yaitu hasilnya Kendati begitu korupsi yang sudah
berurat berakar dalam kehidupan sehari hari ma
mulai penyusunan UU penyusunan anggaran
syarakat Indonesia dirasa masih terjadi di banyak
hingga dalam menjalankan pengawasan peme
daerah Korupsi malah dominan dilakukan oleh
rintah Kewenangan melakukan fit and proper
kalangan pejabat di mana didapati ada banyak
test dalam proses rekrutmen lembaga lembaga
mantan bupati mantan gubernur mantan anggota
negara nondepartemen pun juga menjadi arena
DPRD dan mantan pejabat birokrasi di daerah
yang rentan terhadap praktik praktik korupsi 135
yang tersangkut pidana korupsi di mana tindakan
korupsi mereka lakukan saat memegang jabatan
tertentu di daerah
131 Ignatius Ismanto Tinjauan Perkembangan Politik Dinami
ka Politik Menjelang Pemilu 2009 Jurnal Analisis CSIS 37 136 Jeddawi3Op Cif hlm 1 2
2 2008 hlm 153 154
13 Kedaulatan Rakyat 18 November 2009

55
Dengan begitu faktor kemiskinan bukan lembaga negara atau lembaga pemerintah pun
satu satunya faktor yang menyebabkan korupsi korupsi sangat mungkin terjadi

bertumbuh dan berkembang biak Faktor meluas Sesuatu pekerjaan dalam sektor pelayanan
nya tingkat pengangguran lemahnya pendidikan publik sangat rawan terjadi tindak korupsi yang
moral dan budi pekerti ketimpangan akses terha disebabkan banyak hal misalnya kurangnya

dap sumber sumber ekonomi sosial politik dan gaji pegawai negeri 138 kurangnya pemasukan
budaya adalah sumber sumber yang subur untuk negara atau pendapatan daerah sehingga biaya

bertumbuhnya korupsi Jadi dimensi dan jejaring penyelenggaraan pelayanan publik seperti mem

korupsi sangat kompleks yang tidak saja menyen beli alat tulis kantor kertas tinta komputer dll
tuh dimensi ekonomi politik dan budaya melain dibebankan kepada publik atau masyarakat Ma
kan sudah menyentuh dimensi sosial seperti ke syarakat yang tidak tahu menahu karena ketidak
miskinan ketiadaan akses dan ketidakberdayaan berdayaan memprotes sebagai akibat minimnya
Penduduk desa bisa saja melakukan korupsi pengetahuan meski dengan berat hati tetap saja
terpaksa karena ketidakberdayaannya menolak membayar selembar KTP dengan harga mahal
desakan sebagai akibat ketidakmampuannya padahal dana untuk itu sudah dianggarkan oleh
berbuat sesuatu untuk membela kepentingannya pemerintah Tabel 2 menjelaskan tiga wilayah
misalnya ketidakmampuan mereka mengakses penyebab korupsi
kantor polisi untuk melaporkan pemerasan oleh

seorang aparat desa saat membuat KTP atau akta Korupsi dalam Konteks Governance
tanah Ketidakmampuan itu karena faktor jauh dan Kendala Pemberantasannya139
nya j arak desa ke kota kecamatan dan minimnya Hasil penelitian Bozz Allen dan Hamilton mem
sarana transportasi serta komunikasi Korupsi
perlihatkan bahwa Indonesia sampai tahun 1999
dengan demikian bisa terjadi karena persoalan
menduduki polisi paling parah dalam hal indeks
geografis yang sama sekali terlepas dari dimensi good governance indeks korupsi dan indeks
ekonomi politik dan budaya seperti yang dikate efisiensi peradilan dibandingkan dengan be
gorikan Rose Ackermen
berapa negara Asia Tenggara lainnya 140 Indeks
Mengenali dan memahami korupsi di

Indonesia dalam dimensi ruang waktu dan 138 Bukankah pegawai Ditjen Pajak yang menelikung duit pajak
adalah pegawai yang penghasilannya mendapat remunerasi
faktor faktor individu serta kelembagaan tetap
Perlu diingat bahwa Departemen Keuangan yang membawahi
perlu namun sisi sisi lain seperti faktor sosial Ditjen Pajak adalah satu satunya departemen di Indonesia yang
melaksanakan program remunerasi bagi para pegawainya
geografis dan juga kelembagaan politik tetap
sehingga secara teoritis kecil sekali kemungkinan pegawai
menjadi kemutlakan karena persoalan penduduk
Depkeu melakukan korupsi Tapi ternyata hipotesa tersebut
Indonesia yang kompleks dengan berbagai latar terpatahkan dengan terungkapnya kasus penggelapan pajak
oleh Gayus Tambunan
belakang kepentingan dan alasan sangat berpon
tensi menjadi lahan subur tumbuhnya korupsi 139 Subbab bagian ini dikutip dan diadaptasi dari M Arsyad
Sanusi Permasalahan Korzrpsi di Daerah dan Strategi Penang
Faktor faktor yang menyebabkan korupsi terse gulangannya Makalah tidak dipublikasi
but bahkan tidak saja terjadi di lingkungan ma
syarakat sebagai pihak eksternal lembaga negara iao Dikutip dari Alexander Irwan Clean Government dan
Budaya Bisnis Asia Dalam Jurnal Reformasi Ekonomi 1 1
atau lembaga pemerintahan di dalam internal Januari Maret 2000 hlm 56 63

Dimensi Ekonomi Budaya Politik Sosial Tata Ruang Geografis


Korupsi

Jejaring 1 Dalam sistem eksekutif legislatif yudikatif dan lembaga


penyelenggara negara lainnya
2 Luar sistem partai politik swasta pengusaha masyarakat umum

Bagan 1 Dimensi dan Jejaring Korupsi

56
Tabe12 Wilayah Penyebab Korupsi

No Wilayah Penyebab Penjelasan

1 Wilayah Individu Dikenal sebagai aspek manusia yang menyangkut moralitas personal serta kondisi
situasional seperti peluang terjadinya korupsi termasuk di dalamnya adalah faktor
kemiskinan

2 Wilayah Sistem Dikenal sebagai aspek institusi administrasi Korupsi dianggap sebagai konsekuensi
dari kerja sistem yang tidak efektif Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan
sebuah sistem memberi peluang terjadinya korupsi

3 Wilayah Irisan Dikenal sebagai korupsi antara individu dan sistem dengan aspek sosial budaya
yang meliputi hubungan antara politisi unsur pemerintah dan organisasi non
pemerintah Selain itu meliputi juga kultur masyarakat yang cenderung permisif
dan kurang perduli dengan hal hal yang tidak terpuji Di samping itu juga akibat
terjadinya pergeseran nilai logika sosial dan ekonomi yang ada dalam masyarakat

Sumber Boni Hargen Diambil dari www bpkp go id

good governance Indonesia hanya sebesar 2 88 putusan perkara perkara cepat terselesaikan jika

jauh lebih rendah dibandingkan dengan Singa menyodorkan sejumlah uang sogokan Dari sisi
pura 8 93 Malaysia 7 72 Thailand 4 89 birokrasi terdapat pula kecenderungan bahwa

dan Filipina 3 47 141 Temuan tersebut didukung masyarakat enggan untuk berhadapan dengan

studi Huther dan Shah yang meyatakan bahwa birokrasi Masyarakat yang ingin mendapatkan
Indonesia termasuk dalam kategori negara poor pelayanan justru memperoleh kesulitan jika ber
governance Tabe13 hadapan dengan birokrasi Kerap kali pelayanan

Tabe13 Kondisi Good Governance di Asia Tenggara 1999

Indeks Efisiensi Indeks Good Kategori Kualitas


Negara Indeks Korupsi
Peradilan Governance Governance
Malaysia 9 00 7 38 7 72 Baik

Singapura 10 00 8 22 8 93 Baik
Thailand 3 25 5 18 4 89 Cukup Baik
Philipina 4 75 7 92 3 47 Cukup Baik
Indonesia 2 50 2 15 2 88 Buruk

Sumber Huther dan Shah Huther dan Shah dalam M Arsyad Sanusi Makalah Op Cit

Studi Huther dan Shah tersebut melihat terselesaikan dalam waktu beberapa hari yang
kualitas good governance dengan cara meng seharusnya bisa terselesaikan dalam hitungan

hitung besarnya government quality index di jam Akhirnya proses birokrasi yang panjang
masing masing negara yang menjadi sampel dan tidak efisien menyebabkan masyarakat
di antaranya indeks efisiensi peradilan indeks mencari jalan pintas dengan memberikan suap
korupsi dan indeks good governance 142 Realitas maksudnya agar pelayanan yang diterima cepat
tersebut memperlihatkan bahwa secara objektif terselesaikan

harus diakui kualitas governance di Indonesia


Korupsi juga telah berkembang dan meng
masih jauh dari kategori good governance Dari akar di lembaga pemerintahan lembaga per
indikator efisiensi peradilan dan efisiensi birokra wakilan rakyat DPR dan DPRD bahkan di
si misalnya keduanya masih jauh dari harapan dalam lembaga peradilan sendiri Repolisian ke
karena sangat rentan dengan semangat korupsi
jaksaan dan lembaga peradilan yang seharusnya
Sering kali terdengar pencari keadilan harus menjadi ujung tombak bagi upaya pemberantasan
berlama lama menunggu proses penyelesaian korupsi justru sebagai institusi institusi publik
yang paling korup dan paling banyak melakukan
141Indeks ini menunjukkan bahwa semakin rendah angka indeks
suatu negara maka tingkat good governance nya pun semakin
penyalahgunaan wewenang 143 Dengan kata lain
buruk dan sebaliknya
14s Lihat HS Dillon Partnership for Government Reform
142Ibid Facilitating Government Reform in the Indonesian Judiciary

57
korupsi telah merajalela terutama di kalangan dah ini berpotensi mengancam profesionalisme
birokrasi pada institusi publik atau lembaga peme kapabilitas dan independensi hakim serta aparat
rintah baik departemen maupun nondepartemen penegak hukum lainnya termasuk dalam konteks
HS Dillon misalnya mengatakan bahwa jaksa pemberantasan tindak pidana korupsi

merupakan aparat penegak hukum yang paling Selain dari keempat berita buruk tersebut
banyak menerima suap 51 8 disusul oleh di atas realitas penyakit korupsi di Indonesia ber
hakim 46 2 aparat aparat lain dari kantor tambah parah karena terjadinya perdebatan tiada
kejaksaan 38 8 panitera 23 1 pengacara
henti tentang posisi dan kedudukan hukum dari
7 7 polisi 7 7 dan aparat aparat penegak
kebijakan kebijakan publik yang dilaksanakan
I
hukum lainnya 2 6 pejabat negara Beberapa pihak berpendapat
Sementara berkaitan dengan kendala dalam bahwa kebijakan kebijakan publik yang dilak
pemberantasan korupsi United Nations Office sanakan pejabat negara dapat disentuh oleh
on Drugs and Crime UNODC Kantor PBB hukum pidana sehingga pejabat negara yang
Untuk Masalah Obat Obatan Terlarang dan Tin korup dapat digugat baik secara hukum pidana
dak Kejahatan mengemukakan bahwa setidak maupun perdata Sementara beberapa pihak
tidaknya ada empat kendala atau berita buruk lain berpendapat bahwa kebijakan kebijakan
bad news bagi upaya pemberantasan korupsi publik yang dilaksanakan oleh pejabat negara
di dunia termasuk juga di Indonesia dan daerah tidak tersentuh oleh hukum sehingga pejabat
daerah 15 Berita burukpertama kurangnya dana pejabat negara yang korup tidak dapat digugat
yang diinvestasikan pemerintah untuk program baik secara hukum pidana maupun perdata Ada
pemberantasan korupsi Hal ini mengindikasikan juga beberapa pihak lainnya berpendapat bahwa

rendahnya komitmen pemerintah terhadap upaya hukum administrasi negara merupakan satu satu
pemberantasan korupsi dan selama ini pemberan nya perangkat hukum yang dapat menyentuh
tasan korupsi belum menjadi prioritas utama kebijakan kebijakan publik yang dilaksanakan
kebijakan pemerintah Realitas ini mencerminkan oleh para pejabat negara

masih lemahnya political will pemerintah bagi Namun hingga sejauh ini perdebatan menge
upaya pemberantasan korupsi
nai permasalahan tersebut cenderung berlarut
Berita buruk kedua kurangnya bantuan yang larut tanpa dapat memberikan solusi yang efektif
diberikan oleh negara negara donor bagi program bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
pemberantasan korupsi Minimnya bantuan luar Di luar masalah tersebut ada pula beberapa hal
negeri ini merupakan cerminan rendahnya tingkat lain yang turut menghambat atau menjadi kendala
kepercayaan negara negara donor terhadap bagi upaya pemberantasan korupsi di daerah
komitmen dan keseriusan pemerintah di setiap Kendala pertama berkaitan dengan peraturan
negara termasuk Indonesia dalam melakukan perundang undangan Peraturan perundang
pemberantasan korupsi Berita buruk ketiga ku undangan yang menyangkut upaya pemberantasan
rangnya pengetahuan dan pengalaman aparat pe korupsi mempunyai beberapa kelemahan yang
negak hukum dalam memberantas korupsi Dan terletak pada substansi peraturan perundang
berita buruk keempat rendahnya insentif dan gaji undangan baik dari aspek isi maupun aspek

para pejabat publik Insentif dan gaji yang ren teknik pelaksanaannya sehingga memungkinkan

terjadinya ketimpangan dalam pemberantasan


and Public Prosecution makalah disampaikan dalam Seminar
korupsi Di antara kelemahan kelemahan tersebut
Nasional Menuju Good Governance dan Clean Government
Melalui Peningkatan Integritas Sektor Publik dan Swasta
adalah 1 tidak jelasnya pembagian kewenangan
Dalam Semangat Konvensi PBB Menentang Korupsi Jakarta antara jaksa polisi dan KPK dan tidak adanya
14 15 September 2004
prinsip pembuktian terbalik dalam kasus ko
rbid rupsi 2 lemah dan tidak jelasnya mekanisme
145 Pemyataan Petter Langseth Program Manager of Global perlindungan saksi sehingga seseorang yang
Program Against Corruption UNODC sebagaimana dikemu
dianggap mengetahui ada penyelewengan di
kakan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan di Jakarta
atas kerja sama dengan Departemen Kehakiman dan HAM bidang keuangan tidak bersedia untuk dijadikan
serta Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 24 saksi memberikan kesaksian
Maret 2004

i
Kendala kedua berkaitan dengan kurang Surat Keterangan Mutasi Penduduk 8 Pem
nya transparansi lembaga eksekutif dan legis buatan Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan

latif terhadap berbagai penyimpangan dalam IMB 9 Keterangan Kepegawaian 10 Surat


pengelolaan keuangan negara Mekanisme Keterangan Berkelakuan Baik 11 Rekomendasi

pemeriksaan terhadap pejabat pejabat eksekutif Usaha 12 keterangan lain lain


dan legislatif juga terkesan sangat birokratis ter Hanya organisasi pemerintah atau birokrasi
utama apabila menyangkut izin pemeriksaan ter
negaralah yang boleh menyelenggarakan pelayan
hadap pejabat pejabat yang terindikasi korupsi an publik tersebut dan kalaupun dilaksanakan
Kendala ketiga terkait dengan integritas moral oleh pihak swasta harus mendapat izin dari
aparat penegak hukum serta ketersediaan sarana lembaga pemerintah terkait Ketentuan tersebut
dan prasarana penunjang keberhasilan mereka dapat dilihat misalnya dalam azas azas pelayanan
dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi
publik yang termuat di dalam Surat Keputusan
Hambatan keempat menyangkut masalah kultur Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
atau budaya di mana sebagian masyarakat telah
SK Menpan No 81 Tahun 1993 tentang Pedo
memandang korupsi KKN umumnya sebagai man Tatalaksana Pelayanan Umum Pelayanan
sesuatu yang lazim dipraktikkan secara turun umum atau pelayanan masyarakat di sini harus
temurun di samping masih semakin hilangnya merupakan suatu rangkaian kegiatan terpadu
budaya malu sederhana terbuka
yang mengandung sifat
lancar tepat lengkap wajar dan terjangkau
Birokrasi Pelayanan Publik Pelayanan masyarakat menurut SK Menpan

Birokrasi pelayanan publik adalah lembaga tersebut harus memiliki sendi sendi tata laksana
pelayanan masyarakat yakni kesederhanaan
pemerintah yang sehari hari selalu bersentuhan
dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat kejelasan dan kepastian keamanan keterbukaan

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan efisien ekonomis keadilan yang merata dan
kewajiban pokok pemerintah birokrasi negara ketepatan waktu

untuk menyediakan dan menyelenggarakannya Kemudian berdasarkan UU Kepegawaian


Dalam kegiatan berpemerintahan sehari hari Negara No 43 1999 dikatakan bahwa kepega
yang diutamakan adalah pelayanan sehingga waian dapat digolongkan ke dalam tiga jenis

pelayanan merupakan hal penting yang mesti yakni pegawai negeri sipil PNS anggota TNI

menjadi perhatian serius setiap lembaga birokrasi dan anggota Polri Untuk PNS dibagi menjadi
pemerintah Senada seperti dikatakan Ryass dua yaitu PNS Pusat dan PNS Daerah UU
Rasyid bahwa prinsip kegiatan berpemerintahan tersebut juga memberi kewenangan lebih besar
dilakukan tidak lain karena merujuk kepada misi kepada pemerintah daerah untuk mengelola sen
pemerintahan itu sendiri yakni pelayanan pem diri pegawainya serta pelayanan yang dibutuhkan
berdayaan dan pembangunan l 6 Artinya setelah oleh masyarakat di daerah bersangkutan Kebi
misi pelayanan membuahkan hasil maksimal jakan ini mengarah kepada separate personnel
maka dengan sendirinya misi pemberdayaan dan system for each local authority Pemerintah pusat
pembangunan akan tercapai hanya menetapkan norma standar dan prosedur
mengenai pengangkatan peinindahan pember
Adapun jenisjenis pelayanan publik yang
umum diselenggarakan oleh lembaga birokrasi hentian penetapan pensiun gaji tunjangan ke

pemerintah di daerah daerah di Indonesia ialah sejahteraan hak dan kewajiban pelayanan serta

1 pelayanan pembuatan KTP 2 pelayanan kedudukan hukum baik bagi pegawai pusat mau

pembuatan Kartu Keluarga KK 3 pembuatan pun pegawai daerah Karena sektor pelayanan

pengantar Akte Kelahiran 4 pembuatan Akta publik hanya dapat dilaksanakan voleh aparatur

Catatan Sipil 5 SPT Surat Pernyataan Tanah 6 pemerintah maka secara lebih luas pelayanan

pembuatan Akte Jual Beli Tanah 7 pembuatan publik adalah pelayanan yang dilaksanakan oleh
aparatur pemerintah secara keseluruhan yakni

146 Ryass Rasyid Makna Pernerintahan Tinjazzan dari Segi PNS Daerah dan Pusat Polri dan TNI
Etika dan Kepemimpinan Jakarta Pustaka Sinar Harapan
2007 hlm 131

59
Hingga sejauh ini umum diketahui bahwa Meningkatkan kesadaran berpolitik masya
areal yang paling banyak bersentuhan dengan rakat melalui pendidikan dalam arti luas
kepentingan dan kebutuhan publik adalah areal di Masyarakat dibiasakan untuk memahami
mana aparatur pegawai negeri sipil bekerja se kebutuhannya sendiri dan bagaimana mem
hingga lembaga birokrasi sipil seperti kelurahan perjuangkannya

kecamatan dan kabupaten adalah lembaga Meningkatkan partisipasi masyarakat me


birokrasi yang paling banyak melaksanakan pe lalui pengelolaan kebutuhannya
layanan publik Adapun ciri ciri pokok pelayanan
3 Kebijaksanaan menjadi landasan pelayanan
publik tersebut ialah
publik

1 Pelayarian untuk pure public goods barang Pemahaman terhadap visi misi dan strategi
dan j asa utama murni seperti pertahanan ke organisasi

amanan dan perlindungan lingkungan hidup Menyesuaikan dengan tingkat tingkat ke


Pelayanan jenis ini diselenggarakan oleh
bijaksanaan
pemerintah dan tidak dapat dialihkan kepada
organisasi swasta dengan mekanisme pasar Mengikuti tahapan tahapan penyusunan
kebijaksanaan
2 Penyediaan pelayanan publik untuk barang
Melakukan analisis dan evaluasi kebijak
ataupun jasa yang mengandung eksternalitas
sanaan
positif dan menguntungkan masyarakat secara
keseluruhan dan bukan anggota masyarakat 4 Peralatan dan sarana pelayanan menjadi alat

secara individual juga lebih tepat diseleng bantu pelayanan


garakan oleh pemerintah Misalnya imunisasi
Menyediakan sarana yang sesuai dengan
anak untuk penyakit menular akan memberi
beban yang akan datang
manfaat secara keseluruhan terhadap anak Menyediakan sarana yang mendukung
anak yang lain karena penyebaran penyakit pelayanan masyarakat
tersebut dapat dihambat
5 Sumber daya yang tersedia dikelola sedemiki
3 Kegiatan pelayanan publik yang bersifat mo an rupa dalam bentuk kegiatan pelayanan
nopoli seperti penyediaan air dan pelayanan
Menghilangkan atau mengurangi risiko
infrastruktur lain akan lebih efisien diseleng
garakan oleh organisasi tunggal singlefirm
yang muncul dari pelayanan yang akan
diberikan
Oleb karena itu organisasi swasta sering kali
kurang tepat sebagai penyelenggara kegiatan Memanfaatkan sumberdaya yang ada se
maksimal mungkin
seperti ini 14
Menggabungkan dana dan sumberdaya
Dari segi prinsip bekerjanya prinsip prin
menjadi lebih bermanfaat melalui proses
sip pelayanan publik di Indonesia mencakup
sinergisme
beberapa hal yaitu

1 Pemerintah bertugas melayani 6 Pelayanan dilakukan secara berkualitas yang


memuaskan masyarakat yang sesuai dengan
Birokrasi berusaha meningkatkan keteram
standar dan asas asas pelayanan masyarakat
pilan terutama untuk menghadapi globali
7 Manajemen dan kepemimpinan menjadi
sasi
unsur pokok internal dalam organisasi pe
Birokrasi tanggap dengan kebutuhan ma layanan l4s
syarakat

Birokrasi dan kebij akannya bersifat trans Dalam konteks ini pelayanan publik yang
paran
baik harus mencakup
2 Masyarakat adalah kelompok yang dilayani 1 terdapat kejelasan antara hak dan kewajiban
pemerintah
pemberi dan penerima pelayanan
2 pengaturan pelayanan publik disesuaikan
dengan kondisi kebutuhan masyarakat setem
147 Bambang Purwoko Mengelola Pengentasan Kemiskinan
dalam Pratikno Ed Mengelola Dinamika Politik dan Jejaring pat

Kepemerintahan Kemitraan Partisipasi dan Pelayanan


Publik Yogyakarta S2 PLOD UGM 2007 hlm 186 148n7id hlm 189 190

60
Tabe14 Perbedaan Azas Pelayanan Publik dan Pelayanan Swasta

No Pelayanan Publik Pelayanan Swasta

1 Berdasarkan regulasi pemerintah Berdasarkan keputusan rapat pemegang saham atau


dewan komisaris direksi

2 Memerlukan manajemen ekonomi secara nasional Berdasarkan sinyal harga pasar misalnya tingkat harga
saham uang dunia
3 Keputusan pemerintah relatif terbuka menekankan Keputusan relatif terbatas pada organisasi yang bersang
pada keterwakilan kutan

4 Memerlukan stakeholders yang lebih luas Penekanan pada shareholders clan manajemen

5 Memiliki nilai clan tujuan yang beragam a pelayanan Memiliki nilai clan tujuan yang relatif terbatas
b kepentingan publik c pemerataan d profesionalisme
e partisipasi masyarakat f tukar imbang tarde off
yang lebih kompleks

6 Sumber pokok berdasarkan pajak Sumber daya pokok berdasarkan keuntungan


perusahaan clan pinjaman

7 Akuntabilitas publik yang luas Akuntabilitas publik yang terbatas

8 Bertanggung jawab pada kekuasaan politik clan Tidak bergantung kepada kekuasaan politik clan relatif
berdasarkan kerangka waktu tidak berdasarkan kerangka waktu

9 Memiliki tujuan tujuan sosial Tujuan pokoknya meraih keuntungan

10 Indikator kinerjanya lebih kompleks clan sarat Berdasarkan ukuran ukuran kuantitatif ekonomis
dengan debat

11 Implementasi kebijakannya lebih kompleks Implementasi kebijakan lebih sederhana

Sumber Purwoko dkk

Ibid hlm 188

3 kualitas proses dan basil pelayanan memberi dengan prinsip berdagang di mana pelanggan
kan keamanan kenyamanan kelancaran dan atau konsumen akan selalu datang ke toko yang
kepastian hukum sama apabila pelayanan yang diberikan oleh
4 apabila pelayanan publik dirasakan mahal pedagangnya berkualitas tidak berbelit serta

harus ada peluang bagi masyarakat untuk me dengan harga murah Tampaknya dalam hal
nyelenggarakan sistem pelayanan sendiri 149 menarik hati masyarakat agar man mengakses
pelayanan publik birokrasi pemerintah mesti

Hal utama yang dikerjakan dalam penye belajar dari pedagang


lenggaraan pelayanan publik adalah memper
hatikan kepuasan masyarakat yang dilayani Korupsi dalafu Tubuh Birokrasi di Daerah

seperti filosofi pedagang yang menempatkan Di masa Orde Baru kebanyakan ilmuwan
pembeli sebagai raja Erat sekali kaitannya meyakini bahwa akselerasi pertumbuhan eko
antara kepuasaan pelayanan yang diterima nomi terutama dalam korrteks pertumbuhan
dengan kemauan masyarakat untuk mengakses industrialisasi tidak cocok dengan demokrasi
pelayanan tersebut secara berkelanjutan Misal Robert Wade mengatakan bahwa penyebab utama
nya dari waktu ke waktu masyarakat tidak akan prestasi pembangunan terutama pembangunan
malas mengurus KTP mengurus Sertifikat ekonomi di kawasan Asia Timur termasuk
Tanah atau juga mengurus Akta Kelahiran Anak Indonesia adalah karena birokrasi negara yang
apabila proses pelayanan dalam mengaksesnya intervensionis bukan birokrasi yang policy
memuaskan masyarakat sebaliknya masyarakat
massif Suatu negara yang intervensionis pasti
akan malas untuk sekadar memiliki KTP bila otoriter dan korporatis Oleh sebab itu mema
pelayanan yang diberikan sangat buruk Sama hami birokrasi tidak cukup hanya dari kerangka
teknis administratif tetapi juga dilihat sebagai
1497bid hlm 185 186

61
organ negara yang mengabdi pada kapitalisme persyaratan mengisi formulir melainkan ha
Dalam kerangka ini birokrasi bisa dipahami rus disertai penyodoran sejumlah uang kepada
sebagai aparat negara penyelenggara teknis ad aparat yang mengurusnya saat mengurus izin
ministratif perencana dan pelaksana kebijakan menyelenggarakan acara keramaian atau untuk
mendominasi kehidupan politik dan tidak netral mengumpulkan orang banyak dalam rangka
dari kekuatan politik tertentu Di banyak negara menyelenggarakan upacara adat sebuah kelu

dunia ketiga birokrasi adalah pemegang inisiatif arga dalam komunitas masyarakat adat Dayak
dan perencana pembangunan manajer produksi mesti menyodorkan sejumlah uang pelicin
dan distribusi output nya serta konsumen ter agar proses izin oleh pemerintah kecamatan dan
besar hasil hasil pembangunan maka birokrasi kepolisian bisa cepat keluar Bila tidak jangan

adalah kekuatan yang omnipotent baik secara harap surat izin cepat keluar dan bila sebuah
administratif ekonomi dan politik so upacara adat tetap dilaksanakan tanpa surat
Tidak mengherankan karena dominannya izin dari camat dan polisi maka upacara adat

kekuatari serta kekuasaan birokrasi sektor itu akan dibubarkan polisi karena upacara ter

pelayanan publik yang menjadi ujung tombak maksud dianggap ilegal Saat penerimaan PNS
pegawai negeri sipil dilaksanakan di banyak
aktivitas lembaga birokrasi adalah sektor yang
tidak pernah steril dari perilaku korupsi Dengan kabupaten pemekaran seorang peserta tidak
kewenangan yang dimilikinya birokrasi bisa tanggung tanggung menyogok uang mencapai
Rp75 juta Saat ada program pengentasan ke
memaksa orang lain entah masyarakat maupun
pengusaha secara individu atau kelembagaan miskinan bagi masyarakat miskin di desa desa

untuk terlibat dalam tindakan koruptif pedalaman yang paling banyak mendapat faedah
dari program tersebut justru aparatur birokrasi
Dalam kalangan masyarakat tradisional
ketimbang masyarakat miskin karena dana pro
Jawa misalnya dikenal istilah talang bocor
gram yang dianggarkan lebih separuh terserap
yang membuat air hujan yang jatuh tidak semua
untuk kepentingan operasional aparat birokrat
nya dapat dialirkan ke dalam penampungan
serta membayar tenaga konsultan Pengerjaaan
melainkan jatuh tidak beraturan menembus lu
proyek infrastruktur seperti membangun sekolah
bang lubang yang ada Filosofi talang bocor
ini tampaknya linier untuk menggambarkan
atau membangun jalan desa maka kongkalikong
betapa dana dana program pembangunan tidak
korupsi antara kontraktor pimpro pej abat di Di
nas PU dan Diknas kepala sekolah serta kepala
utuh dialirkan kepada objek yang membutuhkan
desa pun tidak terelakkan dll st
melainkan mengalami kebocoran di sana sini

Kebocoran itu entah mengalir ke mana yang jelas John McCarthy bahkan menyebutkan
bahwa sejak tahun 2004 di Kalimantan Tengah
bukan mengalir kepada masyarakat miskin yang
membutuhkan Kondisi tersebut memperlihatkan dan Kalimantan Selatan ada 480 pos di Sungai

betapa penyelenggaraan pelayanan publik oleh Barito yakni dari Kota Puruk Cahn di hulu Sungai

aparat birokrasi dilakukan untuk mengabdi ke Barito sampai ke Banjarmasin di muara sungai

pada kepentingan diri aparat birokrasi itu sendiri Barito yang memungut pajak dari rakit rakit kayu
serta segelintir elite di dalamnya bukan untuk gelondongan Berbagai lembaga negara terma

kepentingan masyarakat suk polsek koramil dinas kehutanan dispenda


pos pos desa polisi sungai polisi pelabuhan dan
Di banyak daerah pedalaman Kalimantan
angkatan laut mengelola pos pos itu untuk me
Tengah misalnya untuk kepengurusan selembar
mungut pajak atas kayu kayu yang lewat SZ ke
KTP kerap kali masyarakat dibebankan pem
bayaran uang administrasi sebesar Rp10 000
Rp20 000 yang penggunaanya tidak dijelaskan 15 Beberapa kasus dalam paragrap ini adalah bagian dari peneli
tian penulis di Kalimantan Tengah sejak tahun 2004 terutama di
secara transparan pada saat mengurus IMB izin
beberapa kabupaten pemekaran Saat kasus ini disajikan dalam
mendirikan bangunan jangan berharap banyak tulisan ini penelitian masih berlangsung
akan cepat selesai bila hanya mengandalkan
112 John F McCarthy Dijual Ke Hilir Merundingkan Kembali
Kekuasaan Publik Atas Alam di Kalimantan Tengah Dalam
110 Sutoro Eke Birokrasi Modernisasi dan Kapitalisme Orde Henk Schulte Nordholt dan Gerry van Klinken Ed Politik
Baru Prisma 25 8 1996 hlm 26 Lokal di Indonesia Jakarta YOI dan KITLV 2007 hlm 207

62
Tabe15 Tindak Pidana Korupsi di Sektor Pelayanan Publik yang Diusut Kejati dan Kepolisian di Kalteng
Kasus Tipikor yang Ditangani Kejati Kalteng
A Sejak Februari hingga Desember 2009 telah dilaksanakan 33 penyidikan kasus korupsi di berbagai bidang pelayanan
publik dengan penetapan 33 orang tersangka Di antaranya
1 Dugaan korupsi atau penyimpangan 22 paket proyek di Kabupaten Lamandau senilai Rp8 3 miliar Tersangka
enam orang

2 Dugaan korupsi atau penyimpangan pekerjaan pengadaan bibit dan pupuk di Dinas Kependudukan dan
Transmigrasi Kabupaten Gunung Mas senilai Rp1 2 miliar Tersangka lima orang
3 Dugaan korupsi atau penyimpangan dana asuransi purnabakti di Sekretariat DPRD Kabupaten Barito Selatan
senilai Rp1 8 miliar Tersangka 3 orang
4 Dugaan korupsi atau penyimpangan dana pengembangan SDM di Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya seni
lai Rp2 8 miliar Tersangka tujuh orang
B Dugaan korupsi atau penyimpangan Dana Alokasi Khusus Dana Reboisasi DAK DR di Kabupaten Kotawaringin
Timur melibatkan aparatur birokrasi di Dinas Kehutanan Sedang diproses berapa orang yang terlibat dan berapa
besar kerugian negara

C Dugaan korupsi atau penyimpangan Dana Alokasi Khusus Dana Reboisasi DAK DR di Kabupaten Barito Selatan
tahun 2002 Kerugian negara mencapai Rp1 3 miliar melibatkan seorang pejabat Kepala SKPD
D Dugaan korupsi atau penyimpangan penggunaan dana Asuransi Kesehatan Askes di DPRD Kabupaten Katingan
tahun 1999 2004 Melibatkan 25 anggota DPRD pejabat Pemda Katingan dan pihak asuransi
E Dugaan korupsi atau penyimpangan dana Proyek Pengadaan enam Unit Kapal Nelayan di Kabupaten Kotawaringin
Timur yang dibiayai oleh APBN dan APBD tahun 2007 Seorang tersangka adalah Kepala Dinas Kelautan dan Peri
kanan Kabupaten Kotawaringin Timur beserta delapan orang lainnya sebagai terperiksa Kerugian negara masih
dalam proses penghitungan oleh BPK

Sumber Diolah dari beberapa sumber

Kalteng Pos 29 09 09 19 03 2010 25 03 2010 31 03 2010 Koran Tabengan 23 03 2010 Berta diolah dari berbagai sumber di
Kalimantan Tengah

muara sungai Masyarakat awam pun tahu bahwa daerah kepada pusat Dengan metode membeli
praktik pemungutan pajak tersebut adalah prak uang ini dipercaya lobi lobi dana program dari
tik korupsi dan manipulasi aparatur pemerintah pemerintah pusat menjadi lancar bahkan nilai
lokal yang hendak memperkaya diri nominalnya mencapai seperti yang diusulkan
Beberapa kasus tersebut adalah faktafakta Selo Soemardjan mengatakan bahwa korup
si kolusi dan nepotisme adalah dalam satu nafas
kecil proses pelayanan publik kekinian yang dise
lenggarakan dalam semangat otonomi daerah di karena ketiganya melanggar kaidah kaidah ke
jujuran dan norma hukum Adapun faktorsosial
samping banyak praktik pelayanan publik lain
yang tidak jauh dari transaksi korupsi Fenomena pendukung KKN adalah 1 disintegrasi anomie
lain yang terjadi di era otonomi daerah sekarang sosial karena perubahan sosial terlalu cepat sej ak
revolusi nasional dan melemahnya batas milik
adalah diperkenalkannya istilah membeli uang
dari pemerintah pusat yakni dengan harapan negara dan milik pribadi 2 fokus budaya berge
ser nilai utama orientasi sosial beralih menjadi
mendapatkan dana perimbangan yang banyak
dari pusat untuk kepentingan proyek tertentu orientasi harta kaya tanpa harta menjadi kaya

di daerah maka pejabat daerah pergi melobi dengan harta 3 pembangunan ekonomi menjadi

pejabat terkait di Jakarta Sudah tentu lobi itu panglima pembangunan bukan pembangunan

tidak hanya dilakukan dengan bermodal tangan sosial atau budaya 4 penyalahgunaan kekua
saan negara sebagai short cut mengumpulkan
kosong atau keahlian melobi melainkan disertai
harta 5 paternalisme korupsi tingkat tinggi
sejumlah uang sogokan Kasus tertangkapnya
beberapa pejabat daerah pada tahun 2008 ketika menurun menyebar meresap dalam kehidupan
hendak melobi dana sebuah proyek dari Departe masyarakat bodoh kalau tidak menggunakan

men Transmigrasi di Jakarta misalnya adalah kesempatan menjadi kaya dan 6 pranata pranata
sosial kontrol tidak efektif lagi S3
contoh kecil betapa korupsi membeli uang ini
sudah menj adi hal biasa yang menyertai lobi lobi 153Syamsudin Op Cit hlm 187

63
Oleh sebab itu tidak mengherankan korupsi dibayar atau dikontrak pemda untuk menjadi
kemudian menurun hingga ke tataran birokrasi corong pemberitaan kegiatan kegiatan pemda
unit unit di daerah seperti di kelurahan atau ke dan 6 belum terbangunnya civil society yang
camatan dalam rangka pelaksanaan pelayanan kuat dalam melakukan kontrol dan pengawasan
publik Korupsi di unit terkecil sektor birokrasi terhadap kinerja birokrat di beberapa daerah
pelayanan publik ini bukan sesuatu yang asing dengan eksistensi civil society yang kuat se
di telinga masyarakat Korupsi di unit ini malah perti Yogyakarta dan Jakarta pelayanan publik

sering disebut sebagai sesuatu yang wajar dengan oleh pemerintahnya sudah lumayan berkualitas

bertameng pada uang administrasi padahal ketimbang daerah daerah seperti di pedalaman
dana administrasi seperti untuk membeli tinta Kalimantan dan Papua yang posisi masyarakat
atau kertas sudah dianggarkan dan dananya ada sipilnya sangat lemah dan 7 peran lembaga
tetapi tetap saja masyarakat dikenakan biaya lembaga pengawas dan kontrol yang dibentuk
Dalam kerangka ini semua korupsi dalam negara sebagai representasi kepentingan ma

tubuh birokrasi pelayanan publik ini disebab syarakat seperti lembaga legislatif atau lembaga

kan oleh 1 luar biasa besarnya kewenangan Ombudsman belum berfungsi maksimal alih alih

birokrasi sehingga semua sektor mesti ditangani ikut memberantas korupsi justru banyak anggota
legislatif menjadi tersangka korupsi di banyak
oleh birokrasi dengan kewenangan yang besar
itu sangat besar pula peluangnya untuk memaksa daerah selain anggota legislatif sekretaris dewan

masyarakat baik secara individu maupun kelem beserta jajaran pejabat di sekretariat DPRD juga

bagaan melakukan korupsi 2 ketidakmauan atau didakwa melakukan praktik korupsi

keengganan aparat birokrasi meniadakan atau Bila korupsi sudah begitu parah menggerogoti
menihilkan praktik koruptif dalam menjalani sendi sendi kehidupan masyarakat bagaimana
aktivitas sehari hari di kantor bila korupsi di lagi cara meminimalisasi kalau tidak bisa meng
tiadakan malah tidak semangat dalam bekerja hilangkan secara total tindakan korupsi di sektor

3 korupsi bukan dianggap sebagai kejahatan pelayanan publik agar tidak mendarah daging dan
massif sehingga justru aneh bila suatu interaksi diturunkan kepada anak cucu di kemudian hari
atau relasi terjadi tanpa melakukan korupsi 4 Persoalannya kembali kepada masing masing
alat kontrol seperti penegakan hukum oleh aparat pihak baik masyarakat maupun pemerintah yang
penegak hukum sudah tidak lagi berfungsi alih memiliki kemauan dan komitmen politik kuat
alih berfungsi aparat penegak hukum justru men untuk memberantasnya Sepanjang tidak ada
jadi pemain dalam tindakan korupsi 5 kontrol kemauan dan komitmen politik sangat sulit
dari masyarakat baik secara individu maupun sekali meniadakan praktik praktik korupsi dalam
kelembagaan tidak lagi berfungsi di banyak dae sektor pelayanan publik ini Untuk mendukung
rah lembaga yang dibangun masyarakat seperti kemauan dan komitmen politik tersebut diperlu
media massa dan LSM justru terjebak ke dalam kan seperangkat format kebijakan publik baru

jurang korupsi itu sendiri logika koruptif sudah yang tepat dan akurat Format kebijakan yang
merasuk ke dalam kerja jurnalistik tsa misalnya ada selama ini seperti dalam UU Pemberantasan

wartawan atau aktivis LSM yang meminta uang Korupsi atau juga dalam peraturan daerah dinilai
kepada pejabat terkait supaya kegiatan pejabat belum begitu efektif melakukan pemberantasan
tersebut diliput oleh media massa atau juga korupsi

terjadi pemerasan terhadap pejabat tertentu bila


sang pejabat tidak memberi sejumlah uang maka
Usulan Format Kebijakan Pemberantasan
aibnya akan dipublikasikan ke publik dan di
Korupsi
banyak daerah malah media massa secara khusus
Dalam rangka pembuatan kebijakan publik
Al Andang L Binawan ed Korupsi dalam Cakrawala untuk memiminalisasi praktek korupsi di sektor
Kemanusiaan Kata Pengantar dalam Korupsi Kemanusiaan
Menafstrkan Korupsi dalam Masyarakat Jakarta Penerbit
pelayanan publik ini ada beberapa format ke
Buku Kompas 2006 hlm xvi Lebihj auh lihat Maria Hartining bijakan publik baru yang diusulkan baik untuk
sih Menolak Logika Koruptif dalam Kerja Jurnalistik Dalam
dimuat dalam UU Pemberantasan Korupsi seba
Korzrpsi Kemamrsiaan Menafsirkan Konrpsi dalam Masyara
kat Jakarta Penerbit Buku Kompas 2006 hlm 17 29 gai penyempurnaan UU Tindak Pidana Korupsi
yang sudah ada ataupun dalam UU Etika Penye publik tersebut apakah segenap elemen masyara
lenggara Negara yang sekarang sedang menjadi kat memiliki hak hak politik yang sama dalam
RUU di DPR RI Usulan format kebijakan ini kebijakan yang dibuat apakah nilai nilai yang
dapat juga menjadi materi peraturan peraturan terkandung dalam peraturan yang dibuat terse
daerah baik di provinsi maupun kabupaten kota but sudah menjamin bebas dari praktik korupsi
dalam rangka mencegah terjadinya korupsi Merupakan elemen penting yang mesti diperha
Format kebijakan barn tersebut pada intinya tikan dalam membuat kebijakan yang berkaitan
berangkat dari kebutuhan kebutuhan saat ini dengan penyelenggaraan pelayanan publik

serta mengakomodasi nilai nilai yang terkandung Partisipasi masyarakat dalam konteks ini mesti
dalam kearifan masyarakat lokal di Indonesia diakomodasi mulai tahap penggagasan atau ide
Format yang terumuskan dalam regulasi pem kebijakan identifikasi formulasi analisis imple
berantasan korupsi di sektor pelayanan publik mentasi operasi hingga evaluasi kebijakan
selama ini kurang begitu efektif dilaksanakan Kedua dalam perumusan kebijakan mesti
karena lebih banyak mengadopsi nilai nilai de
memerhatikan kepuasan masyarakat dan mening
mokrasi liberal yang berkembang dalam tatanan katkan kepercayaan yang diberikan Dalam
masyarakat barat sementara nilai nilai humanis kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan
yang berkembang dalam tatanan masyarakat lo dan pemerintahan yang baik terlaksananya
kal diabaikan Padahal lingkungan implementasi penyelenggaraan pelayanan publik yang baik
regulasi tersebut adalah masyarakat humanis adalah gambaran kinerja aparat birokrasi yang
yang masih kental semangat komunitariannya berkualitas Dengan begitu penyelenggaraan
Semangat komunitarian tersebutlah yang menjadi pemerintahan yang baik dalam konteks pelayanan
lahan subur bertumbuhnya virus virus korupsi publik ini diharapkan dapat menciptakan kepuas
Usulan format kebijakan tersebut ialah perta an bagi masyarakat yang dilayani sehingga bisa
ma mesti ada partisipasi masyarakat dalam proses mewujudkan kepercayaan masyarakat kepada
pembuatan kebijakan Masyarakat harus dilibat aparatur pemerintah Kepercayaan termaksud

kan dalam setiap proses dan usaha peningkatan dengan sendirinya bisa menumbuhkan partisipasi
pelayanan publik agar masyarakat tidak semata masyarakat dalam proses pembangunan sehingga
sebagai objek pelayanan melainkan juga bisa bisa mewujudkan masyarakat yang sejahtera
menjadi subjek pelayanan Atas dasar itu aspirasi Terwujudnya masyarakat yang sejahtera akan
masyarakat bisa menjadi masukan dalam rangka membawa ke arah negara sejahtera welfare state

pembuatan kebijakan tentang penyelenggaraan pula Di samping itu masyarakat dan negara yang
pelayanan publik yang baik dan bebas korupsi sej ahtera dipercaya mampu mewujudkan tatanan
seperti dalam bentuk UU dan keppres peraturan administrasi negara yang bertanggung 3awab
daerah perda Max Weber menegaskan bahwa sehingga dapat mengembangkan negara menuju

suatu peraturan perundang undangan dapat tertib administrasi masyarakat sipil yang aktif
menjadi peraturan hukum yang legitimasi legal dan bebas korupsi

legitimite bilamana didukung oleh kesepakatan Ketiga kebijakan publik mesti menekankan
yang rasional rational agreement dan proses
adanya fungsi pelayanan publik yang menem
pengundangannya melalui proses yang benar patkan pegawai sebagai panggilan pelayanan

enactment process lss bukan sebagai jalan karier atau mata pencaharian
Persoalan seberapa jauh pembuat rancangan untuk mencari nafkah Jumlah pegawai negeri di
produk hukum legal drafter suatu peraturan ten unit unit birokrasi pelayanan publik juga mesti

tang pelayanan publik dapat mencerminkan nilai dikurangi Untuk menghindari korupsi kolusi
nilai kepentingan dan kepuasan masyarakat dan nepotisme KKN di sektor pelayanan publik

nilai nilai apakah yang telah terakomodasi dan seperti di Maroko menurut Maddick hampir tiddk

terkandung dalam peraturan tentang pelayanan ada karyawan dalam sistem pemerintahan daerah
tidak ada bendahara tidak ada sekretaris tidak

iss Jawahir Thontowi Kepemimpinan DIY Demokratis Lam ada teknisi yang ada adalah struktur pemerintah
piran Makalah Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Swasta daerah yang kecil dengan jumlah pegawai yang
Kopertis Wilayah V DIY Yogyakarta 30 Juli 2003

65
sangat sedikit sehingga dari keterbatasan pegawai mendaftar ingin menjadi PNS atau berkompetisi

tersebut dapat dibentuk kandidat yang memenuhi menjadi pejabat sesungguhnya mereka beramai

syarat yang dapat dilatih untuk menj adi pegawai ramai hendak menjadi pelayan masyarakat
profesional Kantor kota praja tidak dibuka sam Keempat dalam merumuskan kebijakan
pai tengah hari sehingga memungkinkan pegawai publik mesti ada kepekaan apatur pemerintah
dapat bekerja sambilan di luar atau di sektor
terhadap kebutuhan kebutuhan masyarakat
lain sehingga pegawai mendapat penghasilan Terdapat beberapa tugas pokok dan fungsi
tambahan Kebijakan mempekerjakan pegawai
pemerintahan yang harus diperhatikan dalam
sebanyak banyaknya di sektor pelayanan publik
rangka penyelenggaraan pelayanan publik yang
dengan tujuan mengurangi pengangguran bukan bersentuhan dengan kebutuhan kebutuhan ma
lah kebijakan yang bijak isb syarakat yakni mencakup
Dengan terlalu banyaknya orang yang be 1 Menj amin keamanan dari segala kemungkin
kerja di sektor pelayanan publik serta bertujuan an serangan dari luar clan menjaga agar tidak
untuk mengurangi pengangguran maka me terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat
mungkinkan pegawai untuk melakukan KKN menggulingkan pemerintah yang sah melalui

KKN terjadi karena ketatnya kompetisi yang cara cara kekerasan


melibatkan banyak pegawai sehingga bagi 2 Memelihara ketertiban dengan mencegah
pegawai yang benar benar berkompeten sangat terjadinya gontok gontokan di antara warga
kecil peluangnya menduduki suatu jabatan KKN masyarakat menjamin agar perubahan apa

kemudian menjadi alternatif untuk memperoleh pun yang terjadi di dalam masyarakat dapat
jabatan publik yang diingini KKN juga sering berlangsung secara damai
terjadi pada saat proses perekrutan pegawai ne 3 Menjamin diterapkannya perlakuan yang
geri di berbagai daerah Kalau saja penerimaan adil kepada setiap warga masyarakat tanpa
pegawai negeri ditiadakan selama kurun waktu membedakan status yang melatarbelakangi
tertentu misalnya selama satu dekade korupsi di keberadaan mereka Jaminan keadilan ini
areal ini dipastikan akan terminimalisasi sebab terutama melalui keputusan pengadilan di
mana kebenaran diupayakan pembuktiannya
satu generasi pegawai yang sering berpraktik
KKN telah pensiun kemudian digantikan pegawai secara maksimal konstitusi dan hukum yang
berlaku dapat ditafsirkan clan diterapkan se
generasi baru yang lebih menekankan kinerj a dan
cara adil clan tidak memihak serta perselisih
profesionalitas
an bisa didamaikan
Di lain sisi KKN juga terjadi antara masya
4 Melakukan pekerjaan umum dan memberi
rakat yang hendak memperoleh pelayanan cepat
pelayanan dalam bidang yang tidak mungkin
dengan aparatur yang memberi pelayanan
dikerjakan oleh lembaga nonpemerintah
Sebetulnya KKN dalam konteks ini tidak akan
terjadi kalau peraturan dan prosedur pelayanan
atau yang akan lebih baik jika dikerjakan
oleh pemerintah Ini antara lain menyangkut
berjalan cepat akurat dan bertanggung jawab pembangunan jalan penyediaan fasilitas
KKN juga tidak terjadi kalau aparatur birokrasi
pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat
hidup berkecukupan dengan tidak mengandal yang berpendapatan rendah pelayanan pos
kan penghasilannya pada pekerjaannya di sek
pelayanan di kantor kecamatan clan pencegah
tor pelayanan publik melainkan memperoleh
an penyakit menular
penghasilan dari pekerjaan di sektor lain Hal
5 Melakukan upaya upaya untuk meningkatkan
ini sebenarnya bisa terjadi bila aparat birokrasi
kesejahteraan sosial membantu orang miskin
mampu memaknai bahwa pekerjaan di sektor
dan memelihara orang orang cacat jompo
pelayanan publik adalah dalam rangka melayani
dan anak terlantar menampung serta menya
kebutuhan clan kepentingan masyarakat bukan lurkan para gelandangan ke sektor kegiatan
untuk memperoleh keuntungan finansial Oleh
yang produktif dan semacamnya
sebab itu ketika banyak orang beramai ramai
6 Menerapkan kebijakan ekonomi yang meng
untungkan masyarakat luas serta mengendali
Henry Maddick Desentralisasi dalam Praktek Yogyakarta kan laju inflasi mendorong penciptaan la
Pustaka Kendi 2004 hlm 43 244

RM
Fr

pangan kerja baru memajukan perdagangan sendiri Amerika Serikat pemah mengalami KKN
domestik dan antarbangsa serta kebijakan kronis seperti yang dialami Indonesia sekarang
lain yang secara langsung menjamin pening yakni di masa pemerintahan Presiden Andrew
katan ketahanan ekonomi negara dan masya Jackson di mana patronase birokrasi dan partai
rakat politik terlihat kuat terutama dalam sistem rekrut
7 Menerapkan kebijakan untuk pemeliharaan men pada jabatan jabatan strategis birokrasi
sumber daya alam dan lingkungan hidup Namun setelah muncul Pendleton Act dan Civil
seperti air tanah dan hutan Pemerintah juga Service Act 1883 yang melarang keras praktik
berkewajiban mendorong kegiatan penelitian praktik KKN atau spoil system maka secara
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang berangsur KKN di Amerika mulai berkurang
mengutamakan keseimbangan antara eksploi
Di Cina pada masa pemerintahan Mao Zedong
tasi dan reservasi 157 KKN juga marak yakni dilakukan oleh lembaga
Bagaimanapun persoalan pembangunan birokrasi Zedong lantas mengkampanyekan anti
akan terus terkendala bila para aktor pelaksanan tiga yaitu melenyapkan birokratisme korupsi

ya yang bekerja dalam lembaga pemerintah tidak dan pemborosan Zedong juga menyatakan per
peka terhadap kebutuhan masyarakat Berbagai ang terhadap lima hal yaitu penyuapan peng
investasi di daerah umpamanya tidak akan ter hindaran pajak penipuan korupsi dan revolusi
dorong untuk maju bila pelayanan yang diberikan budaya yang represif Ketika Zedong diganti
oleh aparat pemerintah tidak maksimal tepat Deng Xiaoping langkah langkah yang dilakukan
dan akurat Kehadiran investasi merupakan kemu berikutnya adalah pemberantasan korupsi dan
tlakan dalam upaya mempercepat pertumbuhan penekanan pada tanggungjawab serta moralitas

ekonomi masyarakat daerah karena di dalamnya kepemimpinan pada aparat publik pendidikan

terdapat pengembangan sektor riil yang menjadi pelatihan manajerial dan administratif bagi
tumpuan perekonomian masyarakat pejabat publik serta reformasi terhadap kinerja
Kalau aparatur negara tidak memberi pela pelayanan publik Baik program Mao Zedong
yanan yang baik dalam rangka mendorong laju maupun Deng Xiaoping sama sama mengalami
nya investasi pertumbuhan ekonomi daerah akan kegagalan karena berbenturan dengan mekanis
lamban masyarakat miskin dan pengangguran me politik serta tidak adanya jaminan penguatan
pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masya
niscaya akan semakin bertambah yang justru
akan menyuburkan pertumbuhan praktek korupsi rakat 159

Tentang kenapa aspek pelayanan publik ditekan Di Indonesia sejak keluar UU No 28 1999
kan dalam proses penyelenggaraan negara tidak tentang pemberantasan KKN kampanye anti
lain karena merujuk kepada misi pemerintahan KKN sangat gencar dan sudah banyak pejabat
itu sendiri yakni pelayanan pemberdayaan dan negara yang terjaring Namun hasil tersebut
pembangunan 158 Oleh sebab itu unsur penyeleng masih jauh dari harapan karena aparat penegak
garaan pelayanan publik adalah hal pokok dan hukum juga terlibat KKN Dalam sektor pelayan
utama untuk mengukur kesuksesan suatu negara an publik korupsi masih terjadi karena pegawai
dan sektor ini harus bebas dari praktik korupsi negeri juga turut melakukannya yang justru
kolusi dan nepotisme didukung oleh masyarakat sebagai penerima
Kelima dalam menjalankan kebijakan publik pelayanan Sebab itu untuk mengatasi korupsi
di sektor pelayanan publik ini dibutuhkan ma
dibutuhkan peraturan hukum yang adil serta apa
rat penegak hukum yang mampu bertindak tegas syarakat sipil yang kuat serta pola pendidikan
Selama ini praktek KKN menjadi subur bertum anti KKN sejak dini bagi para calon pegawai

buh di sektor pelayanan publik karena aparat serta calon hakim dan jaksa Pendidikan dini
penegak hukum justru menjadi aktor KKN itu anti KKN yang menekankan moralitas dan budi
pekerti luhur sangat penting diupayakan karena
tidak hanya untuk kepentingan mendidik calon
1s7 Ryass Rasyid Makna Pemerintahan Tinjaaean Dari Segi
Etika dan Kepemimpinan Jakarta Yarsif Watampone 2007
h1m 11 13

Ibid hlm 131 151 Tim Simpul Demokrasi Op Cit hlm v vi

67
pegawai pemerintah melainkan juga mendidik internal maupun eksternal Sebaiknya peran
masyarakat anti KKN secara menyeluruh yang dimiliki oleh lembaga lembaga ini dilebur
ke dalam satu wadah organisasi saja yaitu ke
Keenam kebijakan pelayanan publik yang
dibuat mesti merangkul nilai nilai kearifan lo dalam lembaga Ombudsman sementara peran
pengawasan publik di lembaga legislatif dimini
kal yang bisa menjadi sanksi moral bagi pelaku
korupsi di sektor pelayanan publik di berbagai malkan dan peran pengawasan di Banwasda

daerah Dalam konteks ini sanksi moral kearifan dihilangkan Banwasda sebaiknya dihapus dari

lokal berdasar adat istiadat atau tradisi masyara struktur birokrasi pemerintah daerah sehingga
dapat menghemat anggaran sedangkan pega
kat lokal dipercaya bisa membuat orang berpikir
wainya bisa dipekerjakan di sekretariat lembaga
ulang untuk melakukan korupsi Di kalangan
masyarakat Dayak Dusun di Kalimantan Tengah Ombudsman Daerah Dengan adanya penyatuan

misalnya ada dikenal filosofi welum bahadat tersebut kegiatan sebagai lembaga pengawas
pengaudit dan pengontrol kinerja aparatur biro
yakni filosofi menjalani hidup dengan berlan
krasi di sektor pelayanan publik oleh lembaga
daskan adat istiadat atau hidup beradab Saya
Ombudsman bisa maksimal
sependapat dengan pendapat Darius Dubut yang
mengatakan bahwa orang yang hidupnya tidak Kedelapan menggerakkan elemen civil

beradat atau tidak berlandaskan adat adalah orang society untuk terlibat aktif dalam proses pem
yang tidak memiliki adat istiadat yakni disebut berantasan korupsi di sektor pelayanan publik

bakoi bahadat atau puang bahadat 161 Elemen elemen masyarakat sipil seperti media

Tindakan korupsi misalnya adalah salah satu massa partai politik organisasi masyarakat adat

LSM lembaga agama organisasi perempuan


tindakan bakoi bahadat atau puang bahadat
karena tindakan korupsi hanya mementingkan organisasi petani organisasi buruh kaum pe

diri sendiri dan mengambil hak milik orang nyandang cacat dan kaum miskin kota adalah
lain Selain korupsi dalam praktek kehidupan seperangkat alat yang dapat digunakan masyara
sehari hari seperti ketidakjujuran kecurangan kat untuk mengimbangi kekuasaan negara dan

keserakahan kolusi dan nepotisme adalah tin aparaturnya Gerakan tersebut dapat dilakukan

dakan tindakan bakoi bahadat yang membuat mulai tahap gagasan atau ide besar mengenai
manusia kehilangan akar kebudayaannya se misalnya regulasi yang tepat untuk menihilkan
hingga membuat manusia tersebut patut disebut korupsi di sektor pelayanan publik lalu gagasan
tersebut bergeser ke dalam proses kontrol dan
sebagai satua atau binatang Filosofi tersebut
linier sangat cocok bila digunakan sebagai sanksi evaluasi kinerja pelayanan publik oleh aparat
birokrasi sehari hari Logika koruptif dalam
moral terhadap orang yang melakukan korupsi
sehingga bila kedapatan korupsi maka koruptor pikiran setiap individu di dalam lingkungan ke
itu harus dicap atau bahkan namanya diubah luarga lingkungan kerja ruang ruang publik dan
lain lain harus dapat dibuang161 dengan adanya
dengan satua atau binatang
regulasi kebijakan publik semacam ini
Ketujuh format kebijakan publik yang di
buat mesti dalam rangka mengkaji ulang peran
peran lembaga pengawas dan pengontrol kinerja
Penutup
aparat birokrasi di sektor pelayanan publik Saya
Korupsi dalam tubuh birokrasi pelayanan publik
mengamati di berbagai daerah bahwa peran lem
hanya dapat diminimalisasi bila ada pemaham
baga legislatif daerah peran lembaga Ombuds
man Daerah dan peran Badan Pengawas Daerah an secara holistik dan komprehensif terhadap
dimensi dan jaringan korupsi itu sendiri ada
Banwasda terjadi tumpang tindih yakni sama
sama menjadi lembaga pengontrol pengaudit pemahaman terhadap latar belakang terjadinya
korupsi ada pemahaman dan pendeteksian terha
dan pengawas kinerja serta kebijakan kebijakan
birokrasi di sektor pelayanan publik baik secara dap areal di mana korupsi dalam tubuh birokrasi
pelayanan publik tersebut hadir serta mesti ada

i60 Darius Dubut Agama dan Kebudayaan Masyarakat DAS format kebijakan yang tepat dan didukung oleh
Barito Makalah Seminar Barito Raya Diselenggarakan
Kerukunan Keluarga Dusmala Jakarta 19 Juli 2004 Maria Hartiningsih Op Cit hlm 17 20

Me
kebijakan hukum dan aparat penegak hukum Irwan Alexander 2000 Clean Government dan Bu

yang tangguh Tanpa itu pemberantasan atau daya Bisnis Asia Jurnal Reformasi Ekonomi
1 1 Januari Maret
paling tidak meminimalisasi tindak korupsi di
dalam tubuh birokrasi pelayanan publik akan sulit Ismanto Ignasius 2008 Tinjauan Perkembangan

dilakukan Bila itu terjadi berlarut larut publik Politik Dinamika Politik Menjelang Pemilu
2009 Jurnal Analisis CSIS 37 2
niscaya tidak akan percaya terhadap layanan
Jeddawi Murtir 2008 Reformasi Birokrasi Kelemba
layanan yang diberikan oleh birokrasi
gaan dan Pembinaan PNS Yogyakarta Kreasi
Untuk mendukung proses pemberantasan Total Media
korupsi di sektor pelayanan publik ini maka Kartasasmita Ginanjar 2006 Jalan Keluar Bagi Ke
peran lembaga lembaga publik yang dibentuk miskinan Kompas 13 September 2006
untuk mengontrol kinerja lembaga pelayanan Klitgaard Robert 2002 Penuntun Pemberantasan
publik mesti dioptimalkan perannya Peran Korupsi dalam Pemerintah Daerah Jakarta
lembaga Ombudsman lembaga legislatif bahkan Yayasan Obor Indonesia

elemen civil society seperti LSM partai politik Lay Cornelis 2006 Involusi Politik Esei Esei Tran
organisasi buruh dan petani mesti ditingkatkan sisi Indonesia Yogyakarta PLOD dan Fisi
pol UGM
kapasitasnya sehingga kontrol terhadap layanan
McCartthy John F 2007 Dijual Ke Hilir Merun
layanan publik yang diterima masyarakat bisa
dingkan Kembali Kekuasaan Publik Atas Alam
terjamin cepat berkualitas dan bebas dari prak
di Kalimantan Tengah Dalam Henk Schulte
tik praktik koruptif
Nordholt dan Gerry van Klinken Ed Politik
Lokal di Indonesia Jakarta YOI dan KITLV

Maddick Henry 2003 Desentralisasi dalam Praktek


Daftar Pustaka
Yogyakarta Pustaka Kendi
Asian Development Bank ADB 1999 Good Gover
Purwoko Bambang dkk 2007 Mengelola Pengen
nance and Anticorruption The Road Forward
tasan Kemiskinan Dalam Pratikno Ed
for Indonesia Makalah dipresentasikan dalam
Mengelola Dinamika Politik dan Jejaring Ke
Pertemuan Puncak CGI ke 8 Paris 27 28 Juni
pemerintahan Kemitraan Partisipasi dan Pe
1999
layanan Publik Yogyakarta PLOD UGM
Binawan Al Andang L Ed 2006 Korupsi dalam Rasyid Ryass 2007 Makna Pemerintahan Tinjau
Cakrawala Kemanusiaan Kata Pengantar
an dari segi Etika dan Kepemimpinan Jakarta
dalam Korupsi Kemanusiaan Menafsirkan
Yarsif Watampone
Korupsi dalam Masyarakat Jakarta Pener
Rose Ackerman Susan 2006 Korupsi dan Pemerin
bit Buku Kompas
tahan Sebab Akibat dan Reformasi Jakarta
Dillon HS 2004 Partnership for Government Re Pustaka Sinar Harapan
form Facilitating Government Reform in the
Sanusi M Arsyad 2006 Permasalahan Korupsi
Indonesian Judiciary and Public Prosecution
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasi
di Derah dan Strategi Penanggulangannya
Makalah tidak dipublikasi
onal Menuju Good Governance dan Clean
Government Melalui Peningkatan Integritas Susetyo Benny 2001 Orde Para Bandit Yogya
Sektor Publik dan Swasta Dalam Semangat karta LKiS

Konvensi PBB Menentang Korupsi Jakarta Syamsudin M 2007 Korupsi dalam Persepektif Hu
14 15 September kum Jurnalllmu Ilmu 3osial 30 64
Dubut Darius 2004 Agama dan Kebudayaan Masya Thontowi Jawahir 2003 Kepemimpinan DIY
rakat DAS Barito Makalah Seminar Barito Demokratis Lampiran Makalah Pelatihan
Raya Kerukunan Keluarga Dusmala Jakarta Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Swasta Koper
19 Juli 2004 tis Wilayah V DIY Yogyakarta 30 Juli 2003
Eko Sutoro 1996 Birokrasi Modernisasi dan Kapi Tim Simpul Demokrasi 2006 Reformasi Birokrasi
talisme Orde Baru Prisma 25 8 dan Demokratisasi Keb yakan Publik Malang
Hartiningsih Maria 2006 Menolak Logika Koruptif Averroes Press
dalam Kerja Jumalistik Dalam Al Andang Tyas B Hari Saptaning 2005 Pembaharuan Biro
L Binawan Ed Korupsi Kemanusiaan krasi Daerah Dalam R Widodo Triputro dan
Menafsirkan Korupsi dalam Masyarakat Supardal Ed Pembaharuan Otonorni Dae
Jakarta Penerbit Buku Kompas rah Yogyakarta APMD Press

32
Sumber Lain

Kalteng Pos 26 Oktober 2007 29 September 2009


19 Maret 2010 25 Maret 2010 31 Maret 2010
dan 14 April 2010

Kedaulatan Rakyat 18 November 2009

Kompas 20 Oktober 2009

Koran Tabengan 23 Maret 2010


Majalah Tempo 17 23 Agustus 2009

70
DINAMIKA PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH
KASUS PROSES PENETAPAN PROGRAM DAN ALOKASI
ANGGARAN BELANJA DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN

Rozidateno Putri Hanida

Abstract

The article is a study of the dynamics of local budget arrangement especially in the process ofprogram de
cision and local budget expenses allocation in Sleman region Other dynamics in this study is the establishment of
egosectoral of division ofplanning namely SKPD in Sleman region In this regards planning proposal arranged
by SKPD has not showedpriority scale but rather compilation ofproposal that are reservedfrom process ofplan
ning It can be said that the SKPD proposal is premature therefore SKPD attempts to reserve budget expenses
without considering budget limitation andprogram continuation in other SKPD The dynamics in politicalprocess is
legislative body in Sleman region that is oriented to constituent interests hence neglecting the benefit ofa program
and the value of trickle down effect of a program On both levels there have been dynamics that show interaction
between actors by sharing and bargaining interests The implication ofthis dynamics is that budgeting policy can
not increase society welfare instantly and an effective and efficient budget is difficult to achieve

Pendahuluan garan daerah disusun berdasarkan kebutuhan visi

Anggaran merupakan wujud komitmen dari pemerintah daerah arah kebijakan daerah yang
budget holder eksekutif kepada pemberi we dituangkan ke dalam program atau kegiatan kerj a
pemerintah daerah untuk dibahas bersama DPRD
wenang legislatif yang juga digunakan untuk
memutuskan prioritas prioritas dan kebutuhan dan selanjutnya ditetapkan

keuangan Pada sektor publik anggaran meru Tulisan ini merupakan ringkasan singkat dari
pakan dokumen politik sebagai bentuk komit hasil penelitian yang mengkaji dinamika antara
men eksekutif dan kesepakatan legislatif atas ktor yang terlibat dalam peroses penetapan pro
penggunaan dana publik untuk kepentingan ter grain dan pengalokasian anggaran belanja daerah
tentu Anggaran bukan sekadar masalah teknis dari setiap tahapan penetapan dan pengalokasian
melainkan lebih merupakan alat politik political anggaran dengan menggunakan kasus di Kabu
tool Karena pada dasarnya anggaran tidak hanya paten Sleman Hal ini sangat relevan untuk dibicara
disusun berdasarkan ketentuan ketentuan teknis kan mengingat selama ini Kabupaten Sleman
ataupun melalui hitungan hitungan ekonomi tergolong sebagai kabupaten yang maju dengan
semata tetapi lebih dari itu dokumen pengang potensi daerah relatif besar baik dalam bidang
garan disusun berdasarkan sebuah kesepakatan jasa ataupun sumber daya manusia
dan merupakan sebuah terjemahan dari visi dan Selain itu situasi politik dan hukum di Kabu
misi kepala daerah terpilih paten Sleman memberikan keunikan tersendiri
Pembahasan dan analisis mengenai anggaran Tersangkutnya Bupati Sleman dalam kasus peng
daerah memang telah banyak dilakukan seperti adaan buku yang terkait erat dengan semua proses
analisis proses penyusunan anggaran pendapatan penganggaran merupakan alasan lain mengapa
dan belanja daerah baik di tingkat eksekutif kasus ini dibahas Ini memberikan gambaran
maupun legislatif Tetapi pada umumnya kajian yang ironis ketika Kabupaten Sleman dijadikan
yang dilakukan hanya secara teknis di mana ang rujukan dalam penyusunan anggaran oleh daerah

Adalah tulisan yang ditulis ulang dengan penambahan analisis daerah lain di saat yang sama Bupati Kabupaten
seperlunya dari sebuah laporan penelitian dengan judul Dina Sleman terlibat kasus korupsi
Mika Penyusunan Anggaran Daerah Studi Tentang Proses
Penetapan Program dan Alokasi Anggaran Belanja Daerah di
Kabupaten Sleman

71
Sistem Penganggaran di Sektor Publik Bila dilihat secara lebih menyeluruh kompo
nen APBD dalam garis besarnya terbagi menjadi
Anggaran merupakan pernyataan mengenai esti
tiga kelompok utama yaitu 1 anggaran pendapat
masi kinerja yang hendak dicapai selama periode
an 2 anggaran belanja daerah 3 anggaran
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
pembiayaan Pendapatan daerah adalah semua
finansial Sedangkan penganggaran adalah proses
atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran penerimaan dalam periode tahun anggaran yang
Proses penganggaran organisasi sektor publik di
menjadi hak daerah Belanja daerah adalah semua

mulai ketika perumusan strategi dan perencanaan pengeluaran dalam periode tahun anggaran

strategi telah selesai dilakukan 16z Terkait dengan yang menjadi beban daerah Pembiayaan adalah
Kabupaten Sleman anggaran sektor publik pen transaksi keuangan daerah untuk menutup selisih
antara pendapatan daerah dan belanja daerah
ting untuk disusun karena anggaran merupakan
alat pemerintah untuk mengarahkan pembangun

an sosial ekonomi menj amin kesinambungan dan Dinamika dalam Perumusan Anggaran
meningkatkan kualiatas hidup masyarakat Daerah
a Anggaran diperlukan karena kebutuhan dan Ketika perumusan kebijakan anggaran dilakukan
keinginan masyarakat yang tak terbatas dan di Kabupaten Sleman setiap unit SKPD akan
terus berkembang sedangkan sumber daya mengajukan usulan rancangan anggaran belanja
yang ada terbatas Di Kabupaten Sleman de yang diverifikasi lebih lanjut oleh Tim Panitia
ngan penduduk lebih kurang satu juta orang Anggaran Daerah Usulan yang diajukan oleh
hanya mempunyai PAD di tahun 2009 sebesar
SKPD meliputi pembahasan mengapa program
Rp117 315 380 710 dengan total belanja
A berbesaran belanja sejumlah X atau mengapa
Rp939 638 240 234 85 Artinya anggaran
program B berbesaran belanja sejumlah Y Setiap
diperlukan karena keterbatasan sumber daya
unit SKPD yang bisa menjelaskan kepada TAPD
scarcity ofsource dan pilihan choise dan
dan sesuai dengan pagu anggaran yang ada maka
trade off
usulan itu akan ditindaklanjuti Proses ini dilaku
b Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa
kan setelah ditandatanganinya nota antarekseku
pemerintah telah bertanggung jawab terhadap
tif dan legislatif Nota kesepakatan yang ditan
rakyat Dalam hal ini anggaran sektor publik
datangani memuat proyeksi pendapatan belanja
merupakan instrumen pelaksanaan akuntabili
dan pembiayaan daerah yang menjadi pedoman
tas oleh lembaga lembaga publik yang ada
bagi SKPD untuk menyusun RASKPD Dengan
dengan bentuk melakukan pembangunan dan
menyelenggarakan layanan untuk masyarakat logika hukum yang seperti itu seharusnyalah
RASKPD disusun setelah nota kesepakatan ditan

Berdasarkan pengertian tersebut pengurus datangani Namun dalam praktiknya RASKPD

an keuangan daerah dilakukan oleh pemerintah disusun oleh SKPD setelah mendapatkan gam

daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja baran dari TAPD mengenai jumlah pembiayaan
dan jumlah biaya rutin Dengan gambaran besaran
Daerah APBD Yang dimaksud dengan APBD
adalah rencana operasional keuangan pemerin angka yang diberikan oleh TAPD maka masing
tah daerah di mana satu pihak menggambarkan masing SKPD akan menyusun estimasi perkiraan
perkiraan pengeluaran setinggi tingginya guna belanja tahunan

membiayai kegiatan kegiatan dan proyek proyek Pada tahap inilah para aktor akan merasiona
daerah dalam satu tahun anggaran tertentu dan di lisasikan dan melakukan advokasi atas agenda
lain pihak menggambarkan perkiraan penerimaan yang mereka sampaikan dengan segala argumen
dan sumber sumber penerimaan daerah guna me tasi dan strateginya Kenyataan tersebut tidak
nutupi pengeluaran pengeluaran dimaksud lbs hanya berlangsung dalam arena formal pemba
hasan akan tetapi juga terj adi di luar arena formal
yang dimainkan oleh aktor internal yang memiliki
162 Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik Yogyakarta Andi
2005 hlm 17
kewenangan dan aktor eksternal yang memiliki
kepentingan tertentu Agar harapan setiap aktor
163 Abdul Halim Akuntansi Sektor PublikAkuntanSi Keuangan
terakomodasi dalam hasil keputusan kebijakan
Daerah Jakarta Penerbit Selemba Empat 2007 hlm 56
f

72
Tabel 1 Komponen APBD
Pendapatan Belanja Pembiayaan

Pendapatan Asli Daerah Belanja Aparatur Daerah Penerimaan Daerah


Pajak daerah Belanja Administrasi Umum Sisa lebih perhitungan anggaran
Retribusi daerah Belanja pegawai personalia tahun lalu
Bagian laba usaha daerah Belanja barang dan jasa Transfer dari dana cadangan
Lain lain pendapatan asli daerah Belanja perjalanan dinas Pinjaman dan obligasi
Belanja pemeliharaan Hasil penjualan aset aderah yang
Belanja Operasi Pemeliharaan dipisahkan
Belanja pegawai personalia Penerimaan kembali polis asuransi
Belanja barang dan jasa
Belanja perjalanan dinas
Belanja pemeliharaan
Belanja modal pembangunan

Dana Perimbangan Belanja Pelayanan Publik Pengeluaran Daerah


Bagi hasil pajak Belanja Administrasi Umum Transfer dana cadangan
DAU DAK Belanja pegawai personalia Penyertaan modal
Dana perimbangan dari provinsi Belanja barang dan jasa Pembayaran utang pokok yang jatuh
Bagi hasil pajak bukan pajak dari Belanja perjalanan dinas tempo
provinsi Belanja pemeliharaan Sisa lebih perhitungan anggaran
Bagi hasil pajak dari provinsi Belanja Operasi Pemeliharaan tahun lalu
Bagi hasil bukan pajak dari provinsi Belanja pegawai personalia

Belanja barang dan jasa


Belanja perjalanan dinas
Belanja pemeliharaan
Belanja modal pembangunan

Lain lain pendapatan yang sah Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
belanja tidak tersangka

Sumber Kepmendagri No 29 tahun 2002

kemampuan aktor bernegosiasi menjadi salah kebij akan Akan tetapi kondisi politik yang oli
satu faktor penentunya di tengah kontestasi atas gopoli political oligopoly market dan asimetris
banyaknya masalah yang harus dibiayai secara seperti itu hanya akan melahirkan para bandit

maksimal sementara dana yang dimiliki terbatas politik Seperti yang dikatakan oleh Allan
Dalam sistuasi ini para aktor akan melakukan bar Drazen 161

gaining dengan mendayagunakan basis kekuasa The strong budget cycle in those countries ac
annya untuk menguatkan daya tawar sampai countsfor thefinding ofa budget cycle in larger
samples that include these countries when these
pada tahapan pembuatan konsensusl6a
countries are removedfrom the larger sample so
Proses politik dalam kebijakan anggaran
that only established democracies remain the
dapat dianalisis melalui sebuah teori yang disebut political budget cycle disappears The political
teori pilihan publik public choice Teori pilihan deficit cycle in new democracies accounts for

publik menggambarkan adanya kelembagaan findings in both developed and less developed

dasar di dalam politik yakni suatu pertukaran economies for thefinding that the cycle is stron
ger in weaker democracies andfor differences
atau kontrak politik antara kedua belah pihak
in the political cycle across governmental and
di dalam pasar politik political market Ranah
electoral systems Our findings may reconcile
informal pembahasan memungkinkan terjadinya
two contradictory views ofpre electoral manipu
ruang consensus building yang bisa saja efektif lation one arguing it is a useful instrument to
tetapi juga bisa menjadi arena kolusi bersama gain voter support and a widespread empirical

antaraktor internal dengan eksternal perumus phenomenon the other arguing that voters pun
ish rather than rewardfiscal manipulation
164 Purwo Santoso dkk Menernbus Ortoksi Kebiyakan Publik
Dalam M Ridwan Jafar Politik Anggaran Daerah Studi ten
tang Proses Perumusan Kebijakan Anggaran dalam Penyusunan 16s Adi Brender and Allan Drazen Political Budget Cycles in
APBD Tahun 2005 di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi New versus Established Democracies Tel Aviv University
Barat Yogyakarta tesis 2006 hlm 31 32 University of Maryland 2004 hlm 1

73
Situasi seperti itu sering diistilahkan sebagai Singkatnya argumen pokok Wildavsky ada
fenomena brokery di mana kepentingan substan lah bahwa proses anggaran belanja mempunyai

tif setiap aktor yang terlibat ternyata menyelipkan alternatif terbatas Hanya penyesuaian penye

kepentingan terselubung aktor itu sendiri maupun suaian yang secara relatif kecil dari anggaran
pesanan by order aktor eksternal Keberadaan belanja sebelumnya dapat dibuat Konsep ini
fenomena itu memang tidak diragukan namun su mirip dengan yang diperkenalkan Lindblom
lit dibuktikan secara empiris sehingga pada level yaitu partitional mutual adjustment

metodologis hampir tidak mungkin melakukan


Dalam kondisi yang disebutkan oleh Wil
pelacakan Selain aktor kompetisi dan interaksi 161
davsky diperlukan sharing dan bargaining
sebenarnya terjadi di antara masalah masalah kepentingan seperti pembagian dan distribusi
yang dihadapi untuk memperebutkan ruang alokasi anggaran untuk setiap agenda yang sesuai
pembiayaan yang akan disuarakan aktor di tengah kan oleh masing masing aktor Sharing akan
kondisi keterbatasan sumber daya pendanaan itu
menentukan program yang muncul dan berapa
sendiri
alokasi yang disiapkan Sharing akan menghasil
Pada bagian yang lain sebuah model pembuat kan banyak model basil kontestasi anggaran
an kebijakan yang relatif signifikan mirip dengan antara lain
model inkremental memperlihatkan interaksi
pengurangan dan penghapusan agenda dan
aktor bisa ditemukan dalam Aron Wildaysky biaya
yang berjudul politik The Politic The Budgetary penambahan dan perobahan lokasi kegiatan
Process Asumsi utama Wildaysky adalah peng anggaran dan
anggaran belanja pemerintah adalah inkremental
persetujuan atas revisi volume pekerjaan
terpisah pisah nonprogrammatic dan sequen
sial Ini disebabkan sifat pluralistik dari suatu Di Kabupaten Sleman dari studi dokumen

situasi pembuatan anggaran belanja Selanjutnya yang dilakukan diketahui bahwa setiap tahun
Wildaysky menjelaskan pemikiran ini dengan nya dalam periode 2005 2010 belanja masing
mengatakan bahwa proses yang dikembangkan masing SKPD tidaklah tetap Misalnya belanja
SKPD pendidikan tahun 2006 adalah 42 dari
guna melakukan komparasi interpersonal tidak
didasari kepentingan ekonomi melainkan carat total belanja daerah 35 pada tahun 2007

dengan kepentingan politik Konflik konflik berturut turut 37 dan 40 pada tahun 2008

dipecahkan dengan landasan kesepakatan pada dan 2009 Untuk belanja tahun 2010 belum bisa

peran dengan menerjemahkan preferensi prefe dihitung karena pada saat penelitian APBD
rensi yang berbeda melalui sistem politik ke Kabupaten Sleman untuk tahun 2010 sedang
dalam unit unit yang disebut pemilihan dalam dibahas SKPD lain yang juga dihitung dan
dicermati dari dokumen adalah SKPD kesehatan
tipe tipe wewenang seperti veto power Strategi
melibatkan politik sebenamya faktor yang me yang pada tahun 2006 belanja bidang kesehatan
nentukan dalam proses anggaran belanja dan adalah 6 dari total belanja daerah 7 pada

tahun 2007 8 dan 7 pada tahun 2008 dan


kinerjanya Lebih jauh Wildaysky mengatakan
sebagai berikut 2009 Implikasi dari proses seperti ini bisa saja
menyebabkan tidak maksimalnya sebuah agenda
Budgeting is incremental not comprehensive
direncanakan secara teknis namun berkeadilan
The beginning of wisdom about agency bud
get is that almost never actively reviewed as a dalam kacamata politis Karena yang terjadi
whole every year in the sense of reconsidering adalah proses pembagian alokasi sumber daya
the whole ofall existing programs as compared yang biasanya mengabaikan azas manfaat dari
to allpossible alternatives Instead it is based on
sebuah agenda
last year s budget with special attention given to
a narrow range of increase Thus the men hwo
make the budget are concerned with relatively
small increments to an existing base Their atten
Little Brown co Dalam Budi Winarno Teori dan Proses
tion is focused on a small number ofitems over Kebijakan Publik Yogyakarta Media Pressindo hlm 112
which the budgetary battle fought
117 Michael Howlett et al Studyingpublicpolicy Policy Circles
16 Aron Wildaysky The Politics ofBudgetary Process Boston and Policy Subsiter Oxford university Press 1995 hlm 141

r
F1

kan oleh DPRD Kabupaten Sleman Agenda ini


Prioritas pembangunan Kabupaten Sleman
Tahun 2009 kemudian dilanjutkan sidang berikutnya dengan
agenda penyampaian pandangan umum oleh
1 Penanggulangan kemiskinan dan pengang
panitia anggaran dan oleh fraksi fraksi
guran

Pandangan umum panitia anggaran dan


2 Revitalisasi pertanian dan kehutanan
fraksi fraksi berisikan tanggapan dan rekomen
3 Peningkatan kualitas kesehatan dan pendi
dasi Beberapa tanggapan dan rekomendasi fraksi
dikan
yang dibacakan dalam sidang pembacaan pan
4 Pengembangan kawasan strategis pening dangan umum fraksi fraksi terhadap Rancangan
katan dan pengelolaan lingkungan hidup
Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan
dan sumberdaya alam
Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun Ang
5 Peningkatan pendapatan daerah garan 2009 pada tanggal 6 Desember 200816a
6 Peningkatan keamanan dan ketertiban Secara ringkas pandangan umum fraksi fraksi
terlihat di bawah ini
Sumber Nota Keuangan Kabupaten Sleman Tahun 2009

Situasi seperti inilah yang dibahasakan sebagai Pandangan dari Fraksi Kebangkitan Bangsa
politik anggaran Politik anggaran akan berlang
a Kenaikan DAK Kabupaten Sleman cukup
sung dalam mekanisme dan prosedur formal signifikan yaitu sebesar Rp25 8 miliar tentu
maupun informal yang mempertemukan kedua nya dapat digunakan dengan sebaik baiknya
lembaga tersebut dalam pembahasan kebijakan
untuk meningkatkan pembangunan sarana
anggaran Mekanisme itu diciptakan sebagai
dan prasarana publik terutama jalan jem
upaya sistematisasi model pembahasan anggaran
batan dan fasilitas lain
agar didapat keputusan yang mampu memenuhi b Dalam mengatasi kemiskinan dan banyaknya
harapan semua pihak RAPBD yang yang telah pengangguran maka pembangunan prasarana
dikerjakan eksekutif Kebupaten Sleman selan
fisik di desa perlu dilakukan dengan sistem
jutnya diserahkan kepada DPRD untuk dipelajari
padat karya
dan untuk dibahas Proses penetapan itu terdiri
c Perlu adanya penambahan bantuan sosial bagi
atas beberapa tahapan yang jika diperinci per Ormas dan juga Rois
tahapannya adalah sebagai berikut
d Kekurangan bantuan aspal
1 Penyampaian nota keuangan oleh Bupati Sle
Rp 1 000 000 000 00
man
Perlu dicatat fraksi Kebangkitan Bangsa
2 Pandangan umum oleh panitia anggaran clan
tidak memberikan rekomensasi khusus terkait
oleh fraksi fraksi
dengan tanggapan mereka Yang menarik dari
Jawaban oleh eksekutif yang disampaikan tanggapan fraksi ini adalah lebih ditekankannya
oleh Bupati terhadap pandangan panitia ang
garan dan fraksi
pada pembangunan yang bersifat fisik dan tang
gapan pun dilakukan pada hal hal yang bersifat
4 Sinkronisasi pandangan akhir oleh panitia global
anggaran clan oleh fraksi fraksi

5 Penetapan RAPBD menjadi APBD


Pandangan Fraksi Partai Golkar

a Eksekutif sepantasnya memperhatikan ke


Nota keuangan yang disampaikan oleh Bupati beradaan linmas yang ada di lingkungan
Sleman berisikan kondisi clan kebijakan anggaran
RT RW sebagai ujung tombak pelaksana
pendapatan daerah kondisi dan kebijakan ang pemerintah perkampungan clan kemasyaraka
garan belanja daerah kondisi dan kebijakan ang tan di desa Yang perlu mendapat perhatian
garan pembiayaan pada tahun yang direncanakan adalah bentuk kesejahteraan bagi mereka
Nota Keuangan APBD Kabupaten Sleman Tahun
2009 dibacakan oleh Wakil Bupati Kabupaten iea Selengkapnya bisa dibaca dalam Risalah Rapat Paripurna
Sleman Sri Purnomo pada tanggal 3 Desember DPRD Kabupaten Sleman tentang Pembahasan Perda tentang
APBD Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009 Dibukukan
2008 pada sidang paripurna yang diselenggara oleh Sekeretariat DPRD Kabupaten Sleman 2008

75
yakni dengan menaikkan tunjangan RT RW dikan gratis dan berkualitas dari jenjang SD
linmas tenaga tenaga relawan yang selalu hingga SMA SMK tanpa membeda bedakan
siap membantu tugas tugas pemerintahan di apakah mereka di sekolah negeri atau sekolah
setiap momen kegiatan demokrasi swasta

b Mengenai pajak PBB FPG mengusulkan b Mendukung kesepakatan bersama untuk meng
anggarkan jaminan kesehatan bagi warga
agar pemerintah meninj au ulang NJOP karena
realitanya di masyarakat banyak keluhan miskin senilai Rp8 342 miliar Meskipun
karena keterbatasan anggaran pada APBD
dan keberatan lantaran kenaikan PBB yang
murni baru dianggarkan Rp4 171 miliar telah
tidak seimbang dengan hasil pertanian yang
diperoleh disepakati kekurangannya akan dianggarkan
pada APBD Perubahan 2009 Fraksi sekaligus
Dari tanggapan oleh fraksi Golkar tersebut
meminta agar program ini diperluas cakupan
yang menonjol dari usulannya adalah usulan
nya pada RS swasta yang tersebar di seluruh
yang terkait langsung dengan kepentingan kon Kabupaten Sleman sehingga memudahkan
stituen
masyarakat untuk mendapatkan layanan

Pandangan Fraksi PKS Dari pandangan fraksi fraksi tersebut di


atas terlihat bahwa belum ada usulan kongkret
a Mendukung penganggaran jaminan pendi
dikan dengan komitmen bersama senilai yang diberikan oleh legislatif dalam penetapan
program dan pengalokasian anggaran belanja
Rp12 miliar meskipun dalam APBD murni
2009 baru dianggarkan Rp7 5 miliar telah daerah Setelah Sidang yang kedua itu maka
disepakati bersama bahwa perubahannya agenda atau pembahasan selanjutnya adalah

akan dipenuhi dalam APBD 2009 Perubah penyampaian jawaban dari eksekutif terhadap
an FPKS mengharapkan program ini dapat pandangan umum yang disampaikan panitia
memberikan solusi bagi kesulitan biaya siswa anggaran dan fraksi Namun terkadang di dalam
terutama yang berasal dari keluarga tidak mekanisme tersebut tercipta pula pola pola in
mampu Selain itu eksekutif diminta segera teraksi yang terbatas pada elite aktor aktor yang
menyusun regulasi pelaksanaannya dan mem terlibat guna membentuk prakondisi dan distorsi
perbaiki pendataannya sebab semua siswa bagi kontestasi dan relasi dalam pembahasan
miskin harus mendapatkan fasilitas pendi anggaran daerah

Tabe12 Struktur Perumus Kebijakan Anggaran Daerah

AKTOR PERANAN STRATEGISNYA

Kepala Daerah Pemegang tertinggi kebijakan anggaran Visi misinya harus menjadi acuan APBD

Menjadi ketua panitia anggaran eksekutif dan mengkoordinasikan semua proses penyu
Sekretaris Daerah
sunan dan pembahasan anggaran

Bappeda
Menjadi koordinator perencana memfasilitasi proses sinkronisasi usulan masing masing
SKPD

BKKD Bagian Keuangan Mengkoordinasikan penyusunan rencana belanja aparatur

Menyusun renstra berdasarkan RPJMD menyusun renja berdasarkan renstranya


SKPD mengikuti proses perencanaan menyusun RKA SKPD serta mengikuti proses pem
bahasan dengan legislatif dan komisi komisi

Membahas dan menandatangani MOU KUA PPAS serta APBD


Pimpinan DPRD dan
Membahas RAPBD yang diajukan eksekutif dan memiliki hak untuk menolak dan
Pimpinan Fraksi
menerima secara politis yang disebut dengan pandangan fraksi

Pimpinan Komisi
Membahas RAPBD yang diajukan eksekutif dan memanggil SKPD yang sesuai dengan
bidangnya masing masing
Memiliki hak suara untuk setuju dan tidak setuju baik sebagai anggota fraksi komisi
Anggota DPRD
pimpinan

Membantu kerja legislatif untuk membahas secara mendalam bersama panggar


Panggar Legislatif
eksekutif terhadap RAPBD

76
Kurang Efektifnya Pembahasan Kantor Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil
oleh Legislatif Balai Latihan Kerja
Kecamatan
Sementara untuk menjalankan roda pemerintahan
Sumber Bagian Organisasi Kabupaten Sleman
dan aktivitas pembangunan Kabupaten Sleman

memiliki perangkat pemerintahan daerah yang


Hal lain yang perlu dikemukakan berkaitan
diatur dalam Perda Kab Sleman Tahun 2003
dengan kondisi lembaga eksekutif daerah Kabu
dengan komposisi dua sekretariat lima badan
paten Sleman pada saat penelitian dilaksanakan
sembilan dinas dan lima kantor ditambah be
serta saat pembahasan anggaran akhir tahun 2009
berapa institusi penting lainnya Dan saat peneli dan penganggaran 2010 posisi Bupati Kabupaten
tian berlangsung sedang direncanakan pergantian
Sleman dijabat oleh penjabat sementara yang
komposisi Untuk pembahasan dan penganggar
dalam hal ini adalah Wakil Bupati Kabupaten Sle
an pembangunan yang harus berlangsung setiap man Sri Purnomo Keadaan itu terjadi karena Bu
tahun lembaga eksekutif daerah memiliki tim
pati Kabupaten Sleman yang terpilih pada tahun
yang disebut dengan Tim Anggaran Pemerintah 2005 untuk periode 2005 2010 terkait masalah
Daerah Kabupaten Sleman yang beranggotakan
hukum clan sedang menjalani proses persidangan
penj abat penj abat pimpinan dari seluruh instansi di Pengadilan Negeri Kabupaten Sleman
di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sleman
Sementara itu Dewan Perwakilan Daerah
Posisi pimpinan pada tim khusus anggaran ini
Kabupaten Sleman periode 2004 2009 diisi oleh
dijabat oleh bupati sebagai pimpinan tertinggi
eksekutif di Kabupaten Sleman selanjutnya oleh 45 orang dengan perincian seperti tercantum pada
Tabe14 berikut
Sekretaris Daerah Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Bappeda yang merupa Tabe14 Wakil wakil Partai Di DPRD Kabupaten
kan badan yang khusus bekerja dalam hal peren Sleman Hasil Pemilu 2004
canaan pembanguan daerah dan Kepala Badan
No Nama Partai Jumlah Wakil Orang
Pengelola Keuangan Daerah BPKKD sebagai
1 PDIP 10
unit kerja yang membidangi urusan keuangan
2 PAN 7
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabe13
3 PKB 7
Tabe13 Perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten
4 Golkar 5
Sleman

Sekretariat Daerah 5 PPP 4

Sekretariat Dewan
6 PKS 6
Dinas Permukiman Prasarana Wilayah
clan 7 Demokrat 3

Perhubungan
8 PKPB 1
Dinas Pengairan Pertambangan clan Penanggulangan
Bencana Alam 9 PDS 1
Dinas Pertanian clan Kehutanan
Jumlah 45
Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi clan
Penanaman Modal
Dinas Kesehatan
Dinas Pendidikan
Keempat puluh lima orang anggota legislatif
Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Keluarga Berencana
tersebut adalah wakil rakyat dari enam daerah pe

Dinas Polisi Pamong Praja clan Ketertiban Masyarakat milihan Wilayah I merupakan gabungan dari tiga
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kecamatan yaitu Tempel Sleman clan Ngaglik
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
wilayah 1I adalah gabungan empat kecamatan
Badan Pengawasan Daerah
Badan Pengelolaan Keuangan clan Kekayaan Daerah Turi Pakem Ngemplak dan Cangkringan
Badan Pengendalian Pertanahan Daerah wilayah III adalah gabungan dari tiga kecamatan
Badan Kepegawaian Daerah
yaitu Prambanan Kalasan dan Brebah sedang
Rumah Sakit Umum Daerah
kan wilayah IV hanya ada satu kecamatan yaitu
Kantor Perpustakaan clan Arsip Daerah
Kantor Telekomunikasi clan Informatika Kecamatan Depok karena merupakan kecamatan
Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan dengan penduduk terpadat di Kabupaten Sleman
Kantor Pengelolaan Pasar
Selanjutnya wilayah V terdiri atas dua keca

77
matan Mlati dan Gamping serta wilayah VI Anggaran Pendapatan Daerah Kondisi dan Ke
terdiri atas empat kecamatan Godean Moyudan bijakan Anggaran Belanja Daerah serta Kondisi
Minggir dan Seyegan dan Kebijakan Anggaran Pembiayaan pada tahun

Masing masing wakil daerah pemilihan yang direncanakan 169 Agenda ini kemudian
memperjuangkan konstituen di daerah pemilih dilanjutkan sidang berikutnya dengan agenda
annya Perjuangan dilakukan bersama kekuatan penyampaian pandangan umum oleh panitia

anggaran dan oleh fraksi fraksi Ditinjau dari


partai yang tergabung dalam fraksi yang ada
sehingga dalam pembahasan kekuatan masing sisi dinamika penyusunan anggaran atau yang
masing partai juga kelihatan Misalnya fraksi oleh Wildavsky disebut sebagai politik anggaran
Partai Keadilan Sejahtera menegaskan pula tanggapan dari panitia anggaran terhadap doku
men RAPBD tahun 2008 belum memperlihatkan
bahwa dalam hal penyusunan anggaran setiap
SKPD seharusnya merujuk pada kebutuhan riil di kalau di dalam prosesnya berlangsung dengan
setiap SKPD Namun upaya penghematan yang apa yang disebut sebagai bargaining Karena jika
dicermati bahasa bahasa tanggapan itu tidak ada
seharusnya dilakukan oleh setiap SKPD tidak
selayaknya mengakibatkan penurunan kinerja yang bersifat menekan eksekutif agar bersedia
mengikuti alur berpikir legislatif malahan dapat
dari SKPD tersebut Apa yang dikemukakan
tersebut mungkin ada benarnya karena penulis dikatakan alur pikir legislatif yang terwakili me
juga melihat bahwa masih terjadi pengulangan lalui panita anggaran juga tidak terlihat Dari do
kumen dan risalah tiga rapat paripurna terdahulu
usulan program di setiap tahun anggaran Bila
kita menelusuri risalah rapat rapat paripurna rata rata komentar hanya menyangkut hal hal

beberapa tahun anggaran terlihat bahwa dari populer di saat tahun anggaran seperti persoal
an pengadaan buku dan penyelesaian pendirian
tahun ke tahun kritik menyangkut masalah yang
sama yaitu persoalan efektivitas dan efisiensi stadion di Kabupaten Sleman

Akan tetapi disayangkan bahwa sikap kritis Setelahnya adalah tahapan yang disebut
itu tidak berupa saran yang kongkret sehingga dengan sinkronisasi yang dilangsungkan dalam
dapat dikatakan bahwa apa yang dikemukakan rapat komisi 170 Pembahasan sinkronisasi di
anggota DPRD Kabupaten Sleman masih pada dalam rapat rapat komisi ini dilaksanakan dengan
level normatif mengundang instansi instansi yang menjadi
Dalam rapat rapat pembahasan anggota legis mitra untuk kemudian dilakukan pembahasan

latif dapat melakukan penambahan agenda atau per bidang yang dibawahi oleh komisi bersang
kutan Pembahasan di komisi diawali dengan
melakukan penegasan baik tentang rencana ren
rapat dengar pendapat dengan semua unsur ma
cana yang lain maupun rencana yang lebih mikro
Rasionalisasi usulan agenda oleh para anggota syarakat atau yang sering disebut sebagai public
legislatif dalam rapat rapat pembahasan RAPBD hearing yang dilanjutkan dengan rapat internal
bukan tidak mungkin menyelipkan hidden agen masing masing komisi dan kemudian komisi
da agenda tersembunyi personal mereka mengundang SKPD terkait untuk melakukan
konsultasi Di sini terlihat bagaimana persetu
Di samping itu patut dicatat bahwa kendati
juan yang diberikan oleh legislatif lebih pada
terjadi pembahasan yang panjang pada kenyata
pertimbangan politik dan kepentingan pribadi
annya rapat ini tidak begitu signifikan mampu
para aktor
memengaruhi kebijakan dan penetapan program
serta pengalokasian anggaran Bahkan terkesan
169 Nota Keuangan APBD Kabupaten Sleman Tahun 2009 di
panitia anggaran di legislatif tidak terlalu ber
bacakan oleh Wakil Bupati Kabupaten Sleman Sri Puruomo
fungsi Dari usulan yang diajukan oleh eksekutif pada tanggal 3 Desember 2008 dalam sidang paripurna yang
legislatif hanya mampu mengubah 10 20 persen diselenggarakan oleh DPRD Kabupaten Sleman

terhadap usulan eksekutif tersebut Perubahan 10Di dalam struktur kelembagaan legislatif Kabupaten Sleman
dimaksud sudah termasuk di dalamnya ihwal terdapat beberapa alat kelengkapan yang menunjang kinerja
lembaga tersebut Salah satu perangkat DPRD yang dibuat
angka dan program
adalah komisi komisi Ada empat komisi di DPRD Kabupaten
Sleman yaitu Komisi A membawahi hukum dan pemerintahan
Nota Keuangan yang disampaikan oleh
Komisi B mengurusi soal keuangan Komisi C bidang pem
Bupati Sleman berisikan Kondisi dan Kebijakan
bangunan dan terakhir Komisi D bidang kesejahteraan

WO
Proses Perencanaan dan Penyusunan diambil karena jika semuanya tidak terpenuhi
Prioritas Pembangunan akan mengakibatkan kekecewaan pada masyara

Proses penyusunan dan pengalokasian APBD kat pemilih Inilah yang merupakan keputusan
Kabupaten merupakan rangkaian kegiatan yang yang dibuat didasarkan pada keuntungan politik
diawali dari proses perencanaan hingga pengang dengan dipandang sebagai sarana untuk mencapai
tujuan tujuan partai atau tujuan tujuan kelompok
garan yang saling terkait dan tidak terpisahkan
kepentingan
keduanya merupakan proses yang menyatu
Tahapan perumusan kebijakan pembangunan Tabel 5 memberi penjabaran analisis kese
dimulai dari penjaringan masalah dan agenda suaian arah kebijakan pembangunan sosial dengan

yang diharapkan masyarakat hingga pada tahapan melihat konsistensi antara visi dan misi kepala

disahkannya APBD tiap tahunnya daerah terpilih dan prioritas dalam RPJMD peri
ode tahun 2005 2010 dengan Rencana Kerja
Dalam proses penyusunan RPJMD terlihat

dinamika yang menggambarkan proses pemenuh Pemerintah Daerah RKPD pada tiap tiap tahun
an kepentingan aktor yang terlibat dalam penyu anggaran Terlihat dari dua dokumen yang ada
bahwa prioritas dalam RKPD tahunan mulai dari
sunan yaitu antara pasangan bupati terpilih dengan
tahun 2007 hingga 2009 adalah sama Tentunya
tim yang dibentuk bappeda Kepentingan yang
menonjol adalah kepentingan dari pasangan bu tidak ada yang salah dengan samanya prioritas
pembangunan dalam RKPD tahunan tersebut
pati terpilih Situasi seperti itu sering diistilahkan
sebagai fenomena brokery di mana setiap aktor Hal ini bisa disebabkan karena memang prioritas
di tahun 2007 masih belum terwujud sehingga
yang terlibat ternyata menyelipkan kepentingan
kembali harus menjadi prioritas di tahun tahun
terselubung aktor itu sendiri maupun pesanan by
berikutnya
order aktor eksternal Agar harapan setiap aktor
terakomodasi dalam hasil keputusan kebijakan
kemampuan aktor bernegosiasi menjadi salah KUA yang Terabaikan
satu faktor penentunya di tengah kontestasi atas Perumusan Kebijakan Umum Anggaran KUA
banyaknya masalah atau program yang harus tiap tahunnya adalah sebuah proses perumusan
dimasukan ke dalam dokumen RPJMD kebijakan anggaran dengan aspek kualitatif karena
Kenyataan tersebut tentunya sangat ironis aspek kuantitatifnya tertuang dalam Rancangan
mengingat kepentingan yang diperjuangkan Anggaran Belanja Daerah RAPBD Selain
mestinya ialah kepentingan rakyat Bila kita me KUA sebenarnya ada dokumen kualitatif lainnya
nengok data di lapangan menunjukkan masih dalam proses penetapan program dan pengaloka

cukup tingginya angka kemiskinan di Kabupaten sian anggaran daerah yaitu dokumen Prioritas
Sleman yaitu 58 701 kepala keluarga KK dari dan Plafon Anggaran Sementara PPAS
total 250 847 KK Ini berarti permasalahan pen Pada proses penyusunan program dan peren
ting di daerah ini ialah masih terdapatnya sekitar caaan penganggaran setiap tahunnya di Kabupa
23 40 penduduk miskin dan masih belum
ten Sleman ada beberapa tahapan yang dilewati
terpenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan
mulai dari tahapan perencanaan hingga pengang
kerja
garan seperti yang dapat kita lihat Gambar 1
Kontestasi kepentingan antaraktor dalam KUA adalah sasaran dan kebijakan dae
penyusunan program RPJMD jelas masih ber
rah dalam satu tahun anggaran yang menjadi
orientasi pada aspek politik di mana para aktor
petunjuk dan ketentuan ketentuar umum yang
melihat alternatif alternatif kebijakan berdasar disepakati sebagai dasar penyusunan Rancan
kan pada kepentingan partai politik beserta ke gan APBD KUA disusun dan disepakati oleh
lompoknya clientele group Dalam hal ini dapat pemerintah daerah bersama DPRD dan tertuang
disebutkan antara lain kepentingan bupati terpilih dalam sebuah nota kesepakatan KUA merupakan
yang harus memenuhi janji kepada masyarakat ruang pertemuan untuk menyatukan agenda
pemilihnya walaupun kemudian proses itu men
pemerintah yang terdiri atas visi dan misi daerah
jadi sulit karena harus disesuaikan dengan potensi renstrada kinerja masa lalu kebijakan pemerin
Kabupaten Sleman Keputusan seperti itu harus tah pusat dan asumsi estimasi keuangan daerah

79
Tabe15 Analisis Kesesuaian Arah Kebijakan Pembangunan Sosial
0

Prioritas Pembangunan dalam


No Visi Misi Kepala Daerah RKPD
RPJMD

Visi 2007 2008 2009


Terwujudnya masyarakat
1 Peningkatan kualitas 1 Peningkatan kualitas 1 Penanggulangan kemiskinan 1 Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
Sleman yang lebih sejahtera
lahir dan batin tahun 2010 pelayanan publik terutama pelayanan publik terutama dan pengangguran 2 Revitalisasi pertanian dan kehutanan
pendidikan dan kesehatan pendidikan dan kesehatan 2 Revitalisasi pertanian dan 3 Peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan
2 Pemberdayaan masyarakat 2 Peningkatan pemberdayaan kehutanan 4 Peningkatan kualitas pelayanan publik
miskin masyarakat terutama masy 3 Peningkatan kualitas pendi 5 Pengembangan kawasan strategis peningkatan
3 Peningkatan kontribusi arakat miskin dikan dan kesehatan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya
pendapatan daerah dalam 3 Rehabilitasi dan rekonstruksi 4 Peningkatan kapasitas alam

pembangunan pascabencana pemerintah daerah 6 Peningkatan pendapatan daerah


4 Ketersediaan data yang 4 Peningkatan peran serta ma 5 Pembangunan infrastruktur 7 Peningkatan keamanan dan ketertiban
akurat dan mutakhir syarakat dan swasta dalam peningkatan pengelolaan

5 Peningkatan peran serta ma dunia usaha dan investasi lingkungan hidup dan sum
syarakat dan swasta dalam 5 Revitalisasi pertanian dan ber daya alam
dunia usaha dan investasi kehutanan 6 Peningkatan pendapatan
6 Stabilitas keamanan dan 6 Peningkatan stabilitas daerah
ketertiban masyarakat yang ketentraman dan ketertiban 7 Peningkatan keamanan dan
kondusif masyarakat yang kondusif ketertiban

Misi

Menjaga terse lengg aranya tata


pemerintahan yang baik
Menjaga keberlanjutan kegia
tan perekonomian masyarakat

Meningkatnya kualitas hidup


dan kehidupan masyarakat
Siklus Penyusunan APBD
Penyusunan KUA Proses yang terabaikan

Perencanaan RPJMD RKPD KUA PPAS


c
Ow

x
C

C
y
Pedoman
Nota
RAPBD RKA SKPD Penyusunan
RKA SKPD
Kesepakatan q
W

Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur


Mendagri
APBD

Gambar 1 Siklus Penyusunan APBD

dengan aspirasi clan kebutuhan masyarakat guna Yang terjadi dengan legislatif Kenyataan ini
dapat dibuktikan dengan cara membandingkan
menjawab persoalan persoalan yang dihadapi
masyarakat KUA berisikan agenda umum pem Rancangan KUA dengan clokumen KUA yang
disetujui dan disahkan Setelah pembahasan di
bangunan yang kemudian akan dijaclikan payung
panitia anggaran kemudian hasil rumusan KUA
untuk menentukan arah belanja setiap SKPD
selama satu tahun penganggaran Dalam KUA tersebut dibahas dalam rapat paripurna DPRD

dimuat informasi tentang strategi pembangunan Yang melibatkan seluruh pimpinan clan anggota
daerah sesuai dengan perkembangan situasi dewan dengan mengahadirkan seluruh pimpinan

muatan informasi itu didapatkan dengan terlebih SKPD Pada saat ini DPRD membacakan pan

dahulu melakukan jaring aspirasi masyarakat clangan umum panitia anggaran terhadap KUA
dan juga pandangan umum fraksi Pada saat
Yang dilakukan di tahun sebelumnya kemudian
disusun proyeksi anggaran pendapatan belanja ini sebenarnya anggota dewan masih diberikan
clan pembiayaan tahun bersangkutan kesempatan untuk mengkritisi clan untuk memasti
kan harapan konstituen Akan tetapi proses
Di Kabuapten Sleman KUA dirumuskan oleh
eksekutif kemudian hasilnya diajukan ke DPRD pembahasan KUA nyatanya tidak berlangsung
lama karena secara aklamasi antara eksekutif
untuk disetujui menjadi KUA melalui sebuah
dan legislatif menyatakan kesepakatannya ter
nota kesepakatan DPRD sebagai lembaga poli
tis kemudian bekerja mempelajari KUA usulan hadap KUA yang diajukan oleh eksekutif tanpa
eksekutif yang dilakukan oleh panitia anggaran halangan atau kritik yang berarti
Selain dibahas oleh panitia anggaran sebenarnya Pembahasan KUA antara eksekutif dengan

di Kabupaten Sleman juga dilakukan pembahasan DPRD ticlak begitu dinamis ditandai dengan

oleh masing masing fraksi Melalui panitia ang kurangnya aspirasi dan perdebatan yang berlang
garan dan pembahasan di fraksi anggota DPRD sung di dalamnya Hal ini antara lain dikarenakan
KUA masih berisi pernyataan pdmyataan umum
Yang merepresentasikan wilayah pemilihan
partai dan berbagai kepentingan yang disuarakan tentang rencana pembangunan belum spesifik
dapat mengajukan usulan clan melakukan analisis dan belum mencantumkan nilai rupiah yang de
kritis Dari studi dokumen yang dilakukan selama tail lantaran masih dicantumkan dengan sistem
periode 2005 2010 pembahasan KUA di Kabu kelompok Ini sebagaimana diungkapkan oleh
paten Sleman hanya sekadar menguatkan apa seorang lnforman 171
Yang sudah diagendakan pemerintah Artinya
17 Wawancara dengan RSH salah satu anggota DPRD Kabu
tidak ada perubahan signifikan atas pembahasan
paten Sleman pada 24 Juli 2009
Pembahasan KUA memang biasanya tidak periode tahun yang akan datang Angka di pos
memakan waktu lama karena KUA itu khan pengeluaran merupakan perubahan kenaikan
masih sesuatu hal yang umum Biasanya pem dari angka periode sebelumnya Permasalahan
bahasan yang panjang itu nanti saat membahas
RAPBD karena sudah ada angkanya sehingga
yang harus diputuskan bersama adalah metode
lebih jelas
penaikan penurunan incremental dari angka
anggaran tahun sebelumnya Logika sistem

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan anggaran ini adalah seluruh kegiatan yang di
laksanakan merupakan kelanjutan kegiatan dari
Belanja Daerah Tahun 2010 misalnya menetap
tahun sebelumnya
kan kebijakan umum belanja daerah adalah

untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi


masing masing satuan kerja perangkat daerah Regulasi APBD Ruang Bagi Ekskutif
serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran sesuai untuk Germain
dengan prioritas yang ditetapkan APBD tahun Agaknya perlu untuk terns mengingatkan peme
2010 diperkirakan mencapai Rp1 006 triliun rintah daerah bahwa anggaran daerah adalah per
yang dipergunakan untuk belanja tidak langsung wujudan amanat rakyat kepada pihak eksekutif
sebesar Rp715 104 miliar Anggaran tersebut dan legislatif Untuk itu pemerintah dilengkapi
dipergunakan untuk membiayai gaji dan tun
dengan rambu rambu yang merupakan pedo
jangan pegawai bunga subsidi hibah bantuan man dalam penyusunan anggaran Dalam proses
sosial bagi hasil bantuan keuangan dan belanja penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
tidak terduga Selebihnya dialokasikan untuk
Daerah Kabupaten Sleman dasar hukum yang
belanja langsung sebesar Rp291 662 miliar yakni digunakan sebagai pedoman penyusunan itu
dipergunakan untuk membiayai program dan
cukup banyak dan juga rumit Pada Gambar 2
kegiatan masing masing SKPD sesuai dengan ditunjukan berbagai peraturan yang digunakan
fungsi dan urusan pemerintah daerah yang harus dalam penyusunan APBD
dilaksanakan
Pada amandemen terakhir terhadap UUD
Angka dan prioritas program yang diusulkan 1945 pasal 18A ayat 2 diamanatkan agar hu
oleh pemerintah daerah eksekutif tidak berbeda bungan keuangan pelayanan umum sumber daya
dengan dokumen yang kemudian disepakati alam dan sumber daya lainnya antara Pemerintah
antareksekutif dan legislatif melalui nota kese Pusat dan Pemerintah Daerah diatur dan dilak
pakatan antara Pemerintah Kabupaten Sleman sanakan secara adil dan selaras berdasarkan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabu
undang undang Ini kemudian menjadi dasar
paten Sleman No 48 Kep KDH B2009 dan No pembentukan Undang Undang tentang Perim
3 Kes DPRD 2009 tanggal 6 November 2009 bangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Pemerintah Daerah Selanjutnya melalui Ketetap
dan Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun an MPR No 1 V MPR 2000 tentang Rekomen
Anggaran 2010 DPRD di sini agaknya belum
dasi Kebij akan Dalam Penyelenggaraan Otonomi
merasa penting untuk mengkritisi KUA dengan Daerah dan Ketetapan MPR No VI MPR 2002
sangat detail karena dianggap belum strategis Rekomendasi atas Laporan Pelaksanaan Putusan
bagi kepentingan mereka MPR RI oleh Presiden DPA DPR BPK dan
Di lain pihak program dan alokasi anggaran MA merekomendasikan kepada Pemerintah dan

dalam ABPD adalah kompilasi dari usulan yang DPR agar melakukan perubahan yang bersifat
diajukan oleh masing masing SKPD Jika kita mendasar dan menyeluruh terhadap UU No 22
melihat kembali sebenarnya tidak sepenuhnya Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
anggaran belanja Kabupaten Sleman disusun UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
berbasis kinerja tetapi juga berupa pengga Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerin

bungan dengan incremental budgeting yaitu tah Daerah Sejalan dengan amanat TAP MPR

sistem anggaran belanja dan pendapatan yang tersebut serta perkembangan dalam peraturan
memungkinkan revisi selama tahun berjalan se perundang undangan di bidang keuangan negara
kaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran yaitu UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
UU 2 12004 UU 17 2003 UU 112004 UIJ 33 20049

PP 41 07
1u

PEitt 1 it t 1 ftt7

Gambar 2 Landasan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

Negara UU No l Tahun 2004 tentang Perben Setiap unit ker a diharuskan merasionalisasi
daharaan Negara UU No 15 Tahun 2004 tentang kan rencana kegiatannya pada setiap program
Pemeriksaan Pengelolaan clan Tanggung Jawab mulai dari tujuan hasil dan manfaat setiap kegiat
Keuangan Negara terjadilah perubahan mendasar an Selain itu proses revisi dan konfirmasi item
clan menyeluruh dalam sistem keuangan negara dilakukan untuk mengoptimalkan ketepatan

Adapun peraturan pemerintah PP yang lahir dengan input dari setiap SKPD dengan pusat
setelah perubahan perundang undangan tersebut data di bappeda RASK harus mencerminkan

di antaranya adalah PP No 37 Tahun 2005 tentang kesesuaian dan konsistensi dengan KUA dan
Kedudukan Protokoler dan Keuangan DPRD PP strategi prioritas yang telah ditetapkan Misalnya
No 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah PP pada RAPBD tahun 2009 SKPD kesehatan

No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan mengajukan usulan program promosi kesehatan

PP No 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi dan pemberdayaan masyarakat dengan anggaran

Keuangan Daerah PP No 57 Tahun 2005 tentang sebesar Rp271 046 500 dan pada tahun anggaran
Hibah Kepala Daerah dan PP No 58 Tahun 2005 2010 program ini muncul kembali dengan nama

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah program yang sama yaitu program promosi
Di Kabupaten Sleman semua peraturan itu kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan
dijadikan dasar hukum dalam menyusun doku anggaran sebesar Rp571 193 000 Serupa pula de

men anggaran belanj a daerah Rencana anggaran ngan itu dari SKPD Pendidikan pada tahun 2007

kegiatan yang dibuat oleh SKPD di lingkungan mengusulkan program penyelenggaraan program

pemerintah Kabupaten Sleman yang disingkat PAUD dengan anggaran Rp175 000 000 namun
dengan RASK merupakan dokumen dasar dalam pada tahun anggaran 2010 usulan ini kembali
penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah diajukan dengan nama program pengembangan
Dokumen dasar tersebut selanjutnya disampaikan pendidikan usia dini PAUD dengan anggaran
kepada tim anggaran daerah untuk dievaluasi le sebesar Rp47 250 000 yang dilakukan dalam
bih lanjut mengenai kesesuaian program yang ada banyak kegiatan yaitu pengembangan kuriku
di unit kerja kesesuaian program dan kegiatan lum bahan ajar dan model pembelajaran pendi
unit kerja dengan tupoksinya dengan strategi dikan anak usia dini penyelenggaraan koordinasi
dan prioritas daerah serta dengan kewajaran dan dan kerja sama PAUD publikasi dan sosialisasi
target kinerja PAUD

I
Pengulangan program dari tahun ke tahun Kita ingin mengatakan bahwa sistem peng
anggaran tidak selalu salah selama indikator anggaran yang digunakan di Kabupaten Sleman
capaian program yang diulang tersebut jelas dan adalah anggaran yang berbasis kinerja namun
terukur Dalam kasus program promosi kesehatan nyatanya dalam program program capaian kinerj a
dan pemberdayaan masyarakat seperti di atas indi belum bisa diukur Kesepakatan yang terjadi
kator capaiannya adalah sama dan terlebih lagi dan kemudian ditetapkan menjadi APBD adalah

di dalam dokumen Laporan Keterangan Pertang salah satu bentuk dari keahlian aktor dalam hal
gungjawaban LKPJ tahun 2009 keberhasilan ini eksekutif dalam melakukan negosiasi dan
program ini tidak dijelaskan sehingga tentunya menyakinkan legislatif bahwa itu sesuai dengan
dari sisi fungsi anggaran sebagai alat penilaian kesepakatan dalam KUA dan tidak bertentangan
kinerja performance measurement tool APBD dengan aturan hukum penyusunan anggaran
Kabupaten Sleman tidak bisa dijadikan indikator
untuk menilai kinerja aparatur penyelenggara

pemerintahan yang bertugas memberikan layanan Kesimpulan


kepada masyarakat
Aktor aktor yang terlibat dalam perumusan kebi
Membandingkan usulan dana program antar
jakan anggaran dalam perspektif politik anggaran
bidang dan antara satu dinas dengan dinas lain masih senantiasa memperjuangkan kepentingan
nya adalah salah saw upaya untuk meningkatkan
sendiri dengan berbagai strategi Bagi eksekutif
posisi tawar terkait dengan usaha setiap SKPD strategi yang paling aman adalah dengan senan
untuk meningkatkan jumlah anggaran yang dike tiasa mengemukakan bahwa anggaran telah se
Iola Namun terkadang kita menyaksikan bahwa suai dengan aturan Sementara untuk kondisi
peningkatannya An tidak rasional ini semua erat
semacam itu legislatif biasanya tidak bisa ber
kaitannya dengan sistem penganggaran yang buat banyak terutama disebabkan pada dasarnya
masih bersifat inkremental Logika dari sistem
legislatif DPRD tidak punya cukup pengetahuan
anggaran ini adalah seluruh kegiatan yang dilak di bidang penganggaran Ditemukan bahwa ma
sanakan merupakan lanjutan kegiatan dari tahun
sih banyak anggota legislatif yang tidak mengerti
sebelumnya Kondisi yang terjadi dengan program apa yang menjadi prioritas pembangunan Kabu
dari dinas kesehatan yang disebutkan tadi tidak paten Sleman Selain itu landasan prioritas oleh
sepenuhnya demikian Ini karena dengan nama
legislatif masih tersekat sekat pada pemahaman
program yang sama rincian kegiatannya jauh pemenuhan kebutuhan para konstituen Di dalam
berbeda Tahun 2008 program yang dilaksanakan penyusunan APBD terjadi proses sharing dan
adalah pemberdayaan UKBM Usaha Kesehatan
bargaining kepentingan antaraktor
Berbasis Masyarakat penyebarluasan informasi
kesehatan pembinaan terpadu PKK KB Kes
Daftar Pustaka
TMKK dan penyebarluasan informasi tentang
Brender Adi dan Allan Drazen 2004 Political Bud
bahaya napza terhadap kesehatan Sedangkan
get Cycles in New versus Established Democra
pada tahun 2010 dengan jumlah anggaran yang
cies Tel Aviv University of Maryland
jauh lebih besar kegiatan yang dilakukan adalah Bastian Indra 2001 Akuntasi Sektor Publik di Indo
promosi kesehatan dan informasi sadar hidup nesia Jakarta
sehat penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Halim Abdul 2007 Akuntansi Sektor Publik Akun
peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan dan tansi Keuangan Daerah Jakarta Selemba
peningkatan pendidikan tenaga penyuluhan kese Empat
hatan Terlihat bahwa kegiatan di tahun 2010 bu
Howlett Michael et al 1995 Studying public poli
kanlah lanjutan kegiatan tahun 2008 Wildavsky cy Policy Circles and Policy Subsiter Oxford
menjelaskan ini adalah sebagai bentuk hasil dari University Press
sebuah kompromi kompromi politik Kompromi Mardiasmo 2002 Akuntansi Sektor Publik Yogya
karta Andi
politik yang dilakukan oleh aktor dalam hal ini
adalah anggota TAPD dengan SKPD 2004 Otonomi dan Manajemen
Keuangan Daerah Yogyakarta Andi

01
Santoso Purwo dkk 2004 Menembus Ortoksi Ke Wildaysky Aron 1946 The Politics of Budgetary
bijakan Publik Dalam M Ridwan Jafar 2006 Process Boston Little Brown co Dalam

PolitikAnggaranDaerah Studi tentang Proses Budi Winarno Teori dan Proses Kebijakan
Perumusan Keb yakan Anggaran dalam Penyu Publik Yogyakarta Media Pressindo
sunan APBD Tahun 2005 di Kabupaten Mamu Kepmendagri No 29 Tahun 2002
ju Provinsi Sulawesi Barat Yogyakarta

11
EVALUASI PEMILU LEGISLATIF 2009
Tinjauan atas Proses Pemilu Strategi Kampanye Perilaku Memilih
dan Konstelasi Politik Hasil Pemilu

Lili Romli

Abstract

In general the 2009 legislative election has been conducted condusively However there were some problems
in the implementation ofthe election such asfixed voter lists and the election results decision In this election par
ticipation ofthe voter was decreasing relatively compare to previous election and the trend of the voter behaviour
tend to be transactional In this regards there were frictions of the 2009 election results with the victory of the
Democratic Party accompanied by the decline of the Golkar Party PDIP and Islamic parties

Pendahuluan sesuai dengan ketentuan UU Pemilu No 3 Tahun

Pada era reformasi ini bangsa Indonesia telah


1999 tentang Pemilu parpol yang lolos electoral
threshold ET 2 Io hanya enam parpol yaitu
melakukan tiga kali pemilihan umum pemilu
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP
yaitu di tahun 1999 2004 dan 2009 Pada Pe
Partai Golongan Karya Golkar Partai Persatuan
milu 2004 dan 2009 bangsa Indonesia dianggap Pembangunan PPP Partai Kebangkitan Bangsa
telah mampu menunjukkan kemajuan dalam ber
PKB Partai Amanat Nasional PAN dan
demokrasi dan berpolitik secara lebih modern
Partai Bulan Bintang PBB Dan dalam kon
Kenyataan inilah yang menyebabkan bangsa ini
teks sej arah politik hasil Pemilu 1999 memang
mulai mendapat perhatian dari berbagai kalang berhasil mengurangi hegemoni Golkar selama
an di belahan dunia Predikat sebagai sebuah
32 tahun lebih
negara demokrasi terbesar ketiga tak pelak disan
Pemilu kedua era reformasi dilaksanakan
dang oleh Indonesia saat ini setelah hampir lima
pada tahun 2004 Sebanyak 24 partai politik
dekade hidup dalam otoriterianisme
berpartisipasi dalam pemilu tersebut Pada Pe
Pemilu Legislatif Pileg 1999 merupakan milu 2004 itulah rakyat Indonesia diperkenalkan
momentum awal kebebasan berpolitik di negeri
ini sekaligus menjadi titik tolak transisi menuju
pada sistem pemilu langsung Sistem pemilu
legislatif yang menggunakan mekanisme pro
kehidupan demokrasi yang lebih baik Pemilu
porsional dengan daftar semi terbuka memang
1999 memberikan kesempatan bagi setiap partai
politik peserta pemilu untuk berpartisipasi dan
mengundang perdebatan Ketika pelaksanaannya
pun masih menunjukkan kuatnya peran pengurus
berkompetisi secara lebih adil memberikan ke
pusat partai dalam menentukan calon legislatif
bebasan bagi rakyat untuk memilih secara lebih
Namun setidaknya Pemilu 2004 relatif telah
konsekuen dan menciptakan ruang dan peran
membuka peluang lebih besar bagi rakyat untuk
yang cukup besar bagi kekuatan di luar negara lebih terlibat meski secara terbatas dalam persoal
dalam pelaksanaan pemilu
an pemilihan calon anggota legislatif caleg
Hasil Pemilu 1999 menunjukkan dari 48
Hasil Pemilu 2004 kemudian menunjukkan
partai politik parpol peserta pemilu tidak ada
adanya perubahan peta politik secara nasional
satupun yang memperoleh suara mayoritas mut
dan di tingkat lokal Perubahan tersebut terjadi
lak Secara keseluruhan ada 21 parpol yang mem terutama pada pergeseran kekuatan partai politik
peroleh kursi di DPR Dari 21 parpol tersebut
pada pemilu 1999 dan pemilu 2004 Dalam pemi
Penelitian dengan judul tersebut dilakukan oleh tim peneliti
lu 2004 Partai Golkar keluar sebagai pemenang
yang beranggotakan Lili Romli Koordinator Syamsuddin
pemilu dengan memperoleh suara 21 6 128
Haris Finnan Noor dan Tri Rainny Syafarani

87
kursi Meski memenangkan pemilu suara yang dan kekuasaan oleh pej abat publik yang melaku
diperoleh Partai Golkar mengalami penurunan di kan kampanye ini khususnya menyangkut tidak
bandingkan dengan Pemilu 1999 22 4 PDIP adanya aturan jelas mengenai penggunaan fasili

yang pada Pemilu 1999 sebagai pemenang pada tas publik dan sanksi bagi partai atau calon yang
Pemilu 2004 ia berada pada urutan kedua dengan menyalahgunakannya

memperoleh suara 18 5 109 kursi PDIP men Ketiga sistem proporsional terbuka yang
galami penurunan suara sekitar 15 dari hasil Pe diterapkan masih memungkinkan terjadinya
milu 1999 33 73 Urutan ketiga ditempati oleh dominasi peran partai politik dalam penentuan
PKB dengan 10 6 52 kursi kemudian PPP calon Partai politik dapat menggiring pemilih
8 2 58 kursi dan PAN 6 4 52 kursi Sama untuk mencoblos hanya tanda gambar partai saja
dengan Partai Golkar dan PDIP ketiga partai ini tanpa pilihan alas nama calon Dengan begitu
sama sama mengalami penurunan suara pemilih dapat terjebak untuk kembali ke pro

Secara umum Pemilu 1999 maupun Pemilu porsional tertutup meskipun secara formal yang
berlaku adalah sebaliknya Keempat posisi dan
2004 memang berlangsung relatif sesuai dengan
kewenangan lembaga pengawas pemilu masih
tatanan normatif pelaksanaan pemilu yang
demokratis namun bukan berarti tidak ada lemah Kebutuhan akan lembaga pengawas

masalah sama sekali Dalam Pemilu 1999 yang independen dengan kewenangan yang luas itu
secara prosedural lebih demokratis dibandingkan dinafikan oleh pemerintah dan DPR Pengadilan

pemilu pemilu masa Orde Baru catatan kelam ad hoc atau pengadilan khusus pemilu juga sama

terutama terkait dengan perilaku elite politik hasil sekali tidak diakomodasi dalam undang undang
pemilihan itu sendiri Hal ini karena substansi pemilu Padahal pada Pemilu 1999 pengadilan

demokrasi yang diharapkan berkembang dengan umum gagal sebagai institusi yang bertugas untuk
baik setelah pelaksanaan sebuah pemilu yang menegakkan hukum pemilu Fenomena yang
demokratis tidak terjadi Performa wakil wakil kemudian terjadi sebagai dampak susulan dari
kelemahan aturan main di atas adalah muncul
rakyat yang duduk di legislatif selain dianggap
tidak mampu menegakkan makna reformasi yang nya berbagai pelanggaran pemilu seperti money
politics dan pelanggaran kampanye menajamnya
sesungguhnya juga menjadi bagian yang menim
bulkan masalah politik berkepanjangan Hal ini konflik internal menguatnya fenomena oligarki

ditandai misalnya dengan semakin meluasnya partai politik dalam pencalonan

praktik korupsi kolusi dan nepotisme ketidak Dari dua pelaksanaan pemilu tersebut ter

adilan dan ketidaktegakan hukum 172 dapat beberapa pelajaran penting khususnya
terkait dengan keberadaan partai politik dan
Pada Pemilu 2004 permasalahan terutama
kehidupan demokrasi Pertama secara umum
dikaitkan dengan soal soal yang bersifat prose
pemilu belum dapat mengubah orientasi partai
dural Peraturan perundangan tentang Pemilu
untuk mengedepankan program Partai partai
yaitu UU No 12 Tahun 2003 menyisakan ber
politik cenderung mengembangkan isu isu yang
bagai masalah antara lain13 pertama peng
terkait dengan masalah primordial figuritas atau
aturan dana kampanye yang sangat longgar tidak
pun wacana wacana yang bersifat jargon yang
transparan dan jauh dari prinsip prinsip akun
bersifat sementara dan tidak detail Situasi ini
tabilitas publik yang universal Tidak ada aturan
bukan saja berimplikasi pada materi kampanye
yang jelas mengenai sanksi terhadap pelanggaran
dalam pencatatan pembukuan pelaporan dan partai politik yang mengambang melainkan pula
secara esensial partai politik belum menunjukkan
auditing dana kampanye Kedua minimnya
karakteristik modern lantaran tidak membiasa
aturan main mengenai penyalahgunaan jabatan
kan diri berkecimpung pada soal soal konkret
172 Lihat dalam Lili Romli ed Evaluasi Pemilihan Umum yang dibutuhkan oleh rakyat di atas sebuah fun
2004 Analisis Proses dan Hasil Pemilu Legislatif Jakarta damen visi dan misi yang jauh ke depan Dengan
LIPI Press 2005 hlm 2 3
atmosfer demikian pada gilirannya tidak saja
13 Analisis mengenai hal ini lihat dalam Syamsuddin Haris menyebabkan partai politik relatif gagal untuk

Pemilu 2004 Peluang Konsolidasi Demokrasi atau Perang secara cerdas menjadi bagian dari penyelesaian
kap Status Quo Politik Jurnal Ilmu Politik Pemilu dan
Dentokrasi April 2003 hlm 3 27 masalah tapi secara politis menjadi sulit untuk

HM
dimintai pertanggungjawaban oleh konstituen Saat ini dengan adanya UU baru UU No 10
karena memang kerap mengedepankan hal hal Tahun 2008 tentang Pemilihan Anggota DPR
yang secara umum tidak bersifat konkret DPD clan DPRD yang menyiratkan keterlibatan
Kedua penilu pemilu di awal reformasi rela mereka secara langsung ditambah dengan pola
tif gagal dalam mengikis kecenderungan oligarki pendekatan baru caleg dalam menjaring suara
partai politik Hal ini terbukti dengan masih ada arus informasi yang semakin terbuka dan budaya
nya praktik lompat pagar anggota partai yang politik yang bertambah pragmatis meski tidak
langsung menduduki jabatan penting dalam se seluruhnya demikian perilaku memilih tampak
buah partai Selain itu elite partai di pusat masih akan terpengaruhi dan tidak menutup kemungki
amat berperanan dalam menentukan nomor urut nan mengalami pergeseran Di sisi lain dengan
kandidat clan jadi atau tidaknya sesorang kandi dilandasi asumsi adanya korelasi antara pemilu

dat menjadi anggota legislatif Di samping itu aturan main perilaku partai dan pemilih dalam
masih minimnya upaya partai dalam menyosia pemilu adalah sebuah keniscayaan jika hasil
lisasi kandidat kepada khalayak telah membuat pemilu 2009 menyiratkan adanya perubahan

masyarakat kurang memperoleh peluang untuk konstelasi politik di tanah air

memahami dan mengevalusi kelayakan seorang Pelaksanaan Pemilu 2009 yang berpedoman
kandidat legislatif Dengan mekanisme nomor pada UU No 10 Tahun 2008 mengindikasikan
urut yang mendompleng preferensi terbuka se sebuah perubahan aturan main yang signifikan
jatinya telah membuat kedaulatan rakyat dalam dalam kehidupan politik bangsa Indonesia
memilih menjadi berjalan setengah setengah Ini Aturan main baru itu secara normatif ditujukan
karena dalam praktiknya hasil akhir komposisi bagi peningkatan kualitas politik clan kehidupan
keanggotaan legislatif dari partai tertentu tetap demokrasi bangsa Indonesia UU ini secara fak
dipegang oleh pengurus pusat partai yang kerap tual telah membawa perkembangan politik yang
sarat dengan kepentingan atas dasar kedekatan lebih populis dengan memberikan kesempatan
dan bukan kualitas
yang luas bagi masyarakat untuk menempatkan
Pemilu 2009 merupakan ujian bagi upaya
wakil rakyat yang dikehendakinya secara lang
seberapa besar partai politik berkeinginan untuk
sung Namun hal itu tentu saja baru merupakan
memperbaiki diri dengan lebih berorientasi salah satu aspek Aspek lainnya perlu digali
program dan juga sedapat mungkin mengikis dalam rangka menilai secara utuh kontribusi
kecenderungan oligarki yang diidap parpol regulasi pemilu kali ini dalam upaya peningkatan
Dengan diberlakukannya sistem proporsional kualitas kehidupan politik bangsa
terbuka murni diharapkan akan mengurangi
Dalam UU Pemilu 2008 terdapat sejumlah
oligarki partai dan mendorong parpol untuk kian
tantangan yang berat bagi partai partai politik
mendekatkan diri kepada masyarakat Selain
untuk dapat meraih suara Hal ini karena UU
itu mengingat semakin mahalnya harga sebuah
tersebut memberlakukan ketentuan parliamen
kursi maka ke depan sebuah partai sesungguhnya
tary threshold PT 2 5 sementara untuk
dituntut untuk lebih profesional dan mengakar
mencapai PT 2 5 suara tentu tidak mudah bagi
kuat di tengah tengah masyarakat Dengan meng
parpol yang belum mempunyai basis massa yang
hadapi tantangan itu ditambah dengan semakin
kuat Alokasi kursi daerah pemilihan dapil
rasional dan pragmatisnya masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari 3 12 kursi menjadi
maka persoalan mengenai perubahan orientasi
3 10 kursi Selain itu untuk penghitungan suara
ke arah program yang berpengaruh pada materi di DPR diberlakukan aturan 50 dari Bilangan
kampanye menjadi soal yang menarik untuk Pembagi Pemilih BPP clan sisa suara ditarik ke
dicermati Hal ini tentu tidak mudah mengingat
provinsi Dengan ketentuan seperti ini tingkat
telah muncul kecenderungan meningkatnya apa
kompetisi di antara parpol peserta pemilu akan
tisme masyarakat yang diindikasikan dengan ketat dan tidak mudah bagi partai partai politik
menguatnya fenomena golput pada beberapa
untuk dapat meraih kursi di DPR
pemilukada terakhir 114

14 Sebagai contoh pemilukada DKI Jakarta angka golput


mencapai 39 2 persen pemilukada Jawa Barat 33 persen dan Pilakada Jawa Timur golput mencapai 40 persen

Me
Selain itu berdasarkan Putusan Mahkamah oleh sejumlah partai barn Di antara partai partai

Konstitusi MK penetapan calon terpilih ang baru yang menjadi peserta Pemilu 2009 ialah
gota legislatif yang semula berdasarkan 30 Hanura Gerindra PDP PKNU dan PMB PDP
BPP dan nomor urut seperti diatur pada Pasal dan PKNU merupakan partai baru produk konflik

214 UU No 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan internal di PDIP dan PKB sedangkan PMB lahir
Angggota DPR DPD dan DPRD berubah akibat ketidakpuasan terhadap PAN yang diang
menjadi berdasarkan suara terbanyak Implikasi gap kurang melayani warga Muhammadiyah
Putusan MK ini antara lain membuat semua Akibat pemberlakuan aturan barn dalam Pemilu

caleg mempunyai kesempatan yang sama untuk 2009 PT 25 alokasi kursi per dapil 3 10 dan
terpilih dan persaingan pemilu akan semakin pembagian suara 50 dari BPP dengan jumlah
luas Persaingan bukan hanya antarpartai tetapi perserta pemilu sebanyak 38 partai telah dipre

juga antarcaleg internal partai Penetapan suara diksi bakal terjadi pergeseran kekuatan politik di
tebanyak bagi calon terpilih anggota legislatif di DPR hasil Pemilu 2009
harapkan juga dapat meningkatkan akuntabilitas Pemilu 2009 merupakan pemilu penentuan
anggota legislatif terhadap konstituen bagi konsolidasi demokrasi berbagai soal terkait
Sehubungan dengan itu diperlukan strategi dengan regulasi pola pendekatan partai politik

yang jitu bagi partai partai politik dan caleg perilaku memilih dan kecenderungan perge
untuk dapat meraih dukungan pemilih Dengan seran peta kekuatan politik merupakan hal yang
waktu kampanye pemilu yang relatif panjang menarik untuk dikaji Sehubungan dengan itu

yakni sembilan bulan terdapat kesempatan yang pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini ter
luas bagi parpol dan caleg untuk melakukan diri atas 1 Bagaimana kualitas penyelenggaraan
berbagai pendekatan pada konstituen Pelbagai Pemilu 2009 dibandingkan dengan pemilu sebe
cara telah dilakukan oleh partai partai politik lumnya Apa saja problematika yang terdapat
dan para calegnya dalam upaya meraih simpati di dalam sistem dan regulasi Pemilu 2009 2
dan dukungan kosntituen yaitu mulai dari pema Bagaimanakah pola dan strategi partai politik dan

sangan baliho pamflet sampai pasang Man di calon anggota legislatif dalam upaya mendekati
berbagai media massa baik cetak maupun elek konstituen untuk mendapatkan dukungan suara
tronika Selain itu guna meraih simpati pemilih Apakah ada kemajuan dari pola dan strategi yang
di antara parpol dan caleg ada yang melakukan dilakukan parpol dan caleg dibandingkan pemilu
upaya upaya seperti memberikan asuransi benih sebelumnya 3 Bagaimanakah tingkat partisipasi

padi hingga bantuan finansial yang tidak sedikit politik dan kecenderungan perilaku memilih pada
kepada warga Pemilu 2009 Adakah perubahan pola kecen
derungan perilaku memilih dibandingkan pemilu
Di sini tampak bagaimana sepak terjang
sebelumnya dan 4 Sejauhmana sistem pemilu
caleg dan parpol dalam mendekati pemilih dalam
rangka mendapatkan suara sebanyak banyaknya dan meningkatnya jumlah peserta pemilu akan

dalam pemilu kali ini Akan tetapi agresivitas mengubah peta kekuatan politik di DPR hasil
Pemilu 2009 Apakah akan terjadi pergeseran
caleg dalam mengkampanyekan dirinya ternyata
di kalangan masyarakat justru memunculkan peta kekuatan politik dan apa faktor faktor yang
memengaruhinya
sikap pesimistis dan antipati Mengacu pada
pemilukada pemilukada di beberapa daerah
dengan tingkat partisipasi pemilih yang relatif Dilema Format Pemilu dan Kisruh
rendah dan tingkat golput yang cenderung tinggi Proses Pemilu
maka Pemilu 2009 sedari awal telah diprediksi
Meskipun secara umum pemilu berlangsung
akan berlangsung sebagaimana pada pemilukada kondusif barangkali tak seorang pun bisa mem
pemilukada tersebut yakni tingkat partisipasi
bantah bahwa penyelenggaraan Pemilu 2009
masyarakat dalam memilih relatif akan rendah
memang bermasalah sejak periode persiapan
dan kecenderungan golput akan tinggi
tahapan tahapan pemilu pelaksanaan pemberian
Pemilu 2009 selain dikuti oleh partai partai suara dan penghitungan suara hingga penetapan
politik lama peserta Pemilu 2004 juga diikuti
kursi serta hasil pemilu Daftar panjang persoalan

ON
penyelenggaraan pemilu itulah yang disebut seba untuk menjadi pemilih mereka harus mengecek
gai kekacauan clan kekisruhan pemilu DPS ke PPS setempat

Secara umum fakta fakta tentang kisruh Sumber kisruh pemilu lainnya adalah per
pemilu dapat dikelompokkan atas tiga tahapan pe ubahan sistem pendataan pemilih dari stelsel
milu yaitu masalah masalah di sekitar persiapan pasif menjadi stelsel aktif Pada pemilu sebelum
pemilu soal soal di seputar pelaksanaatl pemilu nya petugas pendaftar mendatangi pemilih tetapi

terutama pemberian suara dan penghitungan sekarang para pemilih harus mendatangi petugas
suara serta berbagai masalah yang berkaitan Perubahan ini terlalu maju untuk Indonesia yang
dengan penetapan hasil pemilu 15 kualitas pelayanan birokrasinya sangat buruk
Masyarakat enggan mendatangi aparat apalagi
Dalam persiapan pemilu hal yang menimbul
kan kekisruhan adalah terkait dengan persoalan hanya sekadar untuk mengecek nama mereka

verifikasi partai politik Jumlah partai peserta Pe dalam DPS Kisruh pemilu lain yang tak kalah
milu 2009 sebanyak 34 partai nasional dibanding pentingnya adalah tertunda tundanya penetap
kan 24 partai peserta Pemilu 2004 menimbulkan an hasil pemilu oleh KPU Keputusan KPU

kecurigaan sebagian kalangan atas profesionalitas tentang penetapan hasil pemilu bahkan digugat
KPU melakukan verifikasi atas partai peserta pe oleh sejumlah caleg ke Mahkamah Agung dan
milu Kekecewaan atas hasil verifikasi KPU juga dipenuhi oleh MA Walaupun akhirnya Mahka

dinyatakan oleh sejumlah partai yang gagal lolos mah Konstitusi secara tak langsung membatalkan
Keputusan MA realitas tersebut mencerminkan
sebagai peserta pemilu sehingga mereka meng
gugat KPU melalui pengadilan tata usaha negara problematika sistemik Pileg 2009
Pengadilan PTUN ternyata mengabulkan gugatan Tahapan pemilu lainnya yang menjadi sum
empat partai baru yang sebelumnya dinyatakan ber kekisruhan penyelenggaraan Pemilu 2009
gagal lolos oleh KPU yakni Partai Merdeka adalah pemberian suara dan pemungutan suara
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia Sebagai konsekuensi logis dari persoalan DPT
Partai Sarikat Indonesia dan Partai Buruh muncul kekecewaan banyak pemilih di berbagai

Kisruh lainnya adalah berkaitan dengan daerah di Indonesia karena ternyata nama mereka

Kekha tidak tercantum dalam daftar pemilih Keluhan


persoalan daftar pemilih tetap DPT
watiran berbagai kalangan akan kisruh DPT dan kekecewaan tersebut ternyata hampir merata

pemilu legislatif akhirnya menjadi kenyataan di berbagai daerah dengan tingkat kecerobohan

Hak konstitusi warga negara dikorbankan atas dan jumlah pemilih yang diciderai hak politiknya
nama undang undang dan peraturan KPU yang berbeda beda di setiap daerah Kekecewaan ma
syarakat ini sangat wajar apalagi dihubungkan
kaku rancu clan multitafsir Paling kurang ada
dengan fakta bahwa mereka pada umumnya ter
dua faktor yang menjadi sumber kekisruhan
DPT yaitu daftar sebagai pemilih dalam pemilukada terakhir
1 Penyerahan DP4 ke KPU Dep
dagri lewat Dinas Kependudukan tidak memak di wilayahnya masing masing
simalkan penyisiran atau up date data potensial Sumber kisruh pemilu lainnya adalah tidak

pemilih di daerah khususnya daerah yang baru tersedianya stok Formulir C 1 yang merekam
selesai menyelenggarakan pemilukada dan 2 hasil penghitungan suara pewilu di tingkat TPS
tidak ada sosialisasi massif dilakukan oleh KPU Saksi saksi partai berhak memperoleh Form
mengenai perubahan sistem pendataan pemilih C 1 sebagai data autentik hasil pemilu yang
dari stelsel pasif menjadi stelsel aktif sehingga ditandatangani oleh KPPS Namun dalam reali
pada umumnya masyarakat tidak tahu bahwa tasnya baik partai maupun para caleg mengeluh
dan kecewa karena gagal memperoleh Form C 1
dari KPPS

15 Berita tentang kisruh pemilih dapat dibaca dalam Sidik Kisruh lain yang tak kalah membingungkan
Pumomo Menyelamatkan Penyelenggara Pemilu dalam
berbagai pihak adalah tertunda dan berubah
Kompas 2 Oktober 2009 Atau lihat pula Irvan Mawardi
Anatomi Kekisruhan DPT dalam http wwwjppr or id con ubahnya penetapan hasil pemilu legislatif oleh
tent view 2525 80 10 April 2009 Dan pemberitaan berjudul jajaran KPU baik oleh KPU daerah untuk DPRD
Tak Bawa A5 Puluhan Penumpang di Juanda Ditolak KPPS
setempat maupun oleh KPU pusat untuk DPR RI
dalam http beritajatim com 9 April 2009

91
Penetapan pembagian kursi oleh KPU untuk DPR adalah kinerja sangat buruk pendataan penduduk

bahkan dibatalkan oleh Mahkamah Agung MA sebagai basis bagi KPU menyusun daftar pemilih

setelah digugat oleh beberapa caleg yang merasa sementara DPS dan DPT
seharusnya terpilih sebagai anggota legislatif atas
Penyakit kronis aparat birokrasi yang mem
dasar perundang undangan yang berlaku perlakukan pendataan pemilih sekadar sebagai

Kekisruhan ini antara lain bersumber dari proyek


adalah faktor penting di balik terdaf
Keputusan KPU No 15 Tabun 2009 tentang tarnya warga yang meninggal para bayi dan
Mekanisme Penetapan Hasil Pemilu yang jus anak anak atau tidak terdaftarnya para pemilih

tru tidak saling mendukung dengan UU No 10 pemula Namun data pemilih yang amburadul
Tahun 2008 Di satu pihak KPU menerbitkan tersebut sebenarnya masih bisa diselamatkan jika
keputusan seperti disebut di atas tetapi di pihak jajaran KPU melakukan pemutakhiran dan verifi
lain penetapan kursi DPR didasarkan pada UU kasi data secara benar clan bertanggung jawab
No 10 Tabun 2008 Akibatnya KPU digugat ke Secara juridis KPU format barn sebenar
MA oleh sejumlah caleg yang merasa dirugikan nya memiliki kedudukan yang lebih kuat dan
dan seperti dikemukakan di atas MA kemudian independen dibandingkan KPU sebelumnya
memenangkan gugatan tersebut dan membatal Penguatan dan independensi KPU tersebut dise
kan Keputusan KPU No 15 Tahun 2009 pakati pemerintah clan DPR melalui UU No 22
Fenomena kekisruhan penyelenggaraan Tabun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan
Pileg 2009 sebenarnya tidak berdiri sendiri Umum Agar kerja KPU lebih fokus UU yang
Artinya faktor di balik realitas kisruh pemilu sama bahkan mengalihkan urusan logistik pe
bukan semata mata berkaitan dengan buruknya milu dari anggota komisi ke jajaran Sekretariat
kinerja clan profesionalitas KPU melainkan juga Jenderal KPU Namun semua itu tampaknya tak

terkait komitmen hampir keseluruhan pihak yang berarti ketika kepemimpinan clan manajerial le
terlibat dalam pemilu Ini termasuk di dalamnya mah kinerj a tidak fokus clan tanpa prioritas serta
kualitas perencanaan pembahasan dan produk para anggota komisi gagal mengontrol tanggung
berbagai UU bidang politik yang dihasilkan DPR jawab mereka masing masing Pada gilirannya
bersama sama dengan pemerintah hal ini membuka peluang intervensi sehingga
Apabila ditelusuri akar masalahnya selain komisi yang semestinya nonpartisan acapkali
dipengaruhi tekanan partai atau kepentingan
KPU pemerintah dan DPR turut bertanggung
politik lain di luar komisi
jawab atas semua kekisruhan pemilu Tanggung
j awab pemerintah clan DPR terletak pada kualitas Kegagalan KPU sudah tampak dari jadwal

produk perundangan bidang politik yang kental dan tahapan pemilu yang tidak konsisten dan
diwarnai politik dagang sapi antarpartai sehingga berubah ubah Selain tidak serius merespons
UU acapkali hanya mewadahi kepentingan masukan dan koreksi yang disampaikan kepada
jangka pendek partai partai Selaku pembentuk mereka KPU juga gagal mengontrol kinerja
UU pemerintah dan DPR mengabaikan urgensi jajarannya KPU provinsi dan kabupaten kota

pelembagaan sistem pemilu yang sederhana Akibatnya kisruh DPT tak tertangani hingga

menj amin hak politik rakyat clan mudah diimple hari H pemilu
mentasikan Selain itu pemerintah dan DPR juga

turut bertanggung jawab atas kualitas KPU yang Kampanye Pemilu


sejak awal menuai kontroversi
Berkaitan dengan kampanye dalam Pemilu 2009
Kelalaian pemerintah lainnya terkait lamban
hal yang dikaji dalam penelian ini berkaitan
clan tertunda tundanya pengucuran dana baik dengan pesan media dan kegiatan kampanye
untuk pemutakhiran data pemilih logistik pe
Terkait dengan materi kampanye Pileg 2009
milu maupun untuk keperluan sosialisasi pemilu
laporan ini menyoroti tiga hal yang patut untuk
KPU mengeluh soal ini sejak awal tetapi gagal dicermati yakni pertama keragaman karak
meyakinkan pemerintah dan DPR akan krusi
ter materi yang disampaikan oleh partai partai
alnya masalah dana Namun kelalaian terbesar
politik yang memperlihatkan empat tipe pesan
pemerintah dan pemerintah pemerintah daerah kampanye yakni 1 sekadar identitas diri 2

92
penonjolan prestasi 3 penonjolan ideologi panye yang digunakan sudah demikian beragam
dan 4 pemaparan program di mana penonjolan meliputi media konvensional seperti spanduk
identitas masih mendominasi materi pesan Ke brosur ataupun kalender hingga non konven
dua fenomena meredupnya materi aliran Ketiga sional semisal facebook sms atau internet
diferensiasi antara materi pada level partai di satu Pilihan penggunaan media tersebut ditentukan
sisi yang lebih mengetengahkan hal hal umum oleh setidaknya tiga hal 1 rasionalitas caleg
berskala nasional cenderung ideologis dan pe dalam melihat karakteristik dapilnya Pilihan
nonjolan prestasi secara kolektif dan individu di pilihan ini jelas terkait masalah efektivitas dan
sisi lain yang memfokuskan materi yang bersifat efisiensi berkampanye yang telah diperhitungkan
personal berskala lokal bersifat pragmatis dan oleh para caleg 2 kemampuan finansial juga me
penonjolan prestasi perorangan mengaruhi pula pilihan media 3 pilihan media

Dalam konteks materi terlihat beberapa juga dipengaruhi oleh persepsi kampanye dalam

aspek yang dapat dipandang sebagai sebuah benak caleg Semakin sederhana persepsi itu cen
kebaharuan yakni 1 mulai ditonjolkannya derung semakin sederhana media berkampanye
materi yang bersifat program dan ajakan kepada yang dipilihnya begitu pula sebaliknya Kedua
masyarakat untuk melakukan evaluasi sebelum persoalan seputar media nonkonvensional ter

menentukan pilihannya relatif sudah meluas utama Man kampanye di televisi yang menjadi
perhatian banyak kalangan dan telah mewarnai
2 partai partai yang beralandasakan agama
maupun yang utamanya mengandalkan konsituen pelaksanaan kampanye di era reformasi tidak
komunitas religius tidak lagi banyak mengum terkecuali pada Pemilu 2009

bar simbolisasi dan janji janji yang bersifat ke Terkait dengan kebaharuan dalam soal media
agamaan Hal ini menandai menyurutnya materi kampanye ini terlihat dengan 1 menghilangnya
yang bersifat aliran 3 meluasnya diferensiasi koran koran partisan yang pada awal reformasi
materi kampanye sebagai dampak dari pendistri sempat menggejala Meski gejala hilangnya me
kan materi kampanye yang menyebabkan tidak dia kampanye ini sudah terasakan pada Pemilu
saja materi kampanye menjadi makin beragam 2004 namun sikap media surat kabar untuk
namun juga menjadi cenderung lebih bersifat semakin netral dan imbang semakin terasa ter
individual spesifik lokal dan pragmatis masuk pada koran koran berskala nasional yang
pada masa masa sebelumnya masih menunjuk
Sementara itu aspek keberlanjutan yang
masih terlihat dalam kampanye kali ini meliputi kan kecenderungan keberpihakannya 2 hadir
nya media nonkonvensional berkampanye
soal
1 tema kampanye yang terfokus pada
tipologi materi pengenalan diri Tema kampanye seperti Man di televisi dan kategori media yang
dapat dikatakan sebagai postbroadcast campaign
seperti ini kerap diiringi oleh janji janji politik
sekadarnya dan pengedepanan simbol dan hal seperti internet e mail atau situs website priba

hal yang bersifat menyentuh secara emosional di seperti blog facebook maupun pesan singkat
melalui handphone SMS Sementara dalam
ketimbang menyodorkan data data yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai materi kampa konteks keberlanjutan hal ini ditandai dengan

nye 2 belum meluasnya negative campaign masih digunakannya beberapa media konven
Meski mulai muncul di beberapa tempat namun sional sebagai pilihan partai dan caleg untuk
dengan persentase yang tidak signifikan 3 mendekati konstituen Sebagaimana yang telah
diketengahkan media seperti bendera spanduk
tema kampanye yang masih didominasi oleh
problematika masyarakat jangka pendek dan brosur pamflet ataupun kartq nama atau pun
menengah namun tidak menyentuh banyak yang menggunakan media elektronik seperti ra
dio dan koran merupakan pilihan pilihan media
mengenai soal soal yang bersifat jangka panjang
apalagi menembus zaman yang umum digunakan
Mengenai media kampanye ada dua isu Dalam kegiatan kampanye ada empat tipo

besar yakni pertama seputar jenis media yang logi bentuk kegiatan kampanye yang umum
digunakan dan alasan penggunaannya Dari dilakukan oleh caleg yakni 1 kegiatan konven
pembahasan terlihat bahwa saat ini media kam sional terbuka 2 konvensional tertutup 3 non

93
konvensional terbuka dan 4 non konvensional menyengajakan diri tidak memilih sebagai bentuk
tertutup Pembagian itu didasari pada substansi protes dan pemberontakan terhadap pemerintah
konvensional vs non konvensional dan tempat an Banyak kalangan lebih sepakat mengartikan

terbuka vs tertutup kampanye golput sebagai golongan Input yaitu mereka

Dari pembahasan terlihat bahwa dalam yang memang terpaksa tidak memilih karena ti
soal kebaharuan itu adanya kegiatan kampanye dak terdaftar di DPT dan tidak mendapatkan surat

nonkonvensional yang terbagi menjadi ke undangan ke TPS 7uga sikap pasif masyarakat
dalam proses pendataan dan pendaftaran pemilih
giatan indoor dan outdoor Hal mendasar yang
membedakan antara kegiatan konvensional dan menyebabkan kasus DPT semakin rumit Ini

kegiatan kegiatan ini adalah tidak saja dalam terkait juga dengan sangat kurangnya sosialisasi

konteks waktu kemunculannya tetapi menyang yang dilakukan KPU


kut pula esensi kegiatan Minimnya sosialisasi KPU juga sangat tera

Sementara fenomena keberlanjutan dari ke sa dalam urusan teknis pencontrengan Karena

giatan kampanye ini utamanya ditandai dengan berbeda dengan pemilu sebelumnya masyarakat

masih berlangsungya beberapa tradisi kegiatan kebingungan ketika masuk ke bilik suara dihadap
termasuk misalnya arak arakan orasi politik atau kan pada kertas suara yang sangat lebar dan harus
pertemuan dengan tokoh tokoh politik nasional mencontreng tanda gambar partai dan atau nama
dengan porsi hiburan yang kerap lebih ketimbang caleg Itu menyebabkan tingginya jumlah suara
penyamapaian pesan politik itu sendiri Di sisi yang tidak sah akibat kekeliruan dalam pengisian
surat suara
lain penyampaian orasi politik masih disam
paikan dengan cara cara indoktrinatif dan tidak Argumen lain mengenai penyebab mening
menggugah Dalam hal ini kehidupan kampanye katknya jumlah pemilih yang tidak menggunakan
bangsa ini tampak tidak juga beranjak kepada hak pilihnya adalah karena berbagai alasan klasik

posisi yang lebih baik Misalnya pada hari pencontrengan masyarakat


lebih memilih untuk berlibur atau rekreasi ber

Perilaku Memilih sama keluarga Di pedesaan dan daerah terpencil


petani misalnya lebih memilih mengurus sawah
Banyak kalangan telah menduga bahwa minat
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pe
dan ladang selain karena enggan datang ke lokasi
milu 2009 akan semakin menurun mengingat
TPS yang jauh dari tempat tinggalnya Memang
ada juga kalangan terutama di perkotaanyang
pengalaman pada pemilu dan pemilihan kepala
tidak ingin ikut memilih karena merasa memilih
daerah pemilukada sebelumnya yang menun
atau tidak memilih maka nasibnya akan sama
jukkan angka pemilih yang cenderung berkurang
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu
saja atau karena kecewa terhadap kinerja partai
kali ini lebih rendah dibandingkan Pemilu 1999
politik merasa tidak mengenal caleg bahkan
bersikap apatis terhadap kehidupan politik di
dan 2004 Bila pada Pemilu 2004 mereka yang
Tanah Air
tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 24 95
persen maka pada Pemilu 2009 ini naik menjadi Meskipun sebagian besar kalangan meng
khawatirkan kecenderungan peningkatan angka
29 01 persen Dari 171 265 442 jumlah pemi

lih yang terdaftar sebagai pemilih tetap hanya golput yang harus dibedakan lagi mana yang
121 288 366 orang yang menggunakan hak pilih golput sebagai upaya protes dan mana yang
Dengan demikian terdapat 49 677 076 pemilih
golput karena luput secara administratif namun

yang tidak ikut memilih Sementara jumlah suara tetap dapat dikatakan bahwa voter turn out negara
sah sebanyak 104 099 785 dan suara tidak sah ini masih dalam jumlah yang wajar di negara
sebanyak 17 488 581 176 demokratis dengan sistem multipartai ini

Mengenai perilaku memilih kesimpulan


Yang perlu menjadi catatan tingginya
jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
pilihnya bukan semata karena tren golput atau pertama berdasarkan pendekatan sosiologis
kecenderungan pemilih di perkotaan relatif

16 Data diambil dari Komisi Pemilihan Umum 2009 tidak lagi terikat dengan latar belakang demo

Es
grafi seperti suku jenis kelamin dan agama tersebut bukan berdasarkan ideologis atau aliran
caleg yang dipilihnya Tidak dapat dimungkiri secara politis yang dianut caleg itu Dengan kata
misalnya ketika respoden baik di kota maupun lain pengaruh aliran menjadi bias jika disanding
di desa ditanyakan apakah akan memilih caleg kan dengan perangkat mobilisasi dukungan lain
dengan latar belakang agama yang sama maka nya yang bersifat lebih ekonomis dan pragmatis
bagi penganut agama Islam cenderung menj awab Warga NU misalnya bisa saja loyal terhadap
ingin memilih caleg yang beragama Islam juga ke NU annya namun ketika dihadapkan pada
Berbeda jika pertanyaan yang sama diajukan pilihan caleg maka dimungkinkan mereka juga
kepada responden dari agama lain selain Islam akan memilih orang yang bukan dari warga NU
maka pada umumnya menjawab caleg yang selama secara ekonomis menjanjikan Apalagi
dipilihnya bisa dari agama mana saja Namun jika caleg tersebut menggunakan media massa
perbedaan pilihan itu lebih disebabkan karena secara masif dan melakukan politik uang dalam
Islam adalah agama yang dominan sehingga ada berbagai bentuk ketika kampanye maka dapat
anggapan wajar saja jika pemilih memilih caleg dikatakan aliran tidak lagi menj adi pertimbangan
dari latar agama yang mayoritas penting para pemilih Kecuali jika dalam suatu
Latar belakang demografi lebih menjadi masyarakat itu memang terisolasi dari paparan
pertimbangan di wilayah wilayah tertentu seperti media massa dan harus tunduk patuh terhadap
tokoh tertentu maka bisa saja suara aliran tertetu
di pelosok pedesaan atau di daerah yang ikatan
kulturalnya masih lebih kental Misalnya di itu masih relatif signifikan Namun tampaknya

Sumatra Utara Sumut yang terdiri atas bera pendekatan dengan menggunakan politik aliran

gam suku bangsa nama marga dan agama yang cenderung tidak tampak lagi di permukaan
dianut caleg menjadi acuan di beberapa daerah Kedua melalui pendekatan secara ekologis
Mereka akan memilih caleg dari marga tertentu terlihat kecenderungan perbedaan basis massa
dan agama tertentu yang dominan atau memiliki partai politik di beberapa wilayah di Indonesia
pengaruh di daerahnya Faktor kekerabatan dan Misalnya di Jawa Timur yang menjadi basis
kekeluargaan dalam suatu hubungan yang in massa PKB yang didukung warga nahdiyin ter
tens masih menjadi faktor yang berpengaruh dapat penurunan jumlah dukungan yang cukup
terhadap pilihan Namun di Kota Medan yang signifikan tehadap PKB Dalam sejarahnya war
lebih heterogen karena adanya para pendatang ga nahdiyin memang tumbuh clan berkembang
dari Jawa clan didominasi etnis Melayu maka di Jawa Timur sehingga suara dukungan untuk
permasalahan agama dan etnisitas lebih cair se PKB masih cukup signifikan di daerah tersebut
hingga tidak terlalu berpengaruh terhadap pilihan Meskipun secara nasional PKB cenderung terus
masyarakat Selain itu masyarakat di perkotaan menurun perolehan suaranya di Jawa Timur

lebih kritis sehingga cukup mempertimbangkan masih ada massa pendukungnya yang berasal
apa yang akan dipilihnya dalam pemilu Misal dari golongan nahdiyin itu
nya jika ada caleg yang meskipun sudah senior Contoh lainnya adalah di daerah Nias Sumut
di partainya clan dia punya pengalaman politik Partai Damai Sejahtera PDS masih muncul se
yang panjang clan dia juga orang Sumut namun bagai partai yang memperoleh suara signifikan
dia belum berbuat banyak di Sumut maka dia Ini karena di wilayah tersebut masyarakatnya
akan sulit memperoleh dukungan massa t didominasi umat kristiani Dengan demikian
Secara sosiologis juga dapat dianalisis ke dapat disimpulkan bahwa dalam beberapa kasus
cenderungan bahwa tampaknya politik aliran partai politik dengan basis massa yang lebih spe
akan berbenturan dengan beragam cara penja sifik misalnya agama dan latar belakang sejarah
ringan suara yang dilakukan caleg Jika media di wilayah tertentu masih tetap mendapatkan
kampanye cara cara mobilisasi massa apalagi jumlah suara yang dapat diperhitungkan jika
politik uang yang dilakukan caleg tersebut lebih dibandingkan dengan partai lain yang lebih
kuat maka pemilih relatif akan memilih caleg populer lainnya meskipun partai politik tersebut
tampaknya kecil ketika dilakukan penghitungan
117 Keterangan berdasarakan hasil wawancara tim dengan suara secara nasional
seorang narasumber ahli di Medan Sumatra Utara Juli 2009

95
Ketiga secara psikologis sumber infor identifikasi diri mereka terhadap partai party
masi utama masyarakat pedesaan pada umumnya identification melainkan lebih karena pencitraan
adalah tokoh tokoh masyarakat seperti pejabat dan figuritas tokoh besar dalam partai tersebut
atau kepala desa ketua lingkungan ketua adat Dengan kata lain identifikasi terhadap partai
atau ulama Biasanya masyarakat pedesaan tampaknya juga relatif masih rendah
akan memilih sesuai dengan ajakan dan pilihan Keempat melalui pendekatan pilihan ra
tokoh masyarakat atau orang yang menjadi sional maka pemilih dapat diketahui setidaknya
panutan tersebut Masyarakat pedesaan belum dari dua sisi yaitu rasional idealis dan rasional
mempunyai ikatan kuat terhadap partai dalam realistis Pemilih yang rasional idealis pada
hubungan politik namun beberapa narasumber pemilu kali ini tampak lebih kabur dibandingkan
mengungkapkan kecenderungan masyarakat
dengan pemilih yang rasionalis realistis Pemilih
sekarang lebih bersifat transaksional ketika ber tipe pertama yaitu mereka yang memilih karena
hubungan dengan partai dan caleg Misalnya mamahami ideologi integritas visi misi dan
mereka akan meminta imbalan kepada caleg atau program caleg atau partai secara sungguh sung
partai tertentu jika caleg atau partai tersebut ingin guh serta mempertimbangkan dampaknya dalam
mendapatkan suaranya dalam pemilu Fenome
jangka panjang ke depan tampaknya relatif

na yang terjadi saat ini tampaknya masyarakat tidak banyak Bisa dikatakan mungkin pemilih
memang mulai mencari keuntungan dalam masa dengan tipe seperti ini hayalah mereka yang
kampanye namun pada kenyataannya pilihan
menjadi kader dan konstituen yang loyal dari
mereka tetap sulit diprediksi sampai tiba saat partai Berdasarkan tipe ini pemilih yang tidak
pencontrengan
menggunakan haknya alias golput adalah karena
Di masyarakat perkotaan sumber informasi alasan yang kuat secara prinsip bahwa mereka
instan yang dimanfaatkan adalah televisi radio memang tidak akan memilih dalam pemilu se
dan surat kabar Namun pada kenyataannya bagai bentuk protes atau upaya evaluasi untuk

banyaknya Man caleg dan partai dalam pemilu perbaikan damokrasi bangsa

tidak menjamin besaran suara yang diperoleh Berbeda dengan tipe pemilih yang rasional
Pengaruh Man tampaknya kurang signifikan ter idealis pemilih tipe rasional realistis cenderung
hadap pilihan atas caleg namun cukup berpenga dominan dalam pemilu kali ini Pemilih tipe ini
ruh terhadap pilihan atas partai Misalnya Man mempertimbangkan kalkulasi untung dan rugi
Partai Demokrat Gerindra Hanura dan Golkar terutama karena alasan ekonomi Tidak dapat
cukup mencuri perhatian publik meskipun tidak dihindari politik uang dalam berbagai rupa yang
menjamin pilihan pada akhirnya Selain itu span menjadi fenomena umum dalam pemilu legislatif
duk baliho pamflet dan media luar ruang lain turut berpengaruh terhadap pola perilaku memilih
nya yang digunakan secara habis habisan oleh masyarakat Apalagi kompetisi dengan sistem su
para caleg sepertinya tidak berdampak banyak ara terbanyak menyebabkan persaingan antarca

bahkan cenderung tidak dihiraukan pemilih leg bukan lagi persaingan personal antarpartai
Meskipun dalam pemilu legislatif para caleg melainkan juga perebutan suara antarpersonal

secara personal saling bersaing dengan berbagai dalam satu partai yang sama Persaingan antarca
cara tampaknya pemilih lebih mempertimbang leg ini menyebabkan masyarakat juga kecipratan
kan tokoh besar dan atau partai politik yang dici untung terutama pada masa kampanye
trakan positif secara nasional Dengan demikian
Bagi mereka caleg atau partai yang mem
bagi sebagian besar pemilih sistem suara terban
berikan manfaat paling banyak bagi dirinya
yak tidak terlalu berpengaruh terhadap pilihan atau lingkungan sekitarnya adalah caleg atau
karena kebanyakan dari mereka hanya memilih
partai yang layak dipilih Setidaknya berdasarkan
partainya saja bukan calegnya Berdasarkan pen
pengamatan di lapangan masyarakat memang
gamatan di lapangan proses identifikasi terhadap menunggu nunggu imbalan apa yang akan di
caleg nyaris tidak tampak Namun perlu dicatat berikan oleh caleg atau partai untuk menebus
bahwa bila pada akhirnya pilihan mereka terha
suara mereka di bilik suara Sering kali mereka
dap partai pun bukan karena tingginya tingkat tampak tidak peduli atau tidak terlalu khawatir

s
jika manfaat yang mereka dapat dari caleg atau partai partai yang sudah eksis di DPR seperti
partai itu mungkin hanya sesaat saja Banyak ka PBB PBR PDS PDK dan PKPI
langan menyebutnya sebagai pemilih pragmatis Hasil Pemilu 2009 ditandai dengan ke
atau pemilih yang transaksionalis Namun jika menangan Partai Demokrat dengan meraih suara
ditelusuri lebih jauh mungkin saja berbagai ala sebanyak 20 85 persen178 Urutan kedua dan
san yang menjadi motif seseorang untuk memilih ketiga ditempati oleh Partai Golkar dan PDIP
itu tetap dapat dikatakan sebagai alasan yang yang berturut turut meraih suara 14 45 persen
rasional dalam pemahaman dan versi mereka dan 14 03 persen Posisi selanjutnya ditempati
sendiri oleh partai partai Islam dan berbasis massa Islam
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan yaitu PKS 7 88 PAN 6 10 PPP 5 32

bahwa faktor situasi ekonomi juga berpengaruh dan PKB 4 94 Sementara itu posisi kedela
pan dan sembilan di tempati oleh partai baru
terhadap pilihan masyarakat Sebelum pemilu
yaitu Gerindra 4 46 dan Hanura 3 77
pilihan masyarakat terhadap partai pemerintah
yaitu Partai Demokrat cenderung naik turun Tabel 1 Perolehan Partai Politik Hasil Pemilu 2009
sesuai keadaan ekonomi saat itu Juga kecen
Lolos PT 2 9
derungan pilihan terhadap Partai Golkar dan
PDIP sebagai rivalnya bergerak dinamis saling MEMM
1 Partai Demokrat 21 703 137 20 85
berkejaran dalam tren pilihan masyarakat saat
survei survei itu dilakukan 2 Partai Golkar 15 037 757 14 45

Pada akhirnya jika Partai Demokrat kemu 3 PDIP 14 600 091 14 03

dian menjadi pemenang di mayoritas wilayah di 4 PKS 8 206 955 7 88

Indonesia argumen yang sering muncul adalah 5 PAN 6 254 580 6 01


karena Partai Demokrat adalah partai pemerintah
6 PPP 5 533 214 5 32
saat ini Posisi incumbent tersebut sangat men
guntungkan mengingat sebagian besar pemilih 7 PKB 5 146 122 4 94

adalah mereka yang tampaknya hanya pasrah 8 Partai Gerindra 4 646 406 4 46

cukup puas terhadap keadaan bangsa negara 9 Partai Hanura 3 922 870 3 77
yang diurus SBY dengan Partai Demokrat nya Sumber KPU 2009
saat ini Mereka yakin kinerja SBY sudah baik
perlu dilanjutkan dan wajar jika diberikan saw Seperti pada pemilu pemilu sebelumnya

kesempatan lagi Memang untuk mengetahui hasil Pemilu 2009 juga menunjukkan pola yang
motif para pemilih yang sesunguhnya masih sama yakni pemenang pemilu selalu berganti
diperlukan kajian yang lebih mendalam dan Jika pada Pemilu 1999 pemenang pemilu ada
komprehensif mengingat faktor faktor yang me pada PDIP maka Pemilu 2004 yang menjadi pe
mengaruhi beragam motif dan argumen pemilih menang pemilu adalah Partai Golkar sementara
sering kali saling tumpang tindih dan sangat pada Pemilu 2009 ini yang keluar sebagai pe
dinamis dari waktu ke waktu menang pemilu adalah Partai Demokrat Mung
kin yang berbeda dari Pemilu 2009 ini adalah
Konstelasi Politik Hasil Pemilu pemenang pemilu dimenarigkan oleh partai yang
relatif baru sedangkan pada dua pemilu sebelum
Pemilu 2009 diikuti oleh 44 partai yang terdiri nya dimenangkan oleh partai lama yaitu partai
atas 38 partai di tingkat nasional dan enam partai
yang dibentuk pada masa Orde Baru Selain
lokal di Aceh Jumlah peserta Pemilu 2009 ini
itu tidak seperti pada Pemilu 2004 yang partai
jauh lebih banyak dibandingkan dengan pemilu
incumbent mengalami kekalahan sebaliknya
sebelumnya yang hanya 24 partai Dari 38 partai pada Pemilu 2009 ini partai incumbent berhasil
yang ikut pemilu hanya 9 partai yang lolos par memenangkan pemilu
liamentary threshol PT dan sisanya sebanyak
29 partai tidak dapat mengirimkan wakilnya di Di antara faktor penyebab kemenangan Partai Demokrat
yaitu figur Yudhoyono program pemerintah yang populis
DPR karena tidak mencapai batas ambang 2 5 performance partai partai lama dan pemilih menginginkan
Di antara partai partai yang gagal tersebut adalah kesinambungan program

97
Ada tiga kecenderungan yang terjadi dari peta kekuatan politik di DPR hasil Pemilu 2009
hasil Pemilu 2009 Pertama kemenangan bagi menunjukkan bahwa partai partai politik di Indo

partai partai baru Partai Demokrat yang baru nesia belum kuat dan mengakar di masyarakat
ikut dua kali pemilu berhasil keluar sebagai pe Ketiga pergeseran peta kekuatan politik

menang pemilu mengalahkan partai partai lama dengan merosotnya tingkat elektoral beberapa

yang sudak eksis terlebih dahulu Masuknya partai menunjukkan bahwa sesungguhnya alasan

Gerindra dan Hanura dua partai baru yang baru hidup berdirinya partai tersebut bukan dilandasi
dibentuk menjelang pemilu yang langsung lolos kepentingan basis massa tetapi lebih pada kepen

PT merupakan suatu prestasi yang signifikan tingan elite yakni kepentingan jangka pendek

Mereka bisa mengalahkan beberapa partai yang para elite untuk menggapai kekuasaan Keempat
sudah eksis terlebih dahulu di DPR seperti dise adanya keberhasilan sejumlah partai baru meraup
butkan di atas suara di ajang kontestasi tidak bisa dilepaskan
Kedua kekalahan partai partai lama khusus dari peran ketokohan pemimpin partai tersebut
nya Partai Golkar dan PDIP Kedua partai warisan Kelima pudarnya politik aliran Merosotnya suara
Orde Baru ini gagal meraih kemenangan padahal partai partai Islam atau berbasis massa Islam bisa
pada pemilu sebelumnya mereka sebagai pe jadi menunjukkan telah pudarnya politik aliran

menang pemilu Alih alih bertambah suara yang khususnya Islam


mereka peroleh justru turun secara signifikan Bagaimana dengan prospek DPR hasil Pemilu
Partai Golkar turun suaranya sekitar 7 dari 2009 Dengan kondisi pemenang pemilu legis
pemilu sebelumnya sedangkan PDIP sekitar latif dan pilpres dari partai yang sama ditambah
4 5 lihat Tabel 1 PPP sebagai satu satunya dengan koalisi pemerintah di DPR mencapai 75
partai Islam warisan Orde Baru juga mengalami persen bisa jadi DPR tidak bersikap kritis dan
kegagalan suara yang diperoleh menurun sekitar mandul Bila ini terjadi maka kecenderungan
tiga persen penyalahgunaan kewenangan dan lahirnya otori
Ketiga terus menurunnya elektabilitas partai terianisme terbuka lebar
partai Islam dan berbasis massa Islam Kecuali Kecenderungan seperti itu akan muncul
PKS semua partai partai Islam dan berbasis massa ditambah lagi karena anggota dewan banyak
Islam merosot suaranya Selain itu dari tujuh par diisi juga para anak pejabat baik di tingkat pusat

tai Islam hanya dua partai Islam yang lolos PT maupun daerah para istri pejabat daerah dan
sisanya sebanyak lima partai Islam PBB PBR para selebritis sehingga muncul kesangsian akan
PMB PKNU PPNUI gagal ke DPR Sementara kiprah mereka di DPR Janganjangan mereka
partai berbasis massa Islam PAN dan PKB juga nanti hanya akan menjadi etalase demokrasi
terus menurun dukungan suaranya dari pemilu dan bersikap konservatif pendukung status quo
ke pemilu Bahkan perolehan suara PKB pada Harapan kita DPR akan tetap bersikap kritis
pemilu ini cukup drastis dari 10 57 menjadi Apabila tidak ini kemunduran bagi perjalanan
179
4 94 demokrasi di Indonesia Harapan DPR kritis ter
Terjadinya pergeseran peta kekuatan politik sebut paling tidak dapat dilihat dari komposisi
hasil Pemilu 2009 disebabkan oleh beberapa fak anggota DPR yang mayoritas wajah wajah baru
tor antara lain pertama performa partai lama berpendidikan tinggi dan berusia muda Dengan
Seperti diketahui performa partai lama relatif gambaran seperti itu diharapkan mereka akan
buruk di mata publik karena beberapa elite partai tetap memegang teguh idealisme sehingga mereka
ini terlibat kasus suap dan korupsi serta tindakan tidak akan terjebak KKN kolusi korupsi dan
amoral Meski tindakan ini bukan monopoli nepotisme Apalagi di antara mereka terdapat

partai lama tetapi citra buruk dinisbatkan cen sejumlah aktivis yang akan menjadi pelopor dan
derung kepada partai lama Kedua pergeseran ikon bagi performa DPR yang lebih baik

19 Memang bukan fenomena partai Islam saja yang menurun


suaranya partai partai nasionalis juga mengalami hal yang Kesimpulan dan Rekomendasi
sama Kecenderungan senada terlihat pada kelompok partai
partai yang tidak lolos PT ini bukan hanya fenomena partai Dalam persiapan pemilu hal yang menimbulkan
Islam saja melainkan juga menjadi fenomena partai patai kekisruhan adalah terkait dengan persoalan verifi
nasionalis

W
kasi partai politik persoalan daftar pemilih tetap berian suara cukup dilakukan dengan menun
DPT pemberian suara dan pemungutan suara jukkan KTP atau identitas lain Perubahan atau
tertunda dan berubah ubahnya penetapan hasil penyederhanaan juga perlu dilakukan atas model
pemilu legislatif surat suara dan format berita acara penghitungan
suara
Tekait dengan kampanye pemilu ada bebe
rapa aspek kebaharuan 1 mulai ditonjolkannya Ketiga perlu konsistensi penyederhanaan

materi yang bersifat program dan ajakan kepada sistem kepartaian sehingga partai peserta pemilu
masyarakat untuk melakukan evaluasi sebelum tidak sebanyak Pemilu 2009 Rendahnya antu
menentukan pilihannya relatif sudah meluas 2 siasme masyarakat dikontribusikan pula oleh

partai partai yang berlandaskan agama maupun terlalu banyaknya jumlah partai yang bertarung
yang mengandalkan konsituen komunitas religius Untuk itu ambang batas parlemen parliamen
tidak lagi banyak mengumbar simbolisasi dan tary threshold tak hanya perlu dinaikkan persen
janji janji yang bersifat keagamaan dan 3 me tasenya tetapi juga harus diberlakukan di tingkat

luasnya diferensiasi materi kampanye yang me DPRD provinsi dan kabupaten kota
nyebabkan tidak saja materi kampanye menjadi
Keempat segenap produk UU bidang politik
makin beragam namun juga menjadi cenderung UU Parpol UU Pileg dan Pilpres UU Susduk
lebih bersifat individual spesifik lokal dan dan UU Penyelenggara Pemilu perlu ditinjau
pragmatis
kembali koherensi dan konsistensinya agar
Masalah kecenderungan pemilih pemilih di melembaga pemilu yang lebih partisipatif fair
perkotaan relatif tidak lagi terikat dengan latar be demokratis dan juga sederhana atau simpel

lakang demografi seperti suku jenis kelamin dan dalam penyelenggaraannya Penataan kembali

agama caleg yang dipilihnya Masyarakat cende sistem pemilu mutlak diperlukan agar energi

rung belum mempunyai ikatan kuat terhadap demokratik bangsa ini tidak habis hanya untuk
partai dalam hubungan politik Kecenderungan soal teknis prosedural pemilu Pemerintah dan

masyarakat sekarang lebih bersifat transaksional DPR hasil Pemilu 2009 semestinya menjadikan

ketika berhubungan dengan partai dan caleg agenda penataan kembali sistem pemilu sebagai

Tidak dapat dihindari politik uang dalam ber prioritas agar kekisruhan serupa tidak terulang
bagai rupa yang menjadi fenomena umum dalam pada Pemilu 2014

pemilu legislatif turut berpengaruh terhadap pola


perilaku memilih masyarakat
Daftar Pustaka
Pemilu 2009 menghasilkan pergeseran peta
Ambardi Kuskridho 2009 MengungkapPolitikKar
kekuatan politik di DPR Pergeseran yang terjadi tel Jakarta KPG
memang bukan dalam bentuk pergeseran peta Ananta Axis Evi Nurvidya Arifin dan Leo Suryadi
ideologi melainkan pergeseran peta pemenang nata 2004 Indonesia Electoral Behaviour A
pemilu dan perolehan kursi yang naik turun dari Statistical Perspective Singapore ISEAS
partai partai politik dari pemilu ke pemilu Ada
Basalim Umar 2002 Pro Kontra Piagam Jakarta
tiga kecenderungan yang terj adi dari hasil Pemilu di Era Reformasi Jakarta Pustaka Indone
2009 yaitu 1 kemenangan bagi partai partai sia Satu
baru 2 kekalahan partai partai lama khususnya Budiarjo Miriam 2004 Sistem Pemilu dan Pem
Partai Golkar dan PDIP 3 terns menurunnya bangunan Politik Demokrasi di Indonesia

elektabilitas partai partai Islam dan berbasis Demokrasi Parlemente r dan Demokrasi Pan
casila Jakarta Gramedia
massa Islam
Cetro Press Release Putusan MA KPU Jangan Teri
Ada beberapa rekomendasi berkaitan dengan
ma Begitu Saja yang dikeluarkan tanggal 24
evaluasi Pemilu 2009 Pertama sistem stelsel
Juli 2009 dalam http www cetro orid new
pasif perlu diberlakukan kembali agar hak politik
web index php
warga negara yang dijamin konstitusi terlindungi Choirie Effendy 2002 PKB Jalan Tengah NU Ekspe
Kedua perlu dirancang sistem administrasi pe rimentasi Pemikiran Islam Inklusifdan Gerak
milu yang menjamin akurasi data pemilih dengan an Kebangsaan Pasca Kembali ke Khittah 1926
identitas kependudukan tunggal sehingga pem Jakarta Pustaka Ciganjur
Croissant Aurel 2003 Pendahuluan Politik Pemilu Hasil Survai Partai Islam Tak akan Menang Pemi
di Asia Tenggara dan Asia Timur 9 25 Jakarta lu http www tempointeraktif com hg nasio
Friedrich Ebert Stiftung dan Pensi1324 nal 2006 10 15 brk 20061015 86104 id htmI

Dahl Robert A 1971 Poliarcy Participation and Op Hasil survai empat lembaga CSIS LP3ES LIPI dan

position New Haven Yale University Press Puskapol UI Survei Perilaku Pemilih Menuju
Pemilu 2009 Februari Maret 2009 laporan
1992 Demokrasi dan Para Peng
tidak diterbitkan
kritiknya Jilid IT Jakarta Yayasan Obor Indo
nesia Hasil hasil Survai Lembaga Survei Indonesia Ling
2001 Perihal Demokrasi Jakarta karan Survei Indonesia Lembaga Riset Infor

Yayasan Obor Indonesia masi Kompas IPMR CSIS LP3ES

Danial Akhmad 2009 Iklan Politik TV Modernisasi Held David 1960 Models of Democracy Oxford
Kampanye Politik Pasca Orde Baru Yogya Oxford University Press
karta LKiS Hidayat Dedy N Kampanye Pemilu di Tengah
Rezim Pasar Kompas 11 Februari 2004
Fatah Eep Saefullah 2004 Masalah dan Prospek
Demokrasi di Indonesia Jakarta Ghalia Hidayat Syahrul Ed 2008 Kerangka Penguatan
Indonesia Partai Politik di Indonesia Jakarta Puskapol

1997 Pemilu dan Demokratisasi Kemitraan

Evaluasi terhadap Pemilu pemilu Orde Baru Huntington Samuel P 1995 GelombangDemokrati
Seri Penerbitan Politik Jakarta Laboratorium sasi Ketiga Jakarta Grafiti Pers
Politik Universitas Indonesia Mizan
King Dwight Y 2003 Half heartedReform Elector
Feith Herbert dan Lance Castle 1988 Pemikihan al Institution and The Strugglefor Democracy
Politik Indonesia 1945 1965 Jakarta LP3ES in Indonesia Westpoint Praeger

Gaffar Afan 1992 Javanese Voters A Case Study Lidle William 1992 Pemilu Pemilu Orde Baru
ofElection Under a Hegemonic Party System Jakarta LP3ES

Yogyakarta Gadjah Mada University Press Mawardi Irvan Anatomi Kekisruhan DPT dalam
Gazali Efendi 2004 Attack Campaign Kompas http wwwjppror id content view 25251801
4 Maret 10 April 2009

Geertz Clifford 1983 Abangan Santri Priyayi dalam Mayo Henry 1991 An Introduction to Democratic
Masyarakat Jawa Jakarta Pustaka Jaya Theory Cambridge Polity Press
Harts Syamsuddin 2004 General Elections under Muhtadi Burhanuddin Prospek Partai Partai Islam
the New Order dalam Hans Antlov dan Sven dalam Pemilu 2009 Diambil dari http islam
Cederroth Ed Election in Indonesia The lib com id artikel ProspekpartaPartai islam
New Order and Beyond London and New dalam Pemilu 2009
York RoutledgeCurzon Nurhasim Moch Menyempurnakan Sistem Pro
Harts Syamsuddin Ed 1999 Menggugat Pemilihan porsional Seputar Indonesia 27 September
Umum Orde Baru Jakarta Yayasan Obor 2009

2005 Pemilu Langsung di Tengah Purnomo Sidik Menyelamatkan Penyelenggara


Oligarki Partai Jakarta Gramedia Pustaka Pemilu Kompas 2 Oktober 2009
Utama Romli Lili Ed 2005 Evaluasi Pemilu 2004 Ana

Harts Syamsuddin dan Tri Rainny Syafarani 2005 lisis Proses dan Hasil Pemilu Legislatif Jakar
Pola Kecenderungan Perilaku Pemilih dalam ta P2P LIPI

Lili Romli Ed Pemilihan Presiden Langsung Mendorong Partisipasi Politik da


2004 dan Masalah Konsolidasi Demokrasi di lam Pilpres 2009 Seputar Indonesia 7 Juli
Indonesia Jakarta LIPI Press 2009

Haris Syamsuddin Pemilu 2004 Peluang Konsoli Rose Richard dan Ian Mc Alliser 1990 The Loyali
dasi Demokrasi atau Perangkap Status Quo ties of Voters Lifetime Learning Model Lon
Politik Jurnal Ilmu Politik Pemilu dan
don Newburry Park CA Sage
Demokrasi April 2003
Setiyono Budi 2008 Iklan dan Politik Menjaring
Menata Ulang Sistem Pemilu Suara dalam Pemilihan Umum Jakarta Ad
Kompas 13 April 2009 Goal com
Haris Syamsuudin dkk 1997 Pemilihan Umum di Surbakti Ramlan 1992 Memahami Ilmu Politik
Indonesia Telaah atas Struktur Proses dan Jakarta Grasindo
Fungsi Jakarta PPW LIPI

100
Suwardiman Partai Politik Parpol Baru yang Ber Venus Antar 2004 Manajeman Kampanye Panduan
Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
tahan dan yang Tersingkir Kompas Rabu 1
Juli 2009 Kampanye Komunikasi Bandung Simbiosa
Rekatama Media
Svandsan Lars dan Vicky Randal Party Institution
alization in New Democracy Party Politics
Vol 8 No 1

101
102
ALTERNATIF MODEL PENGELOLAAN KEAMANAN
DI DAERAH KONFLIK

Sarah Nuraini Siregar

Abstract

In Post New Order era the security regulation has been rearranged and has caused a conceptual change of
security and defense in Indonesia This can be seen through the regulation ofseparation ofPolri and ABRI and
accompanied by TAP APR No VI on seperation of TNI and Polri and TAP MPR VII in 2000 on the role of TNI and
Polri These regulations have created a model ofsecurity management which arranged authority between TNI and
Polri in conducting security management in conflict area particularly in Ambon Poso Aceh and Papua However
these regulations have created new problems in the field especially related to regulation of duty and authority
between Polri and TNI in handling security problems in conflict area Based on this illustration this study tries to
analyse the implementation ofstate security management policy in conflict area and to recommend an alternative
ofsecurity management model in conflict area along with other operational regulations in order to regulate strictly
and clearly between function and authority of TNI and Polri in conducting security management in conflict area

Latar Belakang acuan saat itu yakni Undang Undang UU No


Pada masa Orde Baru Orba ABRI menjadi aktor 23 Prp 1959 mengenai penanggulangan keadaan
bahaya UU ini mengatur mengenai jenis bahaya
tunggal dalam menciptakan stabilitas keamanan
dan stabilitas politik sehingga asas demokrasi yang diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan
dan kemudian presiden Panglima Tertinggi
dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manu
ABRI memutuskan regulasi bentuk penangan
sia HAM sama sekali tidak tercipta dalam
an keamanan berdasarkan jenis dan tingkatan
sistem politik Dalam hal pengelolaan keamanan
bahaya Bentuk penanganan keamanan itu adalah
ABRI pun memiliki peranan dominan khusus
nya menangani konflik di beberapa daerah Ini Darurat Sipil Darurat Militer dan Perang dengan
masa berlaku sesuai keputusan politik presiden
dilakukan oleh ABRI melalui analisis ancaman
dengan dua cara identifikasi sumber ancaman Pasca Orba situasi dan sistem politik meng
dan identifikasi jenis ancaman Atas dasar itu alami perubahan mendasar Tuntutan agar demo

ABRI kemudian melakukan analisis atas spek krasi diterapkan di Indonesia semakin meluas

trum konflik yaitu mengidentifikasi tiga jenis dan hal ini turut berimplikasi pada pergeseran

konflik internal eksternal dan transnasional kebijakan pengelolaan keamanan Regulasi di bi

lalu membuat skenario probabilitas tiga jenis dang keamanan diatur kembali dan menyebabkan
konflik tersebut Setelah itu ABRI kemudian perubahan konsepsi mengenai pertahanan dan

melakukan tiga jenis operasi militer yaitu Ope keamanan di IndonesiaJIal ini terlihat ketika

rasi Penangkalan Operasi Pemulihan dan Ope tanggal 1 April 1999 Panglima ABRI Jenderal

rasi Penindakan 180 TNI Wiranto membuat keputusan pemisahan


Polri dari ABRI Keputusan tersebut dilanjutkan
Semua tindakan ABRI tadi didasarkan pada
dengan membuat payung hukumnya melalui TAP
kebijakan pengelolaan keamanan yang dijadikan
MPR No VI tentang Pemisahan TNI dan Polri
dan TAP MPR VII Tahun 2000 mengenai Peran
Penelitian dengan judul tersebut dilaksanakan oleh Tim
TNI dan Peran Polri TAP MPR ini dijadikan
Peneliti yang beranggotakan Sarah Nuraini Siregar koordina
tor Indria Samego Ikrar Nusa Bhakti Sri Yanuarti dan landasan pemberlakuan kebijakan kebijakan
Hargyaning Tyas politik di bidang keamanan dan pertahanan
iso Disarikan dari pembahasan laporan penelitian oleh Andi selanjutnya yaitu UU No 3 Tahun 2002 ten
Widjajanto OMSP Analisa Tugas Militer dan Gelar Operasi
Militer di P2P LIPI 29 Oktober 2008 tang Pertahanan Negara UU No 2 Tahun 2002

103
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia kepentingan antara mereka Tarik menarik
UU TNI No 34 Tahun 2004 dan dibuatnya Buku kepentingan ini yang kemudian menimbulkan
Putih Pertahanan tahun 2003 111 Semua regulasi ketidakharmonisan hubungan TNI Polri 183
di atas pada akhirnya juga menciptakan sebuah Persoalan tarik menarik kepentingan antara
model pengelolaan keamanan182 yang mengatur TNI dan Polri dapat dilihat melalui implemen
kewenangan antara TNI dan Polri dalam melak tasi kebijakan pengelolaan keamanan di daerah
sanakan penanganan keamanan terutama di konflik dalam menangani konflik separatis dan
daerah konflik konflik horisontal komunal di beberapa daerah
Di sisi lain berbagai regulasi di atas ternyata khususnya di Aceh Papua Ambon dan Poso 114
menyebabkan persoalan baru di lapangan Berdasarkan review hasil penelitian P2P LIPI dua
terutama mengenai pengaturan tugas dan we tahun sebelumnya 2007 2008 pengelolaan

wenang antara Polri dan TNI saat melakukan keamanan yang dilakukan oleh pemerintah di
penanganan keamanan di daerah konflik Di satu keempat daerah tersebut masih memperlihatkan

pihak konflik dianggap dapat mengancam dan berbagai masalah mendasar


mengganggu stabilitas pemerintahan sehingga Kasus konflik di Aceh misalnya pengelolaan
TNI perlu dilibatkan untuk menangani konflik keamanan untuk menangani konflik antara GAM
tersebut Sementara di pihak lain konflik juga dengan Pemerintah RI selalu menggunakan
menyangkut masalah keamanan masyarakat kekuatan militer melalui berbagai jenis operasi
dan mengganggu ketertiban umum sehingga baik operasi militer operasi kopkamtib hingga
Polri juga perlu terlibat di dalamnya mengingat penetapan status Aceh sebagai Darurat Militer
fungsi polisi adalah fungsi keamanan Akibatnya clan Darurat Sipil Dalam operasi operasi tersebut
muncul persoalan persoalan baru yang terkait aparat keamanan yang diturunkan mencakup
dengan pengelolaan keamanan seperti wilayah personel TNI dan Polisi dengan kewenangan
abu abu grey area kewenangan yang saling tertentu sesuai jenis keadaan bahaya yang
tumpang tindih mispersepsi tentang tugas dan ditetapkan Darurat Militer Darurat Sipil
kewenangan masing masing miskoordinasi dan Penetapan jenis operasi kewenangan penguasa
sebagainya Salah satu contohnya adalah ketika dan jenis keadaan yang diterapkan di Aceh sangat
TNI menangani sebuah daerah yang mengalami mirip dengan penjabaran pengelolaan keamanan
konflik Muncul pandangan bahwa TNI tidak yang termuat dalam UU No 23 Prp 1959 Ini
berwenang melakukan penanganan keamanan memperlihatkan walaupun Indonesia pasca Orba
atas konflik tersebut karena fungsi profesional telah memiliki model pengelolaan keamanan
TNI hanya berurusan dengan pertahanan negara
yang terumus dalam Buku Putih Pertahanan
Penanganan keamanan semestinya dilakukan tetapi dalam penjabaran operasionalnya relatif
oleh Polri Namun di lain pihak TNI merasa
sama dengan UU No 23 Prp 1959 Selain itu
memiliki tugas tugas selain perang yaitu tugas ke dari evaluasi berdasarkan realitas di lapangan
amanan dalam negeri yang juga diatur dalam Buku terjadi miskoordinasi antara kewenangan TNI
Putih Pertahanan Hal inilah yang mengakibatkan dan Polri yang turut berimplikasi pula pada
ketidakjelasan pendefinisian mengenai tugas tugas masyarakat seperti pengungsian besar besaran
TNI clan Polri Akibatnya terjadi tarik menarik
183Ikrar Nusa Bhakti ed Hubungan TNI POLRI dalam
181 Pasal 2 ayat 3 TAP MPR RI No VUMPR RI tahun 2000 me Penanganan Keamanan Dalam Negeri 2000 2004 Jakarta
nyebutkan dalam hal terdapat keterkaitan kegiatan pertahanan P2P 2004 hlm 170 177
dan keamanan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia harus
114Lihat UU TNI No 34 tahun 2004 dan UU Kepolisian Negara
bekerja sama dan saling membantu
RI No 2 Tahun 2002 Hubungan tersebut menunjukkan masih
Pasal 4 ayat I TAP MPR No VIUMPR RUTahun 2000 TNI
bermasalah karena kebijakan pemisahan TNI dan Polri tidak di
memberikan bantuan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam rangka tugas keamanan atas permintaan yang
siapkan secara matang sehingga mengakibatkan ketidakjelasan
pendefinisian mengenai tugas tugas TNI dan Polri Di satu sisi
diatur dalam undang undang
dalam keadaan darurat Kepolisian Negara
TNI merasa memiliki tugas tugas yang hanya bukan perang
Pasal 9 ayat 1
tetapi juga tugas lainnya dalam hal keamanan dalam negeri
Republik Indonesia memberikan bantuan kepada TNI yang
seperti menangani terorisme konflik komunal aksi radikalisme
diatur dalam undang undang dan lain lain Di sisi lain Polri ingin mengambil semua tugas
112 Bagan model pengelolaan keamanan dapat dilihat pada yang dulu diemban TNI AD khususnya dalam penanganan
ulasan kerangka pemikiran dalam penjelasan selanjutnya keamanan dalam negeri

104
trauma ketakutan masyarakat dan banyaknya makin meluas Aparat keamanan saat An gagal
korban sipil 185 Selain itu dalam jangka panjang melakukan intervensi terhadap konflik terutama
ternyata operasi operasi yang telah dilakukan pada tahap awal eskalasi konflik Padahal inter
tidak mampu menyelesaikan akar konflik ls6 vensi secara cepat dibutuhkan untuk meredam

Pada kasus Papua konflik antara Organisasi kekerasan limited violence yang saat itu terjadi
Papua Merdeka OPM dan pemerintah pusat dan mencegah terjadinya potensi konflik yang
baru Karena kegagalan tersebut timbul potensi
sudah berlangsung sejak tahun 1965 Cara kerja
organisasi OPM bersifat sporadis seperti menye konflik yang lebih luas dan tipe konfrontasi baru
rang pos pos militer atau polisi melakukan yang lebih kompleks sehingga mengakibatkan
sabotase pada objek objek vital strategis seperti
jumlah korban semakin meningkat dan menim

Freeport lg Pemerintah Orde Baru melakukan bulkan krisis yang bekepanjangan


penanganan terhadap organisasi ini melalui bebe Sementara itu pengelolaan keamanan di Poso
rapa kebijakan mulai kebijakan persuasif dan juga dinilai gagal dalam memberikan perlin
represif Kebijakan represif dilakukan dalam dungan keamanan kepada warga Beberapa
bentuk operasi militer untuk menghentikan ge kalangan menilai penyebab dari berlanjutnya

rakan sporadis membunuh mereka yang mela konflik Poso disebabkan aparat keamanan tidak
wan melakukan penganiayaan atau melakukan segera menanganinya dan terlambat dalam meng
pembakaran kampung kampung atau kamp yang atasi konflik Poso 191 Bahkan ketika diterapkan
menjadi tempat persembunyian OPM 188 Pola Operasi Pemulihan Keamanan pihak TNI dan
ini dilanjutkan oleh pemerintah pasca Orba dan kepolisian tidak dapat berkoordinasi dengan
akhirnya justru menciptakan persoalan barn baik dan cenderung beroperasi sendiri sendiri 192
dalam pengelolaan keamanan di Papua Misal Di sisi lain respons pemerintah pusat untuk
nya kesulitan untuk melakukan pengaturan ber menangani konflik secara cepat juga tidak efektif

bagai struktur kesatuan yang ada di Papua karena Misalnya pada tahap awal terjadinya konflik para
wewenang koordinasi yang dapat menjembatani pelaku konflik dari berbagai wilayah dan kota di
berbagai kepentingan seperti Polisi TNI organik luar Poso Palu Parigi Ampana atau Tentena
dan non organik di Papua masih lemah 119 sangat mudah masuk ke daerah konflik semen

Konflik Ambon memperlihatkan potensi tara aparat keamanan tidak dapat berbuat banyak

ancaman konflik di Maluku tidak diantisipasi karena lambannya pengiriman bantuan personel

secara cepat terutama dalam hal pengelolaan oleh pemerintah pusat 193 Fenomena ini menun

keamanan Pada awal terjadinya konflik tahun jukkan bahwa respons pemerintah pusat yang
1999 pemerintah hanya menurunkan 5 300 lamban berdampak pada penanganan keamanan

personel keamanan baik dari kepolisian maupun di Poso menjadi tidak efektif

TNI Jumlah tersebut dinilai belum mencukupi Hasil review di atas memperlihatkan bahwa
untuk menangani dua juta jiwa masyarakat di pengelolaan keamanan di daerah konflik baik
Ambon yang tersebar di sekitar 100 pulau 191 Aki konflik separatis maupun konflik komunal masih

batnya konflik tersebut tidak kunjung reda justru menimbulkan persoalan yang disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain ketidakharmonisan
relasi TNI Polri ketidaksiapan pemerintah pusat
18s M Nurhasim ed Evaluasi Pelaksanaan Darurat Militer di
Aceh 2003 2004 Jakarta P2P LIPI 2006 hlm 9 10 dan daerah dalam mengantisipasi konflik koordi

1861bid nasi antarinstitusi keamanan dan pemerintah yang

187Ikrar Nusa Bhakti ed Relasi TNI Op Cit hlm 41 42


191 Hamdan Basyar Relasi TNI Polri dalam Penanganan Kon
1881bid flik Komunal di Poso dalam Ibid hlm 124 125

189 Moch Nurhasim Pengelolaan Pertahanan dan Keamanan 192 Operasi TNI menggunakan nama operasi Cinta Damai
di Papua dalam Sarah NS ed Problematika Pengelolaan sedangkan operasi kepolisian bernama operasi Sadar Maleo
Pertahanan dan Keamanan di Wilayah Konflik Aceh dan Ironisnya Polda Sulawesi Tengah saat itu menyatakan keti
Papua Jakarta P2P 2007 hlm 115 daktahuannya tentang operasi yang dilakukan oleh TNI lihat
Hamdan Basyar Ibid hlm 126
90 Sri Yanuarti Relasi TNI Polri dalam Penanganan Konflik
Komunal di Maluku Tengah dan Ambon 1999 2004 dalam 193 Lihat Analysis of Poso The Role of The Security Process
Ikrar Nusa Bhakti ed Relasi TNI Op Cit hlm 66 67 Part Three dalam Human Right Publications 2002 hlm 2

105
masih lemah dan sebagainya Persoalan tersebut Bahaya Padahal sebelumnya September 1999

turut dipicu oleh belum adanya penjabaran yang Pemerintahan BJ Habibie telah menyetujui satu

operasional mengenai tugas fungsi wewenang undang undang tentang Penanggulangan Ke


TNI dan Polri saat melakukan pengelolaan ke adaan Bahaya UU PKB yang menurut banyak
amanan di daerah konflik yang seharusnya telah kalangan jauh lebih demokratis ketimbang
dirumuskan dalam model pengelolaan keamanan UU No 23 Prp 1959 yang cenderung bersifat
di Indonesia represif dan dalam penerapannya sering diikuti
Secara umum kajian ini bertujuan untuk dengan tindakan excessive dan mengedepankan

menganalisis kebijakan pengelolaan keamanan pola militeristik 19a

negara yang diterapkan di daerah konflik serta Kelemahan dari Keppres di atas turut ditam
membuat rekomendasi alternatif model pengelo bah oleh ketidakjelasan regulasi yang meng
laan keamanan di daerah konflik Secara khusus atur TNI dan Polri Ketidakjelasan ini terlihat
tujuan kajian ini adalah mengkaji kapabilitas dan dalam tataran implementasi di tingkat lapangan
implementasi pengelolaan keamanan di daerah sehingga mengakibatkan permasalahan tersen

konflik serta memberikan rekomendasi alternatif diri Pemisahan TNI yang tidak diikuti dengan
model pengelolaan keamanan di daerah konflik aturan yang sifatnya operasional tentang peran
beserta pilihan pilihan strategis dan tindakan dan fungsi mereka dalam pengelolaan konflik di
tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah Maluku telah mengakibatkan terjadinya rivalitas

khususnya yang terkait dengan kebijakan penge antarprajurit TNI dan Polisi Ini terlihat pada saat
lolaan keamanan penyerbuan yang dilakukan oleh Laskar Jihad di
gudang senjata polisi yang terletak Tantui pada
tangga121 Juni 1999
Beberapa Temuan dan Solusi Alternatif
Masalah lainnya adalah fragmentasi kelom
Temuan Empiris pok militer dalam konflik di Ambon juga terjadi

Pada prinsipnya pengelolaan keamanan di dae pada tahun 2001 2002 saat penerapan kebijakan

rah konflik sangat dipengaruhi oleh kebijakan darurat sipil Ini terlihat ketika pasukan YonGap
dan strategi yang diterapkan saat itu Diharapkan 92 yang merupakan personel gabungan Koppasus
dari kebijakan dan strategi yang tepat niscaya Angkatan Darat Paskhas dan Marinir dianggap
pro komunitas Kristen versus Battaliyon 407 dan
akan menjamin penyelesaian yang cepat bahkan
dapat meminimalisir potensi konflik Namun 408 Diponegoro yang dianggap pro komunitas
Islam Friksi di kalangan militer pada periode
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim
dua tahun sebelumnya 2007 2008 pengelo ini telah mengakibatkan memanasnya kembali

laan keamanan di daerah konflik Aceh Papua konflik di Ambon pada bulan Januari sampai
Juni 2001
Poso dan Ambon dalam berbagai degradasinya
temyata tidak dapat menyelesaikan masalah bah Padahal mengacu pada Dokumen 32 PBB
kan sebaliknya memperluas bentangan konflik tentang International Covenant on Civil and
secara kuantitas maupun kualitas Akibatnya Political Right ICCPR yang dikaitkan dengan
jaminan atas berlakunya non dirigible right yang Batas negara untuk menanggulangi keadaan
merupakan fungsi negara dalam memberikan darurat dalam artikel 4 dalam situasi darurat
perlindungan hukum kepada rakyatnya pada seperti bencana alam atau bentuk krisis lainnya
kondisi bahaya tidaklah dapat dipenuhi sehingga konflik internal negara diharapkan untuk

konflik yang ditimbulkan menjadi dahsyat dan


tidak terkontrol i9aUU PKB muncul sebagai reaksi masyarakat atas penolakan
RUU Keselamatan dan Keamanan Negara RUU KKN dan
Sebagai contoh penerapan status Darurat RUU Rakyat Terlatih RUU Ratih yang diajukan Jenderal
Sipil di Maluku melalui Keppres No 88 Tahun Faisal Tandjung sebagi perwujudan mandat MPR yang ter
maktub dalam TAP MPR No X MPR 1998 tentang Pokok
2000 maupun Keppres No 40 Tahun 2002
pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan

dianggap paradoksal Hal ini disebabkan dasar dan Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara

hukum pembentukan Keppres tersebut meng Ketetapan ini dihasillcan dalam Sidang Istimewa MPR Novem
ber 1998 Dalam SI ini juga disetujui percepatan Pemilu
acu pada UU No 23 Prp 1959 tentang Keadaan 1999

106
bertindak cepat dan tegas dan negara idealnya Hukum internasional menuntut bahwa
menggunakan prosedur dan kekuatan tertentu setiap negara harus menerapkan pembenaran
tanpa mempengaruhi prinsip prinsip dari pemerin dengan hati hati tidak hanya keputusan untuk
tahan demokratis menyatakan situasi darurat tetapi juga tindakan

Oleh karena itu adalah hal yang penting untuli tindakan tertentu yang didasarkan atas kenyataan
mendefinisikan secara jelas mengenai situasi kri tersebut Pengabaian atas hak hak tertentu dapat
dibenarkan dalam keadaan darurat seperti ke
sis dan keadaan darurat serta peran dan tanggung
jawab institusi institusi politik dan keamanan merdekaan bergerak atau berkumpul Namun

untuk persiapan keadaan darurat dan manajemen terdapat pengecualian khususnya yang terkait
krisis yang akan diambil termasuk mekanisme dengan hak hidup melakukan penyiksaan atau
pengawasan atas semua kebijakan dalam masa hukuman tidak manusiawi pengobatan atau eks

darurat atau krisis perimen tertentu tanpa izin yang bersangkutan


melakukan perbudakan dan kerja paksa pemen
Pengelolaan keamanan dalam situasi krisis
dapat dideklarasikan hanya pada situasi tertentu jaraan karena yang bersangkutan tidak memenuhi
kewajiban suatu kontrak dan asas legalitas dalam
dan harus mengikuti beberapa asas kunci yang
hukum pidana
meliputi 191
Akan tetapi butir butir di atas tidak ter
a Asas legalitas ukuran keadaan darurat harus
penuhi pada kasus konflik di Indonesia Kasus
sesuai dengan pernyataan keadaan darurat
pengelolaan keamanan di Poso misalnya dari
yang di sisi lain harus sejalan dengan undang
butir a hingga d dan f tidak pernah dilakukan
undang dari negara tersebut Asas ini selanjut
nya harus memastikan bahwa hukum internal Pemberitaan media massa tentang situasi di Poso
sejalan dengan hukum internasional telah menunjukkan bahwa sebenarnya telah ter

b Asas pengumuman Suatu keadaan darurat jadi situasi krisis Namun sepanjang penelitian
harus diumumkan secara luas ini dilakukan tidak ada pernyataan dari otoritas

negara tentang kondisi Poso yang sesungguhnya


c Asas komunikasi yang mengacu pada ke
dengan kebijakan apa dari aspek keamanan
wajiban untuk memberi tahu pada negara
kondisi tersebut akan diatasi dan hingga kapan
lain atas perjanjian yang relevan begitu juga
laporan khusus ke PBB atas pelaksaaan hak kebijakan pengelolaan keamanan di Poso diber

asasi manusia selama masa darurat lakukan Bahkan status sebagai daerah konflik

d Asas kesementaraan pernyataan keadadan yang mengandung konsekuensi penanganan yang


berbeda dalam situasi damai hingga saat ini masih
darurat harus dalam situasi pengecualian dan
diberlakukan Review atas kebijakan pertahanan
memiliki batasan waktu
dan keamanan yang dilakukan oleh negara di
e Asas Ancaman yang luar biasa yang menun wilayah Poso hingga saat ini tidak pernah ada
tut bahwa krisis harus nyata sedang terjadi
atau setidak tidaknya benar benar berbahaya Masalah ini juga terjadi pada pengelolaan

bagi masyarakat keamanan di daerah konflik vertikal Seperti di

f Aceh meskipun asas legalitas pengumuman


Asas proporsional tindakan yang diambil
komunikasi kesetaraan serta ancaman terpenuhi
untuk mengatasi krisis haruslah proporsional
dengan kejadiannya sebagai pengelolaan keamanan di masa krisis na

mun jika melihat prinsip ICCPR penerapan asas


g Asas tidak kasat mata intangibility beberapa
hak fundamental tertentu dalam situasi apa proposionalitas dipandang terlalu berlebihan
pun tidak dapat diabaikan Hal ini terlihat bahwa kebijakan kebijakan yang
terkait dalam penerapan darurat militer misalnya

lebih pada kebij akan yang ditujukanTdalam situasi


Andrew Coney Timothy Edmunds and Anthony Forster
eds Democratic Control of the Military in Post communist perang Hal tersebut terlihat dalam berbagai pem
Europe Guarding the Guards Basingstoke Pal grave 2001 batasan yang dilakukan terhadap masyarakat
James Sherr Professionalisation Civilian Control and Demo
sipil pada masa Pemerintahan Darurat Militer
cracy dalam Anthony Forster Timothy Edmunds and Andrew
di satu sisi dan besarnya otoritas militer dalam
Cottey eds The Challenge ofMilitary Reform in Central and
Eastern Europe Building Professional ArmedForces Basing mengendalikan segala dinamika sosial politik
stoke Palgrave 2002

107
warga masyarakat di sisi lain Di samping itu daerah konflik horizontal Padahal pengguanaan

juga diterapkan prinsip embeddedjournalism di operasi militer dalam konflik sosial perlu dielabo
mana dalam berbagai negara konsep ini hanya rasi dengan hal hal yang sangat mendesak untuk
diberlakukan pada situasi perang antarnegara jangka pendek dan hal hal yang bersifat sangat
konflik eksternal bukan pengelolaan keamanan perlu untuk jangka panjang
dalam situasi konflik internal Oleh karena itu dalam konteks penyelesai

Jika pengelolaan keamanan di Aceh meng an konflik dari sisi keamanan secara universal
gunakan dasar hukum yang jelas yakni UU No doktrin militer pada dekade belakangan ini perlu
23 1959 dengan penerapan darurat militer dan melalui tiga tahapan yang harus dilaksanakan
sipil maka tidak demikian dengan pengelolaan yaitu tahap intervensi tahap stabilisasi dan tahap
keamanan di Papua Meski sejak zaman Orde normalisasi Tahap intervensi merupakan tahap
Baru Papua dikategorikan sebagai daerah kon pertama dari operasi militer apabila militer dilibat
flik namun kebijakan pengelolaan keamanan di kan untuk menangani konflik Pada tahap ini mi
daerah ini tidak diarahkan secara jelas Demikian liter dengan kekuatan alutsistanya digelar untuk

juga regulasi yang diterapkan di wilayah ini mengatasi konflik yang terjadi Sasaran pokok
Misalnya pada penerapan Operasi Raj awali 011 yang harus dicapai adalah military objective yang
yang praktiknya hampir sama dengan operasi ditetapkan atau memungkinkan pencapaian end
teritorial Operasi teritorial dilaksanakan untuk stateltujuan nasional

meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap Selanjutnya apabila tahapan ini sudah dilak
ancaman separatis khususnya di daerah daerah sanakan maka operasi militer dilanjutkan dengan
pedalaman Pada Operasi Raj awali 10 A berhasil tahapan stabilisasi Tahap stabilisasi merupakan
dibentuk 82 desa binaan dan pada Operasi Raja
tahap untuk mempersiapkan kondisi yang mema
wali Ol l dibentuk 42 desa binaan 196 Padahal
dai agar tahap normalisasi dapat dilaksanakan
pada periode tersebut telah keluar UU No 2 2000
sehingga tanggung jawab kekuasaan di lapangan
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat dikembalikan sepenuhnya kepada pemerin
dan UU No 3 2000 tentang Pertahanan Negara tah daerah Ukuran kondisi yang memadai adalah
yang secara tegas telah memisahkan tugas dan sistem pemerintahan dan pelayanan terhadap ma
peran antara TNI dan POLRI Tetapi di tingkat syarakat telah dapat berfungsi dan dilaksanakan
lokal masih terjadi kesenjangan dalam imple
Permasalahannya adalah kapan tahap stabilisasi
mentasi seperti itu karena konsep operasi terito ini dapat dimulai Ada beberapa pertimbangan
rial terus berlangsung sebagai salah satu fungsi tentang penentuan waktu untuk memulai tahap
yang masih terus diperankan oleh TNI AD stabilisasi antara lain kepentingan nasional

Dengan demikian perubahan yang men tingkat kekerasan pelawanan yang sering terjadi
colok dalam pengelolaan bidang keamanan kesiapan pemerintah daerah dukungan penduduk
masih belum tampak Padahal dari segi aturan terhadap kondisi damai yang diciptakan proses
masalah keamanan wilayah menjadi tanggung pemukiman kernbali para pengungsi serta efek
jawab dari Polri khusunya satuan kepolisian di tivitas kelanjutan dialog jika diperlukan Dalam
tingkat daerah Secara struktural antara TNI dan proses stabilisasi ini strategi yang dijalankan
Polri berbeda baik dari segi pendekatan maupun adalah menghilangkan kekerasan yang masih
dari segi kapasitas teknis yang dimiliki Tidaklah terjadi dengan cara yang bermartabat serta me
heran apabilakemudian terjadi berbagai kasus yang nyiapkan kembali infrastruktur pemerintahan

berkaitan dengan tugas masing masing institusi daerah dan pelayanan masyarakat bersama selu

yang berkaitan dengan isu keamanan di Papua ruh aktor dan pemuka masyarakat

Uraian di atas memperlihatkan bahwa penge Menghilangkan kekerasan pada tahap stabi
lolaan keamanan di daerah konflik vertikal sama lisasi dapat dilakukan melalui konsep Disarma
tidak jelasnya dengan pengelolaan keamanan di ment Demobilization dan Reintegration DDR
Dalam kasus pengelolaan keamanan di daerah
196 Lihat buku Dharma Bhakti Kodam XVII Trikora periode konflik di Indonesia penyelesaian seperti yang
1990 2001 yang diterbitkan oleh Kodam XBIIYI rikora tidak diuraikan di atas hanya terkadi pada kasus Aceh
diperjualbelikan hlm 47 49

1
setelah ditandatanginya perjanjian Hensinki pada unsur perpanjangan tangan BIN di lapangan
tahun 2005 Berbagai kebijakan pengelolaan Bahkan seringkali terjadi persinggungan di antara
konflik yang dilakukan pada masa MoU Hensinki unsur unsur satuan di bawah lapangan 198
dilandasi oleh prinsip pinsip yang ada dalam IC Padahal setiap pengelolaan keamanan pada
CPR dan The International Humanitarian Law
masa damai perang maupun darurat harus di
Meski harus diakui bahwa MoU Hensinki bukan sertai dengan Rule ofEngagement RoE Hal ini
satu satunya instrumen yang mampu menyele disebabkan RoE mendefinisikan batasan batasan
saikan konflik Aceh namun kebij akan kebij akan untuk menggunakan kekuatan yang mematikan
pengelolaan keamanan khususnya yang terkait dalam operasi tertentu Hal ini harus diputuskan
dengan fungsi dan peran TNI dan Polri mampu pada basis individu sebagai upaya untuk mem
meredakan kekerasan yang terjadi selama puluhan batasi sebisa mungkin penggunaan kekerasan
tahun
sambil setidak tidaknya juga memperbolehkan
Dengan demikian kelemahan kelemahan para prajurit memiliki ruang gerak yang cukup
regulasi sebagaimana diuraikan di atas telah me untuk membela diri
nimbulkan distorsi dalam kebijakan pengelolaan RoE harus selalu berdasarkan pada alasan
keamanan di daerah konflik berupa Pertama utama untuk membela diri dan merupakan fak
tidak adanya keterpaduan Dalam penanganan
tor pendukung operasional atau parameter taktis
konflik yang bersifat vertikal maupun horizontal RoE harus didesain secara hati hati untuk me
masing masing intsitusi berjalan sendiri sendiri menuhi kebutuhan operasional maupun politik
Padahal keberhasilaan pengelolaan keamanan
Selain itu RoE harus memenuhi kriteria yang
tidak semata mata merupakan tanggung jawab jelas yang menggarisbawahi penerapan penggu
aparat keamanan saja melainkan harus terdapat
naan kekerasan yang hanya diperuntukan untuk
keterpaduan antara operasi keamanan militer memberikan keseimbangan terkait dengan kon
maupun operasi ketertiban dengan tindakan disi peredaan ketegangan peningkatan eskalasi
ekonomi hukum dan diplomasi yang dilakukan atau sebaliknya untuk memutuskan konfrontasi
secara proporsional dan seimbang Dalam penge RoE juga harus didefinisikan sebagai respons
lolaan keamanan di keempat daerah tersebut tidak
yang berjenjang yang memungkinkan elemen
memperlihatkan adanya keterpaduan bahkan
taktis untuk menerapkan kekuatan yang diperlu
seolah olah menganggap konflik tersebut hanya kan sambil meminimalkan kerusakan dan korban
merupakan masalah keamanan semata 197 Selanjutnya RoE juga harus memasukkan refe
Selain itu pengorganisasian di tingkat pusat rensi tentang jenis senjata yang diperbolehkan
maupun daerah dalam pengelolaan keamanan dalam operasi yag terkait pengelolaan keamanan
di daerah konflik selama ini tidak solutif Peng pada kondisi tertentu dari tidak menggunakan
organisasian tersebut harusnya terpadu lintas senjata sama sekali sampai senjata berat termasuk
sektoral serta berada dalam satu garis komando kapal laut dan pesawat terbang
Dalam penyelesaian konflik di Aceh misalnya
di tingkat pusat ada Desk Aceh di bawah Pol Problematika Konseptual
hukam Meski personel institusi ini terdiri dari
Dari sisi problematika konseptual tampak bahwa
beberapa departemen terkait namun institusi
persoalan pengelolaan keamanan di Indonesia
ini tidak memiliki kewenangan kodal komando
khususnya ketika diterapkan di daerah konflik
pengedalian ke daerah lapangan dan badan ini
berawal dari pemahaman terminologi keamanan
hanya berfungsi sebagai fasilitas staf bagi Menko
yang relatif berbeda baik antara TNI maupun
Polhukam sehingga keberadaannnya tidak efektif
Polri Pemahaman mengenai keamanan nasional
Demikian pula dengan ketidakjelasan hubungan
misalnya sampai sekarang di Indonesia masih
komando atau fungsional antara Pemda dengan
terjadi perdebatan mengenai konsep keamanan
perangkat dinasnya Polda Kodam serta unsur
nasional Bahkan beberapa analis melihat bahwa

197 Lihat bahan FGD dari Kikie Syahnakrie Alternatif Model l9s Contoh yang paling nyata adalah konflik yang terjadi antara
Pengelolaan Keamanan di Daerah Konflik dalam makalah prajurit TNI dan Polisi pada penyerbuan gudang Tantui di
yang disampaikan pada FGD P2P LIPI Jakarta 23 Juli 2009 Maluku

109
Indonesia masih belum dapat menemukan format septual yang erat antara keamanan nasional dan
dan pemahaman yang tepat serta selaras menge pengelolaan keamanan Prinsip prinsip tersebut
nai konsep keamanan nasional Dampaknya antara lain 211 prinsip pertama terkait dengan
adalah pada saat di mana praktik praktik penye sistem dan dimensi keamanan nasional Karak
lenggaraan keamanan nasional seharusnya sudah ter utamanya adalah adanya suatu prosedur dan
mulai terinstitusionalisasi pada saat yang sama mekanisme baku yang memungkinkan negara
masih terjadi pergulatan dalam perbincangan secara sah dapat menggunakan instrumen ke
mengenai makna keamanan nasiona1 199 Hal ini kerasan bersenj ata secara sistemis dan terorgani
menyebabkan pengaturan pengelolaan keamanan sasi Berdasarkan argumen ini maka sistem
di Indonesia mengalami dilematika karena in keamanan nasional idealnya digunakan oleh
stitusionalisasi keamanan nasional seharusnya negara pemerintah untuk mengatasi berbagai
menjadi payung utama dalam operasionalisasi ancaman terhadap pertahanan negara maupun
berbagai regulasi pengelolaan keamanan keamanan dalam negeri apalagi jika ancaman

Selain itu juga masih belum ada keseragaman tersebut menggunakan instrumen bersenjata

di level pemerintah maupun aktor keamanan yang Prinsip kedua202 terkait dengan eskalasi
bersangkutan TNI dan Polri mengenai konsepsi konflik dan penerapan keadaan darurat Prinsip
ini Sementara di sisi lain walaupun masalah ini perlu dikembangkan agar masalah keamanan
ketidakseragaman pemahaman ini belum nasional memiliki eskalasi yang jelas mulai dari
sepenuhnya terselesaikan pembahasan mengenai situasi normal ke situasi perang Eskalasi konflik
konsep keamanan nasional masih berjalan terus ini meliputi lima tingkatan dimulai dari situasi
Hal ini dapat dilihat melalui Lampiran poin 4 normal situasi krisis konflik terbuka perang
Peraturan Presiden No 7 Tahun 2008 tentang situasi pemulihan dan stabilisasi Sistem ke
Kebijakan Umum Pertahanan Negara Di dalam amanan nasional yang baik akan membangun
lampiran ini dijelaskan bahwa cakupan konsep mekanisme dan prosedur kerj a yang spesifik un
keamanan nasional Indonesia meliputi segala tuk masing masing tingkatan eskalasi termasuk
upaya untuk menjaga dan memelihara rasa aman pihak yang mengambil keputusan atau kebijakan
dan damai bangsa Indonesia yang terdiri dari operasional pengelolaan keamanan khususnya di
pertahanan negara keamanan negara keamanan daerah yang mengalami konflik
publik dan keamanan individu 200 Namun dalam Prinsip ketiga203 terkait dengan aktor ke
lampiran ini masih belum menjelaskan secara
amanan nasional Prinsip ini menegaskan bahwa
menyeluruh beberapa aspek dari keamanan na pengelolaan keamanan suatu negara yang modern
sional tadi seperti penjelasan tentang keamanan memerlukan sekaligus diferensiasi struktur spe
publik keamanan individu keamanan negara sialisasi fungsi dan kompetensi instrumen pelak
dan sebagainya Padahal penjelasan konsep sana Dalam konteks Indonesia misalnya sebagai
konsep ini semestinya diuraikan terlebih dahulu penanggung jawab keamanan nasional adalah
sehingga akan terlihat hubungan yang erat dan presiden yang dibantu oleh beberapa departemen
tidak saling tumpang tindih bahkan simplifikasi pemerintahan Instrumen yang digunakan untuk
di antara konsep konsep ini pada saat merumus itu dapat berupa diplomasi intelijen penegakan
kan keamanan nasional secara keseluruhan hukum hingga kekuatan militer

Oleh karena itu konsep keamanan nasi Prinsip keempat204 terkait dengan pengerahan
onal perlu dijelaskan secara komprehensif dan dan penggunaan kekuatan keamanan nasional
sepenuhnya turut didukung oleh kejelasan ope Pada konteks ini sudah semestinya pengerahan
rasionalisasi dari konsep pengelolaan keamanan dan penggunaan militer dan kepolisian didasar
nasional Untuk itulah diperlukan beberapa
201 Kerangka Sistemik Keamanan Nasional dalam Working
prinsip mendasar untuk melihat hubungan kon Group on Security Sector Reform Propatria Institute him
3

199 Rizal Sukma makalah Peran Tentara Nasional Indonesia


202Ibid
dalam Sistem Keamanan Nasional Sebuah Kajian Awal
him 2 203Ibid him 4

200 Newsletter IDSPS Seri 8 tahun 2008 204Ibid him 7

110
kan pada keputusan politik berdasarkan aturan Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara
perundang undangan yang berlaku Aturan ini
juga berlaku dalam konteks pengerahan dan
Sementara itu Kepolisian Negara RI ber
penggunaan kekuatan militer maupun kepolisian
peran memelihara keamanan dan ketertiban
pada saat terjadi konflik Pengaturan ini diperlu
masyarakat menegakkan hukum memberikan
kan untuk memberikan kepastian mengenai
pengayoman dan pelayanan kepada masyara
forum otorisasi bentuk otorisasi waktu an
kat 207 Untuk lebih meningkatkan efektivitas
situasi pengerahan kekuatan tersebut Selain itu
dan wibawanya kedudukan Kepala Kepolisian
pengaturan juga dibutuhkan untuk meletakkan
Negara Republik Indonesia berada di bawah
tanggung jawab pengambilan keputusan politik presiden 208 Untuk memperkuat kedudukan
mengenai pengerahan yang seimbang antara
Kepolisian Negara RI tersebut dikeluarkanlah
Presiden dan DPR
Keputusan Presiden RI No 89 Tahun 2000 yang
Prinsip terakhir kelima adalah mengenai secara empiris memberi bobot tambahan bagi
keputusan mengenai beragan operasi keamanan lembaga negara ini untuk menjalankan fungsinya
nasional yang harus digelar untuk mengatasi Regulasi selanjutnya adalah UU No 3 Tahun
ancaman Operasi keamanan nasional dapat di
2002 tentang Pertahanan Negara yang tidak lagi
bagi dalam beberapa jenis operasi antara lain menyebutkan Keamanan di dalamnya Dengan
operasi luar negeri operasi pertahanan negara
kata lain konsep pertahanan keamanan yang
operasi ketertiban publik dan operasi keselamat
sebelumnya ibarat kata majemuk satu dan yang
an insani zos
lain tak terpisahkan sekarang tidak dikenal lagi
baik dalam wacana maupun praksis
Problematika Regulasi Bagi TNI sesuai dengan amanat Pasal 30
Dari sisi problematika regulasi terutama regu UUD 1945 doktrin utama untuk melakukan
lasi pengelolaan keamanan antara TNI dan Polri pengelolaan keamanan adalah melalui konsep
juga memperlihatkan beberapa masalah Hal ini sishankamrata Sishankamrata adalah doktrin

dimulai dari TAP MPR No VI MPR 2000 yang dan sekaligus strategi pertahanan negara yang
memutuskan pemisahan TNI dan Polri justru me menggunakan segenap kekuatan dan kemampuan
nyebabkan kerancuan dan tumpang tindih antara komponen militer dan nonmiliter secara menye
peran dan fungsi TNI sebagai kekuatan pertahan luruh dan terpadu Sishankamrata adalah juga
an negara dengan peran dan tugas Kepolisian strategi penangkalan yang bersifat kerakyatan
RI sebagai kekuatan keamanan dan ketertiban kewilayahan dan kesemestaan
masyarakat 206
Atas dasar itulah maka ancaman yang diha
Kemudian untuk lebih menegaskan wewe dapi bangsa Indonesia diperkirakan lebih besar

nang TNI dan Polri dikeluarkan pula TAP MPR kemungkinan berasal dari ancaman non tradis

No VII MPR 2000 tentang Peran Tentara Nasio ional baik yang bersifat lintas negara maupun
nal Indonesia dan Peran Kepolisian Negara yang timbul di dalam negeri Oleh karena itu
Republik Indonesia Dalam Pasal 2 ayat 1 kebijakan strategis pertahanan Indonesia yang
dinyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia diarahkan untuk menghadapi dan mengatasi
merupakan alat negara yang berperan sebagai alat ancaman non tradisional merupakan prioritas

pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sangat mendesak Dalam pelaksanaannya
Kemudian ayat 2 menegaskan bahwa TNI menggunakan Operasi Militer Selain Perang
OMSP bersama sama dengan segenap kompo
Tentara Nasional Indonesia sebagai alat per
nen bangsa lain dalam suatu keterpaduan usaha
tahanan negara bertugas pokok menegakkan
kedaulatan negara keutuhan wilayah Negara sesuai tingkat eskalasi ancaman yang dihadapi
Kesatuan Republik Indonesia serta melindun
Penggunaan kekuatan TNI dalam tugas OMSP

gi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah diarahkan untuk kepentingan pertahanan yang

211 lbid hlm 7 9 207 Pasa16 ayat 1 Tap MPR NO VII MPR 2000
211 Pasal 2 ayat 1 dan 2 Tap MPRNo VI MPR 2000 208 Pasal 7 ayat 2 Tap MPR NO VII MPR 2000

111
bersifat mendesak antara lain melawan teroris struktur dan konsekuensi anggaran serta berbagai
me menghadapi kelompok separatis Aceh dan persoalan hukum yang mengatur keterlibatan
Papua menghadapi gangguan kelompok radikal atau perbantuan TNI dalam masalah masalah
mengatasi konflik komunal mengatasi perompak ketertiban umum rule of engagement
dan pembajak mengatasi imigrasi ilegal dan
pencemaran laut mengatasi penebangan kayu Rumusan Alternatif Model Pengelolaan
ilegal mengatasi penyelundupan membantu
Keamanan di Daerah Konflik
pemerintahan sipil dalam mengatasi dampak
Berdasarkan analisis di atas maka berbagai
bencana alam penanganan pengungsi bantuan
pencarian dan pertolongan search and rescue
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
keamanan khususnya keamanan di daerah kon
pengamanan obyek vital serta melaksanakan
flik perlu diatur dalam sebuah model penge
tugas tugas perdamaian dunia 209
lolaan keamanan yang terumus dengan baik
Regulasi regulasi di atas menciptakan per
Alternatif model pengelolaan keamanan tidak
bedaan perspektif terutama antara Polri dan TNI
harus berbeda seratus persen dari apa yang telah
dalam memahami keamanan hingga berujung dilakukan di masa lalu melainkan tetap meng
pada pengelolaan keamanan itu sendiri Menurut
acu pada kesinambungan dan perubahan yang
Polri keamanan merupakan suatu konsep yang perlu dijalankan agar tujuan dari pengelolaan
berhubungan dengan rasa aman security kepas keamanan benar benar tercapai Ini mencakup
tian surety keselamatan safety dan damai
kebijakan penanganan keamanan strategi yang
peace Kesemuanya menjadi syarat mutlak
diambil dan operasionalisasi dari kebijakan dan
bagi terbinanya keamanan di dalam negeri baik
strategi tersebut
warga negara dan negara Sebagai alat negara

Polri jelas menjadi lembaga yang paling bertang Kebijakan Penanganan Masalah Keamanan
gung jawab dalam menciptakan ketertiban umum
public order
Kebijakan keamanan nasional bukan semata
mata menangani masalah keamanan melainkan
Sementara TNI berpandangan bahwa per
juga bagaimana akar persoalan keamanan terse
soalan keamanan tidak dapat dilihat dalam pers
pektif statis dan geografis melainkan juga dina
but dapat ditiadakan Ada beberapa langkah yang
harus dilakukan negara pertama secara konkret
mis Ketika masih pada batas batas ketertiban
pembangunan harus ditujukan pada peningkatan
masyarakat memang Polri yang bertanggung
jawab Akan tetapi bila eskalasi konflik mulai
harkat hidup rakyat Indonesia dan martabatnya
sebagai manusia Di sini persoalan keamanan
mengganggu kedaulatan wilayah integritas
manusia lebih ditangani melalui peningkatan
bangsa dan persatuan nasional maka TNI harus
kesejahteraan rakyat dan pemerataan pemban
terlibat di dalamnya
gunan secara vertikal dan horizontal Hal ini bu
Oleh karena itulah interpretasi keamanan
kan merupakan ranah TNI maupun Polri tetapi
dan rasa aman bisa jadi sangat subjektif di antara
justru tugas pemerintah sebagai langkah awal
para personel Polri dan TNI di lapangan Oleh
untuk meminimalisir potensi potensi konflik
karena begitu subjektifnya penafsiran tidak
yang mungkin dapat terjadi karena alasan keti
jarang telah mengundang berbagai benturan dakadilan ekonomi
tersendiri di antara anggota Polri dan TNI di
Kedua untuk mencegah munculnya persoal
lapangan Atau sebaliknya seolah telah terjadi
pembiaran oleh para anggota TNI bila mene
an keamanan langkah awal yang dilakukan ialah
upaya preventif persuasif Dalam hal ini intelijen
mukan kasus yang mengganggu ketertiban
memegang peranan penting untuk mencegah
umum karena dianggapnya sebagai tugas Polri
bukan tugas pertahanan TNI Kalaupun masalah
terj adinya pendadakan strategis dan memberikan
peringatan dini kepada pengambil keputusan
tersebut dapat diselesaikan persoalan berikutnya
Langkah persuasif diambil agar gangguan atas
adalah soal rentang kendali tanggung jawab keamanan tidak muncul

209 Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21 Indonesia


2003 hlm ix x

112
Ketiga jika langkah persuasif tak mampu melakukan analisis dan evaluasi terkait dengan
membendung konflik horizontal atau vertikal substansi konflik sekaligus mengetahui kelom
dilakukan langkah represif yang amat terbatas pok pelaku tetapi tidak mengumumkannya demi
proporsional dan dilakukan secara profesional pertimbangan strategis Baik dari sisi militer dan
oleh aparat keamanan negara sesuai dengan kepolisian dalam konteks strategi ini yang dibu
koridor hukum dan penghormatan atas HAM tuhkan adalah peran nyata dari intelijen
Jika terjadi pelanggaran oleh aparat TNUPoIri Kedua berbagai operasi ekonomi politik
diambil tindakan tegas sesuai dengan hukum sosial budaya dan hukum dijalankan terlebih
yang berlaku dan kode etik TNI dan Polri lo dahulu sebelum berbagai operasi militer atau
Pada tahap ini pilar pertama yakni Polri melalui kepolisian dijalankan Hal ini membutuhkan
kekuatan Brimob dapat difungsikan sebagai first
skala prioritas yang tajam atas pelaksanaan ope
responder untuk mengatasi gangguan ketertiban
rasi operasi tersebut serta kriteria yang jelas dari
masyarakat Apabila kekuatan Brimob tidak keberhasilan maupun ketidakberhasilan operasi
cukup maka di sinilah butuh bantuan dari TNI ekonomi politik sosial dan sebagainya
yang tentu harus diatur secara jelas oleh UU dan Ketiga perlu ditekankan asas proporsiona
atas dasar otoritas politik dari presiden sebagai
litas clan profesionalisme dalam berbagai operasi
pemegang kekuatan militer dan kepolisian yang intelijen teritorial tempur pemulihan keamanan
tertinggi di Indonesia
baik yang dilakukan TNI maupun Polri Oleh
Keempat keterpaduan dalam penanganan
karena itu dalam jangka panjang perlu diper
masalah keamanan harus berjalan dalam koor siapkan pendidikan dan latihan khusus bagi
dinasi dan manajemen operasi yang baik bukan satuan atau personel yang akan dilibatkan dalam
saja pada jajaran TNI dan Polri melainkan juga menangani masalah keamanan di daerah konflik
pada tugas clan tanggung jawab instansi pemerin Jika hal ini dapat dipersiapkan maka pengelolaan
tah pusat dan daerah lainnya khususnya di bidang keamanan dapat semakin terarah dengan baik
ideologi politik ekonomi sosial budaya dan
Keempat perlunya kerja sama antara sipil
hukum Tahap keempat ini biasanya dilakukan clan militer Kerja sama ini dapat terlihat dari
dalam kondisi daerah yang mengalami konflik tingkat daerah hingga ke pusat Misalnya di
berkepanjangan dan memerlukan perkiraan
daerah pemberdayaan muspida dapat digalakkan
waktu cukup lama untuk penyelesaiannya dalam konteks untuk menyeragamkan perspesi

atas situasi dan kondisi yang dihadapi ketika


Strategi
daerah tersebut mengalami konflik Sikap ini
Penjabaran dari kebijakan tersebut ke dalam diperlukan guna mendapatkan koordinasi yang
strategi penanganannya dapat diterjemahkan da lebih efektif ketika daerah meminta barituari ke
lam empat aspek pertama melakukan penangan pada pusat Kesinergian ini akan terlihat ketika
an masalah keamanan akibat konflik manakala misalnya Kapolres meminta bantuan kepada
ancaman masih bersifat embrional atau potensial Kapolda dan dari Kapolda meminta bantuan ke
dan belum menjadi ancaman yang nyata Dari pusat hingga akhirnya diputuskan perbantuan
sisi militer dapat dilakukan dengan adanya TNI kepada kepolisian untuk menangani konflik

upaya pemetaan konflik yang bermuatan sumber tersebut Begitu juga dengan pimpinan daerah
konflik potensi serta daerah konflik termasuk dari mulai bupati yang memiliki kesamaan per
perumusan tindakan preventif dan persuasifnya sepsi dengan jajaran keamanan di daerahnya
Sedangkan dari sisi kepolisian polisi dapat sehingga ia dapat melaporkan kepada gubernur

menggunakan tindakan kepolisian yang memper mengenai situasi di daerahnya dan gubernur
hitungkan banyak hal calculative policing 21 Ini meneruskannya kepada Mendagri dan sampai

merupakan suatu kegiatan yang dipilih dengan kepada presiden

Kelima adanya keterpaduan kebijakan clan


zio Kiki Syahnakri dalam makalah diskusi terbatas 23 Juli
strategi dalam penanganan masalah keamanan
2009 hlm 6
sehingga masing masing institusi dan masyarakat
Zu Adrianus Meliala Polisi dan Konflik Poso dalam www
sipil dapat berpartisipasi dengan baik tanpa
kemitraan or id diakses tangga120 Juli 2009

113
adanya perasaan siapa di bawah komando siapa ketiga atas dasar Juklap itu dibuat Rencana
dan siapa yang berhak melakukan apa Jika Operasi Renop terpadu dan terencana untuk
mengacu kepada aspek keempat di atas hal ini setiap bentuk variasi atau spektrum konflik yang
dapat saja terjadi jika ada kerja sama yang baik diperkirakan akan terj adi di daerah konflik keem
antara sipil dan militer baik di tingkat daerah pat dibuat Prosedur Tetap Protap yang memuat
maupun di tingkat pusat dan semuanya berjalan tindakan tindakan teknis yang baku yang harus
dalam kerangka amanat UU yang jelas dan tegas dilakukan oleh institusi sipil TNI dan Polri baik
mengenai pengaturan kedua insitusi keamanan untuk keperluan organisasi maupun perorangan
tersebut TNI dan Polri personel aparat keamanan dan pertahanan negara
kelima latihan rutin bagi semua personel dan in
Keenam perlunya terus menerus mening
katkan profesionalisme TNI dan Polri dengan stitusi perlu terus dilakukan untuk menjaga profe
sionalisme mereka dalam melaksanakan operasi
latihan dan pemberian alutsista serta gaji yang
memadai bagi para personel TNI Polri Perlu pula individu kelompok dan gabungan antarinstitusi

dilakukan penyesuaian kapabilitas TNI dan Polri keenam terakhir tetapi penting perlu dipersiap
sesuai dengan meluasnya spektrum gangguan kan anggaran yang memadai guna pelaksanaan
keamanan negara semua rencana dan operasi nyata pengelolaan
keamanan tersebut

Operasionalisasi Model Pengelolaan Berdasarkan penjabaran mengenai alternatif

Keamanan model pengelolaan keamanan dan strategi yang


diperlukan di atas maka perumusan altematif
Demi kepentingan operasionalisasi konsep
model pengelolaan keamanan di daerah konflik
pengelolaan keamanan di daerah konflik tersebut
dapat dilihat melalui bagan di bawah ini
beberapa prasyarat di bawah ini perlu dilakukan
Dari perumusan gambar terlihat bahwa rumus
pertama jika UU yang mengatur TNI dan Polri
an alternatif model pengelolaan keamanan di dae
dianggap cukup untuk menangani keamanan dan
pertahanan negara maka Peraturan Pemerintah rah konflik relatif lebih sederhana dibandingkan

PP atas kedua UU tersebut perlu dibuat Selama dengan model sebelumnya Secara umum pada

ini amanah UU tidak pernah dilakukan yakni situasi damai aktor keamanan yang berperan
UU tidak dijabarkan ke dalam PP atau peraturan adalah Polri dan TNI berada dalam fungsi idle

lainnya Jika masih dianggap kurang seperti capacity Sebaliknya pada situasi darurat perang
belum adanya aturan tegas mengenai bantuan maka sesuai dengan UU yang berlaku aktor
TNI maka perlu dibuat regulasi dalam bentuk keamanan yang berada di garis depan adalah
UU atau regulasi lainnya kedua setelah UU TNI Sedangkan tugas kepolisian tetap menjaga
dan PP atau Petunjuk Pelaksanaan Juklak telah keamanan dalam negerinya Realitas ini pada

dibuat langkah berikutnya adalah pembuatan dasarnya juga terjadi di hampir tiap negara
Petunjuk Lapangan Juklap yang mengatur apa Penjelasan atas Model Pengelolaan Keaman

yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan an dapat dilihat bahwa permasalahan yang kerap
oleh aktor aktor keamanan di lapangan termasuk kali terjadi dalam pengelolaan keamanan adalah
langkah evaluasi atas berbagai tindakan tersebut ketika suatu daerah mengalami situasi krisis

Alternatif Model Pengelolaan Keamanan

Parameter Kondisi

KONDISI PEI2ANG

KONDISI DARURAT
KONDISI DAMAI Konflik Vertikal klorizontal

Aktor Keamanan Polri Aktor Keamanan TNI Polri Aktor TNI

114
r

atau darurat khususnya dalam konteks konflik dengan baik sehingga model di atas dapat dijabar
vertikal dan konflik horizontal Masalah tersebut kan melalui beberapa elemen dengan fokus utama
terjadi karena dua aktor keamanan terlibat dalam yang dijadikan analisis adalah pada bagian situasi
pengelolaan keamanan di daerah yang mengalami darurat seperti yang terlihat dalam Tabel 1
konflik dan berada dalam situasi krisis yaitu Dari Tabel 1 ada beberapa persoalan yang
TNI dan Polri Di sinilah perlu digarisbawahi saat ini perlu dicermati seperti regulasi bentuk

beberapa aspek yang menjadi hal penting agar ancaman eskalasi konflik jenis operasi yang
pengelolaan keamanan di daerah konflik dapat digelar koordinasi antar institusi anggaran
berjalan secara tepadu terkoordinasi dan terarah serta akuntabilitas Dalam hal persoalan regulasi

m
C Cco
o o
c c
m v v

Y v 0 D a
a ao ao

C O Y
L G 2S m Y
tO z
00 Z Z 0 E o m m m m

a
c a
a
a a
aa
Z fl a 3e aa u o
3
a
j d
01a

L 06 06
pZ
m m
m
C 06 C N
o N U Q
o N E V E N v E CL E N E a v E CL
Y aaa a a aaa a n

14
C
C
Y
Y
VI V1 Vt V1 m
fY6 cL6 N m
C C m GA m i
G a Q m a
C
G C Q C C
a D a a v
O 0 02 na0a Ox a

Cm
E
c

o
r m
z
ax a

Y Y

c N v 3 a mm c m v v
E v ro E c E o c E E c E o c
m
m Z d
0 Y
a C 7
N E C a 0 m Z 0 a

al
Y F
d m
N Y
m m
m Y GA R
m 7 a a
Y H a a
a
3

a
L GA L 6 Y O Y D 7 O

m
N
bA C
Y
m Lm Y
m m
m

W Y C Y tn CO

C
y
aJ Y
m Y
m
C vEi C Y
O
m
m
Y
Q
m O
Y
GA 0 E C
m
3 CG m
GA E a a
c cmi a c
Ev

0
a5 co Q o EYL Y
N

Y
m
1
Y Y
Y
IG N
O
i
yC p
00 Y
C v O
2

115
hingga saat ini regulasi yang menjembatani an fungsi kepolisian tetap berada dalam area meng
tara UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan atasi keamanan dalam negeri

Negara dan UU No 2 Tahun 2002 tentang Ke Selanjutnya adalah eskalasi konflik Krite

polisian RI yang belum ada yakni UU Keamanan ria ini betul betul dibutuhkan untuk mengambil
Nasional dan UU Perbantuan yang mengatur ten suatu keputusan mengenai berbagai hal yang
tang tugas perbantuan TNI 212 Padahal kerangka terkait dengan pengelolaan keamanan di daerah
hukum ini dibutuhkan untuk mengatur tugas konflik seperti penambahan pasukan jenis pa
perbantuan TNI kepada polisi untuk mengatasi sukan yang diturunkan atau jenis operasi yang
adanya eskalasi ancaman tersebut Aspek ini digelar Analisis atas eskalasi konflik diperlukan

terkait dengan perbantuan yang dibutuhkan oleh dari hasil koordinasi para jajaran pimpinan di
kedua belah pihak seperti tugas perbantuan TNI daerah termasuk di dalamnya kepolisian guna
kepada Polri dalam situasi apa perbantuan TNI menjadi masukan di tingkat pasukan mengenai

dapat dilakukan dan siapa yang mengambil kebijakan yang diambil selanjutnya Di sisi lain
keputusan tersebut Selain itu di dalam regulasi otoritas politik di pusat presiden pun juga patut
juga dicantumkan batasan waktu dari operasi tanggap secara cepat atas kondisi kondisi yang
operasi yang akan digelar untuk menangani suatu relatif sering berubah berdasarkan eskalasi kon
konflik Misalnya kebijakan untuk menerapkan flik tadi Misalnya analisis atas eskalasi konflik
operasi Darurat Militer memiliki batasan waktu bisa berupa apakah konflik yang terjadi sudah
maksimal enam bulan setelah itu dapat dievalu berada pada tahap bentuk ancaman dengan
asi kembali Inilah yang menj adi catatan penting pemakaian senjata yang dapat mengancam
dalam bab ini bahwa UU Keamanan Nasional dan kehidupan masyarakat dan sudah memakan kor
UU Perbantuan dibutuhkan untuk memperjelas ban jiwa atau apakah konflik yang terjadi masih
koordinasi fungsi dan tugas di antara keduanya berada dalam tahap perkelahian antarkelompok
Tentunya semua keputusan atas pengelolaan dengan unsur kekerasan namun belum menjadi
keamanan di daerah konflik tentu berdasarkan ancaman yang lebih besar Atau lebih dari itu
prinsip demokrasi di mana otoritas sipil lah yang apakah konflik sudah membahayakan kehidupan
membuat keputusan tersebut bangsa menghambat atau mengurangi kinerja

Persoalan berikutnya adalah kriteria bentuk dan kapasitas pemerintah atau lebih dari itu

ancaman Keputusan bentuk ancaman adalah telah mengancam integritas bangsa Jika ini

berdasarkan otoritas politik tertinggi setelah dapat dilakukan dengan baik maka penentuan

mendapatkan masukan dan rekomendasi dari kebijakan dari otoritas sipil mengenai langkah

semua jajaran di bawahnya termasuk jajaran penanganan keamanan selanjutnya juga dapat

keamanan di daerah dan di pusat Setelah hal ini secara cepat diambil

dilakukan maka bisa saja disusun sebuah rencana Berikutnya jenis operasi yang digelar Kepu
darurat atau rencana dadakan untuk menghadapi tusan akan jenis operasi yang digelar adalah ber
dasarkan pertimbangan dua aspek sebelumnya
sesuatu yang tidak diharapkan terjadi tapi di
yakni kriteria eskalasi ancaman dan eskalasi
prediksikan akan terjadi Ini yang biasa disebut
dengan contingency plan 2 j Jika dilihat dari sisi konflik Jenis operasi inilah yang juga mencakup
regulasi terbuka kemungkinan TNI untuk masuk jenis pasukan yang diturunkan jenis senjata apa
ke semua bentuk ancaman Misalnya di masa yang digunakan termasuk juga kriteria keber
damai TNI dapat saja berperan sebagai kekuatan hasilan dan ketidakberhasilan operasi sebagai

penangkal deterrence Ketika terjadi de eska bagian dari evaluasi atas operasi tersebut

lasi dalam pasca konflik TNI bisa berperan untuk Dalam hal koordinasi antarinstitusi juga

menjadi semacam peace keepers atau melakukan perlu diperhatikan karena di sinilah akan terlihat
bagaimana keterpaduan penanganan dalam penge
strategi strategi peace building Sementara itu
loaan keamanan khususnya di daerah konflik
Oleh karena itu koordinasi antara pemerintah

212Ibid
pusat maupun pemerintah daerah juga menjadi
kunci keberhasilan dalam mengelola keamanan
213 Stanley ed Keamanan Demokrasi don Pemilu 2004
Jakarta Propatria 2004 hlm 83 84 pada saat daerah tersebut mengalami konflik

116
Akhirnya setiap bentuk pengelolaan ke pengurangan jumlah pasukan dan melakukan
amanan memerlukan anggaran dan akuntabilitas proses reintegrasi dengan pihak yang berkon
pertanggungjawaban Dalam usulan alternatif flik Sementara itu dalam konflik horizontal
model ini anggaran yang digunakan untuk tahap stabilisasi dapat dilakukan melalui perun
mengelola keamanan pada konflik vertikal dari dingan atau negosiasi dengan pihak pihak yang
APBN dan konflik horizontal dapat dari APBN berkonflik Kemudian tahap ketiga adalah nor
dan APBD melalui penyediaan dana di aspek malisasi Tahap normalisasi pada konflik vertikal
contingency plan Namun yang menjadi catatan bertujuan menciptakan peace keeping di mana
adalah pada saat dana APBD untuk menangani peran TNI diarahkan untuk melakukan operasi

konflik horizontal tidak mencukupi maka ang bantuan kepada Pemerintah Daerah agar pihak
garan diambil dari APBN Ini untuk menjaga Pemda secara perlahan dapat menjalankan fungsi
akuntabilitas keuangan yang penggunaannya pemerintahannya dengan normal Sementara itu

memang sesuai dengan sektor sektor yang telah tahap normalisasi pada konflik vertikal mengarah
ditetapkan yakni sektor dana contingency plan pada penciptaan konsep peace building yang
Jadi jangan sampai terjadi pengambilan ang sasarannya adalah mengembalikan fungsi ke
garan di sektor dana selain contingency plan polisian dalam situasi normal sebagai penjaga
tetapi pertanggungjawabannya bukan untuk ketertiban umum dan keamanan publik serta

sektor itu Polri membantu Pemda agar bisa menjalankan


fungsinya seperti semula melalui bantuan ope
Selanjutnya untuk tingkatan yang lebih ope
rasi kepolisian
rasional dapat dilihat pula tahap tahap pengelola
an keamanan di daerah konflik melalui Tabe12

Tahapan pengeloaan keamanan di daerah Rekomendasi

konflik seperti yang telah diuraikan secara 1 Diperlukan keterpaduan kebijakan regulasi
teoritik pada bab sebelumnya meliputi tiga dan strategi dalam penanganan masalah ke
amanan secara umum
tahap Pertama adalah tahap intervensi yang
berarti kekuatan militer TNI dan kepolisian 2 Keterpaduan dalam penanganan masalah
Polri masuk ke dalam konflik baik konflik keamanan harus berjalan dalam koordinasi
vertikal maupun horizontal dan melakukan dan manajemen operasi yang jelas bukan
gelar pasukan untuk menghentikan kekerasan saja pada jajaran TNI dan Polri melainkan

yang berlangsung saat itu Masuknya kekuatan juga pada tugas dan tanggung jawab instansi
militer maupun kekuatan kepolisian didasarkan pemerintah pusat dan daerah lainnya khu

atas keputusan pemerintah presiden sebagai susnya di bidang ideologi politik ekonomi
sosial budaya dan hukum
keputusan otoritas politik yang tertinggi Setelah
kekerasan dapat dihentikan maka tahap kedua 3 Urgensi UU Perbantuan TNI perlu ditindak

yang dilakukan oleh TNI dan Polri adalah ta lanjuti secara mendalam karena sifat kebutuh
an akan UU tersebut amat mendesak
hap stabilisasi Dalam konflik vertikal tahap
stabilisasi dilakukan oleh TNI melalui konsep 4 Regulasi yang terkait dengan pengelolaan
DDR yakni pelucutan dan peniadaan senjata keamanan pada situasi krisis selayaknya

Tahel 2 Tahanan Pengelolaan Keamanan di Daerah Konflik

No Tahapan Konflik Vertikal Konflik Horizontal

1 Intervensi Gelar Pasukan Gelar Pasukan 1

2 Stabilisasi Disarmament pelucutan peniadaan Negosiasi perundingan dengan


senjata Demobilization clan Reinte pihak pihak yang berkonflik
gration DDR

3 Normalisasi Peace Keeping melalui Peace Building melalui


demiliterisasi pengembalian fungsi kepolisian
operasi bantuan untuk Pemda oleh operasi bantuan kepada Pemda
TNI oleh Polisi

117
memuat prinsip prinsip aturan internasional Military in Post communist Europe Guarding
dan harus mengikuti beberapa asas kunci the Guards Basingstoke Pal grave

antara lain Asas legalitas asas pengumuman Dharma Bhakti Kodam XVII Trikora periode 1990
asas komunikasi asas kesementaraan asas 2001

ancaman yang luar biasa asas proporsional Forster Anthony 2002 Timothy Edmunds and An
dan asas tidak kasat mata intangibility drew Cottey ed The Challenge of Military
Reform in Central and Eastern Europe Build
5 Jika langkah persuasif sudah tak mampu
ing Professional Armed Forces Basingstoke
membendung konflik horizontal atau vertikal Palgrave
langkah represif yang dilakukan sifatnya juga Human Right Publications 2002
amat terbatas proporsional dan dilakukan
Newsletter IDSPS Seri 8 tahun 2008
secara profesional oleh aparat keamanan
negara sesuai dengan koridor hukum dan Nurhasim Moch Ed 2006 Evaluasi Pelaksanaan
Darurat Militer di Aceh 2003 2004 Jakarta
penghormatan atas HAM Jika terjadi pelang
P2P LIPI
garan oleh aparat TNI Polri diambil tindakan
Propatria Institute Kerangka Sistemik Keamanan
tegas sesuai dengan hukum yang berlaku dan
kode etik TNI dan Polri Nasional Makalah dalam Working Group on
Security Sector Reform
6 Perlunya asas proporsionalitas dan profe
Siregar Sarah Nuraini Ed 2007 Problematika
sionalisme dalam berbagai operasi intelijen
Pengelolaan Pertahanan dan Keamanan di
teritorial tempur pemulihan keamanan
Wilayah Konflik Aceh dan Papua Jakarta
baik yang dilakukan TNI maupun Polri P2P LIPI
Oleh karena itu dalam jangka panjang perlu Stanley Ed 2004 Keamanan Demokrasi dan Pe
dipersiapkan pendidikan dan latihan khusus milu 2004 Jakarta Propatria
bagi satuan atau personel yang akan dilibat Sukma Rizal Peran Tentara Nasional Indonesia da
kan dalam menangani masalah keamanan di lam Sistem Keamanan Nasional Sebuah Ka
daerah konflik jian Awal Makalah tidak diterbitkan

7 Prasyarat dalam model pengelolaan keaman Syahnakrie Kikie Alternatif Model Pengelolaan
an perlu segera dirumuskan dengan jelas dari Keamanan di Daerah Konflik Makalah dalam
mulai penjabaran regulasi petunjuk lapangan FGD P2P LIPI 23 Juli 2009

rencana operasi prosedur tetap serta kebutuh TAP MPR No VII MPR RI tahun 2000

an anggaran yang memadai TAP MPR RI No VI MPR RU tahun 2000

UU Kepolisian Negara RI No 2 Tahun 2002

Daftar Pustaka UU TNI No 34 tahun 2004

Bhakti Ikrar Nusa Ed 2004 Hubungan TNI POLRI Widjajanto Andi 2008 OMSP Analisis Tugas Mili
dalam Penanganan Keamanan Dalam Negeri ter dan Gelar Operasi Militer Makalah dalam
2000 2004 Jakarta P2P LIPI diskusi P2P LIPI 29 Oktober 2008

Cottey Andrew Timothy Edmunds and Anthony www kemitraan or id


Forster ed 2001 Democratic Control of the

118
MASALAH PERBATASAN WILAYAH LAUT INDONESIA DI LAUT
ARAFURA DAN LAUT TIMOR

Japanton Sitohang

Abstract

As an archipelago Indonesia hasproblem concerning maritime borders with its neighbours such as Australia
Papua New Guinea and Timor Leste In Arafura sea Indonesia has no problems concerning maritime boundaries
with Papua New Guinea however the Indonesian Australian maritime boundaries concerning continental shelf
and economic exclusive zone have not finished yet In Timor sea Indonesia has problems with Timor Leste con
cerning territorial sea as well as with Australia concerning with continental shelf and economic exclusive zone
Inspite of unfinished maritime boundaries agreements with the neighbours Indonesia still tries to negotiate with
its neighbours to solve the problems

Pendahuluan Sampai berakhirnya Perang Dunia lI pelak


Pada zaman Romawi dikatakan bahwa laut adalah sanaan hukum laut yang dilakukan oleh masyara
res communis milik bersama yang berarti kat internasional masih berdasarkan pada hukum

bahwa siapa saja bebas berlayar dan menangkap kebiasaan customary law Hukum kebiasaan
ikan di laut Setelah kekuasaan Romawi runtuh itu hanya mengakui tiga wilayah di laut Per

muncul dua kekuatan yang baru yaitu Spanyol tama laut teritorial di mana setiap negara pantai
dan Portugis Menurut pandangan kedua negara hanya memiliki kedaulatan secara penuh full

ini laut adalah wilayah res nullius tidak ber sovereignty sejauh tiga mil dari garis air surut
tuan dan bisa dimiliki oleh siapa saja yang mam di sepanjang pantai di setiap daratan yang dimi
pu menguasainya Kemudian keduanya sepakat liki oleh negara tersebut Kedua jalur tambahan

untuk membagi laut di antara keduanya melalui selebar laut teritorial di mana negara pantai
Perjanjian Tordesilas tahun 1494 Dengan per memiliki hak berdaulat sovereign right untuk

janjian ini maka laut disebut menjadi wilayah melakukan pengejaran seketika hot pursuit

tertutup atau mare clausum apabila terjadi pelanggaran di laut teritorialnya

Setelah kekuasaan Spanyol dan Portugis Selebihnya dianggap sebagai laut lepas high
seas di mana berlaku doktrin laut bebas mare
menurun maka muncullah kekuatan maritim
baru yaitu Inggris dan Belanda Terdapat per liberum sebagaimana yang sudah dikemukakan
oleh Grotius pada tahun 1625 Menurut doktrin
bedaan pemikiran antara tokoh Inggris dan
Belanda Belanda dengan ahli hukum lautnya ini semua potensi yang ada di laut dapat diman
faatkan oleh siapa saja tetapi tidak dapat dimiliki
Hugo de Groot mengajukan gagasan mare li
oleh siapapun juga Hukum kebiasaan seperti itu
berum kebebasan laut tahun 1609 Pandangan

ini menekankan berlakunya freedom of the sea pulalah yang dianut oleh pemerintah kolonial Be
landa di Indonesia dengan dikeluarkannya Ter
dan freedom of navigation di semua bagian laut
ritoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie
di dunia Sementara tokoh Inggris William
pada tahun 1939 1

Welbood dan John Selden dengan paradigma

yang berbeda menentangnya pada tahun 1635 Hukum kebiasaan itu diubah oleh Amerika
dengan mengajukan gagasan mare clausum laut Serikat AS sebagai salah satu negara pemenang
tertutup Konsep ini jelas hanya menguntungkan perang melalui Proklamasi Truman tentang Lan
bagi negara yang kuat das Kontinen AS yang dikeluarkan pada tanggal
28 September 1945 Proklamasi ini mengklaim
Penelitian dengan judul tersebut dilakukan oleh tim peneliti
yang beranggotakan Japanton Sitohang koordinator Syam dasar laut dan tanah di bawah laut seabed and
sumar Dam Awani Irewati Indriana Kartini Rosita Dewi dan subsoil sampai kedalaman 100 fatoms 200
C P F Luhulima

119
meter yang berada di Teluk Meksiko sebagai dalam KHL II yang diadakan di Jenewa tahun
kedaulatan penuh AS sedangkan di permu 1960 Malahan KHL II ini tidak menghasilkan
kaan laut di luar laut teritorialnya kebebasan satu konvensi pun Indonesia sebagai salah satu
masyarakat internasional masih tetap terjamin peserta konverensi tersebut ingin meratifikasi
Ternyata Benua Amerika di sebelah timurnya keempat konvensi dengan persyaratan sesuai
memiliki Landas Kontinen sedangkan di se dengan Konsepsi Negara Kepulauan yang dianut
belah barat tidak terdapat Landas Kontinen itu nya namun persyaratan seperti itu tidak dibenar

karena di sepanjang pantainya langsung curam kan oleh konvensi sehingga hanya Konvensi
ke laut Berdasarkan kondisi geologis itu pula tentang Laut Lepas saja yang dapat diratifikasi
pada tahun 1947 Chili Peru dan Ekuador yang oleh Indonesia
terletak di Amerika Selatan mengumumkan Bagi Indonesia kendala utama perjuangan
diberlakukannya lebar Laut Teritorial sejah 200 Wawasan Nusantara pada fase pertama itu tampak
mil dari pantainya nya banyak dipengaruhi oleh Politik Luar Negeri

Semakin banyaknya negara yang telah mem Bebas Aktif yang dianutnya sejak berakhirnya
peroleh kemerdekaan setelah perang meningkat Pemberontakan PKI pada tahun 1948 dan politik

pula kepentingan berbagai negara terhadap luar negeri Indonesia yang tidak sejalan dengan
wilayah laut di sekitarnya Oleh karena itu PBB politik pembendungan containment policy
menyelenggarakan Konferensi Hukum Laut Amerika Serikat Peluang untuk melanjutkan
KHL I di Jenewa pada tahun 1958 KHL I ini perjuangan wawasan nusantara mulai terbuka

telah berhasil mengeluarkan empat konvensi setelah terjadinya pergantian pemerintahan

yaitu Konvensi tentang Laut Teritorial dan Jalur dari Presiden Sukarno yang sangat anti AS ke
Tambahan sesuai dengan hukum kebiasaan yang Orde Baru di bawah pimpinan Jenderal Suharto
berlaku tanpa menetapkan lebar maksimumnya yang sangat antikomunis Kebijakan Suharto
Konvensi tentang Landas Kontinen dengan itu terlihat dengan dihentikannya Konfrontasi
menerima usul AS sesuai dengan Proklamasi Malaysia aktifnya Indonesia kembali di PBB

Truman 1945 Konvensi tentang Konservasi serta dibentuknya ASEAN pada tahun 1967

Perikanan sejauh 200 mil dari pantai yang me sehingga hubungan Indonesia dengan negara

nampung kepentingan negara negara yang tidak negara tetangganya semakin membaik Hubung
memiliki Landas Kontinen dan Konvensi ten an baik itu pulalah yang telah dimanfaatkan untuk
tang Laut Lepas sebagaimana yang berlaku dalam merundingkan wilayah perbatasan maritim RI
hukum kebiasaan selama ini berdasarkan wawasan nusantara dengan semua

Sebelum berlangsungnya KHL I tersebut negara tetangganya Setelah melalui perundingan

Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957 se maka penandatanganan perjanjian garis batas
maritim secara bilateral maupun trilateral di
bagai negara yang terdiri dari kepulauan outly
lakukan Semua perjajian tersebut dimaksudkan
ing archipelagos states sudah mengeluarkan
pernyataan sepihak tentang diberlakukannya untuk membentuk hukum kebiasaan yang pada
Negara Kepulauan Laut Teritorial selebar 12 mil gilirannya dapat mendukung perjuangan RI
dalam berbagai forum multilateral Perjuangan
ditetapkan sejajar dengan garis dasar lurus yang
menghubungkan titik titik terluar dari pulau pu wawasan nusantara ini ternyata baru berhasil

lau terluar milik Indonesia Cara penetapan garis diperjuangkan melalui KHL III 1974 1982

dasar lurus seperti ini pertama kali dilakukan oleh dengan disepakatinya Konvensi Hukum Laut

Norwegia sebagai negara yang memiliki kepulau 1982 sebagai law making treaties yang lebih
mengikat
an di sepanjang pantainya coastal archipelagos
state pada tahun 1935 Mahkamah Internasional
pada tahun 1951 dalam Anglo Norwegian Fishe Makna Strategis Laut
ries Case cara yang ditempuh oleh Norwegia itu Arafura dan Laut Timor
tidak bertentangan dengan hukum internasional
Indonesia adalah negara kepulauan yang paling
Meskipun demikian masalah negara kepulauan
luas di dunia Dari sebanyak 17 508 pulau ber
tidak berhasil dibahas baik dalam KHL I maupun dasarkan perhitungan Jawatan Hidro Oceano

120
grafi TNI AL pulau pulau tersebut sudah ber jenis ikan dan dalam jumlah yang sangat besar
nama dan terdaftar di PBB Akan tetapi dari Kekayaan yang ada ini lebih banyak dinikmati
sebanyak itu tidak semua pulau tersebut dihuni oleh para illegalfishing
penduduk hanya sekitar 6 000 pulau yang dihuni Ada empat hal penting yang menjadikan
penduduk Luas wilayah Indonesia kurang lebih Laut Arafura diperebutkan sepanjang masa yaitu
9 juta km terbagi atas 3 juta km2 daratan pu
lokasinya fungsinya kekayaan alam yang dikan
lau pulau 3 juta km perairan laut kedaulatan dungnya sosial budaya kehidupan masyarakat
sovereignty di antara dan di sekeliling pulau pu bahari dan ditambah alur laut kepulauan seba
lau itu serta 3 juta km2 perairan laut yaitu Zona gai lalu lintas pelayaran internasional ALKI
Ekonomi Eksklusif ZEE yang mengelilingi laut Berkaitan dengan lokasinya laut sangat menen
kedaulatan itu sebagai sabuk selebar 200 mil laut tukan dalam pencapaian kepentingan nasional
dengan hak berdaulat sovereign rights atas sum dalam memenangkan peperangan atau dalam
her daya alamnya di atas dan di bawah permukaan mempertahankan diri dari serangan musuh Se
dan di lapisan bawah dasar lautnya 214 Garis pan
lat Malaka misalnya yang menghubungkan dua
tai terpanjang di dunia adalah Kanada dan kedua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Indonesia yang mencapai 95 161 km Pasifik merupakan chockingpoints bagi kapal
Indonesia sebagai negara kepulauan secara kapal yang merapat sehingga sangat strategis
geografis berbatasan dengan delapan negara mari dari sudut ekonomi dan militer Selat selat di
tim yaitu dengan negara Malaysia Singapura Indonesia yang merupakan alur alur laut yang
Filipina Timor Leste Papua Nugini Palau India menghubungkan kedua samudra dan kedua
Thailand Vietnam dan Australia Sementara benua jumlahnya tidak kurang dari sembilan jalur
perbatasan wilayah Indonesia dengan Filipina dan semuanya menjadi bagian dari Sea Line of
Palau India Thailand hanya menyangkut ZEE Communication SLOC pelayaran internasiozial
saja tetapi dengan Vietnam Malaysia dan Aus yang sangat strategis 216 Wilayah Indonesia ter
tralia di samping berbatasan dengan ZEE juga letak pada posisi silang antara Benua Asia dan
menyangkut landas kontinen Benua Australia dan antara Samudra Pasifik dan

Setiap pulau pada hakikatnya merupakan Samudra Hindia sehingga dengan posisinya yang
strategis itu menjadikan wilayah laut Indonesia
sebuah tonggak yang menyambungkan tonggak
sebagai lintasan perdagangan dunia
tonggak lainnya menjadi pagar keliling rumah
kita Pulau pulau ini adalah pagar terdepan Berkaitan dengan fungsinya seperti halnya
sekaligus beranda depan wilayah kehidupan juga laut lainnya Laut Arafura dan Laut Timor
bangsa dan negara Indonesia zls Dengan her sangat menentukan kepentingan Indonesia Laut
pindahnya Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi tersebut menjadi penghubung antarpulau atau
wilayah Malaysia maka Pemerintah Indonesia sebagai media pemersatu antarpulau bagi Indo
mulai memperhatikan keberadaan pulau pulau nesia dan bahkan sebagai penghubung dengan
terdepan tersebut negara negara di bagian selatan Indonesia Laut

Laut Arafura atau Laut Timor adalah Arafura dan Laut Timor di samping berfungsi
wilayah perairan yang dikelilingi oleh Pulau sebagai SLOC yang bersifat internasional juga
Papua di sebelah timurnya Australia sebelah berperan penting sebagai pengaman atau safety
selatannya Australia dan Laut Timor sebelah belt atau safety cordon terhadap serangan musuh
baratnya Luas Laut Arafura adalah 650 000 dari luar 217

km2 dan kedalaman maksimalnya adalah 3 68 Dengan kekayaan clam Laut Timor yang
km Laut Arafura sangat kaya akan berbagai merupakan beranda Samudra Hindia terletak
antara Pulau Timor dan Australia Bagian Utara
211 Wahyono S K Indonesia Negara Maritim Jakarta Teraju
2009 hlm 1 Northern Territory dan di sisi timurnya di
himpit oleh Laut Arafura yang menjadi beranda
215 H Susilo Bambang Yudhoyono Sambutan Presiden Re
publik Indonesia dalam Arif Djohan Pahlawan dan Irwanto
Iskandar eds Tepian Tanah Air 92 Pulau Terluar Indone
216Wahyono S K Op Cit hlm 22
sia Indonesia Bagian Barat Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2009 217Ibid hlm 23

121
Samudra Pasifik Luas Laut Timor sekitar 3 000 Begitu mudah bangsa luar mencuri kekayaan
mil Laut yang terdalam adalah Palung Timor ikan kita dan tidak bisa diawasi secara rutin
yang terletak di bagian utara yang mencapai karena biayanya terlalu mahal Penangkapan ikan
3 3 km Bagian lainnya agak dangkal rata rata yang dilakukan oleh kapal kapal asing yang
kedalamannya kurang dari 200 meter Laut ini memasuki Perairan Indonesia secara ilegal il
merupakan tempat utama munculnya badai tropis legal fishing selama periode 2002 2007 terus
clan topan Meskipun demikian taut ini merupa meningkat secara tajam Setiap tahun kapal yang
kan surga bagi ikan ikan di mana sej ak dulu kala diduga mencuri ikan di Perairan Indonesia di
para nelayan dari Pulau Rote Flores Alor Buton perkirakan mencapai 1000 kapal Berdasarkan
Sabu Madura Timor dan Maluku telah melaut data dari Departemen Kelautan clan Perikanan
ke perairan ini 218 Dari hasil hasil taut yang telah RI bahwa kapal asing yang dapat ditangkap
dimanfaatkan ini menandakan Laut Timor sangat baru sebanyak 12 buah tahun 2002 berikutnya
kaya akan ikan seperti pelangis besar ikan tuna 40 buah tahun 2003 85 buah tahun 2004 112
cakalang tongkol tenggiri ikan demersal kerapu buah tahun 2005 132 buah tahun 2006 dan 184
kakap ekor kuning napoleon wrasse nonikan buah tahun 2007 Sementara itu jumlah kapal
lobster udang putih clan cumi cumi pengawas yang dimiliki oleh departemen tersebut
pada tahun 2007 baru sebanyak 20 buah Laut
Mengingat wilayah taut Indonesia yang cu
Arafura Perairan Natuna dan Perairan Sulawesi
kup luas tersebut maka kekayaan alam taut tidak
hanya berupa kekayaan hayati dan nabati yang Utara merupakan kawasan yang paling rawan
ada dalam massa air taut seperti ikan dan tum terhadap illegal fishing yang sebagian besar
pelakunya berasal dari China Thailand Vietnam
buh tumbuhan taut tetapi juga bahan tambang
mineral yang dikandung air taut lapisan dasar dan Filipina Banyak kapal ikan asing ilegal yang
taut lepas pantai clan taut dalam Termasuk dalam ikut memanfaatkan subsidi bahan bakar minyak
clan membayar pungutan perikanan dengan tarif
kekayaan alam taut adalah energi listrik yang
kapal Indonesia 22 Kemudian tindakan Operasi
dapat ditimbulkan oleh tenaga gelombang air taut
clan embusan angin di atas taut 211 Laut Timor Gurita empat di Laut Arafuru pada tanggal 25

kaya akan bahan tambang Pulau Melville yang Maret 2008 telah menangkap tujuh kapal asing
berada di Laut Timor memiliki unsur bebatuan yaitu dari Cina yang berisi 250 ton gurita dan
diperkirakan seharga 4 5 miliar rupiah Kemu
yang mengandung berlian Akan tetapi sumber
kekayaan yang lebih besar lagi yaitu cadangan dian sebanyak 24 kapal ditangkap di perairan
Kabupaten Merauke dengan total ikan sebanyak
minyak clan gas bumi yang cukup besar jumlah
472 ton dengan harga 8 5 miliar rupiah Kapal
nya yang terdapat di dasar Laut Timor
Berkaitan dengan sosial budaya kehidupan Cina yang ditangkap itu sudah beroperasi selama
empat bulan di Laut Arafura Mereka menebar
sosial budaya masyarakat bahari ciri utamanya

adalah berdagang lewat taut Bangsa kita sudah


kan pukat yang panjangnya beberapa kilometer
Banyak anak buah kapal bekerja di perusahaan
dikenal sebagai bangsa pelaut yaitu bangsa yang
penuh keberanian dan keteguhan hati yang su illegal fishing itu yang mana kapalnya tetap
menggunakan bendera Indonesia Walaupun
dah terlatih dalam mengarungi badai yang besar
karena mereka menggantungkan hidupnya di taut undang udang tentang pencegahan pencurian
ikan ini sudah ada yaitu UU No 31 Tatum 2004
Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia
dalam sejarahnya telah menjadi landasan bagi aktivitas illegalfishing masih tetap terjadi
berkembangnya peri kehidupan penduduk pulau Laut Arafura dan Laut Timor menj adi pintu
pulaunya budayanya tradisi dan motivasi peng masuk bagi kapal kapal asing yang berasal dari
gerak pembangunan kekuatan clan kemampuan Timur Tengah lewat Samudra Hindia dan yang
berasal dari wilayah Pasifik Barat Daya untuk
maritim yang didukung oleh lembaga lembaga
menuju negara negara sekitar Laut Cina Selatan
kemasyarakatan yang memajukan kehidupan
masyarakat maritim dan Pasifik harus melewati ALKI III ALKI

220 Lihat artikel Lukita Grahadyarini Ruwetnya Menangani


218 Kupang Antara News 30 September 2009
Penangkapan Ikan Ilegal dalam Harian Kompas tanggal 5
219 Wahyono S K Op Cit hlm 23 Maret 2008

122
III ini menghubungkan Laut Arafuru dan Laut perairan pedalaman perairan kepulauan dan
Timor yang harus melalui banyak selat Oleh laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di
karena itu untuk memudahkan pengaturannya bawahnya serta ruang udara di atasnya terma
maka jalur laut ini dikelompokkan ke dalam tiga suk seluruh sumber kekayaan yang terkandung
bagian yaitu pertama ALKI III A melalui Laut di dalamnya2 2merupakan satu kesatuan wilayah
Sawu Ombai Laut Banda bagian barat Pulau negara Republik Indonesia
Buru Laut Seram Laut Maluku dan Samudra Sebelum lahirnya Konvensi Jenewa 1982
Pasifik kedua ALKI III B melalui Laut Timor
tentang hukum laut Deklarasi Djuanda tanggal 13
Selat Leti Laut Banda bagian barat Pulau Buru Desember 1957 secara unilateral telah diumum
Laut Seram Laut Maluku Samudra Pasifik dan
kan Pemerintah Indonesia yang menegaskan
ketiga ALKI III C yaitu yang melalui Laut Ara tentang penyatuan wilayah Indonesia itu Ke
furu Laut Banda bagian barat Pulau Buru Laut
mudian Undang Undang No 4 Prp Tahun 1960
Seram Laut Maluku dan Samudra Pasifik
menentukan secara juridis tentang laut wilayah
Keberadaan ALKI III sangat berdampak Indonesia selebar 12 mil laut dari garis pangkal
positif bagi Indonesia karena di lintasan alur lurus Dengan demikian maka perairan Kepu
laut tersebut dapat dibangun fasilitas pelabuhan lauan Indonesia adalah yang dikelilingi oleh garis
untuk melayani kebutuhan kapal kapal asing dan pangkal lurus yang menghubungkan titik titik
perbaikan kapal Akan tetapi sebaliknya keterba terluar dari pulau terluar Indonesia

tasan kemampuan aparat keamanan untuk meng Deklarasi Djuanda bisa dikatakan sebagai
awasi sepanj ang alur laut tersebut masih dihadapi pilar kebangsaan yang ketiga dalam sejarah Indo
Indonesia Ini terkait dengan pembuangan limbah
nesia yang menegakkan batas hukum wilayah
kapal secara sembarangan yang dapat merusak negara Indonesia Tonggak pertama diikrarkan
lingkungan laut adanya kegiatan illegalfishing nya Sumpah Pemuda yang menyatakan kesepaka
dan kejahatan seperti penyelundupan senjata atau
tan pada keindonesiaan Kemudian tonggak yang
barang barang lainnya kedua adalah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agus
Laut Arafura dan Laut Timor sangat pen tus 1945 menandai berdirinya negara kebangsaan

ting bagi negara negara Pasifik Barat Daya Indonesia 221 Mewujudkan Negara Kesatuan
Posisi kedua laut tersebut dari segi waktu dan Republik Indonesia NKRI sebagai satu negara
jarak akan mempersingkat lalu lintas pelayaran kepulauan archipelagic state yang merupakan
negara negara tersebut menuju negara negara saw kesatuan politik satu kesatuan ekonomi
di Asia Tenggara khususnya dan Asia Pasifik satu kesatuan sosial budaya dan satu kesatuan
umumnya Dari segi pertahanan laut Australia pertahanan dan keamanan negara dalam rangka

sangat membutuhkan laut yang dalam dan itu mencapai cita cita perjuangan bangsa Indonesia
berarti membutuhkan wilayah laut Indonesia melalui pembangunan nasional segenap potensi
yang ada di Laut Arafura dan Laut Timor zz darat laut dan angkasa secara terpadu224 seperti

Pertahanan Australia yang tadinya menekankan


pada pertahanan kontinental kemudian menjadi 222 Hadi Setia Tunggal SH Undang Undang Wilayah Negar a
Undang Undang R I No 43 2008 Harvarindo 2009 hlm
pertahanan yang mengutamakan maritim dan hal iii
ini jelas berkaitan dengan laut Indonesia yang ada
223 Jusman Sjafii Djamal Napak Tilas Deklarasi Djuanda
di utara negaranya
Prolog dalam Tepian Tanah Air 92 Pulau Terluar Indonesia
Indonesia Bagian Barat Jakarta PT Kompas Media Nusan
tara 2009
Masalah Perbatasan Wilayah
Laut Indonesia 221 Suryo Sakti Hadiwijoyo op cit hlm 59 Dalam Pasa16 UU
No 43 tahun 2008 menyebutkan
Presiden Republik Indonesia telah mengesah 1 Batas wilayah sebagaimana yang dimaksudkan dalam
pasal 5 itu meliputi a di darat berbatasan dengan wilayah
kan dan memberlakukan Undang Undang No Negara Malaysia Papua Nugini dan Timor Leste b di
43 Tahun 2000 tentang wilayah negara di mana laut berbatasan dengan wilayah Negara Malaysia Papua
beberapa unsur negara yaitu wilayah daratan Nugini Singapura dan Timor Leste tidak termasuk dalam
undang undang ini bahwa wilayah perairan laut Indonesia
221 Dalam Focus Group Discussion FGD yang dilaksanakan yang terpanjang adalah dengan wilayah laut Australia dan
di Jawatan Hidro Oceanografi Oktober 2009 c di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan

123
telah ditetapkan oleh GBHN 1973 1978 Prinsip luas dan batasnya semakin dekat dengan wilayah
geopolitik Indonesia berkaitan dengan pengelo Indonesia226
laan penataan maupun penegasan batas wilayah Dalam rangka memahami persepsi Australia
negara sebagai salah satu bentuk pembangunan maka perlu kiranya menelusuri sejarah perjanjian
nasional dan upaya pencapaian tujuan Negara
batas wilayah laut yang dilakukan Pemerintah
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Australia dengan Indonesia sejak awal 1970 an
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 didu hingga lepasnya Timor Timur serta Australia
kung oleh UNCLOS 1982 Namun perbatasan dengan Timor Timur di mana hal ini membentuk
wilayah laut Indonesia masih harus diselesaikan persepsi Australia Persepsi Pemerintah Australia
dengan negara tetangga salah satunya dibangun dari keyakinan bahwa
wilayah laut di Laut Arafura dan Laut Timor
Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia memiliki makna strategis bagi kepentingan nasi
dan Persepsi Australia onal Australia Di Laut Timor khususnya mereka
Berkaitan dengan batas kawasan laut Indone meyakini di wilayah tersebut Celah Timor

sia dan Australia sudah melakukan perjanjian mengandung kekayaan alam berupa minyak dan
empat ka1i225 Berkaitan dengan butir ke 4 nya gas alam yang besar sehingga Australia memiliki
Persetujuan garis batas dan Dasar Laut Tertentu political will yang kuat untuk menyelesaikan
antara Pemerintah Indonesia dan Australia di perjanjian Batas wilayah laut di Laut Timor
dengan Indonesia dan Timor Leste termasuk
Canberra tanggal 16 Maret 1997 yang belum di
upaya penguasaan kekayaan alam di Celah Timor
ratifikasi yaitu daerah yang batasnya terletak di
Kawasan Samudra Hindia sebelah selatan Pulau tersebut Namun persepsi pemerintah Australia

Roti dan kawasan timur antara Pulau Jawa dan berseberangan dengan persepsi NGO di Australia

Pulau Christmas Menyangkut persetujuan per yang memandang bahwa penguasaan kekayaan
alam di Celah Timor oleh pemerintah Australia
janjian tentang Batas Batas Dasar Laut tertentu
antara Australia dan ternyata akibatnya tidak adil justru merupakan sebuah pengkhianatan terhadap
rakyat Timor Leste
karena yang diuntungkan adalah pihak Pemerin
tah Australia di mana wilayah lautnya semakin Interpretasi pertama bagi Australia adalah
wilayah Laut Arafura di sebelah timur garis
longitudinal Timur 133 14 di mana eksplorasi
minyak dibolehkan terletak di sebelah timur garis
di laut dan batasnya dengan angkasa luar ditetapkan ber equidistance antara Australia dan Provinsi Papua
dasarkan perkembangan hukum internasional
dan Pulau Aru Menurut interpretasi Australia
2 Batas wilayah negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1
termasuk titik titik koordinatnya ditetapkan berdasarkan the shelf batas di wilayah ini dianggap sama
perjanjian bilateral dan atau trilateral Dalam hal wilayah bagi Australia dan Indonesia Interpretasi kedua
negara tidak berbatasan dengan negara lain Indonesia me
netapkan batas wilayah negara secara unilateral berdasarkan
berkaitan dengan wilayah di sebelah barat garis
peraturan perundang undangan dan hukum internasional longitudinal di mana eksplorasi yang diizinkan
12s Lihat Willem Wetan Songa mengatakan terletak di sebelah timur Palung Timor Signifi
a Pada tahun 1971 Indonesia dan Australia telah membuat
kansi Palung Timor berdasarkan interpretasi
kesepakatan tentang Batas batas Dasar Laut Tertentu kedua ini diungkapkan oleh Menlu Australia
antara kedua negara yang kemudian dilanjutkan lagi pada
tahun 1972 William McMahon kala itu sebagai dasar morfol
c Pada tahun 1974 Indonesia dan Australia membuat per
ogis yang tepat bagi klaim Australia atas wilayah
janjian tentang Hak Perikanan Tradisional Traditional
tersebut McMahon menyatakan bahwa
Fishing Right di kawasan Pulau Pasir Ashmore Reef
d Tabun 1989 Indonesia dan Australia membuat suatu per The Timor Trough thus breaks the continental
janjian tentang zona kerjasama antara kedua negara yang
dikenal dengan nama Perjanjian Celah Timor Timor
shelfbetween Australia and Timor so that there
Gap Treaty
are two distinct shelves separating the two op
e Pada tahun 1997 kembali Indonesia dan Australia me posite coasts 227
nyepakati batas wilayah negara antara kedua negara di

kawasan Laut Timor melalui suatu perjanjian yang dikenal


dengan nama Perjanjian tentang Batas Zona Ekonomi
zz6 Wawancara Lapangan di Kupang Mei 2009
Eksklusif dan Batas batas Dasar Laut Tertentu Perjanjian
mana hingga saat ini belum diratifikasi oleh kedua negara 7 Loc Cit Robert J King hlm 4

124
Bagi Australia Palung Timor memisahkan yang dilakukan Timor Leste atas wilayah Indo
dua landas kontinen yakni batasan sempit yang nesia seluas 50 mil laut di bagian selatan Kabu

memanjang dari Timor dan batasan besar yang paten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur

memanjang dari garis pantai Australia hingga Penyerobotan wilayah laut Indonesia menjadi

dasar Palung Timor Mengingat Konvensi Jenewa Zona Ekonomi Eksklusif ZEE Timor Leste itu
1958 tidak secara eksplisit menjelaskan situasi di sudah berlangsung sejak tahun 2002 Parlemen
mana terdapat dua batas landas kontinen Pemerin Timor Leste pada tahun 2002 telah mengesahkan
tah Australia menginginkan kondisi spesial Undang Undang tentang Batas Wilayah Timor
dari Artike16 1 Konvensi Jenewa Sementara itu Leste sekaligus menetapkan perluasan wilayah

seperti yang dijelaskan oleh McMahon bahwa maritim Republik Timor Leste setengah pulau

garis tengah antara dua pantai yang ditentukan Timor itu secara sepihak 28
pada saat ketiadaan perjanjian tidak berlaku Penentuan wilayah perbatasan laut Indonesia
apabila tidak terdapat wilayah bersama untuk dengan Timor Leste dibutuhkan terlebih dahulu
delimitasi penentuan titik titik dasar garis garis pangkal ke
Persepsi Australia mengenai perbatasan pulauan di Pulau Pulau seperti Batek Pantar Alor
wilayah laut di Laut Arafura dan Laut Timor me Liran Wetar Kisar Leti dan titik dasar sekutu di
miliki makna strategis bagi kepentingan nasional Pulau Timor Penentuan batas laut antara kedua
Australia Bagi Australia perbatasan wilayah negara bisa ditentukan melalui dua mekanisme
laut di Laut Arafura lebih mudah dinegosiasikan yaitu di Laut Timor ditentukan dengan prinsip
dengan Indonesia dan Papua Nugini ketimbang sama jarak equidistance sedangkan di Laut
di Laut Timor antara Australia dengan Indonesia Sawu Selat Ombai Selat Wetar sampai Selat Led
dan Timor Leste Masalah perbatasan wilayah penentuan batas batas lautnya berdasarkan garis
laut di Laut Arafura telah diselesaikan melalui tengah median line yang biasanya digunakan
perjanjian antara Australia dengan Indonesia dan pada dua negara yang berhadapan
Papua Nugini pada tahun 1971 Sementara itu per Mengenai pembahasan perbatasan laut an
batasan wilayah laut di Laut Timor merupakan
tara Indonesia dan Timor Leste mencakup dua
satu satunya area yang masih menjadi kendala wilayah yang berbeda yaitu wilayah perbatasan
bagi Australia dalam penentuan batas landas laut di sebelah Utara Pulau Timor Selat Ombai
kontinen dan Selat Wetar dan wilayah perbatasan di sebe
lah Selatan Pulau Timor Laut Timor Penentuan
Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia batas laut di kedua wilayah tersebut tampaknya
dan Persepsi Timor Leste kurang lebih memiliki tingkat kompleksitas yang
Dalam masa lebih dari 20 tahun perjalanan inte sama Dengan kata lain perundingan pengukuran

grasi Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan batas batas maritim di sebelah Utara Pulau Timor

Republik Indonesia tidak mulus meskipun telah di mana batas kedua negara ini dipisahkan oleh

banyak pengorbanan untuk mempertahankannya Selat Ombai dan Selat Wetar akan menghadapi
Akhirnya Timor Timur dapat melepaskan diri tingkat kedetailan yang tinggi karena wilayah
dari NKRI melalui jajak pendapat yang didasar darat Oekussi milik Timor Leste yang bersifat
kan pada New York Agreement 1999 enclave berada di dalam wilayah NTT NKRI
Perlu ditentukan penetapan titik titik dasar di pu
Beberapa tahun setelah berpisah dari Indo
lau pulau sebelah Utara Timor Leste yaitu Pulau
nesia Timor Leste menghadapi permasalahan
Alor Pulau Wetar Pulau Kisat Pulau Serwatu
salah satunya niat pemerintahnya untuk mem
Sementara itu perundingan pengukuran batas
perluas wilayah maritim Timor Leste Hal ini
batas maritim di sebelah selatan Pulau Timor
menjadi hambatan penyelesaian perbatasan
tidak hanya melibatkan kepentingan maritim
kedua negara Batas wilayah laut dengan Timor
antara Indonesia dan Timor Leste saja tetapi juga
Leste belum dilakukan karena masih terganjal

oleh penyelesaian batas darat yang belum tuntas


tinggal 4 228 Salim Said dkk Ed Konflik antara Indonesia vs Timor
Konflik yang bisa mengganggu
hubungan kedua negara adalah klaim sepihak Leste dan Ancaman terhadap Keutuhan NKRI Nasion Vol
2 No 2 Desember 2008 hlm 25

125
harus mempertimbangkan persentuhan dengan Laut Teritorial RI Papua Nugini di Laut Ara

kepentingan Australia Di samping perbatasan fura dan Samudra Pasifik baru ditandatangani
darat 4 belum terselesaikan pekerjaan rumah melalui perjanjian bilateral di Jakarta pada tang
lain bagi Indonesia dan Timor Leste adalah di gal 21 Februari 1973 di mana Papua Nugini
wilayah laut yaitu lima titik batas antara Indo diwakili oleh Australia yang barn memperoleh
nesia dan Timor Leste juga belum terselesaikan kemerdekaan pada tahun 1975 Perjanjian Garis
yakni Imbate Sumkaen Haumeniana Nilulat Batas Laut Teritorial bilateral di Laut Arafura

dan Tubana yang di dalamnya termasuk Naktuka ini telah menghubungkan titik yang berada di
yang berbatasan dengan Oecusse dan Kabupaten perbatasan darat Titik B 3 dengan Titik B 2
Timor Tengah Utara Masalah penentuan batas dan Titik B 1 20 444 mil yang berada di laut
wilayah laut itu masih belum dirundingkan kemudian dihubungkan dengan Tititk A 1 yang
hingga kini Namun survei maupun studi lapang sudah ditetapkan dalam Perjanjian Garis Batas
an atas pengukuran untuk perbatasan laut sudah Dasar Laut RI Australia 1972 di atas Dalam per
mulai dilakukan oleh kedua belah pihak 229 janjian ini juga sudah ditetapkan Garis Batas Laut

Berdasarkan persepsi Timor Leste negara ini Teritorial kedua negara di Samudra Pasifik yang
tampaknya akan mengambil sikap hati hati sehu dimulai dari Titik C 1 yang berada di garis perba
bungan dengan pentingnya dukungan moral dari tasan darat ke arah utara sampai ke Titik C 5 yang
Indonesia dalam menghadapi masalah Timor panjangnya 27 1 mil Dengan demikian panjang
garis batas Landas Kontinen dan Laut Teritorial
Gap di Laut Timor dengan Australia230 Persepsi
maupun kepentingan Timor Leste dari kaca RI dengan ketiga negara tetangga itu yang dimu
lai di Laut Arafura sebelah timur di perbatasan
mata pemerintah terhadap perbatasan maritim
di wilayah utara ini berbatasan dengan Selat RI Papua Nugini sampai ke Laut Timor di sebe

Ombai dan Selat Wetar dan pulau pulau kecil lah Barat yang berada di sebelah selatan Pulau
milik Indonesia akan senantiasa dijaga dengan Rote adalah sepanjang 1 145 8 mil
mengutamakan kepentingan masyarakatnya yang Setelah perjanjian garis batas dasar laut
secara tradisional memiliki ikatan kuat dengan antara RI Australia pemegang mandat PNG
masyarakat Indonesia disepakati pada tahun 1971 maka dilanjutkan lagi
dengan mengadakan perjanjian pada tanggal 12
Negara Timor Leste yang begitu kecil dikeli
Februari 1973231 Kemudian setelah PNG merdeka
lingi oleh wilayah laut Indonesia Posisi Negara
Timor Leste agak terjepit oleh wilayah Indonesia pada tahun 1975 kedua negara menyempurnakan

yang cukup luas Walaupun Timor Leste memi perjanjian 1973 itu melalui suatu perjanjian yang
liki sebagian dari Laut Timor tetapi kemudian ditandatangani pada tanggal 13 Desember 1980

wilayah lautnya dibatasi wilayah laut Timor Isi pokok kedua perjanjian itu adalah penentuan

Indonesia Timor Leste juga membutuhkan garis batas wilayah laut kedua negara di Laut

transportasi laut lewat wilayah laut Indonesia Arafura dengan menyambung Titik A 1 Indo
untuk mengangkut kepentingannya baik impor nesia Australia sampai ke titik B 1 1973 yang
maupun ekspor
dilanjutkan tahun 1980 oleh Indonesia Papua
Nugini dengan menetapkan Titik B2 dan Titik

Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia


B3 yang terletak di titik perbatasan darat kedua
negara Selain itu kedua perjanjian itu juga su
dan Persepsi Papua Nugini
dah menetapkan garis batas wilayah laut kedua
Perbatasan Wilayah Darat antara RI Papua Nu
negara di Samudra Pasifik sebelah utara kedua
gini sudah ditetapkan oleh Belanda dan Inggris
negara Dalam perjanjian tahun 1973 ditetapkan
sebagai pemilik koloni kedua wilayah itu pada
Titik C1 di batas darat dan Titik C2 di sebelah
tanggal 19 Mei 1895 Sementara itu garis batas
utara yang kemudian tahun 1980 dilanjutkan
menjadi Titik C3 C4 sampai ke Titik C5 yang
229 Tim Bakosurtanal Survey Batas RI Timor Leste berada pada garis batas ZEE 200 mil
Kupang TVone diunduhdarihttp www borderstu
211 Perjanjian Antara Indonesia Dan Australia Mengenai Garis
dies info p 788 garis Batas Tertentu Antara Indonesia Dan Papua New Guinea
211 Wawancara Lapangan di Kupang Mei 2009 ditandatangani di Jakarta tanggal 12 Februari 1973

126
Persepsi PNG mengenai masalah perbatasan Sebelum perjanjian ini Timor Leste me
wilayah lautnya hanya berkaitan dengan Laut mang menghendaki penyelesaian batas maritim
Arafura saja Dengan memperhatikan perjanjian secara permanen di Laut Timor dengan pene

perjanjian perbatasan laut yang dilakukan antara kanan pada penentuan garis median di antara
Pemerintah PNG dengan pemerintah Indonesia Timor Leste dan Australia Apabila Australia
kemudian akan dilihat permasalahan permasalah setuju dengan tuntutan Timor Leste itu maka
an yang timbul sebagai dampak dari kelemahan sebagian besar dari ladang ladang minyak dan
perjanjian yang telah disetujui Beranjak dari gas bumi yang berada di wilayah JPDA itu jatuh
permasalahan yang timbul ini kemudian akan ke dalam wilayah kedaulatan Timor Leste Akan
dilihat bagaimana reaksi pemerintahan PNG tetapi Australia hanya menuntut pembentukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut Tingkat JPDA dengan pembagian eksploitasi minyak dan

responsivitas dari pemerintah PNG terhadap per gas clan pendapatannyayang sama di wilayah
masalahan tersebut akan memperlihatkan level itu JPDA mencakup wilayah yang sama seperti
prioritas dalam penanganan masalah perbatasan Wilayah A yang dibentuk antara Australia
yang secara tidak langsung akan memperlihatkan dan Indonesia di tahun 1989 sebagai Timor Gap
persepsi pemerintahan PNG terhadap permasalah Treaty Perusahaan perusahaan minyak Australia
an perbatasan terutama perbatasan lautnya di dan internasional dituduh menekan Timor Leste
Laut Arafura Perhatian Pemerintah PNG terha untuk menerima suatu formula pembagian hasil

dap perbatasan wilayah lautnya di Laut Arafura minyak tetapi menunda penyelesaian masalah

kurang menonjol dibandingkan dengan perhatian perbatasan maritim ini dengan Australia

terhadap perbatasan daratnya Pemerintah lebih Traktat ini menempatkan Timor Leste di tem
mengutamakan perbatasan daratnya karena per
pat Indonesia dalam Traktat Timor Gap 1989 itu
batasan tersebut menjadi tempat penyeberangan kecuali bahwa rasio pembagian revenue dalam
penduduk dari Indonesia dan juga menjadi tem
JPDA itu yang dikenal sebagai Zone ofCoopera
pat perdagangan obat obat terlarang Meskipun tion di dalam traktat 1989 itu diubah menjadi
demikian kelemahan pengawasan di laut dapat 90 10 untuk Timor Leste Traktat 2002 mengatur
menjadi jalur penyeberangan dari Indonesia atau unitization masa depan dalam memberlakukan
yang berasal dari negara lain untuk memasuki suatu daerah minyak atau gas yang mengangkang
wilayah Australia salah satu atau berbagai batas sebagai suatu

unit lapangan gas Greater Sunrise yang hanya


Hubungan Kerja Sama Antarnegara di Laut 20 persen terletak di JPDA sedangkan sisanya
Arafura dan Laut Timor dianggap berada di wilayah Australia Di mata
Timor Leste pembagian ini dapat dipersengketa
Kerja Sama Australia Timor Leste
kan karena is tidak mengakui garis perbatasan
Pada 2002 Australia dan Timor Leste menanda
yang ditarik antara Australia dan Indonesia yang
tangani Traktat Laut Timor Timor Sea Treaty menempatkan sebagian besar Greater Sunrise itu
tentang pembangunan Joint Petroleum Develop dalam teritorium Australia 233
ment Area JPDA di Laut Timor di antara dua
Pada 20 Februari 2007 parlemen Timor
negara itu Walaupun traktat An dianggap sebagai
Leste setuju untuk meratifikasi perjanjian dengan
suatu tanda kemajuan yang signifikan banyak
kalangan menganggap bahwa pembangunan Australia tentang pengelolaan sumber daya
minyak dan gas di lapangan Greater Sunrise di
zona kerja sama itu belum menyelesaikan per
Laut Timor Pemerintah Austfalia dan Timor
batasan maritim di antara kedua negara itu yang
merugikan Timor Leste z32 Walaupun negosiasi Leste saling bertukar nota kesepahaman secara
formal di Dili pada 23 Februari 2007 yang
tentang kepemilikan minyak dan gas bunii di da
sar laut Laut Timor antara kedua negara sudah memberlakukan kedua traktat yang memberikan
dilakukan tetapi penyelesaian perbatasan belum
diselesaikan
233 Sunrise International Unitization Agreement

232I Made Andi Arsana Timor Leste Must Settle Maritime http www absoluteastronomy com topics Sunt i ve
Boundary The Jakarta Post 23 Mei 2007 International Unitization Agreement

127
kerangka hukum dan fiskal untuk pengembangan Khususnya sejak tahun 1950 an Australia
ladang gas Greater Sunrise dan Troubadour melakukan perluasan wilayah lautnya yang men
Kedua nota An mencakup Sunrise Interna capai puncaknya dalam pembentukan Australian
tional Unitization Agreement Sunrise IUA dan Fishing Zone AFZ seluas 200 mil laut nautical
Treaty on Certain Maritime Arrangements in the miles yang diakui di bawah UNCLOS 1982
Timor Sea CMATS Persetujuan ini dikenal Klaim ini berangsur angsur melanggar wilayah
sebagai Agreement between the Government of yang merupakan wilayah perikanan tradisional
Australia and the Government ofthe Democratic nelayan nelayan Indonesia dengan akibat bahwa

Republic of Timor Leste Relating to the Unitisa nelayan nelayan itu dianggap melanggar dan
tion of the Sunrise and Troubadour Fields Per dengan demikian merupakan penangkap ikan
janjian itu menganggap 20 1 persen dari sumber ilegal di wilayah itu
daya Greater Sunrise terletak di dalam JPDA Pemerintah Australia mengambil tindakan
dan menyumbang 20 1 persen produksinya ke untuk mengakui suatu bentuk hak penangkapan
JPDA dan 79 9 persen Dengan Timor Leste ikan di wilayah itu dan mengatur akses berkelan
mendapatkan 90 persen dari penghasilan JPDA
jutan bagi penangkap ikan Indonesia di perairan
secara efektif negara itu hanya akan menerima
itu Da1am suatu Memorandum ofUnderstanding
18 1 persen dari pendapatan lapangan itu Setelah
yang ditandatangani dengan Indonesia pada 1974
adanya tekanan yang kuat rasio pembagian ini Pemerintah Australia membolehkan penangkap
diubah bagi Australia dan Timor Leste Keduanya
ikan tradisional Indonesia ini untuk menangkap
mendapat hasil yang sama dari pendapatan up ikan di suatu wilayah yang mencakup sejumlah
stream dari lapangan itu dengan penandatangan
karang reefs dan pulau di daerah barat Laut
Treaty on Certain Maritime Arrangements in Timor yang terletak di bagian luar AFZ Sesuai
the Timor Sea CMATS di tahun 2006 Karena dengan notulen pertemuan bilateral antara Indo
itu persetujuan ini dibaca bersamaan dengan nesia dan Australia pada 1989 akses ke daerah
CMATS dan Traktat Laut Timor Perjanjian ini ini terbatas pada
mulai berlaku pada 23 Februari 2007
Indonesian traditionalfishermen using tradi
tional methods and traditional vessels consistent
Kerja Sama IndonesiaAustralia
Pemberlakuan batas maritim antara Indonesia with the tradition over decades of time which
dan Australia menciptakan suatu situasi konflik
does not includefishing methods or vessels utili
sing motors or engines
antara kelompok nelayan Indonesia yang me
masuki wilayah penangkapan ikan tradisional Sebagai bagian dari negosiasi tentang deli
yang kini merupakan wilayah teritorial Australia neasi batas batas landas kontinen Indonesia dan
dengan Pemerintah Australia Konflik ini terlihat Australia maka ditandatanganilah suatu MoU
dari berbagai kapal penangkap ikan Indonesia yang mengakui hak hak nelayan tradisional
yang ditangkap karena memasuki wilayah pe Indonesia di perairan bersama di sebelah utara
rairan Australia Selama kurang lebih tiga abad Australia Akses ini diperoleh sebagai pengakuan

Nelayan nelayan Indonesia baik yang berasal dari sejarah yang panjang nelayan Indonesia di
dari penduduk Sulawesi Selatan maupun Nusa perairan Australia MoU ini memberikan Austra
Tenggara Timur telah melakukan penangkapan lia suatu mekanisme untuk mengelola akses ke
ikan di perairan pantai di pulau pulau di Laut perairan Australia yang memungkinkan nelayan
Timor dan Arafura dekat pantai Australia Utara tradisional Indonesia melanjutkan kebiasaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan nya untuk menangkap teripang trochus tiram
berbagai produk kelautan termasuk teripang abalone dan bunga karang sponges Wilayah
shark fin rumah penyu kerang kerangan dan pemberlakuan MoU ini kemudian dikenal sebagai
sebagainya Beberapa di antaranya dapat dijual MOUBOx z35 Setelah itu ada peningkatan kerja
dengan harga tinggi 131
295 Indonesia dan Australia Tingkatkan Kerja Sama Kelautan
dan Perikanan Departemen Kelantan dan Perikanan Republik
234 Chapter 1 Contested Rights of Access http epress Indonesia No B 33 PDSI HM 310 111 2009 http iwvw dkp
anu edu au apein boats pdf chOl pdf go id Pembahasan selanjutnya mengacu pada dokumen ini

128
sama kedua negara misalnya dalam pengawasan nya Perbatasan dengan Australia tidak ada ma

atas dan penanggulangan illegal fishing di per salah kecuali dalam penentuan Landas Kontinen
batasan ZEE Hal ini disepakati antara kedua setelah merdekanya Timor Leste dan penentuan

negara pada 6th Working Group on Marine and ZEE Dengan PNG tidak terdapat masalah dalam
Fisheries WGIVIAF Indonesia and Australia penentuan batas wilayah laut kedua negara Akan

yang berlangsung pada 19 20 Maret 2009 di tetapi yang menjadi masalah adalah untuk me
Nusa Dua Bali nyepakati perbatasan wilayah maritim antara

Indonesia dan Timor Leste

Kerja Sama Indonesia Timor Leste Di samping keberadaan ALKI III di Laut Ara
Tiga lokasi utama bagi penentuan Batas batas fura dan Laut Timor sebagai lintasan pelayaran

maritim telah diidentifkasi oleh Indonesia dan internasional wilayah laut ini merupakan surga

Timor Leste Lokasi itu adalah di sebelah utara bagi habitat ikan ikan sehingga sej ak dahulu kala
Oecussi Enclave Selat Ombai sebelah utara
para nelayan dari Pulau Rote Pulau Flores Pulau

Pulau Timor Selat Wetar dan sebelah selatan Alor Pulau Buton Pulau Sabu Pulau Madura

Pulau Timor Laut Timor Sebagaimana dikemu Pulau Timor dan Pulau Maluku telah melaut

kakan International Boundary Research Unit untuk menangkap ikan di perairan ini 236 Akan
governments across the world agree that clear tetapi adanya illegal fishing di laut kita sangat
tidak menguntungkan bagi Indonesia
ly defined maritime boundaries are essentialfor
good international relations and effective ocean Persepsi Australia mengenai perbatasan
management wilayah laut di Laut Arafura dan Laut Timor

Tiga pertimbangan harus diperhatikan bagi terbentuk dari keyakinan bahwa kedua wilayah
tersebut memiliki makna strategis bagi kepen
Selat Ombai termasuk Enclave ofOecussi termi
nal Noel Besi dan Noel Meto serta Pulau Batek tingan nasional Australia Dalam perundingari

Oecussi terletak di sebelah barat Pulau Timor batas dasar laut seabed boundary dengan
Indonesia pada tahun 1972 Australia berhasil
kurang lebih 70 km dari Timor Leste Oecussi
memaksakan persepsinya sehingga Indonesia
mencakup suatu wilayah seluas 2 700 km2 de
menerima penentuan batas landas kontinen di
ngan penduduk kurang lebih 58 521 jiwa yaitu
6 3 persen dari jumlah penduduk Timor Leste Laut Timor Dalam perundingan ini Indonesia

Letak Oecussi di Timor Barat kecuali pantai tidak menyadari akan potensi minyak dan gas

sebelah utaranya mempunyai titik Batas darat bumi di wilayah Laut Timor

di Noel Besi di sebelah barat dan Noel Meto di Kendala teknis yang berkaitan dengan ma
sebelah timur Kedua titik ini menjadi titik mula salah identifikasi kondisi perbatasan di lapangan
pembuatan batas laut antara Oecussi dan Timor berdasarkan Konvensi 1904 dan putusan arbitrasi
Barat Indonesia 1914 yang dipakai Timor Leste dan perubahan
topografi karena faktor alam menjadi kendala

Kesimpulan dalam perundingan batas wilayah antara Timor


Leste dan Indonesia Sementara itu kendala non
Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas
teknis biasanya adanya penolakan dari masing
menjadi penghubung penting antara Samudra
masing pihak karena melihat suatu daerah yang
Hindia dan Samudra Pasifik dan juga meng
hubungkan Benua Asia dan Benua Australia
diperebutkan adalah daerah yang sumber daya
alamnya melimpah ekonomi warisan tanah
Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau pulau
leluhur sejarah terkait dengan ritual setempat
itu tidak lagi merupakan sekumpulan pulau tetapi
sosial budaya 237 Sampai kini upaya penyele
lebih tepat apabila disebut a body ofwater dot saian masalah perbatasan itu belum juga men
ted by islands bahkan ada yang menyebutnya
capai hasil Timor Leste agaknya sangat mem
a maritime continent Keadaan negara sebagai
negara kepulauan itu dari saw sisi menempatkan
pertahankan segmen yang masih dalam kondisi
nya menjadi strategis tetapi di sisi lain menyu
litkannya dalam mencapai kesepakatan dalam 236Antara News 30 September 2009

penentuan batas wilayah laut dengan negara lain 237lbid hlm 86 96

129
sengketa seperti Desa Naktuka Kecamatan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste dan

Amfoang Timur Kabupaten Kupang NTT yang Australia dan Timor Leste dan antara Indonesia
diklaim Timor Leste sebagai bagian dari Distrik dan Australia di wilayah ini masih banyak perma
Oecusse 231 Harapan penyelesaian perbatasan salahannya Pada 2002 misalnya Australia dan
Indonesia Timor Leste diserahkan kepada a Timor Leste menandatangani Traktat Laut Timor
Joint Border Committee JBC Republik Indo Timor Sea Treaty tentang pembangunan Joint
nesia Republik Demokratik Timor Leste yang Petroleum Development Area JPDA di Laut
dikoordinasi oleh Departemen Dalam Negeri Timor walaupun traktat kerja sama An belum
b Sub komisi Teknis Border Demarcation menyelesaikan perbatasan maritim di antara ke
and Regulation Republik Indonesia Republik dua negara itu 240 Kemudian negosiasi tentang
Demokratik Timor Leste yang dikoordinasi oleh kepemilikan minyak dan gas bumi di dasar Taut
MABES TNI dan BAKOSURTANAL 231 Laut Timor yang bernilai milyaran dolar sudah
Penentuan perbatasan laut antara PNG dilakukan

dengan Indonesia di Laut Arafura sudah dilak Batas Indonesia Australia merupakan batas
sanakan sejak tahun 1971 dan 1973 yaitu ketika maritim sebelah barat dari perbatasan kedua
PNG masih berada di bawah Australia melalui negara dengan Papua New Guinea di jalur barat
perjanjian dasar laut dan landas kontinen di laut ke Selat Torres melalui Laut Arafura dan Laut
tersebut Perairan Arafura ini merupakan perairan Timor sampai ke Samudra Hindia Batas laut

yang sangat rentan terhadap berbagai ancaman ini dipatahkan oleh Timor Gap di mana laut
seperti tempat gangguan separatis Organisasi teritorial Australia dan Timor Leste bertemu dan
Papua Merdeka OPM tindakan tindakan pe dimana kedua negara mempunyai klaim bersama
nyelundupan penangkapan ikan secara ilegal atas dasar laut seabed Indonesia dan Australia

maupun sebagai jalur migran ilegal yang bertu juga berbatasan di laut di Samudra Hinda di an

juan ke Australia yang telah membentuk persepsi tara pulau Christmas dan pulau Jawa
PNG bahwa perbatasan dengan Indonesia men
Suatu ciri yang menarik dari batas maritim
jadi kurang aman Untuk mengatasi kerawanan di antara kedua negara ini ialah pemisahan kepe
tersebut maka Indonesia Australia dan PNG milikan dasar laut atau lebih tepat landas kon
mengadakan perjanjian mengenai batas batas tinen dan kepemilikan zona ekonomi eksklusif
perairan negara yang dilaksanakan antara 1971 masing masing dengan batasnya sendiri sendiri
hingga 1974 Perjanjian ini kemudian disusul Kepemilikan landas kontinen memberikan ke
dengan Perjanjian antara Australia dengan PNG pada negara hak hak atas sumber daya mineral
ketika PNG menjadi sebuah negara merdeka di dasar laut itu sedangkan kepemilikan atas air
pada 16 September 1975 yang menyangkut ma di atasnya memberikan negara hak atas penang
salah laut teritorial landas kontinen dan zona kapan ikan dan sumber daya lain di perairan
penangkapanikan
wilayah spesifik itu Traktat yang menetapkan
Hubungan dan kerja sama tiga negara yang hal ini dan bagian bagian barat perbatasan serta
berbatasan di Laut Timor dan Laut Arafura perbatasan antara Pulau Christmas dan Pulau

bergantung pada berbagai masalah perbatasan Jawa yang ditandatangani pada tahun 1997 belum
diratifikasi dan dengan demikian belum berlaku
23 Lihat Amril Amarullah Timor Leste Juga Usik Perbatasan
Hal ini disebabkan karena kemerdekaan Timor
di NTT Ratusan warga Timor Leste membangun pemukiman
Leste menuntut perbaikan atas traktat 1999 itu
di tanah sengketa kedua negara http nasional vivanews com
news read 65142tak hanva malaysia timor lestepun bi
dan persetujaun tentang hal itu masih belum
kin ulah Di sini dilaporkan bahwa Pembangunan pemukiman
dicapai oleh kedua pihak
di tanah seluas lebih dari 1069 meter persegi ini berada persis
di wilayah perbatasan kedua negara sebelumnya masuk dalam

wilayah Desa Naktuka Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten


Kupang Nusa Teggara Timur namun di klaim Timor Leste
sebagai bagian dari Distrik Oecusi

zs9 Mahendra Putra Kurnia Upaya Penanganan Permasalahan


Perbatasan Maritim Republik Indonesia Risalah Hukann
Vol 2 No 1 Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Juni 211I Made Andi Arsana Timor Leste Must Settle Maritime
2006 hlm 56 Boundary The Jakarta Post May 23 2007

130
Daftar Pustaka Indonesia dan Australia Tingkatkan Kerja Sama
Kelautan dan Perikanan Departemen Kelaut
Arsana I Made Andi Batas Maritim Antarnegara
an dan Perikanan Republik Indonesia No B
2007 Yogyakarta Gadjah Mada University
Press 33 PDSI HM 310 III 2009 http www dkp
go id
Australia Papua New Guinea and Indonesia Agree
Jawatan Hidro Oceanografi TNI AL 2006 Batas
ment Diakses dari http untreaty un org
Maritim Republik Indonesia dengan Negara
unts 1 6000012819100054420 pdf pada 25
Tetangga Jakarta Makas Besar Angkatan Laut
Mei 2009
26 Juni 2006
Brennan Frank SJ 2004 Closing the Timor Gap
2006 Pulau Pulau Kecil Terluar
and in a Timely Manner The Australian Sep
Negara Kesatuan Republik Indonesia Jakarta
tember
Markas Besar Angkatan Laut 26 Juni 2006
Charney Jonathan I 1996 International Maritime
Jolliffe Jill 2003 NT Offers to Help Save East
Boundaries volume I Netherlands Martinus
Nijhoff Publishers Timor Gas Deal The Sydney Morning Herald
11 Februari 2003
Dault Adhyaksa 2008 Pemuda dan Kelautan
Khamsi Kathryn 2005 A Settlement to the Timor
Jakarta Pustaka Cidesindo
Sea Dispute Harvard Asia Quarterly Volu
Djamal Jusman Syafii 2009 Napak Tilas Deklarasi
me IX No 4 2005
Djuanda Prolog dalam Tepian Tanah Air
92 Pulau Terluar Indonesia Indonesia Bagian King Robert J 2002 The Timor Gap 1972 2002 Juli
Barat Jakarta Kompas Media Nusantara 2002 diakses dari http www timorseaoffzce
gov tp brennan pdf pada 3 Oktober 2006
Dokumen Perjanjian Antara Indonesia dan Australia
Maritime Arrangements between Australia Papua
tentang Penetapan batas batas Dasar Laut Ter
New Guinea and Indonesia in the Arafura Sea
tentu tanggal 18 Mei 1971
and Torres Strait Diakses dari http www afina
Dokumen Perjanjian Antara Indonesia dan PNG
gov au management compliance illegal eng
mengenai Garis Garis Batas Tertentu Jakarta
east pdf pada 26Agustus 2009
12 Februari 1973
Minutes of the Timor Sea Treaty Ministerial Mee
Dokumen UU No 1 1991 Treaty Between the
ting 27 November 2002 Council of Ministers
Republic of Indonesia and Australia on The
Meeting Room Dili Timor Leste http www
Zone of Cooperation in an Area Between the
crikey com au politics
Indonesian Province of East Timor and North
Office of The Geographer 1979 Limits in the Sea
ern Australia http ilmea depperin go idlskl
uu199101 htm No 87 Territorial Seas and Continental Shelf
Boundaries Australia and Papua New Guinea
ETAN 2005 Plain Facts about Australia and East
Indonesia Bureau of Intelligence and Research
Timor s Boundary Maret 2005 Diakses dari US Department of State 1979
http www etan orgletanpdflpd 31boundaries2
Papua New Guinea Hydrographic Service 9th South
pdf pada 3 Oktober 2006
West Pacific Hydrographic Commission
Focus Group Discussion dengan Jawatan Hidro Swphc Meeting Port Moresby Papua New
Oceanografi Oktober 2009
Guinea 10 11 Maret 2009
Forbes Vivian Louis 2000 Conflict and Cooperation
Papua New Guinea Defence Force diakses dari http
in Managing Maritime Space in Semi Enclosed
wwwdefence gov pg core services cs mari
Seas Hawaii East west Centre
time patrol html pada 5 September 2009
Greenlees Don 2002 Downer No Change to Timor
Parliament of The Commonwealth of The Australia
borders The Australian 25 Mei 2002
1997 AustraliaIndonesia Maritime Delimita
Hadiwijoyo Suryo Sakti 2009 Batas Wilayah Neg tion Treaty Commonwealth of Australia No
ara Indonesia Dimensi Permasalahan dan vember 1997
Strategi Penanganan Yogyakarta Penerbit
Presscot Victor Question ofEast Timor s Maritime
Gava Media
Boundary IBRU Boundary and Security Bulle
Hastings Peter 1972 Whose Riches Under The Sea tin Winter 1999 2000 diakses dari http www
The Sydney Morning Herald 3 Juni 1972 durae uk resources ibru ptiblications full
Head Mike 2002 Australia Menggertak Timor bsb7 4 Prescottpdf pada 27 Februari 2008
Timur Merdeka atas Minyak dan Gas Http S K Wahyono 2009 Indonesia Negara Maritim
www wsws org1id120021mei2002 timo m30 Jakarta Teraju
prn shtml

131
Salindeho Winsulangi dan Petres Sombowadile 2008 Timor Sea Maritime Boundary Still Not Settled
Kawasan Sangihe Talaud Sitaro Daerah Per A briefing paperfrom La o Hamutuk Agustus
batasan Keterbatasan Pembatasan Diambil 2009 dambil dari http www laohamutuk org
dari Korolus Kopang Medan ed Hukum Per reports109bgnd1FronteiraEn pdf
janjian Internasional Kupang Undana Press Tunggal Hadi Setia 2009 Undang Undang Wilayah
Shanahan Dennis and Nigel Wilson 2004 Latham Negara Undang Undang R I No 4312008
Threat to East Timor The Australian 28 Harvarindo 2009
Juli 2004 The La o Hamutuk Bulletin
The CMATS Treaty
Sutisna Sobar 2006 Aspek Permasalahan Batas Vol 7 No 1 April 2006

maritim Indonesia Cibinong Pusat Pemetaan Unlawful Exploitation Timor Leste Sun 21 to 27
Batas Wilayah Bakosurtanal
May 2004 Http wwweasttimorsurl com eng
Surya Oentoro 2009 Politik Kemaritiman lish regional news 215041unlawfuLexploita
dalam Biografi Politik For Democracy And tion htm
Change Vol 2 No 16 Jakarta Latofi 16 Wilson Nigel 2002 Downer abuse claims The
Maret 2009 Australian 13 December 2002

Timor Gap Oil diakses dari http wwwforceten org 2004 Australia warns Timor on
au1Sharing20041pdfs Timor Gap oilpdf pada gas claim The Australian 30 Juli 2004
3 Oktober 2006

132
PEMILUKADA DAN PROBLEMA TATA KELOLA
PEMERINTAHAN YANG BAIK

Yogi Setya Permana

Resensi Buku
Judul Evaluasi Kritis Penyelenggaraan Pemilukada di Indonesia
Penulis Gregorius Sandan dan Muhtar Haboddin
Penerbit Indonesia Power for Democracy IPD 2009
Tebal xii 362 hlm

Abstract

Pemilukada is an instrument to develop local good governance Local election creates a spacefor democratic
development that includes strengthening ofcivil society economic and cultural The assumption here is that good
governance is able to transform deepening democracy into deepeningprosperity This review discusses evaluation
ofPemilukada process and its obstacles

Pendahuluan
Pemilukada merupakan kontes politik yang hanya
Pemilukada Pemilihan Umum Kepala Daerah melibatkan masyarakat sebagai objek kumpulan
secara langsung disadari atau tidak telah men suara dan bukan warga negara yang berdaulat
jadi mitos yang dipercaya banyak pihak seba secara politik

gai arena dalam usaha mewujudkan tata kelola Pemilukada telah disepakati sebagai meka
pemerintahan yang baik di tingkat lokal local nisme yang dipilih dalam usaha pembaharuan
good governance yang sejalan dengan seman tatanan politik pemerintahan yang muaranya
gat desentralisasi serta otonomi daerah Ini be adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat
rangkat dari asumsi bahwa pemilukada mengon
Akan tetapi diskursus terhadap koreksi penyeleng
disikan kekuasaan bersifat sentrifugal sehingga garaan pemilukada perlu terus dibangun secara
tidak terpusat pada satu tangan personalisasi sehat sehingga menghasilkan masukan masukan
kekuasaan atau kelompok oligarki Sirkulasi
yang solutif dan aplikatif di ranah praksis Gre
elite menjadi sesuatu yang wajar dan terjang gorius Sahdan dan Muhtar Haboddin melalui
kau bagi setiap warga sehingga ramah terhadap buku ini ingin mengajak para pembaca untuk
inovasi inovasi baru di lain pihak akuntabilitas mengevaluasi secara kritis pelaksanaan pemilu
pemerintahan pun lebih terjamin dan responsif kada di banyak daerah sejak 2005 hingga 2009
terhadap kepentingan kesejahteraan masyara disertai dengan data empirik dan data demografi
kat sementara pendalaman demokrasi menj adi politik provinsi provinsi di Indonesia sehingga
sebuah keniscayaan menjadikannya sebagai bahan pembelajaran
Akan tetapi pengalaman empirik menggam yang kaya
barkan bahwa pemilukada memiliki wajah gelap Buku yang terdiri atas 11 bab ini menyoroti
pula Ini terkait dengan terbuka kemungkinan
tentang beberapa aspek dari pemilukada yang
dibajaknya arena pemilukada oleh kelompok krusial dalam kaitannya mewujudkan tata kelola
dominan sehingga meminggirkan kepentingan
pemerintahan yang baik Pertama aspek penye
yang universal sehingga membuat rezim poli lenggara pemilukada di mana KPUD memiliki
tik yang terbentuk pasca pilkada pun kemudian beberapa keterbatasan yang fundamental antara
dipertanyakan akuntabilitas dan transparansinya
lain pemahaman terhadap regulasi kelembagaan

133
penyelenggaraan pemilukada dan tata kelola adalah sistem pemilihan memengaruhi wujud

pemilukada Kedua aspek pengawasan dengan partisipasi dalam masyarakat Namun ada hal

panwas pemilukada yang seharusnya berkontri lain yang penting disadari bahwa desain sistem
busi mengawal pemilukada pun dalam beberapa pemilukada turut menentukan besaran ongkos
kasus malah menjadi sumber permasalahan itu atau dana yang digunakan oleh semua pihak se
sendiri Ketiga aspek electoral process dengan lama perhelatan pemilukada berlangsung
sistem dua putaran dalam pemilukada two round
Tim penulis membuka diskusi tentang eva
system cenderung memunculkan fenomena high luasi sistem pemilukada dengan menyoroti
cost democracy demokrasi berbiaya tinggi penggunaan two round system karena disinyalir
Keempat partai politik belum menunjukkan
cenderung menghasilkan high cost democracy
fungsinya sebagai instrumen rekrutmen pemim dan beberapa implikasi negatif lainnya Seperti
pin namun lebih metampakkan wajahnya yang yang bisa dilihat pada Tabel 1 bahwa penyeleng
pragmatis tanpa memiliki preferensi politik yang garaan pemilukada semestinya tidak menelan
jelas sehingga mudah sekali tersandera oleh
biaya sampai sebesar itu Nominal yang amat
pemilik modal Kelima aspek konflik dan ke besar tersebut semestinya dialokasikan ke pos
kerasan politik dalam pemilukada serta politisasi
anggaran yang lebih mendesak demi kesejah
birokrasi Keenam tingkat partisipasi publik di teraan masyarakat
mana pemilukada menghadirkan fenomena penu
runan tingkat partisipasi pemilih dan kenaikan Tabel 1 Biaya Pemilukada Dua Putaran di
Beberapa Daerah 2005 2008
angka golput
Tahun
Aspek penyelenggaraan dan pengawasan Biaya Pemilu
Daerah Pemilu
kada Rp kada
pemilukada dipilih untuk dibedah dalam review
ini karena amat krusial dalam menentukan ke Kabupaten Aceh Barat 15 miliar 2007

suksesan pemilukada Koreksi terhadap aspek Kabupaten Aceh Barat Daya 14 miliar 2007

penyelenggaraan dan pengawasan pemilukada Kabupaten Aceh Tamiang 16 miliar 2007

merupakan aksi preventif dalam mengurangi 2008


Kabupaten Belu NTT 9 miliar
risiko konflik pasca pemilukada Penguatan
Provinsi Jawa Timur 222 miliar 2008
kapasitas institusi lembaga penyelenggara dan
Kabupaten Dairi Sumut 16 miliar 2008
pengawas pemilukada merupakan langkah yang
Kabupaten Garut 9 2 miliar 2008
dapat dikerjakan secara maksimal
Provinsi Kalimantan Timur 33 miliar 2008

Kabupaten Pontianak 12 2 miliar 2008


Sistem Pemilukada Dua Putaran
Kabupaten Langkat 10 5 miliar 2008
Sebuah Catatan
Kabupaten Sanggau 9 5 miliar 2008
Evaluasi terhadap sistem pemilukada penting
Kabupaten Tapanuli Utara 5 1 miliar 2008
untuk dilakukan karena beberapa hal pertama
Kabupaten Bandar Lampung 8 5 miliar 2008
sistem pemilukada berpengaruh terhadap propor
sionalitas hasil pemiihan Kedua sistem pemilu Kabupaten Timur 5 miliar 2008

kada berpengaruh terhadap jenis pemerintahan Kabupaten Pidie Jaya 10 5 miliar 2008

yang akan terbentuk Ketiga sistem pemilukada Provinsi Bengkulu 33 5 miliar 2005
memengaruhi corak dan karakter partai politik
Keempat sistem pemilukada juga berpengaruh
Anggaran pemilukada Provinsi Jawa Timur
terhadap corak kompetisi Kelima pemilihan
sebagai contoh menelan biaya 222 miliar ru
sistem pemilukada cukup menentukan terhadap
piah atau setara dengan sekitar 27 dari total
karakter pemerintahan yang akan dihasilkan
anggaran belanja APBD tahun 2008 241 Anggaran
Keenam sistem pemilukada terkait dengan
pemilukada sebesar 16 miliar rupiah untuk Kabu
akuntabilitas pemerintahan atau kepemimpin
paten Aceh Tamiang pada 2007 setara dengan
an yang nanti akan terbentuk Ketujuh sistem
pemilukada berpengaruh terhadap tingkat kohesi
partai partai dalam pemilukada Kedelapan 21 http infokorupsi com ld apbn apbd php ac apbn
apbd 1 432

134
sekitar 25 dari total pendapatan APBD 212 Lebih dengan politik uang di mana uang menjadi faktor
ironisnya lagi ialah bila pemilukada yang sudah determinan dalam sistem politik baik pada fase

dibiayai dengan dana yang teramat besar justru input proses maupun output Biaya dalam
memunculkan konflik lokal dan meniadakan ha1 ini bukan hanya dibaca sebagai dana dari

rezim pemerintahan yang bertata kelola dengan pemerintah untuk penyelenggaraan pemilukada

baik namun seluruh dana yang keluar dari pihak


Terdapat sejumlah persoalan yang ditimbul pihak yang berkepentingan sehingga demokrasi
kan oleh sistem pemilukada dua putaran Sistem menjadi milik kelompok dominan yang memiliki
pemilukada dua putaran lebih menguntungkan sumber daya Demokrasi lewat pemilukada

kontestan yang memilki dana besar sehingga telah dibajak oleh pihak yang bermodal sehingga
mampu mengikuti keseluruhan proses pemilu meminggirkan kepentingan kolektif yang lebih
besar Dengan demikian prasyarat untuk mem
kada Sistem ini juga cenderung menguntungkan
incumbent karena pasti telah lebih dulu memper batasi high cost democracy harus berangkat dari
siapkan modal dengan baik Kecuali itu angka semua lini dimensi politik kita Aturan pendanaan
kampanye dan partai politik misalnya perlu lebih
partisipasi pemilih cenderung menurun sehingga
meningkatkan jumlah golput lantaran masyara dipertegas dengan adanya sanksi yang efektif
Selain itu pengawasan pemilukada bukan hanya
kat sudah lelah dengan kompetisi politik yang
berkepanjangan Panjangnya proses pemilihan tanggung jawab Panwaslu an sich namun merupa
ini sekaligus menyuburkan risiko fragmentasi kan tugas kolektif masyarakat

sosial yang meluas sehingga menghambat laju Yang tidak kalah pentingnya ialah bagai
konsolidasi pasca pemilukada Di balik sejumlah mana semua pihak harus mengubah paradigma
kelemahan panjangnya proses pemilukada justru di dalam memandang pemilukada bukan hanya
tidak menj amin akan menghasilkan rezim politik sebuah seremoni penghamburan uang dan
yang stabil pemuasan hasrat material jangka pendek semata

Buku ini mengusulkan penggunaan simple melainkan pemilukada benar benar dimanfaatkan

majority ataufirstpast the post untuk mengganti sebagai sebuah sarana untuk deepening demo
kan two round system Menurut kedua penulis cracy pendalaman demokrasi yang nanti muara
tersebut ada beberapa keunggulan dari simple nya adalah deepening prosperity pendalaman
kemakmuran
majority system antara lain pertama mampu
membatasi demokrasi berbiaya tinggi high cost Tingkat partisipasi yang tinggi dan menurun
democracy karena mengurangi pos anggaran nya angka golput juga bukan hanya disebabkan

untuk putaran pemilukada Kedua mendorong oleh penggantian sistem pemilukada Tingkat

peningkatan partisipasi pemilih yang lebih tinggi partisipasi dalam pemilukada bermuara pada
dengan diiringi penurunan tingkat golput Ketiga kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik
mengurangi fragmentasi sosial akibat pemilukada Ketika demokrasi yang diderivasikan melalui
dan divided government sehingga akan terbentuk pemilukada mampu diakses oleh masyarakat dan

pemerintahan yang lebih efektif Keempat mem bukan lagi dibajak atau dimonopoli oleh pihak

persempit ruang bagi incumbent untuk mengguna bennodal atau elite maka pelan pelan kepercaya

kan fasilitas publik yang dimanfaatkan untuk an akan sistem politik pun terbangun

kampanye dan modal dalam pemilihan Selain itu usulan penulis untuk menerapkan
Namun tawaran penggantian two round simple majority system atau first past the post
system dengan simple majority atau first past membawa konsekuensi bahwa the winner takes
the post juga perlu dikaji terlebih dahulu secara all pemenang mendapatkan semuanya Hal

mendalam dengan didukung oleh data empiris ini justru mengarah pada terbukanya peluang
Argumen bahwa simple majority system mampu terciptanya tirani minoritas lantaran persentase

mereduksi high cost democracy masih diragukan suara pemenang pemilukada lebih sedikit bila
karena pemilukada terlanjur berkonotasi pekat dibandingkan jumlah keseluruhan suara yang
diraup oleh pasangan pasangan kandidat yang
za2http bappedatamiang go id index php option com conte kalah Justru situasi yang semacam ini di lain
nt task view id 43 Itemid 40

135
pihak rawan pula melahirkan pemerintahan yang efek yang berimplikasi serius bagi pelaksanaan
terbelah pasca pemilukada serta meningkatkan pemilukada Kapasitas regulatif KPUD yang
fragmentasi sosial Legitimasi dari kepemimpin lemah seperti dalam penyusunan data pemilih

an politik pemerintahan yang terbentuk akan merupakan preseden buruk yang musti dikoreksi
lebih modah goyah Sistem first past the post Ada 32 provinsi yang pelaksanaan pemilukada
lebih lazim digunakan dalam pemilihan anggota nya mengalami kekisruhan dalam hal DPT
parlemen berdasarkan sistem distrik Sistemfirst Selain indikator regulatif indikator distribusi
past the post cukup jarang dipakai untuk pemilih dapat digunakan untuk menilai kinerja KPUD
an kepala pemerintahan 13 Kapasitas distributif pemilukada maksudnya

adalah bagaimana kerj a KPUD dalam mendistri


Catatan Untuk Penyelenggaran KPUD busikan baik berbagai alat kelengkapan pemilu
kada maupun alokasi sumber daya manusia dalam
Keberhasilan pemilukada dalam kaitannya
dengan pendalaman demokrasi membutuhkan pelaksanaan pemilukada Logistik pemilukada

entitas penyelenggara yang kredibel profesional amatlah penting karena turut menentukan keber
dan dipercaya KPUD akhirnya menjadi aktor langsungan dari pemilukada di suatu daerah

penting penentu kesuksesan pemilukada Ada Tabel 3 Daerah Pemilukada Bermasalah Akibat
tiga indikator yang digunakan oleh tim penulis Ketidaknetralan KPUD
untuk menilai kinerja KPUD berdasarkan data
empiris di lapangan i kemampuan regulatif
No Daerah
kada
Pemilu Masalah Independensi KPUD

ii kemampuan distributif dan iii tata kelola 1 Sumatera Selatan KPUD dituduh memihak ke

pemilukada pasangan Nordin Eddy Yusuf

Beberapa permasalahan muncul akibat 2 NTT KPUD dituduh berpihak ke


pasangan Frans Leburaya
ketidakpahaman KPUD terhadap aturan regulasi
pemilukada itu sendiri kemampuan regulatif 3 Maluku Utara KPUD dituduh berpihak ke
pasangan Thaib Armaiyn Abdul
Aspek ini tidak jarang berkaitan dengan sikap Ghani Kasuba dan Abdul Gafur
KPUD yang tidak netral dan memihak kepada A Rahim Fabanyo

salah satu kontestan yang membuat prinsip 4 Gorontalo KPUD dicap dekat dengan Fade
Muhammad Gusnar Ismail
independensi dilanggar dan politisasi terhadap
regulasi pemilukada dilakukan untuk mengun 5 Maluku KPUD dituduh kepanjangan ta
ngan dari Karel Albert Ralahalu
tungkan salah satu kontenstan tertentu Di sam
Said Assegaf
ping itu pendanaan pemilukada yang diambil
dari anggaran daerah dan disahkan oleh legislator 6 Lampung KPUD dicap dekat dengan Sjah
roedin ZP MS Joko Umar S
lokal memancing pertanyaan akan independensi
7 Jawa Timur KPUD dianggap dekat dengan
KPUD Beberapa permasalahan independensi
Soekarwo Syaifullah Yusuf
dari KPUD dapat dicermati dari Tabe13 berikut
ini
Dari hasil penelusuran terdapat beberapa
Selain itu permasalahan yang berkaitan
dengan teknis prosedural seperti kisruh Daftar masalah yang berkaitan dengan kapasitas di
stributif KPUD antara lain pertama peralatan
Pemilih Tetap DPT Hal yang bersifat teknis
administratif seperti DPT mampu menghasilkan kelengkapan pemilukada tidak didistribusikan

sesuai dengan waktu dan tempat seperti yang


terjadi dalam pemilukada NTT Maluku Papua
243 Syamsuddin Haris Mencari Model Pemilihan Langsung
Kepala Daerah Bagi Indonesia dalam Agung Djojosoekarto dan Maluku Utara Kedua KPUD kurang cermat
dan Rudi Hauter Ed Pemilihan Langsung Kepala Daerah dalam melakukan verifikasi penetapan pasangan
Transformasi Menuju Demokrasi Lokal Jakarta Asosiasi
DPRD Kota Seluruh Indonesia tanpa tahun hlm 107 calon yang ikut berkompetisi dalam pemilukada

44Priyambudi Sulistiyanto dan Maribeth Erb Indonesia and


seperti yang terj adi pada kasus pemilukada Sula
wesi Tenggara Ketiga terjadi banyak kasus
The Quest for Democracy dalam Priyambudi Sulistiyanto
dan Maribeth Erb Ed Deepening Democracy in Indonesia pada tahap penyelenggaraan pemilukada tidak
Direct Elections for Local Leaders Pemilukada Singapore
sesuai dengan jadwal seperti pengunduran
ISEAS 2009 hlm 19

136
waktu pemungutan suara ketidakjelasan jadwal sehingga hanya memperlihatkan kinerja yang
rekapitulasi clan penetapan hasil suara yang bersifat sporadis Keempat masalah transparansi
kesemuanya didasarkan atas preferensi pribadi pengelolaan keuangan atau anggaran pemilukada
anggota KPUD Fenomena semacam ini terjadi oleh KPUD Ditemukan beberapa kasus di mana
pada pemilukada Maluku Utara Sumatra Selatan anggaran pemilukada bocor clan dinikmati oleh
clan NTT angggota KPUD sendiri seperti yang terjadi pada
Untuk tata kelola pemilukada ada beberapa KPUD Lumajang KPUD Tegal KPUD Karo
KPUD Provinsi Riau KPUD Kab Mentawai
hal mendasar yang perlu dibenahi Pertama
kinerja KPUD kerap terganjal dengan aspek KPUD Banten KPUD Batang clan KPUD Kab
akuntabilitas yang hal ini acap kali menyebab Bandung halaman 50 54
kan konflik dengan DPRD yang kemudian Berdasarkan catatan tim penulis KPUD

mengakibatkan penurunan kepercayaan terhadap menjadi salah satu aktor yang melakukan pelang
hasil pemilukada Salah satu contoh adalah kasus garan dalam pemilukada selain calon kepala
Pemilukada Maluku Utara KPUD dianggap tidak daerah tim sukses clan pendukung partai politik
bertanggung j awab Kedua KPUD dinilai lamban clan pengawas lapangan lihat Tabel 4 KPUD

dalam merespons dinamika politik lokal yang sebagai institusi yang mengemban tugas sebagai
berkaitan dengan penyelenggaraan pemilukada se fasilitator pemilukada namun justru menjadi
perti pada KPUD NTT KPUD Sumatera Selatan pihak yang melanggar sehingga mengakibatkan
dan KPUD Sulawesi Tenggara Ketiga masalah efek berantai yang kontraproduktif di masyara
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pe kat seperti konflik clan amuk serta merendahkan
milukada karena terlihat dalam beberapa kasus derajat legitimasi rezim politik yang terpilih
kerja KPUD jauh dari sistematis dan terencana

Tabe14 Aktor yang Melakukan Pelanggaran Dalam Pemilukada

Aktor Bentuk Pelanggaran Daerah Pemilukada

KPUD 1 Berpihak kepada pasangan calon tertentu Jawa Timur Sumatera Selatan Sulawesi
2 Melakukan kecurangan dalam verifikasi Tenggara Maluku Utara NTT
dan penetapan calon
3 Melakukan kecurangan dalam perhitungan
rekapitulasi dan penetapan suara

Pasangan Calon Kepala 1 Kampanye negatif Jawa Timur Maluku Utara Maluku Papua
Daerah 2 Kampanye hitam NTT Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara
3 Curi start kampanye
4 Membagi sembako kaos dsb menjelang
pemilukada

5 Memobilisasi massa untuk tujuan tertentu

Partai Politik 1 Dualisme pencalonan NTT Maluku Utara Jambi Lampung


2 Curi start kampanye Sumatera Selatan
3 Kampanye hitam dan kampanye negatif
4 Melibatkan anak anak
5 Bagi sembako
6 Mobilisasi birokrasi

Tim Sukses dan Massa 1 Menyerbu kantor KPUD Jawa Timur Sulawesi Tenggara Jambi
Pendukung 2 Memaki maki calon pasangan kepala dae Maluku Utara NTT Sumatera Utara
rah tertentu

3 Bentrok dengan massa pendukung yang


lain
4 Menerima duit sembako dan kaos dari
pasangan tertentu

Pengawas Lapangan 1 Menerima duit dari pasangan tertentu Jawa Timur NTT Maluku Utara Papua Irian
2 Terlambat datang ke TIPS Jaya Barat Maluku Lampung Sulawesi
3 Tidak memperhatikan perhitungan suara Tenggara
4 Bekerja berdasarkan suruhan dari kelom
pok tertentu

137
Memang patut disesalkan bahwa dengan dari ketidaktegasan pemerintah dalam mengatasi

melimpahnya data empirik tim penulis kurang permasalahan di masyarakat antara lain ketidak

menyodorkan solusi yang lebih aplikatif mampuan pemerintah dalam menyelesaikan


Tawaran untuk membenahi kapasitas distributif konflik kurang terjaminnya public goods per
regulatif dan tata kelola pemilukada dari KPUD tumbuhan ekonomi yang lambat dengan stabilitas
masih bersifat normatif dan umum Mungkin ada keamanan yang kurang terjamin
satu refleksi yang pantas diapresiasi ialah usulan Ketiga fenomena weak state di mana lemah
agar KPUD bukan hanya mengedepankan aspek nya kapasitas pemerintah dalam penyediaan
teknokratis yang tunduk pada aturan serbakaku public goods dan pembuatan kebijakan pereko
dalam kinerjanya namun juga mengadopsi politi nomian yang efektif sehingga menurunkan
calfeeling KPUD perlu menggunakan political tingkat kepercayaan masyarakat Fenomena
feeling sehingga lebih peka dalam merespon pemerintahan yang lemah muncul di beberapa
dinamika politik lokal yang terjadi KPUD pun daerah seperti Labuhan Batu Kapuas Hulu dan
tidak terjebak dalam permainan politik yang me Bandar Lampung
nyesatkan dan mampu lebih tepat menempatkan
Keempat fenomena failed state negara
diri sebagai regulator dan fasilitator pemilukada
gagal seperti yang terjadi di Manggarai Barat
Akan tetapi akan lebih baik pula jika tim penulis
Poso dan Ternate Sindromfailed state ditandai
merumuskan langkah konkret yang bisa diambil oleh gagalnya pemerintah dalam menyediakan
oleh KPUD dalam mengondisikan political
pelayanan publik seperti listrik air dan pemeli
feeling pada setiap pertimbangan pengambilan haraan jalan raya Transparansi dan akuntabilitas
kebijakan
pemerintahan pun merosot sehingga jauh dari

prinsip tata kelola pemerintahan yang baik good


Tata Kelola Pemerintahan Pascapemilu governance

kada
Kelima adalah kemunculan gejala collapsed
Dengan berbagai catatan yang muncul ketika state karena adanya konflik yang berkepanjangan
pelaksanaan pemilukada baik berdasarkan per sehingga perekonomian masyarakat pun beranta
timbangan sistem elektoral hingga kapabilitas kan Kemiskinan meningkat tiadanya akses
pihak penyelenggara pemilukada memuncul
kesehatan yang memadai bagi masyarakat dan
kan beragam tipe karakter kepemimpinan politik tertutupnya pintu pendidikan sekolah bagi gene
pemerintahan Dari data empirik yang berserak rasi muda Situasi seperti ini terjadi di Papua
di lapangan diperoleh beberapa gambaran ten NTT dan beberapa kabupaten di Maluku
tang karakter kepemimpinan politik dan pemerin Keenam adalah shadow state negara
tahan yang terbentuk pascapemilukada Tim
bayangan di mana pemerintah formal yang
Penulis di halaman 264 267 menginvestigasi
terpilih pascapemilukada dikendalikan oleh
ada tujuh karakter pemerintahan yang muncul kekuatan politik informal di luar pemerintahan
pascapemilukada
Manipulasi regulasi dan kebijakan publik demi
Pertama fenomena strong state negara kuat keuntungan segelintir orang menjadi hal yang
seperti yang terjadi di DKI Jakarta Kaur Suko wajar dan jamak terlihat dalam praktik kesehari
harjo Surabaya dan Gowa Fenomena negara an Fenomena semacam ini terjadi di Banten dan
kuat diindikasikan oleh adanya peran pemerintah Lombok Timur
yang sangat dominan diiringi dengan lemahnya Ketujuh adalah fenomena fragmented state
masyarakat sipil kebijakan pembangunan meng
negara yang terpecah karena terjadi perpecahan
abaikan partisipasi masyarakat yang hanya
di lingkaran internal koalisi pemenang pemilu
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan
kada Kepala daerah dan wakil kepala daerah
penyediaan public goods
terpilih hanya sibuk bertikai satu sama lain
Kedua fenomena soft state negara lembek
sehingga abai terhadap tugas utamanya untuk
seperti yang terjadi di Dompu Binjai Sumba menyejahterakan masyarakat sehingga banyak
Timur Baru Tanah Toraja dan Manggarai
agenda kebij akan publik yang terlupakan Konflik
Fenomena soft state ini diyakini sebagai akibat kepemimpinan politik tersebut kontraproduktif

138
dengan semangat membentuk pemerintahan langsung atau tidak Cukup banyak wilayah di
yang efektif negara negara maju yang stabilitas demokrasinya
tinggi tidak menggunakan pemilukada sebagai
Akan tetapi karakter rezim yang muncul pasca
cara untuk memilih pimpinan politik pemerin
pilkada pun tidak seluruhnya gagal Pemilukada
tahannya
di beberapa daerah turut andil dalam usaha men

ciptakan pemerintahan dengan tata kelola yang Chain of equivalence rantai persamaan
baik Akan lebih adil jika penulis juga mencan harus terbentuk di seluruh elemen bangsa di

tumkan daerah daerah yang tergolong berhasil mana pemilukada merupakan suatu kepenting
tata kelola pemerintahannya pasca pemilukada an kolektif guna menuju deepening prosperity
seperti Yogyakarta Purbalingga Blitar Solo dan pendalaman kemakmuran 245 Hegemoni bot
lain lain Dengan adanya contoh daerah dengan tom up diperbolehkan di mana masyarakat dan
kepemimpinan politik pemerintahan yang baik komponen pemerintah dengan penuh kesadaran
pasca pemilukada tentunya menambah bobot isi bersepakat untuk mengawal pemilukada sebagai

buku karena terdapat ruang untuk mengomparasi instrumen untuk menciptakan tata kelola pemerin
kan kebaikan dan kekurangan dari pemilukada tahan yang baik
yang sudah berjalan
Kritik berikutnya ialah terlihat bahwa ada Daftar Pustaka
tumpang tindih antara kategori weak state failed Djojosoekarto Agung dan Rudi Hauter Ed 2003

state dan collapsed state Indikator di masing Pemilihan Langsung Kepala Daerah
masing kategori ini bukan monopoli satu kategori Transformasi Menuju Demokrasi Lokal Jakarta Aso
saja melainkan bisa ditempatkan pada kategori siasi DPRD Kota Seluruh Indonesia dan Kon

yang lain sehingga pembaca tidak bisa dengan rad Adenauer Stiftung
jelas membedakan mana weak state failed state Laclau Ernesto dan Chantal Mouffe 2008 Hege

dan collapsed state Untuk itu perlu ada kata moni dan Strategi Sosialis Yogyakarta Res
sist Book
kunci yang menjadi pembeda tiap kategori
Sandan Gregorius et al Ed 2008 PolitikPemilu
kada Tantangan MerawatDemokrasi Yogya
Penutup karta IPD

Pemilukada tidak bisa disamakan sebagai per Sulistiyanto Priyambudi dan Maribeth Erb Ed
wujudan keseluruhan dari nilai demokrasi Pe 2009 Deepening Democracy in Indonesia
milukada hanya merupakan salah satu alat atau Direct Elections for Local Leaders Pemilukada
Singapore ISEAS
instrumen menuju pendalaman demokrasi deep
ening democracy Derajat demokrasi suatu dae http bappedatamiang go id index php option com
con tent task view id 43 Item id 40
rah tidak bisa diukur dengan apakah daerah yang
bersangkutan mengadopsi sistem pemilukada http infokorupsi com id apbn apbdphp ac apbn
apbd 1 432

245 Ernesto Laclau dan Chantal Moffe Hegemoni dan


Strategi Sosialis Ressist Book 2008 him 192

139
TENTANG PENULIS

Syarif Hidayat R Siti Zuhro

Adalah peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI dan
Indonesia LIPI Menyelesaikan Ph D dalam the Habibie Center Menyelesaikan studi S 1 ju

bidang Politik Pemerintahan Daerah pada the rusan Hubungan Internasional FISIP Universitas

Department of Asian Studies Flinders Univer Jember Mendapatkan gelar M A Ilmu Politik

sity Adelaide Australia Di antara karya yang dari the Flinders University Adelaide Australia
telah dipublikasi dalam bentuk buku adalah sementara Ph D Ilmu Politik dari Curtin Univer

Hidden Autonomy Understanding the Nature sity Perth Australia Menulis buku Konflik dan
of Indonesian Decentralisation on a day to day Kerja Sama Antar Daerah Studi Kasus Penge
Basis dalam Erb Maribeth et al Eds Re lolaan kewenangan Pusat Daerah yang Aplika
gionalism in Post Suharto Indonesia London tif Demokratis Jakarta LIPI 2005 Profesiona
Routledge Curzon 2005 Too Much Too Soon litas dan Netralitas Birokrasi Menuju Daya
Local State Elite s Perspective on and the Puzzle Saing Ekonomi Daerah Studi di Empat Provinsi
of Contemporary Indonesia s Regional Autono Jakarta the Habibie Center dan Hanns Seidel

my Rajawali Press 2007 Pemilukada Money Foundation 2007


Politics and the Dangers of Informal Gover
nance Practices in Martibeth Erb and Priyam Mardyanto Wahyu Tryatmoko
budi Sulistiyanto Eds Deepening Democracy Memperoleh gelar sarjana Ilmu Politik dari
in Indonesia Direct Election for Local Leaders Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pemilukada Singapore Institute of Southeast Gajah Mada pada tahun 2001 Semenjak 2002 ia
Asia Studies ISEAS 2009
merupakan peneliti pada bidang Perkembangan
Politik Lokal Pusat Penelitian Politik Lembaga
Abdul Malik Gismar Ilmu Pengetahuan Indonesia P2P LIPI Pada

Memperoleh gelar S 1 dari Fakultas Psikologi


2009 ia mendapatkan dua gelar master yaitu
Magister Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu
Universitas Indonesia UI Dengan beasiswa
Fulbright is melanjutkan sudi di The Gradu
Administrasi Universitas Brawijaya dan Master

ate Faculty of Political and Social Science New of Public Policy dari National Graduate Insti
School for Social Research New York di mana tute for Policy Studies GRIPS Tokyo Jepang
is mendapatkan gelar M A dan Ph D dalam Hingga saat ini ia menekuni kajian otonomi dae
rah dan konflik
bidang Psikologi Sosial Minat utamanya adalah
psikologi sosial politik yang mencakup antara
lain isu isu identitas nasional dan kewarga Kisno Hadi
negaraan hubungan dan konflik antarkelompok Lahir di Kalahien Barito Selatan Kalimantan
demokrasi dan budaya demokrasi serta gover Tengah Orang Dayak Dusun ini menyelesaikan
nance Pada saat ini menjabat sebagai Kepala S 1 pada Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Governance Research and Resource Center pada Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogya

Partnership for Governance Reform Jakarta Ia karta pada tahun 2004 Semenjak 2007 ia tercatat
adalah peneliti utama dalam penyusunan Part sebagai peneliti dan pengajar pada Pusat Kajian

nership Governance Index PGI Di antara karya Politik dan Pemerintahan Lokal Jurusan Sosial

dalam bentuk buku yang akan segera terbit adalah Politik Fakultas Ekonomi Universitas Palangka
Gismar A Malik dan Hidayat Syarif Eds Re raya Kecuali itu pernah menjadi peneliti tamu
formasi Setengah Matang Mizan 2010 di Institute Dayakologi Pontianak dan peneliti

141
tamu di Lembaga Studi Realino LSR Yogya Universitas Indonesia Sejak tahun 2004 sampai
karta Hingga kini antara lain menekuni kajian sekarang menjadi salah saw peneliti di bidang
pemerintahan dan demokrasi lokal serta politik Perkembangan Politik Nasional Pusat penelitian
postkolonialitas Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
P2P LIPI Ia juga aktif sebagai salah satu staf

Rozidateno Putri Hanida pengajar di jurusan Ilmu Politik FISIP UI sedari

2002 hingga sekarang Beberapa tulisannya ter


Kelahiran Talang Solok Sumatera Barat ini
muat dalam buku buku antara lain Problematika
menyelesaikan S I dan S2 di jurusan Adminis
Pengelolaan Keamanan di Wilayah Konflik
trasi Negara Fisipol Universitas Gadjah Mada
Aceh dan Papua Model Kaji Ulang Pertahanan
Yogyakarta Ia kini tercatat sebagai staf pengaj ar
Indonesia Supremasi Sipil dan Transformasi
di jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas
Pertahanan Evaluasi Penerapan Darurat Mili
Andalas Selain mengajar ia juga aktif melaku
ter di Aceh 2003 2004 Hubungan Sipil Mili
kan penelitian tentang kebijakan dan analisis ke
ter Era Megawati Beranda Perdamaian Aceh
bijakan Selain itu juga menulis di jurnal jurnal
Tiga Tahun Pasca MoU Helsinki serta kontri
di antaranya mengenai Pergeseran Kekuasaan
busi tulisannya di jurnal ilmiah seperti Evalu
dan Kepemimpinan pada Nagari di Sumatera
asi 10 Tahun Reformasi Polri Jurnal P2P LIPI
Barat Kesibukan lain yaitu aktif melakukan ke
2008
giatan advokasi terutama yang mendorong parti
sipasi warga dan pemerintahan dalam mewujud
kan pemerintahan yang baik dan bersih melalui Japanton Sitohang
perumusan kebijakan anggaran yang berpihak Kelahiran Pematang Siantar ini memperoleh
kepada rakyat gelar S 1 jurusan Hubungan Internasional dari

Universitas Parahyangan Bandung pada 1978


Lili Romli sementara S2 dari the Flinders University Austra
lia tahun 1992 Ia merupakan peneliti pada Pusat
Ia putra kelahiran Serang B anten Saat ini merupa
Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan
kan peneliti di Pusat Penelitian Politik LIPI Se
lain itu ia juga mengajar di almamaternya pada Indonesia Riset riset yang telak dilakukannya
antara lain mengenai kajian Eropa Asia Pasifik
Jurusan Ilmu Politik Fisip UI Ia menyelesaikan
Afrika Australia dan Perbatasan
program doktor ilmu politik di Universitas Indo
nesia Ia menulis di beberapa jurnal ilmiah dan
aktif melakukan penelitian yang berkaitan dengan Yogi Setya Permana
pemilu partai politik lembaga perwakilan dan Lahir di Yogyakarta Meraih gelar sarjana pada
otonomi daerah jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah

Sarah Nuraini Siregar Mada pada tahun 2009 Saat ini merupakan kan
didat peneliti pada Puslit Politik Lembaga Ilmu
Menyelesaikan studi di tingkat sarjana 2002
Pengetahuan Indonesia Menjadi salah satu kon
dan Pascasarjana 2005 pada jurusan Ilmu
Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tributor dalam buku Kekuasaan dan Agama Yog
yakarta Grafindo Litera Media 2009

142
I 1 1 1 N A

DI DAERAH DAERAH

PROBLEMATIKA IDENTITAS KEAGAMAAN


VERSUS
KEINDONESIAAN FORMAT BARU
POLITIK LUAR NEGERI
INDONESIA
Ed 10
Editor Gan aPNIlyalldall
Syaft an Rozi
Naskah Redaksi Jurnal Penelitian Politik menerima kiriman naskah dengan
ketentuan berikut

1 Tulisan yang dimuat harus merupakan kajian ilmiah atas isu dan peristiwa
yang berkaitan dengan politik dalam negeri dan internasional baik dalam
bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris

2 Tulisan merupakan karya sendiri bukan saduran atau terjemahan dan


belum pernah dipublikasikan dalam bentuk dan bahasa apa pun
3 Tulisan mengandung data atau pemikiran yang baru dan orisinal
4 Tulisan yang dimuat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi penulis
yang bersangkutan
5 Persyaratan teknis

a Panjang naskah untuk artikel 20 25 halaman A4 spasi 1 5 book


review 10 15 halamanA4 spasi 1 5
b Diketik dengan menggunakan huruf Times New Roman Font ukuran
12 dengan 1 5 spasi

c Naskah dilengkapi dengan daftar pustaka dan abstraksi 100 200


kata

d Naskah ditulis dengan format tulisan ilmiah dilengkapi dengan


catatan kaki dan daftar pustaka

e Naskah dikirim dalam bentuk printout beserta softcopy ke alamat re


daksi atau dapat dikirimkan melalui email redaksi penerbitan p2p@
gmail com

f Redaksi memberikan honorarium untuk setiap artikel yang dimuat


g Artikel yang diterima setelah deadline akan dipertimbangkan untuk
dimuat pada edisi berikutnya

Langganan Harga Pengganti ongkos cetak Rp50 000 per eksemplar sudah termasuk

ongkos kirim biasa Untuk berlangganan clan surat menyurat langsung


hubungi bagian sirkulasi Redaksi Jurnal Penelitian Politik

Alamat P2P LIPI Widya Graha LIPI Lantai XI


Jln Jend Gatot Subroto No 10
Jakarta 12710

Telp 021 525 1542 ext 757 763 Faks 021 520 7118
Informasi

Hasil Penelitian Terpilih

KONFLIK DALAM PILKADA LANGSUNG


2005 2008
Stud tentong Penyebab con Dompae krc

A r

rt

Art

DI LOMBOK TIMOR

LIPI Press

Anda mungkin juga menyukai