“RULE OF LAW”
Disusun oleh:
Segala puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
hidayah-Nya yang telah ia berikan makalah kami yang berjudul “Rule Of Law” ini
dapat selesai hingga waktu yang telah ditentukan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnta kepada
Bapak A. Ashar Prawitno S. IP. M. Si. selaku dosen mata kuliah
“Kewarganegaraan” yang telah mengajarkan, menjelaskan, dan membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini. Selain itu juga kami berterima kasih kepada
semua yang telah membantu serta memberi dukungan kepada kami selama
proses pengerjaan makalah ini hingga selesai.
TIM PENYUSUN
I
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................................II
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................3
1. Faktor hukum........................................................................................................17
2. Faktor penegak hukum..........................................................................................17
3. Faktor sarana dan prasarana.................................................................................17
4. Faktor masyarakat.................................................................................................18
5. Faktor kebudayaan................................................................................................18
1. Mengatasi Perselisihan..........................................................................................19
2. Memberikan Keadilan Hukum...............................................................................19
3. Memberikan Fungsi Administratif.........................................................................19
BAB III PENUTUP........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
II
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hukum, mulai dari norma,
nilai, tatakrama, hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Tapi
pada kenyataannya hukum di Negara Indonesia masih kurang dalam proses
penegakkannya, terutama penegakkan hukum di kalangan pejabat-pejabat
dibandingkan dengan penegakkan hukum dikalangan menengah ke bawah.
Hal ini terjadi karena di Negara kita, hukum dapat dibeli dengan uang. Siapa
yang memiliki kekuasaan, dia yang memenangkan peradilan. Dengan melihat
kenyataan seperti itu,pembenahan peradilan di Negara kita dapat dimulai dari
diri sendiri dengan mempelajari norma atau hukum sekaligus memahami dan
menegakkannya sesuai dengan keadilan yang benar.Dalam bahasan ini
dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan, maka akan terkait semua
aspekyang ada didalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah
keadilan dapat ditegakan
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke 19,
bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Doktrin
tersebut lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatknya
peran parlemen dalam penyelenggaraan Negara, serta sebagai reaksi terhadap
Negara absolute yang berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan konsep
tentang common law tempat segenap lapisan masyarakat dan Negara beserta
seleruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun
diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the law dan
bukan rule by the man. Konsep ini lahir untuk mengambil alih dominasi yang
dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan, serta menggeser Negara kerajaan
dan memunculkan Negara konstitusi dimana doktrin rule of law ini lahir. Ada
tidaknya rule of law dalam suatu Negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah
rakyatnya benar-benar menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil,
baik sesama warganegara, maupun dari pemerintah ? oleh karena itu,
pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di suatu Negara merupakan
hukum yang adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil
bagi masyarakat.
Rule Of Law merupakan suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada
abad ke 19, bersamaan dengan kelahiran Negara berdasarkan hukum
(konstitusi) dan demokrasi. Kehadiran Rule Of Law boleh disebut sebagai
reaksi dan koreksi terhadap Negara absolute (kekuasaan di tangan
penguasa) yang telah berkembang sebelumnya.
Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Konsep ini
lahir untuk mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat
dan kerajaan, serta menggeser Negara kerajaan dan memunculkan Negara
konstitusi di mana doktrin rule of law ini lahir. Ada tidaknya rule of law
4
dalam suatu Negara ditentukan oleh “kenyataan” Konsep “Rule of Law”
mengatakan apa – apa tentang “justness” dari hukum itu sendiri, tetapi
hanya bagaimana system hukum beroperasi.
Misalnya : Negara.
Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law harus
menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat. Rule of Law
merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang
bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.
Konsep ini lahir untuk mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja,
ningrat, dan kerajaan, serta menggeser Negara kerajaan dan memunculkan
Negara konstitusi dimana doktrin rule of law ini lahir. Ada tidaknya rule of
law dalam suatu Negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyatnya
benar-benar menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik
sesama warganegara, maupun dari pemerintah. Oleh karena itu,
pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di suatu Negara
merupakan hukum yang adil, artinya kaidah hukum yang menjamin
perlakuan yang adil bagi masyarakat.
pemerintahan Negara.
b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi
Konstitusional.
c. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara
hukum.
6
The Rule of Law dikemukakan oleh seorang Albert Venn Dicey pada tabun
1885 yang dituangkannya dalam sebuah buku berjudul Introduction to the
Study of the Law Constitution. Sejak itulah The Rule of Law mulai menjadi
bahan kajian dalam pengembangan negara hukum, bahkan menyebar ke
setiap negara yang memiliki sistem berbeda-beda.
Dalam buku yang ditulis oleh Didi Nazmi Yunus dikemukakan konsep Dicey
tersebut yang intinya bahwa the Rule of Law mengandung tiga unsur
penting, yaitu:
penundukan yang sama dari semua golongan kepada ordinary law of the
land yang dilaksanakan oleh ordinary court ini berarti tidak ada orang yang
berada diatas hukum, baik pejabat maupun warga negara biasa,
berkewajiban untuk mentaati hukum yang sama; 3. Due Prosess of Law
atau terjaminnya hak-hak manusia oleh konstitusi yang merupakan hasil
dari “the ordinary law of land”, bahwa hukum konstitusi bukanlah sumber,
akan tetapi merupakan konsekuensi dari hak-hak individu yang dirumuskan
dan ditegaskan oleh peradilan, singkatnya prinsip- prinsip hukum privat
melalui tindakan peradilan dan parlemen sedemikian diperluas sehingga
membatasi posisi crown dan pejabat.
Abad XIX pertama kali dikemukakan oleh Albert Venn Dicey dalam karyanya
yang spektakuler Introduction to the study of the law of constitution yang
diterbitkan pada tahun 1885. Dalam kajian literatur konsep Rule of Law gen
nya telah mulai ada sejak pemerintahan Henry II (1164 M) dalam naskah
konstitusi pertama di Inggris (Constitution of Clarendon) Naskah tersebut
kemudian digantikan dengan Piagam Magna Charta tahun 1215, yang isinya
mengenai beberapa pembatasan atas kekuasaan raja tentang perpajakan,
hak milik warga negara, kebebasan dan ancaman apabila raja melanggar
piagam tersebut. Piagam Magna Charta adalah cikal bakal penyusunan Bill
of Right.
8
Tiga unsur yang dikemukakan Dicey dalam Konsep Rule of Law, dalam
perkembangannya banyak mengalani perubahan sepanjang perjalanan
sejarah praktek kenegaraan Inggris. Hal ini sejalan dengan ideologi-ideologi
yang terus merambah terutama faham-faham yang dikemukakan Marx
yang mempengaruhi pola pemerintahan di mana kedudukan supremasi
hukum terancam dengan meluasnya kekuasaan pemerintah.
9
dilatari adanya konsep baru mengenai "Welfare State" yakni negara
kesejahteraan pada pertengahan abad XX. Dalam konsep Rule of Law saat
itu di mana pembatasan bagi pemerintah untuk tidak campur tangan dalam
urusan warganya dalam bidang sosial maupun ekonomi berubah drastis
karena rakyat juga tidak dalam keadaan yang sejahtera, oleh karenanya
pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan harus aktif
mengatur kehidupan ekonomi dan sosial.
Reaksi keras yang muncul atas konsep negara polisi (polizei Staat) karena
negara sangat bersifat absolutisme walaupun konsepsinya
menyelenggarakan semua kebutuhan hidup warga negaranya, namun hal
itu tidak mampu diwujudkan menjadi suatu kenyataan dimasyarakat.
Karena banyaknya pergeseran yang sangat dramatis seperti kesewenangan
Louis XIV di Perancis yang melahirkan revolusi besar-besaran di Perancis
pada tahun 1789, di mana peranan kaum borjouis sangat besar dalam
mengatur kegiatan kenegaraan. Kejadian ini sebenarnya bermula dari apa
yang di konsepkan oleh seorang Immanuel Kant (1724-1804) dalam
karyanya Methaphysiche Ansfangsgrunde der Rechtslehre.
10
kemakmuran tidak akan tercapai karena kemakmuran itu hanya akan
diperoleh oleh kaum konglomerat dan kaum liberal saja.
1. Perlindungan konstitusional;
11
Profesor Utrecht membedakan antara prinsip hukum secara formal (klasik)
dan prinsip hukum materiel (modern). Prinsip Hukum secara Formal hanya
berisi pengertian hukum yang bersifat formal dan sempit, yakni dalam arti
peraturan perundang-undangan yang tertulis. sedangkan prinsip hukum
materiel yang lebih mutakhir mencakup pula pengertian keadilan di
dalamnya. Karena itulah, Wolfgang Friedman dalam bukunya ‘Law in a
Changing Society’ membedakan antara ‘rule of law’ dalam arti formal, yaitu
dalam arti ‘organized public power’ dan ‘rule of law’ dalam arti materiel,
yaitu ‘the rule of just law’. Pembedaan ini dimaksudkan untuk menegaskan
bahwa keadilan tidak serta-merta dapat terwujud secara substansif dalam
konsepsi negara hukum, terutama karena pengertian orang mengenai
hukum itu sendiri dapat dipengaruhi oleh aliran pengertian hukum secara
formal, tetapi dapat pula dipengaruhi oleh aliran pikiran hukum materiel.
Jika hukum dipahami secara kaku dan sempit dalam arti peraturan
perundang-undangan semata, niscaya pengertian negara hukum yang
dikembangkan juga bersifat sempit dan terbatas serta belum tentu
menjamin keadilan yang nyata.
Untuk dapat memahami lebih lanjut terkait kedua prinsip rule of law
tersebut, berikut penjabarannya:
12
a.bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa, ...karena tidak sesuai
dengan peri
Indonesia.
d.Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 Pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang di hadapan hukum (pasal
28 D ayat 1).
e.Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakua
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D Ayat 2).
14
Rule of law juga merupakan legalisme; suatu aliran pemikiran hukum yang
di dalamnya terkandung wawasan sosial. Rule of law juga merupakan
gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara yang
dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu sehingga menghasilkan
struktur sosiologis sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa
keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.
15
A.V. Dicey menguraikan adanya 3 unsur penting dalam setiap negara hukum
penundukan yang sama dari semua golongan kepada ordinary law of the
land yang dilaksanakan oleh ordinary court ini berarti tidak ada orang yang
berada diatas hukum, baik pejabat maupun warga negara biasa,
berkewajiban untuk mentaati hukum yang sama;
16
2.5 Faktor- faktor Rule Of Law
1. Faktor hukum
5. Faktor kebudayaan
Adalah ketetapan tentang apa yang boleh atau harus dilakukan, dan mana
yang dilarang. Dalam kaitannya dengan penegakan hukum, faktor
kebudayaan memengaruhi bagaimana perilaku masyarakat sebelum
dan setelah mengetahui norma hukum yang ada.
tujuan:
fungsi:
18
Fungsi Rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal
terhadap ” rasa keadilan ” bagi rakyat indonesia dan juga ” keadilan sosial ”
sehingga di atur pada pembukaan UUD 1945.
1. Mengatasi Perselisihan
20
a. Adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi;
Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan
peraturan perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan
pelayannya secara administrasi di Indonesia.
Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya sistem hukum
Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan
berpendapat di luar ketentuan hukum dalam memutus sebuah perkara
karena hukum dipandang 2 sisi, yaitu secara formal dan materil.
Prita Mulyasari, seorang ibu dari dua orang anak yang masih kecil harus
mendekam dibalik jeruji karena didakwa atas pelanggaran Pasal 27 ayat
3Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Dari pengakuannya, ia menjadi korban oknum perusahaan RS
Omni International Alam Sutera yang memperlakukan dia bak sapi perahan.
21
Pasien yang harusnya mendapat prioritas pelayanan kesehatan yang
prima, justru
menjadi obyek eksploitasi finansial dan bahkan jika apa yang diungkapkan
oleh ibu Prita Mulyasari dalam email/surat pembaca itu benar , maka
secara insitusi RS Omni Internasional melindungi oknum dokter yang
melakukan mal-praktik. Pihak manajemen RS
Koruptor melarikan diri ke luar negeri yang kemudian menjadi buronan saat
ini sudah bukan lagi suatu fenomena baru di Indonesia, namun sudah
menjadi layaknya suatu kebiasaan yang saat ini sudah tidak tabu lagi
didengar dalam pemberitaan di media massa dari zaman Orde Baru hingga
sekarang. Kejadian sekitar tahun 1993-1995, Indonesia dihebohkan oleh
pembobolan Bank Bapindo senilai Rp1,3 triliun yang dilakukan oleh Edy
Tanzil. Bisa dibayangkan seberapa besar nilai uang yang "dirampok" pada
tahun itu, namun meskipun dijatuhi penjara 20 tahun, tapi dia berhasil
melarikan diri dan saat ini hilang seperti ditelan bumi, kemudian kasusnya
pun terkubur. Pada pemberitaan lain, Indonesia Corruption Watch (ICW)
mencatat seiak 2001 hingga saat ini ada 45 koruptor telah dan pernah
melarikan diri. Pelarian baru-baru ini dilakukan Muhammad Nazaruddin,
seorang bendahara umum partai berkuasa yang diduga terlibat kasus suap
pembangunan wisma atlet Sea Games di Palembang yang merugikan
22
negara Rp 25 miliar. Kejadian pelarian oleh para koruptor kemudian
menjadi marak di negara kita, dan aparat penegak hukum pun terlihat tidak
ada tindakan nyata dan tegas dalam melakukan pencarian dan
pengembalian tersangka. Setelah Nazaruddin kembali ke tanah air,
pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan due process of law dengan
memperhatikan hak-hak Nazaruddin dan jangan sampai direkayasa dan
diintervensi oleh pihak-pihak tertentu sehingga hasil interogasi sudah
diarahkan untuk kepentingan politik. Nazaruddin harus disterilkan dari
pertemuan dankomunikasi dengan anggota partai Demokrat dan harus
bebas dari segala percobaanmempengaruhinya. Para pejabat KPK yang
dituding dan bertemu dengan Nazaruddin seyogyanya tidak ikut serta
menangani perkara Nazaruddin karena ada konflik kepentingan.Kalau saja
ia dapat membantu mengungkapkan korupsi oleh banyak pihak,
kemungkinanbesar hukumannya akan diperingan. Tetapi kalau dia
dibungkam maka reputasi KPK dan pemerintah akan terpuruk dan akan
menjadi perhatian dunia internasional karena kita telah
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep Rule Of Law adalah konsep negara hukum Anglo Saxon sedangkan Negara
Eropa Kontinental dikenal dengan Rechstaat. Di Indonesia konsep tersebut
memiliki ciri khas dan asli dari pemciptaan bangsa Indonesia dengan sebutan
“Negara berdasar atas hukum”
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
3 Fungsi dan Tujuan Rule Of Law yang Utama dan Terpenting. (n.d.).
Retrieved from https://guruppkn.com/fungsi-rule-of-law/amp
Retrieved from Sugito, H.A.T. 2005. Rule of Law. Materi Kursus Calon
Dosen Kewarganegaraan, 12 – 23 Desember 2005, Jakarta. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
/faktor-faktor-yang-memengaruhi-penegakan-hukuma
25
RULE OF LAW. (n.d.). Retrieved from
https://repository.unikom.ac.id/33212/1/%28PERTEMUAN%20XII
%29%20RULE%20OF% 20LAW.pdf
26