Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN

RULE OF LAW

PEKAN 6

“RULE OF LAW & HAK DAN KEWAJIBAN”

Dosen Pengampu :

SUTRISNO, S.Sos., M.Si.

DISUSUN OLEH :

RINDI NAZARINA

H041211086

BIOLOGI B

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di
berikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pendidikan
pancasila bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak, selaku dosen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar, 22 Maret 2022

Rindi Nazarina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. …… i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

I.1 Latar Masalah ................................................................................................. 1

I.2 Tujuan Masalah………………………………………………………… …... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

II.1 Pengertian Rule Of Law……………………………………………… ….. 2

II.2 Prinsip – Prinsip Rule Of Law …………………………………… ............ 2

II.3 Pengertian Hak Dan Kewajiban ……………………………… .... ……… 4

II.4 yang berhak menjadi warga Negara dalam suatu Negara ......................... 4

BAB III PENUTUP…………….…………………………………………….............. 6

III.1 Kesimpulan……………..……………………………………………….... 6

III.2 Saran………………………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKAN………………………………….……………………...……. 7

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di Negara hukum, hukum tidak hanya sekedar menjadi formalitas atau procedural belaka
dari kekuasaan karena nantinya hukum akan dijadikan sebagai alat pembenaran dari tindakan
penguasa yang melakukan penyimpangan. Hukum berkaitan erat dengan kehidupan sehari –
hari. Karena semuanya diatur oleh hukum baik itu norma, nilai, tata karma hingga hukum
perundang – undangan. Namun, dalam pelaksanaannya pemahaman tentang penegakan
keadilannya masih belum teralisasikan dengan baik. Dalam pembahasan ini akan dibahas
tentang penegakan keadilan yang terkait semua aspek dan yang mempengerauhi dan menjadi
penentu apakah keadilan dapat ditegakkan.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi permasalahan :
1. Apa pengertian rule of law?
2. Apa prinsip – prinsip rule of law?
3. Apakah pengertian hak dan kewajiban ?
4. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara dalam suatu Negara?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian rule of law?
2. Mengetahui prinsip – prinsip rule of law?
3. Mengetahui pengertian hak dan kewajiban ?
4. Mengetahui siapakah yang berhak menjadi warga Negara dalam suatu Negara?

1
BAB II
PEMBAHASAN

II. 1 Pengertian Rule of Law


Rule Of Law merupakan suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke XIX,
bersamaan dengan kelahiran Negara berdasarkan hukum (konstitusi) dan demokrasi.
Kehadiran Rule Of Law boleh disebut sebagai reaksi dan koreksi terhadap Negara absolute
(kekuasaan di tangan penguasa) yang telah berkembang sebelumnya.
Rule of law merupakan konsep tentang common law tempat segenap lapisan
masyarakat dan lapisan Negara beserta seluruh kelembagaanya menjunjung tinggi supremasi
hukum yang dibangun atas prinsip keadilan dan egalitarian.
Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Konsep ini lahir untuk
mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat dan kerajaan, serta menggeser
Negara kerajaan dan memunculkan Negara konstitusi di mana doktrin rule of law ini lahir. Ada
tidaknya rule of law dalam suatu Negara ditentukan oleh “kenyataan”
Konsep “Rule of Law” mengatakan apa – apa tentang “justness” dari hukum itu sendiri,
tetapi hanya bagaimana system hukum beroperasi.

Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu :

a. Pengertian Secara formal (in the formal sense)


Rule of Law diartikan sebagai kekuasaan hukum yang terorganisasi (organized public
power).
Misalnya : Negara.
b. Pengertian secara hakiki /materi (ideological sense)
Rule of Law terkait dengan penegakan rule of law karena menyangkut ukuran hukum
yang baik dan buruk (just and unjust law).
Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin keadilan
yang dirasakan oleh masyarakat. Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan
prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

II.2 Prinsip–Prinsip Rule of Law


1. Prinsip–Prinsip Rule of Law Secara Formal
Di Indonesia, prinsip–prinsip rule of law secara formal tertera dalam
pembukaan UUD 1945 yang menyatakan :
a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan ”peri keadilan”;

2
b. kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, ”adil” dan
makmur;
c. untuk memajukan ”kesejahteraan umum”,…dan ”keadilan social”;
d. disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoensia itu dalam suatu ”Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”;
e. kemanusiaan yang adil dan beradab”;
f. serta dengan mewujudkan suatu ”keadilan sosial” bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan demikian, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakat, terutama keadilan social. Penjabaran prinsip-prinsip Rule of law secara formal
termuat di dalam pasal – pasal UUD 1945, yaitu :
a. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3);
b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggaraakan peradilan guna menegakan hokum dan keadilan (pasal
24 ayat 1);
c. Segala warga Negara bersamaan kedudukanya didalam hokum dan
pemerintahan, serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya (pasal 27 ayat 1);
d. Dalam Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
(pasal 28 D ayat 1);
e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).
2. Prinsip–Prinsip Rule of Law secara Hakiki
Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan
(penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) “the enforcement of the rules of
law” dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum dan
implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil
kajian, menunjukan keberhasilan “the enforcement of the rules of law” bergantung pada
kepribadian nasional setiap bangsa (Sunarjati Hartono: 1982). Hal ini didukung kenyataan
bahwa rule of law merupakan institusi social yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan
mempunyai akar budayanya yang khas pula.
Karena bersifat legalisme maka mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani
dengan pembuatan system peraturan dan prosedur yang sengaja bersufat objektif, tidak
memihak, tidak personal dan otonom.

3
Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait rule of law telah banyak
dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang optimal sehingga
rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan dimasyarakat.

II.3 Pengertian Hak & Kewajiban


Dalam konteks kata hak dan kewajiban adalah mengandung 2 kata yaitu hak dan
kewajiban. Dari masing-masing kata tersebut tentunya mempunyai arti tersendiri.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh
pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.”
“Menurut pengertian tersebut individu maupun kelompok ataupun elemen lainnya jika
menerima hak hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain jadi harus pihak yang menerimannya lah yang melakukan itu”.
Dari pengertian yang lain hak bisa berarti sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunanya tergantung kepada kita sendiri contohnya hak mendapatkan pengajaran. Dalam
hak mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita sendiri, kalau memang
menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita pasti kita akan senagtiasa akan belajar
atau sekolah atau mungkin kuliah. Tapi kalau ada yang menganggap itu tidak penting pasti
tidak akan melakukan hal itu.
Kata yang kedua adalah kewajiban , kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof.
Dr. Notonegoro “wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan
atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban pada intinya
adalah sesuatu yang harus dilakukan”.
Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan kewajiban
kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu. Dari pengertian yang lain kewajiban
berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

II.4 Penentuan Warga Negara Indonesia


Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan kepada sisi kelahiran dikenal dua asas
yaitu :
a. Asas Ius Soli
Asas yang menyatakan bahawa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat
dimana orang tersebut dilahirkan.
b. Asas Ius Sanguinis
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan sesorang ditentukan beradasarkan
keturunan dari orang tersebut

4
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang mencakup asas :
a. Asas persamaan hukum
Didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang tidak terpecahkan
sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu
mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.
Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu
b. Asas persamaan derajat
Berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status
kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan
sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya ketika
belum berkeluarga.
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara . ketentuan
tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 sebagai berikut :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan undang-undang sebagai warga Negara
2. Penduduk ialah waraga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Berdasarkan hal diatas , kita mengetahui bahwa orang yang dapat menjadi warga negara
Indonesia adalah :
a. Orang-orang bangsa Indonesia asli
b. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang menjadi warga Negara
Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang warga negara adalah Undang-Undang
No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Asas-asas yang dipakai
dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
meliputi :
a. Asas Ius Sanguinis, yiatu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarakan
keturunan bukan negara tempat kelahiran
b. Asas Ius Soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarakan
negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam undang-undang.
c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

5
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan mewujudkan
keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu orang-orang yang jujur
tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak terkotori hal yang buruk. Ada tidaknya
rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan,
dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga Negara maupun pemerintah.
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu: Pertama, pengertian secara
formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized
public power), misalnya negara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideological sense), lebih
menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk
(just and unjust law). Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD
1945. Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD
1945.Strategi pelaksanaan pengembangan rule of law perlu dikembangkan hukum progresif
(Sajipto Rahardjo : 2004) yang memihak pda keadilan bukan pada kekuasaan.
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.Kewajiban adalah beban untuk
memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak
dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentinganSeseorang berhak menjadi warga negara Indonesia didasarkan adanya asas-asas
pribumi asli dan tanah kelahiran. Sedangkan ketetapan hukumnya mengacu pada 26 UUD
1945.Hubungan institusi pemerintahan yang mengatasnamakan negara dengan warga negara
memiliki timbal balik. Baik negara maupun warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
saling memberikan konstribusi.

III.2 SARAN
Sebagai warga Negara Indonesia kita tetap harus menjunjung tinggi rasa keadilan agar
tercipta Negara yang harmonis, dengan tetap menekankan pengembanganya sesuai dengan
prinsip-prinsip yang telah termuat dalam pasal-pasal UUD 1945 dan juga, sebaiknya, hak dan
kewajiban kita sebagai warga negara senantiasa kita berikan kontribusi bagi negara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Triwahyuni, D. (2010). Rule Of Law.

(2004), Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia : Jakarta

Kaelan.2007. Pendidikan Kewaarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi Paradigma.Yogyakarta

http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/makalah-rule-of-law-rule-by-law.html
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/rule-of-law/
http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/25/rule-of-law-2/
http://rinny-agustina.blogspot.com/2011/02/pengertian-hak-dan-kewajiban.html
http://madundun.wordpress.com/2010/02/21/pengertian-hak-dan-kewajiban/
http://jatiseputro.blogspot.com/2010/03/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://seftianandriasandi.wordpress.com/2011/02/20/hak-dan-kewajiban-warga-negara-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai