Anda di halaman 1dari 12

NEGARA HUKUM DAN HAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


PKN

Dosen Pengampu:
Gilang Qomariyah Amarta S.H.,M.H.

Oleh:
Nanda Aulia (2200030105) Ivania Rayhan Shandy A (2200030114)
Nurhalizah Halfiah Rezkina (2200030066) Sahlan Salaputra (2200030106)
M.Ilham Yoga Prasetya (2200030084) Rojak Rizqi (2200030076)
M.Uwes Alkoroni (2200030109) M.Arya Husen (2200030102)

KELAS B
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS SASTRA BUDAYA DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan untuk menyelesaikan tugas ini karena tanpa pertolongannya kami tidak
akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu, penulisan Jurnal
yang berjudul “Negara Hukum dan HAM” ini adalah untuk memenuhi tugas kami.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Gilang Qomariyah Amarta
S.H.,M.H.. selaku dosen mata kuliah Pkn yang telah membimbing dan memberi
penjelasan yang detail dalam pengerjaan Jurnal ini.
Saya menyadari bahwa Jurnal kami mungkin masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran maupun kritikan yang membangun, dan semoga
apa yang kami tulis dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada pembaca.

Yogyakarta, 6 Mei 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………….………………………………… ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I
Pendahuluan………………………………………………………………. 1
BAB 2
Pembahasan……………………………………………………………….. 2
Negara Hukum……………………………………………………………… 3
Hubungan Negara Hukum Dan HAM……….
……………………………………………………………….. 4
Prnsip Negara Hukum dalam Kehidupan Warga
Negara………………………………………………………………………. 5
HAM Dalam Konstitusi
Indonesia……………………………………………………………………. 6
HAM Perspektif
Islam………………………………………………………………………… 7
Isu-Isu Aktual HAM dan Penegakan
HAM……………………………………………………………………….. 8

BAB 3
Penutup……………………………………………………………………. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara hukum di Indonesia berdasarkan Pancasila dan pentingnya dalam
kehidupan negara Indonesia pasca amandemen konstitusi tahun 1945 ini
menggunakan pendekatan hukum normatif yang dipadukan dengan analisis
fundamental material. Skor studi ini menemukan bahwa para founding fathers
menerima konsep negara hukum Transformasi basis sosial ekonomi tatanan ekonomi
liberal menjadi tatanan ekonomi terencana. Ini terjadi melalui percepatan
dekolonisasi sosial-ekonomi dan rekonstruksi tradisi, sehingga negara hukum
Indonesia memiliki landasan negara kesejahteraan dan berakar pada tradisi hukum
Indonesia.

HAM adalah hak dasar seseorang yang sudah melekat sejak lahir dan tidak dapat
diganggu gugat karena sudah merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Indonesia yang sudah menjadi negara hukum memiliki kewajiban dalam melindungi
HAM setiap rakyat nya. Dalam negara hukum Pancasila HAM itu memuat suatu
kebebasan dalam agama dan kepercayaan, sedangkan sebagai negara demokrasi
HAM itu sudah menjadi tujuan sekaligus persyaratan bagi berjalannya demokrasi 1

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan negara hukum?
2. Bagaimana hubungan negara hukum dan HAM?
3. Apa prinsip negara hukum dalam kehidupan warga negara?
4. Bagaimana HAM dalam konstitusi Indonesia?
5. Bagaimana HAM prespektif islam?
6. Bagaimana isu - isu aktual HAM dan penegakkan HAM?

1
Bobi Aswandi en Kholis Roisah, “Negara Hukum Dan Demokrasi Pancasila Dalam Kaitannya Dengan
Hak Asasi Manusia (Ham)”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia 1, no 1 (2019): 128.
iii
Tujuan
1. Untuk mengetahui negara hukum
2. Untuk mengetahui hubungan negara hukum dan ham
3. Untuk mengetahui prinsip negara hukum dalam kehidupan warga negara
4. Untuk mengetahui ham dalam konstitusi Indonesia
5. Untuk mengetahui ham perspektif islam
6. Untuk mengetahui isu - isu aktual ham dan penegakkan ham.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Negara Hukum
Negara Indonesia adalah negara yang berdasar hukum dan bukan berdasarkan
kekuasaan, hal ini sudah ditetapkan oleh pendiri bangsa Indonesia tepatnya sejak
bangsa Indonesia merdeka ditanggal 17 Agustus 1945, pernyataan mengenai
Indonesia negara hukum juga tertuang pada UUD 1945 pra amandemen dan UUD
1945 pasal 1 ayat 3 pasca amandemen. Menurut Soepomo negara hukum itu
menjamin adanya perlindungan terhadap masyarakat. Hukum dan kekuasaan
mempunyai hubungan timbal balik yang setara dengan pernyataan plato bahwa
negara yang baik tergantung pada hukum dan aturan yang berlaku diwilayahnya.
Pembentukan hukum mengarah kepada hakikat hukum yang artinya suatu
undang undang yang dapat memajukan dan melindungi suatu kepentingan atau
mengutamakan kepentingan diatas yang lain. Negara hukum memiliki perbedaan
antara satu negara dengan negara lain yang dipengaruhi oleh ideologi, sosial,
budaya. dan Konsep dalam hukum barat, baik itu negara konstitusional maupun
aturan hukum yang lahir karena adanya absolutisme yang dilakukan oleh raja
pada waktu itu. Sedangkan konsep negara hukum yang ada diIndonesia lahir
bukan dari adanya suatu perjuangan sosial dalam melawan absolutisme yang
sebagaimana terjadi di negara hukum 2
Landasan Indonesia negara hukum ada dipenjelasan umum UUD 1945 tentang
Sistem Pemerintahan Negara, yaitu :
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat), Negara
Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan
belaka (Machtsstaat).
2. Sistem Konstitusional pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
2
Widiatama Widiatama, Hadi Mahmud, en Suparwi Suparwi, “Ideologi Pancasila Sebagai Dasar
Membangun Negara Hukum Indonesia”, Jurnal Usm Law Review 3, no 2 (2020): 310.
iii
B. Hubungan Negara Hukum Dan Ham
Hubungan antara negara hukum dan HAM sangat erat dan saling
berhubungan, berfungsi untuk melindungi hak asasi manusia serta tidak dapat
dipisahkan karena suatu hukum. Selain itu juga perilaku manusia di suatu negara
selalu didasari dengan hukum, semua suatu hak terikat oleh hukum dan ada bukti
bahwa hukum yang mengikatnya. Pentingnya hubungan antara negara hukum dan
HAM yang mengatur agar dapat terhindar dari suatu pelanggaran HAM. Hukum
sangat berpengaruh dan sangat penting dalam penegakkan HAM karena hukum
sebagai penunjang dan mengikat setiap orang serta memberikan sangsi terhadap
siapa saja yang melanggarnya sehingga adanya hubungan rule of law dengan
HAM. Di dalam suatu hukum ada terdapat pengaturan tentang suatu hak dan
dalam hak manusia tertulis perlindungan hukumnya. Jadi hubungan antara negara
hukum dan HAM ini keduanya saling berhubungan satu sama lain dan saling
melengkapi.3

C. Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupan Warga Negara


Negara Indonesia memakai sistem hukum (Rechsstaat) yang kemungkinan
dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah
Kontinental. Bukti yuridis keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti materil
dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang dinamis. Esensi dari
negara Indonesia sebagai negara hukum yang dinamis adalah hukum nasional di
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif, dan progresif. Akomodatif artinya
mampu menyerap, dan menampung keinginan masyarakat yang dinamis,
fungsinya sebagai penganyom dan pelindung masyarakat. Adaptif artinya mampu
menyesuaikan dinamika perkembangan zaman, sehingga tidak pernah usang.
Progresif artinya selalu berorientasi tentang kemajuan dan perspektif masa depan.

3
Rizkyana Tri Nandini, Anita Trisiana, en Dina Yeti Utami, “Relevansi Ham Dalam Perspektif Hukum Di
Indonesia”, Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn 8, no 1 (2021): 40–48.

iii
Indonesia negara hukum menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.
2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1)
UUD 1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensil.
7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif).
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J
UUD 1945)4
D. HAM Dalam Konstitusi Di Indonesia
Di Negara Indonesia hukum di wujudkan dalam bentuk perlindungan terhadap
warga negara dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945. Dibentuknya negara
hukum juga termasuk dalam upaya pembatasan absolutisme seorang raja melalui
seperangkat aturan dalam konstitusi. Eksistensi UUD 1945 sebagai konstitusi,
menurut A.A.H Struycken Undang-Undang Dasar (grondwet) sebagai konstitusi
tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi: 1) Hasil perjuangan
politik bangsa di waktu yang lampau; 2) Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan
ketatanegaraan bangsa; 3) Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak
diwujudkan, baik sekarang maupununtuk masa yang akan datang; 4) Suatu
keinginan dengan mana perkambangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
4
Indra Perdana, “Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupan Sebagai Warga Negara”, Jurnal Warta Edisi
47 (2016): 5–48.
iii
dipimpin. Pemerintah juga harus melindung kepentingan warga negara, bukan
malah sebaliknya warga negara yang melayani pemerintahnya. Menurut Phlipus
M. Hadjono mengumumkan ciri-ciri Rechsstaat adalah :
1. Adanya Undang Undang Dasar atau konstitusi yang memuat ketentuan tertulis
tentang hubungan antara rakyat dan penguasa
2. Adanaya pembagian kekuasaan negara
3. Diakui dan dilindungi hak hak kebebasaan rakyat
Ini juga berkaitan dengan pendapat Sri Soemantri yang juga mengumumkan
adanya empat unsur penting nagera hukum, yaitu :
1. Adanya jaminan tehadap hak asasi manusia (HAM) warga negara
2. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara
3. Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban harus berdasar atas
hukum atau peraturan perundang-undangan
4. Adanya pengawasaan (dari badan-badan peradilan)
Sehingga HAM dapat dipahami sebagai bagian dalam konstitusi dan
merupakan hal yang wajib dilindungi oleh konstitusi itu sendiri5
E. HAM Perspektif Islam
Islam merupakan agama yang universal komprehensif dan melingkupi
beberapa konsep. Konsep yang dimaksud seperti aqidah, ibadah, dan muamalat
yang masing masing konsep memuat ajaran keimanan, aqidah, ibadah dan
muamalat. Di samping ini mengandung ajaran keimanan, dan mencakup dimensi
ajaran agama Islam yang dilandasi oleh ketentuan berupa syariat atau fiqih.
Dilihat dari tingkatannya ada tiga hal bentuk asasi manusia dalam Islam, pertama
yaitu, hak darury atau bisa disebut hak dasar. Yaitu dianggap hak dasar apabila
hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, namun juga
hilang eksistensinya, dan bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Misal, sebagai

5
Muhammad Amin Putra, “PERKEMBANGAN MUATAN HAM DALAM KONSTITUSI DI INDONESIA
Human Rights Content Development in the Constitution in Indonesia”, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum
9, no 2 (2015): 199–216.
iii
hak hidup seseorang yang dilanggar, berarti orang itu mati. kedua yaitu hak
sekunder atau hajy, yakni hak bila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya
hak-hak elementer, seperti hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan
yang layak.
Untuk mengatasi perbedaan antara perspektif HAM dalam kacamata Islam
dan HAM menurut kacamata mata PBB di satu sisi, maupun perbedaan diantara
sesama umat Islam mengenai pengertian, kualitas dan kuantitas yang menjadi
HAM dan patut dilindungi, maka itu pun beberapa tokoh berupaya merumuskan
sendiri apa itu HAM. Dengan adanya HAM versi Islam, berharap tidak terjadi
lagi polemik mengenai HAM ini yang diasumsikan sebagai produk non-Islam.6
F. Isu - isu aktual HAM dan penegakan HAM
Pelaksanaan HAM di Indonesia dianggap kurang terlaksanakan dengan baik.
Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia seperti penanganan Aceh, Timor leste,
Maluku, Poso, Papua, Semanggi dan Tanjung priok dianggap sebagai pelaksanaan
perlindungan Hak Asasi Manusia yang belum berjalan.7
Isu HAM yang ada di Indonesia sudah menjadi salah satu isu yang mendunia,
berbagai kasus pelanggaran HAM dianggap belum mampu untuk diselesaikan
dengan cara yang baik oleh pemerintah atau bahkan berbagai motif baru
pelanggaran HAM yang muncul seiring dengan dinamika masyarakat Indonesia.
Isu-isu aktual HAM dan penegakan HAM adalah suatu topik yang sangat penting
dalam konteks global untuk saat ini, ada beberapa isu yang sedang
diperbincangkan yaitu:
1. Diskriminasi rasial yang masih menjadi isu yang serius di seluruh dunia, terutama
di Amerika Serikat dan Eropa, seperti diskriminasi rasial yang meliputi profil
rasial, diskriminasi dalam dunia kerja dan juga kekerasan rasial.

6
Naimatul Atqiya, “Ham Dalam Perspektif Islam”, Islamuna: Jurnal Studi Islam 1, no 2 (2014).
7
Bambang Heri Supriyanto, “Law Enforcement Regarding Human Rights According to Positive Law in
Indonesia”, Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial 2, no 3 (2014): 151–168.
iii
2. Pelanggaran HAM di bawah rejim otoriter seperti di Cina, Myanmar, dan Rusia
telah melanggar HAM dengan menahan aktivitis dan jurnalis dan melakukan
tindakan yang represif terhadap penduduk sipil yang berdemonstrasi untuk
memerjuangkan hak-hak mereka.
3. penanganan pandemic COVID-19, pemerintah di seluruh dunia telah mengambil
Langkah-langkah drastis untuk memerangi pandemic COVID-19, tetapi beberapa
tindakan yang diambil telah melanggar hak-hak asasi manusia. Beberapa contoh
termasuk pembatasan gerak dan kegiatan warga, penggunaan kekerasan oleh
aparat dalam penegakan aturan, pengawasan massal dan juga privasi yang
diganggu.
4. Hak-hak LGBT, meskipun terjadi suatu kemajuan dalam pengakuan hak-hak
LGBT di beberapa negara, masih banyak negara yang melarang hubungan sejenis
dan menindas komunitas LGBT secara sistematis.
5. Perlakuan terhadap pengungsi, jutaan orang menjadi pengungsi akibat konflik dan
kekerasan di negara mereka. Perlakuan mereka oleh negara-negara tujuan
seringkali melanggar hak asasi manusia, termasuk hak untuk mendapatkan suara
dan hak untuk hidup dengan martabat.
Untuk menangani kasus ini diperlukan upaya besar dalam penegakan HAM dan
mempromosikan kesadaran public tentang pentingnya HAM. Negara-negara harus
mematuhi standar HAM internasional seperti Deklarasi Hak Asasi PBB dan
konversial HAM lainnya, dan memberikan kebebasan yang adil bagi semua warga
negaranya. Organisasi internasional seperti PBB dan organisasi non pemerintah
lainnya juga memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan HAM dan
memantau pelanggaran yang terjadi di seluruh dunia.8

8
Ade Putranto, “Menangkap Isu HAM di Indonesia : Beberapa Kasus Kontroversi Capturing Human
Rights Issues in Indonesia : Some Controversial Cases” (n.d.): 1–4.
iii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

iii

Anda mungkin juga menyukai