Ival 2009046025
Handayani 2009046026
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan
Pancasila yang berjudul “Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, Makna Indonesia
sebagai Negara Hukum.” Ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Dharma Widada, M.T.,IPU
selaku dosen Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL............................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada abad XIX tetapi konsep Negara
Hukum telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntuntan keadaan.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip dimana menyatakan bahwa
hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa semua warga negara tunduk kepada
hukum dan berhak atas perliindungannya. Secara sederhana supremasi hukum bisa
dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang kuat diganti dengan kekuasaan
berdasarkan keadilan dan rasional.
HAM merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang berlaku seumur
hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. HAM dilandasi dengan sebuah
kebebasan setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya namun HAM juga tidak
terlepas dari kontrol bentuk norma-norma yang ada.
Negara hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum
yang dapat diajukan tentang hal ini, ditujukan dengan ciri negara hukum itu sendiri,
bahwa salah satu diantaranya adlah perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Dalam negara hukum, hak asasi manusia terlindungi. Jika dalam suatu negara hak
asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum.
1
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan dan juga memahami arti dari Negara Hukum, mengetahui ciri
dan konsep Negara Hukum, mengetahui bagaimana hubungan antara Negara
Hukum dan HAM, memahami makna dari Hak Asasi Manusia, mengetahui makna
Indonesia sebagai Negara Hukum
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Aristoteles : negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan bagi warganya. Hukum dapat dibagi menjadi dua menurut
bentuknya, yaitu hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.
Jan Materson : HAM adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang
tanpanya manusia mustahil hidup sebagai manusia.
Miriam Budiarjo : HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir di
dunia. Hak itu sifatnya universal, karena hak dimiliki tanpa adanya perbedaan.
Baik ras, suku, agama, gender, dan budaya.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
Pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat
aktif dan mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan rakyat Karena itu
pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus
dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Hukum
sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan yang berpuncak
pada konstitusi (berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum dasar negara.
Dengan demikian di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum
bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasarkan pada konstitusi.
Negara berdasarkan atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
sehingga ada istilah supremasi hukum.
Di Indonesia, istilah negara hukum secara konstitusional telah disebutkan pada UUD
1945. Penggunaan istila negara hukum mempunyai perbedaan antara sesudah
dilakukan amandemen dan sebelum dilakukan amandemen.Sebelum amandemen
UUD 1945, yang berbunyi bahwa "Indonesia adalah negara yang berdasar atas
negara hukum". Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD 1945 yaitu
"Negara Indonesia adalah negara hukum."Istilah negara tersebut dimuat dalam UUD
1945 pasal 1 ayat (3). Meskipun ada perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah
amandemen pada hakikatnya keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu
menjadikan Negara Indonesia sebagai negara hukum.
5
“Indonesia sebagai negara hukum, memliki karakteristik mandiri yang berarti
kemandirian tersebut terlihat dari penerapan konsep atau pola negara hukum
yang dianutnya. Konsep yang dianut oleh negara kita disesuaikan dengan
kondisi yang ada di Indonesia yaitu Pancasila.”
6
3.2 Ciri-ciri Negara Hukum
7
3.3 Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia disingkat HAM, dengan bahasa inggrisnya Human Rights,
dan bahasa prancisnya droits de I’homme merupakan hak-hak yang dimiliki manusia
sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun. HAM dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu dalam
menentukan jalan hidupnya namun HAM juga tidak terlepas dari kontrol bentuk
norma-norma yang ada. HAM berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun,
sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut dan juga tidak
dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak Asasi Manusia
biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang
mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi
manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang
dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat
digolongkan menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil
misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat.
Serta hak ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang
publik seperti hak untuk memperoleh kehidupan yang layak, hak atas kesehatan,
atau hak atas perumahan.
Ada juga yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang
tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan
keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia hanya
ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari sudut
pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi atau
dikurangi dengan syarat-syarat tertentu
8
3.4 Konsep HAM
9
3.5 Dasar Hukum HAM di Indonesia
Dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pemajuan dan perlindungan HAM
di Indonesia terdapat dalam perundang-undangan. Pengaturan HAM dengan
menggunakan peraturan perundang-undangan masing-masing mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pengaturan HAM dalam UUD/konstitusi
memberikan jaminan kepastian hukum yang sangat kuat, karena perubahan dan
atau penghapusan pasal-pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di
Indonesia dilakukan melalui proses amandemen dan referendum. Sedangkan
kelemahannya dala konstitusi hanya memuat aturan yang bersifat global, seperti
ketentuan tenrang HAM dalam konstitusi Republik Indonesia. Berbagai instrumen
hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia, yakni:
PASAL BUNYI
UUD 1945 Pasal 27, 28, 28 D ayat (3), Hak Asasi Manusia sebagai warga
30 dan 31 negara
UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 Hak Asasi Manusia sebagai tiap-tiap
penduduk
UUD 1945 Pasal 28A-28J Hak Asasi Manusia sebagai hak
perorangan/individu
Tabel 2.2 UUD 1945 tentang Pengaturan HAM
10
3.6 Urgensi HAM
11
3.7 Hubungan Negara Hukum dan HAM
Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu negara
hak asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum akan tetapi
negara dictator dengan pemerintahan yang sangat otoriter. Perlindungan terhadap
hak asasi manusia dalam negara hukum terwujud dalam bentuk penormaan hak
tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk selanjutnya penegakannya
melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka artinya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus
diadakan jaminan dalam undang-undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak
eksekutif atatupun legislative terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan
langsung dari hakim yang bersangkutanpun, tidak mempunyai kewenangan untuk
mepengaruhi atau mendiktekan kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada
hakekatnya, kebebasan peradilan ini merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan
hanya saja batas dan isi kebebasannya dipengaruhi oleh sistem pemerintahan,
politik, ekonomi, dan sebagainya.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi
manusia, hubungan yang di mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata,
dalam arti bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan ciri utama konsep
negara hukum, tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara
materil ini dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara
negara harus bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi
yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak
penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan
kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan manapun,
merupakan wujud perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
dalam negara hukum.
12
3.8 Makna Indonesia sebagai Negara Hukum
Arti dan makna Indonesia sebagai negara hukum adalah segala aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara serta administrasi pemerintahan harus
didasarkan pada hukum dan segala produk perundang-undangan yang berlaku.
Indonesia adalah negara hukum. Hal ini berarti bahwa segala kegiatan di dalam
wilayah NKRI harus didasarkan pada hukum dan segala produk perundang-
undangan serta turunannya yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
13
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan
semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara
Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum. Sebelumnya, landasan
negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum UUD 1945
tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut :
a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara
Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat).
b. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat
yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam
wilayah Eropa Kontinental.
Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang
dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan
landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV
tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD
1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Di Indonesia, Hak Asasi Manusia telah diatur dalam Undang-Undang.Tidak hanya
diatur dalam perundang-undangan di Indonesia saja, namun Hak Asasi Manusia
juga diatur dalam Al-Qur’an. Ada beberapa hak asasi yang termaktub dalam Al-
Qur’an, seperti hak hidup, hak milik, perlindungan dan kehormatan, keamanan dan
kesucian kehidupan pribadi, keamanan kemerdekaan pribadi, perlindungan dari
hukuman penjara, hak memprotes kedzaliman, kebebasan berekspresi, serta
kebebasan hati nurani dan keyakinan. Hubungan antara negara hukum dengan
HAM adalah Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia
setiap warganya
4.2 Saran
Kita sebaiknya mencari informasi lebih tentang Negara Hukum dan HAM agar lebih
memahami kedua bahan pembahasan di atas. Kita sebagai mahasiswa dan generasi
penerus bangsa, sudah semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan
HAM di Indonesia. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi
segala peraturan perundang-undangan yang ada dalam negara Indonesia, serta
membantu pemerintah dalam mewujudkan negara aman dan makmur.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/eganurfadillah5648/5c0df4e3ab12ae7109081b55/
makalah-negara-hukum-dan-ham?page=all#sectionall
https://www.researchgate.net/publication/
339358889_LANDASAN_TEORI_HAK_ASASI_MANUSIA_DAN_PELANGGARAN_
HAK_ASASI_MANUSIA
https://slideplayer.info/slide/11898576/
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3920171/mengetahui-ciri-ciri-negara-hukum-
dilengkapi-penjelasannya
https://brainly.co.id/tugas/10702078
https://ppkn.co.id/negarahukum/#:~:text=Related%20posts%3A ,Pengertian
%20Negara%20Hukum%20Adalah,yang%20berlaku%20di%20negara%20tersebut
https://books.google.co.id/books?
id=3DWdDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=negara+hukum+adalah&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwix3ZeN2YTsAhWEe30KHZ93CxYQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepag
e&q=negara%20hukum%20adalah&f=false
https://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/04/12/pengertian-negara-hukum/
https://danielakhyari.wordpress.com/2017/09/07/konsep-negara-hukum/
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1132
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3310886
16