DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat dan
rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan Tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN dan Pancasila. Adapun
topik yang dibahas didalam makalah ini adalah mengenai Hukum dan Hak Asasi Manusia
(HAM). Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang Hukum dan Hak Azasi
Manusia.
Hak Asasi Manusia adalah Hak yang dibawa sejak lahir dan merupakan karunia dari
Yang Maha Kuasa yang tidak boleh direbut oleh siapapun. Melanggar Hak Azasi Manusia
seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia
memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu
Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum
terselesaikan sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke
arah yang lebih baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Resmy Yustie Abdhini, SH, MH
dan Bapak Nasrulla, SH, LL.M . sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis
didalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.
Sehingga permasalahan penegakan Hukum dan Hak Asasi dapat terselesaikan. Atas
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 26
B. Saran ............................................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah
lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntuntan keadaan. Pemerintahan berdasarkan
hukum adalah suatu prinsip dimana menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan
bahwa semua warga negara tunduk kepada hukum dan berhak atas perliindungannya. Secara
sederhana supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang kuat diganti dengan
kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
HAM merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang berlaku seumur
hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. HAM dilandasi dengan sebuah
kebebasan setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya namun HAM juga tidak terlepas
dari kontrol bentuk norma-norma yang ada.
Negara hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum
yang dapat diajukan tentang hal ini, ditujukan dengan ciri negara hukum itu sendiri, bahwa
salah satu diantaranya adlah perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam negara hukum,
hak asasi manusia terlindungi. Jika dalam suatu negara hak asasi manusia tidak dilindungi,
negara tersebut bukan negara hukum.
B. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan Negara Hukum?
2.Apa ciri-ciri Negara Hukum?
3.Apa tipe dari Negara Hukum?
4.Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
5.Apa yang dimaksud Hak Asasi Manusia?
6.Apa saja macam-macam HAM?
7.Apa dasar hukum HAM di Indonesia?
8.Bagaimana hubungan Negara Hukum dan HAM?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk memahami arti dari
Negara Hukum, mengetahui ciri dan tipe Negara hukum, mengetahui Indonesia sebagai
negara hukum, memahami makna dari Hak Asasi Manusia, mengetahui macam dan yang
menjadi dasar hukum HAM di indonesia, mengetahui bagaimana bubungan antara Negara
Hukum dan HAM.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Adanya keterbukaan terhadap setiap proses pembuatan dan penegakan hukum dalam rangka
menjamin keadilan dan kebenaran.
Menjadikan sebuah negara sebagai negara hukum adalah pilihan negara tersebut dengan
keinginan untuk menciptakan negara yang aman dan sejahtera. Dimana penguasa negara
tidak berbuat sewenang-wenang melainkan mempunyai kewajiban untuk mensejahterakan
rakyatnya. Selain itu negara hukum merupakan amanat dari sebuah konstitusi suatu negara
tak terkecuali adalah negara kita, Indonesia.
Mengenai amanat negara hukum tersebut ada dalam konstitusi negara kita dalam UUD
1945 pasal 1 ayat 3 yang menyatakan bahwa "Negara Indonesia adalah negara hukum".
Dalam pasal 1 ayat 3 mengingkan bahwa penguasa diharuskan untuk tidak berbuat sewenang-
wenang karena segala tindakan nya harus berdasarkan undang-undang begitu juga rakyat
diharuskan untuk taat dan patuh terhadap hukum.
4. Sistem peradilan yang tidak memihak dan memiliki persamaan kedudukan di hadapan
hokum
Sistem peradilan ini meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota administrasi
pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak hanya peradilan
pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku di peradilan-
peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum dan menerapkan hukum
yang sama sehingga tidak adanya berat sebelah antara rakyat dan para petinggi negara.
5
Uraian berikut akan menjelaskan tipe negara hukum dimulai dengan tipe ngara polisi
kemudian di akhiri dengan tipe negara kesejahteraan. Kedua tipe negara hukum ini, dalam
berbagai kepustakan disebut sebagai bentuk yang ektsrim dari negara hukum, karena negara
polisi dianggap sebagai bentuk awal dari negara hukum, sedangkan negara kesejahteraan
merupakan tipe negara hukum yang dianggap berlaku sekarang ini.
Sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa “Indonesia adalah negara yang
berdasar atas negara hukum”. Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD 1945
yaitu “Negara Indonesia adalah negara hukum.”
Istilah negara tersebut dimuat dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (3). Meskipun ada
perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen pada hakikatnya keduanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu menjadikan Negara Indonesia sebagai negara hukum.
10
dianutnya. Konsep yang dianut oleh negara kita disesuaikan dengan kondisi yang ada di
Indonesia yaitu Pancasila.
NKRI sebagai negara hukum yang berdasarkan pada pancasila, pasti mempunyai
maksud dan tujuan tertentu yaitu bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara kita
sebuah negara yang aman, tentram, aman sejahtera, dan tertib dimana kedudukan hukum
setiap warga negaranya dijamin sehingga bisa tercapainya sebuah keserasian, keseimbangan
dan keselarasan antara kepentingan perorangan maupun kepentingan kelompok
(masyarkat).
Konsep negara hukum pancasila artinya suatu sistem hukum yang didirikan berdasarkan
asas-asas dan kaidah atau norma -norma yang terkandung/tercermin dari nilai yang ad
dalam pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat.
1. UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) yang
berbunyi bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.
2. Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
3. Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa untuk penegakkan dan melindungi hak
asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundangundangan
Negara berdasarkan atas hukum ditandai dengan beberapa asas diantaranya adalah
bahwa semua perbuatan atau tindakan seseorang baik individu maupun kelompok, rakyat
maupun pemerintah harus didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-
undangan yang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan itu dilakukan atau didasarkan
pada peraturan yang berlaku.
Negara berdasarkan atas hukum harus didasarkan hukum yang baik dan adil tanpa
membeda-bedakan. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratis, yaitu didasarkan pada
11
kehendak rakyat sesuai dengan kesadaran hukum rakyat. Sedangkan yang dimaksud dengan
hukum yang adil adalah hukum yang memenuhi maksud dan tujuan hukum yaitu keadilan.
Hukum yang baik dan adil perlu untuk dijunjung tinggi karena bertujuan untuk
melegitimasi kepentingan tertentu, baik kepentingan penguasa, rakyat maupun kelompok.
Oleh karena itu suatu negara yang menyatakan bahwa negaranya merupakan negara hukum.
Negara hukum menurut UUD 1945 adalah negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum.
Negara itu sendiri merupakan subjek hukum, dalam arti rechstaat (Indonesia ialah negara
yang berdasar atas hukum). Ciri-ciri konsep rechstaat antara lain:
Di Indonesia yang menggunakan sebuah konsep rechstaat berarti semua yang dilakukan
oleh rakyat tergantung pada bagaimana bunyi atau teks ketentuan hukumnya dalam pasal-
pasal yang telah ada. Supremasi hukum di Indonesia menurut konsep rechstaat adalah
menempatkan negara sebagai subjek sebuah hukum, sehingga konsekuensi hukumnya dapat
dituntut di sebuah pengadilan.
Karena dipandang sebagai subjek hukum, maka jika siapapun yang melanggar hukum
tersebut atau bersalah dapat dituntut didepan pengadilan. Didalam negara hukum, setiap
aspek tindakan pemerintah baik dalam lapangan pengaturan maupun pelayanan harus
dengan sangat didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Artinya pemeribtah tidak
dapat melakukan tindakan sewenang-wenang. Bbeberapa unsur yang harus berlaku dalam
negara hukum adalah:
1. Adanya suatu sistem pemerintahan sebuah negara yang didasarkan pada kedaulatan
rakyat
12
3. Adanya pengawasan dari badan atau lembaga peradilan yang bebas dan mandiri,
dalam artian lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak siapapun
4. Adanya peran yang nyata dari anggota masyarakat maupun warga negara untuk
berpartisipasi atau ikut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut
Negara Indonesia sebagai negara hukum, begitu yang dinyatakan dalam UUD Negara
Republik Indonesia 1945 pasal 1 ayat (3). Sehingga seluruh sendi kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus berdasarkan pada norma-norma hukum
berdasarkan pada norma-norma hukum. Artinya, hukum harus dijadikan sebagai jalan keluar
dalam penyelesaian masalah-masalah yang berkenaan dengan perorangan maupun
kelompok, baik masyarakat maupun negara.
Norma hukum bukanlah satu-satunya kaidah yang bersifat mengatur terhadap manusia
dalam hubungannya dengan sesama manusia. Hukum tidak dibuat tetapi hidup, tumbuh dan
juga berkembang bersama masyarakat. Hukum harus tetap memuat nilai-nilai yang ideal dan
harus pula dijunjung tinggi oleh segenap elemen masyarakat.
Karena dipandang sebagai subjek hukum, maka jika siapapun yang melanggar hukum
tersebut atau bersalah dapat dituntut didepan pengadilan. Didalam negara hukum, setiap
aspek tindakan pemerintah baik dalam lapangan pengaturan maupun pelayanan harus
dengan sangat didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Artinya pemeribtah tidak
dapat melakukan tindakan sewenang-wenang. Bbeberapa unsur yang harus berlaku dalam
negara hukum adalah:
1. Adanya suatu sistem pemerintahan sebuah negara yang didasarkan pada kedaulatan
rakyat
3. Adanya pengawasan dari badan atau lembaga peradilan yang bebas dan mandiri,
dalam artian lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak siapapun
13
4. Adanya peran yang nyata dari anggota masyarakat maupun warga negara untuk
berpartisipasi atau ikut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut
Negara Indonesia sebagai negara hukum, begitu yang dinyatakan dalam UUD Negara
Republik Indonesia 1945 pasal 1 ayat (3). Sehingga seluruh sendi kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus berdasarkan pada norma-norma hukum.
Artinya, hukum harus dijadikan sebagai jalan keluar dalam penyelesaian masalah-masalah
yang berkenaan dengan perorangan maupun kelompok, baik masyarakat maupun negara.
Norma hukum bukanlah satu-satunya kaidah yang bersifat mengatur terhadap manusia
dalam hubungannya dengan sesama manusia. Hukum tidak dibuat tetapi hidup, tumbuh dan
juga berkembang bersama masyarakat. Hukum harus tetap memuat nilai-nilai yang ideal dan
harus pula dijunjung tinggi oleh segenap elemen masyarakat
John Locke mengungkapkan bahwa HAM adalah hak yang langsung diberikan Tuhan
kepada manusia sebagai hak yang di kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini
yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat mendasar dan suci.
Pengertian HAM menurut Jan Materson adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia
yang tanpanya manusia mustahil hidup sebagai manusia.
HAM menurut Miriam Budiarjo adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir di
dunia. Hak itu sifatnya universal, karena hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik ras,
gender, budaya, suku, dan agama.
Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, HAM adalah suatu hak yang bersifat
mendasar. Hak yang dimiliki manusia sesuai dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak
bisa dipisahkan sehingga bersifat suci.
14
Hak asasi manusia (HAM) menurut Undang-undang nomor 39 tahun 1999 adalah hak
yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hak
tersebut merupakan anugerah yang wajib di lindungi dan dihargai oleh setiap manusia.
A. Pancasila
a. Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan memiliki hak
yang sama serta menghormati sesamam manusia tanpa membedakan keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, suku dan
bangsa.
c. Mengemban sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa, dan
sikap tida sewenang-wenang terhadap orang lain.
16
d. Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesame.
e. Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan
jujur.
f. Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa
dirinya bagian dari seluruh umat manusia.
B. Dalam Pembukaan UUD 1945
Menyatakan bahwa “ kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh karena itu
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan
dan pri keadilan”. Ini adalah suatu pernyataan universal karena semua bangsa ingin
merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada rakyat yang ingin merdeka,
yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok atau manusia lainnya.
Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan HAM serta
member I perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman kepada masyarakat, perlu
segera dibentuk suatu pengadilan HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yan
berat.
17
F. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI
a. Undang- undang republic Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang pengesahan
(Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang
kejam, ridak manusiawi, atau merendahkan martabat orang lain.
b. Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.
c. Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948 (Declaration Universal
of Human Rights).
18
hukum yang dikembangkan oleh para filsuf besar seperti Sokrates , Plaro, Aristoteles dan
lain-lain.
Dalam bukunya politicos yang ditulis pada penghujung hidupnya, plato menguraikan
bentuk-bentuk pemerintahan yang mungkin dijalankan dalam negara. Menurut plato, pada
dasarnya ada dua macam pemerintahan yang dapat diselenggarakan, yaitu; pertama;
pemerintahan yang dibentuk dan dijalankan berdasarkan hukum, pemerintahan ini dijalankan
dan ditujukan kepada serta mengutamakan kepentingan rakyat. Kedua; pemerintahan yang
berbentuk pemerintahan yang terbentuk tidak melalui jalan hukum, pemerintahan seperti ini
merupakan pemerintahan tiran yang melakukan penindasan terhadap rakyat. Lebih jelas
dalam bukunya The Laws, Plato berpikir sangat realistis mengenai tujuan dan pentingnya
hukum dan undang-undang itu sendiri. Menurut Plato, hukum bukan semata-mata untuk
menjaga ketertiban saja, melainkan sebagai obat untuk menyembuhkan kejahatan manusia
(Rapar, 2002: 83). Hal ini dikarenakan pemikiran Plato yang menganggap bahwa kejahatan
yang dilakukan manusia adalah sebuah penyakit. Tanpa hukum dalam suatu negara maka
kejahatan/penyakit itu akan tersebar pada semua orang dalam negara sehingga kematian atau
kehancuran akan terjadi pada negara yang bersangkutan. Senada dengan plato, konsep negara
hukum menurut Aristoteles, adalah negara berdiri diatas hukum yang menjamin keadilan
kepada warganya. Aristoteles mendefinisikan hukum sebagai suatu sumber dari kekuasaan
(Rapar, 2002: 192). Bagi Aristoteles suatu negara membutuhkan hukum untuk mengatur
nafsu dan keinginan jahat manusia, karena itu Aristoteles menggagas mengenai kedaulatan
atau supremasi hukum. Menurutnya, hukum adalah sebuah kecerdasan yang paling cerdas,
bahkan bisa dalam tingkat dewa (Rapar, 2002: 193). Atas dasar itulah nampaknya, Aristoteles
memandang hukum sebagai sesuatu yang tempatnya berada di tempat yang paling tinggi,
lebih tinggi daripada pemimpin karena hukum merupakan sumber dari kekuasaan yang
artinya seorang pemimpin menentukan bagaimana ia berkuasa adalah berdasarkan hukum dan
undang-undang yang berlaku. Hal ini dikarenakan menurut Aristoteles, seorang pemimpin
adalah manusia dan manusia itu seperti binatang buas, sebijaksana apapun dia, tetap saja
memiliki nafsu (Rapar, 2002: 193). Hal tersebutlah yang kemudian harus dikendalikan oleh
hukum seperti yang telah diungkapkan oleh Aristoteles.
2. Hak Asasi Manusia
Pengertian hak asasi manusia sering dipahami sebagai hak kodrati yang dibawa oleh
manusia sejak manusia lahir ke dunia. Pemahaman terhadap hak asasi yang demikian ini
merupakan pemahaman yang sangat umum dengan tanpa membedakan secara akademik hak-
19
hak yang dimaksud serta tanpa mempersoalkan asal-usul atau sumber diperolehnya hak
tersebut.
Ditinjau dari berbagai istilah yang ditemukan dalam literature, hak asasi manusia
merupakan terjemahan dari “droits de I’homme” dalam bahasa prancis yang berarti hak
manusia, atau bahasa ingrisnya “human rights” dan dalam bahasa belanda disebut
“mensenrechten” dalam kepustakaan lain digunakan istilah hak-hak dasar yang merupakan
terjemahan dari “basic right” dalam bahasa inggris dan “grondrechten” dalam bahasa
belanda. Sebagian orang menyebutnya dengan hak-hak fundamental sebagai terjemahan dari
“fundamental right” dalam bahas inggris dan”fundamentele rechten” dalam bahasa belanda.
Istilah lain tentang hak asasi manusia sebagaimana dikemukakan oleh Hadjon (1987:38), ada
kepustakaan dalam bahasa nggris yang menggunakan istilah “Natural right” dan dalam
bahasa belanda digunakan istilah “Rechten van den mens” sedang dalam kepustakaan yang
berbahasa indonesia terdapat istilah-istilah seperti hak asasi manusia, hak-hak kodrat dan
hak-hak dasar. Pada sisi lain kepustakaan hukum selain menggunakan istilah hak dasar
sebagai terjemahan dari istilah “groundracten”, “grundrecte”, asasi manusia sebagai
terjemahan dari “fundamental rights”, “droits fundamentaux” juga mempergunakan istilah
“mensenrecthen”, “menchenrechte”, “human rights” dan “droits de I’homme”.
Dari peristilahan diatas, perlu dibedakan pegertian antara hak-hak asasi dengan hak-hak
dasar. Perbedaan pokok antara kedua istilah tersebut adalah bahwa; hak asasi menunjuk pada
hak-hak yang memperoleh pengakuan secara internasional sedang hak dasar diakui melalui
hukum nasional. Konotasi hak asasi manusia terkait erat dengan asas-asas idea dan politis
sedangkan hak dasar merupakan bagian dari hukum dasar. Selanjutnya hak-hak asasi dimuat
dalam dokumen politik sehingga sifatnya lebih dinamis dibandingkan dengan hak-hak dasar
yang dituangkan dalam dokumen yuridis seperti UUD (konstitusi) dan dalam konfensi
internasional. Dengan demikian mengacu pada hal tersebut diatas, pengertian hak asasi
manusia harus dipahami juga sebagai hak dasar. Hal ini tidak lain karena istilah hak dasar
maupun hak asasi manusia yang popular dan lazim dipergunakan di masyarakat, pada
prinsipnya mempunyai pengertian yang sama. Disamping itu pembatasan terhadap hak
tersebut juga dilakukan secara yuridis dan moral, artinya hak asasi manusia selain diatur
melalui norma-norma hukum juga dirumuskan dalam statement-statement politik.
Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada segi-segi
tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa definisi Hak Asasi
Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:
20
a) UU Nomor 39 Tahun 1999
Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak
itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
b) John Locke
Hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat
kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
c) David Beetham dan Kevin Boyle
Hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual
yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.
d) C. de Rover
Hak asasi manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.
Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-
laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah
dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut
merupakan hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di
banyak negara di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi.
e) Austin-Ranney
Hak asasi manusia adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam
konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.
f) A.J.M. Milne
Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa
dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.
g) Frans Magnis-Suseno
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku, melainkan
berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia manusia.
21
h) Miriam Budiardjo
Miriam Budiardjo membatasi pengertian hak-hak asasi manusia sebagai hak yang
dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau
kehadirannya di dalam masyarakat.
i) Oemar Seno Adji
hak-hak asasi manusia ialah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan
yang seolah-olah merupakan suatu holy area.
3. Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia
Pertanyaan mendasar yang dikemukakan pada bagian ini adalah; apa hubungan negara
hukum dengan hak asasi manusia?. Jawaban atasa pertanyaan ini sudah barang tentu, tidak
begitu sulit mengkajinya dari sudut ilmu hukum, sebab antara negara hukum dan hak asasi
manusia, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum yang dapat diajukan
tentang hal ini, ditunjukan dengan cirri negara hukum itu sendiri, bahwa salah satu diantranya
adalah perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam negara hukum hak asasi manusia
terlindungi, jika dalam suatu negara hak asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut
bukan negara hukum akan tetapi negara dictator dengan pemerintahan yang sangat otoriter.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum terwujud dalam bentuk
penormaan hak tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk selanjutnya
penegakannya melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka artinya terlepas
dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam
undang-undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak eksekutif atatupun legislative
terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan langsung dari hakim yang
bersangkutanpun, tidak mempunyai kewenangan untuk mepengaruhi atau mendiktekan
kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada hakekatnya, kebebasan peradilan ini merupakan
sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas dan isi kebebasannya dipengaruhi oleh
sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain dalam Declaration of
Independent, deklarasi tersebut mengandung asas bahwa orang yang hidup di dunia ini,
sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh Tuhan, dengan dikaruniai beberapa hak yang tidak
dirampas atau dimusnahkan, hak tersebut mendapat perlindungan secara tegas dalam negara
hukum. Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi perorangan, melainkan fungsinya
22
adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai totalitas agar supaya cita-cita luhur bangsa
tercapai dan terpelihara.
Mengenai asas perlindungan , dalam setiap konstitusi dimuat ketentuan yang menjamin
hak-hak asasi manusia. Ketentuan tersebut antara lain:
a. Kebebasan berserikat dan berkumpul;
b. Kebebasan mengeluarkan pikiran baik lisan dan tulisan;
c. Hak bekerja dan penghidupan yang layak;
d. Kebebasan beragama;
e. Hak untuk ikut mempertahankan negara;
f. Hak lain-lain dalam pasal-pasal tentang hak asasi manusia.
Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila negara
melakukan suatu perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatigadaad), bahwa seorang dapat
melakukan gugatan terhadap penguasa, jika putusan pejabat yang berwenang dirasa tidak
adil. Banyak peraturan-peraturan yang member jaminan kepada para warga negara, untuk
menggunakan hak-haknya mengajukan tuntutan-tuntutan di muka pengadilan, bila hak-hak
dasarnya atau kebebasannya dilanggar.
Dalam pengkajian indonesia, penekanan negara hukum akan diletakan pada pemikiran
bahwa kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum. Pemikiran demikian angat
penting untuk mengantarkan persepsi, bahwa tunduknya kekuasaan kehakiman pada hukum
menyebabkan munculnya pemahaman akanadanya batas-batas kebebasan kekuasaan
kehakiman, dalam memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Sehingga dari apa
yang diuraikan diatas sangat jelas hubungan antara negara hukum dengan hak asasi manusia.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara luas dalam
rangka mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia,
sebagai ciri yang penting suatu negara hukum yang demokratis. Terbentuknya negara dan
demikian pula penyelenggaraan kekuasaan suatu negara, tidak boleh mengurangi arti atau
makna kebebasan dan hak-hak asasi kemanusiaan itu, oleh karena itu adanya perlindungan
dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia merupakan pilar yang sangat penting
dalam setiap negara yang disebut sebagai negara hukum. Jika dalam suatu negara hak asasi
manusia terabaikan atau dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang ditimbulkannya
tidak dapat diatasi secara adil, negara yang bersangkutan tidak dapat disebut sebagai negara
huku dalam arti sesungguhnya.
23
Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi manusia, dapat
dikaji dari sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan demokrasi merupakan
konsepsi kemanusiaan dan relasi social yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia
diseluruh penjuru dunia. Hak asasi manusia dan demokrasi juga dapat dimakna sebagai hasil
perjuangan manusia, untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab
hingga saat ini hanya konsepsi hak asasi manusia dan demokrasi yang terbuktipaling
mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam naskah perubahan kedua UUD Tahun 1945,
ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapatkan jaminan konstitusional yang
sangat kuat dalam Undang-Undang Dasar. Sebagian besar materi UUD ini sebenarnya berasal
dari rumusan Undang-Undang yang telah disahkan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan
konstitusional terhadap hak-hak asasi manusia sangat penting dan bahkan dianggap
merupakan salah satu ciri pokok dianutnya prinsip negara hukum di suatu negara.
Bangsa indonesia memahami bahwa The Universal Declaraton of Human Rights yang
dicetuskan pada tahun 1948, merupakan pernyataan umat manusia yang mengandung nilai-
nilai universal yang wajib dihormati. Bersamaan dengan itu, bangsa indonesia juga
memandang bahwa The Universal Declaration of Human Responsibility yang dicetuskan oleh
Inter Action Council pada tahun 1997 juga mengandung nilai universal yang wajib dijunjung
tinggi untuk melengkapi The Universal Declaraton of Human Rights tersebut.
Kesadaran umum mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia itu menjiwai
keseluruhan sistem hukum dan konstitusi indonesia, oleh karena itu perlu diadopsikan
kedalam rumusan Undang-Undang Dasar atas pengertian-pengertian dasar yang
dikembangkan sendiri oleh bangsa indonesia. Sehingga dengan demikian perumusannya
dalam Undang-Undang Dasar ini mencakup warisan-warisan pemikiran yang masih terus
akan berkembang dimasa-masa yang akan datang.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi manusia,
hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti bahwa
perlindungan hak asasi manusia merupakan cirri utama konsep negara hukum, tapi juga
hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini dilukiskan atau
digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara harus bertumpuh pada aturan
hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya
semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia.
24
Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh
kekuasaan manapun, merupakan wujud perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia dalam negara hukum.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan
dan pemerintahnya tidak berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan absolute
(kekuasaan yang tidak terbatas).
Ciri-ciri suatu negara hukum adalah sebagai berikut:
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaandalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jamian bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami,
dapat dilaksanakan, dan aman dalam melaksanakannya.
Tipe negara hukum diantaranya: Negara Hukum Liberal, Negara Hukum Formil, Negara
Hukum Materiil. Indonesia sebagai Negara Hukum tertera pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945
yang menyebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah Negara Hukum".
HAM adalah hak yang sudah melekat dalam diri manusia yang keberadaannya harus
dihormati, dijunjung tinggi, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu. Hak itu meliputi hak
personal, hukum, ekonomi, politik, sosial dan budaya maupun hak peradilan. Di Indonesia
HAM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999.
Antara Negara Hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi
hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukkan dengan ciri negara hukum itu sendiri,
bahwa salah satu diantaranya adalah perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
B. Saran
Kita sebaiknya mencari informasi lebih tentang Negara Hukum dan HAM agar lebih
memahami kedua bahan pembahasan di atas. Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus
bangsa, sudah semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di Indonesia.
Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala peraturan perundang-
undangan yang ada dalam negara Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mewujudkan
negara aman dan makmur.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.kompasiana.com/alfinafajrin/59b80b71941c202012739722/indonesia-
sebagai-negara-hukum?page=all
2. https://arulsyahrul26.blogspot.com/2017/01/makalah-negara-hukum-dan-
ham.html?m=1
3. Meilabalwell.wordpress.com/negara/hukum-konsep-dasar-dan-implementasinya-di-
indonesia/
4. Ayu.b15on,com/ham/
Jawaban :
Lembaga Eksekutif
Lembaga Eksekutif adalah presiden dan wakil presiden beserta dengan menteri-
menterinya yang turut membantunya dalam menjalankan tugasnya di sebuah negara.
Presiden merupakan lembaga negara yang memiliki kekuasaan eksekutif yaitu,
kekuasaan yang menjalankan roda pemerintahan. Di negara Indonesia, presiden
memiliki kedudukan sebagai kepala pemerintahan serta sebagai kepala negara.
Lembaga Legislatif
Lembaga Legislatif merupakan lembaga atau dewan yang mempunyai tugas serta
wewenang membuat atau merumuskan UU yang ada di sebuah negara. Selain itu,
lembaga legislative juga diartikan sebagai lembaga legislator, yang mana jika di
Indonesia lembaga ini dijalankan oleh DPD, DPR, dan MPR.
27
Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif adalah lembaga negara yang tugas utamanya sebagai pengawal,
pengawas, dan pemantau proses berjalannya UUD, fan juga pengawasan hukum di
sebuah negara. Di Indonesia, fungsi lembaga yudikatif dijalankan oleh MA, MK, yang
mana keduanya memiliki peran sebagai pengawas dan pemantau berjalannya UUD dan
hukum yang ada di Indonesia.
2. Apakah dasar hukum HAM sudah berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh
masyarakat Indonesia?
Jawaban :
Dasar hukum HAM hanya dijadikan sebagai landasan dalam berpikir akan HAM.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak juga masyarakat yang melanggar akan
HAM. Sebagai contoh, beberapa kasus dalam penculikan, pembunuhan, perampasan
hak, dan lain-lain. Masih banyak terjadi di Indonesia.
28