“Prostitusi Di Indonesia”
Disusun Oleh :
Dosen Pengajar :
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sesegera
mungkin.
Adapun isi makalah ini ialah membahas mengenai aliran dalam ilmu hukum.
maksud untuk menyudutkan suatu pihak tertentu. Adapun isi makalah ini disusun
secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan
ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf kepada para pembaca dan berharap
pembaca dapat memakluminya dan jika berkenan para pembaca juga berhak untuk
Atas kesediaan pembaca untuk membaca makalah ini saya ucapkan terimakasih
Penulis
2
Daftar Isi
BabI Pendahuluan
BabII Pembahasan
3
BAB I
PENDAHULUAN
Karena, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. “Aristoteles (384-322 sebelum M.), seorang ahli fikir
POLITICON ,artinya bahwa manusia itu sebagai mahluk pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi mahluk yang suka
bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka
keluarga maupun lingkungan sekolah,dsb. Maka jika orang tua salah dalam
memberikan penanam nilai norma awal bagi seorang anak dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat. Maka anak akan salah jalan dan bisa menjadi pribadi yang
dengan yang lainnya sama. Dimana sekarang ditengah kemajuan jaman makin
yang berlaku sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu, terkadang terjadi perselisihan
1
Drs. C.S.T.Kansil.S.H, PENGANTAR ILMU HUKUM dan TATA HUKUM INDONESIA, Balai
Pustaka, Jakarta, 2002, hlm.29.
4
yang menyebabkan pertengkaran. Dan untuk mencegah terjadinya perselisihan antar
dalam pergaulan antar manusia dalam masyarakat. Tanpa kepastian hukum dan
kehidupan bermasyarakat. Untuk mewujudkan suatu keadilan tidak terlepas dari fungsi
hukum. Fungsi hukum pada hakekatnya adalah untuk melindungi kepentingan manusia
atau kelompok manusia. Untuk mewujudkan tujuan dan fungsi hukum idalam
masyarakat, manusia dinilai oleh manusia lain dalam tindakannya atau perilakunya.
Pedoman, patokan atau ukuran untuk menilai tindakan atau perilaku manusia itu
atau perilaku manusia ditu disebut kesusilaan. Sedangkan “etika” adalah ilmu yang
Untuk menjaga ketertiban masyarakat tersebut maka perlu aturan yang bersifat
memaksa yang dijalankan oleh Negara. Istilah negara diterjemahkan dari kata-kata
asing Staat (bahasa Belanda dan Jerman);State (bahasa Inggris); Etat (bahasa
Prancis). Istilah Staat mempunyai sejarah sendiri. Istilah itu mula-mula dipergunakan
dalam abad ke-15 di Eropa Barat. Anggapan umum yang diterima bahwa kata staat
(state,etat) itu dialihkan dari kata bahasa Latin status atau statum.4 Kata “negara”
mempunyai dua arti. Pertama, negara adalah masyarakat atau wilayah yang
2
Muchtar Kusuaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, Bandung:Alumni,2006,hlm. 3-4.
3
Veronica Komalawati, Op Cit, 1989
4
F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-9, Jakarta:Binacipta,1992, hlm.90.
5
merupakan suatu kesatuan politis. Dlam arti ini India, Korea Selatan, atau Brazilia
merupaka negara. Kedua, negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan
politis itu, yang menata dan dengan demikian menguasai wilaya itu.5 Sementara itu
dalam ilmu politik, istilah “negara” adalah agency (alat) dari maysarakat yang
seperti polisi. Tugas polisi menjaga ketertiban dan kenyaman masyarakat. Dimana
dalam hal kecil ketika pengendara tidak memamtuhi standar aturan dalam berkendara
Begitu pula hal yang sama dilakukan ketika para pelaku prostitusi menjalankan
sosial dan sulitnya mencari pekerjaan menjadi alasan standar bagi para pelaku
dunia hingga menyebabkan nilai tukar rupiah mencapai titik 13.000 per dolar Amerika.
Membuat para kelas menengah kebawah semakin tercekik akan kebutuhan hidup yang
kelas menengah kebawah mencari solusi sendiri dengan menjadi “pelaku seks
komersial”. Kurangnya penegakan hukum dalam hal prostitusi di Indonesia tidak sedikit
yang mengambil korban. Seperti kekerasan yang dilakukan saat sedang bersetubuh
5
Franz Magnis Suseno, Etika Politik Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1990, hlm.170.
6
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Cetakan XIII, Jakarta:Gramedia Pustaka Umum, 1991,
hlm.38.
6
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prostitusi adalah pertukaran hubungan
seksual dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan dan
pelacurann. Disamping itu, prostitusi juga dapat diartikan melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan yang bukan istri atau suaminya, yang dilakukan
Prostitusi juga dapat digolongkan zina dengan arti yang lebih luas lagi. Zina
tangan, mata, telinga dan hati merupakan pengertian zina yang bermakna luas. Tentu
saja zina seperti ini tidak berkonsekuensi kepada hukum huduud baaik rajam atau
cambuk dan pengasingan setahun. Namun zina dalam pengertian ini juga melahirkan
dosa dan ancaman siksa dari Allah SWT.8 Prostitusi juga dapat diartikan suatu
perbuatan yang tidak senonoh yang berhubungan dengan kesopanan dan melanggar
nilai-nilai etika dan moral. Apapun defenisi dari prostitusi, yang pasti praktek jelas tidak
karena tak jarang kasus yang terjadi di lapangan seseorang bersedia menjadi “Pekerja
Seks Komersial” bukan karena keinginan pribadi, melainkan adanya dorongan maupun
paksaan yang didapat dari orang terdekat. Seperti seorang suami yang memaksa sang
istri menjadi “PSK” karena tidak sanggup membiayai keluarga sehingga suami
memaksa dan terkadang menganiaya jika sang istri tidak mau melaksanakan perintah
tersebut. Tanpa disadari sikap sang suami sudah patut disebut sebagai germo9 karena
7
Heriana Eka Dewi, Memahami Perkembangan Fisik Remaha, Yogyakarta:Gosyen Publishing, 2012,
hlm.81.
8
www.Abdul Wadud.com, diakses tanggal 5 Mei 2016.
9
Germo dapat diistilahkan adalah orang yang menampung para pelacur dan hidung belang dalam
melakukan transaksi sex. Orang inilah yang amat mendukung terlaksananya kenikmatan esaat tersebut
dengan pesta maksiat. Biasanya seorang germo akan mendapat imbalan sekian persen dari para pelacur
dari penghasilan yang diterimanya.
7
hanya memikirkan keuntungan semata dan terkadang ketika terjadi razia sang suami
malah diam diatas motor tanpa rasa bersalah. Dan petugas yang hanya menangkap
para wanita saja tanpa menangkap atau mencurigai para pria yang ada di sekitar
Untuk lebih jelasnya, mari kita telurusi Kerangkan Perdagangan Orang Dibawah
KEGIATAN PEREKRUTAN
Pengiriman, Pemindahan,
Penampungan,Penerimaan
Cara yang biasa digunakan
Ancaman, Pemaksaan,
Pnepuan, Kebohongan,
Penyalahguaan kekuasaan
mendukung terjadinya
8
Oleh sebab itu pemakalah ingin menggali lebih dalam mengenai prostitusi
tersebut untuk mendapatkan kesimpulan serta saran yang kiranya dapat membantu
1. Apa saja defenisi dari prostitusi tersebut? Dan apa saja yang menjadi ruang
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan prostitusi dan ruang lingkup
prostitusi.
9
BAB II
PEMBAHASAN
pencaharian.” Jelas dinyatakan adanya peristiwa penjualan diri sebagai profesi atau
organisasi impuls/dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam bentuk
disertai eksploitas dan komersialisasi seks yang impersonal tanpa afeksi sifatnya.
jalan menjualbelikan badan, kehormatan, dan kepribadian kepada banyak orang untuk
menukar seks dengan benda bernilai, maka pelacuran merupakan profesi yang paling
10
1. Pergundikan, yaitu pemeliharaan bini (istri) tidak resmi, bini gelap atau
perempuan piaraan. Mereka hidup selayaknya suami dan istri, namun tanpa ikatan
2. Tante girang atau loose married woman, yaitu wanita yang sudah
kawin, namun tetap melakukan hubungan erotik dan seks dengan laki-laki lain, baik
mendapatkan penghasilan.
menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai prostitue, melalui saluran-
pengunjung.
Sebagai akibatnya, mereka mudah sekali jadi pecandu obat-obat bius (ganja, heroin,
sebagai “bagong lieur” (babi hutan yang mabuk). Mereka itu adalah gadis-gadis
sekolah atau putus sekolah, putus studi di akademi atau semacamnya dengan
11
untuk mendapatkan kepuasan seksual. Mereka menganjurkan seks bebas dan cinta
bebas.
ditawarkan dibawa ke tempat “plesiran” dengan taxi. Di Indonesia juga kemudian ada
gadis becak, dengan pengertian yang hampir sama, yakni dengan jasa becak.
model, penyanyi, pemain panggung, bintang film, pemain sandiwara teater atau opera,
anak wayang, dan lain-lain) yang pandai merayu dan bermain cinta, untuk mengeduk
halus. Sedang pada hakikatnya, hostes itu adalah predikat baru dari pelacuran. Sebab,
remas oleh pelanggannya. Para hostes ini harus melayani makan, minum, dansa, dan
memuaskan naluri-naluri seks para langganan dengan jalan menikmati tubuh para
11
Ayu Pardede, “Prostitusi”...
12
1. Tidak adanya Undang-Undang tegas yang melarang adanya pelacuran,
dan juga larangan terhadap orang-orang yang melaksanakan relasi seks sebelum
pernikahan.
ada. Ketimpangan tersebut menuntut pemenuhan dan bukanlah suatu perkara mudah
sangat cepat dan menyerap banyak pekerja pria. Juga peristiwa urbanisasi tanpa
adanya jalan keluar untuk mendapatkan kesempatan kerja kecuali menjadi wanita
daerah perkotaan mengakibatkan perubahan sosial yang sangat cepat dan radikal,
sehingga masyarakatnya menjadi sangat stabil. Terjadinya banyak konflik dan kurang
13
adanya konsensus/persetujuan mengenai norma-norma kesusilaan para anggota
masyarakat.12
Sedangkan akibat yang timbul dari aktivitas pelacuran dapat bersifat negatif
maupun positif. Akibat negatif jauh lebih banyak daripada akibat positinya. Akibat
penyakit kotor dan menular yang sangat berbahaya, yakni penyakit akibat hubungan
Dalam bidang moral, susila, hukum dan agama, pekerjaan pelacuran termasuk
demoralisasi (tidak bermoral), Yang bergaul intim dengan mereka juga demoralisasi,
karena itu masyarakat memandang rendah martabat wanita pelacur. Pelacuran juga
yang berbahaya dan orang-orang yang sedang ber-masalah dengan keluarga atau
eksploitasi manusia oleh manusia yang lain, karena umumnya wanita-wanita pelacur
itu hanya menerima upah sebagian kecil saja dari pendapatan yang harus diterimanya.
Sebagian besar pendapatannya harus diberikan kepada germo, para calo, centeng, dan
gejala sosial yang harus ditanggulangi, sekalipun masyarakat menyadari bahwa sejarah
12
Agung Nugroho, “Pelacurran sebagai Masalah Sosial Ditinjau dari Perspektif Kriminologi”
dalam www.pustakawanhukum.blogspot.com., diposting paada 4 Maret 2014., diakses pada 9 Januari
2015.
14
membuktikan sangat sulit memberntas dan menang-gulangi masalah pelacuran,
karena ternyata makin banyak tipe-tipe pelacuran yang ada dalam masyarakat.13
keluarga, sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama, dan berkorelasi dengan
Motif- motif yang melatarbelakangi pelacuran pada wanita itu beraneka ragam,
menghindarkan diri dari kesulitan hidup, dan mendapatkan kesenangan melalui jalan
menghalalkan pelacuran.
2. Ada nafsu- nafsu yang abnormal, tidak terintegrasi dalam kepribadian, dan
keroyalan seks. Histeris dan hyperseks, sehingga mereka tidak merasa puas
4. Aspirasi materil yang tinggi pada diri wanita dan kesenangan ketamakan
13
Artikel “Pelacuran sebagai Masalah Sosial” dalam www.academia.edu., diposting pada
Desember 2013, diakses pada 9 januari 2015.
15
5. Komensasi terhadap perasaan- perasaan inferior. Ada adjustment yang
negative, terutama sekali terjadi pada masa puber dan adolesens. Ada keinginan untuk
melebihi kakak, ibu sendiri, teman putrid, tante- tante atau wanita- wanita mondain
lainnya.
6. Rasa melit dan ingin tahu gadis- gadis cilik dan anak- anak puber pada
masalah seks, yang kemudian tercebur dalam dunia pelacuran oleh bujukan- bujukan
8. Banyaknya simulasi seksual dalam bentuk : film- film biru, gambar- gambar
porno, bacaan cabul, gang- gang anak muda yang menpraktikan relasi seksual.
Sebab- sebab timbulnya pelacuran pada pria antara lain ialah sebagai berikut :
a. Nafsu kelamin laki- laki untuk menyalurkan kebutuhan seks tanpa satu
ikatan.
b. Rasa iseng dan ingin mendapatkan pengalaman relasi seks diluar ikatan
perkawinan.
c. Istri sedang berhalangan haid, mengandung tua atau lama sekali mengidap
e. Ditugaskan di tempat jauh, pindah kerja atau didetasir di tempat lain, dan
16
g. Karena profesinya sebagai penjahat, sehingga tidak termungkinkan untuk
membina keluarga.
i. Tidak perlu bertanggung jawab atau akibat relasi seks dan dirasakan sebagai
lebih ekonomis.
Semua perilaku pasti memiliki efek di belakangnya, entah itu efek positif
menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan
Penyebab herpes ini adalah Virus Herpes Simplex (HSV) dan di tularkan melalui
hubungan seks, baik vaginal, anal atau oral yang menimbulkan luka atau lecet pada
menjadi berantakkan.
17
5. HIV-AIDS, sejenis virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel
darah putih manusia yang merupakan bagian paling penting dalam system kekebalan
tubuh. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala-
gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Hampir tidak ada gejala yang
muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
penjualan diri sebagai profesi atau mata pencaharian sehari-hari dengan jalan
mempunyai sejarah yang panjang. Bahkan, bisa jadi sejarah prostitusi berjalan
beriringan dengan sejarah kehidupan manusia yang telah diatur oleh norma-
norma perkawinan. Prostitusi sudah ada sebagai salah satu penyimpangan dari
dan norma yang sama sekali bertolak belakang dengan fenomena prostitusi,
norma atau nilai dari satu atau beberapa pihak untuk tujuan tertentu.
sendi kehidupan keluarga, sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama, dan
19
berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika dan
dan lain-lain.
prostitusi dari muka bumi pertiwi ini ada dua upaya, yakni upaya pencegahan
3.2 Saran
Penulis berharap agar kita semua bisa benar-benar taat dan waspada
akan hal disekitar kita jangan kita mencari solusi yang ekonomis namun tidak
penyakit jasmani mau pun rohani, sebelum ditemukannya penyakit AIDS, sudah
timbulnya perbuatan zina dan kebebasan seks, merupakan kunci utama untuk
Islam melalui konsep fiqih mau pun petunjuk ayat Al-Qur’an dan Hadits
amoral itu lebih dini. Dalam hal pergaulan pria dan wanita, ajaran Islam
membedakan antara status mahrom dan bukan mahrom. Bagi pria dengan
20
wanita bukan mahrom, tidak diperkenankan memandangi, apalagi menyentuh
dan meraba, tanpa tutup atau sarung tangan. Kholwah menyendiri berduaan,
didampingi mahram (suami, misalnya) atau minimal empat orang wanita yang
dipercaya, bila dikhawatirkan ada fitnah. Bagi wanita, tidak boleh taharruj
mahram sejak umur menjelang dewasa, sudah dianjurkan agar tidak tidur di
pertimbangan moral mau pun kesehatan. Dalam masa penularan AIDS yang
dan budaya yang minim, mungkin harus dilakukan pendekatan yang lebih
14
MA. Sahal Mahfudh, “Nuansa Fiqh Sosial”...
21
Rismaharini yang menutup lokalisasi Dolly. Meskipun pada awalnya
Lebih lanjut, prostitusi sebagai masalah sosial yang sejak dulu sampai
sangat sulit dan membutuhkan waktu yang relatif lama serta membutuhkan
diri.
bernegosiasi dengan para germo dan alasan perut, tidak akan pernah
3. Hukum para pria yang menggunakan jasa pelacur, karena selama ini hanya
22
6. Pengadaan acara bimbingan rohani untuk memperbaiki keimanan dan
keyakinan mereka.
berupa:
15
Kartini Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: CV. Rajawali, 1997), th.
23
g. Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah cabul, gambar-
gambar porno, film-film biru dan sarana-sarana lain yang merangsang nafsu
seks
24
f. Mengadakan pendekatan terhadap pihak keluarga para pelacur dan
kaum wanita.16
16
Agung Nugroho, “Pelacurran sebagai Masalah Sosial Ditinjau dari Perspektif Kriminologi”...
25
3.3 Daftar Pustaka
26