Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAFSIR AYAT JINAYAH

Dosen Pembimbing : Dr. H.Suarning, M.Ag

(Peristiwa tentang Pembunuhan Pertama (QS.Al-Maidah :27-34)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

ADHAYANI 19.2500.032

SITTI FAISYAH AZZAHRA 19.2500.033

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU

HUKUM ISLAM PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM TAHUN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“Peristiwa tentang Pembunuhan Pertama (QS.Al-Maidah :27-34”.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari
makalah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

PAREPARE, 20 April 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
a. LATAR BELAKANG............................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
1. Kisah Qabil dan Habil yang beredar di Masyarakat..........................................................................2
2. Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits...................................................................3
3. Hikmah yang dapat dipetik dari Kisah Qabil dan Habil....................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
Kesimpulan..............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat dan mendapat perhatian yang
serius didalam kalangan masyarakat. Tindakan pembunuhan adalah suatu perbuatan yang
dengan sengaja maupun tidak ketika menghilangkan nyawa orang lain. Perbedaan cara
melakukan perbuatan tindak pidana pembunuhan ini terletak pada akibat hukumnya, ketika
tindak pidana pebunuhan ini dilakukan dengan sengaja ataupun direncanakan terlebih dahulu
maka akibat hukum yaitu sanksi pidana lebih berat dibandingkan dengan tindak pidana
pembunuhan yang dilakukan tanpa unsur pemberat yaitu direncanakan terlebih dahulu.

Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang amat penting. Nilai-nilai
moal sangat diperlukan bagi manusia, baik kapasitasnya sebagai pribadi (individu) maupun
sebagai anggota suatu kelompok (masyarakat dan bangsa). Moral memiliki kedudukan yang
amat penting karena manusia dalam hidupnya harus taat dan patuh pada norma-norma,
aturan, adat istiadat, undang-undang, dan hukum yang ada dalam suatu masyarakat.

Sebagai manusia yang memiliki akal budi yang sangat berbeda jauh dengan hewan
seharusnya harus bisa untuk mengontrol diri dan bisa menahan nafsu yang akan
menjerumuskan manusia itu pada hal yang menyimpang norma, etika, dan agama. Jika antar
manusia memiliki hati yang saling mengasihi dan mengerti norma-norma yang beredar
dimasyarakat seharusnya pembunuhan itu tidak akan pernah terjadi.

b. Rumusan Masalah
1. Apa kisah Qabil dan Habil yang beredar di Masyarakat?

2. Bagaimanah Kisah Qabil dan Habil yang sesuai dengan Al-quran dan hadits?

3. Bagaimanakah Surah Al-Maidah Ayat 27-34 dan terjemahannya?

4.Apa hikmah yang dapat dipetik dari kisah Qabil dan Habil?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kisah Qabil dan Habil yang beredar di Masyarakat

Qabil dan Habil adalah putra dari Nabi Adam dan Siti Hawa yang masing-masing
dilahirkan dengan memiliki seorang kembaran perempuan. Qabil dilahirkan bersama
kembaran perempuan yang anggun dan mempesona, sementara kembaran Habil
sebaliknya. Kemudian, Nabi Adam menerapkan kebijakan untuk menikahkan keduanya
secara silang.

Qabil dinikahkan dengan kembaran Habil yang tidak secantik kembarannya dan Habil
mendapatkan kembaran Qabil. Qabil yang merasa dirinya jauh lebih baik daripada
adiknya dan tidak terima dengan pembagian perjodohan tersebut mengajukan protes
kepada Nabi Adam.

Qabil berkata, “Aku lebih berhak terhadapnya (kembaran Qabil) dan dia (Habil) lebih
berhak terhadap saudaranya (kembaran Habil). Ini bukanlah ketentuan Allah, melainkan
pendapatmu sendiri”. Kemudian sebagai kepala keluarga, Nabi Adam memberikan solusi
atas protes yang diajuakan oleh Qabil.

Nabi Adam memerintahkan kedua anaknya untuk berkurban. Kurban siapa yang
diterima oleh Allah, maka lebih berhak terhadap kembaran Qabil. Qabil adalah seorang
petani dan Habil seorang peternak. Sudah menjadi kebiasaan bagi keduanya untuk
melakukan kurban, Qabil dan Habil pun berkurban dengan apa yang mereka punya.

Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan Hadits menjelaskan di dalam tafsir yang
ditulis Ar-Razi, diterangkan bahwa Qabil berkurban jagung jelek dan Habil berkurban
dengan kambing. Ternyata, kurban yang dipersembahkan Habil habis dilalap api dan
kurban milik Qabil tidak tersentuh api sama sekali. Pada waktu itu, api yang muncul
melalap kurban merupakan simbol dari Tuhan.

Jika kurbannya dilalap api, artinya kurban tersebut diterima oleh Allah. Melihat
kurbannya sama sekali tidak tersentuh api, Qabil sangat murka terhadap Habil karena
kembarannya yang cantik akan menikah dengan adiknya, Habil. Di sinilah letak

2
perbedaan kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits dengan kisah yang
beredar luas di masyarakat.

Akibat rasa cemburu itu, Qabil kemudian membunuh Habil secara diam-diam tanpa
diketahui oleh Nabi Adam agar tidak bisa menikah dengan kembarannya. Habil tidak
melakukan perlawanan sama sekali dan akhirnya terbunuh. Cerita yang berkembang
mengatakan bahwa kejadian pembunuhan ini dipicu oleh rasa tidak terima Qabil atas
berpindahnya kepemilikan kembaran Qabil kepada Habil. Sementara dalam segi paras,
Qabil jauh lebih berhak untuk meminang kembarannya yang juga cantik.

2. Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits

Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits ada di dalam Quran Surat al-
Maidah ayat 27 – 31. Ayat ini menjelaskan bagaimana kronologi pembunuhan Qabil atas
adiknya, Habil. Sebagaimana yang dikisahkan ketika Nabi Adam meminta kedua
putranya untuk berkurban akibat protes yang diajukan Qabil atas perjodohan yang
dilakukan Nabi Adam.

Hasil dari kurban yang dipersembahkan Habil diterima dan milik Qabil tidak diterima.
Melihat kurbannya tertolak, Qabil berkata kepada adiknya, “Aku pasti membunuhmu”.
Mendengar ucapan sang kakak, Habil berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima
kurban dari orang-orang yang bertakwa.

Sungguh jika engkau menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, aku tidak akan
sekali-kali menggerakkan tangan kepadamu untuk membunuhmu.” Habil hanya pasrah
karena ia takut kepada Allah dan tidak ingin menanggung dosa pembunuhan yang akan
berakhir di dalam neraka.

Akibat kepasrahan Habil, hawa nafsu Qabil semakin merasa mudah untuk membunuh
adiknya tersebut. Akhirnya Qabil membunuh Habil dan termasuk ke dalam orang-orang
yang merugi. Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits menyebutkan
bahwa Allah menurunkan seekor burung gagak yang menyuruhnya untuk menggali
bumi.

Burung gagak ini hendak memperlihatkan kepada Qabil bagaimana seharusnya mayat
Habil dikuburkan. Namun, Qabil tidak dapat melakukan apa yang seperti dicontohkan
burung gagak tersebut. Kemudia ia berkata, “Mengapa aku tidak bisa berbuat seperti

3
yang dilakukan burung gagak ini?” dan akibat perbuatannya itu, Qabil menjadi orang
yang berbuat zalim.

Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah menunjukkan keburukan akibat
kejahatan, kedengkian, dan kezaliman. Lebih lanjut, tafsir Ibnu Katsir memberikan
pengertian bahwa pembunuhan tersebut tidak ditujukan untuk memperebutkan
seorang wanita, melainkan bentuk kemarahan dan kedengkian Qabil terhadap kurban
Habil yang diterima, sementara miliknya tidak.

Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits ini dapat dipahami kaum
muslimin sebagai kronologi yang utuh berdasarkan penjelasan tafsir. Mengartikan suatu
ayat di dalam Al-Quran maupun hadits tanpa tafsir yang utuh dan jelas akan
menimbulkan kesalahpahaman makna dan cerita yang melatarbelakangi. Akhirnya,
banyak terjadi pembelokan sejarah.

Ayat 27-31: Kisah dua anak Adam (Qabil dan Habil), pembunuhan pertama yang
terjadi dan besarnya malapetaka akibat pembunuhan dan syariat menguburkan mayat

‫ك َق ا َل إِ َّن َما َي َت َق َّب ُل هَّللا ُ م َِن‬ َ ‫َوا ْت ُل َعلَي ِْه ْم َن َبأ َ ا ْب َنيْ آ َد َم ِب ْال َح ِّق إِ ْذ َقرَّ َبا قُرْ َبا ًنا َف ُتقُ ِّب َل مِنْ أَ َح ِد ِه َما َولَ ْم ُي َت َق َّب ْل م َِن‬
َ ‫اآلخ ِر َق ا َل أل ْق ُت َل َّن‬
ُ
ْ‫) إِ ِّني أ ِري ُد أَن‬٢٨( ‫ِين‬ َ ‫ك إِ ِّني أَ َخافُ هَّللا َ َربَّ ْال َعالَم‬ َ َ‫ك أل ْق ُتل‬ َ ‫ِي إِلَ ْي‬َ ‫َك لِ َت ْق ُتلَنِي َما أَ َنا ِببَاسِ طٍ َيد‬َ ‫ت إِلَيَّ َيد‬ َ ‫) لَئِنْ َب َس ْط‬٢٧( ‫ِين‬ َ ‫ْال ُم َّتق‬
‫ص َب َح م َِن‬ ْ َ ‫ت لَ ُه َن ْف ُس ُه َق ْت َل أَخِي ِه َف َق َتلَ ُه َفأ‬ ْ ‫) َف َطوَّ َع‬٢٩( ‫ِين‬ َ ‫الظالِم‬ َّ ‫ك َج َزا ُء‬ َ ِ‫ار َو َذل‬ِ ‫ب ال َّن‬ِ ‫ون مِنْ أَصْ َحا‬ َ ‫ك َف َت ُك‬ َ ‫َتبُو َء ِبإِ ْثمِي َوإِ ْث ِم‬
‫ون م ِْث َل‬ َ ‫ت أَنْ أَ ُك‬ ُ ‫اري َس ْوأَ َة أَخِي ِه َق ا َل َيا َو ْيلَ َتا أَ َع َج ْز‬ ِ ‫ْف ي َُو‬ َ ‫ض لِي ُِر َي ُه َكي‬ ِ ْ‫ث فِي األر‬ ُ ‫ث هَّللا ُ ُغ َرابًا َيب َْح‬ َ ‫) َف َب َع‬٣٠( ‫ين‬ َ ‫ْال َخاسِ ِر‬
َ ‫ي َس ْوأَ َة أَخِي َفأَصْ َب َح م َِن ال َّنا ِدم‬ ُ ِ ‫َه َذا ْال ُغ َرا‬
)٣١( ‫ِين‬ َ ‫ار‬ ِ ‫ب َفأ َو‬

Terjemah Surat Al Maidah Ayat 27-31

27. Ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra
Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah salah seorang dari
mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata,
"Sungguh, aku pasti membunuhmu!" Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya
menerima (amal) dari orang yang bertakwa."

28. "Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,
aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada
Allah, Tuhan seluruh alam."

4
29. "Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku
dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi
orang yang zalim."

30. Maka hawa nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian
dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.

31. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat
saudaranya. Qabil berkata, "Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti
burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah
dia termasuk orang yang menyesal.

Ayat 32-34: Had atau hukuman bagi hirabah (terang-terangan mengadakan


kerusuhan, penyerangan dan kekacauan di bumi), membegal dan mengadakan
kerusakan di bumi

َ ‫ض َف َكأ َ َّن َما َق َت َل ال َّن‬


ْ‫اس َجمِي ًعا َو َمن‬ ِ ْ‫س أَ ْو َف َس ا ٍد فِي األر‬ ٍ ‫ك َك َت ْب َنا َع َلى َبنِي إِ ْس َرائِي َل أَ َّن ُه َمنْ َق َت َل َن ْف ًس ا ِب َغ ْي ِر َن ْف‬ َ ِ‫مِنْ أَجْ ِل َذل‬
‫) إِ َّن َما‬٣٢( ‫ون‬ َ ُ‫ض لَم ُْس ِرف‬ ِ ْ‫ك فِي األر‬ َ ِ‫ت ُث َّم إِنَّ َكثِيرً ا ِم ْن ُه ْم َبعْ َد َذل‬ِ ‫اس َجمِي ًعا َولَ َق ْد َجا َء ْت ُه ْم ُر ُسلُ َنا ِب ْال َب ِّي َنا‬َ ‫أَحْ َيا َها َف َكأ َ َّن َما أَحْ َيا ال َّن‬
ٍ‫ِيه ْم َوأَرْ جُلُ ُه ْم مِنْ خِالف‬ِ ‫ُص لَّبُوا أَ ْو ُت َق َّط َع أَ ْي د‬
َ ‫ض َف َسا ًدا أَنْ ُي َق َّتلُوا أَ ْو ي‬ ِ ْ‫ُون هَّللا َ َو َرسُولَ ُه َو َيسْ َع ْو َن فِي األر‬ َ ‫ارب‬ ِ ‫ِين ي َُح‬َ ‫َج َزا ُء الَّذ‬
َ
‫ِين َت ابُوا مِنْ َق ْب ِل أنْ َت ْق ِدرُوا‬ َ ‫) إِال الَّذ‬٣٣( ‫ك لَ ُه ْم ِخ ْزيٌ فِي ال ُّد ْن َيا َولَ ُه ْم فِي اآل ِخ َر ِة َع َذابٌ َعظِ ي ٌم‬ َ ِ‫ض َذل‬ ِ ْ‫أَ ْو ُي ْن َف ْوا م َِن األر‬
٣٤( ‫َعلَي ِْه ْم َفاعْ لَمُوا أَنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َرحِي ٌم‬

Terjemah Surat Al Maidah Ayat 32-34

32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa
membunuh seseorang, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia
telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang
kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas Tetapi kemudian
banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

33. Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka
secara silangatau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi
mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar

5
34. Kecuali orang-orang yang bertobat sebelum kamu dapat menguasai (menangkap)
mereka; maka ketahuilah, bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3. Hikmah yang dapat dipetik dari Kisah Qabil dan Habil

1. Melakukan Suatu Ibadah Hanya Diniatkan Untuk Allah


Di dalam kisah Qabil dan Habil, ibadah tersebut berupa kurban. Perbuatan yang
dilakukan pun hendaknya hanya ditujukan kepada Allah dengan sebaik-baik pemberian,
sehingga akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada sekitar. Semua ibadah itu
landasan semangatnya adalah berbagi.

Setiap kata salat di dalam Al-Quran akan diiringi dengan zakat setelahnya, setelah
berpuasa juga mengeluarkan zakat fitrah, dan setelah berhaji ada kurban. Ada
keseimbangan anatar hubungan dengan Allah dan berbagi untuk memberikan
kebermanfaatan di bumi. Hampir semua ibadah yang dilakukan sehari-hari memiliki
makna kurban karena harus mengikhlaskan apa pun yang dimiliki.

2. Tanda Kurban yang Diterima dan Ditolak


Dari kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits dapat diambil hikmah
bagaimana tanda kurban itu diterima atau tidak. Tanda yang paling bisa diamati adalah
bagaimana perubahan di dalam hati yang terjadi setelah berkurban. Biasa saja, menjadi
semakin bertakwa dan semangat menjalankan peintah Allah, atau justru menjadi
semakin buruk.

Jika hati tidak merasakan kenikmatan yang bertambah ketika beribadah, tidak menjadi
lebih bertakwa, tidak sensitif untuk melakukan berbagai kebaikan, dan tidak alergi
terhadap berbagai keburukan, maka hal itu menandakan kemungkinan besar kurban
atau ibadah kepada Allah tidak diterima.

3. Menerima Segala Ketetapan yang Allah Berikan


Beberapa takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah tidak dapat diubah oleh manusia,
salah satunya adalah perkara jodoh dan kematian. Kisah Qabil dan Habil memberikan
pelajaran bagaimana seharusnya manusia menyikapi segala hal yang sudah diatur oleh
Allah. Karakter yang ditunjukkan oleh Qabil adalah contoh pembangkangan atas
ketetapan Allah hingga berujung kepada kasus pembunuhan.

6
Terdapat sedikit perbedaan antara kisah Qabil dan Habil yang beredar luas di
masyarakat dengan kisah yang sesuai Al-Quran dan hadits. Para kaum muslimin
hendaknya mengetahui bagaimana kisah yang sesungguhnya agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Selain itu, kisah anak Adam ini juga sarat akan makna yang relevan
hingga saat ini, sehingga dapat dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Kisah Qabil dan Habil yang beredar di Masyarakat

Qabil dan Habil adalah putra dari Nabi Adam dan Siti Hawa yang masing-masing
dilahirkan dengan memiliki seorang kembaran perempuan. Qabil dilahirkan bersama
kembaran perempuan yang anggun dan mempesona, sementara kembaran Habil
sebaliknya. Kemudian, Nabi Adam menerapkan kebijakan untuk menikahkan keduanya
secara silang.
Qabil dinikahkan dengan kembaran Habil yang tidak secantik kembarannya dan Habil
mendapatkan kembaran Qabil. Qabil yang merasa dirinya jauh lebih baik daripada
adiknya dan tidak terima dengan pembagian perjodohan tersebut mengajukan protes
kepada Nabi Adam.
2. Kisah Qabil dan Habil yang sesuai Al-Quran dan hadits ada di dalam Quran Surat al-
Maidah ayat 27 – 31. Ayat ini menjelaskan bagaimana kronologi pembunuhan Qabil atas
adiknya, Habil. Sebagaimana yang dikisahkan ketika Nabi Adam meminta kedua
putranya untuk berkurban akibat protes yang diajukan Qabil atas perjodohan yang
dilakukan Nabi Adam.
3. Dan adapun Hikmah yang dapat dipetik dari Kisah Qabil dan Habil yaitu :
- Melakukan Suatu Ibadah Hanya Diniatkan Untuk Allah.
- Tanda Kurban yang Diterima dan Ditolak.
- Menerima Segala Ketetapan yang Allah Berikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://pondokyatim.or.id/2021/03/23/mengulas-kisah-qabil-dan-habil-yang-sesuai-al-quran-
hadits-dan-cerita-yang-berkembang/

http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-al-maidah-ayat-27-37.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai