Anda di halaman 1dari 3

KLASIFIKASI KEJAHATAN

1. Berdasarkan bentuknya
a. Kejahatan konvensional/ tradisional/ blue collar crimes
Merupakan kejahatan yang sering tampak kali dalam kehidupan
masyarakat dan kejahatan yang demikian merupakan kejahatan yang
menjadi objek pekerjaan para penegak hukum. Kejahatan-kejahatan
demikian merupakan kejahatan yang paling tinggi dalam data atau catatan
baik dalam statistik kepolisian maupun pengadilan. Dikategorikan sebagai
kejahatan konvensional atau tradisional bisa bisa karena dilihat dari aspek
pelaku bentuk maupun modus operandi-nya.
 Dilihat dari pelakunya mereka adalah termasuk orang-orang yang
digolongkan berstatus kelas bawah (blue collar crimes).
 Dilihat dari bentuk kejahatannya adalah kejahatan kejahatan yang
kriterianya sebagaimana diatur dalam KUHP.
 Dilihat dari modus operandi pada umumnya dilakukan secara
sederhana atau tradisional. Namun demikian sejalan dengan
perkembangan iptek maka bentuk-bentuk kejahatan tradisional pun
mengalami perkembangan baik dilihat dari motif maupun modus
operandi yang dilakukan.
 Begitu juga dilihat dari motivasinya, saat ini sudah mengalami
perkembangan. Sebagai contoh kejahatan pembunuhan secara
tradisional orang melakukan pembunuhan pada umumnya karena
dilatarbelakangi oleh balas dendam, atau karena faktor harga diri
dalam perkembangannya orang melakukan pembunuhan mungkin
didasari oleh motivasi politik, harta kekayaan, atau materi.
 Bahkan dilihat dari cara melakukan pembunuhan pun mengalami
perkembangan. Orang melakukan pembunuhan tidak cukup hanya
menghilangkan nyawa korban, melainkan melakukan tindakan-
tindakan lain seperti memotong-motong tubuh (mutilasi) atau
berupaya menghilangkan identitas korban.
b. Kejahatan inkonvensional/ white collar crime
Kejahatan ini sering diistilahkan dengan kejahatan white collar crime/
kejahatan kerah putih, kejahatan berdasi, organizer crime/ kejahatan
korporai dsb.
Secara umum kejahatan kerah putih dapat dikelompokkan ke dalam:
 Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh kalangan profesi dalam
melakukan profesinya seperti, dokter, notaris, pengacara, dll.
 Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah atau
aparatnya, seperti korupsi dan tindakan-tindakan penyalahgunaan
kekuasaan, seperti pelanggaran terhadap hak-hak warga negara,
penangkapan atau penahanan yang melanggar hukum.
 Kejahatan korporasi
Kejahatan korporasi itu sendiri adalah tindakan-tindakan korporasi
yang dapat dikenai sanksi, baik sanksi pidana, administrasi
maupun perdata, yang berupa tindakan penyalahgunaan secara
melawan hukum kekuasaan ekonomi.
Secara konseptual kejahatan yang menyangkut korporasi dapat
berupa:
 kejahatan korporasi dalam usahanya mencapai tujuan
korporasi untuk memperoleh keuntungan.
 Korporasi jahat yaitu korporasi yang bertujuan semata-mata
untuk melakukan kejahatan.
 Kejahatan terhadap korporasi. Contohnya, pembuangan
limbah, penipuan perusahaan travel yang menggunakan
uang konsumen untuk keperluan pribadi.
2. Berdasarkan motif pelakunya
a. Kejahatan ekonomi, misalnya pengedaran narkoba.
b. Kejahatan seksual, misalnya perbuatan zina
c. Kejahatan politik, misalnya pemberontakan PKI, dan pemberontakan
GAM .
d. Kejahatan lain-lain, misalnya penganiayaan, motifnya balas dendam.
3. Berdasarkan berat/ ringannya ancaman pidana
a. Kejahatan, yakni semua pasal-pasal yang disebut di dalam buku II KUHP,
seperti pembunuhan, pencurian, dan sebagainya. Golongan. Inilah dalam
bahasa inggris disebut felony. Ancaman pidana pada golongan ini kadang-
kadang pidana mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara sementara.
b. Pelanggaran, yakni semua pasal-pasal yang disebut di dalam buku III
KUHP, seperti saksi di depan persidangan yang memakai jimat. waktu ia
harus memberi keterangan dengan bersumpah, dihukum. Dengan hukum
kurungan selama-lamanya 10 hari atau denda. Pelanggaran dalam bahasa
inggris disebut overtreding. Ancaman Hukumannya biasanya hukuman
denda saja. Contohnya yang banyak misalnya pada pelanggaran lalu lintas.
4. Berdasarkan kepentingan statisk
a. Kejahatan terhadap orang, misalnya pembunuhan, penganiayaan, dsb.
b. Kejahatan terhadap harta benda misalnya pencurian, perampokan, dsb.
c. Kejahatan terhadap kesusilaan umum misalnya perbuatan cabul.
5. Berdasarkan kepentingan pembentukan teori
Penggolongan ini didasarkan adanya kelas-kelas kejahatan. Kelas-kelas kejahatan
dibedakan menurut proses penyebab kejahatan, cara melakukan kejahatan, teknik-
teknik dan organisasinya dan timbulnya kelompok-kelompok yang mempunyai
nilai-nilai tertentu pada kelas tersebut. Penggolongannya adalah:
a. Professional crime, adalah kejahatan dilakukan sebagai mata pencarian
tetapnya dan mempunyai keahlian tertentu untuk profesi itu. Contoh:
pemalsuan tanda tangan, pemalsuan uang, dan korupsi.
b. Organized crime, adalah kejahatan yang terorganisir. Contoh, pemerasan,
perdaganagan gelap narkotika, perjudian liar.
c. Occupational crime, adalah kejahatan karena adanya kesempatan.
Contohnya, pencurian di rumah-rumah, pencurian jemuran, penganiyaan,
dan pemerasaan.
6. Berdasarkan ahli-ahli sosiologi
a. kejahatan kekerasan terhadap orang. Contohnya: pembunuhan,
penganiayaan, pemerkosaan, dsb
b. Kejahatan harta benda karena kesempatan. Contohnya: pencurian
kendaraan bermotor, pencurian di toko-toko besar, dsb.
c. Kejahatan karena kedudukan/jabatan. Contohnya: kejahatan kerah putih
seperti korupsi.
d. Kejahatan politik. Contoh: pemberontakan,spionase, sabotase, perang
gerilya.
e. Krjahatan terhadap ketertiban umum. Kejahatan ini biasa juga disebut
“kejahatan tanpa korban”: Contoh pemabukan, gelandangan, penjudian,
wanita melacurkan diri.
f. Kejahatan konvensional. Contoh: perampokan, pengangguran, pencurian
kecil-kecilan.
g. Kejahatan terorganisir. Contoh: pemerasan, perdagangan wanita untuk
pelacuran, perdagangan obat bius, dll.
h. Kejahatan yang dilakukan sebagai profesi. Contoh: pemalsuan, pencopetan
dsb.

Anda mungkin juga menyukai