HIJJARATUL PHADILAH.Z
19.1700.041
Ada juga yang mengatakan definisi pendidikan adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar
para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya
pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia,
kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan masyarakat.
Pendidikan dalam Islam, secara bahasa memiliki terma yang sangat varian.
Perbedaan ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits—sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islam—yang
menyebutkan kata (kalimah) yang memiliki konotasi pendidikan atau
pengajaran. Setidaknya, ada empat (3) istilah yang digunakan untuk
menyebutkan makna pendidikan, misalnya tarbiyah, ta’dib, ta’lim. Masing-
masing terma tersebut, jelas memiliki aksentuasi dan implikasi yang berbeda.
Berikut akan dijelaskan masing-masing istilah tersebut.
1. Al-Tarbiyah
2. Al-Ta’dib
Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti
pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan
keberadaannya. Pengertian ini didasarkan pada Hadits Rasulullah saw. yang
mengatakan “addabani rabbi fa ahsana ta’dibi” (Tuhanku telah mendidikku,
sehingga menjadikan baik pendidikanku). Kata Ta’dib ini menurut Naquib Al-
Attas merupakan istilah yang lebih mendekati pemahaman ilm. Atau dengan
kata lain Ta’dib dipahami sebagai istilah pendidikan yang lebih mengarah pada
proses pembelajaran, pengetahuan dan pengasuhan. Oleh karenanya, Naquib
beranggapan bahwa penggunaan istilah Ta’dib lebih proporsional ketimbang
istilah Tarbiyah untuk menyebut istilah Pendidikan Islam.
3. Al-Ta’lim
Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,
istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia
sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab dan penanaman amanah. Batasan pengertian ini dipahami
lebih luas cakupannya dibandingkan dengan istilah Al-Tarbiyah, terutama
dalam konteks sequency (cakupan dan wilayah) subjek atau objek didiknya.
Sementara menurut Athiyah Al-Abrasy, ta’lim diartikan dengan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-
Ta’lim merupakan bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya mencakup
domaik kognitif saja dan tidak menyentuh aspek (domain) afektif dan
psikomotorik.
Menurut penjabaran saya pada intinya, filsafat menurut Plato adalah ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
Aristoteles : Menurut Aristoteles (384-322 SM), pengertian filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan
pengetahuan praktis.
Menurut penjabaran saya pada intinya, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu logika, ekonomi, politik
dan lain-lain.
1. Fungsi Spekulatif.
Filsafat pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan
dan mencoba merumuskannya dalam satu gambaran pokok sebagai
pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi ilmiah. Filsafat
pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan antar
hubungannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan.
2. Fungsi Kritik.
Fungsi ini terutama untuk memberi dasar bagi pengertian kritis rasional
dalam pertimbangan dan menafsirkan data-data ilmiah. Misalnya, data
pengukuran analisa evaluasi baik kepribadian maupun achievement
(prestasi). Fungsi kritik bararti pula analisis dan komparatif atas sesuatu,
untuk mendapat kesimpulan. Bagaimana menetapkan klasifikasi prestasi itu
secara tepat dengan data-data obyektif (angka-angka, statistik). Juga untuk
menetapkan asumsi atau hipotesa yang lebih resonable. Filsafat harus
kompeten, mengatasi kelemahan-kelemahan yang ditemukan bidang ilmiah,
melengkapinya dengan data dan argumentasi yang tak didapatkan dari data
ilmiah.
3. Fungsi Integratif.