Tentang
NEGARA HUKUM, HAK ASASI MANUSIA DAN BANTUAN HUKUM
Oleh :
ADE SAPUTRA 1713040044
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Negara Hukum ................................................................................... 3
B. Hak Asasi Manusia ............................................................................. 8
C. Bantuan Hukum................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
itu keberhasilan gerakan bantuan hukum juga dapat mengembalikan wibawa
hukum dan wibawa pengadilan yang telah terpuruk selama ini. Dengan semakin
berkembangnya konsep HAM sampai pada implementasinya membuat persoalan
yang berhubungan dengan kemajuan, penghormatan dan penegakan HAM dalam
Negara hukum menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji dan dianalisis oleh
setiap warga Negara pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Negara Hukum?
2. Bagaimana HAM di Indonesia?
3. Bagaimana Pelaksanaan Bantuan Hukum di Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Negara Hukum
1. Pengertian Negara Hukum
Negara hukum menurut F.R Bothlingk adalah “De taat waarin de
wilsvrijheid van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht” (negara,
dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh suatu
kehendak hukum). Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam rangka
merealisasikan pembatasan pemegang kekuasaan tersebut maka diwujudkan
dengan cara, “Enerzijds in een binding van rechter administatie aan de wet,
anderjizds in een begrenzing van de bevoegdheden van de wetgever”, (disatu
sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap undang-undang dan disisi lain
pembatasan kewenangan oleh pembuat undang-undang).1 Dalam negara
hukum segala sesuautu harus dilakukan menurut hukum (evrithing must be
done according to law). Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus
tunduk pada hukum, bukannya hukum yang harus tunduk pada pemerintah.
1
Ridwan HR. 2014. Hukum Administasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers. hlm. 21.
2
Moh.Kusnardi dan Harmmaily Ibrahim. 1980. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia.
Jakarta: Pusat Studi HTN UI dan Sinar Bakti. hlm. 142.
3
menjelmakan manusia yang bersikap adil. Apabila keadaan seperti ini telah
terwujud, maka terciptalah suatu “negara hukum”.
Pada dasarnya konsep negara hukum tidak terpisahkan dari pilarnya
sendiri yaitu paham kedaulatan hukum. Paham ini adalah ajaran yang
mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi terletak ada hukum atau tidak ada
kekuasaan lain apapun, kecuali hukum semata. Banyak rumusan yang
diberikan terhadap pengertian negara hukum tetapi sulit untuk mencari
rumusan yang sama, baik itu disebabkan karena perbedaan asas negara hukum
yang dianut maupun karena kondisi masyarakat dan zaman saat perumusan
negara hukum dicetuskan.
Konsep negara hukum berdasarkan wilayah tradisi hukumnya dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu, konsep negara hukum rechtsstaat dan
konsepsi negara hukum the rule of law yang telah mendapat dorongan dari
pada renaissance dan reformasi keduanya merupkan abad XIX dan di
pengaruhi paham liberalisme dan indivisualisme. Bagi konsepsi negara
hukum rechtsstaat penegakan hukum berarti penegakan hukum yang ditulis
dalam Undang-Undang sesuai dengan pahamegisme bahwa hukum identik
dengan Undang-Undang sehingga ada “kepastian hukum”. Bagi konsepsi
negara hukum the rule of law, penegakan hukum bukan berarti penegakan
hukum tertulis, tetapi yang terpenting adalah penegakan keadilan hukum,
sehingga penegakan hukum tidak berarti penegakan hukum yang ditulis.
dalam undang-undang semata, bahkan hukum tertulis tersebut lebih diterima
untuk disimpangi oleh hakim jika memang dirasakan tidak memenuhi rasa
keadilan hukum.
Ada dua tokoh yang mengambangkan unsur negara hukum yaitu
Friedrick Julius Stahl dan Albert Venn Dicey. Unsur-unsur negara hukum
rechtsstaat ada 4 (Friedrick Julius Stahl) yang penting dalam sebuah negara
yang taat terhadap hukum antara lain:
4
1) Hak-hak asasi manusia;
2) Pemisahan/Pembagian kekuasaan;
3) Setiap tindakan pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang telah ada;
4) Adanya peradilan administasi yang berdiri sendiri. 3
3
Asshiddiqie, Jimly. 2007. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.
Jakarta: Buana Ilmu. hlm. 311.
4
Ibid
5
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat demi tercapainya tujuan
bernegara.
5
Ibid
6
c. Negara Hukum Materiil (Walfare state-Negara Kesejahteraan)
Tipe negara hukum ini sering juga disebut sebagai negara hukum
dalam arti yang luas atau disebut pula sebagai negara hukum modern.
Negara dalam pengertian ini bukan saja menjaga keamanan saja tetapi
secara aktif turut serta dalam dalam urusan kemasyarakatan demi
mensejahterakan rakyat. Oleh sebab itu pengertian negara hukum dalam
arti luas sangat erat hubungannya dengan pengertian negara kesejahteraan
atau welfare state.
7
a. Adanya Undang-Undang Dasar atau Konstitusi yang memuat ketentuan
tertulis tentang hubungan antara penguasa dengan rakyat.
b. Adanya pemisahan kekuasaan negara, yang meliputi kekuasaan pembuatan
undang-undang yang berada pada parlemen, kekuasaan kehakiman yang
bebas dan merdeka, dan pemerintah mendasarkan tindakannya atas
undang-undang.
c. Diakui dan dilindunginya hak-hak rakyat.
6
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
hlm. 212.
8
melindungi dan menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia, menjadi kewajiban
dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur
pemerintahan baik sipil maupun militer) dan negara.
9
b. Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan
Undang-undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Berdasarkan Undang-undang tersebut diatur bahwa Pengadilan
Hak Asasi Manusia merupakan Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Pengadilan Umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau
kota. Untuk daerah khusus ibukota Jakarta Pengadilan HAM berkedudukan
di setiap wilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
c. Instrumen HAM
Instrumen HAM yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Pancasila
b) Undang-Undang Dasar 1945
c) Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
yang berisi piagam hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia.
d) Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
e) Undang-undang No 26 tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia.
f) Peraturan perundang-undangan lain yang pada hakikatnya memuat
adanya jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
d. Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Lembaga Bantuan Hukum adalah organisasi independen yang
memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat. Lembaga ini
biasanya dikelola secara mandiri oleh para aktivis yang memiliki
kepedulian tinggi untuk memajukan penegakan keadilan. Mereka
membantu para korban kejahatan HAM atau pihakpihak lain yang
mengalami ketidakadilan hokum.
e. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi
Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum dibentuk oleh Perguruan Tinggi
yang mempunyai Fakultas Hukum. Hal ini dilakukan sebagai salah satu
perwujudan Tri Dharma Penguruan Tinggi yakni pengabdian kepada
10
masyarakat. Keberadaan lembaga ini diharapkan bisa membantu
masyarakat terutama pihak-pihak yang sedang memperjuangkan keadilan
hukum dan HAM. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum mempunyai peran
sebagai berikut :
a) Sebagai kantor pusat kegiatan untuk memberikan layanan kepada
semua pihak yang ingin berkonsultasi dan meminta bantuan di bidang
hukum dan HAM.
b) Pelaksana program Tri Darma perguruan tinggi di bidang hukum dan
hak asasi manusia.
c) Wahana pelatihan pembelaan dan penegakan Hukum dan HAM
C. Bantuan Hukum
1. Pengertian Bantuan Hukum
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum dikatakan bahwa, bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan
oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan
Hukum. Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orang
11
miskin. 7 Bantuan hukum adalah salah satu upaya mengisi hak asasi manusia
(HAM) terutama bagi lapisan termiskin rakyat kita, orang kaya sering tidak
membutuhkan bantuan hukum karena sebetulnya hukum itu dekat dengan
orang kaya.8
Bila dilihat pendapat M. Yahya Harahap bahwa pengertian bantuan
hukum mempunyai ciri dalam istilah yang berbeda, yaitu antara lain :
1. Legal aid, yang berarti memberi jasa di bidang hukum kepada seseorang
yang terlibat kedalam suatu kasus atau perkara, yaitu :
a. Pemberi jasa bantuan hukum dilakukan dengan CumaCuma;
b. Bantuan jasa hukum dalam legal aid lebih dikhususkan bagi yang tidak
mampu dalam lapisan masyarakat miskin;
c. Dengan demikian motivasi utama dalam konsep legal aid adalah
menegakkan hukum dengan jalan membela kepentingan dan hak asasi
rakyat kecil yang tak punya dan buta hukum.
2. Legal assistance, yang mengandung pengertian lebih luas dari legal aid.
Karena disamping mengandung makna dan tujuan pemberi jasa bantuan
hukum, lebih dekat dengan pengertian dikenal dengan advokat, yaitu
pemberi bantuan :
a. Baik kepada yang mampu membayar prestasi,
b. Maupun pemberi bantuan kepada rakyat yang miskin secara Cuma-
Cuma.
3. Legal service, yaitu pelayan hukum, dalam bahasa ibdonesia diterjemahkan
dalam pelayanan hukum. Pada umumnya kebanyakan orang lebih
cenderung memberikan pengertian yang lebih luas kepada konsep dan
makna legal service dibanding dengan dan tujuan legal aid atau dikenal
assistance, karena pada konsep dan ide legal service terkadang makna dan
tujuan :
7
Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
8
Lubis, T. Muliya. 1986. Bantuan Hukum dan Kemiskinan Struktural. Jakarta: LP3ES. hlm 9.
12
a. Memberi bantuan pada anggota masyarakat yang operasionalnya
bertujuan menghapuskan kenyataankenyataan diskriminatif dalam
penegakan dan pemberi jasa hukum bantuan antara rakyat miskin yang
berpenghasilan kecil dengan masyarakat kaya yang menguasai sumber
dana dan posisi kekuasaan.
b. Dan dengan pelayanan hukum yang diberikan kepada anggota
masyarakat yang memerlukan, dapat diwujudkan kebenaran hukum itu
sendiri oleh aparatpenegak hukum.dengan jalan mengharmati setiap
hak yang dibenarkan hukum bagi setiap anggota masyarakat tanpa
membedakan yang kaya dan miskin.
c. Disamping itu untuk menegakkan hukum dan penghormatan kepada
hak yang diberikan hukum kepada setiap orang, legal service didalam
operasionalnya, lebih cenderung untuk menyelesaikan setiap
persengketaan dengan jalan menempuh cara perdamaian.
13
2. Tujuan Dan Fungsi Bantuan Hukum
Bantuan hukum adalah lembaga hukum yang penting peranannya
didalam mencari kebenaran material. Adapun tujuan hukum dan fungsi
pelaksanaan program bantuan hukum, yaitu :
a. Membantu para penegak hukum untuk mengungkapkan dan pemahaman
suatu kasus demi terciptanya kebenaran (material waarheid) dan terutama
agar vonis hakim yang akan dijatuhkan lebih obyektif.
b. Suatu ala atau prasarana untuk mengisi perlindungan terhadap hak asasi
manusia terutama bagi golongan miskin dan lemah.
c. Merupakan pelayanan hukum secara Cuma-Cuma (prodeo) bagi rakyat
yang tidak mampu atau miskin.
d. Merupakan sarana pendidikan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran hukum rakyat terutama hak-haknya sebagai subyek hukum.
e. Bertujuan untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan hukum atau
undang-undang sesuai dengan perkembangan masyarakat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Negara adalah negara berdasarkan atas hukum dan keadilan bagi warganya.
Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan
negara atau dengan kata lain diatur oleh hukum. Ada tiga tipe negara hukum
yaitu negara polisi, negara hukum formal dan negara hukum materil.
2. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Jadi hakikat
penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban , serta keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
3. Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan
Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum. Pemberian
bantuan hukum kepada masyarakat miskin merupakan wujud dari pemenuhan
hak konstitusional setiap warga negara terutama hak persamaan di depan
hukum dan hak atas perlindungan hukum.
B. Saran
Pemakalah menyadari segala kekurangan dari makalah ini baik itu dari segi
isi maupun penulisan. Kami mengharapkan kepada pembaca untuk dapat
memberikan kritikan dan saran yang membangun agar makalah kami kedepannya
dapat lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly. 2007. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.
Jakarta: Buana Ilmu.
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Lubis, T. Muliya. 1986. Bantuan Hukum dan Kemiskinan Struktural. Jakarta: LP3ES.
Moh.Kusnardi dan Harmmaily Ibrahim. 1980. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia.
Jakarta: Pusat Studi HTN UI dan Sinar Bakti.
16