Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

DOSEN PENGAMPU : IRFAN WIDYANTO, S. LP, MM

DI SUSUN OLEH :

 NADIVA FEBRIANTY
 NISSA KHASANAH
 SULISTIAWATI
 MUTIARA SELVI
 MERI ANGGERAINI
 M. RIYADH ADIN P
 ARDIAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GRAHA KARYA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN

RULE OF LAW” Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat

bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan

makalah ini.

            Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari

jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun dePmikian,

tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah

hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna

penyempurnaan makalah ini.

            Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca.

  Muara bulian, 09

desember 2021

Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………..
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
……………………………………………………………..
B. IDENTIFIKASI
MASALAH……………………………………………………….
C. BATASAN
MASALAH……………………………………………………………
D. TUJUAN
PENULISAN……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF
LAW………………………………….
B. KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN LATAR
BELAKANG RULE OF
LAW…………………………………………………….
C. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DAN FUNGSI RULE OF
LAW……..
D. PERMASALAHAN DAN PENEGAKAN HAM DI
INDONESIA……………….
E. DINAMIKA PELAKSANAAN RULE OF
LAW………………………………….

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN…………………………………………………………………
….
B. SARAN-
SARAN…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang

Dalam kehidupan sehari-hari hokum tidak lepas dari kita, mulai dari nilai,
tatakrama, norma hingga hokum perundang-undangan dalam peradilan.
Sayangnya hokum di Negara kita masi kurang dalam penegakannya, terutama
dikalangan pejabat bila dibandingkan dengan yang ada pada golongan
menengah ke bawah. Kenapa bisa begitu, karena hukum dinegara kita bisa
dibeli dengan uang

B. Identifikasi Masalah
1. Apakah pengertian HAM dan rule of law

2. Bagaimana Konsep Dasar Hak Asasi Manusia ( HAM )


dan Latar belakang Rule of law

3. Sejauh Mana Perkembangan Pemikiran HAM serta


fungsi rule of law
4. Bagaimana Permasalahan dan Penegakan HAM di
Indonesia

5. Bagaimana kah dinamika Pelaksanaan Rule Of Law

C. Batasan Masalah

Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada
masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini
penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.

D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sudah sejauh mana proses penegakan
hukum tentang HAM

2. Dapat mengetahui apakah semua orang sudah


mendapatkan kebebasan HAM

3. Dapat mengetahui sejarah perkembangan HAM dari


waktu ke waktu

4. Dapat mengetahui peran pentingmnya Rule Of Law


dalam pembatasan kekuasaan pemerintah

5. Dapat mengetahui proses terbentuknya Rule Of law


dalam penegakan hukum Negara
BAB II

PEMBHASAN

A. Hak Asasi Manusia dan Rule Of Law

Berbagai kasus Hak Asasi Manusia ( HAM ) di Republik yang telah 65


tahun merdeka ini ternyata masih marak di depan mata. Kasus Trisakti tahun
1998 yang belum tuntas hingga kini, kasus Lumpur lapindo yang
menyengsaran ribuan rakyar tak berdosa masi berlarut-larut, penyerobotan
lahan warga oleh aparat militer, perilaku brutal oleh aparat kepolisian yang
memasuki kampus UNAS tahun 2008, dan sederetan kasus lainnya,
menandakan masih sangat buruknya penegakan HAM di Indonsesia.

Iklim penegakan HAM dan Rule Of Law di indinesia setidaknya


semakin baik dalam 10 tahun terakhir ( era reformasi ). Yang harus diingat
bahwa penegakan HAM dan Rule Of Law akan menjadi “PR” bagi setiap
pemerintahan yang berkuasa.

Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan permasalahanya merupaka topik


tertua dan actual, yang selalu ada disetiap peradaban manusia. Penegakan
HAM masih terkendala dengan kesadaran dan kesungguhan para penguasa
serta pemahaman warga Negara akan hakikat HAM diberbagai Negara di
dunia termasuk di Indonesia.

Untuk mengawal penegkan HAM di Indonesia, diperlukan pertuisipasi


masyarakat, baik secara pribadi maupun secara institusi seperti Lembaga
Swadaya Masyarakat ( LSM ), Lembaga Pendidikan, Media dan Pers, dan
lembaga-lembaga lainnya. Hal ini dirasakan sangat efektif dalam membangun
opini secara meluas akan pelanggaran HAM yang terjadi disekitar kita.
Transparasi dan perjuangan tanpa henti dalam menegakan HAM sepatutnya
menjadi budaya bangsa.

a. Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada


hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM).

b. Pengertia Rule Of Law


Rule Of Law adalah sebuah konsep hokum yang sesungguhnya lahir
dari sebuah bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute
disebuah Negara. Dalam rangka membatasi kekuasaan yang absolute
tersebut maka diperlukan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan itu,
sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar kepentingan
Asasi dari masyarakat, dengan demikian masyarakat terhindar dari
tindakan-tindakan melawan hokum yang dilakukan oleh penguasa.

B. Konsep dasar Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan latar belakang Rule Of
Law
 Konsep dasar Hak Asasi Manusia ( HAM )
Konsep Hak Asasi Manusia ( HAM ) dapat diuraikan dengan
pendekatan bahasa ( etimologi ) maupun pendekatan istilah. Secara
etimologi, kata “ hak “ merupakan unsur normative yang berfingsi sebagai
pedoman perilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin
adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.
Sedangkan kata “ asasi “ berarti yang bersifat paling mendasar yang
dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun makhluk dapat
mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Menurut John Locke; hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan sebagai hak yang kodrati, yang terperinci :
 Hak hidup ( the right of life )
 Hak kemerdekaan ( right to liberty )
 Hak memiliki ( right to property )
Hak asasi manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal, karena
diyakini bahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memandang
bangsa, ras atau jenis kelamin. Hak asasi manusia juga bersifat supralegal,
artinya tidak tergantung pada Negara atau undang-undang dasar, dan
kekuasaan pemerintah. Bahkan HAM memiliki kewenangan lebih tinggi
karena berasal dari sumber yang lebih tinggi, yaitu Tuhan. Di Indonesia
tercantum dalam UU No. 39 / 1999 tentang Hak asai manusia.
 Latar belakang Rule Of Law
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Ia
lahir dengan sejalan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran
parlemen dalam penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap
Negara absolute yang berkembang sebelumnya. Rule of law adalah konsep
tentang common law yaitu seluruh aspek Negara menjunjung tinggi
supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian.
Latar belakang kelahiran rule of law
 Diawali dengan adanya gagasan untuk melakukan pembatasan
kekuasaan pemerintahan Negara
 Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu demokrasi dan
konstitusi
 Perumusan yuridis dan demokrasi konstitusional adalah konsepsi
Negara hukum
Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakatnya. Khususnya keadilan social. Pembukaan UUD 1945
memuat prinsip-prinsip rule of law, yang pada hakikatnya merupakan
jaminan secara formal terhadap “ rasa keadilan “ bagi rakyat Indonesia.

C. Perkembangan pemikiran HAM dan Fungsi Rule Of Law


 Perkembanga Pemikiran HAM dunia
Setiap manusia yang ada diseluruh dunia memiliki derajat dan martabat
yang sama. Dalam kaitan hak asasi, maka ada hal yang sangat wajar,
rasional, serta perlu mendapat dukungan yang nyata bagi setiap manusia
yang berpikir dan berjuang untu memperoleh hak asasinya dimana pun dia
berada. Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari :
 Magna charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM
dikawasan Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang antara
lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan
absolute, menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta
pertanggung jawabannya dimuka hukum.
 The American Declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditndai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paham
Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia
adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis
bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
 The French Declaration
Pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (deklarasi prancis),
dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat
dalam the rule of law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada
penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip
presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap,
kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah,
sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang
menyatakan ia bersalah.
 The Four Freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan hak memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran
agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam
pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang
damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan,
yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak
satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan
serangan terhadap Negara lain.
 Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dibagi dalam dua priode.
 Periode sebelum kemerdekaan
 Perkembangan pemikiran HAM dalam periode ini dapat dijumpai
dalam organisasi pergerakan sebagai berikut:
 Budi Oetomo, pemikiranya, “ hak kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat “.
 Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, “ hak untuk
menentukan nasib sendiri “.
 Serekat islam, pemikirannya, “ hak penghidupan yang layak
dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial “.
 Partai Komunis Indonesia, pemikirannya, “ hak sosial dan
berkaitan dengan alat-alat produksi “.
 Indische Party, pemikirannya, “ hak untuk mendapatkan
kemerdekaan dan perlakuan yang sama “.
 Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, “ hak untuk
memperoleh kemerdekaan “.
 Organisasi Pendidikan Indonesia, pemikiranya meliputi :
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri,
2. Hak untuk mengeluarkan pendapat,
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul,
4. Hak persamaan di muka hukum,
5. Hak untuk turur dalam penyelenggaraan Negara.

 Periode sesudah kemerdekaan


a. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode ini menekankan pada hak-hak
mengenai :
 Hak untuk merdeka
 Hak kebebasan untuk
berserikat melalui organisasi politik yang didirikan
 Hak kebebasan untuk
menyampaikan pendapat terutama diparlemen
b. Periode 1950-1959
Implementasi pemikiran HAM pada periode ini lebih memberi
ruang hidup bagi tumbuhnya lembaga demokrasi yang antara lain:
 Parpol dengan berbagai
ideologinya
 Kebebasan pers yang
bersifat liberal
 Pemilu dengan system
multipartai
 Parlemen sebagai
lembaga kontrol pemerintah
 Wacana pemikiran HAM
yang kondusif karena pemerintah memberi kebebasan
c. Periode 1959-1966
Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat ruang kebebasan
dari pemerintah atau denga kata lain pemerintah melakukan
pemasungan HAM, yaitu hak sipil, seperti hak untuk berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Hal ini
disebabkan karena periode ini sistem pemerintahan parlementer
berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin.
d. Periode 1966-1998
Dalam periode ini, pemikiran HAM dapat dilihat dalam tiga kurun
waktu yang berbeda.
Pertama, tahun 1967 ( awal pemerintahan presiden soeharto ),
berusaha melindungi kebebasan dasar manusia yang ditandai
dengan adanya hak uji materiil yang diberikan kepada Mahkamah
Agung.
Kedua, kurun waktu 1960-1970, pemerintah melakukan
pemasungan HAM dengan sifat defensif (bertahan), represif
(kekerasan) yang dicerminkan dengan produk hukum yang bersifat
restriktif (membatasi) terhadap HAM. Alasan pemerintah adalah
bahwa HAM adalah produk pemikiran berat dan tidak sesuai
dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam
pancasila.

Ketiga, kurun waktu tahu 1990-an, pemikiran HAM tidak lagi


hanya bersifat wacana saja melainkan sudah dibentuk lembaga
penegakan HAM, seperti Komnas HAM berdasarkan Keppres No.
50 tahun 1993, tanggal 7 Juni 1993. Selain itu, pemerintah
memberikan kebebasan yang sangat besar menurut UUD 1945
amandemen, piagam PBB, dan piagam mukadimah.
e. peride 1998-sekarang
pada periode ini, HAM mendapat perhatian yang resmi dari
pemerintah dengan melakukan amandemen UUD 1945 guna
menjamin HAM dan menetapakan Undang-Undang No. 39 tahun
1999 tentang hak asasi manusia. Artinya, pemerintah memberi
perlindungan yang signifikan terhadap kebebasan HAM dalam
semua aspek, yaitu aspek politik, social, ekonomi, budaya,
keamanan, hukum dan pemerintahan.
 Fungsi
Rule Of Law
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap
“ rasa keadilan “ bagi rakyat Indonesia dan juga “keadilan sosial”, sehingga
diatur pada pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi
penyelenggaraan Negara. Dengan demikian, inti dati rule of law adalah
jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di dalam pasal-
pasal UUD 1945, yaitu :
1. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 ayat 3)
2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan kadilan (pasal
24 ayat 1)
3. Segenap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya ( pasal 27 ayat 1)
4. Dalam bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di dipen hukum
( pasal 28D ayat 1 )
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2).

D. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia


Perlindungan HAM di Indonesia harus didasarkan pada prinsip bahwa
hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan,
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam penerapan,
pemantauan, maupun pelaksanaanya. Hal ini sesuai dengan isi piagam PBB
yaitu pasal 1 ayat 3, pasal 55 dan 56 yang berisi bahwa upaya pemajuan dan
perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerja sama
internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar Negara serta hukum internasional yang
berlaku.
Sesuai dengan amanat konstitusi, hak asasi manusia di Indonesia
didasarkan pada konstitusi NKRI, yaitu :
1. Pembukaan UUD 1945 ( alinea 1 )
2. Pancasila sila keempat
3. Batang tubuh UUD 1945 ( pasal 27, 29, dan 30 )
4. UU No. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang
pengadilan HAM.
Hak asasi di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga, dan
melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan,
hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta
dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak.

E. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law


Pelaksanaan rule of law mengandung keinginan untuk terciptanya
Negara hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan rul of
law harus diartikan secara hakiki ( materiil ), yaitu dalam arti “pelaksanaan
dari jus law”. Perinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil), sangat erat
kaitanya dengan “ the enforcement of the rules of law “ dalam
penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan
implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Rule of law juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran hukum
yang di dalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan
antar manusia, masyarakat, dan Negara, yang dengan demikian memuat nilai-
nilai tertentu dan memiliki struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat melayani melalui pembuatan
sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak,
tidak personal, dan otonom. Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan rule of law telah banyak dihasilkan di Negara kita, namun
implementasi/penegakannya belum mancapai hasil yang optimal, sehingga
rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan
sebagian besar masyarakat. Hal-hal yang mengemuka untuk dipertanyakan
antara lain adalah bagaimana komitmen pemerintah untuk melaksanakan
prinsip-prinsip rule of law.
Proses penegakan hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga
penegak hukum yang terdiri dari :
1. Kepolsian
2. Kejaksaan
3. Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )
4. Badan Peradilan :
a. Mahkamah Agung
b. Mahkamah Konstitusi
c. Pengadilan Negeri
d. Pengadilan Tinggi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.

Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-


undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.

B. Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan H

AM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan
menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM.
Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi


Manusiahttp://kumpulanmakalhttps://makalah-
update.blogspot.com/2012/11/makalah-hak-asasi-manusia

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusiahttps://international.sindo
news.com/read/13714

10/45/kasus-pelanggaran-ham-besar-
internasional1547736836https://www.rappler.com/world/regions/asia-
pacific/indonesia/77617-

lima-kasus-besar-pelanggaran-ham-di-indonesia.
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia.
id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia26k.Diakses 02 Desember 2011

Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN


TANJUNG GUSTA

PENITENTIARY OF MEDAN. PROCEEDING: THE DREAM OF


MILLENIAL

GENERATION TO GROW, 216-225.

Surbakti, K., & Si, M. (2019). KAJIAN MENGENAI PENTINGNYA


BASIS DATA BAGI

SEKOLAH SAAT INI. JURNAL CURERE, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai