Disusun Oleh:
1. Budi Saputra
2. Ayu Sholehah
3. Diana mu' jizah
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Penerimaan Peserta Didik Baru”
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan tetapi berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan Dosen
Mata Kuliah Bapak Ahmad Zainuri, M.Pd yang telah membimbing kami. untuk
itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Dan kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah
ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan oleh karenanya, Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II ISI............................................................................................................3
2.1 Pengertian HAM..............................................................................................3
2.2 Hakikat HAM..................................................................................................3
2.3 Sejarah Perkembangan HAM..........................................................................3
2.4 HAM dalam Tataran Global............................................................................4
2.5 Perkembangan HAM di Indonesia..................................................................5
2.6 Bentuk – Bentuk HAM....................................................................................5
2.7 Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia...........................................6
2.8 Pelanggaran dan Pengadilan HAM.................................................................6
2.9 Pengertian Rule of Law...................................................................................7
2.10 Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia .....................................................8
2.11 Prinsip-prinsip Rule of Law secara Hakiki dalam Penyelenggaraan
Pemerintah .....................................................................................................8
2.12 Fungsi Rule of Law.......................................................................................9
2.13 Pelaksanaan Rule of Law..............................................................................9
2.14 Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law di Indonesia........................................10
2.15 Strategi Pengembangan Rule Of Law...........................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
8. Pelanggaran dan Pengadilan HAM
9. Pengertian Rule of Law
10. Prinsip – Prinsip Rule of Law di Indonesia
11. Prinsip – Prinsip Rule of Law secara Hakiki dalam Penyelenggaraan
Pemerintah
12. Fungsi Rule of Law
13. Pelaksanaan Rule of Law
14. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law di Indonesia
15. Strategi Pengembangan Rule Of Law
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dihukum atau didenda berdasarkan atas kesamaan, dan sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukannya.” Adapun pada Pasal 40 ditegaskan bahwa
“…. Tak seorang pun menghendaki kita mengingkari atau menunda
tegaknya hak atau keadilan.”
Pada 1689, lahir Undang - Undang Hak Asasi Manusia (HAM) di
Inggris,muncul istilah equality before the law, Kesetaraan manusia menurut
pandangan hukum. Untuk mewujudkan hal tersebut lahirlah sejumlah istilah
dan teori social yang identic dengan perkembangan dan karakter masyarakat
Eropa, dan selanjutnya Amerika : kontrak social (J.J Rousseau), trias
politica (Montesquieu), teori hukum kodrati (John Locke), dan hak - hak
dasar persamaan dan kebebabasan (Thomas Jefferson).
2. Setelah Deklarasi Universal HAM 1948
Perkembangan pemikiran tentang HAM pasca Perang Dunia II dibagi
menjadi empat kurun generasi :
Generasi pertama : Pengertian HAM berpusat hanya pada bidang hukum
dan politik.
Generasi kedua : pemikiran HAM tidak hanya menuntut hak yuridis,
tetapi juga menyerukan hak-hak social,ekonomi,dan budaya.
Generasi ketiga : wacana kesatuan HAM meliputi hak ekonomi, social,
budaya, politik dan hukum.
Generasi keempat : lahir pemikiran kritis HAM,pelaksanaan dan
penghormatan atas hak asasi manusia bukan saja urusan perorangan,
tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab Negara.
4
2.5 Perkembangan HAM di Indonesia
1. Periode sebelum kemerdekaan ( 1908-1945)
Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan ddapat dijumpai
dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakkan nasional,seperti Boedi
oetomo ( 1908 ) , Sarekat Islam (1911) ,Indische Partij (1912), dll.
2. Periode sesudah merdeka
Periode 1945- 1950, Wacana HAM dicirikan pada :
a. Bidang sipil dan politik
b. Bidang ekonomi, social, dan budaya
Periode 1950 – 1959, Dicirikan :
a. Masa demokrasi parlementer
b. Pemikiran HAM masih kondusif
c. Muncul partai – partai politik dengan beragam ideology
d. Adanya kebebasan pers
e. Pelaksanaan PEMILU secara aman, bebas, dan demokratis
f. Adanya kontrol parlemen dan eksekutif
g. Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
Periode 1959-1966, Dicirikan :
a. Masa berakhir demokrasi Liberal
b. Muncul system Terpemimpin
c. Kekuasaan ditangan Pressiden
d. Pemasungan hak-hak asassi warga Negara
Periode 1966-1998, Dicirikan :
a. Zaman Orde Baru
b. Banyak pelanggaran HAM
c. Pelaksanaan HAM terjadi kemunduran sejak awal 1970an– 1980an
5
Hak ekonomi
Hak social dan budaya
Prof. Baharuddin Lopa membagi HAM dalam beberapa jenis, yaitu :
Hak persamaan dan kebebasan
Hak hidup
Hak memperoleh perlindungan
Hak penghormatan pribadi
Hak anak
Hak memperoleh keadilan
Hak memilih agama
Hak kebebasan bertindak
Hak milik pribadi
Hak untuk bekerja
6
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang
Pengadilan HAM). Pelanggaran HAM dikelompokkan pada 2 bentuk yaitu :
Pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM ringan . Pelanggaran HAM berat
meliputi kejahatan genosida dan kejahatan humaniter (UU No. 26/2000 tentang
Pengadilan HAM) . Sedangkan pelanggaran HAM ringan selain dari pada bentuk
pelanggaran HAM berat itu. Penindakan terhadap pelanggar HAM tersebut
dilakukan melalui proses peradilan HAM mulai dari penyelidikan, penyidikan,
dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-
deskriminatif dan berkeadilan .
Mengenai pelanggaran HAM dalam kategori pelangggaran HAM berat dan
ringan berdasar pada hukum internasional dapat digunakan asas retroaktif,
diberlakukan pasal 28 J ayat 2 Undang- Undang Dasar 1945.
7
2.10 Prinsip- Prinsip Rule of Law di Indonesia
Penjabaran prinsip – prinsip Rule of Law secara formal termuat didalam
pasal- pasal UUD 1945, yaitu :
1 Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
2 Kekuasan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakka hukum dan keadilan ( pasal
24 ayat 1)
3 Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1)
4 Dalam Bab XA tentang HAM , memuat 10 pasal, antara lain bahwa setiap
orang berhak yang adil berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum
(pasal 28 D ayat 1)
5 Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2 ).
8
2.12. Fungsi Rule of Law
Fungsi Rule of Law pada hakikat nya adalah jaminan adanya keadilan social
bagi masyarakat, terutama keadilan social.
Penjabaran prinsip-prinsip Rule Of Law secara formal termuat dalam pasal-pasal
UUD 1945, yaitu:
a. Pasal 1 ayat 3
b. Pasal 24 ayat 1
c. Pasa 27 ayat 1
d. Pasal 28D ayat 1 dan 2
2.13. Pelaksanaan Rule of Law
Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan dengan yang diharapkan, maka:
a. Keberhasilan "the enforcement of the rules of law" harus didasarkan pada
corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-
masing setiap bangsa.
b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya
yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan
tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan
secara adil juga memihak pada keadilan.
Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004),
yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau
keperluan lain. Asumsi dasar hokum progresif bahwa "hukum adalah untuk
manusia”, bukan sebaliknya. Hukum progresif memuat kandungan moral yang
kuat.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis
dengan kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau "back to law and
order", kembali pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.
Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.
b. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh
kekuasaan atau kekuatan apapun.
9
c. Legalitas terwujud dalam segala bentuk.
Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat
Transparansi Internasional: 2005).
Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:
a. Kasus korupsi KPU dan KPUD;
b. Kasus illegal logging;
c. Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung
(MA);
d. Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika;
e. Kasus perdagangan wanita dan anak.
2.14. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law di Indonesia
Dalam Proses Penegakan hokum di Indonesia di lakukan oleh lembaga
penegak hukum yang terdiri dari : asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dsb); dasar
a. Kepolisian
fungsinya memelihara keamanan dalam negeri. Yang memiliki tugas pokok
yaitu:
Menegakan Hukum, Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
Memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
wewenang kepolisian adalah sebagai berikut:
Mengawasi aliran yang menimbulkan perpecahan dan mengancam
persatuan dan bangsa. kesatuan
Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan.
Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.
Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan
masyarakat lainnya.
Memberikan izin melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan
senjata tajam.
10
b. Kejaksaan
wewenang dan tugas kejaksaan
Melakukan penuntutan
Melaksanakan penetapan hakim dan putusa pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan
Hukum Tetap.
melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan putusan pidana masyarakat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusa lepas bersyarat.
Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang.
Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan dan dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
c. KPK(komisi Pemberantasn Korupsi)
KPK di tetapkan dengan UU no 20 tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan
daya guna dan hasil guna terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.
Tugas KPK
Berkoordinasi dengan instansi lain yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi
Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi.
Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.
wewenang KPK
Melakukan pengawasan, penelitian, penelaahan, terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenang dengan pemberantasan tindak korupsi.
Mengambil alih penyidikan dan penuntutan terhadap pelaku tindak korupsi
yang sedang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan.
11
Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan pemberantasan korupsi.
Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana
korupsi.
Hanya menangani perkara korupsi yang terjadi setelah 27 Desember 2002.
Peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa berjalan dengan landasan hukum
UU KPK.
d. Badan peradilan
Mahkamah Agung (MA)
Merupakan puncak kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA mempunyai
kewenangan:
Mengadili pada tingkat kasai terhadap putusan yang diberikan pada tingkat
terakhir oleh peradilan.
Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap Undang-undang
Kewanangan lain yang ditentukan undang-undang.
Mahkamah Konstitusi (MK)
Merupakan lembaga peradilan pada tignkat pertama dan terakhir:
Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD 1945
Memutuskan pembubaran parpol
Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum
e. Peradilan Tinggi dan Negeri
Merupakan peradilan umum di tingkat provinsi dan kabupaten. Fungsi
kedua peradilan tersebut adalah menyelenggarakan peradilan baik pidana dan
perdata di tingkat kabupaten, dan tingkat banding di peradilan tinggi. Pasal 57
UU No. 8 tahun 2004 menetapkan agar peradilan memberikan prioritas
peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme, narkotika atau psikotropika
pencucian uang, dan selanjutnya, tindak pidana.
12
2.15. Strategi Pengembangan Rule Of Law
Pengembangan konsep rule of law telah dilaksanakan di berbagai
konferensi internasioal yang telah dihadiri oleh para ahli hukum. Dalam
konferensinya konsep rule of law di diskusikan yang bertujuan mencari unsur-
unsur yang sama diterapkan di berbagai bidang sistem hukum, masalah
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Menurut Oemer Seno Adji (1980:13)
Pada konferensi ini juga memberikan, meperkembangkan dan memperdalam
pengertian tentang the rule of law yang dilangsungkan di Athena (1955), New
Delhi (1959), Lagos (1957), Rio De Jeneiro (1962), dan Bangkok (1965).
Di Indonesia peradilan yang bebas masih dalam taraf perjuangan yang
berat, karena selama ketentuan pasal 5 ayat (1)dan (2) UUD 1945 yang
memberikan kekuasaan kepada presiden (eksekutif) untuk membuat undang-
undang bersama DPR, maka disitulah peluang besar untuk meletakan dasar
konstituional bagi campur tangan pemerintah terhadap unsur-unsur peradilan,
meskipun sebatas urusan organisasi, administrasi, dan finansial.
Penegakan hukum atau penegakan rule of law dan HAM di Indonesia
dalam mencapai keadaan sosial bagi selueuh rakyat yang merupakan hakikat
tujuan pembentukan Negara Republik yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 dalam pencapaiannya merupakan peranan hukum dan seluruh
perangkat adalah mutlak. Oleh karena itu rule of law dan HAM
diimplementasikan tidak sebatas kata-kata, melainkan di wujudkan dengan
kenyataaan hidup bangsa sendirinya
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
14
berdasarkan atas
negara
7. hukum (the rule of
law). Pakar ilmu sosial,
Franz-Magnis Suseno
(1990),
8. melihat bahwa
perlindungan HAM
adalah salah satu
elemen dari the rule of
9. law, selain hukum
yang adil. Sebagai
warga negara
indonesia kita
15
10. diwajibkan untuk
mengetahui prinsip-
prinsip hukum yang
ada di negara
11. kita. Sebagai
makhluk tuhan kita
mempunya hak asasi
yang melekat dalam
12. diri kita sejak lahir
maka dari itu hormati
hak asasi yang dimiliki
oleh orang
13. lain juga.
14. Dalam UUD 1945,
Negara Indonesia
16
adalah negara hukum
bukan
15. negara kekuasaan.
Pasal 1 ayat (3)
Perubahan Ketiga
Undang-Undang Dasar
16. (UUD) 1945
menegaskan bahwa
Negara Indonesia
berdasarkan atas
negara
17. hukum (the rule of
law). Pakar ilmu sosial,
Franz-Magnis Suseno
(1990),
17
18. melihat bahwa
perlindungan HAM
adalah salah satu
elemen dari the rule of
19. law, selain
hukum yang adil.
Sebagai warga
negara indonesia kita
20. diwajibkan untuk
mengetahui prinsip-
prinsip hukum yang
ada di negara
21. kita. Sebagai
makhluk tuhan kita
18
mempunya hak asasi
yang melekat dalam
22. diri kita sejak lahir
maka dari itu hormati
hak asasi yang dimiliki
oleh orang
23. lain juga.
24. Dalam UUD 1945,
Negara Indonesia
adalah negara hukum
bukan
25. negara kekuasaan.
Pasal 1 ayat (3)
Perubahan Ketiga
Undang-Undang Dasar
19
26. (UUD) 1945
menegaskan bahwa
Negara Indonesia
berdasarkan atas
negara
27. hukum (the rule of
law). Pakar ilmu sosial,
Franz-Magnis Suseno
(1990),
28. melihat bahwa
perlindungan HAM
adalah salah satu
elemen dari the rule of
29. law, selain
hukum yang adil.
20
Sebagai warga
negara indonesia kita
30. diwajibkan untuk
mengetahui prinsip-
prinsip hukum yang
ada di negara
31. kita. Sebagai
makhluk tuhan kita
mempunya hak asasi
yang melekat dalam
32. diri kita sejak lahir
maka dari itu hormati
hak asasi yang dimiliki
oleh orang
33. lain juga.
21
Dalam UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara hukum bukan negara
kekuasaan. Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD)
1945 menegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas negara hukum (the
rule of law). Pakar ilmu sosial, Franz-Magnis Suseno (1990), melihat bahwa
perlindungan HAM adalah salah satu elemen dari the rule of law, selain hukum
yang adil. Sebagai warga negara indonesia kita diwajibkan untuk mengetahui
prinsip-prinsip hukum yang ada di negara kita. Sebagai makhluk tuhan kita
mempunya hak asasi yang melekat dalam diri kita sejak lahir maka dari itu
hormati hak asasi yang dimiliki oleh orang lain juga.
3.2. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan sebagai mahasiswa kita harus bisa
menegakkan hukum yang ada di Indonesia dan menaati segala hukum yang ada di
Indonesia karena kita ketahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum.
Apabila dalam Negara Indonesia hukumnya ditegakkan dan ditaati oleh setiap
kalangan masyarakat baik rakyat yang ada dalam kalangan kecil sampai pejabat –
pejabatnya maka Negara Indonesia akan menjadi Negara yang kondusif dan
bahkan bisa menjadi Negara yang maju. Selain itu kita juga harus bisa melindungi
warga Negara Indonesia baik yang ada di dalam dan luar negeri.
22
FTAR PUSTAKA
Kaelan dan Achmad
Zubaidi. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan.
Yogyakarta:
Paradigma.
Kaelan.2007.Pendidikan
Kewaarganegaraan untuk
PerguruanTinggi.
Paradigma.Yogyakarta
Undang-Undang Dasar
1945
DAFTAR PUSTAKA