Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KONFLIK KEWANEGARAAN DAN PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA :


PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL”

Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada matakuliah “Pendidikan Kewarnegaraan”


Dosen Pegampu: Dr.Rahman Hendra,S.H.,M.Kn

Disusun oleh

M Yudi Afrizal NPM :2344110329

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Konflik Kewarganegaraan
Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia : Perspektif Hukum Internasioanl” dapat tersusun dengan
baik dan dapat disajikan dengan baik.

Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih kepada orang tua
saya yang telah memberikan motivasi dan semua teman – teman yang ikut membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua,
dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamin.

Pekanbaru, 27 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

A.Sejarah Pembentukan Hak Asasi Manusia Internasional................................2

B.Perkembangan Hak Asasi Manusia....................................................................3

C.Jenis Dan Macam Hak Asasi Manusia...............................................................5

D.Instrumen Hukum Hak Asasi Manusia Internasional......................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hak asasi manusia (HAM) diartikan sebagai hak yang melekat pada martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak tersebut di bawah manusia sejak lahir ke muka bumi
sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati), bukan merupakan pemberian manusia atau
Negara.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui hak asasi dimiliki manusia secara kodrati
yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa sebagi hak dasar, pokok dan asasi yang melekat
bersamaan dengan kelahiran manusia di dunia. Hak asasi manusia merupakan sesuatu yang
sampai sekarang masih menjadi sebuah persoalan di dunia internasional. Bagaimana tidak ?
banyak manusia yang melanggar hak-hak asasi dan masih banyak persoalan-persoalan yang
masih berhubungan dengan HAM yang terjadi di berbagai negara didunia. Dari hal tersebut
dapat dikatakan hak asasi manusia masih di perjuangkan di era ini.
Sebenarnya sudah ada lembaga yang mengatur tentang HAM secara internasional
namun, dalam penerapannya belum berjalan dengan baik.Secara internasional Hak Asasi
Manusis (HAM), termasuk kedalam sistem hukum internasional (dibentuk oleh masyarakat
internasional yang terdiri dari Negara-negara).
Negara mempunyai peran penting dalam membentuk sistem hukum tersebut melalui
kebiasaan, perjanjian internasional atau bentuk lainnya seperti deklarasi. Kemudian Negara
menyatakan pertujuannya dan terikat pada hukum internasional tersebut. Dalam HAM, yang
dilindungi dapat berupa indvidu, kelompok atau harta benda. Negara atau pejabat negara
sebagai bagian dari Negara mempunyai kewajiban dalam lingkup internasional untuk
melindungi warga negara berserta harta bendanya. Namun pada kenyataannya masih banyak
terjadi penyelewengan terhadap HAM. Untuk itu melalui makalah ini penulis akan membahas
lebih terperinci tentang Hak Asasi Manusia Internasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Pembentukan Hak Asasi Manusia Internasional


Hak asasi manusia diperjuangkan ketika kezaliman atau kekejaman para raja dan
penguasah, mendorong orang-orang yang mencintai kebebasan untuk memikirkan,
memproklamasikan dan membela hak-hak yang mereka miliki, maka mulailah kebangkitan
perjuangan terhadap hak-hak asasi manusia. Selain hal tersebut ada salah satu alasan yang
mendorong masyarakat dunia untuk memperjuangkan hak asasi manusia yakni, perang dunia
ke-II yang menimbulkan kesengsaraan masyarakat dunia sekaligus ketakutan dan rasa tidak
aman dikalangan umat manusia.
Sehingga menimbulkan keinginan untuk merumuskan hak-hak asasi manusia dalam
suatu naskah internasional. Dan usaha tersebut mendapatkan hasil yakni, pada tanggal 10
Desember 1948 berhasil diterimanya universal Declaration of Human Right (Pernyataan
Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia) oleh Negara-nagara yang tergabung dalam
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Paris. Pada alinea pertama Mukaddimah pernyataan
itu, ditegaskan bahwa:”Bahwa sesungguhnya hak-hak kodrati yang diperoleh oleh setiap
manusia berkat pemberian Tuhan seri sekalian alam, tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya
dan karena itu setiap manusia berhak akan kehidupan yang layak, kebebasan, keselamatan
dan kebahagiaan pribadinya”.
Selajutnya, dalam pembukaan piagam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dinyatakan
bahwa “Kami, para bangsa dari perserikatan bangsa-bangsa bertekad untuk melindungi
angkatan-angkatan yang akan datang terhadap bencana peperangan, yang dalam hidup kita
telah dua kali membawa penderitaan yang tak terhingga dan untuk menegakkan kembali
kepercayaan kepada hak-hak asasi manusia, pada kehormatan dan harga diri seorang manusia
pada hak-hak yang sama-sama dari laki-laki dan wanita, bangsa- bangsa besar dan kecil”.
Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Right)
merupakan awal yang baik bagi masyarakat dunia dan berpengaruh besar bagi kehidupan
seluruh dunia.

2
B.Perkembangan Hak Asasi Manusia
Konsepsi tentang HAM yang tumbuh dan berkembang di kalangan sejarawan Eropa
bermula dari Yurisprudensi Romawi yang kemudian meluas pada etika teori alam (natural
law). Tentang hal ini, Robert Audi mengatakan sebagai berikut: the concept of right arose in
Roman Jurisprudence and was axtended to ethics via natural law theory. Just a positive law
makers, confers legal right, so the natural confers natural right.7 Konsep HAM yang sekarang
ini diakui oleh PBB berasal dari sejarah pergolakan sosial di Eropa.
Pertama, adalah keluarnyaPiagam Magna Charta (Inggris) pada tahun 1215 yang
membentuk suatu kekuasaan monarki yang terbatas. Hukum mulai berlaku tidak hanya untuk
rakyat, akan tetapi juga berlaku untuk para bangsawan dan keluarga kerajaan. Piagam Magna
Charta atau disebut juga Magna Charta Libertatum (The Great Charter of Freedoms) dibuat di
masa pemerintahan Raja John (King John of England) dan berlaku bagi raja-raja Inggris yang
berkuasa berikutnya.
Isi pokok dokumen tersebut adalah hendaknya raja tidak melakukan pelanggaran
terhadap hak milik dan kebebasan pribadi seorangpun dari rakyat. Selain Magna Charta juga
memuat penegasan bahwa “tiada seorangpun boleh ditangkap atau dipenjarakan atau diusir
dari negerinya atau dibinasakan tanpa secara sah diadili oleh hakim-hakim yang sederajat
dengannya” (judicium parjum suorum).8
Kedua, adalah keluarnya Bill of Right pada tahun 1628 yang berisi penegasan tentang
pembatasan kekuasaan raja dan dihilangkannya hak raja untuk melaksanakan kekuasaan
terhadap siapapun tanpa dasar hukum yang jelas. Ketiga, adalah deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Deklaration of Independence) pada 1778. HAM di Amerika Serikat yang
sebenarnya tidak terlepas dari beberapa rumusan sebelumnya seperti Virginia Bill of Right.
Dalam deklarasi ini dapat ditemukan kalimat “kita menganggap kebenaran-kebenaran
berikut ini sebagai eviden berikut saja, bahwa semua manusia diciptakan sama, bahwa
mereka dianugerahi oleh pencipta mereka dengan hak-hak tertentu yang tidak tak
terasingkan”.9 Hal mana kemudian diperkuat dengan dicantumkannya ketentuan mengenai
setiap orang dilahirkan dalam persamaan dan kebebasan dengan hak untuk hidup dan

3
mengejar kebahagiaan, serta keharusan mengganti pemerintahan yang tidak mengindahkan
ketentuan-ketentuan dasar tersebut.
Keempat, adalah Deklarasi tentang Hak Manusia dan Warga Negara yang dikeluarkan di
Perancis waktu pecahnya Revolusi Perancis (1789) dan secara mendalam dipengaruhi oleh
pernyataan-pernyataan hak asasi dari Amerika. Deklarasi inipun masih mencoba mengkaitkan
keasasian hak-hak tersebut dengan Tuhan. Hal ini terlihat ketika Majelis Nasional Perancis
membacakan deklarasi ini didahului dengan kalimat “di hadapan wujud tertinggi dan di
bawah perlindungan- Nya”. Meskipun semangat revolusi Peranscis begitu menggebu untuk
mengobarkan tendensi anti Kristen dan mengedepankan semangat pencerahan (Aufklarung),
namun mereka tetap mendasarkan pemikiran tentang Hak Asasi Manusia pada kodrat Tuhan.
Pemikiran-pemikiran kaum foundationalism masih sangat mempengaruhi deklarasi
tentang Hak Asasi Manusia dan warga negara Perancis sebagaimana dalam Declaration of
Independence/ Deklarasi Kemerdekaan di Amerika Serikat. Dengan menitik beratkan pada
kelima hak asasi pemilikan harta (property), kebebasan (liberty), persamaan (egalite),
keamanan (security), dan perlawanan terhadap penindasan (resistence al’oppresstion).
Kelima, adalah Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang diproklamirkan
dalam sidang umum PBB pada 10 Desember 1948. Hal yang baru dalam deklarasi ini adalah
adanya pergeseran pendasaran HAM dari kodrat Tuhan kepada pengakuan akan martabat
manusia. Diawal deklarasi disebutkan “Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang
melekat dan hak-hak yang 11 sama serta tak terasingkan dari semua anggota masyarakat
merupakan dasar untuk kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia.
Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia ini memiliki perbedaan mendasar
dari deklarasi sebelumnya. Louis Henkin dan James W. Nickel dalam making senses of
Human Rihgt (1996) menyebutkan bahwa manifesto Hak Asasi Manusia Mutakhir telah
melunakkan individualisme dalam teori-teori klasik mengenai hak-hak kodrati (sebagai hak
yang berasal dari Tuhan), dan lebih menekankan sifat persamaan (egaliterianisme). Setelah
ini, penegakan HAM menjadi semakin gencar di seluruh dunia. HAM telah mengalami
internasionalisasi.10
Dengan latar belakang seperti tersebut di atas, maka menurut Philipus M.Hadjon,11
hak asasi manusia konsep Barat yang pada dasarnya adalah pembatasan terhadap tindak

4
tanduk negara dan organ-organnya dan peletakan kewajiban negara terhadap warganya
sehingga prinsip yang terkandung dalam konsep hak asasi manusia adalah tuntutan (claim)
akan hak terhadap negara dan kewajiban yang harus dilakukan oleh negara.

C.Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia


Berbicara tentang jenis dan macam berarti berbicara bentuk atau rupa. Dalam dunia
kehidupan manusia, hak asasi manusia dibagi dalam beberapa bidang yakni sebagai berikut:
1.Hak asasi pribadi (personal right)
a.Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah tempat.
b.Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
c.Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
d.Hak kebebasan untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini masing-masing.

2.Hak asasi politik (political right)


a.Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
b.Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
c.Hak membuat dan mendirikan parpol atau partai politik dan organisasi politik lainnya.
d.Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

3.Hak asasi hukum (legal quality right)


a.Hak mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
b.Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil atau pns.
c.Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hokum.

4.Hak asasi ekonomi (property rights)


a.Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
b.Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
c.Hak kebebasan menyelenggarakan sewa menyewa dan hutang piutang.
d.Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.

5
e.Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5.Hak asasi peradilan (procedural rights)


a.Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
b.Hak persamaan atas perlakuan penggeledaan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan
di mata hukum.

6.Hak asasi sosial budaya (social culture right)


a.Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
b.Hak mendapatkan pengajaran
c.Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Jenis-jenis dan macam-macam hak asasi manusia di atas yang menjadi alasan HAM
menjadi bagian intergral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Peran
komunitas internasional sangat penting dalam perlindungan HAM, karena sifat HAM itu
sendiri merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan
Negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah dibuktikan sejarah umat
manusia sendiri. Oleh karena itu, HAM wajib dihormati, dihargai oleh semua pihak, baik itu
negara, setiap individu dan pemerintah wajib melindungi hak-hak tersebut.

D.Instrumen Hukum Hak Asasi Manusia Internasional


Instrumen Hukum HAM Internasional merupakan ketentuan atau peraturan yang
dipakai oleh negara-negara di dunia sebagai alat untuk menegakkan hak asasi manusia.
Berikut ini beberapa instrumen hukum HAM Internasional, yaitu sebagai berikut:
1.Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan adalah praktik umum yang diterima sebagai hukum. Hukum
kebiasaan ini menjadi salah satu sumber hukum yang digunakan oleh Mahkamah

6
Internasional dalam menyelesaikan berbagai sengketa internasional. Hukum kebiasaan
internasional mengenai HAM meliputi antara lain, larangan pembantaian massal, larangan
perbudakan dan perdagangan manusia, larangan penyiksaan, larangan diskriminasi dan
larangan terhadap berbagai tindakan pembunuhan dengan sewenang-wenang.

2.Piagam PBB
Ketentuan mengenai HAM dalam piagam PBB, misalnya terdapat dalam ketentuan-
ketentuan berikut :
a.Pasal 1, yang menyatakan : “Tujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah untuk
memelihara perdamaian dan keamanan internasional dan menggalakkan serta meningkatkan
penghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa
pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa maupun agama”.
b.Pasal 55, yang menyatakan :”Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menggalakkan”
1)Standar hidup yang lebih tinggi, perkerjaan penuh, kemajuan ekonomi dan kemajuan serta
perkembangan sosial.
2)Pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial dan kesehatan internasional dan masalah-
masalah terkait lainnya, budaya internasional dan kerja sama pendidikan.
3)Penghormatan universal dan pematuhan hak-hak asasi dan kebebasan dasar manusia bagi
semua tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa dan agama.
c.Pasal 56 yang menyatakan :”Semua anggota berjanji kepada diri mereka sendiri
untuk melakukan tindakan secara bersamaan atau sendiri-sendiri dalam berkerja sama dengan
organisasi untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam pasal 55”.
3.The Internasional Bill Of Human Rights
The Internasional Bill Of Human Rights adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk tiga
instrumen utama HAM beserta dengan protokol opsinya. Ketiga intrumen utama yang
dimaksud tersebut meliputi :
a.Pernyataan Sedunia mengenai Hak Asasi Manusia (The Universal Declaration of Human
Rights/UDHR)

7
Terbentuknya Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (universal
Declaration of Human Right) pada tanggal 10 Desember 1948 oleh negara-negara yang
tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Paris. The Universal Declaration of
Human Rights/UDHR merupakan kerangka tujuan HAM yang dirancang dalam bentuk
umum dan merupakan sumber utama pembentukan dua instrumen HAM, yaitu: Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik serta Kovenan Internasional tentang Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Dalam Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (universal Declaration of Human
Right), dirancangkan empat tonggak utama sebagai berikut:
1)Hak-hak pribadi.
2)Hak-hak individu atau pribadi dalam hubungannya dengan kelompok sosial dimana ia ikut
serta.
3)Kebebasan sipil dan hak politik.
4)Hak-hak berkenaan dengan hak-hak ekonomi politik.

b.Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik (The International Covenant on
Civil and Political Rights/ICCPR)
Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik disahkan PBB pada
tanggal 16 Desember 1966 dan berlaku pada tanggal 23 Maret 1976. Kovenan ini terdiri dari
pembukaan dan pasal-pasal yang mencakup 6 Bab dan 53 Pasal dan kovenan ini bersifat
mengikat bagi Negara-negara yang meratifikasi Covenant (perjanjian) ini.
Berikut ini adalah hak-hak Sipil dan Politik yang diatur dalam kovenan ini, yaitu sebagai
berikut:
1)Hak atas hidup (pasal 6)
2)Hak untuk bebas dari siksaan atau perlakuan kejam, tak berperi kemanusian atau
merendahkan martabat (pasal 7)
3)Hak untuk bebas dari perbudakan, perdagangan budak dan krja paksa (pasal 8)
4)Kebebasan dan keamanan diri (pasal 9)
5)Hak untuk bebas bergerak, termasuk meninggalkan atau memasuki Negara (pasal 12)
6)Hak untuk diperlakukan sama didepan pengadilan (pasal 14)

8
7)Hak untuk di akui sebagai pribadi di depan hukum (pasal 16)
8)Hak untuk tidak di campuri pribadinya, keluargarumah atau surat-suratnya (pasal 17)
9)Hak atas dasar kebebasan berpikir, berkepercayaan dan beragama (pasal 18)
10)Hak atas kebebasan menyatakan pendapat (pasal 19)
11)Hak untuk berkumpul secara damai (pasal 21)
12)Hak berserikat (pasal 22)

c.Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (The International
Covenant on Economic, Social and Cultural Right/ICESCR)
Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya ini, disahkan
pada tanggal 16 Desember 1975 dan berlaku pada 3 Januari 1976. Kovenan ini terdiri dari 31
pasal yang mengatur Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Kovenan ini sama dengan
Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik yang sifatnya mengikat bagi Negara-negara
yang meratifikasi Covenant (perjanjian) ini.
Berikut ini adalah yang diatur Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dalam kovenan ini,
yaitu sebagai berikut:
1)Hak atas pekerjaan (pasal 6)
2)Membentuk serikat pekerja (pasal 8)
3)Hak pensiun (pasal 9)
4)Hak tingkat hidup yang layak bagi diri sendiri dan keluarga (pasal 11)
5)Hak mendapatkan pendidikan (pasal 13)

4.Traktat-Traktat pada bidang khusus HAM


Masayarakat Internasional terus memajukan instrument dalam bidang-bidang khusus yang
berkenaan dengan HAM. Ada berbagai traktat khusus. Traktat-traktat tersebut memiliki
kekuatan mengikat bagi Negara-negara yang menjadi persertanya. Adapun traktat-traktat
khusus yang terpenting adalah :
a.Konvensi tentang pencegahan dan penghukuman kejahatan Genosida
b.Konvensi tentang status pengungsi
c.Protokol mengenai status pengungsi

9
d.Konvensi Internasional mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi Ras
e.Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk dikriminasi terhadap perempuan
f.Konvensi mengenai penyiksaan dan kekejaman lainnya
g.Konvensi mengenai perlakuan dan penghukuman tak manusiawi atau yang merendahkan
martabat
h.Konvensi mengenai hak-hak anak
i.Protokol opsi pada ICCPR yang bertujuan penghapusan hukuman mati

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk organisasi pelengkap untuk


mengefektifkan implementasi HAM, yaitu komisi Hak Asasi Manusia (The Commission on
Human Rights). Komisi ini merupakan badan yang sangat penting dalam kaitannya dengan
upaya pemajuan dan penegakan HAM. Badan tersebut melakukan studi, misi pencarian fakta,
mempersiapkan berbagai rancangan kovensi dan deklarasi, membahas berbagai pelanggaran
HAM dalam siding-sidang umum atau khusus PBB serta memperbaiki prosedur penanganan
HAM. Disamping itu, untuk memantau pelaksanaan traktat-traktat khusus, telah dibentuk
enam komite untuk mengawasi pelaksanaan traktat-traktat tersebut di masing-masing Negara
peserta traktat. Keenam komite tersebut adalah:

1)ICCPR HumanRight Committee, mengawasi pelaksanaan Kovenan


Internasional tentang Hak Sipil dan Politik
2)Committee on Economic, Social, and Cultural Rights, mengawasi pelaksanaan Kovenan
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
3)Committeeon the Elimination of Racial Discrimination, mengawasi pelaksanaan Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Bentuk Diskriminasi Ras
4)Committee on the Elimination of Discrimination against Woman, mengawasi pelaksanaan
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
5)Committee Against Torture, mengawasi pelaksanaan Konvensi menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan
Martabat Manusia

10
6)Committee on the Rights of Child, mengawasi pelaksanaan Konvensi Hak Anak Protokol
opsi pertama pada ICCPR. Kini, UDHR merupakan intrumen HAM terpenting. Semua
instrumen internasional HAM merujuk pada UDHR. Bahkan, banyak konstitusi di berbagai
negara merujuk pada UDHR.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan bab pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.Hak asasi manusia diperjuangkan ketika kezaliman atau kekejaman para raja dan
penguasah, mendorong orang-orang yang mencintai kebebasan untuk memikirkan,
memproklamasikan dan membela hak-hak yang mereka miliki, maka mulailah kebangkitan
perjuangan terhadap hak-hak asasi manusia. Selain hal tersebut ada salah satu alasan yang
mendorong masyarakat dunia untuk memperjuangkan hak asasi manusia yakni, perang dunia
ke-II yang menimbulkan kesengsaraan masyarakat dunia sekaligus ketakutan dan rasa tidak
aman dikalangan umat manusia. Sehingga menimbulkan keinginan untuk merumuskan hak-
hak asasi manusia dalam suatu naskah internasional. Dan usaha tersebut mendapatkan hasil
yakni, pada tanggal 10 Desember 1948 berhasil diterimanya universal Declaration of Human
Right (Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia) oleh Negara-nagara yang
tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Paris.
2.Jenis dan macam-macam hak asasi manusia dibagi dalam beberapa bidang yakni: Hak asasi
pribadi (personal right), Hak asasi politik (political right), Hak asasi hukum (legal quality
right), Hak asasi ekonomi (property rights), Hak asasi peradilan (procedural rights) dan Hak
asasi sosial budaya (social culture right).
3.Instrument hukum HAM internasional yaitu, Hukum Kebiasaan, Piagam PBB, The
Internasional Bill Of Human Rights (yaitu The Universal Declaration of Human
Rights/UDHR, Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik dan Kovenan

11
Internasional mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) dan Traktat-Traktat pada
bidang khusus HAM, yaitu sebagai berikut:
a.Konvensi tentang pencegahan dan penghukuman kejahatan Genosida
b.Konvensi tentang status pengungsi
c.Protokol mengenai status pengungsi
d.Konvensi Internasional mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi Ras
e.Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk dikriminasi terhadap perempuan
f.Konvensi mengenai penyiksaan dan kekejaman lainnya
g.Konvensi mengenai perlakuan dan penghukuman tak manusiawi atau yang merendahkan
martabat
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan Kunto Yuliqrso dan Nunung prajarto Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia:Menuju Democratic Goaernances.Dalam Jurnal Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
politik ISSN 1410-4946 Vol 8, Nomor 3, Maret 2005
(291, _ 30g).
Mari kita belajar.com/2015/12/21-pengertian-ham-menurut-para ahli.
Sislianubatonis.blogspot.co.id/2017/05/makalah hak asasi manusia internasional.
Supriyanto Abdi, “Mengurai Hubungan Kompleksitas Islam, HAM, dan Barat” dalam UNISIA
(Yogayakarta. UII Press, No. 44/XXV/I/2002), hal. 74- 75.
Tim ICCE UIN Jakarta. Op., Cit., hal. 200 4Masyhur Effendi. Dimensi dan Dinamika Hak
Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, (Jakarta, Ghalia Indonesia,
1994), hal. 3.

Tim ICCE UIN Jakarta . Op., cit., hal. 201. 6Ibid. Hal. 201. 7Robert Audi dalam Majda El-
Muhtaj, 2005, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi- konstitusi Indonesia, Kencana:
Jakarta, hal. 50.
Resolusi PBB XXIII tanggal 12 Mei 1968 mengenai Penghormatan HAM pada waktu
pertikaian
bersenjata
Protocol Additional to the Geneva Convention of 1949, 1977

The Cairo Declaration of Human Rights in Islam 1980

Convention against torture and other cruel inhuman or degrading treatment or punishment,
1984

12
Baharuddin Lopa, 1996, Al Qur’an dan Hak-hak Asasi Manusia, Yogyakarta, PT Dana Bhakti
Prima Yasa

Mochtar Naim, 2001, Kompendium Himpunan Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan
Hukum, Jakarta, CV. Hasanah

Wahyu Wagiman, 2005, Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia, www.elsam.or.id,
pkl.
Zay Hasibuan, 2002, , Hukum HAM Dengan Hukum Humaniter,
www.Academia.edu,
https://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2014/09/Pokok-Pokok-Hukum-Hak-Asasi-
Manusia-Internasional.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai