Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HISTORICAL HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN PELANGGARAN


HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI INDONESIA (Hak Asasi Manusia
(HAM) Di Indonesia)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Islam Dan HAM.

Dosen Pengampu : Suryo Hilal, S.H, M.H

Disusun Oleh:
ARSANDI
NIM : 2021508058

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’Ala yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “HISTORICAL HAK ASASI MANUSIA
(HAM) DAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI
INDONESIA (Hak Asasi Manusia (HAM) Di Indonesia)”

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak


yang telah banyak membantu saya dalam penyusunan makalah ini, terkhusus
kepada:

1. Kepada Bapak Suryo Hilal, S.H, M.H. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Hukum Islam Dan HAM.

2. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moral dalam


pembuatan makalah ini.

3. Kepada teman-teman yang telah mengsupport saya dalam pembuatan


makalah ini.

Saya sangat menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan


dalam penulisan isi, bentuk makalah, sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan
untuk kesempurnaan dari kekurangan yang ada, sehingga makalah ini bisa
bermanfaat bagi yang pembacanya. Akhir kata, Sekian dan terima kasih.

Samarinda, 22 Oktober 2022


Penyusun

ARSANDI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) ..................................... 2
B. SEJARAH PENGAKUAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) ................... 2
C. PERIDODESASI PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI
INDONESIA .................................................................................................... 5
D. KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI
INDONESIA .................................................................................................... 8

BAB III ............................................................................................................. 15


PENUTUP ........................................................................................................ 15
Kesimpulan .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki hak asasi yang telah melekat bersamaan dengan


kelahirannya di dunia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karena
itulah setiap manusia memiliki martabat yang sama. Martabat ini bukanlah
pemberian sesama manusia melainkan sesuatu yang dimiliki manusia
karena dia adalah manusia. Martabat atau hak asasi tidak dapat dirubah oleh
siapapun dengan cara apapun. Namun, tidak semua orang menyadari akan
hak asasi ini baik secara pengakuan maupun perlakuan. Pada nyatanya,
pengakuan terhadap hak asasi lebih mudah dibanding dengan perlakuannya.
Hal itu terbukti dengan banyakanya kasus pelanggaran HAM yang sering
merebak disetiap sudut kehidupan.

Oleh karena itu, mempelajari HAM merupakan sesuatu yang penting


bagi semua orang sehingga kita dapat memperlakukan hak – hak asasi itu
secara nyata sesuai dengan kemanusiaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Hak Asasi Manusia (HAM)?


2. Bagaimana Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia (HAM)?
3. Bagaiaman Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) Di Indonesia?
4. Apakah Ada Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Di
Indonesia?

C. Tujan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Hak Asasi Mabusia (HAM).


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Pengakuan HAM.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Penegakan HAM Di Indonesia.
4. Mengetahui Kasus-Kasus Pelanggaran HAM Di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM )

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada


hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.1
Hak Asasi Manusia atau yang sering disingkat HAM bersifat
universal, dapat berlaku seumur hidup, untuk siap apun, kapan pun, dan
tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. HAM dibutuhkan manusia untuk
melindungi martabat kemanusiaannya karena HAM mencakup seluruh segi
kehidupan, baik hak hukum, sosial budaya, ekonomi, maupun
pembangunan.2

B. SEJARAH PENGAKUAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Inggris merupakan negara pertama di dunia yang memperjuangkan


hak asasi manusia. Perjuangan tersebut tampak dari beberapa dokumen
sebagai berikut.

Tahun 1215, munculnya piagam “magna charta” atau piagam agung.


Terjadi pada pemerintahan raja John, yang yang bertindak sewenang-
wenang terhadap rakyat dan kelompok bangsawan. Tindakan Raja John,
tersebut mengakibatkan rasa tidak puas kaum bangsawan yang kemudian
berhasil membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta. Magna
Charta membatasi kekuasaan Raja John di Inggris.Tahun1628, keluarnya
piagam “petiton of Rights”

Dokumen ini berisi pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta


jaminannya. Hak-hak tersebut adalah :

1
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 ayat 1

2
Sutoyo, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Graha Ilmu,
hlm. 105.

2
a. Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
b. Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di
rumahnya.
c. Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan
damai.

Tahun1679, munculnya “Habeas Corpus Act”

Dokumen ini merupakan undang-undang yang mengatur tentang


penahanan seseorang. Isisnya adalah sebagai berikut.

a. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu dua hari


setelah penahanan.
b. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut
hukum.

Tahun 1689, keluar “bill of rights”

a. Merupakan undang-undang yang diterima parlemen Inggris Sebagai


berikut:
b. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
c. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat
d. Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara harus seizin
parlemen
e. Harga warga negara untuk memeluk agama menurut
kepercayaannya masing-masing
f. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.

Pada tanggal 10 Desember 1948. PBB telah berhasil


merumuskan naskah yang dikenal dengan Universal Declaration of
Human Rights, yaitu pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi
manusia, sehingga pada tanggal 10 Desember sering diperingati
sebagai hari hak asasi manusia.

Isi pokok deklarasi itu tertuang dalam pasal 1 yang menyatakan:


“sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan
hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi, dan
hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan”

3
Deklarasi tersebut melambangkan komitmen moral dunia
Internasional pada hak asasi manusia. Deklarasi Universal ini
menjadi pedoman sekaligus standar minimum yang dicita-citakan
umat manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan damai.
Berawal dari Deklarasi universal tersebut, negara-negara yang
tergabung dalam berbagai organisasi dan kelompok regional mulai
merumuskan bersama hak asasi manusia sebagai komitmen mereka
dalam menegakkan hak asasi manusia. Setiap negara pun mulai
menunjukkan jaminan hak asasi manusia dalam konstitusi atau
undang-undang dasarnya.

Adapun hasil Sidang Majelis Umum PBB pada Tahun 1966 sebagai
berikut :

Tahun 1966, dalam sidang majelis umum PBB, telah diakui


covenants Human Rights dalam hukum Internasional dan
diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB. Covenants tersebut
antara lain:

a. The Intentional on Civil and Polotical Rights, yaitu tentang


hak sipil dan hak politik (konvensi tentang hak sipil dan
politik, 1966)
b. The International Coventant an Economic, Social, and
Cultur Rights, yaitu berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi
sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya (konvensi
tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya, 1966)
c. Optional Protocol, adanya kemungkinan seorang warga
negara yang mengadukan pelanggaran hak asasi manusia
kepada The Human Rights Commite PBB, setelah melalui
upaya pengendalian di negaranya.

Selanjutnya, berkembang beberapa deklarasi mengenai hak asasi


manusia di dunia, antara lain:

Declaration on The Rights of People to Peace (Deklarasi hak


bangasa atas perdamaian) pada tahun 1948 oleh negara dunia
ketiga.Declaration on The Rights to Development (Deklarasi hak
atas pembangunan) pada tahun 1968 oleh negara dunia
ketiga.African Charter on Human and peoples’ Rights (Banjul
Charter) oleh negara Afrika yang tergabung dalam persatuan Afrika
(OAU) pada tahun 1981.Cairo Declaration on Human Rights in
Islam oleh negara yang tergabung dalam OKI (Organisasi

4
Konferensi Islam) tahun 1990Bangkok Declaration diterima oleh
negara-negara Asia pada tahun 1993.Deklarasi Wina tahun 1993
yang merupakan deklarasi universal dari negara-negara yang
tergabung dalam PBB.3

Berdasarkan sejarah perkembangannya, ada 3 (tiga) generasi hak


asasi manusia, sebagai berikut.

Generasi pertama adalah Hak Sipil dan Politik yang bermula di


dunia Barat (Eropa), contohnya: hak atas hidup, hak atas kebebasan
dan keamanan, hak atas kesemaan di muka peradilan, hak kebebasan
berpikir dan berpendapat, hak beragama, hak berkumpul dan hak
berserikat.

Generasi kedua adalah Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang


diperjuangkan oleh negara sosialis di Eropa Timur, misalnya: hak
atas pekerjaan, hak atas penghasilan yang layak, hak membentuk
serikat pekerja, hak atas pangan, kesehatan, hak atas perumahan,
pendidikan, dan hak atas jaminan sosial.

Generasi ketiga adalah hak perdamaian dan pembangunan yang di


perjuangkan oleh negara-negara berkembang (Asia-Afrika),
misalnya: hak bebas dari ancaman musuh, hak setiap bangsa untuk
merdeka, hak sederajat dengan bangsa lain, dan hak mendapatkan
kedamaian

C. PERIODESASI PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI


INDONESIA

a. Tahun 1908 - 1945

Periode sebelum kemerdekaan ditandai dengan kemunculan


berbagai organisasi pergerakan nasional seperti budi utomo (1908) ,
indische partij (1912), sarekat islam (1911) dll . Lahirnya berbagai
organisasi tersebut tidak lepas dari sejarah pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh penjajah. Bermulai dari Boedi Oetomo mewakali
organisasi pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan

3
Bahrain Daud, 2013, Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia, Universitas Negeri Gorontalo,
Gorontalo.

5
kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petis-
petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun lewat
tulisan di surat kabar.Inti dari perrjuangan Boedi Oetomo adalah
perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat
melalui organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat. Lalu mulai
bermunculan organisasi organsisasi lainnya yang tidak hanya
dibidang pendidikan saja namun seperti ekonomi , social budaya ,
politik dll yang semuanya menjurus pada penegaka HAM.

b. Tahun 1945 – 1950

Setelah berjuang melawan penjajah yang mengambil hak-


hak kita, akhirnya kita dapat menikmati nama dan identitas satu
bangsa dan dapat memperjuangkannya bersama. Pada periode ini
pemikiran HAM berkutat dengan masalah kemerdekaan, dimana
kemerdekaan berbicara dan mengemukakan pendapat dan juga
membentuk partai politik telah mendapatkan legitimasi yang sah
dari UUD 1945. Kita menjadi penentu hak bangsa kita ini sendiri.

c. Tahun 1950 – 1959

Periode yang membanggakan dan terjadi kebebasan terjadi pada


masa antara tahun 1950-1959 . Periode ini dianggap sebagai saat-
saat pasang kemajuan atas HAM kita ini, ditandai dengan :

 Semakin banyaknya tumbuh partai politik dengan beragam


ideologinya masing-masing.
 Kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi betul-
betul menikmati kebebasannya.
 Pemilihan Umum sebagai pilar lain dari demokrasi
berlangsung dalam suasana kebebasan, fair dan demokratis.

6
 Parlemen atau Dewan perwakilan rakyat sebagai
representasi dari kedaulatan rakyat menunjukan kinerja dan
kelasnya sebagai wakilwakil rakyat dengan melakukan
kontrol atau pengawasan.
 Wacana dan pemikiran tentang HAM memperoleh iklim
yang kondusif.

d. Tahun 1959 – 1966

Setelah dekrit presiden yang dikeluarkan oleh soekarno pada


5 juli 1959, gagasan atau konsepsi Presiden Soekarno mengenai
demokrasi terpimpin dilihat dari sistem politik yang berlaku yang
berada di bawah kontrol/kendali Presiden . dengan kata lain , tidak
ada kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran
dengan tulisan . Dan pada masa inilah HAM dikekang.

e. Tahun 1966 – 1998

Karena adanya kejadian G30S/PKI membuat indonesia


berada pada masa darurat , karena ini berdapak pada HAM di
Indonesia .HAM pada saat itu seperti tidak dilindungi karena
pemikiran bahwa HAM berasal dari barat . sering kali diadakan
kajian-kajian dan seminar-seminar mengenai HAM. Tetapi setelah
selang beberapa waktu sikap pemerintah berubah dan menjadi
defensive serta represif. Dan saat-saat itulah terjadi kasus-kasus
pelanggaran HAM, dan dosa-dosa itu tidak lah dapat di adili sampai
sekarang. Pada awal 1990-an kemudian dibentuklah Komnas HAM,
Selama 32 Tahun kekuasaan , telah disahkan 2 instrumen
internasional HAM , yakni konvensi. penghapusan segala bentuk

7
diskriminasi terhadap perempuan ( UU NO. 7 TAHUN 1984) , dan
konvensi hak anak pada 1989.4

f. Tahun 1998 – Sekarang

Setelah jatuhnya rezim pemerintahan Orba memberikan


dampak luar biasa, dan menjadikannya contoh agar tidak
mengulangi hal itu lagi. Dan presiden BJ Habibie dituntut untuk
mengandemen UUD 1945 , penghapusan dwi fungsi ABRI ,
penegakan hukum dan HAM , otonomi daerah , kebebasan pers ,
hidup demokrasi yang semestinya5. Politik hukum pada era BJ
Habibie memeperlihatkan perkembangan penting dalam rangka
penghormatan , pemenuhan dan perlindungan HAM . dan pada era
gus dur , megawati dan SBY meneruskan politik hukum HAM yang
telah diletaki oleh BJ Habibie.

D. KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI


INDONESIA.

Setiap manusia hanya memiliki dua keinginan untuk berbuat baik


dan keinginan untuk berbuat jahat. Hasrat untuk berbuat jahatlah yang
mempengaruhi terjadinya pelanggaran HAM seperti pembunuhan,
perampasan harta benda orang lain, dan penjarahan. Pelanggaran hak asasi
manusia dapat terjadi dalam interaksi antara pejabat pemerintah dan
masyarakat, dan antara warga negara. Namun yang sering terjadi adalah
antara aparat pemerintah dengan masyarakat.

4
Retno kusniati , “ sejarah perlindungan hak hak asasi manusia dalam kaitannya dengan
konsepsi negara hukum “ , karya ilmiah , hlm 88.
5
Winarto , paradigm baru pendidikan pancasila , Cet. 4 , hlm 41

8
Berdasarkan sejarah perkembangan bangsa Indonesia, telah terjadi
beberapa kasus pelanggaran HAM berat yang mendapat perhatian besar dari
pemerintah dan masyarakat Indonesia. Contoh:
a. Kasus Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan


warga sekitar yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis.
Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana
terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan
penembakan.

b. Kasus terbunuhnya Marsinah seorang pekerja wanita PT.Catur


Putera Surya Porong, Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang
hak-hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia
meninggal secara mengenaskan dan diduga menjadi korban
pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan
pembunuhan.

c. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)


Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa
(penculikan) terhadap para aktivis yang menurut catatan Kontras ada
23 orang (1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, dan 13 orang
lainnya masih hilang).

d. Peristiwa Aceh (1990)

Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak


memakan korban, baik dari pihak aparat maupun penduduk sipil
yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu oleh unsur politik
dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh
merdeka. 6

 Contoh Kasus pelanggaran HAM


Pada penulisan ini, penulis akan mengangkat satu kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di lingkungan sekolah

6
Ayu Cendikia, 2020, "Analisis kasus pelanggaran HAM di Indonesia beserta solusinya"
Universitas Langlangbuana.

9
dasar (SD) 23 KOJA. Yang dimana pelanggaran HAm yang terjadi
dilakukan oleh seorang guru, berikut penjelasannya:

Sekolah Dasar adalah tingkatan pertama bagi seseorang


memperoleh pendidikan formal yang nantinya akan menentukan masa
depannya. Namun apa jadinya, jika tempat mengenyam ilmu itu bak ring
tinju.

Itulah yang dialami belasan siswa di SDN 23 Tugu Utara, Koja, Jakarta
Utara. Siswa-siswi kecil itu memilih bolos sekolah karena takut jadi korban
pemukulan Ibu R yang menjadi guru kelas di kelas 3.

Kepada wartawan yang berkunjung ke sekolah yang terletak di Jalan


Kramat Jaya, Tugu Utara, Koja, Selasa (4/9), beberapa siswa kompak
berteriak kalau gurunya kerap memukuli mereka saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.

"Saya pernah dipukul di bagian pipi dan kepala," cerita Ajeng yang duduk
di kelas 3.

Selain kekerasan secara fisik, Ajeng mengaku juga mendapatkan kekerasan


secara mental. Gurunya pernah merobek buku catatan pelajaran miliknya.

"Gara-garanya, aku pernah salah salah menulis catatan pelajaran Ilmu


Pengetahuan Sosial (IPS) di buku catatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)," tambahnya.

Jika Ajeng salah mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan guru


kelasnya itu, maka dia akan dipukul sebagai hukuman.

"Pernah dipukul karena salah mengerjakan satu soal dari 15 soal pelajaran
matematika," keluhnya.

Tidak hanya Ajeng, Fadli (8) yang juga siswa kelas 3 membenarkan
kejadian itu. Karena trauma dengan ulah guru kelasnya itu, Fadli tidak dapat
mengingat hafalan perkalian yang diinstruksikan gurunya.

"Saya lupa hafalan karena takut," katanya.

Mereka berdua mengaku sebenarnya ingin kembali bersekolah, asalkan ibu


guru R itu tidak lagi berbuat semena-mena dengan mereka. 7

7
Pramirvan Datu Aprillatu, 2012, Koja, Jakarta Utara.

10
"Kita inginnya bu R tidak mengajar kelas 3 lagi," ucap kedua bocah SD itu
dengan kompak.

Sampai berita ini diturunkan, pihak kepala sekolah maupun Ibu R belum
bisa ditemui dan memberikan penjelasan.

"Pihak kepala sekolah belum bisa menanggapi masalah itu karena belum
jelas," kata salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya saat
wartawan mendatangi sekolah itu.8

 Analisis Kasus
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki setiap manusia
sejak lahir. Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999,
Pasal 9(1) tentang Hak Asasi Manusia, “Setiap orang berhak atas
penghidupan, penghidupan, dan peningkatan taraf hidup”. (2) “Setiap orang
berhak atas kedamaian, keamanan, kedamaian, kebahagiaan, kemakmuran,
kelahiran dan keluarga” dan (3) “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat”

Di Indonesia hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam


Undang Undang No. 39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang
menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara
kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus
dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusiaan, kesejahtera-an, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”

Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM,


masih banyak pula pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di
Indonesia. Pelanggaran HAM yang baru-baru ini sedang marak adalah
pelanggaran hak asasi perlindungan anak. Padahal di dalamnya sudah
terdapat Undang Undang yang mengatur di dalamnya, antara lain Undang
Undang No. 4 tahun 1979 diatur tentang kesejahteraan anak, Undang
Undang No. 23 tahun 2002 diatur tentang perlindungan anak, Undang
Undang No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak, Keputusan Presiden
No. 36 tahun 1990 diatur tentang ratifikasi konversi hak anak.

8
Pramirvan Datu Aprillatu, 2012, Koja, Jakarta Utara.

11
Apabila kita melihat kasus yang terjadi diatas dimana seorang anak yang
seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak bukan malah di pukul yang
mengakibatkan anak jadi takut untuk pergi kesekolah untuk menimba ilmu,
hal ini tentu saja melangar peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang dasar Negara Republik
Indonesia yang tercantum di dalam Pasal 28 B ayat (2), yang berbunyi
Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminas, Pasal 28 C ayat (1) Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia. Ayat (2) Setiap orang berhak untuk
memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

Dan sebagaimana yang diatur didalam Undang-undang Khusus Tentang


Hak Asasi Manusia, yaitu Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia Pasal 11 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas
pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara
layak”.

Pasal 12 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan bagi


pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan
dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang
beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan
sejahtera sesuai dengan hak asasi manusi”,

Pasal 58 (1)Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum


dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan
buruk, dan pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau
walinya, atau pihak lain maupun yang bertanggung jawab atas pengasuhan
anak tersebut.

Pasal 60 (1)Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan


pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat,
bakat, dan tingkat kecerdasannya.

(2)Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi


sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan
dirinya sepanjang sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

12
Pasal 61 Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak
yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat,
dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan dirinya.

Pasal 64 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari


kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan
dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fisik, moral,
kehidupan sosial, dan mental spiritualnya.

Pasal 66 ayat (1) Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran
penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak
manusiawi.

Menurut saya, melihat dari penjelasan diatas hendaknya Aparat penegak


hukum lebih jeli dan teliti lagi dalam perlindungan hak Asasi Manisia
khususnya pelanggaran hak asasi terhadap anak, yang mana seorang anak
seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak untuk perkembangan
hidupnya, dan juga kepada guru seharusnya membimbing murid untuk
membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
Dan juga guru hendaknya menerapkan etika sebagai seorang guru. Etika
bagi guru adalah terhadap peserta didiknya, terhadap pekerjaan dan
terhadap tempat kerja. Etika tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru untuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang baik.

Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan


seorang guru adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan
menanamkan sikap kepercayaan kepada murid. Guru yang berpenampilan
baik dan sopan akan mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya.
Selain itu di dalam memberikan contoh kepada murid, guru harus bisa
mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan terbuka pada kritikan serta
menghargai pendapat orang lain.

Guru harus bisa mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku


dan pribadi guru akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah
perilaku murid. Guru hendaknya menghargai potensi yang ada di dalam
keberagaman murid. Seorang guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya
mengutamakan ilmu pengetahuan atau perkembangan intelektual saja,
namun juga harus memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya
baik perkembangan jasmani atau rohani.

Etika guru yang berikutnya adalah profesional terhadap pekerjaan.


Sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru harus melayani
masyarakat di bidang pendidikan secara profesional. Supaya bisa

13
memberikan layanan yang memuaskan pada masyarakat maka guru harus
bisa menyesuaikan kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan
dan permintaan masyarakat.

Pendekatan pembelajaran kontekstual bisa menjadi pemikiran bagi guru


supaya lebih kreatif. Strategi belajar yang membantu guru untuk
mengaitkan materi pelajaran dengan situasi akan mendorong murid
mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap profesional guru pada tempat kerja adalah
dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan tempat
kerja dan lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mencerdaskan kehidupan
bangsa ini.

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis dapat sampaikan adalah, hak asasi manusia adalah
hak yang secara alamiah diberikan langsung oleh Tuhan. Dengan kata lain, hak
yang melekat pada manusia adalah suci karena tidak dapat dipisahkan dari
esensinya. Dengan kata lain, hak asasi manusia adalah sesuatu yang harus
dilindungi demi kebaikan yang lebih besar.

Namun, banyak kendala dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia baik
pada masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan. Setiap orang memiliki
masalah mereka sendiri. Diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang bertujuan
untuk membentuk kelompok pemuda yang berkompeten, organisasi internal dan
eksternal yang bersifat advokasi HAM mulai bermunculan di Indonesia. Hak asasi
manusia telah dijunjung sejak lama, namun setelah kemerdekaan mulai dijunjung
tinggi dan dikembangkan. Hukum hak asasi manusia juga diberlakukan untuk
kepentingan rakyat. Contoh:

 UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan


anti kekejaman, penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam,
tidak berperikemanusiaan, dan merendahkan martabat.
 UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan
pendapat
 UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban
buruh di Indonesia
 UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan
konsumen.
 UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan.
Dalam hal ini UU mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah
minimum pekerja, dan diskriminsai dalam pekerjaan.

15
 UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum
subsversi yang dianggap membatasi hak berpendapat.
 UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
 UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan
kewajibannya.
 UU Nomor 26 TAhun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap
pelanggar HAM.

16
DAFTAR PUSTAKA

_____Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 ayat
1

Sutoyo, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,


Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 105.

Bahrain Daud, 2013, Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia, Universitas


Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Retno kusniati , “ sejarah perlindungan hak hak asasi manusia dalam


kaitannya dengan konsepsi negara hukum “ , karya ilmiah , hlm 88.

_____Winarto , paradigm baru pendidikan pancasila , Cet. 4 , hlm 41

Ayu Cendikia, 2020, "Analisis kasus pelanggaran HAM di Indonesia


beserta solusinya" Universitas Langlangbuana.

_____Pramirvan Datu Aprillatu, 2012, Koja, Jakarta Utara.

17

Anda mungkin juga menyukai