Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HAM dan demokrasi dalam Islam

Disusun Oleh:

Nita Aulia Dewi (202210101013)

Damar Raharjo Primapu (202210101052)

Valentina Nursafana (202210101056)

Salsabila Azzahro (202210101127)

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ HAM DAN DEMOKRASI
DALAM ISLAM ” dengan lancar dalam memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam dengan dosen pengampu Sulaiman, M.Pd.I.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberi dukungan pada kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya :

1. Sulaiman, M.Pd.I. selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing


kami dalam membuat dan merevisi makalah ini.
2. Ayah dan ibu kami yang selalu memberi dukungan untuk menyelesaikan
makalah ini.
3. Semua teman-teman yang senantiasa memberi dukungan dan semangat
pada kami.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan
saran dan kritik membangun demi kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami sebagai penulis dan juga pembaca.

Jember, 21 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………… i

Kata Pengantar …………………………………………………………..….…… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………..…. iii

Bab I (Pendahuluan) ……………………………………………………...……… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..……... 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………...…… 1

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………..2

Bab II (Pembahasan) ……………………………………………………………...3

2.1 Konsep Hak Asasi Manusia ………………………………………………3

2.2 Sejarah HAM ……………………………………………………………..4

2.3 Pengertian HAM menurut sudut pandang Islam ………………………….6

2.4 Macam-macam HAM dalam Islam ………………………………………..6


2.4.1 Hak hidup …………………………………………………………..7
2.4.2 Hak Milik …………………………………………………………...7
2.4.3 Hak Kehormatan ………………………………………….………...8
2.4.4 Hak Persamaan Dalam Hukum ……………………………………..9
2.4.5 Hak Kebebasan/Kemerdekaan …………………………………….10
2.5 Pengertian demokrasi secara umum………………………………………14
2.6 Pengertian demokrasi dalam Islam ……………………………………….14

Bab III (Penutup) ………………………………………………………………...18

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………18
3.2 Saran …………………………………………………………………..…18

Daftar Pustaka……………………………………………………………………19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya, manusia memiliki hak-hak pokok mulai saat lahir hingga
meninggal. Hak-hak pokok yang dimaksud adalah hak asasi manusia atau
bisa disebut sebagai HAM. Hak asasi manusia sifatnya universal. Hak asasi
manusia secara umum berbeda dengan hak asasi manusia dalam Islam
karena seluruh hak merupakan kewajiban negara maupun individu yang
tidak boleh diabaikan.

Rasulullah SAW pernah bersabda “Sesungguhnya darahmu, hartamu, dan


kehormatanmu haram atas kamu”. Bisa diartikan bahwa negara bukan saja
menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi, melainkan berkewajiban untuk
memberikan dan menjamin hak-hak ini.

HAM dan demokrasi Islam berisi tentang konsep hak asasi manusia dalam
hukum Islam, demokrasi dalam Islam, dan prinsip-prinsip demokrasi dalam
Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana sejarah hak asasi manusia?


2) Apakah pengertian HAM dan demokrasi dalam Islam?
3) Apa saja macam-macam HAM dalam Islam?
4) Apa saja prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1) Mengetahui sejarah hak asasi manusia.


2) Mengetahui tentang HAM dan demorasi dalam Islam.
3) Dapat menyebutkan tentang macam-macam HAM dalam Islam.
4) Mengetahui prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Hak Asasi Manusia (HAM)

Istilah Hak asasi Manusia berasal dari kata drots de I’homme dalam bahasa
Prancis, yang berarti hak manusia, dalam bahasa Inggris, human right. Dalam
bahasa Belanda menselijke rechten. 1Menurut Jan Materson, HAM adalah hak
yang melekat pada diri manusia yang tanpanya manusia mustahil hidup sebagai
manusia. HAM menurut John Locke adalah hak yang langsung diberikan Tuhan
kepada manusia sebagai hak yang di kodrati. HAM ini memiliki sifat mendasar
dan suci. Kemudian menurut Miriam Budiarjo HAM adalah hak yang dimiliki
setiap orang sejak lahir di dunia. Hak tersebut bersifat universal atau menyeluruh,
karena hak asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun 2.
HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat
dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Sedangkan HAM
menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi negara, hukum, pemerintah,
dan tiap orang, demi kehormatan, harkat, dan martabat manusia 3. Jadi, hak dasar
dan melekat pada diri manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup.
Kita seharusnya menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-
bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, pandangan politik, dan lain-lain.
Contoh HAM adalah kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk
agama, mendapat pendidikan, pekerjaan, perlindungan.

2.2 Sejarah HAM


1
Kontributor Wikipedia, Hak asasi manusia,
“https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia#Jurnal” (Diakses pada 9 Oktober 2020)
2
Zakiya, R., “Pengertian HAM: Definisi Para Ahli, Ciri-Ciri dan Contohnya”,
https://saintif.com/pengertian-ham/\, (Diakses pada 9 Oktober 2020)
3
Muhammad, M., Hak asasi manusia dalam hokum positif dengan konsep constitutional
importance: Universitas Muslim Indonesia (Makassar, 2018), 36

3
1. Hak asasi manusia di Yunani
Konsep-konsep mengenai HAM sudah ada sejak dikeluarkannya
Undang-Undang Hammurabi di Babilonia pada abad ke-18 SM.
Kemudian, Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-
348 SM) meletakkan dasar perlindungan dan jaminan agar diakuinya hak –
hak asasi manusia. Konsepsinya memberikan anjuran kepada masyarakat
untuk mengontrol penguasa yang zalim yang tidak mengakui nilai – nilai
keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM), memberi ajaran bahwa
pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak
warga negaranya.
2. Hak asasi manusia di Inggris
Inggris juga sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia. Perjuangan tersebut disertai dengan
adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan.
Dokumen-dokumen tersebut adalah Magna Charta di Kerajaan Inggris dari
tahun 1215. 4Pada awal abad XII, Kerajaan inggris dipimpin oleh Raja
Richard yang dikenal adil dan bijaksana. Kemudian diganti oleh Raja John
Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para
bangsawan. Tindakan Raja John tersebut mengakibatkan ketidakpuasan
dari para bangsawan dan akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk
membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Prinsipnya adalah pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih
penting dan diutamakan dari pada kedaulatan raja. Tidak seorang pun dari
warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya
atau hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam
Magna Charta menjadi lambang munculnya perlindungan hak-hak asasi
karena mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih
tinggi dari pada kekuasaan raja. Kemudian terdapat Petition Of Rights
yang diajukan para bangsawan kepada raja pada tahun 1628 yang berisi

4
Kusnadi, Hakikat dan Sejarah Perkembangan
Hak Asasi Manusia (HAM): Modul PKN 14317, 1.36

4
pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya. Lalu
ada juga Hobeas Corpus Act yang merupakan undang - undang tentang
penahanan seseorang dan dibuat pada tahun 1679. Kemudian Bill of
Rights, undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen
Inggris, yang isinya mengatur tentang pajak, Kebebasan dalam pemilihan
anggota parlemen, kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat,
parlemen berhak mengubah keputusan raja, dan hak beragama.
3. Hak asasi manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) menjelaskan hak-hak
alam, seperti hak hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property)
menjadi pegangan bagi rakyat Amerika pada saat melawan penguasa
Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke ini ada di dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of the United
States). John Locke berbicara tentang keadaan status naturalis, ketika
manusia sudah memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Sedangkan
status civilis, menggambarkan keadaan bersama-sama dan hidup lebih
maju. Locke mengemukakan pendapat bahwa manusia yang berkedudukan
sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara. Semua ini
juga atas jasa presiden Thomas Jefferson, presiden Amerika Serikat
lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah
Abraham Lincoln, Woodrow Wilson, dan Jimmy Carter. Hak-hak tersebut
berisi kebebasan untuk berbicara, beragama sesuai keyakinan, Kebebasan
dari rasa takut, kebebasan dari kekurangan dan kelaparan.5
4. Hak asasi manusia di Perancis
Declaration Des Droits De L’homme Et Du Citoyen merupakan
pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara yang dicetuskan
pada tahun 1789. Deklarasi ini berisi hak atas kebebasan, kesamaan, dan
persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite). Kemudian
di tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di

5
Kusnadi, Hakikat dan Sejarah Perkembangan
Hak Asasi Manusia (HAM): Modul PKN 14317, 1.39

5
dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada
tahun 1793, 1795, dan 1848. 6
5. Hak asasi manusia oleh PBB
PBB membentuk komisi hak asasi manusia dan sidangnya dimulai
pada bulan Januari 1947 oleh Ny. Eleanor Rossevelt. Pada tanggal 10
Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana
Chaillot. Hasil sidang tersebut berupa Universal Declaration Of Human
Rights atau Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang
terdiri dari 30 pasal. 7Dari 58 Negara yang mewakili sidang umum
tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2
negara lainnya absen. Oleh sebab itu, setiap tanggal 10 Desember
diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.

2.3 Pengertian HAM menurut sudut pandang Islam

Secara terminologis, HAM adalah hal yang melekat pada setiap insan yang
bersifat kodrati dan fundamental, merupakan amanah dan anugerah dari Allah
SWT yang wajib dijaga, dihormati, dan dilindungi. HAM juga mencakup
perlindungan terhadap eksitensi jiwa, harta dan keturunan.8

2.4 Macam-Macam HAM dalam Islam

2.4.1 Hak hidup

Hidup merupakan pemberian dari Allah yang Maha Agung dan


Suci kepada setiap manusia. Tidak ada seseorang pun yang bisa atau
berhak melenyapkan kehendak Allah, sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah Q.S Al-Hijr 15: 23.9

6
Kusnadi, Hakikat dan Sejarah Perkembangan
Hak Asasi Manusia (HAM): Modul PKN 14317, 1.39
7
Kusnadi, Hakikat dan Sejarah Perkembangan
Hak Asasi Manusia (HAM): Modul PKN 14317, 1.40
8
Ahmad Mukri Aji, Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Dalam Perspektif Islam: Jurnal UIN Jakarta, Jakarta, 2018
9
Hafniati, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta Timur, FAI Universitas Ibnu Chaldun, 2018),
272

6
ِ ‫يت َونَحْ نُ ْال َو‬
َ‫ارثُون‬ ُ ‫َوإِنَّا لَنَحْ نُ نُحْ يِي َونُ ِم‬

Artinya : Dan sungguh benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan


mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi

Di sebuah negara saja, hak untuk melenyapkan hidup seseorang itu


yang berhak ialah pemerintah yang sesuai dengan hukum tindak pidana.
Hal ini berkepentingan untuk kemaslahatan warga yang melindungi setiap
jiwa yang ada.

2.4.2 Hak Milik


Islam menetapkan bahwa segala sesuatu yang ada di semesta ini
digunakan untuk kepentingan seluruh umat Islam, sebagaimana yang
sudah dijelaskan pada firman Allah di Q.S. Al-Jatsiyah 45 : 12-13. 10

‫ا فِي‬yy‫ َّخ َر لَ ُك ْم َم‬y ‫) َو َس‬١٢( َ‫ك فِي ِه بِأ َ ْم ِر ِه َولِتَ ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ لِ ِه َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬
ُ ‫ي ْالفُ ْل‬
َ ‫)هَّلل ُ الَّ ِذي َس َّخ َر لَ ُك ُم ْالبَحْ َر لِتَجْ ِر‬
١٣( َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ٍ ‫ض َج ِميعًا ِم ْنهُ إِ َّن فِي َذلِكَ آليَا‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي األر‬ ِ ‫ال َّس َما َوا‬
Artinya : 12. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-
kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat
mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur. 13. dan Dia
telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berfikir.

Hak memiliki tidak seutuhnya dimiliki oleh satu individu tetapi


mereka harus berlomba-lomba untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan bagi kelangsungan hidupnya. Tiap-tiap orang berhak merasakan
kesenangan dalam perkerjaannya. Namun harus dengan cara yang baik,
tidak boleh memakan harta milik seseorang dengan bathil, sebagaimana
telah dijelaskan dalam firman Allah pada Q.S. Al-Baqarah 2:188.

10
Hafniati, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta Timur, FAI Universitas Ibnu Chaldun, 2018),
277

7
َ‫اس بِاإْل ِ ْث ِم َوأَنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ ْ ْ
ِ َّ‫َواَل تَأ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْالبَا ِط ِل َوتُ ْدلُوا بِهَا إِلَى ْال ُح َّك ِام لِتَأ ُكلُوا فَ ِريقًا ِّم ْن أَ ْم َوا ِل الن‬

Artinya : Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang


lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.

2.4.3 Hak Kehormatan


Manusia haruslah dihormati dan dihargai. Allah sangat melarang
manusia saling menghina, mengejek, mencaci maki, dan mencela satu
sama lain. Akibat akan hal ini adalah bisa menurunkan kehormatan
manusia.
Kehormatan diri merupakan anugerah yang diberi oleh Allah
kepada setiap manusia. Sebagaimana sudah dijelaskan pada firman Allah
Q.S Al-Isra’ 17: 70.11

ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَ ٰى َكث‬


‫ير ِم َّم ْن‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَاهُ ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬
ِ ‫َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضياًل‬

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Menurut ayat diatas, bahwa setiap manusia merupakan makhluk


yang mulia menurut Allah diatas permukaan bumi. Dijelaskan juga
kemuliaan yang ada pada diri manusia adalah hak yang utama pada setiap
manusia dan kemulian itu terikat jadi satu dengan sifatnya manusia itu.
11
Hafniati, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta Timur, FAI Universitas Ibnu Chaldun, 2018),
276

8
2.4.4 Hak Persamaan Dalam Hukum
Manusia tidak boleh dibeda-bedakan dalam mata hukum Islam,
semua sama. Mereka hanya dibedakan oleh ketakwaan kepada Allah
semata. Dalam Islam tidak ada hak istimewa untuk manusia yang dibuat
sendiri oleh manusia itu, hanya ada kemuliaan yang terletak pada amal
baik manusia itu. Sebagaiman sudah dijelaskan pada Q.S Al-Hujurat 49 :
13.
‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد‬
‫هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
2.4.5 Hak Kebebasan/Kemerdekaan
Manusia terlahir bebas dan merdeka. Mereka hidup bebas, bebas
dari segala ikatan, kekangan, bentuk perbudakan, dan penyiksaan. Di Al-
Quran saja sudah dijelaskan bahwa manusia itu terlahir dengan suci dan
bebas. Bebas disini maksudnya bebas yang baik dan terarah. Maka dari itu,
Hak kebebasan merupakan hak yang harus dihormati dan dihargai.
Tidak ada yang berhak mencabut hak kebebasan seorang manusia,
kecuali Allah swt. Karena kebebasan merupakan salah satu cara manusia
agar mendapat kemuliaan dari Allah. Di Al-Quran, kemerdekaan/
kebebasan ini dibagi menjadi macam-macam kebebasan:
a) Kebebasan Beragama
Islam sebagai agama yang universal memberikan
kebebasan seseorang dalam menjalankan keyakinan dan
mengatur hidupnya sendiri tanpa melanggar aturan-aturan
yang telah dibuat oleh masyarakat. Dalam pandangan
Islam, kebebasan beragama artinya tidak ada halangan

9
seseorang dalam memilih agama dan menjalankannya tanpa
ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Sebagaimana
sudah dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah 2:256.12
‌ِّۚ ‫ن قَد تَّبَيَّنَ الرُّ ۡش ُد ِمنَ ۡال َغ‬
ِ ‫ى فَ َم ۡن ي َّۡكفُ ۡر بِالطَّا ُغ ۡو‬
‫ت‬ ‌ِۙ ‫اَل ۤ اِ ۡك َراهَ فِى الد ِّۡي‬
‫صا َم لَهَا‌ ؕ َوهّٰللا ُ َس ِم ۡي ٌع َعلِ ۡي ٌم‬
َ ِ‫ك بِ ۡالع ُۡر َو ِة ۡال ُو ۡث ٰقى اَل ا ْنف‬
َ ‫استَمۡ َس‬ ۡ ‫َوي ُۡؤ ِم ۡۢن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد‬
Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama
(Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan
yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar
kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh,
dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat
yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.
b) Kebebasan Berpendapat
Dalam Islam, kebebasan berpendapat amat dihargai.
Menurut sejarah, pada zaman Nabi dulu, Nabi selalu
memberi kebebasan kepada para sahabatnya untuk
mengemukakan pendapat dan saling bertukar pikiran.
Dengan bermusyarah atau konsultasi kepada Nabi perihal
apapun.
Kebebasan berpendapat artinya setiap manusia
boleh berpendapat dari hasil pemikirannya dan berbagai
bentuk cara yang dipunya tentang apa yang ia lihat,
fenomena maupun di sekelilingnya. Dia harus berpegang
teguh pendapat yang ia miliki dan ia harus bisa
bertanggungjawab apa yang dikatakan.
Kebebasan pendapat ini bertujuan untuk
menyebarkan kebaikan. Saat mengemukakan pendapat
harus menggunakan kalimat yang sopan, tidak memihak,
tidak menyinggung satu sama lain, tidak menghina atau

12
Hakim L, Kebebasan Beragama Dalam Perspektif Islam, (Padang, Universitas Islam Negeri Imam
Bonjol, 2017), 40

10
berpendapat semaunya sendiri. Oleh karena itu, dalam
berpendapat harus mengikuti prinsip-prinsip hukum Islam
agar terhindar dari kesalahan dalam berpendapat.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Q.S. As-Syura :
3813
‫صلَ ٰوةَ َوأَ ْم ُرهُ ْم ُشو َر ٰى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما‬ ۟ ‫ُوا لِ َربِّ ِه ْم َوأَقَا ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ۟ ‫َوٱلَّ ِذينَ ٱ ْست ََجاب‬

َ‫َر َز ْق ٰنَهُ ْم يُنفِقُون‬


Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
c) Kebebasan Berpindah Tempat
Berpindah tempat dalam sejarah Islam berarti
hijrah. Hijrah adalah perpindahan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan para sahabat dari Mekah menuju
Madinah, bertujuan untuk menegakkan dan mendakwahkan
Islam.
Dalam Islam tidak melarang untuk berpindah
tempat dan mencari kebutuhan hidup. Asal mencari
kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari dengan cara yang
halal, maka diperbolehkan. Berpindah tempat tinggal tidak
untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji, seperti ingin
mencuri dikawasan dengan rumah yang mewah maka dari
itu ingin pindah tempat tinggal, itu tidak diperkenankan.
Saat berpindah tempat kita harus selalu
mengagungkan Allah, agar kita diberi rezeki yang banyak
dan dilindungi oleh Allah swt. Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Q.S. An-Nisa’ 4:100

13
In’amuzzahidin M, Konsep Kebebasan Dalam Islam, (Semarang, Universitas Islam Negeri
Walisongo, 2015), 266

11
‫ض ُم َرا َغ ًما َكثِيرًا َو َس َعةً ۚ َو َم ْن‬ ِ ْ‫َو َم ْن يُهَا ِجرْ فِي َسبِي ِل هَّللا ِ يَ ِج ْد فِي اأْل َر‬
ِ ‫ت فَقَ ْد َوقَ َع أَجْ ُرهُ َعلَى هَّللا‬ُ ْ‫يَ ْخرُجْ ِم ْن بَ ْيتِ ِه ُمهَا ِجرًا إِلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه ثُ َّم يُ ْد ِر ْكهُ ْال َمو‬
‫ۗ َو َكانَ هَّللا ُ َغفُورًا َر ِحي ًما‬
Artinya : Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya
mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang
luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum
sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
d) Kebebasan Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Allah SWT menciptakan manusia dengan diberi
akal fikiran agar mereka dapat berfikir. Belajar atau
memperoleh ilmu pengetahuan dalam Islam sangatlah
penting. Dalam hadist saja sudah dijelaskan bahwa
memperoleh ilmu pengetahuan itu wajib.
َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬
Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”
(HR. Ibnu Majah no. 224)14
Islam memerintahkan manusia untuk memperoleh
ilmu pengetahuan dengan berbagai cara. Dalam pandangan
Al-Qur’an, terdapat 2 cara untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Yang pertama, ilmu ladunni yang artinya
memperoleh ilmu pengetahuan dengan usaha manusia.
Sedangkan yang kedua adalah ilmu yang didapat tanpa
usaha manusia yang dinamai ilmu kasbi.15
Kita bisa memperoleh ilmu dari mana saja, dari
fenomena yang kita amati kita bisa mengambil pelajaran
14
Kosim M, Ilmu Pengetahuan Dalam Islam, (Madura, IAIN Madura, 2008), 123
15
Hafniati, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta Timur, FAI Universitas Ibnu Chaldun, 2018),
275

12
dari itu. Dalam Al-Qur’an, manusia harus mengamati dan
berfikir tentang ayat-ayat kauniyah Allah, yaitu langit,
bumi, dan seisinya, pergantian siang dan malam, dan
kejadian di lautan, seperti yang sudah dijelaskan Q.S. Al-
Baqarah 2: 164
‫ك ٱلَّتِى‬ ِ ‫ار َو ْٱلفُ ْل‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
ِ َ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّه‬ ْ ‫ض َو‬ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬ ِ ‫إِ َّن فِى خَ ْل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫اس َو َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمنَ ٱل َّس َمٓا ِء ِمن َّمٓا ٍء‬
َ َّ‫تَجْ ِرى فِى ْٱلبَحْ ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬
ِ َ‫يف ٱل ِّر ٰي‬
‫ح‬ ِ ‫ث فِيهَا ِمن ُك ِّل دَٓابَّ ٍة َوتَصْ ِر‬ َّ َ‫ض بَ ْع َد َموْ تِهَا َوب‬ َ ْ‫فَأَحْ يَا بِ ِه ٱأْل َر‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون‬ ِ ْ‫ب ْٱل ُم َس َّخ ِر بَ ْينَ ٱل َّس َمٓا ِء َوٱأْل َر‬
ٍ َ‫ض َل َءا ٰي‬ ِ ‫َوٱل َّس َحا‬

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,


silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar
di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Maka dari itu, tidak ada yang berhak melarang atau


mencegah manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
karena ilmu juga sangat diperlukan di akhirat nanti, dimana
dapat meninggikan derajat manusia.

2.5 Pengertian demokrasi secara umum

Demokrasi adalah bentuk pemerintah dengan berprinsip setiap warga


negara memiliki hak yang sama untuk merpendapat serta memilih keputusan.
Demokrasi di adaptasi dari bahasa yunani dēmokratía (δημοκρατία) yang berarti

13
kekuasaan rakyat. Dēmokratía berasal dari kata demos yang berarti rakyat serta
kratos yang berarti kekuataan atau kekuasaan. 16

2.6 Pengertian demokrasi dalam Islam

Menurut L Esposito dan John O. Voll adalah kebangkitas islam dan


demokratisi di dunia muslim yang berlangsung dengan konteks global yang
dinamis. Hal ini tertuang dalam buku Islam and democracy. Prinsip Demokrasi
Menurut Sadek, J. Sulaymân yang menjadi standar baku adalah kebebasan
berbicara pada setiap orang, pelaksanaan pemilu guna menilai apakah pemerintah
yang berkuasa layak didukung kembali atau harus diganti, kekuasaan dipegang
oleh suara mayoritas dan tidak mengabaikan suara minoritas, peranan partai
politik penting sebagai wadah aspirasi politik rakyat, pemisahan kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, supremasi hukum, semua individu bebas
melakukan apa saja tetapi juga sesuai aturan. Konsep – konsep islami dalam
17
demokrasi yaitu musyawarah, peresetujuan (ijma’), penelitian imperatif yang
mandiri (ijtihad), tauhid sebagai landasan asasi, patuh kepada hukum Allah,
dilakukan tasamuh dan rasa penuh tanggung jawab. Kemudian prinsip – prinsip
dalam ijma yaitu melibatkan seluruh mujtahid di dunia islam, kesepakatan dapat
diambil setelah seluruh mujtahid mengemukakan pendapatnya, hukum atau
masalah yang disepakati bersifat aktual yang di Al Quran atau hadist tidak ada
hukumnya secara rinci (qoth’i). Sandaran hukumnya harus menggunakan Al
Quran dan hadist. Sedangkan menurut Yusuf al-Qardhawi, substansi demokrasi
sejalan dengan Islam. Contohnya, dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan
banyak orang untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin. Begitu
juga dengan Islam, islam menolak seseorang menjadi imam shalat yang tidak
disukai oleh makmum di belakangnya. Kedua, usaha setiap rakyat untuk
meluruskan penguasa yang semena - mena juga sejalan dengan islam,
memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari ajaran Islam. Ketiga

16
Kontributor Wikipedia, Demokrasi, https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi (diakses pada 10
Oktober 2020)
17
Iryani, E., Hukum islam, demokrasi, dan hak asasi manusia: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, (Jambi, 2017

14
pemilihan umum juga termasuk jenis pemberian saksi. Penetapan hukum
berdasarkan suara mayoritas juga tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
Contohnya dalam sikap Umar yang tergabung dalam syura. Mereka ditunjuk
Umar sebagai kandidat khalifah dan memilih satu di antara mereka untuk menjadi
khalifah. Berdasarkan suara terbanyak yang terpilih yaitu Abdullah ibn Umar.
Keempat otoritas pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang
sejalan dengan Islam. Ada pula yang tidak setuju dengan demokrasi islam yaitu
Al-Maududi. Menurutnya, Islam tidak mengenal paham demokrasi yang
memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal.
Demokrasi merupakan buatan manusia dan produk dari pertentangan Barat
terhadap agama. Karenanya, al-Maududi menganggap demokrasi modern (Barat)
merupakan sesuatu yang bersifat syirik. Menurutnya, Islam mempercayai paham
teokrasi (berdasarkan hukum Tuhan). Menurut Iqbal, Demokrasi merupakan
kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan rakyat sudah mengabaikan keberadaan
agama. Karena itu, menurutnya Islam tidak dapat menerima model demokrasi
Barat yang telah kehilangan dasar moral dan spiritual. Oleh karena itu, Iqbal
mengemukakan konsep demokrasi spiritual yang dilandasi oleh etika dan moral
ketuhanan. Yang ditolak oleh Iqbal bukan demokrasinya, melainkan praktek yang
berada di Barat.

Prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam

1. Syura
Prinsip tentang cara pengambilan keputusan yang secara eksplisit
ditegaskan dalam al-Qur’an. Ada di dalam QS. As-Syura:38 dan Ali
Imran:159. Dalam praktik kehidupan umat Islam, lembaga paling dikenal
sebagai pelaksana syura adalah ahl halli wa-l‘aqdi pada zaman
khulafaurrasyidin. Lembaga ini menyerupai tim formatur yang bertugas
untuk memilih kepala negara atau khalifah.
2. Al-‘adalah (keadilan)

15
Dalam menegakkan hukum harsu bersifat adil dan bijaksana. Tidak boleh
kolusi dan nepotisme. Hal ini juga terdapat dalam surat An-Nahl: 90; QS.
As-Syura: 15, Al-Maidah: 8, An-Nisa’: 58. 18
3. Al-Musawah (kesejajaran)
Semua manusia sejajar kedudukannya dan sama di mata Allah. Penguasa
tidak boleh sewenang – wenang memaksakan kehendaknya terhadap
rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif. Hal ini juga terdapat dalam QS.
Al-Hujurat:13.19
4. Al-Amanah
Sikap kepercayaan yang diberikan seseorang kepada orang lain. Oleh
karena itu, kepercayaan atau amanah tersebut harus dijaga dengan baik.
Pemimpin atau pemerintah yang diberikan kepercayaan oleh rakyat harus
mampu melaksanakan kepercayaan tersebut dengan penuh rasa tanggung
jawab. Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil seperti ditegaskan
Allah SWT dalam Surat an-Nisa’:58.
5. Al-Masuliyyah (tanggung jawab)
Pemimpin harus memengang amanah yang harus dipertanggungjawabkan
di depan rakyat dan juga amanah yang harus dipertenggungjawabkan di
depan Tuhan.
6. Al-Hurriyyah (kebebasan)
Setiap orang diberi hak dan kebebasan untuk mengeksperesikan
pendapatnya dengan tetap memegang teguh al-akhlaq al-karimah dan
dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar. Dikatakan "Yaitu orang-orang
yang jika Kami teguhkan kedudukannya di muka bumi, niscaya mereka
menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan
mencegah perbuatan munkar. Dan kepada Allah-lah kembali semua
urusan." (QS. 22 : 4)20

18
Iryani, E., Hukum islam, demokrasi, dan hak asasi manusia: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, (Jambi, 2017), 29
19
Iryani, E., Hukum islam, demokrasi, dan hak asasi manusia: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, (Jambi, 2017), 29
20
Iryani, E., Hukum islam, demokrasi, dan hak asasi manusia: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, (Jambi, 2017), 30

16
BAB III

PENUTUP

17
3.1 Kesimpulan

HAM sudah dimiliki sejak manusia dalam kandungan, HAM sesuai


dengan nilai universal dan kemanusiaan, beragama adalah hak yang paling asasi.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya
kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk
menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan
masyarakat, HAM tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu gugat oleh
siapa pun.

Demokrasi dalam islam ada yang setuju dan tidak setuju. Ada yang
menganggap demokrasi sejalan dengan islam tetapi pada prinsipnya tetap
menganut adab dan aturan islam. Ada yang menganggap tidak sejalan dengan
islam, karena dikembangkan oleh barat dan lebih mengagungkan manusia.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan untuk pembaca setelah membaca makalah ini dapat


membedakan antara demokrasi di Indonesia dan demokrasi Islam dan dapat
menilai keduanya dari sisi manapun. Penulis juga mengharapkan agar pembaca
dapat memahami pentingnya HAM dalam kehidupan dan kewajiban untuk
menjaganya.

DAFTAR PUSAKA

Iryani, E. 2017. Hukum islam, demokrasi, dan hak asasi manusia. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi 17(20).

18
Muhammad, M. 2018. Hak asasi manusia dalam hokum positif dengan konsep
constitutional importance, 1(2).

Zakiya, R. 2020. Pengertian HAM: Definisi Para Ahli, Ciri-Ciri dan Contohnya.
https://saintif.com/pengertian-ham/\. [Diakses pada 9 Oktober 2020]

Kontributor Wikipedia. 2020. Hak asasi manusia.


https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia#Jurnal. [Diakses pada 9
Oktober 2020]

Kosim, M. 2008. Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Tadris. 3(2).


http://ejournal.iainmadura.ac.id. [Diakses pada 10 Oktober 2020]

Kusnadi. Hakikat dan Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM). Modul
PKN 14317, 1.36-1.42

Hafniati. 2018. Hak Asasi Manusia Dalam Islam. Al-Adyan. 13(1).


http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/3843.
[Diakses pada 8 Oktober 2020]

In’amuzzahidin, M. 2015 Konsep Kebebasan Dalam Islam. At-Taqaddum. 7(2).


https://journal.walisongo.ac.id. [Diakses pada 10 Oktober 2020]

19

Anda mungkin juga menyukai