Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyusun tugas
makalah pancasila mengenai hak asasi manusia dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas makalah ini penulis buat untuk memberikan ringkasan serta
melengkapi tugas pancasila. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu dalam penyusunan makalah pancasila mengenai hak asasi
manusia. Penulis menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini serta
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua. Mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hak Asasi Manusia
2.2 Hak Asasi Manusia Tidak Boleh Mutlak
2.3 Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia dan Dunia
2.4 Macam-macam Piagam Hak Asasi Manusia di Indonesia dan Dunia

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri
manusia.Kewajiban adalah suatu keharusan yang harus dilakukan untuk
mendapatkan hak yang pantas didapatkan.Perlu diingat, hak berlangsung
bersamaan dengan kewajiban. Dalam Hidup bermasyarakat, setiap individu
memerlukan individu atau kelompok lain, begitu pula dengan hak dasar yang
dimiliki satu individu dengan individu lainnya sama. Harus ada toleransi antara
satu dengan lainnya agar terjadi kehidupan yang harmoni
Manusia memiliki hak asasi yang telah melekat bersamaan
dengan kelahirannya di dunia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karena
itulah setiap manusia memiliki martabat yang sama. Martabat ini bukanlah
pemberian sesama manusia melainkan sesuatu yang dimiliki manusia karena dia
adalah manusia. Martabat atau hak asasi tidak dapat diubah oleh siapapun
dengan cara apapun.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian hak asasi manusia?
2. Mengapa hak asasi manusia tidak boleh mutlak?
3. Bagaimana sejarah hak asasi manusia di Indonesia dan dunia?
4. Apa saja macam-macam piagam hak asasi manusia di indonesia dan
dunia?

4
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan malah ini antara lain, adalah:
1. Memahami pengertian hak asasi manusia
2. Memahami alasan mengapa hak asasi manusia tidak boleh mutlak
3. Memahami bagaimana sejarah hak asasi manusia di indonesia dan dunia
4. Memahami apa saja macam-macam piagam hak asasi manusia di
indonesia dan dunia

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia atau HAM merupakan hak dasar atau hak pokok yang
dimiliki oleh manusia. Istilah HAM secara harfiah berasal dari bahasa Prancis
“droits de l'homme”, dalam bahasa inggris “human rights”, dan bahasa arab
“huquq al- insan”. HAM merupakan hak yang melekat pada martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan dibawa sejak manusia ada di bumi,
sehingga bersifat kondarti dan bukan merupakan pemberian dari manusia
maupun negara.
Berikut pengertian Hak Asasi Manusia atau HAM menurut beberapa ahli
1) Baharudi Lopa
HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta, yakni hak yang sifatnya kodrati.
2) John Locke
Manusia sejak dilahirkan telah memiliki kebebasan dan hak-hak asasi.
Hak asasi tersebut adalah kehidupan, kemerdekaan dan harta milik. Hak
ini merupakan hak yang dimiliki manusia secara alami, yang inheren
pada saat kelahirannya dan HAM tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun, dan tidak dapat diperoleh atau dicabut oleh negara, terkecuali
atas persetujuan pemiliknya.
3) Mariam Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup
masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras,
agama, golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal.
Dasar dari semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus
memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan bakat dan cita-
citanya.

6
2.2 Hak Asasi Manusia Tidak Boleh Mutlak
Setiap manusia memiliki hak nya masing - masing. HAM atau hak asasi
manusia merupakan hak yang digunakan untuk menjalankan kehidupan di suatu
negara dengan mematuhi aturan - aturan yang berlaku. Seperti yang
dicantumkan dalam UUD 1945 Pasal 27. Ketika ada dua manusia atau lebih
pada satu tempat yang sama, maka masing-masing dari mereka tidak bisa
melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan mereka sepenuhnya karena
bisa saja hal yang mereka lakukan berpengaruh dan mengganggu kenyamanan
dari orang yang lain.
HAM yang dilaksanakan di negara Indonesia tidak bisa dilaksanakan
secara mutlak, hal ini karena jika dilaksanakan secara mutlak maka HAM akan
mengganggu hak-hak orang lain. Misalnya hak untuk berbicara, jika
dilaksanakan secara mutlak maka akan mengakibatkan orang bebas berbicara
seenaknya tanpa melihat orang di sekitarnya. HAM tidak perlu dilaksanakan
secara mutlak tetapi perlu diawasi pelaksanaannya agar setiap orang terjamin
hak-haknya dan dapat mengecilkan angka pelanggaran HAM.
Jadi, dengan demikian pelaksanaan HAM secara mutlak tidak dapat
dilaksanakan karena akan melanggar hak orang lain dan juga aturan yang ada di
masyarakat. Kesimpulan dari tidak dilaksanakannya HAM secara mutlak karena
menyangkut hak asasi yang dimiliki orang lain. HAM bisa dilaksanakan dengan
ketentuan hukum yang berlaku pada UUD 1945.

2.3 Sejarah Hak Asasi Manusia Di Indonesia Dan Di Dunia


Sejarah perkembangan HAM secara kronologis dapat dilihat sebagai
berikut:
1) Tahun 2500 SM - 1000 SM
Di Babilonia, ada hukum yang ditetapkan demi menjamin keadilan
bagiwarganya. Hukum ini terkenal dengan sebutan Hukum Hammurabi.
Hukum ini ditetapkan pada masa Nabi Musa untuk memerdekakan
bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Firaun yang sewenang – wenang
karena merasa dirinya sebagaiTuhan
2) Tahun 600 SM

7
Seorang ahli hukum dan reformator terbesar Athena pada masa Yunani
kuno,Solon, menyusun undang – undang yang menjamin keadilan bagi
warganya. Ia juga membentuk Heliaie, sebuah mahkamah keadilan untuk
melindungi orang – orang miskin, dan Ecclesia, sebuah majelis rakyat.
3) Tahun 527 SM – 322 SM
Kaisar Romawi Flavius Anicius Justinian menciptakan peraturan hukum
yang termodifikasi yaitu Corpus Iuris yang menjamin keadilan dan hak
asasi manusia. Pada masa kebangkitan Romawi, telah banyak lahir filsuf
terkenal dengan visi tentang hak asasi, seperti Socrates dan Plato yang
banyak dikenal sebagai peletak dasar diakuinya hak – hak asasi manusia,
serta Aristoteles yang mengajarkan tentang pemerintahan yang
berdasarkan kemanusiaan dan cita – cita mayoritas negara
4) Tahun 30 SM - 623 M
Kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa Almasih, sebagai peletak dasar
etika Kristiani dan ide pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup
dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia.Kitab suci Al –
Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW banyak
mengajarkan tentang toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa,
bijaksana, menerapkan kasih sayang dan sebagainya. Hal ini cukup
menjadi bukti pencerminan nilai – nilai asasi bagi manusia.
5) Tahun 1215
Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa ditandai dengan lahirnya
Magna Charta di Inggris yang merupakan hasil dari perselisihan antara
Paus, RajaJohn, dan baronnya atas hak-hak raja. Magna Charta
mengharuskan raja untuk membatalkan beberapa hak dan menghargai
beberapa prosedur legal, dan untuk menerima bahwa keinginan raja
dapat dibatasi oleh hukum
6) Tahun 1629
Pada masa pemerintahan Charles I di Inggris, dikeluarkan dokumen
konstitusional yang disebut Petition of Rights, yang berisi tentang
pemungutan pajak yang harus disetujui oleh parlemen. Selain itu, orang
tidak boleh ditangkap jika tidak ada tuduhan dan bukti yang sah.

8
7) Tahun 1679
Pada masa pemerintahan Charles II di Inggris, disusunlah Habeas
Corpus Act, undang-undang yang mengatur tentang penahanan seseorang
untuk memeriksa keabsahan penahanan tahanan.
8) Tahun 1689
Pada masa pemerintahan Willem III, ia mengeluarkan sebuah piagam
yang awalnya bernama Declaration of Rights yang setelah diresmikan
oleh Parlemen menjadi undang-undang, namanya berubah menjadi Bill
of Right. Piagam ini berisi tentang hak - hak asasi dan kebebasan warga
negara.
9) Tahun 1776
Di Amerika Serikat pada 4 Juli 1776, lahirlah The Declaration of
American Independence yang memuat kemerdekaan negeri itu dari
penjajahan Inggris. Didalam pernyataan itu, dinyatakan bahwa ada hak –
hak yang telah dikaruniai oleh Tuhan, yaitu hak untuk hidup, merdeka,
dan mengejar kebahagiaan.
10) Tahun 1789
Di Prancis pada tahun 1789 terjadi revolusi untuk menurunkan
kekuasaan Raja Louis XVI yang sewenang-wenang. Revolusi ini
menghasilkan UUD Prancis yang memuat tentang “ La Declaration des
droits de L’homme et du Citoyen” yang berarti pernyataan hak manusia
dan warga negara sebagai hasil revolusi Prancis di bawah pimpinan
Jenderal Lafayette
11) Tahun 1918
Selama dan setelah Perang Dunia I, Vladimir Lenin dan Presiden
Amerika Serikat pada saat itu, Woodrow Wilson, keduanya mendukung.
Pada 11 Februari 1918, Wilson menyatakan: "Aspirasi nasional harus
dihormati; orang sekarang dapat dikuasai dan diatur hanya dengan
persetujuan mereka sendiri." Penentuan nasib sendiri bukanlah
ungkapan; prinsip tindakan imperatif. Percantuman HAM dalam
konstitusi pun diikuti oleh Belgia (1831), Jerman(1919), Australia dan
Ceko (1920), Uni Soviet (1936), Indonesia (1945) dan sebagainya.

9
12) Tahun 1937
Di Rusia pada tahun 1937 mulai mencantumkan hak untuk mendapat
pekerjaan, hak untuk beristirahat serta hak untuk memperoleh pendidikan
dan pengajaran bagi warga negara.
13) Tahun 1939 – 1945 (Perang Dunia II)
Presiden Amerika, Franklin Delano Roosevelt, di hadapan Kongres pada
tahun 1941 mengeluarkan Atlantic Charter yang menyatakan adanya
empat kemerdekaan, yaitu: (a) Kebebasan untuk berbicara dan
menyatakan pendapat(freedom of speech); (b) kebebasan beragama
(freedom of religion); (c) kebebasan dari ketakutan (freedom from fear);
(d) kebebasan dari kemelaratan (freedom from want)
14) Tahun 1948
Pada tanggal 10 Desember 1948, lahirlah piagam hak asasi sedunia, atau
Universal Declaration of Human Rights yang merupakan puncak
kemenangan perjuangan terhadap hak – hak asasi manusia.
Di Indonesia sendiri sejak awal perjuangan kemerdekaan, sudah
menuntut dihormatinya HAM.Sebagai misal “Kebangkitan Nasional 20 Mei
1908” menunjukkan kebangkitan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari
penjajahan bangsa lain.
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, memperlihatkan Bangsa
Indonesia menyadari haknya sebagai satu bangsa yang bertanah air satu, dan
menjunjung satu bahasa persatuan Indonesia. Selanjutnya “Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945” yang diikuti dengan penetapan UUD 1945;
dalam pembukaannya mengamanatkan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
adalah hak segala bangsa. Oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan “
Di dalam sejarah ketatanegaraan RI, rumusan HAM secara
eksplisit dicantumkan dalam UUD RIS, UUDS, maupun UUD 1945 hasil
amandemen. Pada pelaksanaan sidang umum MPRS tahun 1966 telah ditetapkan
Tap. MPRS No.XIV/ MPRS/1966 tentang pembentukan panitia ad.Hoc.untuk
menyiapkan rancangan

10
Piagam HAM dan Hak serta Kewajiban warga negara. Hasil
rancangan panitia ad.Hoc Tersebut pada sidang umum MPRS 1968 tidak
dibahas, karena lebih mengutamakan membahas masalah mendesak yang
berkaitan dengan rehabilitasi dan konsolidasi nasional setelah terjadi tragedi
nasional pemberontakan G 30 S /PKI.
Selanjutnya pada tahun 1993, berdasarkan Kepres No. 50 tahun
1993 dibentuklah Komnas HAM. Ketika Sidang Umum MPR RI tahun 1968
perumusan tentang HAM secara rinci telah tercantum dalam GBHN. Selanjutnya
tahun 1999 lahir UU HAM no.39 tahun 1999. Sementara itu amandemen UUD
1945 yang kedua tahun 2000, rumus HAM secara eksplisit tertuang dalam UUD
1945 tepat di BAB X A, pasal 28A s/d 28 J.
Seorang ahli hukum Perancis, Karel Vasak membagi
perkembangan substansi hak-hak yang terkandung dalam konsep HAM. Karel
Vasak menggunakan istilah “generasi” untuk menunjukkan ruang lingkup hak
yang diprioritaskan dalam suatu zaman. Kategori generasi tersebut terinspirasi
dari slogan Revolusi Perancis yakni “kebebasan, persamaan, dan persaudaraan”.
Berikut adalah pembagian generasi HAM menurut Karel Vasak:
1) Generasi Pertama HAM
Kebebasan atau hak-hak generasi pertama mewakili hak sipil dan politik,
yaitu HAM yang bersifat klasik. Hak tersebut muncul dari tuntutan untuk
melepaskan diri dari kungkungan kekuasaan absolutisme negara yang
muncul di Amerika Serikat dan Perancis pada abad ke-17 dan ke-18. Hak
yang termasuk dalam generasi pertama adalah hak hidup, keutuhan
jasmani, hak kebebasan bergerak, hak suaka dari penindasan,
perlindungan terhadap hak milik, kebebasan berpikir, beragama dan
berkeyakinan, kebebasan untuk berkumpul dan menyatakan pikiran, hak
bebas dari penahanan dan penangkapan sewenang-wenang, hak bebas
dari penyiksaan, hak bebas dari hukum yang berlaku surut, dan hak
mendapatkan proses peradilan yang adil.
Hak pada generasi pertama disebut dengan hak-hak negatif, yakni
merujuk pada tidak adanya campur tangan negara terhadap hak dan
kebebasan individual. Hak ini menjamin ruang kebebasan bagi individu

11
untuk menentukan dirinya sendiri. Dalam pengertian lain, negara tidak
boleh berperan aktif (positif) terhadap individu. Jika negara ikut berperan
atau campur tangan, maka dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap
hak dan kebebasan tersebut.
2) Generasi Kedua HAM
Generasi kedua HAM menganut prinsip persamaan dan mewakili
perlindungan bagi hak ekonomi, sosial dan budaya. Berbagai hak
tersebut muncul dari tuntutan agar negara menyediakan pemenuhan
terhadap kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari makan sampai pada
kesehatan.
Berbeda dengan generasi pertama, pada generasi kedua HAM, negara
justru harus bertindak aktif, agar hak tersebut dapat terpenuhi atau
tersedia. Hak generasi kedua dikenal dengan bahasa yang positif yaitu
“hak atas” atau “right to”, bukan dalam bahasa negatif yaitu “bebas dari”
atau “freedom from”. Hak yang diakui dalam generasi kedua HAM
adalah hak atas pekerjaan dan upah yang layak, hak atas jaminan sosial,
hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pangan, hak atas
perumahan, hak atas tanah, hak atas lingkungan yang sehat, dan hak atas
perlindungan hasil karya ilmiah, kesusasteraan, dan kesenian.
Hak generasi kedua HAM dikatakan sebagai “hak-hak positif”. Artinya,
pemenuhan hak sangat membutuhkan peran aktif dan keterlibatan dari
negara. Sebagai contoh, untuk memenuhi hak atas pekerjaan bagi setiap
orang, negara harus membuat kebijakan ekonomi yang dapat membuka
lapangan kerja. Hal tersebut adalah contoh peran negara secara aktif
dalam memenuhi HAM.
3) Generasi Ketiga HAM
Persaudaraan atau hak-hak generasi ketiga mewakili tuntutan hak
solidaritas atau hak bersama. Hak tersebut muncul dari tuntutan negara
berkembang atau dunia ketiga atas tatanan internasional yang adil.
Melalui tuntutan atas hak solidaritas tersebut, negara berkembang
menginginkan adanya tatanan ekonomi dan hukum internasional yang
kondusif untuk menjamin hak atas pembangunan, hak atas perdamaian,

12
hak atas sumber daya alam sendiri, hak atas lingkungan hidup yang baik,
serta hak atas warisan budaya sendiri.

2.4 Macam-Macam Piagam Hak Asasi Manusia Di Indonesia Dan Di Dunia


Berikut adalah macam-macam piagam hak asasi manusia
1) Magna Charta
Piagam HAM ini dideklarasikan pada 1512 di Inggris, dan merupakan
cikal bakal dari HAM. Magna Charta membatasi kekuasaan Raja John
yang absolut, dan mengharuskan raja mempertanggungjawabkan semua
kebijakannya di depan hukum dan parlemen. Meskipun Raja tetap
memiliki kuasa untuk membuat undang-undang.
2) Bill of Rights
Perkembangan HAM makin kentara setelah lahirnya piagam ini di
Inggris pada 1689. Bill of Rights ditandatangani oleh Raja William III,
yang intinya menyatakan bahwa manusia sama di muka hukum (equality
before the law). Paham inilah yang menjadi cikal bakal dari negara
hukum yang menjunjung tinggi demokrasi dan persamaan.
3) Declaration of Independence
Perkembangan HAM yang lebih modern ditandai dengan lahirnya
piagam ini, yang menandai kemerdekaan Amerika dari Pendudukan
Inggris pada 1776. Piagam ini disusun oleh Thomas Jefferson yang
bersumber pada ajaran Rousseau dan Montesquieu. Deklarasi ini
menekankan pentingnya kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan.
4) Déclaration des Droits de l'homme et du Citoyen
Piagam ini adalah piagam Hak Asasi Manusia dan Warga Negara yang
lahir di Prancis pada 1789. Piagam ini banyak dipengaruhi oleh
Declaration of Independence karena jasa Lafayette, seorang Jenderal
Perancis yang turut berperang di Amerika ketika masih memperjuangkan
kebebasan Prancis dari Inggris. Setelah kembali ke Prancis, Lafayette
berjuang untuk melahirkan Piagam HAM di negerinya sendiri. Piagam
ini adalah dasar dari rule of law yang melarang penangkapan secara
sewenang-wenang. Selain itu, piagam ini juga menekankan pada

13
pentingnya asas praduga tak bersalah (presumption of innocence),
kebebasan berekspresi (freedom of expression), kebebasan beragama
(freedom of religion), dan perlindungan atas hak milik (the right of
property).
5) UUD 1945
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia, ditetapkanlah UUD 1945 sebagai konstitusi negara Republik
Indonesia. Alinea pertamanya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang merdeka, dan enggak ada satu bangsa pun yang
pantas berada dalam kondisi terjajah. "Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan...".
6) The Universal Declaration of Human Rights
Pada Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat, Roosevelt,
mendeklarasikan The Four Freedom, yaitu kebebasan berpendapat dan
berekspresi (freedom of speech and expression) dan bebas dari ketakutan
(freedom of fear). Deklarasi ini menjadi dasar lahirnya Piagam HAM
PBB, yaitu The Universal Declaration of Human Rights. Piagam ini
dihasilkan oleh Komisi HAM PBB pada 10 Desember 1948, yang
diterima secara resmi dalam sidang umum PBB.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia atau HAM merupakan hak dasar atau hak
pokok yang dimiliki oleh manusia.HAM merupakan hak yang melekat pada
martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan dibawa sejak manusia
ada di bumi, sehingga bersifat kodrati dan bukan merupakan pemberian dari
manusia maupun negara. HAM secara mutlak tidak dapat dilaksanakan karena
akan melanggar hak orang lain dan juga aturan yang ada di masyarakat.
Di Indonesia sendiri sejak awal perjuangan kemerdekaan, sudah
menuntut dihormatinya HAM.Sebagai misal “Kebangkitan Nasional 20 Mei
1908” menunjukkan kebangkitan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari
penjajahan bangsa lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Auli, Renata Christha. (2022). Hak Asasi Manusia: Pengertian, Sejarah, dan
Prinsipnya. Diakses melalui Hak Asasi Manusia: Pengertian, Sejarah, dan
Prinsipnya (hukumonline.com).
Hidayat, Cecep. Hak Asasi Manusia. Universitas Indonesia: Jakarta.
Hidayat, Igit Nur. (2015). Hak Asasi Manusia Dan Contoh Kasus Pelanggaran
Yang Terjadi. Universitas Widyatama: Bandung.
Putra, Febri Arin, dkk. (2012). Hak Asasi Manusia. Universita Brawijaya:
Malang.
Sofiya, Ainni. (2019). Hak Asasi Manusia (HAM). Universitas Islam
Negeri
Walisongo: Semarang.

16

Anda mungkin juga menyukai