Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA
Tentang

HAK ASASI MANUSIA

Disusun oleh :

Kelompok 6

Khairani amaliya (2214050071)

Antoni dwi irawan (2214050101)

DOSEN PEMBIMBING

Hj.Wahyuli lius Zen,SE.

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS (TBI C)


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji beserta syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta karunianya maka Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dengan mata
kuliah’’PANCASILA” yang dibimbing oleh Ibu Hj.Wahyuli Lius Zen,SE. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang selalu mendukung kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis jauh dari kata sempurna di karenakan
kekuranggan dari reverensi,pengetahuan,teori maupun praktek, oleh karna itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang mendukung untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata,kami sampaikan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang telah


memberikan amanah tugas makalah kepada kami sehingga dapat melatih kami untuk tugas ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat,terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Padang ,10 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Hak Asasi merupakan sebuah
bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatukarunia yang paling mendasar dalam
hidup manusia yang paling berharga. Hak ini dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu
dalam menentukan jalan hidupnya tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari kontrol bentuk
norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda-
bedakan suku golongan keturunanan jabatan agama dan lain sebagainya antara setiap
manusiayang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Terkait tentang hakikat hak
asasi manusia maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan
menghormati hak asasi masing-masing individu. Namun pada kenyataannya kita melihat
perkembangan HAM di negara ini masih banyak bentuk pelanggaran HAM yang sering kita
temui.

B.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut.

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

2. Sejarah singkat HAM

3. HAM di Indonesia

4. HAM dalam Islam

5. Pelanggaran dan Pengadilan HAM


C. Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia serta mengetahui ruang lingkup Hak Asasi
Manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Menurut Teaching Human Right yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB). Hak asasi manusia (HAM) adalah hak hak yang melekat pada setiap manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak hidup, misalnya, adalah claim
untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup.
Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.

Senada dengan pengertian diatas adalah pernyataan awal Hak Asasi Manusia (HAM)
yang dikemukakan oleh John Locke. Menurut Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.
Karena sifatnya yang demikian , maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabut hak asasi setiap manusia.HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak
lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa; bukan pemberian manusia atau lembaga
kekuasaan.

Hak asasi manusia ini tertuang dalam UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Menurut UU ini, HAk Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,hukum,pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

B. Sejarah singkat HAM

Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi
manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM
pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling
berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara,
atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi,
dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran
yang dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat digolongkan
menjadi hak sipil politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat), serta hak ekonomi, sosial dan budaya yang
berkaitan dengan akses ke barang publik (seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak,
hak atas kesehatan, atau hak atas perumahan).

Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut “dianugerahkan secara alamiah” oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar. Sementara itu,
mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak asasi manusia merupakan
pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM
sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat
kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi
manusia hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari sudut
pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi atau dikurangi dengan
syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang
sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya
dapat dilakukan dalam keadaan darurat yang mengancam “kehidupan bangsa”, dan pecahnya
perang pun belum mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional
berlaku sebagai lex especialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh dikesampingkan
dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan maupun penyiksaan.

Masyarakat kuno tidak mengenal konsep hak asasi manusia universal seperti halnya
masyarakat modern. Pelopor sebenarnya dari wacana hak asasi manusia adalah konsep hak
kodrati yang dikembangkan pada Abad Pencerahan, yang kemudian memengaruhi wacana
politik selama Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Konsep hak asasi manusia modern
muncul pada paruh kedua abad kedua puluh, terutama setelah dirumuskannya Pernyataan Umum
tentang Hak-Hak Asasi Manusia (PUHAM) di Paris pada tahun 1948.
Semenjak itu, hak asasi manusia telah mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi
semacam kode etik yang diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan hak asasi manusia
di tingkat internasional diawasi oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan Badan-Badan Traktat
PBB seperti Komite Hak Asasi Manusia PBB dan Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya,
sementara di tingkat regional, hak asasi manusia ditegakkan oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia
Eropa, Pengadilan Hak Asasi Manusia Antar-Amerika, serta Pengadilan Hak Asasi Manusia dan
Hak Penduduk Afrika. Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) dan
Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR) sendiri telah
diratifikasi oleh hampir semua negara di dunia saat ini.

Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat (Eropa).Seorang Filsuf
Inggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya hak alamiah (natural right) yang
melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas hidup,hak kebebasan dan hak milik.

C. HAM di Indonesia

a. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)

Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911),Indische
Partij (1912), Partai Komunis Indonesia (1920), Perhimpunan Indonesia (1925), dan Partai Nasional
Indonesia(1927). Lahirnya organisasi Pergerakan Nasional ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah
pelanggaran HAM yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai