Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAM DAN KEADILAN


DOSEN: Dr. Dessy Artina, S.H.,M.H

OLEH:

KUNTUM KHAIRA UMMAH(2009126472)

BAIHAQQI DAFFA ATHORIQ(2009124617)

INDAH SARI(2009125775)

JOVANKA HERNANDES MIWEL(2009136003)

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS RIAU

TP.2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,12 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
1.3 TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 SEJARAH HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI INDONESIA ........................


2.2 PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) .............................................
2.3 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DI INDONESIA ..............................
2.4 MACAM MACAM HAK ASASI MANUSIA (HAM)......................................
2.5 CIRI CIRI HAK ASAS MANUSIA (HAM) .....................................................
2.6 HUBUNGAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DENGAN KEADILAN ......

BAB III PENUTUP .................................................................................................


3.1. KESIMPULAN ..................................................................................................
3.2 SARAN ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya
berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya
antara individu atau dengan instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah
HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi
ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi.

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan.Hak asasi
dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak
ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia
semata -mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara.
Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau
Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan . 1

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku
di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak Dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan
manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai
landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Apa saja bentuk bentuk HAM itu?
3. Apa saja lembaga perlindungan HAM?
4. Bagaimana upaya penegakan HAM

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan HAM
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk bentuk HAM
3. Untuk mengetahui lembaga lembaga perlindungan HAM
4. Untuk mengetahui upaya penegakan HAM
5. Untuk mengetahui hubungan antara keadilan dan HAM

1
Miriam Budiardjo, Dasar Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), 2008, Hlm. 212.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI INDONESIA

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa, serta
sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia telah ikut bersama negara
lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian dalam perundangan, sebab hal
tersebut merupakan fundamental.Pancasila sebgai dasar negara Indonesia sepenuhnya
mendukung dan menjungjung tinggi penegakan Hak Asasi Manusia. Diawal kemerdekaan
Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan orang yang paling vocal dalam
menyuarakan HAM.Indonesia dalam memperjuangkan haknya sebagai bangsa harus melewati
beberapa fase, seperti halnya pembentukan organisasi. 2

Organisasi- oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak -hak masyarakat dengan


cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk menghapuskan
kolonialisme di tanah Indonesia. Sehingga dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi
manusia yang seutuhnya karena hak kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo
memperjuangkan hak masyarakat dan kemanusian lewat petisi - petisi dan surat yang
disampaikan kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang berusa
memperjuangkan hak - hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara rasial.

2.2 PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa prsncis
droits de i‟homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah seorang manusia Hak asai
manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM
pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan dan saling
bergantung. Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut „‟dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar.

Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak
asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat. Ada pula
yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat
yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan
menyatakan bahwa hak asasi manusia hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan
konsep tersebut. Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat
dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh
hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis.

2
Dede Rosyada, dkk, Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 2003, Hlm. 199-201.
Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam keadaan darurat yang
mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum mencukupi syarat ini. Selama
perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku sebagai lex specialis. Walaupun begitu,
sejumlah hak tetap tidak boleh dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas
dari perbudakan maupun penyiksaan.

pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut para ahli hak asasi manusia sudah
memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya. Untuk itu ada beberapa pengertian hak asasi
manusia dari para ahli yang mengemukakan cabang ilmu tentang hak asasi manusia.

• HAM menurut Jhon Locke Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan
Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini
yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci.

• HAM Menurut Jan Materson Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB.
Menurutnya HAM adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil
hidup sebagai manusia.

• HAM menurut miriam budiarjo HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir
didunia. Hak itu sifatnya universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu ras, jenis
kelamin, suku dan agama.

2.3 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DI INDONESIA

a. Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :

• Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan
politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru
merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.

• Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hakhak sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan
pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang
mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi
dan hak politik.

• Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan
adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang
yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.3Dalam pelaksanaannya hasil
pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan
terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak

3
Dede Rosyada, dkk, Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 2003, Hlm. 199-201.
lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya
yang dilanggar.

• Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses
pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative
seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat.

2.4 MACAM MACAM HAK ASASI MANUSIA (HAM)

• Hak Asai Pribadi (Personal Human Rights) Hak ini merupakan hak yang berhubungan
dengan kehidupan pribadi setiap orang. Contoh dari personal human rights ini adalah kebebasan
untuk menyampaikan pendapat ,kebebasan untuk berpergian, bergerak , berpindah keberbagai
tempat dan lain sebagainya.

• Hak Asasi Politik (Politic Rights) Ini merupkan hak asasi dalam kehidupan politik
seseorang . contohnya hak dipilih dan memilih ,hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintah, hak
dalam membuat petisi dan sebagainya.

• Hak Asasi Ekonomi (property rights) Hak ini menyangkut hak individu dalam hal
perekonomian. Contohnya kebebasan dalam hal jual-beli,perjanjian kontrak,penyelenggaraan
sewa-menyewa,memiliki sesuatu dan memiliki pekerjaan yang pantas.

• Hak Asasi Peradialan (procedural rights) Hak dalam memperoleh perlakuan sama dalam
tata cara pengadilan. Contonya adalah hak untuk mendapatkan pembelaan hukum,hak untuk
mendapatkan perlakuan pemeriksaan,penyidikan,penangkapan,penggeledahan dan penyidikan
antar muka.

• Hak Asasi Sosial Budaya Hak terkait dalam kehidupan masyarakat. Contonya adalah
hak untuk menentukan,memilih,dan melakukan pendidikan.hak untuk pengajaran untuk
mendapatkan budaya sesuai dengan bakat dan minat.4

• Hak Asasi Hukum (legal equality rights) Hak untuk mendapatkan kependudukan yang
sama dalam hal hukum dan pemerintahan. Contohnya adalah mendapatkan perlakuan yang sama
dalam bidang hukum dan pemerintahan,menjadi pegawai sipil,perlindungan dan pelayaan hukum.

4
Parsono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional), 2009, Hlm. 96.
2.5 CIRI CIRI HAK ASAS MANUSIA (HAM)

•Ham tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua orang, baik itu hak
sipl,politik,ekonomi,soasial dan hak budaya.

• Hak tidak dapat dicabut,dihilangkan,atau diserahkan.

• Ham bersifat hakiki yaitu hak yang sudah da sejak manusia dalam kandungan.

• Ham sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa memandang
status,suku,gender,dan perbedaan lainya.

2.6 HUBUNGAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DENGAN KEADILAN

Keadilan merupakan suatu aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Sebagai salah
satu aturan maka keadilan harus dilaksanakan dan ditegakkan oleh masyarakat Indonesia.
Keadilan berjalan beriringan untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju kedamaian,
keamanan, dan ketenangan. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sebuah aturan yang
mengatur kehidupan masyarakat baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan
sosial. Aturan yang berlaku akan menciptakan suatu ketertiban yang membuat keadaan menjadi
tenang, damai, aman, dan teratur.

Dengan adanya ketertiban maka kehidupan akan berjalan dengan baik. Ketertiban
merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat
khususnya di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan dapat
menimbulkan ketidaktertiban. Seharusnya budaya tertib di Indonesia harus ditingkatkan dengan
adanya kesadaran dari dalam diri individu itu sendiri. Menumbuhkan kesadaran akan ketertiban
dalam masyarakat diawali dari diri sendiri. Keadilan tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Setiap manusia menginginkan keadilan.5 Keadilan adalah sesuatu hal yang menjadi tuntutan
setiap orang maupun kelompok untuk dipenuhi dan ditegakkan.

Manusia hidup dikelilingi oleh manusia lain yang bisa berbahaya dan mungkin
mengancam keadilannya sebagai manusia, sehingga menyebabkan keadilannya diambil oleh
orang lain atau dirampas secara paksa. Manusia menginginkan agar keadilannya terlindungi dari
bahaya yang mengancamnya. Untuk itu manusia satu memerlukan bantuan manusia lainnya dan
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan manusia lain. Dengan adanya kerja sama antara manusia
dengan manusia lainnya akan lebih mudah untuk menegakkan keadilan yang diinginkan oleh
setiap manusia. Sehingga dengan adanya kerja sama dengan manusia lain dalam suatu kelompok
maka akan memudahkan manusia dalam kehidupan masyarakat.

Keadilan merupakan nilai ideal yang selalu diperjuangkan oleh umat manusia. Sebagai
nilai ideal, cita-cita menggapai keadilan tidak pernah tuntas dicari, dan tidak pernah selesai
dibahas. Keadilan akan menjadi diskursus panjang dalam sejarah peradaban manusia. Dalam
sebuah negara hukum seperti Indonesia, upaya untuk mencapai keadilan tidak bisa diabaikan.
Negara hukum tidak boleh apatis terhadap perjuangan dan setiap upaya untuk menegakkan

5
John Rawls, Terjemahan Uzair Fauzan, Teori Keadilan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hlm.3-4.
keadilan. Konsepsi tentang keadilan sangat penting agar sebuah negara hukum menjadi pijakan
semua pihak baik warga negara maupun pemimpin negara sebagai kepastian dalam
menyelesaikan berbagai persoalan hukum yang dihadapi. Sebuah negara hukum dituntut sebuah
konsep keadilan yang dapat menyentuh dan memulihkan berbagai persoalan hukum untuk
memuaskan rasa keadilan semua pihak. Oleh karena itu, untuk menegaskan kepastiannya sebagai
sarana untuk mencapai keadilan, sebuah negara hukum harus mampu merumuskan konsep
hukumnya dalam suatu afirmasi yang bersifat konstitusional. “

Negara Indonesia adalah negara hukum”, demikian afirmasi sebuah negara hukum yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3).
Penegasan tersebut mengharuskan bahwa dalam sebuah negara hukum persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan hukum harus diselesaikan melalui jalur hukum. Prosedur penyelesaian terhadap
semua persoalan hukum melalui jalur hukum tersebut merupakan penegasan terhadap superioritas
hukum. Hukum yang superior tidak pernah tunduk di bawah kepentingan apa pun selain
kepentingan hukum itu sendiri yaitu mencapai keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan yang
merupakan tujuan utama hukum.

Tetapi hukum tidak pernah bekerja secara otomatis. Hukum dalam sebuah negara hukum
selalu berhubungan dan berkaitan erat dengan aparat penegak hukum. Superior dan tegaknya
keadilan hukum membutuhkan aparat penegak hukum sebagai pihak yang berperan sangat
penting untuk menegakkan keadilan agar hukum memiliki kekuatan untuk mengatur ketertiban
sosial, keteraturan, dan keadilan dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum yang tegas dan
berlaku adil membuat hukum tersebut menjadi superior; memiliki keunggulan, kelebihan yang
dapat diandalkan dan kredibel bagi semua pihak.

Hukum yang mengarahkan diri pada keadilan tidak saja membutuhkan aparat penegak
hukum tetapi lebih pada aparat penegak hukum yang bermoral dan berintegritas tinggi. Aparat
penegak hukum yang bermoral tersebut diharapkan dapat menegakkan hukum sebaik mungkin
sebagai upaya mencapai tujuan-tujuan hukum termasuk untuk mencapai keadilan. Tanpa aparat
penegak hukum yang bermoral, sebaik apapun hukum dibuat dapat saja sia-sia (nirmakna) karena
tidak mampu memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak. Oleh karena itu,
kiprah aparat penegak hukum yang baik sangat dibutuhkan agar hukum tetap superior, tidak
mudah diperjualbelikan dan tidak berada di bawah penindasan kepentingan politik dan ekonomi.

Sesungguhnya superioritas hukum dalam sebuah negara hukum terletak pada konsistensi
aparat penegak hukum untuk berpegang teguh pada aspek moralitas demi menegakkan keadilan
dan kepastian hukum. Konsistensi aparat penegak hukum dapat menciptakan keunggulan
(superioritas) hukum untuk lebih responsif dan mampu menuntaskan berbagai persoalan hukum.
Hukum yang superior tersebut tidak berlaku diskriminatif karena hukum tersebut berlaku adil
bagi semua warga negara tanpa memandang posisi, jabatan atau status sosial tertentu. Hukum
yang superior tersebut tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan kepentingan yang
menyesatkan hukum karena hukum adalah sarana memperjuangkan keadilan bagi semua pihak.
Hukum yang superior tersebut harus tetap dilindungi oleh benteng kokoh bernama moralitas
aparat penegak hukum.
Semua aparat penegak hukum harus memiliki komitmen yang teguh agar hukum tetap
dijaga keluhurannya sebagai sarana untuk mencapai keadilan sosial. Moralitas aparat yang kokoh,
otentik dan kredibel dibutuhkan sebagai upaya untuk membangun kembali hukum yang dipercaya
dan dihargai oleh semua pihak. Oleh karena itu, jika moralitas aparat penegak hukum semakin
baik, maka hukum akan semakin superior dan kredibel dalam upaya untuk memenuhi tujuan-
tujuan hukum termasuk upaya untuk mencapai keadilan. Moralitas aparat penegak hukum sangat
menentukan ke mana arah kepastian hukum dan keadilan akan bermuara.

Keadilan merupakan arti penting dari hak asasi manusia, dimana pada ham ini tujuan
utamanya adalah untuk mewujudkan suatu keadilan . hubungan antara ham dan keadilan ini dapat
di lihat pada bentuk penerapan ham di mana di sana akan terdapat sebuah proses yang
mencerminkan pemberia ham terhadap semua pihak secara adil.

Jika di lihat dari satu sisi keadilan ini sangat luas dan jika di gabungkan dengan ham
maka akan lebih luas lagi karena pada hakekatnya ham adalah suatu keadila dan keadilan adalah
ham yang pantas di dapat oleh semua orang.
BAB III
3.1 KESIMPULAN

HAM adalah masalah yang universal. Masalah ini selalu ada selama manuisa ada.
Perjuangan HAM di tanah air muncul ketika adanya penindasan pada masa kolonial pada
dasarnya pelecehan terhadap HAM. Munculnya perjuangan mendapatkan pemerintahan pada
dasarnya juga untuk mendapatkan HAM. HAM mendapatkan kekuatan hukum dalam
pelaksanaannya, baik dalam kerangka hukum internasional maupun nasional.

Bangsa Indonesia mengalami gangguan tentang HAM ini setelah masa reformasi,
dengan adanya Ketetapan MPR RI no.XVII/MPR/1998 tentang HAM dan Undang-undang
Nomor 39 Tahun 2000 tentang HAM serta perangkat-perangkat hukum lain sebagai aturam
oprasional. Adanya perumusan HAM yang tertuang dalam hukum positif ini diharapkan mampu
mengurangi pelanggaran HAM di tanah air, karena ketentuan hukum ini mengikat negara atau
warna negara. Adanya undang-undang HAM merupakan upaya preventif mencegah pelanggaran
HAM. Namun demikian, dalam masalah ini kehendak baik dari pemerintah dan masyarakat untuk
menghormati HAM jauh lebih penting.

3.2 SARAN

Pada dasarnya keadilan dan ham tidak dapat di pisahkan ,sangat di harapkan jika sering
berkembangnya zaman kedua hal ini semakin diperkuat ,agar tidak lagi terjadi penyelewengan
terhadap ham banyak pihak terutama kaum rakyat biasa.

DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Kees. (1971). Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius.
Forsythe, David P. (1983). Human Right and World Polotics, Terj. Tom Gunadi,
Bandung: Angkasa.
Mariam Budiharjo. (1985). Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia
Notonagoro (1971). Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta: Pancuran Tujuh
Rosyada, Dede, dkk, Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, Hak
Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta),2000.
Parsono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional), 2009.

Anda mungkin juga menyukai