Anda di halaman 1dari 3

PENYELESAIAN SENGKETA ADAT

Oleh:
NAMA: KUNTUM KHAIRA UMMAH
NIM:2009126472
KELAS: HUKUM C`20

DOSEN PENGAJAR: Dr. Erdianto Effendi,S.H.,M.Hum

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS RIAU
TP.2022/2023
DESA: LUBUK AMBACANG
KECAMATAN: HULU KUANTAN
KABUPATEN: KUANTAN SINGINGI

Penyelesaian ini berdasarkan kejadian yang pernah saya lihat di desa


saya. Kejadian ini bermula dari terjadinya hubungan terlarang antara
bujang dan gadis yang ternyata mengakibatkan si gadis hamil dan usia
kandungannya sudah 7 bulan.

Pihak keluarga meminta sang laki laki menikahi anaknya.dan pihak laki
laki pun setuju. Namun usut punya usut ternyata antara anak laki laki
dan perempuan ini memiliki suku yang sama.

Konon katanya anak anak dari suku ini tidak boleh menikah dan pantang
menikah, karena itu merupakan sumpah dari nenek mereka. Dan jika di
langgar maka akan terjadi marabahaya.

Namun mengingat kandungan si gadis sudah membesar maka pernikahn


pun di lakukan setelah membicarakan ini bersama tetua adat,mamak
godang suku, ketua suku dan orang orang yang di tuakan di kampung
tersebut.

Dari hasil diskusinya pernikahan ini boleh dilakukan namun tidak boleh
menikah di desa dimana mereka tinggal. Nah di sini poin penting nya,
bahwa pada kasus ini terdapat aturan yang khusus. Di mana ada satu
desa yang memang di peruntukkan untuk pernikahan dari orang yang
melakukan perbuatan terlarang.
Sebenarnya bukan karena desanya tetapi dari dahulu memang desa inilah
yang dijadikan tempat untuk pernikahn orang orang yang telah hamil
dan satu suku yang sama .

Dan pada saat pernikahan itu saksi yang datang tidak boleh dari keluarga
kedua pihak. Melainkan orang lain yang memang tidak punya hubungan
dengan kedua pihak tersebut.

Dan pernikahan ini tidak bertahan lama karena setelah anak itu lahir
orang tua dari perempuan meminta sang laki laki menceraikan anaknya
dan anak mereka akan di rawat oleh orang tua pihak perempuan.

Anda mungkin juga menyukai