Anda di halaman 1dari 14

Makalah

konseling keluarga
kasus hamil diluar nikah (married by accident)

Oleh:
Megariah 2110102001
Nisa Nursyifa Salsabila 2110102007
Gipanli 2120102014

Dosen Pengampu:
Dr. Qadriyah Barkah M.HI

PrograM studi Perbandingan Madzhab


Fakultas syariah dan hukuM
universitas islaM negeri raden Fatah PaleMbang 2023
daFtar isi

daFtar isi ......................................................................................................... 2

Pendahuluan ................................................................................................... 3

1. Latar belakang .................................................................................................... 3


2. Rumusan masalah............................................................................................... 3

PeMbahasan .................................................................................................... 4

1. Studi kasus ......................................................................................................... 4


2. Married by Accident, faktor penyebab dan dampaknya .................................... 5
3. Rencana/persiapan konseling ............................................................................. 7
4. proses konseling ................................................................................................ 9
5. Pembahasan hasil konseling terhadap kasus .................................................... 11

PenutuP ........................................................................................................... 13

1. Saran ................................................................................................................ 13

daFtar Pustaka ........................................................................................... 14

2
Pendahuluan

1. Latar belakang
Di zaman modern sekarang ini banyak sekali kasus hamil pra-nikah yang akhirnya berujung
married by accident. Kasus remaja saat ini jumlahnya begitu banyak sehingga sangat
memperhatikan. karena setiap tahun angka tersebut terus bertambah sejalan dengan semakin
jauhnya manusia dari ajaran agama, budaya sosial dan lingkungan serta media kontemporer sangat
banyak berpengaruh, Perkara tersebut semakin membuat anak atau remaja mendapat peluang besar
untuk semakin terjebak dalam dunia maksiat dan akhirnya berdampak negative bagi dirinya sendiri,
keluarga dan lingkungan masyarakat. Terhadap kasus ini maka tidak sedikit remaja stress bahkan
sampai bunuh diri dan lebih parahnya melakukan aborsi atau membunuh ketika bayinya di lahirkan
karena takut dan malu. Lalu, solusi konseling seperti apa yang sebenarnya dapat menjawab
permasalahan ini? Maka dari itu, makalah ini akan membahas tentang bimbingan konseling yang
mengurus permasalaha seputar kasus hamil diluar nikah (married by accident)

2. Rumusan masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana proses konseling yang dapat dilakukan dalam suatu permasalahan seperti kasus
hamil diluar nikah (married by accident)?

3
PeMbahasan

1. Studi kasus
Masa-masa remaja yang seharusnya dilalui dengan indah nyatanya tidak di alami oleh desi.
Dibesarkan dikeluarga “broken home” membuatnya mencari pelarian lain. Ia menggantungkan
dirinya pada lelaki yang saat itu memberikan perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari
keluarganya. Namun, desi melakukan kesalahan hingga akhirnya ia hamil di usia 16 tahun dan
terpaksa putus sekolah. desi hamil di usia yang masih 16 tahun bukan karena di perkosa, tapi karena
ia salah dalam mengambil langkah.
Tahun itu merupakan tahun yang tidak akan pernah bisa di lupakan desi, sebab di tahun itu
orang tuanya bercerai. Desi hancur, bukan berarti ia tidak memiliki kehidupan yang indah
sebelumnya, tapi dikarenakan perceraian orang tuanya tersebut merupakan pukulan besar dalam
hidupnya. Tahun itu pula desi harus berpisah dengan ibu dan adiknya. Tanpa diberi kesempatan
untuk memilih, desi harus ikut ayahnya ke Kalimantan. Sedangkan ibu dan adiknya tetap tinggal di
Jakarta. Masa masa adaptasi di lingkungan baru bukan hal yang mudah, desi masuk ke salah satu
sekolah ternama di Kalimantan tanpa ada perasaan bahagia sedikitpun alias hampa, Ditambah lagi
dengan perbedaan budaya yang semakin membuat jarak antara desi dan teman-teman barunya.
Sampai akhirnya desi berkenalan dengan seorang lelaki yang bernama Dika. Berbeda dari teman
sekelasnya yang lain, dika merupakan lelaki yang sangat baik bagi desi. Dika kemudian
menanyakan alamat rumahnya, bahkan menawari tumpangan untuk desi sepulang sekolah, dan
singkatnya desi dan dika berpacaran.
Pekerjaan ayah desi yang mengharuskan untuk sering bepergian membuat desi lebih sering
berada di rumah sendirian, sehingga merasakan kesepian dan akhirnya desi pun sering menyuruh
dika untuk menemaninya. Sekali dua kali tidak ada terjadi apa-apa. Mereka hanya mengobrol biasa,
menonton tv, dan bercanda. Sampai akhirnya, ketika kesekian kalinya desi mengundang dika datang
kerumahnya, saat itu mereka melakukan pegangan tangan hingga akhirnya timbul nafsu yang
membuat mereka melakukan hubungan seksual. Hingga akhirnya desi harus menerima kenyataan
yang sangat pahit bahwa ia hamil dan masih berusia 16 tahun. keduanya menjadi sangat takut, tapi
dika memberanikan diri untuk mengaku kepada kedua orang tuannya dan juga ayah desi. Ayah desi
pun marah dan karena ia termasuk tipikal orang yang sangat keras, maka luapan kemarahan dan
kesedihan bercampur malu menjadi satu sehingga membuat desi diusir dari rumahnya. Berita

4
kehamilannya pun ikut menyebar di lingkungan sekolah sehingga desi di bully dan di caci maki oleh
kakak kelas dan temannya dan menyebabkan desi harus berhenti dari sekolahnya. Dan akhirnya
desi terpaksa menikah dengan dika untuk menutupi rasa malu tersebut.

Dari perjalanan hidup yang berat yang dilalui desi, maka ia bersepakat untuk menemui dan
berkonsultasi dengan konselor atas permasalahan yang dialaminya tersebut. Dalam pembahasan ini
akan dijelaskan hal apa saja yang seharusnya dilakukan oleh seorang konselor terhadap klien dengan
latar belakang masalah seperti desi.

2. Married by Accident, faktor penyebab dan dampaknya


Married dalam bahasa inggris berarti menikah, sedangkan by accident berarti karena
kecelakaan. Dan dapat disimpulan bahwa married by accident adalah sebuah kasus yang
menggambarkan terjadinya perkawinan disebabkan karena adanya kecelakaan berupa kehamilan
sebelum pernikahan tersebut diselenggarakan, atau pernikahan terpaksa dilakukan karena sudah
hamil.
Hamil di luar nikah akan menimbulkan banyak hal yang dirasakan oleh sepasang remaja,
antara lain: munculnya perasaan berdosa dan bersalah (guility feeling), malu pada diri sendiri,
ataupun malu kepada orang lain, menghukum diri sendiri atau menarik diri (mengasingkan diri),
penyesalan yang berarut-larut, stress yang mengakibatkan tidak nafsu makan dan sulit tidur
(insomnia), lari dari kenyataan (kemungkinan terburuk adalah melakukan aborsi atau bunuh diri)
dan lain-lain. Artinya, Married by Accident akan menimbulkan gangguan baik fisik maupun mental.

Berikut ini beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks pra-nikah:


a. Cinta, merupakan salah satu faktor yang paling banyak mempengaruhi terjadinya hubungan
seks pranikah.
b. Merasa bukan anak gaul. Terkadang konsep gaul disalah-artikan bahwa remaja yang gaul
adalah yang punya pacar, bebas berhubungan dengan lawan jenis, meminum-minuman keras,
suka tawuran, dan lain-lain.
c. Nilai agama yang semakin berkurang. Kegagalan dalam menanamkan nilai agama ke
generasi muda merupakan salah satu sebab seorang remaja melakukan hubungan seksual

5
d. Media massa, Semakin terbukanya akses dalam menerima sumber-sumber informasi baru
dalam media masa dan hiburan seperti situs-situs internet, bacaan orang-orang dewasa, dan film-
film porno.
e. Faktor pergaulan bebas, Masa remaja adalah masa mencari jati diri bagi seseorang dan dalam
hal ini sangat penting memberikan bimbingan kepada remaja dengan rasa ingin mengetahui
segala hal yang baru terarah kepada hal-hal positif, kreatif, dan produktif, sehingga terhindar
dari bahaya pergaulan bebas
f. Ekonomi, adanya kemiskinan, sulit mendapatkan pekerjaan, kemampuan atau tidak mempunyai
keterampilan sedangkan orang setiap hari memerlukan biaya untuk hidup. Karena tekanan
ekonomi seperti ini menjadikan seseorang mau melakukan hubungan diluar nikah demi
mendapatkan uang , mereka menjual diri dan pada umumnya dilakukan oleh kaum Wanita
g. Keluarga, faktor ini menjadi hal yang sangat penting dan berpengaruh, jika tidak didukung
contonya seperti orang tua yang kurang perhatian dan pengawasan, kurang dalam mencurahkan
kasih sayang dan tidak tegas dalam mendidik anak juga menjadi factor utama seorang anak itu
bebas dalam pergaulan
h. Paksaan, Faktor yang terakhir ini di mana salah satu pihak tidak ada niat sama sekali untuk
melakukan seks pranikah. Hubungan tersebut dapat terjadi karena ada paksaan dari pihak
lawannya dan pada umumnya yang melakukan paksaan adalah laki-laki.1

Menurut beberapa penelitian, kehamilan yang tidak diinginkan dapat memunculkan dampak
psikologis yang cukup berat. Wanita yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan akan
mengalami rasa rendah diri, malu, dan merasa bersalah karena telah melakukan tindakan yang
dianggap melanggar norma agama juga norma masyarakat, dimana tindakan tersebut dianggap
sebagai aib dan dosa. Bahkan jika dilihat beberapa kasus yang terjadi, wanita yang mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan bahkan nekat mengambil keputusan untuk bunuh diri karena
merasa bersalah, depresi, bingung dan frustasi dengan keadaan yang dialaminya.

berikut ini merupakan dampak married by accident:


a. Dampak psikologis

1
Siti Mauluddiana dan Ragwan Albaar. Bimbingan Dan Konseling Islam Sebagai Upaya Pencegahan Pada Married By
Accident. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 03, No. 01, 2013

6
Dampak psikologis dari perilaku seks bebas ini yaitu perasaan marah, takut, cemas, depresi,
rendah diri, bersalah dan berdosa. Mereka juga akan mengalami ketegangan mental serta
menjauh dari lingkungan karena merasa kotor dan tidak diterima lagi oleh lingkungan. Depresi
adalah gangguan perasaan (efek) yang ditandai dengan gejala seperti gangguan tidur dan
menurunnya selera makan, bahkan depresi juga dapat mengakibatkan stres bahkan bunuh diri
dan aborsi (menggugurkan kandungan).
b. Dampak sosial
Dampak yang ditimbulkan juga akan dirasakan keduanya dari aspek sosial. Hukuman sosial
yang akan didapat berupa, pengucilan, deskriminasi sosial, kehilangan berbagai hak dan lain-
lain. Wanita yang hamil di luar nikah biasanya akan diasigkan oleh keluarga dari lingkungannya
untuk menghindari adanya cemoohan yang timbul di masyarakat.

3. Rencana/persiapan konseling
Sebelum melewati proses konseling terdapat dasar yang harus dilakukan oleh konselor yaitu:
a. Empati dan dukungan psikologis kepada klien.
b. Penilaian (assessment) terhadap resiko dan rencana mengurangi resiko serta menangani dampak
resiko yang tidak terelakkan pada hidup klien.
c. Rencana kehidupan klien yang komprehensif
d. Rujukan/alih tangan.

Didalam relasi konseling dikehendaki adanya komunikasi yang terbuka, hadirnya kejujuran,
saling menghargai, profesionalisme, kesediaan untuk belajar, kesediaan mengambil resiko serta
berbagi rasa dan pengalaman. Selanjutnya, dasar-dasar yang menentukan kualitas konseling yaitu:
keterpercayaan, menjawab kebutuhan-kebutuhan klien dan memberdayakan klien untuk
mengendalikan maupun mengambil keputusan-keputusan yang vital baginya.

Dalam membuat struktur untuk melakukan konseling, Stewart membuat suatu model yang
diperkenalkan sebagai “Stewart model”, terdiri dari 6 tahapan secara berurutan sebagai berikut:

7
• Penentuan tujuan koseling, Konselor bersama klien menentukan tujuan konseling setelah klien
mengungkapkan keinginannya memperoleh bantuan. Konselor menjadi pendengar yang aktif
dan berusaha menyakinkan klien bahwa dia adalah seorang yang punya makna sebagai pribadi.
• Perumusan konseling, Konselor dan klien menyetujui bagaimana mencapai tujuan yang
diinginkan. Pada tahap ini klien membutuhkan bantuan untuk mengembangkan pendapatnya
tentang fungsi dari konseling dan dicapai kesepakatan mengenai tujuannya.
• Pemahaman kebutuhan klien, Pada tahap ini permasalahan yang dihadapi semakin diperjelas
dan dicari pengertian di dalam diri klien yang masih bisa dikembangkan. Konselor
memperhatikan tanggapan klien tentang kesulitan pribadi dan perasaan-perasaan yang ada
disekelilingnya. Berbagai hal yang berhubungan dengan pemahaman, juga empati
dikomunikasikan dengan klien, agar klien merasa dimengerti mengenai perasaan tertentu yang
mungkin menjadi masalah dalam kehidupan pribadi sehari-harinya.
• Mencoba berbagai alternatif, Konselor bertanggung jawab untuk menunjukkan berbagai
kemungkinan dan alternative penyelesaian masalah pada suatu saat, untuk menyakinkan adanya
kemajuan. Klien harus belajar memperkirakan akibat-akibat dari setiap langkah dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh, termasuk pengorbanan yang mungkin
harus diberikan karena soal waktu dan mungkin biaya serta resiko yang akan terjadi.
• Perencanaan suatu Tindakan, Ketika melaksanakan sebuah tindakan, biasanya klien akan
lebih mudah kalau klien memilih sendiri tindakan mana yang sebaiknya akan dilakukan. Pada
tahap ini konselor mengamati, menilai terhadap apa yang telah terjadi pada klien, apakah
konseling masih perlu diteruskan atau dihentikan sementara (terminasi), karena tujuan yang
sudah tercapai.
• Penghentian masa konseling, penghentian konseling ini bukan hanya penting pada proses
konseling, melainkan juga memiliki tiga fungsi yakni: memeriksa kesiapan klien dalam
menghadapi berakhirnya konseling dan mengkonsolidasi proses belajarnya, mengatasi bersama
faktor afeksi (kehidupan perasaan) yang tersisa dan menyelesaikan dengan baik hal-hal yang
punya arti penting dan mungkin interaktif dalam hubungan konselor dan klien, memaksimalkan
pengalihan proses belajar dan meningkatkan kepercayaan diri pada klien mengenai
kemampuannya untuk mempertahankan perubahan yang telah diperoleh selama menjalani
konseling karena konseling dihentikan

8
4. proses konseling
Secara umum, proses konseling terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap awal (mendefinisikan
masalah), tahap inti (tahap kerja) dan tahap akhir (tahap perubahan dan Tindakan)
a. Tahap awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan Bersama konselor dan
klien sehingga menemukan masalah klien. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan
membangun hubungan terletak pada terpenuhnya asas-asass bimbingan dan konseling
terutama pada asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan dan kegiatan
2. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan
baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas
masalah klien
3. Membuat penaksiran. Konselor berusaha membuat penaksiran kemungkinan masalah
masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan
semua potensi klien dan menentukan alternatif yang sesuai
4. Menegoisasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien yang berisi:
1. Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan
konselor tidak keberatan
2. Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien
3. Kontrak Kerjasama, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab antara konselor dan
klien dalam seluruh rangkaian kegiatan

b. Tahap inti
Setelah tahap awal dilaksanakan dengan baik, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
1. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan dimaksudkan agar
klien mempunyai persfektif dan alternatif baru terhadap masalahnya
2. Konselor melakukan reassessment (penilaian Kembali)
3. Menjaga agar hubungan konseling tetap terjaga
Dan hal ini bisa terjadi jika:

9
- Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau wawancara konseling, serta
menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang
dihadapinya
- Konselor berupaya kreatif mengembangkan Teknik-teknik konseling yang bervariasi
dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, Ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien
- Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun saat
kontrak tetap dijaga, baik oleh konselor maupun klien

c. Tahap akhir
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu:
1. Konselor Bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling
2. Menyusun rencana Tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah
terbangun dari proses konseling sebelumnya
3. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera)
4. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Dan pada tahap akhir ini ditandai beberapa hal yaitu menurunnya kecemasan klien; perubahan
perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan dinamis; pemahaman baru dari klien
mengenai masalah yang dihadapinya; serta adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan
program yang jelas.

Adapun secara singkatnya proses konseling juga dapat dilakukan sebagai berikut yakni :

a. Identifikasi masalah, Identifikasi masalah adalah langkah yang digunakan untuk


mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus serta
mengetahui gejala-gejala yang nampak pada diri seseorang/klien
b. Diagnosis, Diagnosis merupakan langkah dalam menetapkan masalah yang di alami oleh serta
latar belakangnya Berdasarkan informasi yang sudah di peroleh dari beberapa sumber data dan
observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa klien mengalami stres dalam dirinya.
c. Prognosis, Prognosis merupakan langkah dalam menetapkan jenis bantuan atau terapi yang
sesuai dengan permasalahan klien.

10
d. Proses konseling dengan Teknik, Terapi / Treatment yaitu pelaksanaan pemberian bantuan
berdasarkan prognosis yang telah direncanakan.
e. Evaluasi / Follow Up, Follow Up atau tindak lanjut merupakan untuk mengetahui sejauh mana
langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil setelah di lakukan proses konseling melihat
ada perubahan pada klien setelah di lakukan proses konseling dengan teknik

5. Pembahasan hasil konseling terhadap kasus


Berdasarkan kasus yang telah dialami oleh desi, maka faktor yang menjadi penyebab dirinya
mengalami kehamilan diluar nikah adalah karena faktor:
a. Keluarga, ini merupakan faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya married by accident
yang dialami oleh desi, dimulai dari perceraian orang tuanya yang mengakibatkan ia kurang
kasih sayang, kurang pengawasan dan didikan dari orang tuanya
b. Pergaulan bebas/ cinta, karena kurang dalam pengawasan maka desi mencari perhatian lewat
sebuah percintaan dan akhirnya bergaul secara bebas tanpa adanya pengawasan orang dewasa
c. Faktor agama, faktor ini juga menjadi kemungkinan penyebabnya dikarenakan jika rasa
keimanan telah kuat maka hal tersebut tidak akan terjadi

Adapun proses konseling yang dapat dilakukan terhadap kasus desi tersebut yaitu sebagai
berikut:

a. Identifikasi masalah, yakni dengan cara mengumpulkan berbagai data yang berhubungan
dengan kasus desi, mengetahui faktor penyebab serta dampak yang ditimbulkan terhadap desi
atas kasus yang telah terjadi
b. Diagnosis, yakni menetapkan suatu masalah yang dialami oleh desi serta mengetahui dampak
apa saja yang dialaminya
c. Prognosis, yakni menentukan jenis bantuan atau Teknik apa saja yang akan menjadi proses
konseling dari kasus desi tersebut
d. Proses konseling, yakni memberi bantuan melalui proses konseling yang telah ditetapkan
tekniknya
e. Evaluasi/follow up, yakni melihat apakah terdapat sebuah perubahan atau melihat sebuah hasil
setelah proses konseling berlangsung.

11
Beberapa Teknik yang bisa digunakan dalam proses konseling pada kasus married by accident ini
yaitu:

• Empati, yaitu kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan bersama dengan
attending. Empati terdiri dari dua macam, yaitu:
(a) empati primer, yaitu suatu bentuk empati yang hanya memahami perasaan, pikiran,
keinginan, dan pengalaman klien. Tujuannya adalah agar klien terlibat pembicaraan dan terbuka;
(b) empati tingkat tinggi, yaitu apabila pemahaman konselor terhadap perasaan, pikiran,
keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut
dengan perasaan tersebut.
• Eksplorasi, yaitu suatu keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, pikiran
klien. Hal ini penting karena kebanyakan klien menyimpan rahasia , menutup diri atau tidak
mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang. Teknik ini memungkinkan klien
bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam. Refleksi terdiri dari tiga jenis, yaitu
refleksi perasaan, refleksi pengalaman, dan refleksi pikiran.
• Open question (Bertanya untuk Membuka Percakapan) Untuk memulai bertanya, sebaiknya
tidak menggunakan kata-kata mengapa dan apa sebabnya. Pertanyaan demikian akan
menyulitkan klien membuka wawasannya, juga menyulitkan klien jika ia tidak tahu apa sebab
suatu kejadian, atau sengaja dia tutupi karena malu, sehingga klien akan tertutup.

12
PenutuP

1. Saran
Demikian makalah tentang pembahasan mengenai konseling dalam kasus married by
accident (hamil diluar nikah) ini, semoga bisa bermanfaat terutama dalam menambah ilmu
pengetahuan dan tentunya dalam penulisan maupun ilmu pengetahuan yang tercantum tentunya
belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran dan kritik dari para pembaca sangat diperlukan dalam
perbaikan kedepannya.

13
daFtar Pustaka

Salmiah Harahap dan Yeni Karneli. Studi Meta Analisis Bantuan Bimbingan Konseling Menangani
Masalah Hamil Di Luar Nikah (Married By Accident) . COUNSENESIA Indonesian Journal of
Guidance and Counseling 3 (1) (2022): 1-7

Fanny Septiany Rahayu. Konseling Rasional Emotif Perilaku untuk Meningkatkan Penerimaan Diri
pada Remaja Hamil Diluar Pernikahan. Prophetic: Professional, Empathy and Islamic Counseling
Journal Vol. 2, No. 01, Juni 2019, hlm. 143-152

Fitriana Diah Proboastiningrum. Studi Kasus Penyesuaian Diri Dan Sosial Remaja Hamil Diluar Nikah.
E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016

Siti Mauluddiana dan Ragwan Albaar. Bimbingan Dan Konseling Islam Sebagai Upaya Pencegahan
Pada Married By Accident. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 03, No. 01, 2013 Hlm. 36
– 49

Eva Anjar Sari. Pendampingan Psikologi dan Spiritual pada Ibu Hamil di Luar Nikah (Oleh Yayasan
Rumah Tumbuh Harapan (RUTH) dan Dua Garis Indonesia). Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan
Kajian Sosial Keagamaan. Vol. 19 No. 1 Januari-Juni 2022 Halaman 130 – 140

Dwi Widarna Lita Putri. Seks Pranikah Dan Penanganannya Persfektif Behavior Dan Konseling Islam.
QAWWAM vol.13 no.2 desember 2019

14

Anda mungkin juga menyukai