SKRIPSI
Oleh:
Singgih Pamungkas
3301414106
MOTTO:
“Jadilah pribadi yang bermanfaat bagi orang lain jangan menjadi pribadi yang
PERSEMBAHAN:
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Politik dan
Penulisan skripsi ini tidak terlepasdari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Moh. Solehatul Mustofa, M.A Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang.
3. Bapak Drs. Tijan, M.Si. Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas
4. Bapak Drs. Slamet Sumarto, M.Pd, Dosen pembimbing I, yang telah dengan
5. Bapak Andi Suhardiyanto S.Pd., M.Si. Dosen pembimbing II, yang telah dengan
v
vi
SARI
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PERNYATAAN ...................................................................................................... iv
PRAKATA .............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
viii
G. Metode Pendidikan Karakter ................................................................... 20
H. Bentuk-Bentuk Pendidikan Karakter ....................................................... 23
I. Nilai Karakter Kepedulian Sosial Dan Proses Pengembangan
Karakter ................................................................................................... 24
J. Fungsi Sekolah ........................................................................................ 30
2. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 32
3. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 34
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................................... 88
B. Saran ............................................................................................................. 89
LAMPIRAN ............................................................................................................ 94
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Guru Smp Kesatrian 2 Semarang Tahun Pelajaran 2018 / 2019 ..... 49
Tabel 4.2 jumlah kelas dan siswa SMP Kesatrian 2 Semarang ............................... 49
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam berbagai situasi.
dalam medan kompetisi. Tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang harus
dimiliki manusia, akan tetapi kecakapan berpikir dan perilaku manusia dalam
terhadap hal yang ada disekitarnya dinilai sangat kurang serta sikap disiplin
maraknya budaya global dan gaya hidup pop culture. Fenomena ini terjadi
sebagai dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
potensi dan kepribadian anak atau remaja saat ini. Apalagi pengaruh globalisasi
sosial budaya pada era teknologi informasi dan komunikasi. Remaja merupakan
yang paling rentan terhadap fenomena tersebut, sebab remaja bisa mengakses
internet dan sebagainya secara langsung dan tanpa batas. Salah satu fenomena
1
2
dan informasi pada generasi milenial yang tidak diimbangi dengan peningkatan
karakter budaya asli daerah dan semakin merosotnya moral para remaja sebagai
pelajar.
anak-anak yang baik. Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan
melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar
efektif, dan psikomotor, mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya
kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan‟‟. Sebagai tindak lanjut
hal tersebut, muatan lokal dijadikan sebagai strategi pokok untuk meningkatkan
Indonesia salah satunya oleh SMP Kesatrian 2 Semarang. Budaya peduli sosial
kesalahan, sehingga akan berpengaruh pada sikap ke arah yang lebih baik
bahwa rasa kepedulian sosial antar siswa di SMP Kesatrian 2 Semarang belum
tertanam di dalam diri mereka. Hal itu ditunjukan dengan munculnya sikap
bagi sebagian siswa yang memang fanatik terhadap game online, mereka hanya
asyik dengan dunianya sendiri yaitu game online. Sikap individualisme itu
membuat kepedulian sosial siswa tidak terbangun. Hal ini disebabkan karena
sekolah lain kurang massif, yang pada ujungnya membuat kepedulian sosial
berdampak pada siswa sehingga kepekaan sosial mereka kurang, mereka lebih
sibuk memikirkan urusannya sendiri sendiri dengan bermain media sosial dan
browsing seharian. Mereka hanya meluangkan beberapa menit saja untuk saling
menyapa dan berinteraksi dengan teman secara langsung dan membuat siswa
tidak bisa dikatakan sebagai masalah yang ringan. Jika dilakukan secara terus
menerus akan membawa dampak yang tidak baik bagi peserta didik itu sendiri.
Dalam hal ini sangat diperlukan adanya upaya pembinaan untuk menumbuhkan
sosial.
pendidikan karakter di sekolah. Untuk itu penelitian ini sangat menarik untuk
dikaji. Karena itu dilaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Sekolah Dalam
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah
sekolah.
5. Batasan Istilah
a. Upaya Sekolah
upaya sekolah adalah suatu usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu
8
untuk mencari akal (jalan keluar) dan sebagainya. Upaya sekolah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara sekolah atau usaha sekolah
yang dilakukan dengan maksud tertentu agar semua permasalahan yang ada
dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Menumbuhkan
d. Kepedulian Sosial
pendidikan karakter adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
2012:7).
Kepedulian sosial dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang ingin
1. Deskripsi Teoritis
A. Pengertian Kepedulian
dan tindakan yang ingin selalu memberi bantuan orang lain yang
santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau
mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, tidak
mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat
9
10
berbuat kasar dan menyakiti hati orang lain, peduli pada lingkungan.
B. Jenis Kepedulian
sosial, peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
sudah terjadi, serta selalu ingin member bantuan bagi orang lain dan
Karakter peduli sosial adalah sebuah sikap dan tindakan yang selalu
dilakukan dalam rangka menanamkan nilai nilai peduli sosial dalam diri
dan lain lain. Hardati (2015:56) menyatakan bahwa ada beberapa indikator
terhadap kesulitan orang lain, (2) peka terhadap kerusakan lingkungan fisik,
perubahan pola pola kehidupan sosial. Karakter peduli lingkungan dan sosial
dan berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut, lingkungan sosial.
dan kelompok sosial lain yang lebih besar. Alma, dkk (2010:205-208)
sosial anak agar dapat bergaul dengan orang lain didalam kehidupan
bermasyarakat.
ditunjukkan melalui peduli terhadap siswa lain, guru dan lingkungan yang
12
menghormati antar warga sekolah. Perilaku ini tidak sebatas pada siswa
dengan siswa atau guru dengan guru, melainkan harus ditunjukkan oleh
C. Kepedulian Sosial
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang
(Listyarti, 2012:7)
membantu orang lain yang membutukan dan dilandasi oleh rasa kesadaran.
1) Teori ongkos hasil: teori ini menyatakan bahwa orang merasa tidak enak
karena adanya pikiran “ikut merasakan” apa yang dialami orang lain. Di
1) Kemajuan Teknologi
a) Internet
b) Sarana Hiburan
yang mengingatkannya. Dalam hal ini peran orang tua harus lebih
15
yang suka akan permainan tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja.
c) Tayangan TV
tua, dll. Oleh sebab itu, kita harus pandai pandai memilih acara di
2010:209-210).
1) Pembelajaran di Rumah
(Wibowo, 2012:105).
akan sangat berpengaruh pada anaknya. Karena biasanya anak anak itu
akan meniru setiap tingkah laku orang tuannya. Oleh karena itu, orang
tua harus menjadi contoh tauladan bagi anak anaknya, agar kelak
ketika anak merasakan simpati karena telah diurus dan dirawat dengan
17
kasih sayang anak kepada orangtua dan anggota keluarga yang lain,
2) Pembelajaran di Lingkungan
kelompok akan sangat beragam. Oleh karena itu, kita akan memahami
3) Pembelajaran di Sekolah
antar warga sekolah. Perilaku ini tidak sebatas pada siswa dengan siswa
18
atau guru dengan guru, melainkan harus ditunjukkan oleh semua warga
2) Menurut Pancasila
ini merupakan satu kesatuan yang utuh, tak terpisahkan mengacu kepada
tujuan yang satu. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk ke dalam
pancasila, maka ketentuan tentang nilai moral yang akan kita jadikan
Beberapa pokok pikiran arti dan makna sila keadilan sosial bagi
yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat,
3) Menurut Sosial
1991:25).
20
materi pelajaran dan kompetensi dari suatu materi. Metode yang ideal
berenang, dan metode yang paling tepat adalah praktik berenang (Barnawi,
2012:67).
1) Pembiasaan
2) Keteladanan
dalam tingkah laku dan ucapan guru menjadi perhatian bagi anak.
21
(Sulhan 2011:25).
yang sama untuk pulang ke rumah. Semua itu selalu diinginkan kembali
seluruh sudut sekolah: kantin, aula, ruang kelas, perpustakaan, dan lain-
(Albertus, 2015:70).
22
suatu hal yang sangat penting. Untuk itu, metode yang dipilih haruslah
pelajaran.
PKn, IPS, IPA, penjasorkes dan lain-lain. Hal ini dimulai dengan
pengelolaan.
d) Kelompok ilmiah
e) Kepramukaan
i) Kesehatan
apa yang dirasakan orang lain dan dengan itu tergeraklah hatinya untuk
menolong.
b) Rasa bersalah dan perhatian untuk citra diri. Orang yang tertangkap
menolong.
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
dan budaya adalah (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)
kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu,
membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial dan (18) tanggung
more feelling atau perasaan (penguatan emosi) tentang moral, dan moral
action atau permuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik
dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan
28
2014:38).
ajaran tentang berbagai nilai luhur dan mulia bagi manusia untuk
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang tepat untuk
29
kelas, sekolah, dan rumah. Hal ini mengimplikasikan bahwa guru harus
merancang dalam silabus dan RPP nya mengenai pengalaman apa yang
harus dilalui oleh anak dalam upaya penguatan suatu nilai di sekolah
(Albertus, 2015:111).
dalam perilaku siswa. Untuk melihat tumbuhnya rasa ingin tahu, maka
masyarakat modern.
J. Fungsi Sekolah
dari relasi antara personal yang didasari oleh berbagai motif, yang
menjadiintensif ke satu arah dan kurang intensif ke arah yang lain. Sekolah
sebagai institusi memiliki peranan yang luas dari pada tempat belajar.
pendidikan.
31
manusia.
masing.
32
a. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 oleh Suyatman yang merupakan
diri, peduli sesama, peduli institusi, dan peduli lingkungan. Hanya sebagian
kecil dosen saja yang berperan dalam penanaman karakter peduli. Dalam
adanya cara nyata secara langsung yang dilakukan oleh FIS UNNES dalam
b. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 oleh Jumani yatu Lamiah yang
3. Kerangka Berpikir
teknologi dan informasi pada generasi milenial yang tidak diimbangi dengan
budaya asli daerah dan semakin merosotnya moral para pelajar serta terkikisnya
atau pembentukan karakter diyakini perlu dan penting untuk dilakukan pihak-
pihak terkait untuk menjadi pijakan dalam menghadapi arus globalisasi yang
sekolah kepedulian sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
siswa yang sulit untuk disatukan dan terkadang menimbulkan berbagai masalah
yaitu kurangnya kepedulian terhadap sesama dan sikap sayang sesama. Disini
terjadi di sekolah.
sosial terhadap sesama sebagai muatan lokal untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal. Upaya yang dilakukan sekolah
pelajaran dan kegiatan sekolah dengan melibatkan warga sekitar yang dapat
Munculnya generasi
milenial yang ditandai
dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi
Membentuk karakter
Kendala sekolah dalam upaya
peserta didik
menumbuhkan kepedulian
sosial siswa SMP Kesatrian 2
Semarang
PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut:
siswa tentang manfaat berinfaq dan membicarakan nilai nilai infaq itu
88
89
Kesatrian 2 Semarang Yaitu kesadaran yang berasal dari dalam diri siswa
sosial yang berlebihan ini membuat peserta didik menjadi tidak fokus
terhadap sekolahnya. Yang hal ini tentu saja ikut menghambat proses
B. Saran
berikut.
1. Bagi guru, untuk memberikan dukungan dan motivasi lebih kepada siswa
lingkungan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Albertus, Dani Koesoema. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh Edisi
Revisi. Yogyakarta:PT Kanisius (Anggota IKAPI).
Albertus, Dani Koesoema. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh Edisi
Revisi. Yogyakarta:PT Kanisius (Anggota IKAPI).
Daradjat, Zakiah. 1971. Membina Nilai Nilai Moral Di Indonesia. Jakarta: bulan
bintang.
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2017. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, Syamsul. 2014. Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya
Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat. Yogyakarta :Ar-Ruzz Media.
Listyarti, Retno. 2012.Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif dan Kreatif.
Jakarta:Esensi.
Munib, Akhmad. Dkk. 2016. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : Unnes Press.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sulhan, Najib. 2014. Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa. Surabaya: Jaring
Pena.
Walgito, Bimo. 1991. psikologi sosial (suatu pengantar). Yogyakarta: andi offset.
Skripsi
Suyatman. 2016. Sikap Dan Perilaku Peduli Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang. Semarang: FIS UNNES.
Jurnal Online: