Anda di halaman 1dari 4

Analisis Unsur Intrinsik Novel Negeri 5 Menara

UNSUR INTRINSIK

A. Tema

Novel ini memiliki tema tentang pendidikan, dan sebuah kerja keras yang menghasilkan
kesuksesan.
Hal ini dapat dibuktikan dari halaman awal, yaitu kutipan dari imam syafi'i dan kalimat
"MAN JADDA WAJADA" , yang di teriakkan ustad Salman pada awal pertemuan Alif di
PM, arti dari man jadda wajadda sendiri adalah siapa yang bersungguh-sungguh, akan
berhasil [Hlm : 40-41}

B. Penokohan

1. Amak

 Ramah kepada siapa saja. ["Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja" (hlm
: 6)]
 Peduli kepada peradaban islam di masa depan. ["Amak ingin memberikan anak yang
terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat" (hlm : 9)]
 Penyayang ["kasih sayang amak...." (hlm : 11)]

2. Ayah

 Peduli dan setia kepada anaknya. ["Saya mau mengantar anak..." (hlm : 19)]
 Orang yang Amanah ["Amanat dai jamaah surau untuk membeli sapi..." (hlm : 91)]

3. Alif

 Penurut dan patuh ["selama ini aku anak penurut" (hlm : 11)}
 Tidak konsisten terhadap pilihan [" aku sendiri belum yakin betul terhadap keputusan
ini" (hlm : 13)]

4. Dulmajid

 Mandiri ["Tentu saja aku datang sendiri" (hlm : 27)]


 Rajin belajar ["Animo belajarnya memang maut" (hlm : 46)]
 Setia kawan ["...paling setia kawan yang aku kenal" (hlm : 46)]

5. Raja Lubis

 Percaya diri ["maju dengan penuh percaya diri" (hlm : 44)]


 Rajin membaca["hobi utamanya membaca buku" (hlm : 45)]
 Mau berbagi ["...dia tidak pelit dengan informasi" (hlm : 61)]

6. Said

 Berpikiran dewasa ["dia yang paling dewasa di antara kami" (hlm : 45)]
 kurang percaya diri ["dia memang tidak terlalu pede..." (hlm : 206)]

7. Baso

 Orang yang agamis ["saya ingin mendalami agama islam dan menjadi penghapal Al-
Quran" (hlm : 46)]
 Orang yang sangat peduli ["....merawat nenek dan pulang, mungkin selamanya..."
(hlm : 362)]
 Berbakti kepada orangtua ["motivasi besar menghapal Al-Quran adalah pengabdian
kepada orangtua" (hlm : 363)]

8. Atang

 Orang yang menepati janji ["susuai janji, Atang yang membayari ongkos"(hlm : 221)]
 Humoris ["memasukkan berbagai macam guyon sunda yang membuat hadirin
terpingkal-pingkal" (hlm : 220]

C. Latar

1. Tempat

 Pondok Madani ["selamat datang di pondok madani" (hlm : 30)]


 Aula ["murid-murid berbndong-bondong memenuhi aula" (hlm : 48)]
 Lapangan ["masing-masing melintasi lapangan besar..." (hlm : 62)]
 Kamar ["pintu kayu kamar bergetar-getar digedornya" (hlm : 84)]
 Menara ["Di bawah bayangan menara ini kami lewatkan waktu...." (hlm : 94)]
 Kelas ["Ustad Salman masuk kelas..." (hlm : 105)]
 Bandung ["kami telah masuk Bandung..." (hlm : 218)]

2. Waktu

 Sore hari ["matahari telah tergelincir di ufuk..." (hlm : 62)]


 pagi hari ["rasanya udara pagi lebih segar...." (hlm : 127)]
 Malam hari [malam ini untuk pertama kalinya kami..." (hlm : 238)]
 Din hari ["sekitar jam dua pagi..." (hlm : 244)]

3. Suasana

 Menegangkan ["kami mendengar suara orang berteriak dan bunyi kaki


berlarimendekat ke arah kami" (hlm : 246)]
 Bahagia ["kami senang bisa menangkap pencuri dan lebih senang lagi lepas dari
kewajiban jadi jasus" (hlm : 249)]
 Gelisah ["kegelisahanku yang naik turun..." (hlm : 369)]

D. Alur/Plot

Alur yang digunakan adalah alur campuran.

1. Eksposisi
 kisah berawal dari seorang wartawan VOA, yang sedang berada di Washington DC.
Wartawan itu bernama Alif Fikri. tanpa disengaja ia mengecek laptopnya dan tiba-tiba
ada pesan masuk dari seorang yang bernama Batutah. Setelah berbalas-balas esan,
teryata dia adalah teman lama Alif dari sekolah lamanya yaitu Pondok Madani.

2. Intrik

 Alif tidak ingin bersekolah di sekolah madrastah ataupun pesantren, sedangkan


Amaknya tidak rela jika Alif masuk sekolah SMA umum, karena Amaknya ingin
anak laki-lakinya bersekolah agama, dan menjadikan anaknya menjadi pemmpin
agama di masa depan, seperti Buya Hamka.

3. Komplikasi

 Baso bercerita kepada teman-teman shahibul menara, bawa sepertinya ia harus


meninggalkan PM duluan dibandingkan dengan teman-teman yang lain, karena ia
harus merawat neneknya yang sedang sakit parah. Akhrnya paman Latimbang
menjemput Baso yang berada di PM, dan Baso pun harus meninggalkan PM untuk
selamanya.

4. Klimaks

 Ustadz Torik begitu marah ketika mendengar bahwa ada siswa yang pergi dari PM
tanpa izin terlebih dahulu. Mera itu adalah Said, Alif, dan Atang. sebelum itu, mereka
meminta izin ke Ponorogo untuk mencari barang, tetapi barang itu tidak ada, dan
mereka pun harus pergi ke Surabaya untuk mendapatkan barang tersebut. Akhirnya
mereka bertiga diberikan hukuman yang sangat berat, yaitu dicukur habis rambutnya.

5. Antiklimaks

 Seluruh siswa PM kelas 6, telah berhasil menyelesaikan ulangan akhir, untuk


menentukan kelulusan meraka. Kemudian meraka semua pun berisah, begitu juga
dengan shahibul menara yang akan menempuh jalannya masing-masing untuk
mewujudkan impian meraka.

6. Resolusi

 Shahibul menaratelah mencapai impiannya masing-masing dan berencana akan


melakukan reuinian setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun.

E. Gaya Bahasa

1. Hiperbola

 "Kami bisa makan bagai kesurupan" (hlm : 122)


 "Kiai Rais telah menyetrum 3000 murid kesayangannya" (hlm : 190)
2. Personifikasi

 "wajah dingin mencucuk tulang..." (hlm : 2)


 "Jantungku melonjak-lonjak girang" (hlm : 5)
 "Cerita Kiai Rais terus berputar di kepalaku" (hlm : 142)
 "sejak dari pagi buta..." (hlm : 214)

3. Asosiasi

 "kami seperti sekawanan tentara yang terjebak..." (hlm : 64)


 "Mukanya dingin seperti besi" (hlm : 124)

F. Sudut Pandang

Dalam novel Negeri 5 Menara, si penulis menggunakan orang pertama sebagai pelaku utama,
karena menggunakan kata ganti orang pertama yaitu "AKU".

G. Amanat

Cerita negeri 5 menara memberikan pesan moral pendidikan yang sangat dalam. Kita harus
bersungguh - sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian kita dan mencapai kesuksesan
kita, tapi dibalik kesuksesan tersebut ada doa dari kedua orangtua kita, jadi kita juga harus
serta-merta menghormati dan berbakti kepada orangtua

Anda mungkin juga menyukai