Disusun Oleh:
1. Rangga Reiksa Darmawan
2. Danu Noval Romadhoni
Dosen Pengampu: Thoat Hamim, S.Th.i.,MIRKH
Mata Kuliah : Al -Islam & Kemuhammadiyahan II
Program Studi : Manajemen
Pertama tama kami ucapkan puja & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Karena tanpa rahmat dan ridhonya kami tidak dapat menyelasikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen mata kuliah Al-Islam & Kemuhammadiyahan. Selain itu dengan
ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan & wawasan bagi
para pembaca dan bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memerikan sebagian pengetahuannya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
Kata Pengantar......................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
2.1 Pengertian Idzhar dan Ikhfa......................................................................6
2.2 Mencari Contoh Idzhar dan Ikhfa.............................................................7
2.3 Cara Membaca Idzhar dan Ikhfa.............................................................13
BAB III PENUTUPAN.......................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tajwid, terdapat beberapa hukum dan konsep yang harus dipahami,
salah satunya adalah idzhar dan ikhfa. Idzhar dan ikhfa merupakan dua hukum
penting dalam pengucapan huruf-huruf Al-Qur'an. Penggunaan idzhar dan ikhfa
mempengaruhi cara melafalkan huruf-huruf tertentu, terutama ketika huruf
tersebut bertemu dengan huruf lain.
Pemahaman yang baik tentang idzhar dan ikhfa penting karena pengucapan
yang salah dapat mengubah makna kata dalam Al-Qur'an. Selain itu, mempelajari
idzhar dan ikhfa juga membantu mempertahankan keindahan bahasa Al-Qur'an
yang dirancang dengan sempurna oleh Allah SWT.
pengucapan huruf nun mati ( ) ْنdan tanwin (ً ٍ ٌ) secara jelas dan terbuka. Dalam
idzhar, suara nun mati atau tanwin tidak dihalangi atau disamarkan oleh huruf
berikutnya. Artinya, saat membaca huruf nun mati atau tanwin, suaranya harus
terdengar dengan jelas dan terbuka. Huruf-huruf izhar ada 6, yaitu: ha ()ح, kha (
Secara etimologis, kata "idzhar" berasal dari bahasa Arab yang berarti
"menyatakan", "menampakkan", atau "mengungkapkan". Dalam konteks tajwid,
idzhar mengacu pada pengungkapan bunyi nun mati atau tanwin secara jelas dan
terbuka. Idzhar diterapkan ketika huruf nun mati atau tanwin tidak diikuti oleh
huruf yang dapat menyamarkan bunyinya. Misalnya, dalam kata "man" ()م ْن
َ , nun
mati diucapkan dengan jelas dan terbuka karena huruf "mim" ()م tidak dapat
Penting untuk dipahami bahwa setiap hukum bacaan dalam tajwid memiliki
aturan dan prinsip yang berbeda. Pelajar tajwid perlu menguasai prinsip-prinsip
idzhar, melatih pendengaran untuk mengidentifikasi situasi-situasi di mana idzhar
diterapkan, serta melatih pengucapan yang tepat untuk menghasilkan idzhar yang
benar saat membaca Al-Qur'an. Dengan mempelajari dan memahami idzhar serta
hukum-hukum tajwid lainnya, seseorang dapat membaca Al-Qur'an dengan baik
dan benar sesuai dengan tuntunan tajwid.
B. Ikhfa
Ikhfa adalah salah satu hukum bacaan dalam tajwid yang mengacu pada
penyamaran atau memasukkan bunyi nun mati ْ atau tanwin ke dalam huruf
()ن
yang mengikutinya. Dalam ikhfa, suara nun mati atau tanwin diucapkan dengan
cara meredupkan atau menyamarkan bunyinya ke dalam huruf setelahnya. Huruf
ikhfa berjumlah 15 yaitu Ta', Tsa’, Jim, Dal, Dzal, Zay, Sin, Syin, Sod, Dhod,
Tha', Zha, Fa', Qof, Kaf.
Secara etimologis, kata "ikhfa" berasal dari bahasa Arab yang berarti
"menyembunyikan" atau "menyamarkan". Dalam konteks tajwid, ikhfa mengacu
pada penyembunyian bunyi nun mati atau tanwin dengan meredupkannya dan
menggabungkannya dengan huruf yang mengikutinya. Ikhfa diterapkan ketika
huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf-huruf yang dapat menyamarkan
bunyinya. Misalnya, dalam kata "bintang" ()بِْنتَ ا ٌن, tanwin (ٌ) pada kata ini, nun
mengucapkan bunyi nun mati atau tanwin dalam ikhfa, suaranya tidak diucapkan
secara terbuka dan jelas seperti dalam idzhar, tetapi disamarkan atau dimasukkan
ke dalam huruf setelahnya. Penerapan ikhfa membutuhkan keterampilan
pendengaran yang baik untuk dapat mengenali situasi-situasi di mana ikhfa
diterapkan. Pelajar tajwid perlu berlatih untuk mengenali huruf-huruf
penyamarnya dan melatih pengucapan yang tepat agar dapat melakukan ikhfa
dengan benar saat membaca Al-Qur'an. Dengan mempelajari dan memahami ikhfa
serta hukum-hukum tajwid lainnya, seseorang dapat membaca Al-Qur'an dengan
baik dan benar sesuai dengan tuntunan tajwid.
Di dalam ilmu tajwid, bacaan izhar terbagi menjadi tiga yang dibedakan
berdasarkan hukum nun mati atau tanwin dan juga hukum mim mati, yaitu izhar
halqi, izhar mutlak, dan izhar syafawi. Berikut penjelasan ketiga macam izhar
tersebut beserta contohnya.
1. Izhar halqi
Izhar halqi adalah hukum bacaan yang apabila nun sukun atau tanwin
bertemu dengan salah satu huruf izhar halqi, maka harus dibaca dengan jelas dan
pendek sesuai dengan makhraj dan sifat yang dimilikinya.
Makhrajnya keluar dari tenggorokan atau halqi. Huruf izhar halqi yang dimaksud
tersebut adalah ha ()ح, kha ()خ, ain ()ع, ghain ()غ, ha ()ه, dan hamzah ()ء.
Hukum bacaan izhar selanjutnya yaitu izhar mutlak. Izhar mutlaq (wajib)
adalah bertemunya nun mati atau tanwin dengan waw ( )وdan ya ( )يdalam satu
kata. Dengan demikian, pelafalannya dibaca jelas dan tidak dengung. Pada
dasarnya huruf-huruf yang masuk ke dalam izhar mutlak sama dengan huruf pada
idgham bighunnah. Sebab, izhar mutlak merupakan bab pengecualian pada bacaan
idgham bighunnah. Huruf yang dimaksud adalah waw ()و, nun ()ن, ya ()ي, dan
mim ()م. Yang membedakan izhar mutlak dan idgham bighunnah adalah letak
bertemunya nun mati atau tanwin dengan huruf-huruf tersebut. Pada bacaan izhar
mutlaq, letak bertemunya nun mati atau tanwin dengan huruf berada dalam satu
kata. Sementara pada bacaan idgham bighunnah, letak bertemunya nun mati atau
tanwin dengan huruf berada dalam dua kata terpisah.
ُّ
Surah Al-Baqarah:85, ٱلد ْنيَا
ٌ قِْنوا
Surah Al-An'am:99, ن
َ
ٌ ِصْنوا
Surah Ar-Ra'd:4, ن
َ
فَ َم ْن َي ْع َم ْل
3. Izhar syafawi
Berbeda dengan izhar halqi dan izhar mutlak, izhar syafawi termasuk ke
dalam salah satu hukum bacaan mim sukun. Sebab, hukum izhar syafawi terjadi
ketika mim mati (sukun) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim ()م
dan ba ()ب. Apabila mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain
mim ()م dan ba ()ب, maka cara melafalkannya harus jelas yaitu dengan cara
merapatkan kedua bibir (syafawi) dan tidak boleh didengungkan.
َ خُمْتَلِ ُفو
Surah An-Naba:3, ن
ْ الَّ ِذى ُه ْم فٍْى ِه
َ يْؤ ِمُنو
Surah Al-Inshiqaq:20, ن
ْ ُ فَ َماهَلُ ْم اَل
ِ ِ
Surah Al-Kafirun:6, يْن
َ لَ ُك ْم د ْينُ ُك ْم َويِل َ د
B. Ikhfa
Macam-macam ikhfa merupakan hukum bacaan dalam ilmu tajwid yang tak
kalah penting untuk dipelajari. Sebab macam-macam ikhfa tidak hanya ada satu,
melainkan ada beberapa yang pengucapannya pun tentu saja berbeda. Secara
bahasa, ikhfa artinya samar atau menyamarkan atau menyembunyikan huruf
tertentu ke dalam huruf sesudahnya dan dibaca ghunnah atau dengung. Lantas apa
saja macam-macam ikhfa?
1. Ikhfa Hakiki
2. Ikhfa Syafawi
Selain ikhfa haqiqi, macam-macam ikhfa yang kedua adalah hukum bacaan
ikhfa syafawi. Berbeda dengan jenis ikhfa sebelumnya, ikhfa syafawi merupakan
bagian dari hukum bacaan mim sukun. Huruf ikhfa syafawi pun hanya ada satu,
yaitu ba’. Sehingga apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba’ maka cara
membacanya samar-samar pada bibir sekaligus didengungkan. Artinya, kalimat
ini termasuk hukum bacaan ikhfa syafawi.
Selanjutnya ada yang dinamakan hukum bacaan ikhfa kubra atau ikhfa
aqrab, yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf ikhfa
yang lebih dekat pengeluarannya pada huruf hijaiyahnya, dengan makhraj huruf
nun. Huruf-huruf ikhfa kubra antara lain ta', dal, tha'. Suara yang dihasilkan dari
bacaan ikhfa kubra ini nantinya mendekati bunyi N dan suara berdengung lalu
ditahan dua ketukan.
Macam-macam ikhfa yang terakhir adalah ikhfa wusta atau disebut juga
ikhfa ausat. Pengertiannya yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu
dengan huruf ikhfa yang tidak jauh serta tak dekat dengan huruf nun. Bacaan
ikhfa wusta akan mengarah kepada bunyi “ n-ng” sedangkan huruf fa akan
mengarah kepada bunyi “ m-f”. Deretan huruf yang tergolong ikhfa wusta yaitu
Ta', Jim, Dzal, Zay, Sin, Syin, Sod, Dhod, Zha, Fa'.
Al–Baqarah Ayat 38
Ketika melihat huruf nun mati ( ) ْنatau tanwin (ً ٍ ٌ) yang tidak diikuti oleh
huruf penyamarnya, baca nun mati atau tanwin tersebut dengan jelas dan
terbuka.
Pastikan suara nun mati atau tanwin terdengar dengan jelas tanpa ada
penyamaran atau pengurangan bunyi.
Perhatikan bahwa bunyi nun mati atau tanwin dalam Idzhar harus
diucapkan dengan kejelasan sehingga tidak ada penghalangan suara yang
menyebabkan bunyi tersebut meredup.
Ujung lidah harus dijaga agar tidak menyentuh gusi depan sebelah atas.
Karena disitu merupakan tempatnya makhraj nun. Bunyi nun atau tanwin
tidak akan terlihat jelas apabila ujung lidah kita menyentuh gusi depan
sebelah atas. Sedangkan yang harus dibaca jelas adalah untuk bacaan
Izhar.
Pastikan tidak ada unsur gabungan nun atau tanwin dengan huruf
setelahnya karena ikhfa terletak pada kalimat pertengahan bacaan.
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas mengenai ikhfa dan idzhar dalam
tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melafalkan huruf-
huruf dalam Al-Quran dengan baik dan benar. Ikhfa dan idzhar adalah dua
aturan penting dalam tajwid yang mengatur pengucapan huruf nun mati atau
tanwin. Ikhfa merupakan aturan yang mengharuskan kita untuk menyamarkan
atau menghilangkan pengucapan huruf nun mati atau tanwin ketika diikuti
oleh huruf-huruf tertentu
Perbedaan utama antara ikhfa dan idzhar terletak pada cara pengucapan
huruf nun mati atau tanwin. Ikhfa melibatkan penyamaran atau penghilangan
suara, sedangkan idzhar melibatkan pengucapan dengan jelas. Meskipun
demikian, keduanya memiliki persamaan dalam tujuan utama mereka, yaitu
memastikan bacaan Al-Quran menjadi jelas, harmonis, dan sesuai dengan
kaidah tajwid.
Penguasaan ikhfa dan idzhar dalam tajwid sangat penting bagi umat
Islam yang ingin membaca Al-Quran dengan benar. Dengan memahami dan
menerapkan aturan-aturan ini, pembaca Al-Quran dapat menghindari
kesalahan dalam melafalkan huruf-huruf nun mati atau tanwin. Ini akan
membantu meningkatkan kekhusyukan dan keindahan dalam membaca Al-
Quran
3.2 Saran
Saran saya adalah setelah membaca makalah tentang ikhfa dan idzhar
ini, Anda bisa mempraktikkan langsung dalam membaca Al-Quran dengan
memperhatikan aturan-aturan yang telah dibahas. Selain itu, kita bisa mencari
sumber-sumber tajwid yang lebih lengkap dan mendalam untuk terus
memperdalam pemahaman tentang tajwid secara umum, serta ikhfa dan idzhar
secara khusus.
Jangan ragu untuk mencari bimbingan dari ahli tajwid yang kompeten
jika kita ingin memperdalam pemahaman Anda tentang tajwid. Terakhir,
jangan lupa untuk senantiasa memperbaiki kualitas bacaan Al-Quran dan
selalu berdoa agar diberi kemudahan dalam mempelajari dan mengamalkan
ajaran Al-Quran dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
A. H. Chalil, “Tajwid dan Ilmu Quran”, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007)
Ahmad Nawawi, “Tajwid Qur’an: Tafsir dan Praktiknya”, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002)
M. A. Jasman, “Tajwid: Memahami dan Mengamalkannya”, (Kuala Lumpur:
Darul Wahi, 2010)
M. Quraish Shihab, “Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat”, (Jakarta: Mizan, 2013)
Muhammad Abdullah Darraz, “Tajwid al-Quran al-Karim”, (Beirut: Dar al-
Ma‘rifa, 2005)
Muhammad Fuad Abdul Baqi, “Al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfazh al-Quran al-
Karim”, (Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayin, 2007)
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, “Buku Pintar Tajwid”, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005)
M. Quraish Shihab, “Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Quran”,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002)
Sayyid Sabiq, “Fiqh Sunnah: Jilid 2”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993).