Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FIQIH MUNAKAHAT

TENTANG LARANGAN NIKAH

Diajukan Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fiqih munakahat

Dosen Pengampu:
Ade Ruslan Hidayat, S.Pd.I., M.S.I

Disusun Oleh:
Amyatul Firda Zulhanita

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI


Jl. Lio Balandongan Sirnagalih, Jl. Begeg No.74, Cikondang, Kec. Citamiang,
Kota Sukabumi, Jawa Barat 43161
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
halangan yang berarti.

Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, serta sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia menyampaikan
risalahnya sampai akhir zaman.

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka


bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon kiranya
dapat memberikan kritik serta saran yang dapat membawa kepada kebaikan. Pada
kesempatan ini pula penulis ucapkan terima kasih yang telah membimbing penulis
hingga terselesaikan makalah yang sederhana ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta
bimbingan semua pihak, Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal,
aamin yaa Rabbal aalamiin.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Sukabumi, 9 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
1. Larangan Nikah Karena pertalian nasab.................................................2
2. Larangan Nikah Karena pertalian sesusuan............................................3      
3. wanita yang Haram Dinikahi karena hubungan kerabat semenda........3
4. wanita yang haram dinikahi karena sumpah li’an..................................3
5. wanita yang haram dinikahi tidak untuk selamanya/sementara............4
BAB III PENUTUP.............................................................................................5
A. Kesimpulan.....................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan hal penting yang tidak dapat dilepaskan dari sisi
kehidupan manusia di dunia. Satu sama lain manusia di dunia bisa membentuk
suatu keluarga melalui sebuah pernikahan, dari sebuah pernikahan inilah
manusia memulai lembar kehidupannya yang baru dengan orang yang pada
awalnya bukanlah bagian dari anggota keluarganya dan akhirnya menjadi
anggota terpenting dalam keluarganya. Tanpa adanya sebuah pernikahan, maka
tidak ada pula sebuah keluarga. Pernikahan bisa mewujudkan sebuah tali
kekeluargaan.
Larangan pernikahan adalah larangan untuk menikah antara seorang pria
dan seorang wanita.8 Maksudnya adalah perempuan-perempuan mana saja
yang tidak boleh dinikahi oleh seorang laki-laki, atau sebaliknya laki-laki mana
saja yang tidak boleh menikahi seorang perempuan.9 Secara garis besar
larangan pernikahan itu dibagi menjadi dua yaitu keharaman yang bersifat
abadi atau selamanya dan keharaman yang bersifat sementara. Pengharaman
yang bersifat selamanya tidak memberikan kesempatan seorang perempuan
untuk menjadi istri bagi laki-laki tersebut semasa hidupnya. Sedangkan
pengharaman yang bersifat sementara, hanya berlaku dalam waktu dan kondisi
tertentu saja. Apabila kondisinya sudah berubah dan alasan pengharaman atas
waktu tertentu itu sudah hilang maka pernikahan tersebut diperbolehkan

B. Rumusan Masalah

1. Larangan nikah karena pertalian Nasab


2. Larangan nikah karena hubungan sesusuan
3. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan mushaharah (kerabat semenda)
4. Wanita yang haram dinikahi karena sumpah Li’an
5. Wanita yang haram dinikahi tidak untuk selamanya

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan Larangan nikah karena pertalian Nasab


2. Menjelaskan Larangan nikah karena hubungan sesusuan

1
3. Menjelaskan Wanita yang haram dinikahi karena hubungan mushaharah
(kerabat semenda)
4. Menjelaskan Wanita yang haram dinikahi karena sumpah Li’an
5. Menjelaskan Wanita yang haram dinikahi tidak untuk selamanya.

BAB II
PEMBAHASAN

Larangan Perkawinan
Larangan perkawinan  dalam bahasa agama  disebut dengan mahram.Larangan perkawinan ada
dua macam , pertama , larangan Abadi (Muabbad ) dan kedua larangan dalam waktu tertentu
(muaqqad).  Larangan Abadi diatur dalam pasal 39 kompilasi hukum islam di Indonesia.
            Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita
disebabkan:
1. Larangan Nikah Karena pertalian nasab
a. Dengan seorang wanita yang melahirkan atau yang menurunkannya atau keturunannya.
b. Dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu
c. Dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya
d. Saudara perempuan baik seayah seibu,seayah saja,atau seibu saja.
e. Bibi yaitu saudara perempuan ayah atau ibu baik saudara sekandung ayah atau seibu
yang tidak boleh dinikahi karena pertalian nasab
a.       Ibu,nenek ( dari garis ibu atau garis bapak ) dan seterusnya ke atas.
b.      Anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah.
c.       Saudara perempuan sekandung, seayah, dan seibu.
d.      Saudara perempuan ibu ( bibi atau tante ).
e. Saudara perempuan bapak ( bibi atau tante ).
f. Anak perempuan saudara laki-laki sekandung ( keponakan ).
g. Anak perempuan saudara laki-laki seayah ( keponakan ).
h. Anak perempuan saudara ibu ( keponakan ).
i. Anak perempuan saudara perempuan sekandung ( keponakan ).

2
j. Anak perempuan saudara perempuan seayah ( keponakan ). 
k. Anak perempuan saudara perempuan seibu ( keponakan ).

2. Larangan Nikah Karena pertalian sesusuan              


Secara lebih rinci, mereka yang haram dinikahi disebabkan karena sepersusuan ada 7
macam yaitu, ibu yang menyusui, saudara perempuan susuan, anak perempuan saudara
laki-laki susuan, anak perempuan saudara perempuan susuan, saudara susuan ayah,
saudara susuan ibu, dan anak perempuan susuan (yang menyusu pada istri).
firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 22 yang berbunyi :
  
“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).”

3. wanita yang Haram Dinikahi karena hubungan kerabat semenda ( pembesanan )


            a. Dengan seorang wanita yang melahirkan isterinya atau bekas isterinya.
            b. Dengan seorang wanit bekas isteri orang yang menurunkannya
c. Dengan seorang wanita keturunan isteri atau bekas isterinya kecuali putusnya
hubungan   perkawinan dengan bekas isterinya itu qabla al-dukhul.
Yang tidak boleh dinikahi karena pertalian kerabat semenda ( perkawinan / musaharah )
a.       Ibu dari istri ( mertua ).
b.      Anak ( bawaan ) istri yang telah di campuri ( anak tiri ).

c.       Istri  bapak ( ibu tiri ).


d.      Istri anak ( menantu ).
e.       Saudara perempuan istri ( adik / kakak ipar ) selama dalam ikatan perkawinan. 

4. wanita yang haram dinikahi karena sumpah li’an


Maksudnya suami yang telah melakukan sumpah Li'an terhadap istrinya diharamkan
menikahinya lagi. Larangan perkawinan terhadap isteri yang telah ditalak dan
yang dili’an diatur dalam pasal 43 kompilasi :
1. Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria :
            a.Dengan seorang wanita bekas isterinya yang ditalak tiga kali.

            b.Dengan seorang wanita bekas isterinya yang dili’an.

6. Wanita yang haram dinikahi tidak untuk selamanya atau sementara

3
Wanita-wanita yang haram dinikahi tidak untuk selamanya adalah sebagai beriku:
1. Dua perempuan bersaudara haram dikawini oleh seorang laki-laki dalam waktu yang
bersamaan, maksudnya mereka haram dimadu dalam waktu yang bers
amaan.Apabila mengawini mereka berganti-ganti,seperti seorang laki-laki
mengawini seorang wanita kemudian seorang wanita tersebut meninggal atau
cerai,maka laki-laki tidak haram mengawini adik atau kakak perempuan dari wanita
yang telah meninggal tersebut.
            Keharaman mengumpulkan wanita dalam satu waktu perkawinan iru disebut
dalam surat An-Nisa ayat 23 :
2. wanita yang terikat perkawinan dengan laki-laki lain haram dinikahi oleh seorang laki-
laki surat An-Nisa ayat 24
Dan( diharamkan ) juga wanita yang bersuami.
3. wanita yang sedang dalam ‘iddah,baik ‘iddah cerai maupun ;iddah ditinggal mati
berdasakan firman allah surat Al-Baqarah ayat 228-234.
4. wanita yang ditalak tiga, haram dikawini suaminya, kecuali sudah kawin lagi dengan
orang lain dan telah berhubungan dengan kelamin serta dicerai oleh suami terakhir itu
dan telah habis masa ‘iddanya, berdasarkan firman allah surat Al-Baqarah ayat 229-
230.
5. wanita yang sedang melakukan ihram baik ihram umroh maupun ihram haji tidak
boleh kan firman Allah dalam surat Al-ma’iddah ayat 5 yang artinya :    
            orang yang sedang ihram tidak boleh dikawini dan tidak boleh dinikahi,dan tidak
boleh pula meminag.
6. Wanita musyrik, haram dinikahi.Yang dimaksud wanita yang musyrik ialah yang
menyembah selain allah.Ketentuan uini berdasarkan  firman allah dalanm surat Al-
Baqarah ayat 24 

4
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Larangan perkawinan terdapat beberapa halangan-halagan abadi yang telah


disepakati dan ada pula yang masih diperelisihkan yang disepakati  ada tiga diantaranya :
1.Nasab ( keturunan )
2.pembesana ( kerena pertalian kerabat semenda )
3.sesusuan
Sedangkan yang diperselisihkan ada dua yaitu :
            1.Zina 
            2.Li’an.
            Perkawinan yang dilarang adalah jika berhubungan darah dalam garis keturunan
lurus kebawah ataupun keatas, antara seoarang dengan saudara orang tua dan antara
seoarang dengan neneknya .Seoarang yang masih terikat dengan tali perkawinan dengan
orang lain tidak dapat kawin lagi, kecuali dalam hal yang tersebut dalam pasal 3 ayat
2pasal 4 UUD.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Arofiq,Hukum Islam di Indonesia.Jakarta:PT Raja Ahmad Persada 2003.hlm 123-126


Ghozali Rahmat Abdul,Fiqih Munakahat.Jakarta.kencana prenanda Media Group:2003
Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam,Citra Umbara.Bandung:2014

Anda mungkin juga menyukai