Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FIQIH

PERNIKAHAN, THALAK DAN RUJUK

Dosen pembimbing : Enok Mulyanah M.Pd.i

Kelompok 6 :

Kiki Widia sari (1911010355)

Laras Setiawati ( 1911010357 )

M. Faisol Amir (1911010385 )

FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN
AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Bismillahirohmannirrohim, Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah


SWT. Karena atas limpahan rahmat dan karunia serta dengan segala kenikmatan
yang telah diberikan Nya sehingga makalah dengan judul " Pernikaha, thalak
dan rujuk " ini dapat selesai tepat waktu dan tersusun dengan baik.

Dalam rangka untuk meningkatkan rasa tanggung jawab serta menunaikan


kewajiban kami sebagai mahasiswa. Alhamdulillah akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan harapan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa

Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun. Dan untuk itu kami selaku pemakalah menohon maaf..

Wassalamualaikum wr wb

Bandar Lampung, september 2019

Pemakalah
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………...…......…i

DAFTAR ISI………………………………………...…………..……..... ii

BAI I PENDAHULUAN.............................................................................iii

A. LATAR BELAKANG......................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................3

A. NIKAH…………………………………………………….……..3

1. Pengertian Nikah, hukum nikah,rukun nikah………....……..3

2. Adab dan sunnah nikah……………………………………...6

3. Syarat nikah,khiyar,hak suami istri………………………….7

4. pernikahan yang tidak sah, hikmah nikah…………………...8

B. THALAK………………………………………………………..10

1. Pengrtian thalak……………………………………………..10
2. Hukum thalak……………………………………………….13
3. Rukun thalak………………………………………………..14

C. RUJUK…………………………………………………...…………17
1.Pengertian dan Hukum Rujuk…………………………...……17
2. Rukun Rujuk………………………………………………....18

ii
BAB III PENUTUP.................................................................................19

A. KESIMPULAN………………………………………………..19

B. KRITIK DAN SARAN…………………..……………………19

DAFTAR PUSTAKA…………………………...…………………….20

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. NIKAH

1. Pengertian nikah

Nikah ( Nawaj ) adalah akad yang menghalalkan suami dari istri untuk
saling menukmati ( berhubungan intim) dengan pasanganya. Dalam islam,
pernikahanadalah suatu ibadah dan taqarrub ( pendekatan diri ) kepada Allah,
karna dengan menikah berarti seseorang telh melaksanakan sunnah Allah SWT
dan rasulnya.

Sebagaimana firman allah:

‫ع َ فدإ حعن حخعفتلعم أدلل تدععحدللواَ فددواَححددةة‬ ‫ب لدلكعم حمدن اَلنندساَحء دمعثندىى دوثلدل د‬
‫ث دولردباَ د‬ ‫دفاَعنحكلحواَ دماَ د‬
‫طاَ د‬

" Maka nikahilah wanita wanita ( lain ) yang kamu senangi dua tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
( nikahilah ) seorang saja." ( An-Nisa:3 )

Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam
pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja merupakan
suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan
keturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai satu jalan menuju pintu perkenalan
antara satu kaum dengan kaum lain. Pertalian nikah adalah pertalian yang seteguh
teguhnya dalam hidup dan dalam kehidupan manusia. Bukan saja antara suami
dan istri melainkan antara dua keluarga.

2. Hukum Nikah

a. Jaiz ( diperbolehkan ), ini asal hukumnya.


b. Sunah, bagi orang yang berkehendak serta mampu memberi nafkah dan lain
lainya.

c. Wajib, bagi orang yang mampu memberi nafkah dan dia takut akan tergoda pad
kejahatan ( zina ).

d. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.

e. Haram, bagi orang yang berniat akan menyakiti perempuan yang akan
dinikahinya.

3. Rukun Rukun Nikah

a. Sigat ( akad )

Yaitu perkataan dari pihak wali perempuan, seperti kata wali, "saya
nikahkan engkau dengan anak saya yang bernama....... (sebut nama pengantin
perempuanya)" jawab mempelai laki laki "saya terima nikahnyaa......(sebut nama
pengantin perempuan)". Boleh juga didahului oleh perkataan dari pihak
mempelai, seperti "Nikahkanlah saya dengan anakmu", jawab wali "Saya
nikahkan engkau dengan anak saya.....(sebut nama pengantin perempuanya)".
Tetap sah karna maksudnya sama. Dan tidak sah akad nikah kecuali dengan lafadz
nikah, tazwij atau terjemahan dari keduanya.

b. Wali Nikah

Wali merupakan bagian terpenting dalam pernikahan karna wali yang akan
menikahkan pasangan pengantin yang akan menikah. Yang dianggap sah untuk
menjadi wali mempelai perempuan ialah yang akan diuraikan dibawah ini, karna
wali wali itu memang telah diketahui oleh orang yang pada masa turun ayat
"Janganlah kamu menghalangi mereka menikah." (Al-Baqarah:232). Ini menjadi
tanda bahwa wali wali itu telah diketahui (dikenal), yaitu:

Bapaknya.

1) Kakeknya (Bapak dari Bapak dari mempelai perempuan).


2) Saudara laki laki yang seibu sebapak denganya.

3) Saudara laki laki yang sebapak saja denganya.

4) Anak laki laki dari saudara laki laki yang seibu sebapak denganya.

5) Anak laki laki dari saudara laki laki yang sebapak saja denganya.

6) Saudara bapak yang lai laki (Paman dari pihak bapak)

7) Anak laki laki pamanya dari pihak bapaknya.

8) Hakim.

c. Dua orang saksi

Maksud dua orang saksi adalah dua orang saksi laki-laki muslim yang adil
atau lebih berdasarkan firman Allah di surah ath-thalaq yang artinya "....dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu...)

ketentuan hukum tentang dua orang saksi, diantaranya ketentuan rukun ini
adalah:

terdiri dari dua orang atau lebih .

kedua saksi harus adil dan bukti sifat adilnya dengan menjauhi dosa besar
dan meninggalkan dosa kecil maka tidak sah persaksian orang fasik karena
berbuat zina meminum minuman keras atau khamar dan memakan harta hasil riba,
dianjurkan untuk memperbanyak jumlah saksi karena di zaman ini orang yang
adil sangat sedikit.

d.Mahar

Mahar atau sadak adalah sesuatu yang diberikan oleh calon suami kepada
calon istri untuk menghalalkan berhubungan dengannya memberi mahar
hukumnya wajib.

Sayarat wali
Wali bertanggung jawab atas sahnya akad pernikahan. Oleh karna itu tidak
semua orang dapat diterima menjadi wali. Tetapi hendakklah orang orang yang
memiliki beberapa sifat berikut:

a) Islam, orang yang tidak beragama islamtidak sah menjadi wali.

Firman allah SWT.:

‫صاَدرىى أدعولحدياَدء‬
‫ديِاَ أديَيِدهاَ اَللحذيِدن آدملنواَ دل تدتلحخلذواَ اَعليدلهودد دواَلنل د‬

"Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang orang yahudi
dan nasrani menjadi pemimpin pemimpin(mu)" (Al-Maidah:51)

b) Balig ( sudah berumur sedikitnya 15 tahun )

c) Berakal.

d) Merdeka.

e) Laki laki.

f) Adil.

4.Adab dan sunnah nikah

a. Khutbah

b. walimah, walimah adalah jamuan atau hidangan dalam pesta pernikahan bagi
orang yang diundang wajib untuk menghadirinya.

c. mengumumkan pernikahan dengan alat musik rebana dan nyanyian yang


dibolehkan.

d. mendoakan kedua mempelai.

e. hendaknya menggauli istri dimulai pada bulan Syawal.

f. Apabila memasuki tempat istrinya (sebelum menggaulinya) maka peganglah


ubun-ubunnya sambil berdoa.
g. Ketika hendak berhubungan intim makruh bagi suami istri menyebarkan
rahasia hubungan seksual mereka.

5. Syarat-syarat dalam pernikahan

Terkadang seorang perempuan menentukan Beberapa syarat kepada


seseorang yang hendak meminang dan menikahinya, jika syarat yang diajukan
untuk menguatkan akad nikah, eperti syarat untuk menafkahi, menggauli, atau
untuk berlaku adil jika pemenangnya memiliki istri lain, maka syarat tersebut
sesuai dengan tujuan akad nikah dan tidak perlu syarat selainnya.

Tapi jika syarat itu bertentangan dengan akad seperti syarat untuk tidak
bercumbu, atau tidak menghidangkan makanan atau minuman yang menurut adat
menjadi kewajiban istri kepada suami, maka cara seperti ini batil, tidak perlu
dipenuhi dan bertentangan dengan tujuan pernikahan. Haram hukumnya seorang
perempuan menentukan syarat kepada seorang laki-laki yang hendak menikahinya
agar menceraikan istrinya yang lain.

6. Khiyar ( Hak memilih ) dalam pernikahan

suami istri mempunyai hak untuk memilih ( khiyar ) pasangannya dalam


rangka menentukan ikatan pernikahan apabila akan meneruskan pernikahan atau
membatalkannya karena adanya sebab tertentu.

7. Hak-hak suami istri

a. Hak istri terhadap suami

1) mendapatkan nafkah dari suaminya

2) mendapatkan nafkah batin

3) bermalam dengannya 1 kali dalam 4 malam


b. Hak hak suami terhadap istrinya

1) seorang suami memiliki hak hak atas istrinya sebagaimana yang ditetapkan,
istri wajib mentaati nya dalam hal kebajikan

2) istri wajib menjaga harta suaminya, melindungi kehormatannya, dan tidak


boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan seizin suami.

3) ikut bepergian bersama suami apabila suami berkehendak dan istri tidak
mensyaratkan suami dalam akad nikah untuk tidak mengajaknya

4) menyerahkan diri kepada suami kapan saja suami ingin menggaulinya


berhubungan

5) meminta izin kepada suami ketika hendak berpuasa

9.Macam-Macam Pernikahan Yang Tidak Sah

Di antara pernikahan yang tidak sah dan dilarang oleh nabi adalah sebagai
berikut:

a. Nikah Mut'ah

Nikah mut'ah yaitu pernikahan untuk jangka waktu tertentu baik untuk waktu
lama atau sebentar. Misalnya seorang laki-laki menikahi seorang perempuan
untuk jangka waktu tertentu seperti bulan atau satu tahun.

b. Nikah Syighar

Yaitu dimana seorang wali (Fulan A) menikahkan perempuan yang berada


dalam perwaliannya dengan seorang laki-laki ( Fullan B )dengan syarat laki-laki
(Fulan B) tersebut tersedia tersedia menikahkan (Fulan A) dengan perempuan
yang berada dalam perwaliannya. Baik keduanya memberikan mahar kepada
pihak yang satu ataupun tidak memberikannya.

c. Nikah Muhallil
Yaitu seorang istri yang mendapatkan talak tiga kali dengannya ia menjadi
haram bagi suaminya

Pernikahan ini harus dibatalka,n dan istri tetap haram bagi suami pertama
yang telah menjatuhkan talak tiga kepadanya serta maharnya tetap menjadi milik
istri jika telah digauli (disetubuhi), kemudian mereka berdua harus dipisahkan.

d. Nikah Al-Muhrim (Orang Yang Sedang Berihram)

e. Nikah ketika dalam masa 'iddah

Yaitu seorang laki-laki menikahi seorang perempuan yang sedang menjalani


masa 'iddah dikarenakan perceraiannya dengan suami atau ditinggal mati suami
hukum pernikahan ini batal dan tidak sah.

f. .Nikah tanpa wali

Yaitu seorang laki-laki menikahi seorang perempuan tanpa ada izin dari wali
perempuan. Pernikahan Ini tidak sah, karena tidak terpenuhinya salah satu dari
rukun rukun nikah yaitu wali.

10.Menikahi wanita-wanita yang Diharamkan

1. Wanita-wanita yang haram dinikahi karena hubungan keluarga

2. Wanita-wanita yang haram dinikahi karena hubungan keluarga melalui


perkawinan.

3. Wanita-wanita yang haram dinikahi Karena sebab persusuan

11. Hikmah Menikah

a) . Rezeki makin melimpah

b). Memiliki keturunan yang banyak

c). Menjauhkan dari zina

d). Terhindar dari fitnah


e). Memperbanyak umat nabi Muhammad SAW

f). Membangun rumah tangga islami

g). Mengendalikan nafsu syahwat yang liar

h). Dapat mengeratkan silaturahmi

B. TALAK ( PERCERAIAN )

1. Pengertian talak

Takrif talak menurut bahasa arab adalah " melepaskan ikatan ". Yang
dimasud disini ialah melepaskan ikatan pernikahan.

Dari uraian-uraian yang lalu telah dijelaskan bahwa tujun penikahan itu
adalah :

a. Untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna

b. Suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur rumah tangga dan
kegurunan

c. Sebagai suatu tali yang amat teguh guna memperkokoh tali


persaudaraan.

Apabila pergaulan kedua suami istri tidak dapat mencapai tujuan-tujuan


tersebut, maka hal itu akan mengakibatkan berpisahnya dua keluarga.
Karna tidak adanya kesepakatan antara suami istri, maka dengan keadilan
allah SWT. Dibukakanya suatu jalan keluar dari suatu jalan kesukaran itu,
yakni perceraian. Apa lagi bila perselisihan suami istri menimbulkan
permusuhan, menanam bibit kebencian diantara keduanya atau terhadap
kaum kerabat mereka, sehingga tidak ada jalan lain, sedangkan ikhtiar
untuk perdamaian tidak dapat disambung lagi, maka talak adalah jalan satu
satunya yang menjadi pemisah diantara suami istri tersebut. Sebab
menurut asalnya hukum talak itu makruh adanya, seperti sabda Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang artinya

"dari Ibnu Umar ra ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi


Wasallam telah bersabda sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah
adalah talak" (riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah).

Lafads Talak

kalimat yang dipakai untuk perceraian ada dua macam:

1. Kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksud adalah


memutuskan ikatan perkawinan seperti kata si suami "engkau tertalaK"
atau "saya Ceraikan engkau" kalimat yang Sarih (terang) ini tidak
perlu dengan niat berarti apabila dikatakan oleh suami berniat atau
tidak berniat, keduanya terus bercerai asal perkataannya itu bukan
berupa hikayat.

2. Kinayah sindiran yaitu kalimat yang masih ragu-ragu boleh diartikan


untuk perceraian, nikah, atau yang lain. Seperti kata suami "Pulanglah
engkau ke rumah keluargamu" atau"Pergilah dari sini" dan sebagainya.
Kalimat sindiran ini bergantung pada niat artinya "kalau tidak
diniatkan untuk perceraian nikah tidak jatuh talak Kalau diniatkan
untuk menjatuhkan talak barulah menjadi talak".

Perceraian ada 2 cara

1. Talak 3 dinamakan"Bain Kubro"

laki-laki tidak boleh rujuk lagi dan tidak sah menikah lagi dengan
bekas istrinya itu kecuali apabila perempuan itu sudah menikah dengan
orang lain serta sudah campur sudah diceraikan dan sudah habis pula
iddahnya barulah suami yang pertama boleh menikahinya kembali.

Pendapat-pendapat tentang talak tiga


Talak 3 itu meliputi beberapa cara seperti tersebut dibawah ini:

a. Menjatuhkan talak tiga kali pada masa yang berlainan, misalnya


seorang suami mentalak istrinya talak satu, pada masa iddah
ditalak lagi satu, pada masa iddah kedua ini ditolak lagi talak satu.

b. Seorang suami mentalak istrinya dengan talak satu, sesudah habis


iddahnya dinikahinya lagi Kemudian ditolak lagi, setelah habis
iddahnya dinikahi lagi Kemudian ditolak lagi ketiga kalinya. Acara
tersebut para ulama sepakat bahwa talak itu jatuh menjadi talak
tiga dan berlaku hukum talak tiga Seperti telah dijelaskan di atas.

c. Suami mentalak istrinya dengan ucapan "saya talak tiga engkau


talak tiga" atau "saya talak engkau, saya talak engkau, saya talak
engkau" di ulang-ulang nya kalimat talak itu tiga kali berturut-
turut. dalam cara yang ketiga ini ulama berbeda beda pendapat nya
yaitu sebagaimana tersebut di bawah ini:

pendapat pertama, jatuh talak tiga berlaku segala hukum talak


tiga Seperti di atas.

pendapat kedua, tidak jatuh sama sekali artinya istrinya itu


belum ditalak. seperti sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam
yang artinya "barangsiapa mengerjakan sesuatu pekerjaan yang
tidak sesuai dengan perintah kami maka pekerjaan itu ditolak"
(Hadits Riwayat Muslim)

talak tiga bukan perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam


bahkan dilarang oleh Beliau, talak tiga ditolak berarti tidak sah.

pendapat yang ketiga jatuh talak satu dalam hal ini berlaku
hukum talak satu Seperti di atas dan suami masih boleh Rujuk
Kembali kepada istrinya.
2. Talak 1 atau talak 2 dinamakan talak Raja artinya si suami boleh Rujuk
Kembali kepada istrinya selama si istri masih dalam indah

2. Hukum talak

Oleh karena itu dengan memilih kemaslahatan atau kemudharatan Nya


maka hukum talak ada 4 yaitu :

a. Wajib Apabila terjadi perselisihan antara suami istri sedangkan dua


Hakim yang mengurus perkara keduanya sudah mengandung perlu
supaya keduanya bercerai. Hukumnya wajib maksudnya yaitu cerai
atas Sikap suami yang melakukan Ila', yang enggan rujuk kepada istri
dan enggan melaksanakan hak istri setelah jangka waktu yang
ditentukan. begitu pula cerai yang diputuskan 2 Hakim atau utusan dari
suami istri untuk menyelesaikan konflik bila keduanya memandang
bahwa cerai yang lebih bermanfaat bagi suami istri.

b. Sunat apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi


kewajibannya atau nafkahnya atau perempuan tidak menjaga
kehormatan dirinya. Dikiasahkan dari MUHAZZAB JUS 11, HAL 78,
yaitu " seorang laki-laki telah datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam Dia berkata" istriku tidak menolak tangan orang yang
menyentuhnya" jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
"hendaklah engkau menceraikan saja perempuan itu".

c. Haram atau bid'ah, dalam dua keadaan. Pertama menjatuhkan talak


sewaktu si istri dalam keadaan haid, kedua menjatuhkan talak sewaktu
suci yang telah dicampuri nya dalam waktu suci itu ini sama saja
merugikan istri atau menelantarkannya.

d. Makruh, yaitu hukum asal talak yang tersebut di atas

3. Rukun Talak

Adapun beberapa rukun dalam talak adalah :


1. Suami ( selain suami tidak boleh menjatuhkan talak )

2. Istri yang diikat dengan pernikahan yang sah.

3. Shighot talaq ( kata-kata ucapan dari suami kepada istri yang


menunjukkan talak )

4. Disengaja

4.Talak tebus ( khulu')

Talak tebus dinamakan pula Bain sughro, dalam talak ini suami tidak sah
rujuk lagi tetapi boleh menikah kembali baik dalam iddah maupun sesudah habis
iddahnya.

Talak tebus ini boleh dilakukan baik sewaktu Suci maupun sewaktu haid, karena
biasanya talak tebus itu terjadi dari kehendak dan kemauan si istri adanya
kemauan ini menunjukkan bahwa dia rela walaupun menyebabkan iddahnya jadi
panjang, apalagi biasanya talak tebus itu tidak terjadi selain karena perasaan
perempuan yang tidak dapat dipertahankan nya lagi. Perceraian yang dilakukan
secara talak tebus ini berakibat bekas suami tidak dapat rujuk lagi dan tidak boleh
menambah talak sewaktu iddah, hanya diperbolehkan menikah kembali dengan
akad baru. Sebagian ulama berpendapat tidak boleh talak tebus, apalagi keinginan
bercerai itu datang dari pihak istri karena ia benci kepada suaminya dan bukan
disebabkan kesalahan suami. Sebab kalau talak tebus itu atas kehendak suami atau
karena tekanan dari suami Hal itu berarti merupakan paksaan kepada istri untuk
mengorbankan harta nya guna keuntungan suami dan kalau suami ingin bercerai
atau suami benci kepada istrinya ia dapat bertindak dengan perceraian yang biasa
sebab hak talak itu ada di dalam kekuasaannya.

5. Ila'

Ila’ yaitu seseorang yang bersumpah Dengan nama Allah subhanahu wa


ta'ala untuk tidak mencampuri istrinya selama lebih dari 4 bulan dibolehkan dalam
rangka untuk mendidik istri selama kurang dari 4 bulan, dan Rasulullah pernah
melakukan Ila kepada istri istri beliau selama satu bulan penuh dan ilang
hukumnya bisa menjadi haram apabila tujuannya untuk menyakiti istri tidak
bermaksud untuk mendidiknya.

6.Zhihar

Yang dimaksud dengan zihar ialah seorang laki-laki yang menyerupakan


istrinya dengan ibunya sehingga istrinya itu haram atasnya, seperti ucapan seorang
suami kepada istrinya "kamu bagiku seperti punggung Ibuku" zihar hukumnya
haram karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyebutnya sebagai bentuk
kemungkaran dan perbuatan dusta yang haram. apabila seorang laki-laki
mengatakan demikian dan tidak diteruskan kepada talak maka ia wajib membayar
kafarat dan haram bercampur dengan istrinya sebelum membayar kafarat itu.

Kafarat zihar :

a. Memerdekakan hamba sahaya

b. Kalau tidak dapat memerdekakan hamba sahaya puasa 2 bulan berturut-turut

c.kalau tidak kuat puasa memberi makan 60 orang miskin tiap-tiap orang 1/4 sa'
Fitrah (3/4 liter).

7. Li'an

Li'an adalah perkataan suami sebagai berikut, "saya persaksikan kepada


Allah bahwa saya benar terhadap tuduhan saya kepada istri saya bahwa dia telah
berzina", " kalau anak yang diyakininya bukan anaknya hendaklah diterangkan
pula bahwa anak itu bukan anaknya. perkataan tersebut hendaklah Diulangi nya 4
kali kemudian ditambah nya lagi dengan "kalimat laknat Allah akan menimpamu
sekiranya aku dusta dalam tuduhan ku ini" Apabila seseorang menuduh orang lain
berzina sedangkan saksi yang cukup tidak ada maka yang menuduh itu harus atau
wajib disiksa atau didera 80 kali Tetapi kalau yang menuduh itu suaminya sendiri
dia boleh lepas dari siksaan tersebut dengan jalan li'an seperti suami yang
menuduh istrinya berzina boleh memilih antara dua perkara yaitu didera sebanyak
80 kali atau ia melihat atas istrinya.

8, iddah

'Iddah adalah hari-hari dimana seorang wanita yang berpisah (bercerai)


dengan suaminya menjalani masa menunggu, selama waktu menunggu tersebut
dia tidak diperbolehkan untuk menikah, dan tidak boleh juga di sindir (diminta)
untuk menikah.

Iddah hukumnya wajib bagi seluruh wanita yang berpisah (bercerai) dengan
suaminya baik karena ditalak atau karena ditinggal mati.

Hikmah Iddah

Di antara hikmah disyar'iatkannya 'iddah adalah sebagai berikut:

1. Memberi kesempatan kepada suami untuk kembali kepada istri yang dicerai
nya tanpa susah payah jika talak nya itu adalah thalaq raj'i.

2. Mengetahui kesucian rahim, dan menjaga keturunan dari percampuran nasab.

3. Agar istri dapat membantu keluarga suami dan menunjukkan kesetiaan kepada
suami, jika 'iddahnya karena ditinggal mati suami.

Macam-Macam 'Iddah

1. Masa 'iddah wanita hamil yang dicerai adalah sampai melahirkan bayiny.
Ketentuan ini berlaku bagi wanita yang merdeka dan budak wanita.

2. Masa 'iddah wanita yang ditinggal mati oleh suaminya adalah bagi perempuan
yang merdeka empat bulan sepuluh hari, dan bagi budak perempuan dua bulan
dan lima malam.

3. Masa 'iddah perempuan yang dicerai karena suaminya menghilang dan tidak
diketahui kondisi kondisinya apakah masih hidup atau sudah mati maka dia tetap
menunggu selama empat tahun dari hari keputus terputusnya kabar suaminya,
kemudian setelah itu dia menjalani masa 'iddah sebagaimana 'iddahnya seorang
wanita yang ditinggal mati oleh suami, yakni selama empat bulan sepuluh hari.

C. RUJUK

Yang dimaksud dengan rujuk ialah mengembalikan istri yang telah ditalak kepada
pernikahan yang asal sebelum diceraikan.

Hukum rujuk

1. Wajib, terhadap suami yang menolak salah seorang istrinya sebelum dia
sempurnakan pembagian waktunya terhadap istri yang ditalak.

2. Haram, apabila rujukannya Itu menyakiti istri makruh kalau perceraian itu
lebih baik dan berfaedah bagi keduanya (suami-istri).

3. Jaiz (boleh), ini adalah hukum rujuk yang asl.i

4. Sunnah, jika maksud suami adalah untuk memperbaiki keadaan istrinya


atau rujuk untuk lebih berfaedah bagi keduanya nya.

Rukun rujuk

1. Istri, keadaan istri di syaratkan :

a. Sudah dicampuri, karena istri yang belum dicampuri apabila ditalak


terus putus pertalian antara keduanya si istri tidak mempunyai Idah
sebagaimana yang telah dijelaskan.

b. Istri yang tertentu, kalau suami menalak beberapa istrinya kemudian ia


rujuk kepada salah seorang dari mereka dengan tidak ditentukan Siapa
yang di rujukan, maka rujukannya itu tidak sah.

c. Talak nya adalah talak Raj'i. Jika ia ditalak dengan talak tebus atau
talak tiga, maka ia tak dapat dirujuk lagi.

d. Rujuk itu terjadi sewaktu istri masih dalam iddah.


2. Suami, rujuk ini dilakukan oleh suami atas kehendaknya sendiri artinya
bukan dipaksa.

3. Saksi, dalam hal ini para ulama berselisih paham Apakah saksi itu wajib
menjadi rukun atau sunat sebagian mengatakan wajib sebagian
mengatakan tidak wajib melainkan hanya Sunnah.

4. Sighat (lafadz).
BAB III

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Nikah ( Nawaj ) adalah akad yang menghalalkan suami dari istri untuk
saling menukmati ( berhubungan intim) dengan pasanganya. Dalam islam,
pernikahanadalah suatu ibadah dan taqarrub ( pendekatan diri ) kepada Allah,
karna dengan menikah berarti seseorang telh melaksanakan sunnah Allah SWT
dan rasulnya.

Ketika sepasang suami istri tidak lagi mampu mempertahankan


hubungannya dan jalan iktiar pun tidak mampu meyelesaikannya maka jalan yang
paling baik adalah bercerai.Takrif talak menurut bahasa arab adalah " melepaskan
ikatan ". Yang dimasud disini ialah melepaskan ikatan pernikahan.

Selain nikah dan talak ada pula istilah rujuk yang artinya adalah ialah
mengembalikan istri yang telah ditalak kepada pernikahan yang asal sebelum
diceraikan.

B.KRITIK DAN SARAN

Pemakalah menyadari bahwa sat menyusun makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu pemakalah
sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran
kedepanya. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri. 2009. Minhajul Muslim. SURAKARTA. Insan


Kamil.

H. Sulaiman Rasjid. 1986. Fiqh Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai