Anda di halaman 1dari 13

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Di Susun Oleh Kelompok 10

Nama Mahasiswa: 1. ASYA PEBINA

2. HILDA DWI PUSPITA

3. LUTFIAH ZALZAH

4. PUTRI SRI WULAN DARI

5. SUCI R BATUBARA

Dosen Pengampu: Dr. HAPNI LAILA SIREGAR, M.A

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN, 2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................


B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................

A. Pengertian Nikah & Hukum Nikah..........................................................................


B. Tujuan Pernikahan....................................................................................................
C. Syarat-Syarat Pernikahan.........................................................................................
D. Rukun Nikah...............................................................................................................
E. Tata Cara Pernikahan dalam Islam.........................................................................
F. Pernikahan Tidak Syah & Terlarang.......................................................................
G. Hikmah Pernikahan..................................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam memandang bahwa pernikahan merupakan sesuatu yang luhur dan
sakral,
bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah dan dilaksanakan atas
dasar keikhlasan, tanggungjawab, dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum yang
harus diindahkan. Dalam Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan Bab I pasal 1, perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tujuan pernikahan, sebagaimana difirmankan Allah swt. dalam surat Ar-Rum
ayat 21 “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang (mawaddah
warahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda kebesaran-
Nya bagi orang-orang yang berfikir”. Mawaddah warahmah adalah anugerah Allah
yang diberikan kepada manusia, ketika manusia melakukan pernikahan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan nikah dan hukum nikah ?


2. Apakah tujuan dari pernikahan ?
3. Apakah syarat-syarat nikah ?
4. Apa saja yang menjadi rukun nikah ?
5. Bagaimana tata cara pernikahan dalam islam ?
6. Bagaimana pernikahan tidak syah dan terlarang ?
7. Apakah hikmah dari pernikahan ?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas tujuan yang dicapai dalam tugas ini adalah :
1. Mengetahui pengertian nikah dan hukum nikah
2. Mengetahui tujuan dari pernikahan
3. Mengetahui syarat-syarat dari sebuah pernikahan
4. Mengetahui apa saja yang menjadi rukun nikah
5. Mengetahui bagaimana tata cara pernikahan dalam islam
6. Mengetahui seperti apa pernikahan yang tidak syah dan terlarang dalam islam
7. Mengetahui hikmah dari pernikahan
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas ini antara lain sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi tentang pengertian nikah dan hukum nikah
2. Dapat memberikan informasi dari tujuan dari pernikahan
3. Dapat memberikan informasi mengenai syarat-syarat dari sebuah pernikahan
4. Dapat memberikan informasi mengenai apa saja yang menjadi rukun nikah
5. Dapat memberikan informasi mengenai bagaimana tata cara pernikahan dalam
islam
6. Dapat memberikan informasi mengenai seperti apa pernikahan yang tidak syah
dan terlarang dalam islam
7. Dapat memberikan informasi mengenai hikmah dari pernikahan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nikah & Hukum Nikah


1. Pengertian nikah
Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu ( ‫اح‬999‫ النك‬,) adapula yang
mengatakan perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan
perkataan zawaj. Sedangkan menurut istilah Indonesia adalah perkawinan.
Dewasa ini kerap kali dibedakan antara pernikahan dan perkawinan, akan
tetapi pada prinsipnya perkawinan dan pernikahan hanya berbeda dalam
menarik akar katanya saja.
Nikah atau perkawinan didefinisikan sebagai akad yang menghalalkan
pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim
sehingga menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya.
Nikah merupakan suatu ibadah yang dianjurkan Allah. firman Allah dalam Al-
Qur’an surah (An-Nur/24:32).
Artinya : Dan nikahkan lah orang-orang yang masih membujang diantara
kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan jika mereka miskin, Allah akan
memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (Pemberian-Nya), Maha Mengetahui.
2. Hukum Nikah
Adapun hukum menikah, dalam pernikahan berlaku hukum taklifi yang lima
yaitu :
a. Wajib bagi orang yang sudah mampu nikah,sedangkan nafsunya telah
mendesak
untuk melakukan persetubuhan yang dikhawatirkan akan terjerumus dalam
praktek perzinahan.
b. Haram bagi orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah lahir dan
batin kepada calon istrinya,sedangkan nafsunya belum mendesak.
c. Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mempunyai
kemampuan
untuk nikah,tetapi ia masih dapat menahan diri dari berbuat haram.
d. Makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu member
belanja
calon istrinya.
e. Mubah bagi orang tidak terdesak oleh alas an-alasan yang mewajibkan
segera
nikah atau karena alas an-alasan yang mengharamkan untuk nikah.
B. Tujuan Nikah
Pernikahan dalam islam ditempatkan pada posisi yang terhormat. Pernikahan tidak
hanya legalisasi hubungan laki-laki dengan perempuan semata-mata, melaikan
wahana mewujudkan kasih sayang yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-
Nya.
Tujuan pernikahan dalam islam adalah menciptakan keluara sakinah, yaitu
keluarga yang mendapatkan ketenangan dan kelapangan jiwa, keleluasan hidup
dalam menjalani kehidupan bersama keluarga serta terpenuhinya kebutuhan lahir
batin seperti yang dfirmankan Allah dalam Q.S Ar-Rum (30) ayat 21.
Yang artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Jadi tujuan perniakahan dalam islam adalah :
1. Memperoleh pernikahan dan ketenteraman hidup berumah tangga
2. Memperoleh keturunan yang sah
3. Menjaga kehormatan dan harkat manusia
4. Mengikuti sunnah Rasulullah Saw
5. Untuk mencapai tujuan nikah tersebut, maka suami istri harus seagama,
sehingga akad nikah dapat dilangsungkan menurut agama islam.
C. Syarat-Syarat Pernikahan
Dalam akad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi :
a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai
b. Adanya ijab qabul
c. Adanya mahar
d. Adanya wali
e. Adanya saksi-saksi
D. Rukun Nikah
Pernikahan dapat dilaksanakan apabila memenuhi unsur berikut :
1. Calon pengantin laki-laki dan perempuan
2. Wali pihak calon pengantin wanita
3. Dua orang saksi
4. Akad nikah (ijab qabul nikah)
5. Di satu tempat (satu ruangan)
6. Ada maskawin/mahar
E. Tata Cara Pernikahan Dalam Islam
Norma-norma islami yang berkenaan dengan hal-hal yang berhubungan dekat
dengan pernikahan :
1. Norma memilih jodoh :
a. Beragama islam
b. Berakhlak mulia, terutama tidak bersifat suka mengungkit jasanya, suka
mengeluh, berpikiran menyeleweng, setiap melihat sesuatu mendesak
untuk dibelikan, pemarah/perajuk, cerewet/pembual.
c. Menyejukkan hati karena kecantikannya, ketaatannya, atau perangainya.
d. Sehat jasmani, rohani serta produktif.
e. Suci ; perawan atau perjaka.
f. Keturunan dari keluarga baik-baik.
g. Usahakan tidak dari keluarga terdekat.
Ibnu umar ra. Berpesan :”janganlah kamu mengawini keluarga terdekat,
sebab ada kalanya akan melahirkan anak yang menjadi lemah”.
2. Khitbah
Seorang muslim yang akan menikahi seorang muslimah hendaknya ia
meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang di pinang oleh
orang lain. Islam sangat melarang seorang muslim meminang wanita yang
sedang dipinang oleh orang lain. Dalam khitbah disunahkan melihat wajah
wanita yang akan dipinang (HR. Iman Ahmad, Abu Daud, Imam Tarnudzi)
3. Aqad nikah (Prosesi Pernikahan)
Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kwajiban yang harus dipenuhi:
a. Adanya perasaan suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b. Adanya ijab qabul.
c. Ada mahar (maskawin).
d. Ada wali.
e. Ada saksi.
4. Walimatul’arusy
Hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin serta hendaknya
mengundang orang-orang miskin. Rasulullah Saw bersabda jika yang
diundang kalangan kaya saja berarti makanan/hidangan itu sejelek jelek
makanan hidangan. Dalam haditsnya yang lain Rasulullah Saw bersabda
barang siapa yangtidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka
kepada Allah dan Rasul-Nya.
F. Pernikahan Tidak Syah & Terlarang
a. Pernikahan Tidak Syah
1. Harus ada persetujuan antara kedua calon mempelai
2. Calon pengantin laki-laki sudah mencapai umur 19 tahun, calon mempelai
wanita minimal 16 tahun
3. Antara kedua calon mempelai tidak ada larangan untuk menikah
4. Masing-masing pihak tidak terikat tali perkawinan, kecuali bagi pengantin laki-
laki mendapat izin dari Pengadilan atas persetujuan istrinya
5. Antara kedua calon pengantin tidak pernah terjadi dua kali perceraian. Dalam
Islam, boleh kawin dengan perempuan yang sudah dijatuhi talak tiga, tetapi
dengan syarat bahwa perempuan itu sudah kawin dengan laki-laki lain secara baik,
kemudian telah terjadi perceraian dan sudah habis masa iddahnya.
6. Telah lepas dari masa iddah atau jangka waktu tunggu karena putusnya
perkawinan
b. Pernikahan Terlarang
1. Nikah Mut'ah
Nikah mut' ah adalah pernikahan yang diniatkan dan diakadkan untuk sementara
waktu saja (hanya untuk bersenang-senang), misalnya seminggu, satu bulan, atau
dua bulan. Masa berlakunya pernikahan dinyatakan terbatas. Nikah mut'ah telah
dilarang oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis "Dari
Rabi 'bin Sabrah al-juhani bahwasanya bapaknya meriwayatkan, ketika dia
bersama Rasulullah SAW Beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, dulu pernah
aku izinkan kepada kamu sekalian perkawinan mut'ah, tetapi ketahuilah
sesungguhnya Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat (HR. Muslim)

2. Nikah Syigar
Nikah syigar adalah apabila ada seorang laki-laki mengawinkan anak
perempuannya dengan tujuan agar seorang laki-laki lain menikahkan anak
perempuannya kepada laki-laki (pertama) tanpa maskawin (pertukaran anak
perempuan). Perkawinan ini dilarang dengan sabda Rasulullah SAW:
Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW melarang perkawinan syigar.
(HR. Muslim)

3. Nikah Muhallil
Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap
seorang perempuan yang telah ditalak bain, dengan maksud pernikahan tersebut
membuka jalan bagi bekas suami (pertama) untuk nikah kembali dengan bekas
istrinya tersebut, setelah cerai dan habis masa idah. Dikatakan muhallil karena
dianggap membuat halal bekas suami yang menalak ba'in untuk mengawini bekas
istrinya. Pernikahan ini dilarang oleh Rasulullah SAW dengan hadis yang
diriwayatkannya dari Ibnu Mas' ud.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW melaknat muhallil (yang mengawini setelah
ba'in) dan muhallil lahu (bekas suami pertama yang akan mengawini kembali).
(HR Al-Khamsa)

4. Kawin dengan Pezina


Seorang laki-laki yang baik-baik tidak diperbolehkan (haram) mengawini
perempuan pezina. Wanita pezina hanya dibolehkan kawin dengan laki-laki
pezina, kecuali kalau perempuan itu benar-benar bertobat. Firman Allah SWT
dalam Al-Quran Surat An-Nur [24]: 3
‫الزاني ال ينكح إال رائية أو مشركة والزانية ال ينكحها إال زان أو مشرك وخرم ذلك‬
‫على المؤمنين‬
Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau
dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali
dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan bagi orang-orang mukmin
Dengan demikian secara lahiriah perempuan pezina kalau benar-benar bertobat
maka dapat kawin dengan laki-laki yang bukan pezina (baik-baik). Akan tetapi
kalu perempuan pezina tersebut sudah bertobat halallah perkawinan yang
dilakukannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw:

Artinya: "Dari Ibnu Ubaidah bin Abdullah dari ayahnya berkata: "Bersabda
Rasulullah SAW: Orang yang bertobat dari dosa tidak ada lagi dosa baginya "(HR
Ibnu Majah)

G. Hikmah Pernikahan
1. Jembatan dalam hubungan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
2. Membentuk menghalalkan mendapatkan hidup dunia dan akhirat keluarga
sakinah, mawaddah, warohmah dan menjalin upaya kasih sayang (Ar-Rum: 21).
3. Melaksanakn sunnah Rasulullah SAW.
4. Benteng untuk berbuat tercela.
5. Menjaga agama dan akhlak.
6. Silaturrahim dengan asas lestari.
7. Reproduksi / regenerasi.
8. Ketenangan lahir-batin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernikahan merupakan suatu hal yang dimana sangat penting bagi manusia
yang menimbulkan akibat terhadap kehidupannya, terkhusus dalam kehidupan
bernegara maupun bermasyarakat. Pernikahan antar pria dan wanita bertujuan untuk
membentuk suatu rumah tangga yang bahagia serta sejahtera dan memperoleh
kerukunan.
Kita semua mengetahui bahwa pernikahan itu sangat penting, maka dari itu suatu
pernikahan waruslah dipersiapkan sebaik mungkin dan sesuai dengan peraturan
pemerintah maupun agama, sehingga tidak menimbulkan suatu permasalahan di
kemudian hari.
B. Saran
Kita semua menginginkan pernikahan yang sesuai dengan hati kita, maka dari
itu persiapkan semua halnya mulai dari memilih mempelai pria ataupun wanita dan
jalankanlah pernikahan tersebut sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan yang
ada pada pemerintahan maupun agama kita masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Unimed, T. M. (2022). ISLAM KAFFAH. Medan : CV, Kencana Emas Sejahtera.


WIBISANA, W. (2016). PERNIKAHAN DALAM ISLAM. Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 12, 2.

Anda mungkin juga menyukai