Oleh:
ALIF MA’FUDIN
A. Latar Belakang
Ilmu fiqih adalah salah satu ilmu keislaman yang hingga kini cukup berkembang, hal
ini terbukti dengan kekayaan warisan khazanah klasik yang dimilikinya hingga maraknya
berbagai kegiatan atau forum kajian ilmu fiqih seperti bahts al-masâil fiqhiyah yang
dilakukan lembaga dan ormas-ormas Islam maupun lembaga-lembaga pendidikan Islam
seperti pesantren. Namun yang tampaknya perlu mendapat perhatian khusus adalah
munculnya kesan kuat dalam masyarakat, bahwa Islam yang mereka pahami adalah fiqih
itu sendiri, karena ia menyajikan aturan dan rambu-rambu hukum yang jelas sehingga
dapat mereka jadikan pegangan.1
Begitu juga ketika kita membahas tentang pernikahan.Pernikahan ialah ikatan lahir
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa. Dari pengertian perkawinan tersebut menunjukan bahwa perkawinan
bukan hanya ikatan lahir, namun juga ikatan bathin, dan pada dasarnya perkawinan
menganut asas monogami.Tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mana dari
setiap pihak di dalam sebuah pernikahan terdapat syarat dan ketentuan yang harus
dilakukan sebelum terlaksanakannya sebuah pernikahan yang sah.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Syarat-syarat calon suami
2. Apa Syarat-syarat calon istri
3. Apa Syarat-syarat wali nikah
C.Tujuan Pembahasan
1. Memahami syarat-syarat calon suami dalam pernikahan
2. Memahami syarat-syarat calon istri dalam pernikahan
3. Memahami syarat-syarat wali nikah dalam suatu pernikahan
BAB 2
1
Shaifudin, Arif. "Fiqih Dalam Perspektif Filsafat Ilmu: Hakikat Dan Objek Ilmu Fiqih." AL-MANHAJ:
Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam 1.2 (2019): 197-206.
2
MUNAWAR, Akhmad. Sahnya Perkawinan Menurut Hukum Positif Yang Berlaku Di Indonesia. Al-Adl:
Jurnal Hukum, 2015, 7.13.
PEMBAHASAN
9
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211004181808-289-703269/rukun-dan-syarat-sah-nikah-
dalam-islam
10
Lubis,S., azhar,A.,& Humaira, F .(2009). Pelaksanaan kursus calon pengantin bagi pernikahan muallaf.
Jurnal Abdimasa pengabdian masyarakat,2(2),82-89
10
https://tirto.id/gaZG
11
Persyaratan Perkawinan di Indonesia
http://kcaselawyer.com/seputar-perjanjian-perkawinan-dasar-hukum-fungsi-materi-yang-diatur-dan-waktu-
pembuatan
11
12
13
Ayat di atas sebagai landasan bahwa umat Islam jika ingin menikah atau
menikahkan dilarang mengangkat wali yang bukan seorang muslim. Dengandemikian
dapat dikatakan bahwa beragama Islam merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh
wali nikah.
b. Baligh
Wali nikah harus baligh yang mana bisa bertanggung jawab untuk urusan
orang lain, termasuk menikahkan perempuan perwaliannya.
c. Berakal Sehat
Berakal sehat ini berarti tidak memiliki gangguan jiwa dan tidak dalam
keadaan mabuk. Sebagaimana diketahui bahwa orang yang menjadi wali nikah
haruslah orang yang tanggung jawab, karena orang yang menjadi wali harus orang yang
berakal sehat. Orang yang kurang sehat akalnya atau gila berarti tidak memenuhi yarat
untuk menjadi wali.
d. Laki-laki
Laki-laki merupakan syarat perwalian, demikian merupakan pendapat dari seluruh
ulama karena dianggap lebih sempurna, sedangkan perempuan dianggapmemiliki
kekurangan. Perempuan dianggap tidak sanggupmewakili dirinya sendiri apalagi orang
lain.14Pernyataan tersebut memberikan pengertian bahwa wali nikah haruslah laki-laki
dan tidak boleh perempuan.
e. Adil
Adil artinya orang yang dapat menjaga diri, kehormatan dan martabat
keluarganya.
Adil yang dimaksud adalah berbuat adil, dan tidak fasik. Menurut Imam Syafi’i,
yang dimaksud dengan adil adalah cerdas.15Cerdas yang dimaksud ialah mampu
menggunakan akal pikirannya dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya
Urutan orang yang bisa menjadi wali nikah
a. Ayah
b. Kakek. Kakek yang dimaksud dalam hal ini ialah kakek dari pihak ayah.
c. Saudara lelaki kandung. Yakni saudara lelaki mempelai wanita yang tunggal ayah
dan ibu. Ia bisa merupakan kakak maupun adik.
d. Saudara lelaki seayah. Yakni saudara lelaki mempelai wanita yang tunggal ayah
namun beda ibu.
e. Paman. Paman yang dimaksud di sini ialah saudara lelaki ayah. Baik yang lebih
tua dari ayah (jawa: pak de), ataupun lebih muda (jawa: pak lik), dengan
memprioritaskan yang paling tertua diantara mereka.
f. Anak lelaki paman dari pihak ayah.
Jika dari keenam daftar urutan wali nikah tersebut tidak ada maka orang yang bisa
menjadi wali nikah adalah wali hakim. 16
PENUTUP
SIMPULAN
14
Syekh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), Cet.1,h.50
15
Kamal Muhtar,Azaz-azaz Hukum Islam Tentang Perkawinan,(Jakarta: Bulan Bintang,1987), h.92.
16
dijelaskan dalam Matan al-Ghâyah wa Taqrîb (Surabaya: Al-Hidayah, 2000), hal. 31 karya
Imam Abu Suja’ yang dilansir dari laman NU Online
1. Syarat-syarat calon suami dalam pernikahan
a. Beragama Islam
b. Laki-laki
c. Jelas orangnya
d. Dapat memberikan persetujuan
e. Tidak terdapat halangan perkawinan
2. Syarat-syarat calon istri dalam pernikahan
a. Beragama Islam
b. Perempuan
c. Jelas orangnya
d. Dapat dimintai persetujuan
e. Tidak terdapat halangan perkawinan
3. Syarat-syarat wali nikah dalam pernikahan
a. Islam.
b. Baligh
c. Berakal
d. Laki-laki
e. Adil
DAFTAR PUSTAKA
Ayyub, Syekh Hasan. 2001 Fiqih Keluarga, Jakarta.Pustaka Al-Kautsar
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211004181808-289-703269/rukun-dan-
syarat-sah-nikah-dalam-islam
http://kcaselawyer.com/seputar-perjanjian-perkawinan-dasar-hukum-fungsi-materi-yang-
diatur-dan-waktu-pembuatan
https://tirto.id/gaZG
Lubis,S., azhar,A.,& Humaira, F .2009. “Pelaksanaan kursus calon pengantin bagi
pernikahan muallaf.” Jurnal Abdimasa pengabdian masyarakat,2(2),( halaman 82-89)
Matan al-Ghâyah wa Taqrîb (Surabaya: Al-Hidayah, 2000), hal. 31 karya Imam
Abu Suja’ yang dilansir dari laman NU Online
Muhtar ,Kamal. 1987,Azaz-azaz Hukum Islam Tentang Perkawinan.Jakarta. Bulan
Bintang
MUNAWAR, Akhmad. 2015.” Sahnya Perkawinan Menurut Hukum Positif Yang
Berlaku Di Indonesia”. Al-Adl: Jurnal Hukum, ( halaman7-13)
Persyaratan Perkawinan di Indonesia
Shaifudin, Arif. 2019. "Fiqih Dalam Perspektif Filsafat Ilmu: Hakikat Dan Objek Ilmu
Fiqih." AL-MANHAJ: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam 1.2 ( halaman197-206)
Tantu, Asbar. 2013. "Arti Pentingnya Pernikahan." Al-Hikmah Journal for Religious
Studies 14.2 (halaman 199-208)