A. Latar belakang
Di dalam agama Islam, pernikahan dapat diartikan bahwa suatu perjanjian suci yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang ingin melanjutkan hubungan menjadi
hubungan yang halal. Mereka akan mengikat janji untuk menyatakan bahwa sudah siap
untuk membangun rumah tangga. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh
seorang ulama, Abdurrahman Al-Jaziri yang menyatakan bahwa perkawinan adalah
sebuah perjanjian suci yang dilakukan antara laki-laki dan seorang perempuan dengan
tujuan untuk membentuk keluarga bahagia.
Dalam hal ini, perjannjian suci pernikahan dapat dinyatakan ke dalam bentuk ijab dan
qabul. Ijab dan qabul yang merupakan bentuk dari perjanjian pernikahan ini harus
dinyatakan oleh satu majelis, baik itu berasal dari langsung dari pihak yang
melangsungkan pernikahan (calon suami atau calon istri) atau dapat diwalikan.
Pernikahan dalam Islam merupakan salah satu asas hidup yang bisa membuat umat
Muslim menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, pernikahan bukan hanya menjadi cara
untuk melaksanakan ibadah saja, tetapi juga berhubungan dengan membangun
kehidupan rumah tangga dan keturunan. Bahkan, dengan pernikahan, pintu silaturahmi
menjadi terbuka lebar karena menjadi lebih mengenal keluarga suami dan keluarga istri,
sehingga antara anggota keluarga yang satu dengan lainnya bisa saling membantu.
Oleh sebab itu, supaya tali silaturahmi menjadi lebih erat, maka suami istri dan anggota
keluarga dari kedua belah pihak harus menjaga komunikasi, saling mencintai, saling
memberi kasih sayang, saling mengingatkan agar tidak melakukan kejahatan, dan
saling membantu satu sama lain.
BAB II
B. Rumusan masalah
1. Apa tujuan pernikahan dalam Islam?
2. Apa syarat sah pernikahan dalam Islam?
3. Apa rukun Nikah dalam Islam?
BAB III
PEMBAHASAN
“Kedelapan (dari sepuluh perkara yang dilarang ketika ihram) yaitu akad
nikah. Akad nikah diharamkan bagi orang yang sedang ihram, bagi dirinya
maupun bagi orang lain (menjadi wali).”
Selain itu, pernikahan tidak boleh dilakukan saat sedang melaksanakan haji
juga terdapat di hadist Bukhari:
a) Mempelai laki-laki
Syarat sah menikah adalah ada mempelai laki-laki. Pernikahan dimulai pada
saat akad nikah.
b) Mempelai perempuan
Sahnya menikah kedua yakni ada mempelai perempuan yang halal untuk
dinikahi. Dilarang untuk memperistri perempuan yang haram untuk dinikahi
seperti pertalian darah, hubungan persusuan, atau hubungan kemertuaan.
c) Wali nikah perempuan
Syarat sah menikah berikutnya adanya wali nikah. Wali merupakan orangtua
mempelai perempuan yakni ayah, kakek, saudara laki-laki kandung (kakak atau
adik), saudara laki-laki seayah, saudara kandung ayah (pakde atau om), anak
laki-laki dari saudara kandung ayah.
d) Saksi nikah
Menikah sah bila ada saksi nikah. Tidak sah menikah seseorang bila tidak ada
saksi. Syarat menjadi saksi nikah yakni Islam, baligh, berakal, merdeka, lelaki,
dan adil. Dua orang saksi ini diwakilkan oleh pihak keluarga, tetangga, ataupun
orang yang dapat dipercaya untuk menjadi seorang saksi.
e) Ijab qobul
Syarat sah nikah yakni ijab dan qabul. Ijab dan qabul adalah janji suci kepada
Allah SWT di hadapan penghulu, wali, dan saksi. Saat kalimat "Saya terima
nikahnya", maka dalam waktu bersamaan dua mempelai laki-laki dan
perempuan sah untuk menjadi sepasang suami istri.
BAB IV
PENUTUP
Pernikahan dalam Islam merupakan salah satu asas hidup yang bisa membuat umat
Muslim menjadi lebih baik lagi. Pernikahan bukan hanya menjadi cara untuk
melaksanakan ibadah saja, tetapi juga berhubungan dengan membangun kehidupan
rumah tangga dan keturunan. Dalam pernikahan pintu silaturahmi menjadi terbuka
lebar karena menjadi lebih mengenal keluarga suami dan keluarga istri, sehingga antara
anggota keluarga yang satu dengan lainnya bisa saling membantu.
Dalam Islam, tujuan pertama atau tujuan utama dari pernikahan adalah melaksanakan
perintah Allah. Dengan melaksanakan perintah Allah, maka umat Muslim akan
mendapatkan pahala sekaligus kebahagiaan. Kebahagiaan ini menyangkut semua hal
termasuk rezeki, sehingga bagi Umat Muslim yang sudah menikah tak perlu khawatir
tentang rezeki. Tujuan pernikahan untuk melaksanakan perintah Allah terkandung di
dalam Al-Quran Surah An-Nur ayat 32.
Daftar Pustaka
https://news.detik.com/berita/d-4830385/rukun-menikah-dan-syarat-sahnya-dalam-
islam/2
https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/slims/pa-sumedang/index.php?
https://jateng.kemenag.go.id/berita/muh-arifin-pernikahan-adalah-peristiwa-agama-
yang-suci-dan-sakral-2/