Anda di halaman 1dari 2

Kisah Perjuangan Raden Ajeng Kartini

Judul : Raden Ajeng Kartini


Penulis : Arom Whani Wicaksana
Penerbit : C-Klik Media
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Yogyakarta
Cetakan ke- :1
Jumlah Halaman : 128 halaman

Buku Raden Ajeng Kartini merupakan karya dari Anom Whani Wicaksana. Buku ini diterbitkan
di Yogyakarta tahun 2018. Buku ini merupakan buku cetakan ke-1. Buku ini berisi tentang kisah
perjuangan R.A Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita.
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Raden Ajeng Kartini merupakan putri ke- 5
dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan istri pertamanya, yaitu Mas Ayu Ngasirah. Kartini
adalah sesosok anak yang cerdas dan aktif. Saat Kartini berusia 6,5 tahun ia mendesak ayahnya agar ia
diperbolehkan untuk bersekolah. Akhirnya perjuangannya pun tidak sia-sia, ia pun diperbolehkan untuk
bersekolah di ELS. Tidak heran kalau Kartini yang menempuh Pendidikan di ELS hingga usia 12 tahun
dan bisa berbahasa Belanda dengan lancer karena ia belajar menulis dan membaca dalam bahasa Belanda.
Setelah lulus Kartini ingin melanjutkan sekolahnya, tetapi ayahnya melarangnya dengan tegas dan Kartini
pun mulai menjalani masa pingitannya.
Ketika dalam pingitan, Kartini hanya menangis tiap harinya. Empat tahun lamanya Kartini tidak
diizinkan keluar. Saat dalam pingitan ia merasa kesepian, tapi akhirnya ia sadar bahwa tangisannya setiap
hari itu sia-sia. Dalam pingitan Kartini tetap belajar melalui buku-buku yang dikirimkan oleh kakaknya.
Karena hanya dengan buku-buku itu Kartini bisa menambah wawasannya. Ia pun tetap berkirim surat
kepada teman-temannya yang ada di Belanda. Setelah dari pingitan Kartini akan melanjutkan ke sekolah
lebih tinggi, tetapi hal itu tidak terwujud. Kartini pun akhirnya menerima pingitan yang merupakan
tuntutan adat. Ia menerima pingitan dari Raden Mas Adipati Djojoaningrat dan ia akan menjadi istri ke-4.
Setelah menerima pingitan tersebut ia pun mengajukan 4 syarat untuk pernikahannya nanti. Ketika
pernikahannya tersebut telah dilangsungkan 4 syarat tersebut tidak ada yang terkabul. Walaupun Kartini
sudah menikah ia pun tetap diperbolehkan membaca buku-buku dan berkirim surat kepada teman-
temannya. Kartini pun juga diperbolehkan untuk mendirikan sekolah dan ia pun menjadi pengajar di
sekolahnya tersebut dengan bantuan 2 orang temannya. Saat usianya 25 tahun, Kartini melahirkan putra
pertamanya. Dalam proses persalinannya Kartini tidak bisa bertahan lama karena kram perutnya. Kartini
pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya 4 hari setelah proses persalinannya. Teman-temannya
pun terkejud mendengar berita wafatnya R.A Kartini. Teman-temannya pun berinisiatif untuk
membukukan surat-surat R.A Kartini yang berisi pemikirannya dan juga untuk mengenangnya. Pada saat
itu buku R.A Kartini laris dipasaran. Dana dari penjualan buku R.A Kartini digunakan untuk sekolah
wanitanya dan untuk mendirikan sekolah-sekolah wanita di kota-kota lainnya.
Penulisan buku ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca dan juga mudah
ditangkap isinya. Isi dari buku ini disajikan secara menarik sehingga pembaca tidak bosan ketika
membacanya. Pada setiap bagian dari buku ini terkadang terdapat pengulangan cerita. Hal itu, membuat
pembaca menjadi sedikit bingung terkait beberapa cerita yang disajikan. Dalam buku ini terdapat
beberapa kesalahan penulisan, yaitu seperti kesalahan ejaan di beberapa bab.
Buku ini ccocok untuk dibaca orang dewasa dan pelajar. Karena dalam buku ini banyak cerita
yang memotivasi. Buku ini bisa menjadi inspirasi untuk para pelajar agar mereka memiliki tekad yang
kuat untuk tetap belajar walaupun banyak hambatan terjadi. Jadi, kami sarankan untuk pelajar segera
membaca buku ini. Selain menambah wawasan juga bisa menjadi penyemangat dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai