Anda di halaman 1dari 3

Resume Cerita “Asal Usul Danau Toba”

Judul : Asal Usul Danau Toba


Pengarang : Dea Rosa
Penerbit : Indonesia Tera Anggota IKAPI
Tahun Terbit : 2007 (cetakan ketiga)

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yatim piatu bernama Toba. Sehari-hari ia
bekerja di ladang. Sesekali dia mencari ikan di sungai untuk dijadikan sebagai lauk dan
sisanya dijual ke pasar.
Pada suatu Cerita hari Toba memancing sepulang dari ladang. Tak berapa lama ia
melemparkan pancingnya ke sungai, mata kailnya telah disambar ikan. Betapa gembiranya
ia ketika menarik tali pancingnya dan menemui seekor ikan besar tertangkap oleh mata
pancingnya. Ketika Toba melepaskan mata kailnya dari mulut ikan tersebut, mendadak
ikan bersisik kuning keemasan itu berubah menjadi seorang perempuan yang cantik.
Toba terkejut mendapati keajaiban yang berlangsung di depan matanya itu. Ia terpesona
dengan kecantikan si putri. Toba lantas menjelaskan keinginannya untuk memperistri putri
karena dia terpesona oleh kecantikannya. Putri bersedia dengan satu syarat, yaitu agar
Toba menyimpan rahasianya bahwa ia sebenarnya adalah seekor ikan.
Toba dan Putri pun menikah. Keduanya hidup rukun dan berbahagia meski dalam
kesederhanaan. Tak lama setelah pernikahan, sang putri melahirkan seorang anak lelaki
yang tampan dan kuat bernama Samosir.
Samosir tumbuh mejadi anak yang sehat, namun ia bandel dan pemalas. Pekerjaannya
sehari-hari hanya tidur-tiduran saja. Ia seperti tidak peduli atau ingin membantu
meringankan pekerjaan ayahnya di ladang. Bahkan, untuk sekedar mengantar makanan dan
minuman untuk ayahnyapun, Samosir kerap menolak jika diminta. Seandainya mau, dia
akan melakukannya dengan malas-malasan, dengan wajah bersungut-sungut.
Pada suatu hari Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman untuk
ayahnya di ladang. Samosir yang tengah bermalas-malasan semula enggan untuk
menjalankan perintah ibunya itu. Namun, setelah ibunya terus memaksa akhirnya dia
bersedia melakukannya meski dengan wajah yang bersungut-sungut.
Samosir membawa makanan dan minuman itu ke ladang. Di tengah perjalanan, Samosir
merasa lelah dan sangat lapar. Ia kemudian memakan makanan yang seharusnya diberikan
kepada ayahnya itu. Ia hanya menyisakan sedikit makanan dan minuman untuk ayahnya.
Setibanya di ladang, Samosir memberikan makanan dan minuman itu untuk ayahnya.
Toba yang lelah dan lapar segera membuka makanan yang dibawakan oleh anaknya. Ia
sangat terkejut mendapati makanannya tinggal sedikit. Ia bertanya dengan kesal kepada
Samosir, dan Samosir pun mengaku bahwa ia memakan bekal tersebut namun ia tidak
menghabiskannya. Amarah Toba pun memuncak. Ia tidak bisa lagi menahan diri dan
bersabar, ia pun mengumpat dan memaki kepada anaknya. Ia berseru bahwa anaknya
berperilaku buruk karena ia adalah anak ikan.
Samosir sangat terkejut mendengat umpatan ayahnya. Dia langsung berlari ke rumah. Pada
saat bertemu ibunya, Samosir langsung menceritakan umpatan dan cacian ayahnya yang
menyebutkan dirinya adalah keturunan ikan.
Mendengar pengaduan anaknya, ibu Samosir menjadi sangat bersedih. Ia tidak menyangka
suaminya akan melanggar janji yang pernah dibuatnya.
Samosir dan ibunya kemudian saling berpegangan tangan. Dalam hitungan sekejap,
keduanya menghilang. Keajaiban pun terjadi. Dibekas pijakan kaki Samosir dan ibunya
menyembur air yang sangat deras. Air tersebut menyembur terus menerus seolah tiada
henti. Semakin lama tidak semkin berkurang semburan air itu melainkan semakin besar
dan deras. Dalam waktu cepat permukaan tanah itu pun tergenang. Permukaan air terus
meninggi dan tak berapa lama kemudian lembah tempat tinggal Toba telah tergenang air.
Terbentuklah kemudian sebuah danau yang sangat luas di tempat itu dan kemudian
dinamakan Danau Toba.
Daftar Pustaka

Rosa, Dea. 2007. Cerita Rakyat dari Aceh sampai Papua. Yogyakarta : Indonesia Tera.

Anda mungkin juga menyukai