D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELAS XII.IPA 3
KELOMPOK 2
1. Nurliana
2. Dina Muliana
3. Endang Faradilla
4. Iin Safitri
5. Andi Sabrina
6. Nur Alfiani Riah
7. Ainul Alkausar
8. Asdar Basta
SMAN 3 SOPPENG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
:“Hendaklah menahan diri orang – orang yang tidak memperoleh (biaya) untuk nikah, hingga
Allah mencukupkan dengan sebagian karunia-Nya.” (An Nur / 24:33).
d. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia –
nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja
kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak.
e. Mubah, bagi orang – orang yang tidak terdesak oleh hal – hal yang mengharuskan segera nikah
atau yang mengharamkannya.
a. Calon suami
Calon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar pria
3) Tidak dipaksa
4) Tidak sedang beristri empat
5) Bukan mahram calon istri
6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7) Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun
b. Calon istri
Calon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar perempuan
3) Tidak dipaksa
4) Halal bagi calon suami / Tidak Sedang Bersuami
5) Tidak sedang dalam masa iddah
6) Bukan mahram calon suami
7) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
8) Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun
c. Wali
Wali Nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagi berikut :
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki – laki
و عليه هللا صلى النبى ان عنها هللا رضى عائشة عن عروة عن الزهرى عن موسى ابن سليمان وعن
بما المهر فلها بها دخل فاءن ,باطل فنكاحها,باطل فنكاحها وليها بغيراذن نكحت امراءة ايما : قال سلم
له ولي ال من ولي فالسلطان اشتجروا فاءن فرجها من استحلى.
Wanita manapun yang kawin tanpa seizing walinya, maka pernikahannya batal,
pernikahannya batal. Bila (telah kawin dengan syah dan) telah disetubuhi, maka ia berhak
menerima maskawin (mahar) karena ia telah dinikmati kemaluannya dengan halal. Namun bila
terjadi pertengkaran diantara para wali, maka pemerintah yang menjadi wali yang tidak
mempunyai wali.Wali dapat di pindah oleh hakim bila jika terjadi pertentangan antar wali. Jika
tidak adanya wali, ketidak adaannya di sini yang dimaksud adalah benar-benar tidak ada satu
kerabat pun, atau karena jauhnya tempat sang wali sedangkan wanita sudah mendapatkan
suami yang kufu’.
3. Jenis-jenis wali nikah :
1) Wali mujbir: Wali dari bapaknya sendiri atau kakek dari bapa yang mempunyai hak mewalikan
pernikahan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan persetujuannya (sebaiknya
perlu mendapatkan kerelaan calon istri yang hendak dinikahkan)
2) Wali aqrab: Wali terdekat yang telah memenuhi syarat yang layak dan berhak menjadi wali
3) Wali ab’ad: Wali yang sedikit mengikuti susunan yang layak menjadi wali, jikalau wali aqrab
berkenaan tidak ada. Wali ab’ad ini akan digantikan oleh wali ab’ad lain dan begitulah
seterusnya mengikut susunan tersebut jika tidak ada yang terdekat lagi.
4) Wali raja/hakim: Wali yang diberi hak atau ditunjuk oleh pemerintah atau pihak berkuasa pada
negeri tersebut oleh orang yang telah dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab
tertentu.
“Dan diantara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptkan istri – istri dari
jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya.” (Ar
Rum/30:21)”
D. Tujuan pernikahan :
1. Kewajiban Suami :
a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b) Membantu peran istri dalam mengurus anak
c) Menjadi pemimpin, pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh tanggung
jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
d) Siaga / Siap antar jaga ketika istri sedang mengandung / hamil.
e) Menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
f) Memberi kebebasan berpikir dan bertindak pada istri sesuai ajaran agama agar tidak
menderita lahir dan batin.
2. Hak Suami :
a) Isteri melaksanakan kewajibannya dengan baik sesuai ajaran agama seperti mendidik
anak, menjalankan urusan rumah tangga, dan sebagainya.
b) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
c) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
3. Kewajiban Isteri :
a) Mendidik dan memelihara anak dengan baik dan penuh tanggung jawab.
b) Menghormati serta mentaati suami dalam batasan wajar.
c) Menjaga kehormatan keluarga.
d) Menjaga dan mengatur pemberian suami (nafkah suami) untuk mencukupi kebutuhan
keluarga.
e) Mengatur dan mengurusi rumah tangga keluarga demi kesejahteraan dan kebahagiaan
keluarga.
4. Hak Istri :
a) Mendapatkan nafkah batin dan nafkah lahir dari suami.
b) Menerima maskawin dari suami ketika menikah.
c) Diperlakukan secara manusiawi dan baik oleh suami tanpa kekerasan dalam rumah
tangga / kdrt.
d) Mendapat penjagaan, perlindungan dan perhatian suami agar terhindar dari hal-hal
buruk.
A. Kesimpulan
1. Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda yaitu
laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad.
2. Hikmah dalam pernikahannya itu yaitu :
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu mengekang
syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan
bencrengkramah dengan pacarannya.
d) Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaan
yang diciptakan.
B. Saran
Dari beberapa uraian diatas jelas banyaklah kesalahan serta kekeliruan, baik
disengaja maupun tidak, dari itu kami harapkan kritik dan sarannya untuk
memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya.
DAFTAR PUSAKA
http://www.masuk-islam.com/pembahasan-mengenai-nikah-lengkap-pengertian-
nikah-rukun-dan-syarat-nikah-dalil-nikah-hukum-nikah-tujuan-dan-manfaat-
nikah.html
http://islammakalah.blogspot.co.id/p/blog-page_27.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-tujuan-pernikahan.html#_
http://bloghukumumum.blogspot.co.id/2010/04/pengertian-perkawinan-menurut-
undang.html
http://promosinet.com/keluarga/tips-keluarga/745-hak-dan-kewajiban-suami-isteri-
dalam-keluarga-rumah-tangga-demi-kebahagiaan-lahir-batin.html