PROPOSAL
Disusun Oleh:
DETA UPIA AGUSTINA
NIM. 1611430016
Dosen Pengampu :
RINDOM HARAHAP
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal ini
dapat diselesaikan dengan baik. Dalam Proposal ini kami membahas tentang
Tradisi Pengantin belarak dalam Perkawinan Masyarakat Suku Semende
Kaur dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui dan mengenal beberapa isi dan
makna yang terkandung di dalamnya.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini jauh dari kesempurnaan, Sehingga
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Dan harapan kami semoga Proposal ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi Proposal agar menjadi lebih baik
lagi. Demikianlah penulsian prososal ini penulis berharap semoga Proposal ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, Amin.
Penulis,
i
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyatakan “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
“Perkawinan menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat
dalam Islam merupakan suatu akad yang kuat yang dibuat dengan sunguh-
1
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. ke-4, h. 12
2
Yayasan Peduli Anak Negeri, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, (Jakarta: Lembaran
Negara Republik Indonesia, 1974), h. 2
3
Ditjen Pembinaan Kelembagaan Islam Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Islam, 2001)
1
Hukum tersebut bisa berubah menjadi sunah, wajib, halal, makruh tergantung
untuk nikah dan sudah mempunyai penghasilan yang tetap atau mapan.
jasmaninya telah dewasa dan dia telah mempunyai penghasilan yang tetap
menjadi makruh apabila seseorang secara jasmani atau umur telah cukup
Hukum Islam hanya ada 5 rukun yang harus dipenuhi yaitu: calon suami,
calon isteri, wali nikah, dua orang saksi, dan ijab dan kabul.7 Itu artinya
4
Mardani, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), cet. ke-1, h. 11
5
Ditjen Pembinaan Kelembagaan Islam Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Islam, 2001)
6
Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan; Analisa Perbandingan Antar Madzhab,
(Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), cet. ke-1, h. 18
2
apabila rukun diatas sudah dipenuhi. Namun dalam Pasal 2 Ayat 1 Undang-
berlaku.
dengan salah satu visinya yaitu hukum perkawinan. Segala sesuatu yang
menunjang dan menuntun sebuah perkawinan ke arah yang lebih baik dan
itu etnik, budaya, adat maupun agama. Untuk yang terakhir, agama di
Indonesia hadir dan berkembang dengan segala norma yang mengikat setiap
7
Yayasan Peduli Anak Negeri, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, h. 2
3
penganutnya. Selanjutnya, norma tersebut mulai menyerap dalam institusi
masyarakat.
Indonesia, maka dalam hal ini juga tidak dapat terhindarkan dari praktik
tersebut.
Salah satu tradisi yang sekarang masih berlaku dan dijalankan oleh
bisa dikatakan merupakan suatu tradisi yang unik, karena tidak semua orang
Pengantin belarak, syarat yang paling utama adalah calon pengantin baik laki-
laki atau perempuan memiliki kakak dan adik yang terdekat dengan dia sudah
meninggal terlebih dahulu, atau bisa juga calon pengantin itu dilahirkan pada
bulan Safar.
nantinya menjadi suami istri dan memiliki keturunan bisa tetap sehat dan bisa
tersebut.
4
Tradisi bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan selama tidak
tradisi itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam agama Islam
B. Rumusan Masalah
Ayun Pengantin?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pengantin,
5
c. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dan hukum positif tentang
tersebut.
2. Tujuan Khusus
tulisan dan penelitian agar dimasa depan tradisi ini tidak punah dan
D. Manfaat
Semende Kaur.
Indonesia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pernikahan
merupakan pengaturan bagi fitrah manusia, agar tidak sama dengan jenis
yang anarkis dan tanpa aturan. Kuliah Agama Islam, Sebuah Refleksi
8
Fadloli, dkk, . 1999. Kuliah Agama Islam (Sebuah Refleksi Ketuhanan dan
Kemanusiaan). Malang: UNIBRAW. Hal 178
7
bukan muhrim. Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling
bukan saja merupakan salah satu jalan menuju pintu perkenalan suatu
kaum dengan kaum lain dan perkenalan itu akan menjadi jalan untuk
lahir dan bathin. Dalam pernikahan timbul hak dan kewajiban yang
Allah SWT
8
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. An-Nisaa’: 3).
tradisi Pengantin belarak adalah: “kanggo anak sing mandeg bulan sapar
atawa anak naggung bugang yaniku sing disebut “mangan dulur” (mangan
teteh lan mangan adi)”. Dari pengertian ini penulis simpulkan bahwa
sesungguhnya tradisi Pengantin belarak adalah khusus untuk anak yang lahir
pada bulan safar atau anak yang posisinya berada ditengah, maksud ditengah
ini ialah ketika anak tersebut telah ditinggal mati oleh saudara yang ada
1. Tambang
2. Kursi
3. Tali
9
5. Irig
6. Kukusan
9. Wakul (Bakul)
11. Gayung
12. Irus
14. Kayu
cecepon, kukusan, wakul, tetampah, gayung, irus, lenga, dan buah kelapa
10
nantinya akan digunakan sebagai ayunan pengantin. Pada saat
yang sudah disiapkan, ditemani oleh tokoh adat yang nantinya bertugas
memandu dan membacakan syair dan doa khusus tradisi pengantin belarak,
biasanya syair dan doa tersebut sambil dinyanyikan dan juga sambil
oleh tokoh adat yang memandu pengantin belarak, dan setelah itu beras
menyiramnya dengan air yang ada di dalam kendi, ini sebagai simbol
dipadamkannya api amarah yang ada dalam diri pasangan pengantin. Dan
adalah “Atuh sing disebut supaya selamet doang. Sing arane puragaan mangan
teteh mangan adi atawa mandeg bulan Sapar niku disebute puragaan. Garan
11
moal bae misale sing tua mah dereng kawin sing enom mah sampun kawin,
disebut supaya selamat saja. Yang namanya puragaan (syarat) “makan kakak
dan makan adik” atau lahir bulan Safar itu disebutnya puragaan. Maka contoh
saja misalnya yang tua belum kawin yang muda sudah kawin, nah maka itu
pasangan selamat dalam membina rumah tangganya, karena seperti yang telah
disebutkan di atas, Pengantin belarak ini khusus untuk “anak sing mandeg
Maksud Pengantin belarak diadakan untuk anak yang telah ditinggal mati
oleh kakak dan adiknya adalah untuk memberikan penghargaan kepada kakak
dan adiknya yang terlebih dahulu meninggal. Arti dari penghargaan ini
dan adiknya tapi karena mereka sudah meninggal maka dia dengan leluasa
Pengantin belarak juga diadakan untuk anak yang lahir di bulan Safar,
masyarakat memiliki kepercayaan bahwa seseorang yang lahir pada bulan itu
memiliki sifat tempramental yang sangat tinggi, oleh karena itu dengan
12
diadaknnya Pengantin belarak diharapkan bisa mengurangi sifat tempramental
tersebut.
Kaur adalah alat komunikasi, dengan tradisi tersebut tanpa disadari informasi
bermain suling, bermain alat musik atau bernyanyi. Saat itu sesuai dengan
sosial.
Tradisi masyarakat Suku Semende Kaur pun sebenarnya sama, dulu ada
13
Kaur termasuk tradisi pengantin belarak masih sangat relefan dan akan tetap
mati oleh kakak dan adiknya atau bisa juga untuk anak yang lahir di bulan
kan yang penting tidak keluar dari ajaran Islam, utamanya adalah menuhankan
Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi. Kalau diperhatikan dalam
setiap syair- syair yang dibacakan dalam pengantin belarak itu dengan jelas
Nabi Nya. Doa-doa yang dibacakan pun sesungguhnya ditujukan kepada Allah
belarak tersebut.
KH. Muhammad Fuad (Wakil Ketua MUI Suku Semende Kaur) dan KH.
tidak masalah karena itu hanya sebatas tradisi atau kebiasaan, namun apabila
14
pada umumnya yang duduk di kursi pelaminan dan mengadakan pesta sebagai
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang
2. Pendekatan Penelitian
penelitian ini didapat secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
B. Informan Penelitian
Informan penelitian ini masyarakat suku semende kaur dan tokoh – tokoh
adat
15
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data
1. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari wawancara secara lisan
relevan.
1. Observasi
terencana yang diniati untuk perolehan data yang di control validitas dan
masyarakat
2. Wawancara
3. Dokumentasi.
16
D. Teknik Analisis Data
yang kredibel.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fadloli, dkk, . 1999. Kuliah Agama Islam (Sebuah Refleksi Ketuhanan dan
Kemanusiaan). Malang: UNIBRAW
18
iii
19