Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

KEARIFAN LOKAL KOTA TEGAL


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang tradisi Unggahan-unggahan di Kota dan Kabupaten Tegal.

Makalah ini telah saya susun dengan harapan dapat memberikan pengetahuan
tentang kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya di Tegal.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian tradisi Unggah-unggahan


B. Makna Tradisi Unggah-unggahan

BAB III PERMASALAHAN

A. Eksistensi Unggah-unggahan Di Masa Dahulu, Sekarang, dan Masa


Depan

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses akulturasi budaya melahirkan munculnya beragam tradisi jelang
datangnya bulan Ramadan. Semua dilakukan sebagai upaya mempersiapkan diri,
untuk menjalankan serangkaian ibadah di bulan suci umat Islam ini.
Di kalangan masyarakat Jawa, tradisi-tradisi tersebut masih terjaga baik.
Begitu pula di bebrapa wilayah di kota dan kabupaten Tegal. Beberapa
masyarakat diwilayah tersebut masih menjaga tradisi menjelang bulan
Ramadhan. Salah satu tradisinya adalah tradisi Unggah-unggahan. Tradisi
berbagi makanan kepada tetangga ini dilakukan guna menyambut dan ungkapan
rasa syukur akan datangnya bulan suci Ramadhan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Unggah-unggahan
Unggah-unggahan berasal dari kata “munggah” dalam bahasa Indonesia
“naik”. Memiliki makna dibulan ramadahan diharapkan umat Islam berlomba-
lomba melakukan kebaikan dalam istilah al-qur’an Fastabiqul Khoerot agar
pahalanya bertambah dan bisa mendapatkan hasil yang maksimal sebagai bekal
hidup didunia dan akherat. Istilah unggah-ungahan tidak diiringi dengan
udhuhn-udhunan mengandung arti bahwa kebaikan itu jangan sampai ada
kemunduran karena kalau seseorang mengalami kemunduran beramal sholeh
maka termasuk orang yang celaka (lihat Kitab Nashoihul Ibad tentang alamat
syaqowah).
Tradisi ini merupakan kegiatan berbagi makanan ataupun kue kepada
saudara atau tetangga yang lebih tua menjelang bulan Ramadhan. Jadi, Unggah-
unggahan di sini bukan kenaikan kelas. Semakin kita punya saudara yang
“sepuh” atau sesepuh desa, semakin banyak unggah-unggahan yang diterima
oleh saudara/ tetangga sekitar.
Tradisi ini sudah dilakukan oleh kaum Nahdliyin bertahun-tahun sebagai
wujud rasa senang dan bersyukur kepada Allah untuk menyambut datangnya
bulan suci Ramadhan, dengan cara mengadakan slamatan mengundang
tetangga, kerabat untuk bersama-sama menikmati hidangan. makanan yang
disediakan juga terbagi 2 yaitu makanan yang dihidangkan ditempat dan
makanan yang dibawa pulang ke rumah atau diantarkan ke rumah.
Tidak ada pakem khusus mengenai isi dari hantaran tersebut, tergantung
kemampuannya. Ada yang berisi nasi beserta lauk lengkap seperti telur, bakmi,
daging, ikan asin, urap dan lain-lain, ada pula yang hanya sekedar kue atau
jajanan pasar. Hampir semua daerah di Tegal memiliki tradisi ini yang dijaga
secara turun temurun. karena tradisi ini mengajarkan kita akan arti pentingnya
kebersamaan dan kekeluargaan.

B. Makna Unggah-unggahan
Secara legalitas hokum sya’ra memang tidak ada perintah dari Allah
melalui al-qur’an dan perintah RAsul melalui Hadis tentang perintah unggah-
unggahan menyambut bulan suci Ramadhan, namun dalam tradisi unggah-
unggahan tersirat banyak tuntunan diantaranya :
1. Menyambut Bulan Ramadhan dengan memperbanyak kebaikan, Awal bulan
rajab Rasulullah menganjurkan agar memohon kepada Allah diberikan
keberkahan di bulan rajab dan Sya’ban ,dalam istilah agama yakni :
‫“ ال َخي ِْر ِز َيادَة‬menambah kebaikan” ‫( رمضان وبلغنا شعبان و رجب فى لنا بارك للهم‬Ya
Allah berkahilah kami di bulan Rajab, Sya'ban serta sampaikanlah kami ke
bulan Ramadhan). Doa inilah kemudian oleh para ulama salaf agar kita
memperbanyak kebaikan dengan kegiatan apapun termasuk shodaqoh yang
berfungsi sebagai penghapus dosa,penolak bala dan penambah kebaikan.
2. Mempererat siaturahiim dengan kerabat dan tetangga dengan sodaqoh,
Kehidupan bertetangga merupakan fitrah manusia untuk bersosialisasi dengan
sesama manusia terlebih pada kerabat.kesibukan harian ternyata memungkinkan
seseorang untuk jarang bertemu dengan tetangga dan kerabatnya, moment
ramadhan membangkitkan persaudaraan nasab dan tetangga ,sehingga sangat
baik untuk mengundang mereka sekaligus bershodaqoh. Rasullah dalam hadisnya.
Shodaqoh yang termasuk dalam kategori shodaqoh-shodaqoh yang disunnahkan.
Tujuan dari shodaqoh adalah membantu orang-orang yang sedang membutuhkan
bantuan mendesak serta meringankan beban oang-orang yang kesulitan secara
finansial, sebagaimana hadits Rasulullah saw : “Setiap muslim harus bershodaqoh.
Mereka bertanya, ’Wahai Nabi Allah bagaimana dengan orang yang tidak punya?’
Rasulullah saw bersabda : ‘Hendaklah ia berusaha dengan tangannya sehingga
dapat menguntungkan dirinya lalu ia bershodaqoh.’ Mereka bertanya lagi :’Jika
tidak ada? Rasulullah saw bersabda,’Hendaklah ia membantu orang yang memiliki
kebutuhan yang mendesak serta mengharapkan bantuan.’ Mereka bertanya, "Jika
tidak ada?" Rasulullah menjawab, ’Hendaklah ia melakukan kebaikan dan
menahan diri dari kemunkaran. Sesungguhnya hal ini adalah shodaqoh.” (HR.
Bukhori).
3. Meminta maaf kepada sesama, Salah kemulyaan dari bulan Rajab, bulan Syaban
dan bulan Ramadhan adalah bulan rajab sebagai pembersih hati dan masa tanam
bulan Syaban adalah bulan pembersih badan ,masa pemupukan dan bulan
Ramadhan adalah bulan perbersih ruh dan panen.Saat menjelang Ramadhan
adalah saat yang tepat untuk membersihkan hati dan badan dari kesalahan
hablun minallah dan hablu minas.Hablu minnallah dengan bertaubat dan Hablu
minas dengan bermaaf-maafan sesama manusia.Unggah-unggahan adalah sarana
yang pas untuk berkumpul dan saling bermaaf-maafan dengan tetangga dan
kerabat.

BAB III
PERMASALAHAN

C. Eksistensi Unggah-unggahan Di Masa Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan


1. Unggah-unggahan di Masa Dahulu
Dahulu masih banyak orang melakukan budaya Unggah-unggahan.
Setiap menjelang bulan Ramadhan banyak orang lalu lalang membawa
makanan untuk dibagikan ke tetangga masinng-masing. Mereka membawa
makanan tersebut sembari memasang wajah yang penuh dengan suka cita
karena sebentar lagi bulan yang dinanti-nantikan aka segera tiba yaitu bulan
Ramadhan.
2. Unggah-unggahan di Masa Sekarang
Untuk sekarang tradisi ini sudah tidak banyak orang yang melakukannya,
karena sekarang banyak orang menjadi pegawai kantor yang berangkat pagi
dan pulang sore sehingga tidak ada waktu untuk bersilaturahmi dengan
tetangga. Tetapi di daerah pedesaan masih lumayan banyak yang
melakukannya, namun memang tidak sebanyak dulu.
3. Unggah-unggahan di Masa Depan
Saya selaku penulis, tradisi Unggah-unggahan ini harus tetap dilestarikan
karena menurut saya tradisi ini selain tidak ada negatifnya tetapi juga ada
banyak tuntunan –tuntunan yang baik da juga memberikan pahala seperti
yang telah di tulis di bab sebelumnya. Jika generasi muda tidak ada yang
melestarikan tradisi ini, bukan tidak mungkin tradis akan hilang dimakan
zaman seperti halnya tradisi atau budaya lain.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tradisi untuk menyambut datangnya bulan ramadhan sangat banyak,
salah satunya tradisi Unggah-unggahan di beberapa wilayah di Tegal.
Merupakan tradisi membagi makanan kepada tetangga yang lebih tua sebagai
ungkapan syukur akan datangnya bulan Ramdhan. Hantaran makanan yang
diberikan beragam misalnya, daging, ikan asin, urap dan lain-lain. Bahkan ada
yang memberikan jajanan pasar.
Tradisi memiliki banyak tuntunan seperti saling berbagi rezeki terutama
di bulan syaban, menjalin silaturahmi dan lain-lain. Bahkan jika di lihat lagi
tradisi ini seperti tidak memiliki dampak negatif.
Sayangnya, sama halnya dengan kebayakan tradisi atau budaya di
Indonesia yang semakin lama semakin hilang ditelan zaman. Ini disebabkan
karena generasi penerus banyak yang tidak meneruskan tradisi ini. Jika hal ini
terus terjadi maka dimasa yang akan datang anak cucu kita tidak akan tahu apa
itu tradisi yang penuh akan makna ini.

B. Saran
Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budayanya, sudah seharusnya
kita sebagai warga negara Indonesia bangga dengan budaya sendiri. Bukan
hanya sekedar bangga, tetapi juga harus melestarikannya juga.
Bukan malah bangga dan memuja budaya barat yang negatif dan
bermewa-mewahan yang tentu berbeda dengan budaya Indonesia yang syarat
makna. Tidak salah memang meniru budaya barat tetapi kita harus selektif
terhadap budaya-budaya tersebut, jangan hanya ditelan mentah-mentah tanpa
menyaringnya. Tertuma kita generasi muda penerus bangsa dimana masa depan
bangsa Indonesia ada ditangan kita, akan jadi apa nantinya bangsa ini tergantung
kita. Jika kita terus menerus hanya menggunakan budaya barat tanpa pernah
memperhatikan budaya sendiri dimasa yang akan datang bangsa ini kan menjadi
bangsa yang tidak memiliki budaya.
Lucu jika kita emosi saat budaya kita di klaim oleh negara lain tetapi kita
sendiri tidak melestarikan budaya tersebut. Memang lebih baik budaya itu
diklaim negara lain yang setidaknya budaya tersebut dilesarikan tidak seperti di
Indonesia. Kita seharusnya malu pada warga negara asing yang melsetarikan
budaya kita, mereka bersekolah disekolah seni demi mempelajari budaya
Indonesia, tetapi kita malah ogah-ogahan melestarikan budaya sendiri.
Saya selaku penulis berharap dengan tulisan ini banyak anak muda
menjadi tertarik untuk melestarikan budaya sendiri. Jika mereka bisa kenapa kita
tidak.
DAFTAR PUSTAKA

https://budayajawa.id/unggah-unggahan-tradisi-menjelang-bulan-
ramadhan-di-tegal/
https://budayajawa.id/unggah-unggahan-tradisi-menjelang-bulan-
ramadhan-di-tegal/
http://smanutegal.blogspot.com/2016/03/unggah-unggahantradisi-yang-
penuh-makna.html
https://www.kompasiana.com/penaulum/5aea67f75e137370c54ba783/m
asih-dilestarikan-adat-unggah-unggahan-menjelang-puasa-ramadhan
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=19&dn=2011073014381
1

Anda mungkin juga menyukai