Disusun oleh:
MARET 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah dengan judul “TRADISI MEGENGAN:
AKULTURASI BUDAYA ISLAM JAWA”, mata kuliah Filsafat Budaya dengan tepat waktu.
Tak lupa sholawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang
syafa’atnya kita nanti-nantikan kelak.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu penyelesaian makalah, khususnya kepada Dosen
pengampu mata kuliah Filsafat Budaya, Ibu Nurul Baiti Rohmah, M.Hum. yang telah
mempercayakan tugas ini kepada kami, sehingga kami berkesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
guna penyempurnaan makalah ini.
Terimakasih,
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang penuh akan keragaman budaya, ras, suku
bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Dari keaneragaman tersebut melahirkan berbagai
keindahan yang memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya adalah tradisi megengan, yang
merupakan percampuran antara budaya Jawa dan Islam. Akulturasi dalam tradisi megengan
terjadi karena Islam dalam proses penyebarannya melakukan dekonstruksi terhadap nilai-
nilainya tetap tidak menghilangkan wujud dari tradisi tersebut.1
Tradisi megengan ini banyak dikenal di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dari
zaman dahulu hingga sekarang. Hanya saja dalam pelaksanaannya di setiap wilayah atau daerah
mempunyai cara masing-masing dalam ritual pelaksanaan budaya megengan ini. Hakikatnya,
tradisi megengan ini dilaksanakan guna menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan bagi umat
Islam. Tradisi megengan ini dilaksanakan sebelum awal bulan Ramadhan, tepatnya hari-hari
terakhir pada bulan Sya’ban.
Bisa dikatakan, bahwa tradisi megengan merupakan wujud dari rasa syukur serta
permohonan do’a umat Islam kepada Allah Swt. Rasa syukur karena telah dipertemukan di bulan
Suci Ramadhan, dan permohonan agar diberikan kekuatan, kesehatan, kelancaran juga
keselamatan dalam melaksanakan ibadah di bulan Suci Ramadhan tersebut.
Dalam makalah ini, penulis berusaha memaparkan sedikit materi tentang megengan, agar
kita sebagai generasi penerus mampu melaksanakan dan melestarikan tradisi budaya turun-
temurun dari para terdahulu.
1
Ridho, A. (2019). Tradisi Megengan dalam Menyambut Ramadhan Living Qur‟an Sebagai Kearifan Lokal
Menyemai Islam di Jawa. Jurnal Literasiologil. Vol. 1(2): hal. 24-50.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apakah pengertian tradisi megengan?
2. Bagaimanakah pelaksanaan tradisi megengan?
3. Apakah makna yang terkandng dalam tradisi megengan?
C. Tujuan Penulisan
1. Guna mengetahui pengertian dari tradisi megengan.
2. Guna mengetahui bagaimana pelaksanaan dari tradisi megengan.
3. Guna mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam tradisi megengan.
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ridho, A. (2019). Tradisi Megengan dalam Menyambut Ramadhan Living Qur‟an Sebagai Kearifan Lokal
Menyemai Islam di Jawa. Jurnal Literasiologil. Vol. 1(2):
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia dengan keberagamannya melahirkan keindahan, salah satunya adalah
tradisi megengan yang mana merupakan akulturasi dari budaya Islam dan Jawa.
Megengan secara lughawi berarti menahan. Misalnya dalam ungkapan megeng nafas,
artinya menahan nafas, megeng hawa nafsu artinya menahan hawa nafsu dan sebagainya.
Di dalam konteks puasa, maka yang dimaksud adalah menahan hawa nafsu selama bulan
puasa. Secara simbolik, bahwa upacara megengan berarti menjadi penanda bahwa akan
memasuki bulan puasa sehingga harus menahan hawa nafsu, baik yang terkait dengan
makan, minum, hubungan seksual dan nafsu lainnya.
Tradisi megengan ini merupakan salah satu bentuk tradisi dan ritual yang
dilaksanakan untuk memohon kepada Allah agar diberi kekuatan lahir dan batin dalam
menghadapi dan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, juga mengirim doa atau
mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia atau biasa disebut kirim leluhur.
Makna yang terkandung dalam tradisi megengan ini diantaranya sebagai bentuk
permohonan maaf antar sesama, makna berbagi antar sesame, dan makna melestarikan
agama Islam.
B. Saran
Kami menyadari banyak kekurangan dari segi materi maupun penulisan dalam
makalah ini. Untuk itu kami sebagi penulis makalah, memohon kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik dan saran sebagai perantara penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Muntoha, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: UII Press, 1998), cet. I, h. 7
Ridho, A. (2019). Tradisi Megengan dalam Menyambut Ramadhan Living Qur‟an Sebagai
Kearifan Lokal Menyemai Islam di Jawa. Jurnal Literasiologil. Vol. 1(2): hal. 24-50.