Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengertian kognisi sosial


Kognisi sosial menurut barn dan byne, yaitu cara individu untuk
menganalisa, mengingat dan menggunakan informasi mengenai
kejadian atau peristiwa-peristiwa sosial. Bagaimana kita berfikir
tentang dunia sosial, bagaimana cara kita mencoba untuk
memahaminya dan bagaimana kita memahami diri kita dan tempat
kita didalam dunia itu ( ayuningtyas & abdullah, 2017 ). Adapun
pengertian lain kognisi sosial merupakan tata cara dimana kita
menginterprestasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan
informasi tentang dunia sosial, kognisi sosial yaitu area penelitian
penting dalam psikologi sosial ( baron & byrne, 2004 ).

 Teori kognisi sosial


Menurut teori kognisi sosial badura, keyakinan self-efficacy
mempengaruhi pilihan orang dalam membuat dan menjalankan
tindakkan yang mereka kejar.individu cendrung berkonsetrasi
dalam tugas-tugas mereka rasakan mampu dan percaya dapat
menyelesaikan serta menghindari tugas-tugas yang tidak dapat
mereka kerjakan. Keyakinan afficacy juga membantu menentukan
sejauh mana usaha yang akan di kerahkan orang dalam suatu
aktifitas, seberapa lama mereka akan gigih ketika menghadapi
rintangan, dan seberapa ulet mereka akan menghadapi situasi yang
tidak cocok. Keyakinan afficacy juga mempengaruhi sejumlah
setres dan pengalaman kecemasan individu seperti ketika mereka
menyibukkan diri dalam suatu aktivitas. Secara ekplisit, bandura
sebagaimana dikutip oleh pajares, menghubungkan self-afficacy
dengan motivasi dan tindakan, tanpa memperthatikan apakah
keyakinan itu benar secara objektif atau tidak. Dengan demikian
pelaku dapat diprediksi melalui self-afficacy yang dirasakan
keyakinan seseorang tentang kemampuannya ( abd. mukhid, 2009).
B. Skema : kerangka mental untuk mengorganisasikan dan
menggunakan informasi sosialtgr56uhyn
Skema adalah komponen dasar dalam kognisi sosial yang diartikan
sebagai kerangkat atau struktur mental yang membantu manusia
mengorganisasikan informasi sosial dan menuntun pemrosesannya.
Skema berkisar pada sebuah subjek atau tema tertentu dan skema
dibentuk oleh budaya dimana kita tinggal. Skema menimbulkan
efek yang kuat pada tiga proses dasar : perhatikan( attention ),
pengodean (encoding ), dan mengingat kembali ( retrieval ). Dalam
hubungannya dengan penelitian, skema berperan sebagai
penyaring; informasi yang konsisten dengan skema lebih
diperhatikan untuk diolah dalam kesadaran manusia, sedangkan
informasi yang tidak cocok sering kali diabaikan, kecuali informasi
tersebut sangat ekstres, sehingga mau tidak mau kita
memperhatikannya, misalnya seperti strategi yang digunakan
dalam berita-berita hoax dengan menggunakan headline bombastis.
Sadar atau tidak, informasi-informasi yang diterima oleh para
pengguna media sosial saat mencerna berita hoax mendorong untuk
resharing berita senada karena skemal mental mereka kongruen
tema atau preferensi tertentu( mulawarman & nurfitri,2017 ).

Beberapa tahun yang lalu, saya mengunjungi maroko. Saya


mengalami beberapa peristiwa mengesankan disana, namun
mungkin satu yang oaling menarik terjadi pada suatu restoran
terkenal dikota marakesh pada hari pertama kedatangan saya.
Ketika kami masuk,saya dan orang yang menemani saya melewati
sekelompok pemusik. Ketika kami lewat , mereka mulai bermain,
dan mereka bermain sampai kami duduk kemudian, mereka
berhenti. Pada awalnya saya sedikit bertanya-tanya. Namun,
mereka mulai bermain lagi ketika pasangan lain masuk, saya
memahami apa yang terjadi: mereka bermain untuk menyambut
tamu yang baru datang, kemudian diam sampai pengunjung
berikutnya datang.

Secara umum, skema berkisar pada suatu subjek atau tema tertentu.
Contohnya pada situasi diatas, skema yang beraktivasi mungkin
dideskripsikan sebagai ‘ skema restoran ‘ saya; ini merupakan
kerangka mental, dibangun melalui pengalaman di berbagai
restoran yang telah dikunjungi terlebih dahulu, yang membantu
saya untuk memahami informasi sosial baru. Begitu berbentuk,
skema akan akan sangat berpengaruh pada beberapa aspek kognisi
sosial sehingga juga akan mempengaruhi perilaku sosial kita. Mari
kita melihat lebih dekat lagi usaha-usaha kita untuk memahami
dunia sosial di sekeliling kita yang komplek ( baron & byrne,
2004).

 Pengaruh skema terhadap kognisi sosial : atensi, pengodean,


mengingat kembali
Bagaimana skema mempengaruhi kognisi sosial? Hasil-hasil
penelitian mengungkapkan bahwa skema menimbulkan efek yang
kuat pada tiga proses dasar: perhatian atau atensi ( attention ),
pengodean ( encoding ), dan mengingat kembali ( retrieval ).
Atensi berkaitan dengan informasi yang kita perhatikan. Pengodean
adalah proses dimana informasi yang kita perhatikan di simpan
didalam ingatan. Terakhir, mengingat kembali proses dimana kita
mengeluarkan informasi dari ingatan dan menggunakannya untuk
keperluan tertentu contohnya, membuat penilaian tentang orang
lain (baron & byrne, 2004 ).
 Bukti tentang karakteristik pemastian diri dari skema: kapan, dan
bagaimana keyakinan membentuk realitas
Proses konstruksi realitas, pada dasarnya adalah setiap upaya benda
tak terkecuali hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha
mengkonstruksikan realitas. Isi media adalah hasil para pekerja
media mengkonstruksikan berbagai realitas yang dipilihnya.
Misalnya saja, laporan tentang kegiatan orang yang berkumpul di
suatu tempat terbuka guna mendengarkan pidato-pidato politik
pada musim pemilu adalah hasil konstruksi realitas mengenai
peristiwa yang lazim disebut kampanye pemilu.Pekerjaan media
massa berdasarkan sifat dan faktanya adalah menceritakan
peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media tiada lain adalah
realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality).
Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan
realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang
bermakna.Dengan demikian bisa dikatakan bahwa pekerjaan kaum
jurnalis adalah mengkonstruksikan realitas.Para pekerja media
tersebut boleh disebut constructor of reality; orang yang tukang
mengkonstruksikan realitas. Perkembangan era media seperti
sekarang, dimana hampir setiap orang di muka bumi ini tak bisa
lepas dari terpaan media, maka peranan kaum jurnalis sangat besar
dalam menentukan gambaran realitas dari kenyataan yang
sebenarnya. Begitu besarnya kekuasaan mereka, pada dasarnya
mereka memiliki kesempatan yang luas untuk berbuat apa saja
dengan realitas melalui media dimana mereka bekerja. Secara
metaforik, Dennis McQuail menunjukkan 6 kemungkinan yang
bisa dilakukan oleh media tatkala mengajukan ( suryady, 2011 ).
C. Atribusi
Atribusi di dalam psikologi sosial digunakan untuk menjelaskan
penggunaan informasi individu dalam mrnyimpulkan penyebab
dari suatu kejadian. Peranan atribusi dipandang penting dalam
kaitannya dengan hubungan interpersonal. Sebagaian besar
penelitian atribusi menunjukkan bahwa orang lebih siap
menjelaskan pengalaman sukses melalui atribusi internal dan
kegagalan disebabkan faktor ekstenal. Pengalaman sukses
dijelaskan dari sisi kemampuan dan usaha, sebaliknyapengalaman
kegagalan lebih disebabkan oleh nasib yang kurang
menguntungkan. Demikian halnya ketika seseorang membandingkn
dirinya sendiri, kebanyakan orang melihat dirinya lebih baik
dibandingkan dengan rerata orang lain. Dimensi subjektif akan
mendorong self-serving bias( Helmi,2004 )

 Teori-teori atribusi

Ada beberapa teori atribusi (yuli darwaty,2012 ) yaitu sebagai berikut

a. Teori atribusi dari heider


Heider dikenal sebagai bapak teori atribusi. Heider percaya, bahwa
orang itu seperti ilmuan amatir, berusaha untuk mengerti tingkah
laku orang lain dengan mengumpulkan dan memaduhkan
potongan-potongan informasi sampai mereka tiba-tiba pada sebuah
penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab orang lain bertingkah
laku tertentu. Heider juga menyatakan bahwa orang menggunakan
perbedaan ini dalam menjelaskan tingkah laku. Di satu sisi,
pertentangan mengenai konsep intensional dan perbedaan situasi
disisi yang lain, belum terselesaikan hingga saat ini, heider tidak
memperjelas hubungan keduanya dan ia lebih fokus pada
perbedaan pribadi situasi pada studi selanjutnya.

Menurut heider, ada dua sumber atribusi terhadap tingkah laku.


Pertama, adalah atribusi internal atau disposisional. Kedua, adalah
atribusi eksternal atau lingkungan. Pada atribusi internal kita
menyimpulkan bahwa tingkah laku seseorang disebabkan oleh
kekuatan internal atau disposisi ( unsur psikologis yang mendahului
tingkah laku ). Pada atribusi eksternal ita menyimpulkan bahwa
tingkah laku seseoarang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan ( environ mental forces ). Kekuatan-kekuatan
lingkungan ini terdiri dari faktor situasi yang menekan, sehingga
memunculkan perilaku-perilaku tertentu, kekuatan-kekuatan
internal ( personal forces ) dilihat sebagai hasil dari kemampuan (
ability ), power dan usaha yang ditunjukan seseorang jadi perilaku (
behavior ) adalah fungsi dari environmental forces ditambah
dengan personal forces.

b. Teori inferensi korespondensi dari edward e jones


Teori umum atribusi yang dikemukakan oleh heider kemudian
diperluas oleh edward e jones. Edward e jones dan koleganya
mempelajari kekuatan disposisional dan lingkungan pada atribusi
kausal” mereka menganalisa kondisi-kondisi yang memunculkan
atribusi disposisianal, atau apa yang mereka sebut dengan istilah
inferensi korespondensi, yaitu kasus dimana pengamat
memutuskan bahwa didposisi khusus dari aktor adalah penjelasan
yang cukup masuk akal bagi perilaku atau tindakan aktor. Edward
E Jones dan kolaganya mengidentifikasi ada empat faktor yang
secara umum mempengaruhi proses atribusi, yaitu:
1. Kekuatan faktor lingkungan
Kekuatan relatif dari kekuatan-kekuatan lingkungan secara
langsung mempengaruhi tipe atribusi yang dibuat oleh pengamat.
Atribusi disposisianal terjadi dalam suatu situasi dimana kekuatan
lingkungan dipersepsi tidak kuat.

. 2. Efek perilaku pada pengamat

Seberapa jauh perilaku aktor memiliki efek atau pengaruh pada


pengamat akan juga mempengaruhi tipe atribusi yang dibuat
tentang aktor. Dalam kasus ini, edward e jones mengemukakan dua
istilah yaitu hedonic relevance dan personalism. Hedonic relevance
menggambarkan derajat atau beberapa jauh sesutu tindakan dari
aktor memberi akibat menyenangkan atau mengecewakan
pengamat. Personalisme menunjukan pada derajat atau seberapa
jauh seseorang pengamat mempersepsi bahwa tindakan itu
diarahkan secara khusus padanya. Ketika hedonic relevance dan
personalisme meningkat, kemungkinan pengamat membuat atribusi
disposisional juga akan meningkat. Keyakinan pengamat bahwa dia
membuat atribusi yang benar juga meningkat.

3. Harapan mengenai perilaku ini

Suatu tindakan yang memang diharapkan akan menceritakan


sedikit kepada kita tentang aktor daripada tindakan yang dilakukan
adalah tindakan yang tidak diharapkan. Artinya tindakan yang tidak
diharapkan ( tidak sesuai dengan peran, atau tidak diinginkan,
ekstrem, atau tidak konsisten dengan perilaku terdahulu ) cendrung
diatribusi sebagai perilaku yang disebabkan oleh faktor
disposisional.
4 . Tindakan-tindakan alternatif yang ada
Jika tindakan itu menunjukan hasil unik, maka orang cendrung
mengatribusikan tindakan itu pada faktor-faktor disposisional.
 Teori “social scientist” dari kelley
Teori inferensi korespondensi terbatas analisanya pada suatu
tindakan, akan tetapi teori harold kelley menggunakan informasi
tambahan dalam mempertimbangkan atribusi kausalitas. Ada tiga
jenis informasi yang digunakan orang untuk sampai pada atribusi
kausalitas, yaitu faktor, situasi dimana tindakan atau kejadian itu
berlangsung ( waktu, modalitas, lingkungan khusus ), dan stimulus
( objek yang menjadi sasaran perilaku aktor ). Sebagaimana heider,
kelley melihat kita bertindak sebagai psikologi naif yang
menggunakan semua informasi untuk memutuskan apakah perilaku
seseorang disebabkan faktor internal atau eksternal. Untuk
membuat atribusi yang akurat tentang perilaku aktor dalam situasi
tertentu, kita ingin tahu terlebih dahulu :
 Bagaimana aktor berperilaku dalam situasi ini
 Bagaimana orang-orang lain berperilaku dalam situasi ini
 Bagaimana aktor berperilaku sebelumnya dalam situasi ini

Prinsip – prinsip dalam atribusi :

Atribusi orang lain : prinsip teoritis ini biasanya di terapkan pada


atribusi tentang mengatribusikan perilaku orang lain.prinsip
keraguan menyatakan bahwa terlebih dahulu kita harus
mempertimbangkan apakah paksaan ektern yang mungkin akan
menempatkan sikapnya yang sejati atau tidak .
Atribusi terhadap diri sendiri : salah satu hipotesis yang paling
menarik dalam teori atribusi adalah bahwa orang sampai kepada
persepsi keadaan intern mereka sendiri dengan cara yang sama
dengan jika mereka sampai pada persepsi tentang keadaan orang
lain . gagasan ini berasal dari asumsi umum bahwa emosi , sikap ,
ciri dan kemampuan kita seringkali tidak jelas dan meragukan kita
sendiri . ( sears , freedman dan peplau , 1985 )
D.Heuristik
terdiri dari dua macam yaitu (Baron & Byrne, 2004 )
a) Heuristik keterwakilan (heuristic representativeness) yaitu
sebuah strategi untuk membuat penilaian berdasarkan pada
sejauhmana stimuli atau peristiwa tersebut mempunyai kemiripan
dengan stimuli atau kategori yang lain. Dengan kata lain kita akan
membuat penilaian berdasarkan pada aturan yang relatif sederhana
yaitu semakin mirip seseorang dengan ciri-ciri khan orang-orang
dan suatu kelompok, semakin mungkin bahwa dia merupakan
bagian dari kelompok tersebut.

b) Heuristik ketersediaan (availability heuristics) adalah sebuah


strategi untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah
suatu informasi yang spesifik dapat dimunculkan dalam pikiran
kita. Semakin mudah suatu informasi masuk ke pikiran, semakin
besar pengaruhnya terhadap penilaian atau keputusan yang akan
dibuat. Heuristik ini juga masuk akal, kenyataan bahwa kita dapat
secara mudah memikirkan suatu informasi memberikan kesan
bahwa informasi tersebut pastilah penting dan harusnya
berpengaruh terhadap penilaian atau keputusan yang akan
dibuat. Heuristik ketersediaan telah terbukti berperan dalam
berbagai aspek kognisi sosial. Heuristik ini berhubungan dengan
proses lain yang sangat penting yaitu pemaparan awal (priming)
yaitu meningkatnya ketersediaan informasi dalam memori atau
kesadaran, yang berasal dan hadirnya suatu stimuli atau peristiwa
tertentu. Efek pemaparan awal ini antara lain berupa ketakutan
yang dibesar-besarkan setelah menonton film horror atau perasaan
romantis yang meningkat setelah menonton adegan film romantis.
D) Error dan Bias
Dalam KBBI eror adalah kesesatanOleh karena itu untuk
mempersingkat penggunaan kata dalam kalimat maka pada tulisan
ini respons yang tidak akurat dan bias tersebut dinamakan dengan
respons eror. Berbagai jenis respons eror telah diidentifikasi dalam
konteks pengukuran dengan menggunakan teknik pelaporan
mandiri, antara lain sebagai berikut.
(a) Respons tidak konsisten, yang biasa disebut sebagai respons
acak atau ceroboh. Biasanya terjadi ketika responden memberi
tanggapan yang tidak sistematis dan bervariasi.
(b) Persetujuan monoton, yang menjelaskan kecenderungan
responden untuk mendukung alternatif respons yang paling positif
(“setuju” atau “sangat setuju”) tanpa mempertimbangan kesesuaian
butir pernyataan dengan yang dirasakan. Termasuk di dalam jenis
ini adalah negativisme, yang mencerminkan kecenderungan yang
berlawanan. Pada kasus ini responden cenderung menolak semua
butir pernyataan.
(c) Respons ekstrim, yang menjelaskan kecenderungan responden
memili opsi respons
faktor-faktor yang mendukung munculnya respons eror karena
faktor ketidaksengajaan, faktor penipuan diri banyak mendapatkan
perhatian peneliti. Faktor-faktor seperti kemampuan kognitif dan
motivasi relatif bisa dikondisikan melalui pemilihan sampel secara
acak dan membangun situasi pengukuran yang nyaman bagi
responden sedangkan faktor penipuan diri sulit untuk dikendalikan.
Faktor penipuan diri ditujukkan oleh beberapa indikator, misalnya
memandang diri secara positif (meski fakta empirik sebenarnya
menujukkan hal berkebalikan) dan terlalu berlebihan dalam menilai
diri . respons dapat dikatakan mengandung eror ketika memiliki
pola yang menyimpang dari pola ideal yang didasarkan pada
parameter butir. Misalnya pada tes matematika, butir A memiliki
tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding dengan butir B.
Respons eror individu ditandai ketika dia mampu mengatasi butir A
akan tetapi tidak pada butir B. Dari contoh ini dua hal yang
diperlukan untuk mengidentifikasi respons eror yaitu parameter
butir (misalnya tingkat kesulitan) dan pola respons individu.
Analogi yang sama juga diperlakukan untuk mendeteksi respons
eror individu pada Skala Harga Diri di penelitian ini. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah, semakin tinggi skor
responden pada Skala BIDR semakin banyak respons eror yang
dihasilkan oleh responden ketika melengkapi Skala Harga Diri. (
widiharso , 1996 )
Bias negativitas ( negativity bias ) : kecenderungan untuk
memberikan perhatian lebih pada informasi satu informasi negatif
akan memiliki pengaruh yang lebih kuat pada keinginan anda untuk
bertemu dengan orang tersebut . bias negativitas mengacu pada
fakta bahwa kita menunjukkan sensitivitas yang lebih besar pada
inforamsi negatif dari pada inforamsi positif .kita memiliki
kecenderungan yang kuat untuk menunjukkan peningkatan
sensitivitas terhadap informasi negatif . kecenderungan ini
tampaknya merupakan aspek kognisi sosial yang sangat mendasar ,
dan sebenarnya terdapat pada struktur dan fungsi dari otak kita .
Bias optimistik ( optimistic bias ): kecenderungan untuk melihat
lingkungan melalui kaca mata optimisme suatu predisposisi untuk
mengharapkan agar segala sesuatu dapat berakhir
baikkecenderungan ini dilihat dalam berbagai konteks yang
berbeda yaitu kebanyakan orang percaya bahwa mereka memiliki
kemingkinan yang lebih besar dari orang lain untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik , memiliki pernikahan yang baik , dan hidup
hingga usia tua , namun kemungkianna yang lebih kecil untuk
mengalami peristiwa negatif . ilustasi nya adalah kesalahan
perencanaan maksudnya kecenderungan untuk membuat prediksi
optimistik berkaitan dengan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suaru tugass ereka menjadi bingung . ketika
individu berpiki terlalau mendalam tentang suatu topik,mereka
menjadi bingung tentang faktor-faktor yang sebenarnya berperan
dalam prilaku mereka.hasilnya,mereka membuat penilayan,atau
keputusan kurang akurat dalam berbagai situasi,individu
membanyangkan”apa yang mungkin terjadi seandainya”mereka
sedang berpikir dengan meninjau kembali (counterfactual
thinking).pemikiran seperti itu dapat mempengaruhi simpati kita
terhadap orang-orang yang telah mengalami hal-hal negatif,dan
dapat menyebabkan kita mengalami penyesalan yang kuat karena
telah kehilangan kesempatan.dengan mengasumsikan bahwa
kekecewaan atau peristiwa tragis tidak dappat dihindari,individu
lebih bisa kekecewaannya.ini merupakan fungsi yang sangat
adaptif dari pemikiran konterfaktual.berpikir dengan pemikiran
konterfaktual juga dapat berpengaruh kuat terhadap kondisi afeksi
kita dan dapat mengarahkan pada kelambanan apatis (inaction
ineteria) yang timbul ketika perilaku individu gagal menberikan
hasil yang positif dan menolak untuk melakukannya lagi di waktu
yang akan datang guna menghindari pemikiran tentang
kesempadan sebelunya telah hilang.sering kali kita berfikir
berdasarkan asumsi yang tidak rassional.contohnya ,kita percaya
bahwa bila dua objek bersentuhan,hal yang menempel pada
masing-masing objek akan berpindah keobjek lainnya . ( baron dan
byrne , 2004 )

E) Afek dan Kognisi

Pengaruh afek pada kognisi :

Pengaruh suasa hati pada pada persepsi kita terhadap orang


maupun objek dilingkungan di sekitar kita . bayangkan , misalnya
anda baru menerima berita baik seperti memdapat nilai ujian jauh
lebih tinggi dari anda yang bayangkan sehingga anda merasa
gembira . kemudian anda beertemu teman anda dan ia
memperkenalkan ketemannya yang belum perna anda ketahui
sebelumnya . anda mengobrol dengannya beberapa saat ,
kemudiam masuk kelas untuk mengikuti kuliah . apakah kesam
pertama anda terhadap orang tersebut di pengaruhi kondisi
perasaan anda yang sedang senang ? hasil berbagai penilitian yang
berbeda menunjukkan bahwa kondisi perasaan bepengaruh
terhadap kesan pertama. Dengan perkataan lain , suasana hati saat
ini dapat secara kuat mempengaruhi reaksi terhadap ransang yang
baru pertama kali kita temui . ransangan tersebut bisa berbentuk
orang , makanan , atau bahkan lokasi geografis yang belum pernah
kita kunjungi sebelumnya .

 Dampak afek pada kognisi : ketika kiata sedang dalam suasana


hati yang baik , dunia ini merupakan tempat yang lebih
menyenangkan . ketika kita sedang dalam suasana hati yang baik ,
kita cenderung memandang segala hal dan semua orang di sekitar
kita lebih menyenangkan . pengalaman seperti ini mengilistrasikan
pengaruh penting afek pada kognisi .
 Ingatan yang bergantung pada suasana hati : fakta bahwa apa yang
kita ingat dalam suasana hati tertentu dapat ditentukan ,
sebagiannya , oleh apa yang kita pelajari sebelumnya dalam
suasana hati tersebut
 Afek kesesuian suasana hati : kecenderungan kita untuk
menyimpan atau mengingat informasi positif ketika berada dalam
suasana hati yang positif , dan informasi negatif saat dalam suasana
hati yang negatif .
 Dampak afek pada kognisi efek dari suasana hati pada ingatan :
suasana hati kita mempengaruhi apa yang kita ingat melalui dua
mekanisme: ingatan yang bergantung suasana hati, yaitu apa yang
kita ingat saat berada dalam suasana hati tertentu sebagian
ditentukan oleh apa yang kita pelajari saat berada dalam suasana
hati tersebut sebelumnya; dan efek kesesuaian suasana hati yaitu
kecendrungan kita untuk menyimpan atau mengingat informasi
positif yang sejalan dengan suasana hati yang sedang berlangsung
( baron dan byrne , 2004 )
DAFTAR PUSTAKA

F Ayuningtyas, AZ Abdullah . Jurnal Komunikasi, jakarta: 2018, halm 137-150.

RA Baron, Donn Byrne (2004) psikologi sosial, buku psikologi sosia. Erlangga:,
jakarta,2004`

A Mukhid - TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 2009

M Mulawarman, AD Nurfitri . Buletin Psikologi: semarang, 2017.

AF Helmi , Laporan Penelitian: jogjakarta, 2004.

Y Darwati, Universum. Psikologi islam stain kediri:kediri, 2015

RA Baron, Donn Byrne- psikologi sosial, 2004 .buku psikologi sosial : Erlangga:
jakarta.,2004.

Anda mungkin juga menyukai