Disusun Oleh :
Donny Adriansyah
Aldi Maulana
Wahyu Gunawan
Candra Chairil Ihsan
Dea Nurgiawan
Herdiana
JENAZAH
Manusia tidak akan selamanya hidup, pasti ada masanya kematian itu datang menjemput. Kematian yang memisahkan
kita dengan dunia, memisahkan kita dengan ayah, ibu dan sanak saudara. Ketika kita masih berada dalam kandungan ibu
pada usia 4 bulan Allah swt telah menentukan takdir kita, baik itu hidup, mati, jodoh, dan rezeki.
Dalam Qur’an surat Al-Imran sendiri menjelaskan bahwasanya tiap jiwa-jiwa dari kita yang bernyawa pada akhirnya
akan merasakan mati. Kematian bukan berarti ketika usia kita masih muda jadi waktu kematian masih lama dan bukan
berarti orang yang sudah lanjut usia maka kematian akan segera datang menjempunya.
Kematian tidak mengenal waktu dan usia, kematian bisa datang kapan saja baik ketika kita masih bayi, anak-anak, tua
maupun muda. Kematian tidak bisa dimaju-mundurkan, oleh karenanya kita memerlukan upaya agar selalu ingat dengan
kematian salah satunya dengan takziah ketika ada sauadara kita yang meninggal dunia.
Tidak hanya agar kita selalu ingat dengan kematian, namun bertakziah juga mengajarkan kita tentang kepedulian
antarsesama umat muslim, kepedulian untuk mengurus jenazah mereka yang telah wafat. Mengurus jenazah, mulai dari
memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan. Tentunya hal-hal tersebut harus dilakukan menggunakan
prosedur atau cara yang sesuai dengan syariat Islam.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Ankabut Ayat 57.
A. Perawatan Jenazah
Ketika seseorang sudah dinyatakan positif meninggal, maka ada beberapa hal
yang perlu disegerakan oleh keluarganya dalam mengurus jenazah tersebut,
yaitu memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan.
Namun, kita juga perlu melakukan hal-hal berikut sebelum memandikan
jenazah, diantaranya adalah memejamkan matanya dan memohonkan
ampunan atas segala dosanya pada Allah swt. Setelah itu kita memerlukan
kain untuk menutup seluruh badannya agar auratnya tidak kelihatan.
Kemudian menempatkan jenazah tersebut di tempat yang aman dari
jangkauan binatang.
B. Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah kita juga perlu memperhatikan beberapa hal, di
antaranya yaitu mengenai syarat-syarat wajib memandikan jenazah, orang-
orang yang mempunyai hak memandikan jenazah, dan kemudian tata cara
memandikan jenazah itu sendiri.
Berikut adalah pembahasannya :
Syarat – Syarat Wajib Memandikan Jenazah
Jenazah merupakan orang islam
Terdapat/masih ada bagian tubuhnya walaupun sedikit.(misalkan ketika orang
tersebut tertabrak kereta sehingga tubuhnya hancur berkeping-keping, namun
masih ditemukan bagian tubunya seperti kaki, maka itu wajib untuk
dimandikan).
Meninggalnya bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan ketika
membela agama islam).
Yang berhak memandikan jenazah
Jika jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki maka yang wajib memandikannya
juga laki-laki, perempuan tidak diperbolehkan memandikan jenazah tersebut
kecuali istri dan mahramnya.
Jika jenazah tersebut berjenis kelamin perempuan maka yang wajib
meamandikannya adalah perempuan, laki-laki tidak diperbolehkan memandikan
jenazah tersebut kecuali suami dan maharamya.
Jika jenazah tersebut merupakan seorang istri, maka apabila suami dan mahram
masih ada, yang lebih berhak memandikan adalah suami.
Jika jenazah tersebut merupakan seorang suami, maka apabila istri dan
mahramnya masih ada, yang lebih berhak memandikan adalah istri.
Kemudian jika jenazah tersebut adalah anak laki-laki yang masih kecil, perempuan
diperbolehkan untuk memandikannya. Begitu pula sebaliknya, jika jenazah
tersebut anak perempuan yang masih kecil, maka laki-laki diperbolehkan untuk
memandikannya.
Tata Cara Memandikan Jenazah
Jenazah harus dimandikan di tempat yang tertutup, agar yang melihat hanya
orang-orang yang memandikan saja.
Jenazah di tempatkan di tempat yang tinggi, seperti dipan atau meja yang
panjang.
Menggunakan sarung unruk menutup aurat jenazah.
Jenazah didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, kemudian diusap perutnya
dan ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar. Lalu yang memandikan
menggunakan sarung tangan kiri untuk membasuh lubang depan dan lubang
belakang jenazah, dan kemudian membersihkan mulut dan hidung jenazah,
setelah itu mewudhukannya seperti wudhunya orang yang masih hidup.
Membasuh kepala dan wajah jenazah dengan menggunakan sabun atau lainnya,
kemudian menyisir rambutnya.
Membasuh seluruh tubuh dimulai dari sisi kanan jenazah, kemudian sisi kirinya.
(disunahkan membasuh sebanyak 3 kali)
C. Mengkafani Jenazah
Kain kafan dibeli menggunakan harta dari orang yang meninggal tersebut. Apabila
jenazah tersebut adalah laki-laki maka membutuhkan kain kafan tiga lapis, namun
apabila jenazah tersebut adalah perempuan maka membutuhkan kain kafan
sebanyak lima lapis, dan itu sudah termasuk yang digunakan sebagai pakaian
dalaman/basahan jenazah.
Dalam HR.Muslim, Abu Salamah ra bercerita bahwa ia pernah bertanya pada
‘Aisyah ra. “Berapa lapiskah kain kafan Rasulullah saw.?” “Tiga lapis kain kafan
putih.” Jawab ‘Aisyah.
Disunahkan pula untuk memberi wewangian pada kain kafan.
Tata Cara Mengkafani Jenazah
لى آ ِل َ عَ َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َ صلَّ ْيتَ ع َ َ َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ َلى ُم َح َّم ٍد َوع َ ص ِ ِّل ع َ اَللَّ ُه َّم
َ َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ َلى ُم َح َّم ٍد َوع َ ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـ َّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّ ُه َّم با َ ِر ْك ع
َلى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـ َّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َ با َ َر ْكتَ ع
َ َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوع
Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita
‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid. Allohumma
baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa
Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim
dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi
Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia
3. Takbir ketiga setelah itu membaca doa untuk jenazah.
ُع ْنه
َ ْ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو
ُ ار َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواع
ْف
Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu
Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia.
Bebaskanlah dan maafkanlah dia.
Untuk jenazah perempuan, doa singkat tersebut menjadi:
َ ع ْن
ها َ ْف ْ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَ َها َو
ُ ار َح ْم َها َوعَا ِف َها َواع
Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa
4. Takbir keempat berdoa dengan doa untuk jenazah dan doa untuk
orang-orang yang ditinggalkannya.
Sebagaimana diriwayatkan Imam Abu Dawud:
َُولَه اللَّ ُه َّم الَ ت َ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َرهُ َوالَ ت َ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َو ا ْغ ِف ْر لَنَا
Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu
waghfirlanaa walahu
Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan
cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
Jika jenazahnya perempuan, maka doanya menjadi:
َ ََول
ها اللَّ ُه َّم الَ ت َ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َر َها َوالَ ت َ ْفتِنَّا بَ ْع َد َها َو ا ْغ ِف ْر لَنَا
Allohumma laa tahrimnaa ajrohaa wa laa taftinnaa ba’dahaa
waghfirlanaa walahaa
Tata cara menguburkan jenazah menurut
Islam
1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak dapat dimakan
oleh burung atau binatang pemahan bangkai.
2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di
atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak condong agar tidak
langsung tertimpa tanah. Namun bisa juga dengan cara lain dengan prinsip yang hampir sama,
misalnya dengan menggali di tengah-tengah dasar lobang kubur, kemudian jenazah ditaruh di
dalam lobang.
Lalu di atasnya ditaruh semacam bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar untuk
penahan tanah timbunan. Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain adalah dengan
menaruh jenazah dalam peti dan menanam peti itu dalam kubur.
3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan memasukkan
kepala jenazah dari arah kaki kubur.
4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan tubuh
sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke tanah. Simpul
tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas.
6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca
doa seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan nama Allah dan atas
agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).
7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada
waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
8. Orang yang turun ke lobang kubur mayit perempuan untuk mengurusnya sebaiknya
orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.
9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya dengan
tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah.
10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah.
Doa Selesai Penguburan Jenazah
Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat mengambil tanah
dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di sisinya, dan membaca do’a
sebagai berikut:
“Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa
wassi’madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi, wanaqqohi minal khotoya
kamaayunaqqottsaubu abyadhu minadanasi, waabdilhu daaron khoiron in daarihi,
waahlankhoiron min ahlihi, wazaujan khoiron minzaujihi, waqihi fitnatal qobri wa’adaabinnar”
Larangan yang harus diperhatikan
Beberapa larangan yang perlu diperhatikan terkait dengan mengubur jenazah di antaranya
adalah:
1) Jangan membuat bangunan di atas kubur
2) Jangan mengapuri dan menulisi di atas kubur
3) Jangan menjadikan tempat shalat di atas kubur
4) Jangan duduk di atas kubur dan jangan berjalan di sela-sela kubur
dengan memakai alas kaki
5) Jangan menyembelih binatang di sisi kubur
6) Jangan melakukan perbuatan-perbuatan di sekitar kubur yang didasari oleh sisa
kepercayaan-kepercayaan lama yang tidak ada kebenarannya dalam Islam.
Bertakziah
Takziah menurut bahasa artinya menghibur, sedang menurut istilah, takziah adalah
menghibur kepada keluarga yang ditinggalkan. Hukum takziah adalah sunah. Tujuan
takziah adalah agar keluarga yang ditinggal bersabar dalam menerima cobaan dan
mempunyai keteguhan iman dan Islam. Disamping itu juga dengan memberi bantuan
materi yang bersifat moral.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu bertakziah :
1. Mendoakan kepada jenazah dengan cara ikut menyalatkannya
2. Mendoakan agar amal baiknya diterima dan dosanya diampuni Allah SWT
3. Mendoakan kepada keluarga supaya tabah, sabar, dan tawakal
4. Memberi bantuan baik berupa materi maupun nonmateri
5. Ditempat takziah tidak bercanda, atau bicara keras sambil tertawa
6. Tidak melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan
7. Mengantarkan jenazah sampai ke tempat pemakaman.
Ziarah Kubur
Ziarah kubur menurut bahasa artinya mengunjungi kubur atau tempat pemakaman.
Menurut istilah ziarah yaitu mengunjungi ke makam (kubur) dengan mendoakannya. Pada
awal sejarah Islam, ziarah kubur dilarang (diharamkan) baik laki-laki maupun perempuan
karena dikhawatirkan akan dapat menggoyahkan iman (menjadi musyrik). Tetapi ketika
Islam sudah kuat, ziarah kubur diperbolehkan.
Tata cara ziarah kubur
1. Pada waktu akan berangkat ke makam terlebih dahulu berwudu / bersuci.
2. Membaca doa atau salam pada waktu akan memasuki makam itu, yaitu :