Manusia tidak akan selamanya hidup, pasti ada masanya kematian itu
datang menjemput. Kematian yang memisahkan kita dengan dunia, memisahkan
kita dengan ayah, ibu dan sanak saudara. Ketika kita masih berada dalam
kandungan ibu pada usia 4 bulan Allah swt telah menentukan takdir kita, baik itu
hidup, mati, jodoh, dan rezeki.
“… dan tiap-tiap jiwa yang bernyawa pasti akan merasakan mati” (Q.S Al-Imran :
185)
Dalam Qur’an surat Al-Imran sendiri menjelaskan bahwasanya tiap
jiwa-jiwa dari kita yang bernyawa pada akhirnya akan merasakan mati. Kematian
bukan berarti ketika usia kita masih muda jadi waktu kematian masih lama dan
bukan berarti orang yang sudah lanjut usia maka kematian akan segera datang
menjempunya.
Kematian tidak mengenal waktu dan usia, kematian bisa datang kapan
saja baik ketika kita masih bayi, anak-anak, tua maupun muda. Kematian tidak bisa
dimaju-mundurkan, oleh karenanya kita memerlukan upaya agar selalu ingat
dengan kematian salah satunya dengan takziah ketika ada sauadara kita yang
meninggal dunia.
Tidak hanya agar kita selalu ingat dengan kematian, namun bertakziah
juga mengajarkan kita tentang kepedulian antarsesama umat muslim, kepedulian
untuk mengurus jenazah mereka yang telah wafat. Mengurus jenazah, mulai dari
memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan. Tentunya hal-hal tersebut
harus dilakukan menggunakan prosedur atau cara yang sesuai dengan syariat
Islam.
1. Jenazah harus dimandikan di tempat yang tertutup, agar yang melihat hanya orang-
orang yang memandikan saja.
2. Jenazah di tempatkan di tempat yang tinggi, seperti dipan atau meja yang panjang.
3. Menggunakan sarung unruk menutup aurat jenazah.
4. Jenazah didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, kemudian diusap perutnya dan
ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar. Lalu yang memandikan
menggunakan sarung tangan kiri untuk membasuh lubang depan dan lubang
belakang jenazah, dan kemudian membersihkan mulut dan hidung jenazah, setelah
itu mewudhukannya seperti wudhunya orang yang masih hidup.
5. Membasuh kepala dan wajah jenazah dengan menggunakan sabun atau lainnya,
kemudian menyisir rambutnya.
6. Membasuh seluruh tubuh dimulai dari sisi kanan jenazah, kemudian sisi kirinya.
(disunahkan membasuh sebanyak 3 kali)
Mengkafani Jenazah
Menyalati Jenazah
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama
5. Membaca surat Al Fatihah
6. Membaca sholawat Nabi
7. Berdoa untuk jenazah
8. Salam
Ushollii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi
ta’aalaa
Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai
makmum karena Allah Ta’ala.
Lafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah perempuan
Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi
ta’aalaa
Setelah takbiratul ihram, tangan diletakkan di atas pusar sebagaimana sholat pada
umumnya, lalu membaca surat Al Fatihah.
Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa
Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid. Allohumma baarik ‘alaa
Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali
Ibroohim, innaka hamiidum majiid
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan
keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah,
berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga
Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia
Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia.
Untuk jenazah perempuan, doa singkat tersebut menjadi:
4. Takbir keempat berdoa dengan doa untuk jenazah dan doa untuk orang-orang yang
ditinggalkannya.
Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami
sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
Jika jenazahnya perempuan, maka doanya menjadi:
5. Salam
Menguburkan Jenazah
Jenazah dikuburkan ke dalam lubang yang tingginya sama dengan orang berdiri
yang melambaikan tangannya ke atas, dan kemudian lebarnya adalah lebih dari
satu jengkal.
Setelah itu jenazah wajib dimiringkan ke sebelah kanan dan menghadapkannya
ke arah kiblat.
Kemudian setelah itu disunahkan untuk membuka ikatan tali jenanzah yang
dimulai dari kepala.
Kita sebagai sesama manusia utamanya kaum muslimin sudah menjadi kewajibkan
mengurus jenazah muslim lainnya ketika meninggal dunia.