َنَو ْيُت اْلُغْس َل َاَداًء َعْن هَذ ااْلَم ِّيِتِ ِهلل َتَعاَلى
Artinya :
Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (laki-laki) ini karena Allah Ta'ala
َنَو ْيُت اْلُغْس َل َاَداًء َعْن هِذِه اْلَم ِّيَتِةِ ِهلل َتَعاَلى
Artinya :
Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan) ini karena Allah Ta'ala
Dikutip dari laman situs ntb.kemenag.go.id dalam memandikan jenazah maka syarat syarat jenazah yang
harus dimandikan adalah :
Muslim / Muslimat, anggota badan masih ada sekalipun sebagian tertinggal, jenazah bukan mati syahid (mati
dalam peperangan membela agama Allah) sesuai hadits Nabi dari Jabir yang artinya
"Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan terhadap orang yang gugur dalam perang Uhud
supaya dikuburkan dengan darah mereka,tidak dimandikan dan tidak disholatkan".
1. Ditempatkan ditempat yang terlindung dari panas matahari,hujan,pandangan orang banyak dan
ditempat yang agak tinggi,
2. Dipakaikan pakaian basahan (kain mandi) dan aurat tetap tertutup dan yang memandikan
sebaiknya memakai sarung tangan,
3. Membersihkan kotoran dan najis yang ada di anggota badan jenazah,
4. Jenazah agak diangkat perutnya diurut agar kotoran yang mungkin ada dapat keluar,
5. Setelah semua kotoran dan najis bersih lalu disiram dengan air secara merata keseluruh tubuh,
6. Setelah disiram disabuni kemudian disiram lagi sampai bersih.
7. Di wudlukan dan terakhir disiram dengan air yang dicampur kapur barus, daun bidara atau
lainnya yang harum,
8. Jika keluar najis setelah dimandikan dan mengenai tubuh maka najis harus dibuang dan jenazah
dimandikan lagi,
9. Keringkan jenazah dengan handuk dan lain lain,
10. Sebelum dikafani berikan harum haruman/ wangi wangian dibagian yang dipakai bersujud pada
bagian kepala dan jenggot.
11. Yang berhak memandikan jenazah, jika laki laki maka yang berhak memandikannya harus laki
laki kecuali istri atau mahramnya,
12. Jika jenazah wanita yang memandikan harus wanita kecuali suami atau mahramnya,
13. Jika suami dan istrinya mahramnya ada semua maka yang paling berhak adalah suami /istri,
14. Jika yang meninggal laki laki sementara tidak ada istri, mahram ataupun laki laki lain yang akan
memandikannya maka ditayamumkan saja,begitu pula sebaliknya, jika jenazah anak anak maka
boleh dimandikan oleh laki laki maupun wanita.
15. Jenazah sudah memenuhi persyaratan dimandikan satu kali tetapi disunahkan 3 kali,5 kali atau
lebih dalam bilangan ganjil.
Sesuai dengan hadist Nabi dari Ummu Atiya RA yang artinya : Nabi SAW telah masuk kepada kami saat
memandikan puteri beliau,kemudian beliau bersabda ;
"Mandikanlah ia 3 kali atau lima kali atau lebih, kalau kami pandang lebih baik dari itu, dengan air serta
daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur kapur barus ". (HR.Bukhari Muslim).
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Tata Cara Mandikan Jenazah dan Doa Mandikan Jenazah
untuk Perempuan dan Laki Laki, https://sumsel.tribunnews.com/2019/03/25/tata-cara-mandikan-jenazah-dan-doa-
mandikan-jenazah-untuk-perempuan-dan-laki-laki.
Penulis: Abu Hurairah
Editor: M. Syah Beni
Sholat jenazah memiliki rukun-rukun yang jika tidak dipenuhi, maka sholatnya batal dan tidak dianggap oleh syariat.
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama
5. Membaca surat Al Fatihah
6. Membaca sholawat Nabi
7. Berdoa untuk jenazah
8. Salam
Seperti sholat-sholat lainnya, sholat Jenazah juga diawali dengan membaca niat sholat jenazah dalam hati
atau dengan suara lirih.
Untuk bacaan niat sholat Jenazah berbeda antara jenazah laki-laki dan perempuan. Simak ulasan bacaan niat
sholat jenazah berikut ini.
1. Niat
2. Takbir dengan empat takbiran
3. Berdiri bagi yang kuasa
4. Membaca Al-Fatihah
5. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua
6. Doa terhadap jenazah setelah takbir ketiga
7. Salam
1. Berdiri tegak Membaca Niat kemudian Takbiratul Ikhram dilanjutkan membaca Al Fatihah
Seperti sholat -sholat lainnya, setiap akan memulai sholat maka diawali dengan berdiri tegak dan membaca
niat sholat jenazah sesuai dengan jenazahnya.
Setelah melafadzkan niat dalam hati atau dengan suara lirih, kemudian takbiratul ihram yang didalam
digerakkan niat diatas.
Tangan disedekapkan di atas pusar, kemudian membaca Al-Fatihah, tanpa menambahi dengan surat-surat
lain. Semua didalam takbir pertama termasuk niat yang diucapkan didepan tadi.
Membaca takbir kedua dengan mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu.Kemudian tangan
kembali disedekapkan di atas pusar.
Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Boleh membaca sholawat nabi yang pendek dan
boleh juga yan panjang sebagaimana shalawat nabi yang umum berikut.
“Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik
‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka
hamiidummajiid.”
Arti Bacaan Sholawat Nabi
“Ya Allah, anugerahkan shalawat kepda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana
Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim.Berikanlah keberkahan kpada Nabi Muhammad
dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi kepada keluarga Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Di dalam alam inilah Engaku Tuhan yang Maha Terpuji dan Maha Mulya.”
Mendoakan kepada jenazah, dengan membaca doa sholat jenazah sebagai berikut.
“Ya Allah, ampunilah din, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampinulah dosa-dosanya, mulyakan
tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya. Basuhkanlah kesalahan-kesalahannya sampai bersih
sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran.”
“Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu, keluarganya lebih baik daripada
keluarganya yang dulit; dan masukkanlah ia ke dalam surge dan jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa
api neraka.”
Apabila jenazahnya perempuan cukup mengganti lafadz “hu” menjadi “ha“, seperti contoh berikut.
“Allaahummagh firlahu war hamhu wa’aafihu wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu” diganti menjadi berikut.
Setelah takbir keempat, kemudian membaca Doa sholat jenazah lagi sebagai berikut.
الَّلُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َر ُه َو َال َتْفِتَّنا َبْع َد ُه َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلُه
“Allahumma laa tahrrimna aj-rahu walaa taftinnaa ba’dahu wagh firlanaa walahu”
Artinya :
“Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini kepada kami dan janganlah diberikan fitnah
kepada kami setelah kami meninggalkan mayit tersebut, ampunilah kami dan ampunilah dia.”
Jika jenazahnya perempuan, maka “hu” diganti “ha” menjadi:
الَّلُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َر َها َو َال َتْفِتَّنا َبْعَدَها َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلَها
“Allahumma laa tahrrimna aj-raha walaa taftinnaa ba’daha wagh firlanaa walaha”
Dalam takbir ke empat ini apabila jenazahnya belum baligh diganti doa sebagai berikut.
“Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala yang didahulukan, simpanan bagi kedua orang
tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah, dengan musibah ini, beratkanlah timbangan
perbuatan mereka dan berilah pahala yang agung.”
“Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim.
Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah yang lebih baik dari
rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah,
ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami dalam
keimanan.”
5. Mengucapkan Salam
“Allaahumma bihaqqil fatihati i’tiq riqaa banaa wariqaaba haadzal mayyiti (haadzihil mayyitati) waj’al
qabrahuu (haa) roudhotan minal jannati. Walaa taj’alhu lahuu (lahaa) hufratan minanniiraani. Washollallaahu
‘alaa khoiri kholqihi sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washohbihii ajma’iina walhamdulillaahi rabbil
‘aalamiina.”
“Ya Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi
Muhammad. Oh Allah, dengan berkahnya surat Al Fatihah, bebaskanlah dosa kami dan dosa mayat ini dari
siksaan api neraka (3 kali).”
“Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampunan kepada mayat ini. Dan jadikanlah tempat kuburnya
taman nyaman dari surga dan janganlah Engkau menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Semoga
Allah memberi rahmat kepada semulia-mulia makhluk-Nya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan
keluarganya serta sahabat-sahabatnya sekalian. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.”
https://wisatanabawi.com/sholat-jenazah/
Khotib Jum'at.
Khotib harus memenuhi ketentuan agar menjadikan khotbahnya syah. Adapun ketentuan menjadi khotib adalah :
a. Islam, baligh, berakal sehat.
b. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khotbah.
c. Suci dari hadats dan najis.
d. Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah.
e. Tidak tercela dalam masyarakat.
Syarat Khotbah
a Syarat khotbah yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khotbah jum'at. Adapun syarat dua
khotbah yaitu :
b Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur.
c Khotib hendaknya berdiri jika mampu.
d Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua. Rasulullah saw, bersabda :
)َك اَن َرُسْو ُل اِهلل َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َيْخ ُطُب َقاِئًم ا َو َيْج ِلُس َبْيَن ُخ ْطَبَتْيِن (رواه مسلم
Artinya : " Adalah Rasulullah saw, berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk antara dua khotbah". (HR. Muslim)
Rukun Khotbah
Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah jum'at. Adapun rukun dua
khotbah adalah sebagai berikut :
a Membaca puji-pujian (hamdalah).
b Membaca syahadatain.
c Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
d Berwasiat tentang taqwa.
e Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah.
f Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua.
Sunat Khotbah
Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at.
Adapun sunat khotbah adalah :
a Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi.
b Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang. Rasulullah saw,
bersabda :
)َك اَن َرُسْو ُل اِهلل َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َيِط ْيُل الَّصَالَة َو َيْق ُصُر اْلُخ ْطَبَة (رواه النساء
Artinya: "Rasulullah saw; memanjangkan sholatnya dan memendekkan khotbah-nya". (HR.Nasa'i)
c Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah.
d Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah.
e Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam.
f Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah.
g Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’.
h Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw, bersabda :
)ِإَذا ُقْلَت ِلَص اِح ِبَك َيْو َم اْلُجُم َعِت َأْنِص ْت َو ْاِإل َم اُم َيْخ ُطُب َفَق ْد َلَغْو ِت (رواه البخارى و مسلم
Artinya : " Jika kamu berkata pada temanmu: diam, di hari jum'at ketika imam sedang khotbah, maka jum'at kamu
sia-sia". (HR. Bukhori dan Muslim )
Praktik Berkhotbah
Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. Kemudian perhatikan urutan-urutan
sebagai berikut :
Khotbah pertama.
Khotib berdiri memberi salam.
Khotib duduk mendengar adzan.
Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah seperti :
َأْلَحْم ُد ِ ِهلل اَّلِذ ى َأْنَعَم َنا ِبْاِإل ْيَم اِن َو ْاِإل ْس َالِم
Membaca dua kalimat syahadat seperti :
A. TABLIGH
Tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan. Menurut istilah tabligh
adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar
memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah
bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada
tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu
Tabligh adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk menyampaikan ajaran Islam
kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/ muballighat. nAllah berfirman :
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-
Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai
pembuat perhitungan”. (Al-Ahzab : 39)
B. Dakwah
Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan, panggilan,
ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil
orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran aqidah (keyakinan),
syari’ah (hukum) dan akhlak Islam.
Rasulullah saw; bersabda :
)البخارى َعْن َعْبِد اِهلل اْبِن َعْم ٍر َو َاَّن الَِنبَّي ِص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َبِّلُغْو ا َعِّنى َو َلْو َأَيًة (رواه
Artinya : ”Dari Abdullah ibn Amr sesungguhnya Nabi saw bersabda”: ”Sampaikanlah olehmu apa yang
kalian peroleh dari aku walaupun hanya satu ayat". (HR. Bukhori )
Rasulullah saw melakukan da’wah menurut prinsip yang telah digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an sebagai
berikut :
Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.( An-Nahl :
125)
Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara :
Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara
yang haq dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui tujuannya dan
mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang menjadi sasarannya.
Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati,
tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan
kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.
Mujadalah (diskusi) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan
kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.
Berdakwah atau menyeru orang (kelompok orang) agar meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya
merupakan tugas suci kita semua sebagaimana perintah nabi Muhammad saw, dalam kandungan hadits di
atas. Dakwah bisa dilakukan dengan lisan, tulisan dan perbuatan sebagaimana yang pernah dicontohkan
oleh Rasulullah saw pada masa hidupnya.
Setiap muslim hendaklah menyadari bahwa berdakwah adalah merupakan suatu kewajiban, sedang
berhasil atau tidaknya Allahlah yang menentukan (Lihat Q.S. At-Taubah : 56).
RANGKUMAN
Dari hal-hal yang telah diuraikan terdahulu, dapat kita analisa bahwa khothbah, tabligh dan dakwah hampir
sama, namun ada perbedaan diantara ketiganya. Yang paling tinggi dan paling luas cakupannya adalah
dakwah. Di dalam dakwah ada beberapa jenjang aktifitas. Salah satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu
bagian dari dakwah, tetapi dakwah bukan hanya semata-mata tabligh. Tabligh sendiri berarti
menyampaikan. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi
tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :