Anda di halaman 1dari 10

Tata cara shalat jenazah , niat shalat jenazah

Bahwa Rasulullah saw. bersabda:


“Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath. Jika ia menghadiri
penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath sama dengan gunung
Uhud.” (HR Tsauban).

Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim
jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.

Tata cara shalat jenazah akan Disajikan lengkap di bawah ini silakan Baca selengkapnya
tentang bacaan niat sholat jenazah berikut ini:

Bacaan niat shalat jenazah untuk mayit laki-laki


Ushallii alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi
ta’alaa.
Artinya:
Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah.

Bacaan niat shalat jenazah untuk mayit perempuan


Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi
ta’aalaa.

Tata Cara Shalat Jenazah


Setelah membaca niat

2. Takbir Pertama
Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan
tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut (sidekap), kemudian membaca Al-Fatihah,

Dan setelah membaca Al-Fatihah lalu takbir “Allahu akbar”

3. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat:


Allahumma shalli ‘alaa Muhammad
Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad”
Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:
Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin. Kamaa shallaita ‘alaa
Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad.
Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka
hamiidummajid.

Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, sebagaimana
Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan
limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan
pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala
mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.”

4. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:


Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah dia.”

Lebih sempurna lagi jika membaca doa:

ِِّ ‫ن‬
ِ‫َللا ِب ْس ِم‬ ِِ ‫الر ْح َم‬ّ ‫يم‬ ِِ ‫الر ِح‬ ّ
‫غ ِف ِْر اللّ ُه ِّم‬
ِْ ‫ار َح ْم ِهُ لَ ِهُ ا‬ ْ ‫عافِ ِِه َو‬ َ ‫ْف َو‬ ُِ ‫ع ْن ِهُ َواع‬ َ
‫س ِْع نُ ُزلَ ِهُ َوأَ ْك ِر ِْم‬ ِّ ِ ‫اء َوا ْغ ِس ْل ِهُ ُم ْد َخلَ ِهُ َو َو‬ ِِ ‫ج بِ ْال َم‬ ِِ ‫َونَ ِقِّ ِِه َو ْالبَ َر ِِد َوالث ّ ْل‬
ِْ ‫طايَا ِم‬
‫ن‬ َ ‫ْت َك َما ْال َخ‬ َِ ‫ب نَقّي‬ َِ ‫ض الث ّ ْو‬ َِ َ‫ن ْاْل َ ْبي‬ ِْ ‫َس ِم‬ِ ِ ‫ال ّدن‬
ُ‫ارا َوأَ ْبد ِْل ِه‬ ً ‫ن َخي ًْرا َد‬ ِْ ‫ل َد ِارِِه ِم‬ ِ ً ‫ن َخي ًْرا َوأَ ْه‬ ِْ ‫أ َ ْه ِل ِِه ِم‬
‫ن َخي ًْرا َوزَ ْو ًجا‬ ِْ ‫ْال َجنّ ِةَ َوأ َ ْد ِخ ْل ِهُ زَ ْو ِج ِِه ِم‬
ُ‫ن َوأَ ِع ْذِه‬ ِْ ‫ب ِم‬ ِِ ‫ع َذا‬ َ ‫ْر‬ ِِ ‫ن أَ ِْو ْالقَب‬ ِْ ‫ب ِم‬ ِِ ‫النّار َع َذا‬
Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa
akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji
wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu
minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min
ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min
‘adabil qabri wa ‘adabin nar

Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan
kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya,
bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa
sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah
yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang
lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur
dan azab api neraka.” (HR. Muslim)

Keterangan:
Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.
Jika mayit anak-anak doanya adalah:

َّ‫اج َع ْل َّهُ اَللَّ ُه َّم‬


ْ ‫ط ََا‬ ً ‫سلَفًا اِلَ َب َو ْي اَّه فَ َر‬
ََّ ‫َوذُ ْخ ًرا َو‬
ً‫ارا َو اع َظ َّة‬ ً َ‫ش اف ْيعًا َوا ْع اتب‬ َ ‫َم َو ااز ْينَ ُه َما اب اَّه ثَ اقِّ َّْل ََّو َو‬
‫غا‬َّ ‫ص ْب َرعَلىَّ َواَ ْف ار‬ َّ ‫بَ ْع َد َُّه تَ ْفتا ْن ُه َما َو َِّلَ قُلُ ْوبا اه َما ال‬
َ‫اَ ْج َر َُّه ْم ُه َما تَ ْح اَّر َو َِّل‬
Allahummaj’alhu faratan li abawaihi wa salafan wa dzukhro
wa’idhotaw wa’tibaaraw wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahuma
wa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-tin-humaa ba’dahu
wa laa tahrim humaa ajrahu

Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai
titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi
orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah
kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah
bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang
tuanya.”

5. Selesai takbir keempat, lalu membaca:

َّ‫َولَ َّهُ لَنَّا َ َوا ْغ اف َّْر َب ْع َد َُّه تَ ْف اتنَا َو َِّلَ أَ ْج َر َُّه تَ ْح ار ْمنَّا َ َِّلَ اَللَّ ُه َّم‬
Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.

Artinya:
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”

6. Kemudian setelah salam membaca:

As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.


Artinya:
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”

Demikian informasi yang dapat ,KAI sampaikan mengenai bacaan shalat jenazah dan tata
cara shalat jenazah diatas bermanfaat dunia akhirat.

1. Mad Thobi'i
Mad thabi'i adalah salah satu hukum mad yang mungkin sudah anda ketahui karena hukum
mad thabi'i ini sudah banyak dijelaskan di sekolah-sekolah dasar. Mad Tabi'i( ‫) المد الطبيعي‬atau
Mad Asli( ‫ ) المد األصلى‬yaitu
Mad yang terdapat huruf hijaiah selain dari huruf Hamzah dan Sukun atau mati setelahnya
dan ia dinamakan Tabi'i ialah kerana pembaca yang memiliki sifat kejadian yang sempurna
tidak mengurangkan kadar Madnya iaitu dua harakat dan tidak pula melebihi dari itu. huruf
mad thabi'i ada tiga huruf yaitu alif (‫ )ا‬, ya' mati (‫ )ي‬, dan wawu mati (‫)و‬
ciri-ciri dari hukum mad thabi'i ini yaitu huruf alif setelah syakal fatah/jabar, huruf ya' mati
setelah setelah syakal kasrah/je'er dan huruf wawu mati setelah syakal dhomah/pe'es.

contohnya seperti
‫ َﺐْﻳَﺭ َﻻ‬huruf ‫ َﻻ‬adalah contoh mad thabi'i
fathah bertemu alif
‫ َﻦْﻳِﺬَّلاَﻭ‬huruf ‫ ْﻱِﺫ‬adalah contoh mad
thabi'i kasrah bertemu ya' sukun
‫ َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ‬huruf ‫ ْﻮُﻧ‬adalah contoh mad
thabi'i dammah bertemu wau sukun
contoh yang lain : fathah bertemu alif : ‫َﺖْﻳَ َﺃﺭَﻭ‬
‫ َﺱﺎَّﻨال‬, ‫ َﺫِﺇ‬, ‫ َّمِﻣا‬, ‫ ْﻢُﻬ ْﻨﻗَﺯَﺭﺎ‬, ‫ْﻢُﻫﺎَﻨْﻗَﺯَﺭ‬
kasrah bertemu ya' sukun :
‫ ْﻢِﻬِﻔلْﻳِﺇ‬, ‫ ِﻦْﻳِﺩ ْيِﻓ‬, ‫َﺖْﻳَﺃَﺭَﻭ‬
dhomah bertemu wau
sukun : ‫ َﻥْ ُﻭدِﺑﺎَﻋ‬, ‫َﻥْﻮُمَ ْلعَﺗ‬

2. Mad lin (Mad Layyin)

Selain Mad Thabi'i ada juga Mad lin atau mad


Layyin. Mad lin atau Mad Layyin yaitu salah
satu hukum Mad yang ada dalam ilmu Tajwid
yang biasa di baca "AI" atau "AU", Mad lin
memiliki dua huruf yang pertama ya' sukun ( ‫)ﻱ‬
dan yang kedua adalah wau sukun( ‫) ﻭ‬. Jika
dalam Mad tahabi'i sebelum huruf ya'sukun
harus kasrah dan sebelum huruf wau sukun
harus dhomah maka di Mad lin ini sebelum
huruf ya'sukun dan wau sukun harus fattah
contoh:
‫ َﻑْﻮَﺳ‬..dibaca ‫ﻑﻮَﺳ‬ ْ ْ ~ sauuuuf
‫ ٌﻑْﻮَﺧ‬..dibaca ‫ﻑﻮَﺧ‬ ْ ْ ~ khauuuuf
‫ ٌﺖْيَﺑ‬.....dibaca ‫ ~ ْﺖْيَﺑ‬baiiiit
‫ ٍﺀْيَﺷ‬..dibaca ‫ ~ ْﺀْيَﺷ‬syaiiii'
Contoh lain dalam surat quraisy

3. Mad Jaiz Munfashil ( ‫) َم ْدجَائِز ُم ْنفَ ِص ْْل‬


Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah (‫ ) ء‬tetapi hamzah itu dilain kalimat . Jaiz artinya :
boleh . Munfashil artinya terpisah .
Cara membacanya boleh seperti mad wajib muttashil, dan boleh seperti mad thobi’i saja .
Contoh : َِ ‫أ ُ ْن ِز‬
ِ‫ل ِب َما َِوﻻَأ ْنت ُ ْم‬
4. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( ‫) ِك ْلمِ ي ُمثَقَّ ْْل َم ْْدﻻَ ِز ْْم‬
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan tasydid di dalam satu perkataan, maka cara membacanya
harus panjang selama 3 kali Mad Thabi’i atau 6 harakat.
Contoh : َِ‫صا َخ ِة ُ َِوﻻَالضّآ ِِّلين‬
ِّ ‫اَل‬

5. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( ‫) ِك ْلمِي ُم َخفَّف َم ْْدﻻَ ِز ْْم‬


Apabila ada mad thobi’I bertemu dengan huruf mati (sukun), maka cara membacanya sepanjang 6
harakat .
Contoh ‫آﻻَن‬

6. Mad Layyin ( ‫) لَين َم ْْد‬


Apabila ada wau sukun ( ‫ ) و‬atau ya’ sukun ( ‫ ) ي‬sedang huruf sebelumnya yaitu berharakat fathah,
maka cara membacanya sekedar lunak dan lemas .
Contoh : ِ‫خ َْوفِ َريْب‬

7. Mad ‘Aridl Lissukun ( ‫عارضْْ َم ْْد‬ ِ ‫ن‬


ِْ ‫كو‬
ُ ‫س‬ُّ ‫) لِل‬
Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian membaca sedang sebelum waqaf itu ada Mad
Thobi’i atau Mad Lein, maka cara membacanya ada 3 macam :
a. Yang lebih utama dibaca panjang seperti mad wajib muttashil ( 6 harakat ).
b. Yang pertengahan dibaca empat harakat ya’ni du kali mad thobi’i..
c. Yang pendek ya’ni boleh hanya dibaca seperti mad thobi’i biasa .
Contoh : ِ‫صيْر‬ ِ ِ ّ‫سمِ يْعِ والن‬
ِ َ‫اس خَا ِلد ُْونَِ ب‬ َ

8. Mad Shilah Qashirah ( ‫) قَ ِصي َْرة ِصلَة َم ْْد‬


Apabila ada haa dhamir ( ‫ ) ه‬sedang sebelum haa tadi ada huruf hidup (berharakat), maka cara
membacanya harus panjang seperti mad thobi’i.
Contoh : ُ‫لَ ِه ُ ﻻَش َِريْك كَانَِ اِنّ ِه‬

9. Mad Shilah Thawilah ( ‫طََ ََ ِو ْيلَة ِصلَة َم ْْد‬ َ )


Apabila ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ‫) ء‬, maka membacanya seperti Mad Jaiz
Munfashil .
Contoh : ُ‫ا َ ْخلَ َدِهُ لَ ِه ُ ِاِﻻَِّبِا ْذنِه ِع ْن َدِه‬

10. Mad ‘ Iwadl ( ‫) ع َِوض َم ْْد‬


Apabila ada fathatain yang jatuh pada waqaf (pemberhentian) pada akhir kalimat, maka cara
membacanya seperti mad thobi’i.
Contoh : ‫سم ْيعًا‬
َ ‫ع ِل ِِ ْي ًما بَصي ًْرا‬
َ ‫َحكِي ًما‬

11. Mad Badal ( ‫) بَ َد ْْل َم ْْد‬


Yaitu apabila ada hamzah ( ) bertemu dengan Mad , maka cara bacanya seperti Mad Thobi’i.
Contoh : ‫إيْماَنِ آ َد َِم‬
Badal artinya ganti. Karena yang sebenarnya huruf mad yang ada tadi asalnya hamzah yang jatuh
sukun kemudian diganti menjadi ya atau alif atau wau .
‫ آ َد َِم‬asalnya ‫أَأْ َد َِم‬
‫ ٳِ ِِ ْي َمان‬asalnya ِ‫ٳِ ِِئْ َمان‬

12. Mad Lazim Harfi Musyabba’ ( ‫ﻻز ْْم َم ْْد‬


ِ ‫ف‬ِْ ‫شبَّع ح َْر‬
َ ‫) ُم‬
Yaitu apabila pada permulaan surat dari Al-Qur’an terdapat salah satu atau lebih Dari antara huruf
yang delapan, ya’ni
‫ ن‬- ‫ م – ك – ل – س – ع – ص – ق‬, cara membacanya seperti
Mad Lazim yaitu 6 harakat .
Contoh : ‫يس ن آلم َوالقلَم‬

13. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf ( ‫ﻻزم َم ْْد‬ ِْ ‫) ُم َخفَّف ح‬


ِ ‫َرف‬
Yaitu apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an ada terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf
yang lima ya’ni :
‫ط–ي–ح‬-‫ه‬-‫ر‬
Cara bacanya seperti mad thobi’i Contoh :
‫الم حم‬

14. Mad Tamkien ( ‫ ) ت َ ْم ِكيْن َم ْْد‬Yaitu :


Apabila ada ya’ sukun ( ‫ي‬ ِْ ) yang didahului dengan ya’ yang bertasydid dan harakatnya kasra, dan
cara membacanya ditepatkan dengan t
Contoh : َِ‫ُحييِِّ ْيت ُِْم النَبِيِّيْن‬

15. Mad Farq ( ‫) فَ ْرق َم ْْد‬


Yaitu bertemunya dua hamzah yang satu hamzah istifham dan yang kedua hamzah washol pada lam
alif ma’rifat, cara membacanya sepanjang 6 harakat .
Contoh : ‫ل‬ِْ ُ‫ل ءٰ ِٰاﷲُ َخيْرا َ ِّمايُ ْش ِر ُكون لَ ُك ِْم اذِنَِ ءٰ اﷲُ ق‬ ِِ ‫ءٰ ِٰالذّك ََرَِ ي‬
ِْ ُ‫ْن ق‬

MAD WAJIB MUTTASIL


BagianَّkeَّsatuَّdariَّMadَّFar’iَّadalahَّmadَّwajibَّmuttasil.َّMadَّwajibَّmuttasil itu
adalah,Dimana-mana harap Mad dengan hamjah ada dalam satu kalimah.
Untuk ukuran panjangnya enam harkat { Tiga alip}.
Contohَّmenurutَّpendapatَّqiro’atَّhafas
َّ‫َّو ُه ْمَّنَآئا ُم ْو َن‬,َّ
َ ‫آء‬ َ ِّ‫َّ َخ ْي ُرالنا‬,َّ ٍ‫ام ْنَّ َمآء‬
‫س ا‬
Mad jaaiz munfasil
Bagian kedua dari madَّfar’iَّadalahَّmadَّjaaizَّmunfasil.َّMadَّjaizَّmunfasilَّitu
adalah,Dimana harap mad dan hamjah ada pada dua kalimah { Ba'da harap mad ada
hamjah cuma beda kalimah }.Untuk ukuran panjangnya ada tiga jalan 1.Pada waktu
cepat dua harkat { satu alip } 2.Pada waktu sedang empat harkat { dua alip}
3.pada waktu tartil { kalm /tenang } lima harkat { dua setengah alip }.

َ ُ‫يَاأَيُّ َهاالَّ اذ ْي َنَّا َ َمنُ ْواَّقُ ْواأ َ ْنف‬


َّ‫س ُك ْم‬
1. ‫اجبِْ َم ِْد‬
ِ ‫ل َو‬ ِ ّ ‫( ُمت‬MAD WAJIB MUTTASHIL) yaitu apabila ada huruf mad dan sesudahnya terdapat
ِْ ‫ص‬
hamzah dalam satu kata. Hal ini sejalan dengan kata “muttashil” yang berarti “bersambung”. Ukuran
panjangnya adalah 5 harakat / ketukan atau sama dengan 2,5 Alif. Contoh :
ِ‫س ْو َِء ☼ َجا َِء ☼ شَا َء‬ ِْ َ ‫☼ ِس ْيئ‬
ُ ☼‫ت‬
2.ِ‫ل َجائ ِِْز َم ْد‬ ِ ‫( ُم ْنف‬MAD JAIZ MUNFASHIL ) ) yaitu apabila ada huruf mad dan sesudahnya terdapat
ِْ ‫َص‬
hamzah (Alif berbaris) bukan dalam satu kata. Hal ini sejalan dengan kata “munfashil” yang berarti
“terpisah”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 5 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 2,5
Alif. Contoh :

َِ ‫س ُك ِْم قُ ْوا ☼ ا ُ ْن ِز‬


‫ل َو َما‬ َ ُ‫ي ☼ ا َ ْنف‬
ِْ ِ‫☼ ا َ ْنفُ ِس ِه ِْم ف‬
3. ‫ارضِْ َم ِْد‬
ِ ‫ع‬ ِْ ‫س ُك ْو‬
َ ‫ن‬ ُّ ‫( لِل‬MAD ARIDH LISSUKUN) yaitu apabila ada huruf mad yang disambut huruf hidup
yang dimatikan karena waqaf. Hal ini sejalan dengan kata “aridh lissukun” berarti “sukun baru
datang”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 6 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 3 Alif.
Contoh :

َ ِْ‫ ْال ِعقَاب‬dibaca ☼ ‫ش ِد ْي ُِد‬


ِ‫ش ِد ْي ُد‬ ِِ ‫ْن ـ ☼ ْال ِعقَا‬
َ ‫ب‬ ِْ ‫ يَعلَ ُم ْو‬dibaca ☼ َِ‫ َح ِك ْي ِْم ـ ☼يَ ِْعلَ ُم ْون‬dibaca ☼ ِ‫َح ِكيْم‬
ِْ ‫ نَ ْست َ ِعي‬dibaca ☼ ُِ‫ن ☼ نَ ْست َ ِعيْن‬

ِْ ‫( بَ َد‬MAD BADAL) yaitu mad yang terjadi karena ada huruf mad sebagai ganti dari hamzah yang
4. ‫ل َم ِْد‬
dibuang. Hal ini sejalan dengan kata “badal” yang berarti “ganti” Ukuran panjangnya adalah 2
harakat / ketukan atau sama dengan 1Alif. Contoh :

Asalnya َِ‫ أَأْ َمن‬ditulis dan dibaca َِ‫ا َمن‬

Asalnya ‫ اُأْت ُ ْوا‬ditulis dan dibaca ‫ا ُ ْوت ُ ْوا‬

Asalnya ِ‫ اِئْ َمان‬ditulis dan dibaca ِ‫اِ ْي َمان‬

5. ‫( ع َِوضِْ َم ِْد‬MAD ‘IADH) yaitu mad yang terjadi karena waqaf pada alif pengganti dari fathatain [ ً ‫] ِـ‬.
Fathatain [ ً ‫ ] ا ِـ‬dibaca fathah [ َ ‫] ا ِـ‬selain ta’ marbuthah [ ‫] ـة‬. Hal ini sejalan dengan kata “’iwadh” yang
berarti “ganti”. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:

ِ‫ ا َما َء‬dibaca ☼ ‫س ّمى ـ ☼ َما ًِء‬


َ ‫ ُم‬dibaca ☼ ‫س ًّمى‬
َ ‫☼ ُم‬

‫ َح ِك ْي َما‬dibaca ☼‫ هُـ َدى ـ ☼ َح ِِك ْي ًما‬dibaca ☼ ‫☼هُـدًى‬

ِْ ِِّ‫( لَي‬MAD LAYYIN) yaitu mad yang terjadi ketika ada huruf Waw atau Ya’ mati sebelumnya
6. ‫ن َم ِْد‬
berharakat fathah [ َ ‫ ِْو ِـ‬/ َ ‫ي ِـ‬
ِْ ] karena waqaf , sehingga terdengar suara lembut. Sejalan dengan kata
“Layyin” yang berarti “lunak atau lembut”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 6 harakat / ketukan
atau sama dengan 1 sampai 3 Alif. Contoh :

ِ‫ف‬
ْ ‫س ْو‬
َ dibaca ☼ ‫ف‬
َِ ‫س ْو‬
َ ☼‫فـ‬
ِْ ‫ خ َْو‬dibaca ☼ ِ‫ بَيْتِْ ☼ خ َْوف‬dibaca ☼ ِ‫ي ِْء ـ ☼بَيْت‬
ْ ‫ش‬
َ dibaca ☼ ِ‫ش ْيء‬
َ ☼

ِْ ‫( ت َ ْم ِكي‬MAD TAMKIN) yaitu mad yang terjadi karena ada dua huruf Ya’ yang berkumpul dalam
7. ‫ْن َم ِْد‬
satu kata[ ‫ ] ـيِّـيْـ‬Ya’ yang pertama bertasydid dan berharakat kasrah, sedangkan Ya’ yang keua
berfungsi sebagai huruf mad. Disebut “Tamkin” yang berarti “menetapkan” karena harus
menetapkan fungsi tasydid dalam bacaan. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama
dengan 1 Alif. Contoh:

َِ‫ُحـيِـِّـيْـت ُِْم ☼ نَبِيِـِّـيْـنَِ ☼ ِ ِّميِـِّـيْـنَِ ِا ُ ☼ َربّانِيِـِّـيْـن‬

Dan juga disebut mad tamkin menurut sebagian ahli qiraat adalah mad yang terjadi karena ada Ya’
mati yang sebelumnya berharakat kasrah disambut oleh Ya' lain pada kata berikutnya. Atau ada
Waw mati yang sebelumnya berharakat dhammah disambut oleh Waw lain pada kata berikutnya.
Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:

ْ ِ‫صابِ ُر ْوا ا‬
‫صبِ ُر ْوا‬ ُ ِ‫ﷲ َواتّقُ ْوا َو َراب‬
َ ‫ط ْوا َو‬ ِْ ‫س اَلّ ِذ‬
َِ ☼ ‫ي‬ ِْ ‫ض اَلّ ِذ‬
ُِ ‫ي ☼ ي َُو ْس ِو‬ ُِ ‫يَ ْومِ فِ ْيِ☼ يُ ْق ِر‬

8. ‫صلَة َم ِْد‬ ِ َ‫( ق‬MAD SHILAH QASHIRAH) yaitu mad yang terjadi pada kata ganti orang ketiga tunggal
ِ ‫صي َْرة‬
laki-laki, dengan lambang HI/HU [ ‫ ِِه‬/ ُ‫ ] ِه‬yang sebelumnya ada huruf hidup dan sesudahnya tidak
terdapata hamzah. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Ukuran
panjang 2 harakat termasuk "Qashirah" yang berarti "pendek". Contoh:

ُ ‫ُكلُّـ ِه ُ ☼ مِ ثْلَ ِهُ ☼ َرجْ ِع ِِه ☼ َر‬


ُ‫س ْولُ ِهُ ☼ ُكت ُ ِب ِِه ☼ اِنّ ِه‬

9. ‫صلَة َم ِْد‬ َ (MAD SHILAH THAWILAH) yaitu mad yang terjadi pada kata ganti orang ketiga tunggal
ِ ‫ط ِو ْيلَة‬
laki-laki, dengan lambang HI/HU [ ‫ ِِه‬/ ُ‫ ] ِه‬yang sebelumnya ada huruf hidup dan sesudahnya terdapata
hamzah. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 5 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 2,5
Alif. Ukuran panjang lebih dari 2 harakat termasuk "Thawilah" yang berarti " panjang". Contoh :

ُ‫ض َحكَِ اِنّـ ِه‬ ِْ ِ‫ﻻّ ع ِْلمِ ـ ِِه م‬


ْ َ‫ن ☼ أ‬ ِ ِ‫أ َ ْخلَ َدِهُ لَـ ِهُ ☼ إ‬

CATATAN :

- Apabila sebelum HU / HI terdiri dari huruf mati (bersukun), seperti [ ‫ ] ـْـه‬, maka tidak berlaku mad
shilah. Contoh : ‫علَ ْي ِِه‬ َ ☼ ‫لَ ُد ْن ِهُ ☼ فِ ْي ِِه‬
َ ☼ ُ‫ع ْن ِه‬

- HI pada kata [ ‫ ] فِ ْي ِِه‬dalam surat Al-Furqan ayat 69, walaupun sebelumnya terdiri dari huruf yang
bersukun, tetap dibaca panjang 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif, seperti : ‫ُم َهانًا ِفيْـ ِِه َو َي ْخلُ ِْد‬

- HI / HU [ ُ‫ ِه‬/ ‫] ِِه‬yang bukan kata ganti, walaupun sebelumnya terdapat huruf hidup, tidak boleh
dibaca panjang atau dengan kata lain tidak berlaku mad. Contoh : ‫ِن‬ ِْ ‫ – َي ْنت َ ِِه لَ ِْم لَئ‬Surat Al-Alaq [96] : 15 –
Surat Asy-Syu’ara [26] : 116 dan 167 – Surat Maryam [19] : 46 – Surat Al-Ahzab [33] : 60

dan ‫ نَ ْفقَ ِهُ َما‬Surat Huud [11] : 91 - dan ُ‫ فَ ِوا ِك ِه‬Surat Al-Mu’minun [23] : 19 – Surat Ash-Shaffaat [37] : 42 –
Surat Al-Mursalaat [77] : 42. Dan juga ُ ‫ض ِه‬ َ ‫ لَ ُك ِْم يَ ْر‬Surat Az-Zumar [39] : 7 -

- Sesudah HU / HI terdapat huruf yang bersukun, maka mad tidak berlaku lagi. Contoh : ُ‫لَ ِهُ ☼ ا ْم ُرؤِ اِنَ ِه‬
ُِ‫اْل َ ْعلَى َربِـ ِّ ِِه ☼ ْال ُم ْلك‬

10. ‫ي َم ِْد‬ ْ َ‫( ف‬MAD FARQI) yaitu mad yng terjadi karena ada hamzah istifham, yaitu hamzah yang
ِْ ‫ـر ِق‬
berfungsi sebagai kata tanya [ ‫ ] اِ ْستِ ْف َها ِْم َه ْمـزَ ة‬dan sesudahnya ada hamzah yang dibuang yang disambut
huruf bertasydid. Disebut ”Farqi” yang berarti “membedakan” adalah untuk membedakan antara
kelimat berita dan kalimat tanya. Dan dibaca panjang sebagai isyarat, bahwa ada huruf yang
dibuang. . Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Dalam Al-Qur’an
hanya terdapat 4 tempat, yaitu :

ِِ ‫ اَلذّك ََري‬ditulis dan dibaca Z ‫ْنآ‬


- Asalnya َ ‫ْن ِا‬ ِِ ‫( لذّك ََري‬QS.Al-An’am [6] : 143-144)
- Asalnya َ ‫للُ ِا‬
ِ َ ‫ ا‬ditulis dan dibaca Z ‫للُآ‬
ِ (QS.Yunus [10] : 59, An-Naml [27] : 59)

11. ‫ي ﻻَ ِز ِْم َم ِْد‬ ِْ ّ‫( ُم َخف‬MAD LAZIM HARFI MUKHAFFAF) yaitu mad yang terjadi pada huruf-huruf
ِْ ِ‫ف َح ْرف‬
tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang bila dibaca menjadi dua huruf, dengan
huruf mad Alif sebagai huruf kedua. Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan
harfi karena mad itu terjadi pada huruf, bukan pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mukhaffaf,
karena ringan mengucapkannya. Hurufnya ada lima, yaitu : [ِ‫ط َه َِر َحي‬ َ ] = ‫ ر هـ ط ي ح‬Ukuran panjangnya
adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh :

َ ‫هَـا ـ‬
Tulisan ‫ طه ـ الـر‬dibaca ‫طـا ـ َرا‬

Tulisan ‫ حـم ـ يـس‬dibaca ‫َحـا ـ يَـا‬

12. ‫ي ﻻَ ِز ِْم َم ِْد‬ ِْ ّ‫( ُمثَق‬MAD LAZIM HARFI MUTSAQQAL) yaitu mad yang terjadi pada huruf-huruf
ِْ ِ‫ل َح ْرف‬
tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang bila dibaca menjadi tiga huruf dengan
huruf mad sebagai huruf kedua, sedang huruf ketiga mati. Disebut mad lazim karena mesti dibaca
panjang. Dinamakan harfi karena mad itu terjadi pada huruf, bukan pada kata atau kalimat. Dan
dinamakan mutsaqqal, karena berat mengucapkannya. Hurufnya ada delapan, yaitu :

َِ َ‫سـلُـ ُكـ ِْم نَـق‬


[ ‫ـص‬ َ ‫عـ‬
َ ]=‫مكلسعصقن‬

Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :

Tulisan ‫ الـم‬dibaca ‫ﻻَ ِْم مِ ـيْـ ِْم ـ‬

ِْ ‫مِ ـيْـ ِْم ـ سِـي‬


Tulisan ‫ حـم ـ يـس‬dibaca ‫ْـن‬

Tulisan ‫ كـهـيـعـص‬dibaca ‫ف كَا‬ ِْ ‫عي‬


ِْ ‫ْن ـ‬ َ ‫صـا ـ‬
َ ‫ف‬
ِْ

ِْ ‫ْن ـ نُ ْو‬
Tulisan ‫ عسق ـ ن‬dibaca ‫ن‬ ِْ ‫عي‬ ِْ َ‫ق‬
ِْ ‫اف ـ سِـي‬
َ ‫ْـن ـ‬

ِْ ِ‫ف ك ِْلم‬
13. ‫ي ﻻَ ِز ِْم َم ِْد‬ ِْ ّ‫( ُم َخف‬MAD LAZIM KILMI MUKHAFFAF) yaitu mad yang terjadi karena ada hamzah
istifham, yaitu hamzah yang berfungsi sebagai kata tanya [ ‫ ] اِ ْستِ ْف َها ِْم َه ْمـزَ ة‬dan sesudahnya ada hamzah
yang dibuang yang disambut huruf mati (sukun). Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang.
Dinamakan kilmi karena mad itu terjadi pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mukhaffaf, karena
ringan mengucapkannya. Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif.
Contoh :

Asalnya َ ‫ اَْلنَِ ِا‬ditulis dan dibaca Z َِ‫( آ ْلن‬QS.Yunus [10] : 51 dan 91)

ِْ ِ‫ل ك ِْلم‬
14. ‫ي ﻻَ ِز ِْم َم ِْد‬ ِْ ‫( ُمث َ ّق‬MAD LAZIM KILMI MUTSAQQAL) yaitu mad yang terjadi apabila huruf mad
disambut oleh huruf bertasydid dalam satu kata. Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang.
Dinamakan kilmi karena mad itu terjadi pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mutsaqqal karena
berat mengucapkannya. Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif.
Contoh :

ِ‫طـا ّمـة‬ َ ☼ ِ‫ضـا ِلِّيْنَِ ☼ َدابّـة‬


َ ☼ ِ‫صـا ّخـة‬ َ

CATATAN PENTING :
1. Terdapat huruf mad, namun dibaca pendek, yaitu :
ِْ َ‫ نَ ْدع َُوا ل‬dibaca ‫ن‬
QS. Al-Kahfi [18} : 14 - Tulisan ‫ن‬ ِْ َ‫نَ ْدع َُِو ل‬
QS. Al-Maidah [5] : 29 - Tulisan ‫ن‬ ِْ َ ‫ُـو ا‬
ِْ ‫ ا َِء تَب‬dibaca ‫ن‬ ِْ َ ‫ُـو ا‬
ِْ ‫َِء تَب‬
QS. Ar-Ruum [30] : 39 - Tulisan ‫ لِـيَ ْرب َُوا‬dibaca ‫لِـيَ ِْرب َُِو‬
QS. Ar-Ra’du [13] : 30 - Tulisan ‫ ِلت َـتْـلُ َوا‬dibaca ‫ِلت َـتْـلُ َِو‬
QS.Muhammad [47] : 4 - Tulisan ‫ ِليَـبْـلُ َوا‬dibaca ‫ِليَـبْـلُ َِو‬
QS. Muhammad [47] : 31 - Tulisan ‫ َونَـبْـلُ َوا‬dibaca ‫َونَـبْـلُ َِو‬
QS. Al-Kahfi [18}: 23 - Tulisan ِ‫يء‬ ْ ‫ ِلشَـا‬dibaca ِ‫ش ْيء‬ َ ‫ِل‬
QS. Yusuf [12] : 78 – Tulisan َ‫ﻻ‬ ِ ‫س ْوا‬ ُ ‫ ت َايْـئ َـ‬dibaca َ‫ﻻ‬ ِ ‫س ْوا‬
ُ ‫ت َـيْـئ َـ‬
QS.Dahr [76] : 4 - Tulisan َ‫ل‬ِ ‫سـلَ ِس‬
َ dibaca ِ
‫ل‬َ ‫س‬
ِ َ ‫ل‬ ‫س‬
َ
QS.Hud [11] : 68 dll. Tulisan ‫ ث َ ُم ْو َدا‬dibaca ‫ث َ ُم ْو َِد‬
QS.Al-Baqarah [2] : 5 dll.- Tulisan ‫اُولئِك‬dibaca َِ‫اُلئِك‬
QS.Al-A’raf [7] : 103 dll. - Tulisan َ‫ل‬ ِ ‫ئِ ِِه َو َم‬dibaca ‫َو َملَـئِـ ِِه‬
QS.Al-Isra’ [17] : 5 dll.- Tulisan ‫ي‬ ِْ ‫ اُو ِل‬dibaca ‫ي‬ ِْ ‫ا ُ ِل‬
QS.Al-An’am {6} : 34.- Tulisan ِِ‫ نَـبَـاء‬dibaca ‫نَـبَـِِا‬
QS. Al-An’am {6} : 39- Tulisan ِِ‫ َيشَـاء‬dibaca ‫َيشَـِِا‬

2. Terdapat huruf Alif yang di atasnya ada bulatan panjang [ ‫صف َِْر‬ ِْ ‫ ] ُم ْستَطِ ي‬bila terus (washal) dibaca
َ ‫ْل‬
pendek, bila (waqaf) dibaca panjang 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif.
QS.Al-Ahzab [33]:10 ‫لظنُ ْونَا‬ ُّ َ ‫ = ا‬Waqaf ‫الظنُ ْونَا‬
ُّ - Washal َِ‫لظِنُ ْون‬ ُّ َ ‫ا‬
QS.Al-Ahzab [33]:66 َ‫ﻻ‬ ِ ‫س ْو‬ ُ ‫لر‬ ّ َ ‫ = ا‬Waqaf َ‫ﻻ‬
ِ ‫س ْو‬ ُ ‫لر‬ّ َ ‫ ا‬- Washal ‫ل‬ َِ ‫س ْو‬ ّ َ‫ا‬
ُ ‫لر‬
QS.Al-Ahzab[33] :67 ‫ل‬ َ ِ ‫سبِ ْي‬ َ
ِّ ‫ = ال‬Waqaf ‫ل‬ َ ِ ‫سبِ ْي‬ َ
ّ ‫ ال‬- Washal ‫ل‬ َِ ‫سبِ ْي‬ّ ‫ال‬ َ
QS. Al-Kahfi [18}: 38 ‫ = ل ِكنّـا‬WaqafZ ‫ ل ِكنّـا‬- Washal ‫ِن‬ ِّ ‫لك‬
QS. Ali-Imran [3] : 81 dll. ‫ = اَنَا‬Waqaf ‫ اَنَـا‬- Washal َِ‫اَن‬
3. Dalam surat Ad-Dahr [76] akhir ayat 15 dan awal ayat 16 terdiri dari dua kata yang sama, yaitu
‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬

- Bila waqaf pada kata ☼…‫ قَ َـو ِاري َْرا‬pertama, maka Ra’ akhir suku kata dibaca panjang 2 harakat /
ketukan. Dan Ra’ pada akhir suku kata kedua dibaca washal dan pendek. Contoh :

Tulisan ‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬dibaca ‫مِن‬
ِْ ‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْر‬

- Bila waqaf pada kata ‫ …قَ َـو ِاري َْرا‬kedua, maka Ra’ akhir suku kata itu dimatikan, dan Ra’ pada akhir
suku kata pertama dibaca pendek. Contoh :

Tulisan ‫ قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬dibaca ‫ْر‬


ِْ ‫قَ َـو ِاري َْرِ… ☼ …قَ َـو ِاري‬

- Bila Washal , kedua Ra’ itu dibaca pendek. Contoh :

Tulisan ‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬dibaca ‫مِن‬
ِْ ‫ …قَ َـو ِاري َْر‬- …ِ‫قَ َـو ِاري َْر‬

Anda mungkin juga menyukai