Anda di halaman 1dari 3

AGRESI MILITER BELANDA

Perselisihan pendapat akiat perbedaan penafsira ketentuan-ketentuan dalam persetujuan


linggarjati makin memuncak. Belanda berusaha untuk menyeleseikan “masalah Indonesia”
dengan cepat.
Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan nota kepada pemerintahan Republik
Indonesia. Nota itu berupa ultimatum yang harus dijawab dalam waktu 14 hari. Isi nota
ituantara lain sebagai berikut.
- Membentuk pemerintahan da interim bersama.
- Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan devisa bersama.
- Repuplik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah-daerah yang
diduduki Belanda
- Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk daerah-daerah
Republik Indonesia yang memerlukan bantuan belanda (gendarmerie bersama).
- Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor.

Perdana Mentri Syahril menolak gendarmerie bersama. Kemudian, Amir Syarifuddin


yang mimpin cabinet berikut kembali memberikan jawaban yang dasarnya sama.
Pada tanggaj 15 Juli 1947 Belanda kembali mengirim nota. Belanda tetap menuntut
gendarmerie bersama dan minta agar Republik Indonesia menghentikan permusuhan
terhadap Belanda. Dalam waktu 32 jam Republik Indonesia harus member jawaban kepada
belanda.
Pada tanggal 17 juli 1947, pemerintahan Republik Indonesia memberikan jawaban yang
disampaikan Amir Syarifuddin melalui RRI Yogyakarta. Jawaban itu ditulak belanda.
Pada tanggal 20 juli 1947, Van Mook mengumumkan bahwa pihak belanda tidak mau
berunding lagidengan Indonesia. Belanda tidak tarkait lagi dengan perjanjian linggarjati. Pada
tanggal 21 juli 1947, belanda menyerang daerah-daerah Republik Indonesia. Serangan
mmiliter ini dikenal dengan nama Agresi Militer I.
Belanda menyebut agresi ini dengan sebutan aksi polisionil. Menurut Belanda, seruruh
Indonesia adalah kekuasaan yang utuh seytelah Belanda menyatakan diri tidak terikat lagi
pada perjanjian linggarjati.
Sasaran utama Agresi Militer Belanda I adalah Jawa dan Sumatra menjadi sasaran utama
dengan alasan untuk mempersempit wilaya RI dan ingin menduduki kota-kota yang strategis
dan penting.
Dalam Agresi Militer I ini, belanda berhasil menguasai Jawa Barat, sebagian Jawa
Tengah sebelah utara, sebagian Jawa Timur, Madura, dan sebaguan Sumatra Timur. Di
daerah-daerah tersebut Belanda mendirikan negara-negara bagian.
Belanda melancarkan Agresi Militer engan tujuan sebagai berikut.
- Mengepong ibu kota RI dan menghapus kedaulatan RI (tujuan politik).
- Merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor (tujuan ekonomi)
- Meng hacurkan TNI (tujuan militer).
Agresi Militer I ini, mendapat reaksi dari dunia internasional. Inggris dan Ameikaserikat
tidak menyetujui tindakan agresi ini. India dan Australia mengajuan usul agar soal Indonesia
dibahas dalam Dewan Keamanan.
Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mendesak Indonesia dan Belanda
Mengumumkan gencatan senjata. Dengan demikian, berakhirlah Agresi Militaer Belanda
yang pertama.
Meskipun secara resmi telah gencatan senjata, Belanda masih berusaha memperluas
wilayahnya. Batas terakhir perluasan wilayah yang di kuasai Belanda itulah yang di tuntut
sebagai garis demarkasi. Garis demarkasi ialah garis khayal yang kemudian dikenal sebagai
“Garis Van Mook”.
Untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata dibentuk Komisi Konsuler. Angguta
komisi berasal dari beberaoa konsul jendral di Indonesia. Komisi ini di ketuai oleh Dr.
Walter foote (Konsul Jendral Amerika Serikat). Anggotaya terdiri dari Konsul Jendral Cina,
Belgia, Prancis, Inggris, dan Australia. Dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB,
Komisi Konsuler menyatakan bahwa :
- sejak tanggal 3 Juli – 4 Agustus 1947 , pasukan belanda masih mengadakan gerakan-
gerakan militer;
- pemerintahan Indonesia menolak garis demarkasi (Garis Van Mook) yang dituntut
Belanda; dan
- perintah-perintah penghentian tembakan-tembakan dirasakan tidak memuaskan.
AGRESI MILITER BELANDA
I

Disusun oleh klompok 6 : Aditya


Bayu
Rahman k
Yulio j.k

SMP NEGRI 2 NGAMPRAH

Anda mungkin juga menyukai