Anda di halaman 1dari 10

Berkas Okupasi

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : RS. Ibnu Sina


No Berkas
:
No Rekam Medis
:

Data Administrasi

Tanggal :

diisi oleh Nama : Nur Awaliya Fatimah

Nama

Tn. I

Alamat

Jl. Pampang IV

Umur

40 Tahun

Kedudukan dalam keluarga

Kepala Keluarga

Jenis kelamin

Laki laki

Agama

Islam

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Petugas laundry RS Ibnu SIna

Status perkawinan

Menikah

Kedatangan yang ke

Pertama

Telah diobati sebelumnya

Tidak pernah

Alergi obat

Tidak ada

Sistem pembayaran

BPJS

NPM/NIP : 11120150006

Tempat/tanggal lahir : Makassar, 31 Desember 1976

Data Pelayanan
I. ANAMNESIS (subyektif)
dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien sendiri

A. Alasan kedatangan/keluhan utama


KU: Gatal dan perih pada kedua jari tangan

B. Keluhan lain /tambahan


C.Riwayat perjalanan penyakit sekarang:
Gatal dan perih pada jari jari tangan dialami sejak 3 minggu yang lalu. Keseharian pasien adalah seorang karyawan di RS
Ibnu SIna yang bekerja di bagian laundry RS. Ibnu SIna. Keluhan pertama yang timbul adalah bintik bintik kemerahan yang
terasa gatal kemudian digaruk oleh pasien. Pasien mengatakan bahwa tiap hari pasien kontak dengan bahan deterjen sabun
pencuci sprey kamar. Karena kesibukan pasien maka pasien baru dapat berobat 3 minggu setelah keluhan awal muncul.
Awalnya dirasakan gatal pada sela sela jari kedua tangan diikuti munculnya perubahan warna kulit menjadi kemerahan,
kemudian sering digaruk. Gatal muncul hampir setiap saat, baik pagi maupun malam hari dan mengganggu aktivitas sehari
hari. Tiga hari sejak rasa gatal tersebut muncul gelembung gelembung air dan menjadi luka akibat digaruk.

D. Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama

E. Riwayat penyakit dahulu:


Pasien tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap substansi tertentu dan
tidak memiliki riwayat atopi.

F. Riwayat Sosioekonomi dan kebiasaan


Pasien menyangkal kebiasaan minum alcohol, merokok atau mengkonsumsi narkoba dan obat obatan untuk waktu yang
lama. Salah satu teman kerjanya juga mengalami keluhan yang sama.

Anamnesis Okupasi (khusus untuk pasien yang bekerja)


1.

Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap pekerjaan tersebut
Jenis pekerjaan

bahan/material yang
digunakan

Karyawan laundry RS Ibnu


Sina (mencuci)

2.

tempat kerja (perusahaan)

Masa kerja
(dalam bulan / tahun)

RS Ibnu SIna

2012 2016 (4 Tahun)

Detergen / main
detergen, Alkali / alkali
builder, Chlorine
Bleach, Sodium
Hypochloride (CL2),
Softener, Air

Uraian tugas/pekerjaan
Pasien adalah karyawan laundry di RS Ibnu Sina Makassar. Dalam pekerjaannya pasien selalu kontak dengan
berbagai macam bahan iritan yang berasal dari bahan kimia dan jarang menggunakan sarung tangan. Pasien
melakukan pekerjaan selama 8 jam sehari
Uraian Tugas Rutin
Jam 05.00
Jam 05.15
Jam 07.15
Jam 07.45
Jam 08.00 17.00
Jam 17.00
Jam 17.30 22.00
Jam 22.00

: Bangun,
: Shalat, Mandi
: Berangkat ke tempat kerja
: Tiba ditempat kerja
: Mengerjakan tugas tugas di tempat kerja
: Pulang ke rumah
: Berkumpul bersama keluarga
: Istirahat
sholat, mandi, sarapan

Bangun
Jam 05.00

Berangkat ke tempat
kerja
Jam 07.15

Jam 05.15

Tiba di tempat kerja


Jam 07.45

, berkumpul dengan
keluarga

Tidur
Jam 22.00

3.

Mengerjakan tugas tugas di


tempat kerja
Jam 08.00-17.00

Jam 17.40-22.00

Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja

Urutan
kegiatan

Proses
Pencucian

Bahaya Potensial
Fisik

Kimia

Biologi

Ergonomi

Bising.
Suhu
panas,
Peneranga
n/
Pencahaya
an

Detergen /
main
detergen,
Alkali /
alkali
builder,
Chlorine
Bleach,
Sodium
Hypochlori
de (CL2),
Softener,
Air

Bakteri,
Virus,
Jamur,
Parasit

Posisi
membungkuk
saat mengecek
noda

Psiko

Kerja
berlebih

Gangguan
kesehatan
yang mungkin

Risiko
kecelakaan
kerja

Dermatitis
kontak, noice
induce hearing
loss, Heat
cramps, Heat
stroke, LBP

Tersengat
listrik

4.

Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)
Pasien mengeluh gatal dan perih pada kedua tangan. Keluhan yang timbul adalah bintik bintik kemerahan yang terasa gatal
kemudian digaruk oleh pasien. Pasien bekerja sebagai karyawan laundry di RS Ibnu Sina pada proses pencucian. Dalam
pekerjaannya pasien selalu kontak dengan berbagai macam bahan iritan yang berasal dari bahan kimia dan jarang
menggunakan sarung tangan

5.

Body Discomfort Map:


Keterangan :
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja
dapat mengisi sendiri
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh
pekerja dengan memberti tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan
muskulo skeletal yang dirasakan
pekerja
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
Baal
= v v v Nyeri
= ////////

II. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda Vital
a. Nadi

: 88 x/menit

c. Tekanan Darah (duduk) : 110/80 mmHg

b. Pernafasan

: 18 x/menit

d. Suhu Badan : 36,7C

2. Status Gizi
a.

Tinggi Badan

: 170 xm

b.

Lingkar perut

: cm

Berat Badan

: 65 Kg

c. IMT = 22,49 kg/m 2


d. Bentuk badan :

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum


a. Kesadaran
:
b. Tampak kesakitan
:
c. Gangguan saat berjalan :
4. Kelenjar Getah Bening
a. Leher
:
b. Submandibula
c. Ketiak
:
d. Inguinal
5. Mata

Compos Mentis
Tidak
tidak

Astenikus

Atletikus

Piknikus

Keterangan
Kesadaran menurun
Ya
Ya
jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi

Normal
Normal
Normal
Normal

Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

mata kanan

a.

Persepsi Warna

Normal

b.
c.

Kelopak Mata
Konjungtiva

Normal
Normal

mata-kiri
Buta Warna Parsial
Buta Warna Total
Tidak Normal
Hiperemis
Sekret
Pucat
Pterigium

Normal
Normal
Normal

Ket
Buta Warna Parsial
Buta Warna Total
Tidak Normal
Hiperemis
Sekret
Pucat
Pterigium

d.Kesegarisan /
mata
e. Sklera
f. Lensa mata

gerak

g.

B ulu Mata

h.

Penglihatan 3 dimensi

bola

Normal

Strabismus

Normal

Strabismus

Normal
tidak keruh
Normal

Ikterik
Keruh
Tidak Normal

Normal
tidak keruh
Normal

Ikterik
Keruh
Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

i. Visus mata : tanpa koreksi :


Dengan koreksi:
6.Telinga

Telinga kanan

Telinga kiri

a.

Daun Telinga

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

b.

Liang Telinga

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

tidak ada

tidak ada

Normal

ada serumen
Menyumbat (prop)
Tidak intak
lainnya sulit dinilai
Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

- Serumen
c.

Membrana Timpani

Intak

d.

Test berbisik

Normal

ada serumen
Menyumbat (prop)
Tidak intak
lainnya
Tidak Normal

e.

Test Garpu tala

Normal

Tidak Normal

Rinne

f.

Weber

g.

Swabach

h.

Intak

Lain lain .

7. Hidung
a.

Meatus Nasi

Normal

Tidak Normal

b.

Septum Nasi

Normal

Deviasi ke ........

c.

Konka Nasal

Normal

Udem warna merah lubang hidung normal

d.

Nyeri Ketok Sinus maksilar

Normal

Nyeri tekan positif di ..

e.

Penciuman : normal

8. Gigi dan Gusi

9. Tenggorokan
a.
Pharynx
b.

Tonsil
Ukuran

c.
d.

Palatum
Lain- lain

Normal
:

Hiperemis

Kanan : To T1 T2 T3
Normal Hiperemis
Normal

c.

Kiri : To T1 T2 T3
Normal Hiperemi

Tidak Normal

10. Leher
a. Gerakan leher
Normal
b. Kelenjar Thyroid
Normal
c. Pulsasi Carotis
Normal
d. Tekanan Vena Jugularis
Normal
e. Trachea
Normal
f.
Lain-lain : ..
Spurling test : tidak ada kelainan
11. Dada
a. Bentuk
b. Mammae

Granulasi

Keterangan
Terbatas
Tidak Normal
Bruit
Tidak Normal
Deviasi

Keterangan
Simetris
Normal

Asimetris
Tidak Normal

Lain lain

12. Paru- Paru dan Jantung


a. Palpasi

Keterangan
Normal

Tidak Normal

Kanan
b.

Tumor : Ukuran
Letak
Konsistensi

Perkusi

Sonor
Iktus Kordis

Kiri
Redup
:

Hipersonor
Normal

Sonor

Redup

Hipersonor

Tidak Normal , sebutkan .............

Batas Jantung :
c.

Auskultasi : - bunyi napas


- Bunyi Napas tambahan
- Bunyi Jantung

13. Abdomen
a. Inspeksi
b. Perkusi
c. Auskultasi:
d. Hati
e. Limpa
f.

Vesikular
tak ada

Normal

Tidak Normal , sebutkan

Bronchovesikular
Ronkhi Wheezing

Vesikular
tak ada

Tidak Normal

Sebutkan ....

Normal

Bronchovesikular
Ronkhi Wheezing

Memanjang

Keterangan

Bising Usus

Ginjal

g.

Ballotement

h.

Nyeri costo vertebrae

14. Genitourinaria
a. Kandung Kemih
b. Anus/Rektum/Perianal
c Genitalia Eksternal
d. Prostat (khusus Pria)

Normal
Timpani
Normal
Normal
Normal-

Tidak Normal
Redup
Tidak Normal
Teraba.jbpx jbac
Teraba shoeffne ..

Kanan ; Normal
Tidak Normal

Kiri : Normal
Tidak Normal

Kanan ; Normal
Tidak Normal

Kiri : Normal
Tidak Normal

Kanan ; Normal
Tidak Normal

Kiri : Normal
Tidak Normal

Normal
Normal

Tidak Normal
Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal
Kanan

15a.Tulang / sendi Ekstremitas atas


- Gerakan
- Tulang
- Sensibilitas
- Oedema
- Varises
- Kekuatan otot
- vaskularisasi
- kelainan Kuku jari

Normal
Normal
baik
tidak ada
tidak ada
5/5/5/5
baik

tidak normal
tidak normal
tidak baik
ada
ada

tidak ada

ada

tidak baik

Kiri
Normal
Normal
baik
tidak ada
tidak ada
5/5/5/5
baik
tidak ada

tidak normal
tidak normal
tidak baik
ada
ada
tidak baik
ada

Pemeriksaan Khusus :
Tes Range of Motion : (+)
Kanan

Kiri

15b.Tulang / Sendi Ekstremitas bawah


- Gerakan

Normal
5/5/5/5

tidak normal

Normal
5/5/5/5

tidak normal

- Kekuatan otot
- Tulang

Normal

tidak normal

Normal

tidak normal

- Sensibilitas

baik

tidak baik

baik

tidak baik

- Oedema

tidak ada

ada

tidak ada

ada

- Varises

tidak ada

ada

tidak ada

ada

- vaskularisasi

baik

tidak baik

baik

tidak baik

- kelainan Kuku jari

tidak ada

ada

tidak ada

ada

Pemeriksaan khusus :
Tes Range of Motion: (+)
Tes Strength: a. Heel walking: (+)
Tes Patrick: (+)
Tes Kontra patrick : (+)

b. Toe walking: (+)

c. Resistes great toe dorsoflexion: (+)

15c. Otot motoric


1. Trofi
2. Tonus
3. Kekuatan
(Fs motorik)
16. Refleks
a. Refleks Fisiologis patella,
lainnya .........
b Refleks Patologis: Babinsky
lainnya

Normal
Normal
5/5/5/5

kanan
Normal
negatif

Tidak Normal
Tidak Normal

Normal
Normal
5/5/5/5

Tidak Normal
Tidak Normal
Gerakan abnormal :
tidak ada
tic
ataxia
lainya ..

Tidak Normal

kiri
Normal

Tidak Normal

Positif

negatif

Positif

d.
e.

Knee jerk/ankle jerk: (+)


Straight leg raise: (+)

17. Kulit
a. Kulit
b. Selaput Lendir
c. Kuku
d. Lain lain

Efloresensi dan Lokasi nya


Normal
Normal
Normal

Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

18. Status Lokalis:


- Lokasi : Jari-jari tangan
- Effloresensi :
Makula eritema, bentuk bulat, diameter 1 cm,
jumlah multipel, batas tegas, distribusi terbatas
pada jari-jari tangan. Di atas efloresensi primer
terdapat efloresensi sekunder berupa erosi
eritema akibat garukan pasien

Gambar lokasi kelainan kulit

III. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT:


Seorang laki-laki 40 tahun mengeluhkan gatal dan perih pada jari-jari tangan sejak tiga minggu yang lalu setelah
menggunakan detergen pada saat bekerja. Awalnya terasa sedikit gatal pada sela - sela jari kedua tangan diikuti munculnya
perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kemudian sering digaruk. Keluhan seperti ini belum pernah dirasakan
sebelumnya. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat keluarga mengalami penyakit yang sama tidak ada. Salah satu teman
pasien juga mengeluhkan hal yang sama. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
N : 88 x/menit, RR : 18 x/menit, S : 36,7C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan makula eritema, bentuk bulat diameter 1 cm,
jumlah multipel, berbatas tegas yang terdistribusi pada jari-jari tangan. Di atasnya terdapat erosi eritema akibat garukan
pasien.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Dalam kasus ini, riwayat kontak dengan iritan serta gambaran efflloresensi khas untuk DKI, sehingga tidak diindikasikan untuk
melakukan pemeriksaan penunjang.

Hasil Body Map :


Gatal dan perih pada jari jari tangan
Hasil Brief Survey ;
Tidak dilakukan pemeriksaan
V. DIAGNOSIS KERJA :
Dermatitis Kontak Iritan et causa bahan deterjen
VI. DIAGNOSIS DIFERENSI :
Dermatitis kontak alergi
VII. DIAGNOSIS OKUPASI
Langkah
1. Diagnosis Klinis
Dasar diagnosis (anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, body map, brief
survey)

:
Diagnosis Pertama
Dermatitis Kontak Iritan et causa bahan detergen
Seorang laki-laki 40 tahun mengeluhkan gatal dan perih pada jari-jari tangan sejak tiga
minggu yang lalu setelah menggunakan detergen pada saat bekerja. Awalnya terasa
sedikit gatal pada sela - sela jari kedua tangan diikuti munculnya perubahan warna kulit
menjadi kemerahan, kemudian sering digaruk. Keluhan seperti ini belum pernah
dirasakan sebelumnya. Salah satu teman pasien yang bekerja di tempat kerja yang
sama dengan pasien juga mengalami keluhan yang sama. Pasien mengatakan bahwa
tiap hari pasien kontak dengan bahan-bahan iritan seperti detergen.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: keadaan umum: Sakit ringan/ Gizi Cukup/
Composmentis. Tanda Vital dan antropometri: TD: 110/80 mmHg, Pernapasan: 18

x/menit, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,7C. Status gizi: IMT: 22,49 kg/m2 (cukup).
Effloresensi kulit:Makula eritema, bentuk bulat, diameter 1 cm, jumlah multipel, batas
tegas, distribusi terbatas pada jari-jari tangan. Di atas efloresensi primer terdapat
efloresensi sekunder berupa erosi eritema akibat garukan pasien.
2. Pajanan di tempat kerja
Fisik
Kimia
Biologi
Ergonomi
Psikososial
3 . Evidence Based (sebutkan
secara teoritis) pajanan di tempat
kerja yang menyebabkan
diagnosis klinis di langkah 1.
Dasar teorinya apa?

Pajanan bahan iritan detergen


-

Berdasarkan hasil penelitian Adilah Afifah. Faktor-faktor yang berhubungan


dengan Terjadinya dermatitis kontak akibat kerja Pada karyawan binatu. Tahun
2012, bahwa:
- Dermatitis kontak merupakan peradangan pada kulit disebabkan oleh
bahan yang kontak dengan kulit. Menurut American Academy of
Dermatology, 90% penyakit kulit akibat kerja berupa dermatitis kontak.
Data dari RSDK Semarang selama lima tahun (1996-2000) dermatitis
kontak menempati urutan tertinggi. Menurut Kurniati, di RSUD Tangerang
(Oktober 1996 - Oktober1997), 51 kasus dermatitis kontak, 41,17%
dermatitis kontak iritan dan 5,88% penyakit akibat kerja. Kasus ini sering
ditemui pada pekerjaan mencuci yang kontak langsung dengan sabun dan
deterjen Tahun 1999-2001 di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dermatitis
kontak iritan kronik akibat deterjen pertahun sekitar 9,09-20,95% dari
seluruh dermatitis kontak.
- Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan frekuensi paparan
memiliki hubungan dengan terjadinya dermatitis kontak. Frekuensi
paparan yang lebih sering membuat semakin banyak bahan yang mampu
masuk ke kulit dan menimbulkan reaksi. Selain itu dengan frekuensi yang
semakin sering, kerusakan lapisan kulit yang ditimbulkan oleh paparan
sebelumnya belum sepenuhnya pulih sudah disusul paparan berikutnya,
hal ini mengakibatkan kelainan kulit menjadi timbul.
Berdasarkan hasil penelitian Shinta Soraya Santi. Penurunan kosentrasi
surfactan pada limbah detergen Dengan proses photokatalitik sinar uv, bahwa:
- Detergen adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk
menghilangkan kotoran pada pencucian pakaian. Dalam detergen
mengandung bahan yang mempunyai sifat aktif permukaan (surfaktan).
Surfaktan ini digunakan untuk proses pembahasan dan pengikat kotoran,
sehingga sifat dari detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya (Kirk
and Othmer, 1982). Detergen yang dijual bebas di pasaran biasanya
mengandung 20 40 % surfaktan, sedangkan sisanya adalah bahan kimia
yang biasanya disebut dengan additivies atau detergen builders yang
berfungsi untuk meningkatkan daya bersih detergen. Bahan surfaktan yang
biasa digunakan adalah alkyl benzene (ABS). Senyawa ini termasuk dalam
senyawa non biodegradable yaitu tidak dapat didegradasi oleh
mikroorganisme, dan juga banyak menimbulkan busa baik pada sungai
ataupun air tanah sehingga senyawa tersebut diganti dengan linear alkyl
sulphonat (LAS) yang lebih mudah didegradasi.

4. Apakah pajanan cukup


Masa kerja
Jumlah jam terpajan/ hari
Pemakaian APD
Konsentrasi pajanan
Lainnnya...........
Kesimpulan jumlah pajanan dan
dasar perhitungannya
5. Apa ada faktor individu yang
berpengaruh thd timbulnya
diagnosis klinis? Bila ada,
sebutkan.
6 . Apa terpajan bahaya
potensial yang sama spt di
langkah 3 luar tempat kerja?
Bila ada, sebutkan
7 . Diagnosis Okupasi
Apa diagnosis klinis ini termsk
penyakit akibat kerja?
Bukan penyakit akibat kerja

Ya
4 Tahun
8 Jam
Jarang
Sulit dinilai
Berdasarkan lama pajanan dan konsentrasi pajanan yang cukup terhadap pasien ini,
maka dapat menimbulkan kontak iritan.
-

Tidak ada
Dermatitis Kontak Iritan
Penyakit akibat pajanan bahan iritan

(diperberat oleh pekerjaan/


bukan sama sekali PAK)_
Butuh pemeriksaan lbh lanjut)?

VIII. KATEGORI KESEHATAN (pilih salah satu)


a.

Kesehatan baik (sehat untuk bekerja = physical fitness),

b.

Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan (sehat untuk bekerja dengan catatan)

c.

Kemampuan fisik terbatas

d.

Tidak fit untuk sementara

IX. PROGNOSIS
1.

klinik : ad vitam

: dubia ad bonam

ad sanasionam

: dubia ad bonam

ad fungsionam

: dubia ad bonam

2.Okupasi (bila ada d/ okupasi)

: dubia ad bonam

X. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN


No

Jenis

Rencana Tindakan (materi & metoda); Tatalaksana

permasalahan

medikamentosa; non medika mentosa(nutrisi, olahraga,

Target

Hasil yang

Medis & non medis

konseling dan OKUPASI)

waktu

diharapkan

dll)

1.

Dermatitis Kontak
Iritan

Terapi okupasi:
Eliminasi : sulit dilakukan
Subsitusi : sulit dilakukan.
Isolasi : sulit dilakukan
Engineering Control : sulit dilakukan.
Administrative control : diberikan edukasi kepada pegawai
untuk melakukan rotasi pekerja.
Alat pelindung diri (APD) : sangat diperlukan penggunaan
sarung tangan.
Terapi medikamentosa :
Sistemik : Cetrizin 1 x 1.
Topikal : Zalf Hydrocortison 0,5% dioleskan 2 x sehari.
Terapi non medikamentosa:
Berhenti atau ganti penggunaan bahan iritan
dan substansi lainnya terutama untuk kulit di daerah
sensitif.
Menggunakan sarung tangan setiap kontak
dengan bahan iritan.
Senatiasa menjaga kebersihan badan.

Persetujuan Pembimbing
Pembimbing : dr. Sultan Buraena MS, Sp.OK
Tanda Tangan:

Nama Jelas: Nur Awaliya Fatimah


Tanggal: 26 Agustus 2016

Segera

Segera

Segera

Keluhan
berkurang

Keluhan
berkurang

Keluhan
berkurang

Anda mungkin juga menyukai