Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan anugerah-Nya lah yang
dilimpahkan kepada kami Kelompok 4A, sehingga laporan tutorial tugas pada Blok
Neuropsikiatri ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kami dari kelompok 4A ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman serta berbagai pihak yang telah
banyak membantu terselesaikannya laporan tutorial dalam Blok Neuropsikiatri ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini baik dari aspek materi maupun non-materi.Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat penyusun harapkan.
Akhirnya, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita serta dalam menyusun laporan
selanjutnya.Amiin.
Makassar, 12 oktober 2013

Penyusun

SKENARIO
Seorang pria berusia 30 tahun dikonsulkan dari Bagian Penyakit Dalam ke Poli Jiwa
dengan keluhan gelisah, mengamuk, berteriak-teriak dan tidak bisa tidur yang dialami sejak dua
hari yang lalu. Seminggu sebelumnya ia menderita demam selama lima minggu. Pada
pemeriksaan terlihat seorang laki-laki tidak mengenakan baju, kedua tangan dan kakinya terikat
ke ranjang. Ia mengerak-gerakkan badannya berusaha melepaskan diri sambil berteriak-teriak.
Terkadang bicaranya melantur dan sepertinya dia tidak mengenali orang-orang yang berada
didekatnya.
KATA SULIT
Mengamuk : Suatu keadaan dimana terjadi peningktaan aktivitas mental dan motorik
sedemikian rupa sehingga sulit dikendalikan.
Melantur : Mengucapkan kata/kalimat yang tidak sesuai sebenarnya karena ada gangguan
psikis
KATA/KALIMAT KUNCI
30 tahun
Gelisah, mengamuk, berteriak-teriak dan tidak bisa tidur sejak 2 hari yang lalu.
Seminggu sebelumnya demam selama 5 minggu
Bicara melantur dan tidak mengenali orang-orang yang berada didekatnya
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jelaskan proses neurotransmitter !


Jelaskan etiologi dan patomekanisme mengamuk !
Sebutkan penyakit-penyakit yang memiliki gejala mengamuk !
Sebutkan penyakit-penyakit yang memiliki gejala demam 5 minggu !
Jelaskan hubungan demam sebelumnya dengan gejala yang timbul !
Jelaskan langkah langkah diagnosis dari skenario !
Bagaimana pencegahan dari mengamuk ?
Tuliskan differential diagnostic berdasarkan skenario tersebut !

JAWABAN
1. Proses Neurotransmitter

Neurotransmitter
Zat kimia yang berfungsi untuk meneruskan informasi antara satu neuron ke neuron
lainnya yang dikeluarkan ke rongga/celah sinaps bila ada impuls saraf yang sampai ke titik
tersebut.
Dampak Neurotransmitter

Aktivasi
Inhibisi
Eksitasi
Deaktivasi

: mencetuskan impuls sara


: menghambat impuls saraf
: merangsang impuls saraf
: penghentian aktivitas

Cara kerja neurotransmitter

Neuron prasyaps/neuron penyalur memproduksi/mensintesis molekul neurotransmitter

yang lebih sederhana yang berasal dari makanan yang masuk/sumber lain.
Neurotransmitter yang telah dibuat disimpan dalam Bouton. Impuls saraf yang mencapai
Bouton memulai suatu proses yang menyebabkan beberapa gelembung bergerak ke
rongga/celah synaps kemudian neurotransmitter diepas.

Neurotransmitter menyebar dengan cepat disepanjang rongga synaps kemudian


bergabung dengan molekul reseptor khusus yang ada pada membrane dari neuron
pemerima/neuron presynaps yang selanjutnya terjadi kombinasi neurotransmitter dan
reseptor sehingga memulai perubahan pada neuron penerima yang mengakibatkan

terjadinya aktivasi/inhibisi.
Neurotransmitter yang telah bergabung dideaktivasi secara cepat agar sel pascasynaps
siap menerima informasi baru.

2. Etiologi dan Petomekanisme Mengamuk


Hemiparese
Pada susunan traktus piramidalis, dapat dilihat bahwa serabut piramidalis yang
menghantarkan impuls motorik ini mengadakan persilangan di decussatio piramidum. Bila
terjadi lesi pada salah satu hemisperium otak, misalnya lesi pada korteks motorik
hemisperium kanan, maka akan mengganggu impuls motorik pada daerah ini, akibatnya
akan terjadi lemah separuh badan (hemiparese bagian kiri).
Ada dua system utama lintasan motorik yang digolongkan sebagai system piramidalis dan
ekstrapiramidalis.Traktus piramidalis (traktus kortikospinalis lateralis dan ventralis)
merupakan bagian yang serabut-serabutnya menyatu dalam medulla oblongata membentuk
piramis, sehingga dinamakan traktus piramidalis.
Lintasan motorik desendens umumnya melibatkan dua neuron utama, yaitu neuron
motorik atas (Upper Motor Neuron) dan neuron motorik bawah (Lower Motor
Neuron).Neuron motorik atas seluruhnya terletak di dalam SSP, sedangkan Neuron Motorik
Bawah dimulai dalam SSP (kornu anterior substansia grisea medulla spinalis) dan
mengirimkan serabut-serabutnya untuk mempersarafi otot-otot.Jadi, neuron motorik bawah
merupakan bagian dari system saraf perifer.

Traktus kortikospinalis lateralis dan ventralis merupakan traktus voluntar utama pada
medulla spinalis. Neuron motorik atas traktus kortikospinalis berasal dari area 4 korteks
motorik primer, area 6 korteks premotorik, dan berbagai bagian lobus parietalis. Dari sini

serabut-serabut berjalan menurun melalui kapsula interna untuk bersinaps dengan neuron
internunsial pada berbagai tingkat medulla spinalis, yang kemudian bersinaps dengan
neuron dalam substansia grisea kornu ventralis.Namun, beberapa serabut dapat saja
langsung bersinaps dengan neuron motorik bawah.
Sekitar 85% dari serabut desendens bersilangan dalam medulla oblongata kemudian turun
ke medulla spinalis sisi yang berlawanan sebagai traktus kortikospinalis lateralis. Serabut
sisa-sisanya (15%) tidak menyilang dan berjalan turun pada sisi medulla spinalis yang
sama sebagai traktus kortikospinalis ventralis.
Yang membawa impuls untuk pengendalian voluntar otot ekstremitas dan otot tubuh
adalah traktus piramidalis (diatur secara halus), sedangkan system ekstrapiramidalis
mengatur otot-otot voluntar secara kasar.Kerusakan pada traktus piramidalis dan
kortikobulbaris pada bagian atas medulla oblongata menyebabkan paralisis wajah,
lengan, dan tungkai bawah pada sisi kontralateral (berlawanan dari lesi).
Apabila terdapat lesi pada arteri cerebri media, wajah dan lengan lebih lumpuh, dan lesi
pada arteri cerebri anterior, tungkai yang lebih lumpuh.Bila disertai hemiplegia, lesi pada
kapsula interna.
Lesi pada salah satu hemisfer akan menimbulkan efek (hemiparesis) pada sisi
kontralateralnya. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan
berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah
tersebut, maka akan terjadi hemiparesis kontralateral.
Disartria
Lesi pada salah satu hemisfer akan menyebabkan gangguan pada beberapa nervus
cranialis, di antaranya nervus V, VII, IX, X dan XII sehingga dapat mengganggu kerja
motorik dari nervus-nervus tersebut. Pada disartria, lesi tersebut biasanya paling banyak
mempengaruhi nervus VII dan XII, sehingga terjadi gangguan pada artikulasi/
pengucapan kata.

3. Hubungan antar gejala pada skenario !


Tidak berhubungan secara langsung tetapi berkaitan. DM dapat meningkatkan faktor
resiko terjadinya hemiparesis. Hal ini diakibatkan dari gangguan vaskular. Pada penderita
diabetes, karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak daripada hormon insulin
yang diproduksi oleh tubuh. Sehingga banyak karbohidrat yang tidak dipecah, akibatnya
karbohidrat bertumpuk di aliran darah. Karbohidrat yang berada di aliran darah akan
melewati sirkulasi di otak. Lama kelamaan karbohidrat akan menempel di dinding pembuluh
darah, misalnya arteri carotis interna, lalu terbentuklah trombus. Trombus tersebut akan
memperkecil lumen pembuluh darah dan akibatnya aliran darah ke otak berkurang. Hal ini
bisa mengakibatkan iskemik pada organ yang divaskularisasikan oleh pembuluh darah yang
tersumbat oleh trombus tadi. Apabila terjadi iskemik pada otak, misalnya pada bagian
hemispherium kiri. Maka terjadi hemiparesis kanan seperti yang terjadi pada skenario.
Lesi pada salah satu hemisfer akan menyebabkan gangguan pada beberapa nervus
cranialis, di antaranya nervus V, VII, IX, X dan XII sehingga dapat mengganggu kerja
motorik dari nervus-nervus tersebut. Pada disartria, lesi tersebut biasanya paling banyak
mempengaruhi nervus VII dan XII, sehingga terjadi gangguan pada artikulasi/ pengucapan
kata.
4. Etiologi dari Hemiparese :
a. Lesi pada cortex motorik primer
b. Lesi pada kapsula interna
c. Lesi pada batang otak
Faktor resiko
-

Dapat diubah
a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Merokok
d. Alkoholik
Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Keturunan

5. Gambaran klinik hemiparese :


Dengan peningkatan TIK
Nyeri kepala hebat
Muntah proyektil
Kesadaran menurun
Ada defisit neurologis

Tanpa peningkatan TIK


Hampir tidak ada nyeri kepala
Muntah tidak ada
Kesadaran masih normal
Tanpa defisit neurologis

6. Gejala-gejala tersebut timbul pada pagi hari disebabkan :


Menurut Chaturvedi, ada beberapa penjelasan yang dapat diterima mengapa serangan
stroke iskemik terjadi pada pagi hari:
1.

Pola sirkadian tekanan darah. Pola tekanan darah meningkat pada pagi hari
(peningkatan tertinggi terjadi pada pertengahan pagi hari sampai tengah hari).
Peningkatan tekanan darah menyebabkan peningkatan intraplaque hemorrhage,
sehingga akan memperberat stenosis pembuluh darah yang mengalami
aterosklerosis.

2.

Peningkatan agregasi platelet terjadi pada pagi hari.

3.

Viskositas darah mencapai puncaknya pada pagi hari.

7. Langkah-langkah diagnosis :
ANAMNESIS
o Sejak kapan?
o Timbul mendadak atau tidak ?
o Terus menerus/intermitten ?
o Timbul saat beraktifitas atau istirahat?
o Terdapat nyeri kepala ?
o Pernah mengalami kejang ?
o Mengalami gangguan dalam berjalan?
o Gangg. Penglihatan , kesulitan berbicara ,pusing,dll.
o Riwayat kebiasaan : Merokok, Alkohol, # olahraga
o Riwayat Penyakit / Trauma : Hipertensi, DM, Trauma Capitis
o Riwayat Keluarga

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Pemeriksaan fungsi kesadaran

b. Pemeriksaan fungsi kortikal luhur

c. Pemeriksaan tanda rangsang menings

d.Pemeriksaan fungsi koordinasi

e. Pemeriksaan fungsi sensorik : sensasi taktil dan nyeri superfisial

f. Pemeriksaan fungsi motorik : bentuk otot, kekuatan otot, dan tonus otot

g. Pemeriksaan refleks fifiologis : refleks bisep, trisep, brachioradialis, patella dan achilles

h. Pemeriksaan refleks patologis : Babinski, Hoffmann-Tromne, Oppenheim, Gordon,


Chatdot, Skifer.

i. Pemeriksaan nervus kranialis : Nervus kranialis I-nervus kranialis XII

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Lab. Darah rutin & kimia darah

b) Foto thoraks

c) Punksi lumbal

d) EKG

e) EEG

f) CT-scan

g) MRI

8. Differential Diagnostik :
GEJALA

NHS

TUMOR OTAK

( > 50 thn )

( 50 60 thn )

W>L

W>L

Hemiparesis

Disarthria

Faktor resiko:

Usia : 55 thn
Wanita

( DM )

NON HEMORAGIC STROKE


Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju
ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri
vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Etiologi
Stroke atau gangguan peredaran darah otak dapat disebabkan oleh :
-

Trombosis pembuluh darah otak

Emboli serebri

Arteritis

Pendarahan yang terbagi atas 2: yaitu pendarahan intracerebral dan subarachnoid.


Faktor Resiko Stroke

Faktor yang dapat memudahkan orang menderita atau lebih rentan terhadap
GPDO adalah sebagai berikut:
-

Hipertensi paling sering

Diabetes mellitus

Penyakit jantung

Umur

Penyakit pembuluh darah tepi

Hematokrit tinggi

Hiperlipidemia

Merokok

Obesitas

Obat-obatan seperti heroin, kokain, amfetamin dan lain-lain

Penyakit darah (disphasia darah) seperti anemia berat, polisitemia, koagulopati serta

penyakit darah lainnya seperti hemofilia, leukemia, dan trombositopenia.


-

Hiperurisemia

Pernah menderita TIA (transient Iskemic Attack) atau GPDO

Aneurisma, Malformasi Arterious dan venous dan angiomatosa

Tumor otak
Gejala Stroke

Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian
stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah
luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode
stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa
perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca tanda-tanda stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala
stroke berikut:
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
Penglihatan ganda.
Pusing.
Bicara tidak jelas (rero).
Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
Pergerakan yang tidak biasa.
Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
Ketidakseimbangan dan terjatuh.
Pingsan(syncope).
Diagnosis Stroke
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada
otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus
stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu
Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan
relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif
dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau
MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari
stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan
susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Penatalaksanaan
A. ACUTE PHASE (0-14 hari setelah onset penyakit)

NEUROPROTEKSI : menyelamatkan neuron jagan sampai mati dan agak proses


patologik lainnya yang menyertai tidak menghambat/ mengganggu fungsi otak.

Reperfusi Serebral daerah iskemik

Penanganan umum : B5

Perliahara fungsi optimal; respirasi, jantung dan tekanan darah.

Kadar gula yang tinggi, tidak diturunkan dengan drastis.


MEDIKAMENTOSA
Anti-edema (otak):
a. gliserol 10 % per infus, 1 gr/kgBB/hari selama 6 jam
b. Kortikosteroid; : dekstametason, dengan bolus 10-20mg IV, diikuti 4-5
mg/ 6 jam selama beberapa hari, selanjutnya tapering off
Anti Koagulan : heparin

Anti Agregasi (trombosit) :


Asam asetil salitsilat (ASA) seperti aspirin, aspilet dll dengan dosis rendah 80300mg/hari
B. POST ACUTE PHASE

REHABILITAS
Upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental, dengan
fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi.

PREVENTIF
ASA : 80-300mg/hari
Menghindari faktor resiko :

Pengobatan hipertensi

Pengbatan DM

Menghindari rokok, obesitas, dan stress,dll

Olah raga yang teratur

TUMOR OTAK
Definisi

-Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis).Neoplasma pada jaringan otak dan
selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal
dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ
lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut
tumor otak sekunder.

Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu :

Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada

meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota


sekeluarga.Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.Selain jenisjenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya
faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)


Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang

mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh.Tetapi ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya.Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma,
teratoma intrakranial dan kordoma.

Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami

perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma.Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.

Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.Kini

telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitrosoethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan
Patofisiologi
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS).Sel tersebut mempunyai
DNA Abnormal. DNA yang abnormal didak dapat mengontrol pembelahan sel sehingga
terjadi pertumbuhan sel yang berlebihan.Sel ini akan terus berkembang mendesak
jaringan otak yang sehat disekitarnya mengakibatkan terjadi gangguan neurologis.
Manifestasi Klinik
Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah, dan papiledema.Namun,
gejala sangat bervariasi bergantung pada tempat lesi dan kecepatan pertumbuhannya.
Nyeri Kepala
Nyeri kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita
tumor otak. Nyri dapat digambarkan bersifat dalam, terus-menerus, tumpul, dan kadangkadang hebat sekali.Nyeri ini paling hebat saat pagi hari dan menjadi lebih hebat lagi saat
beraktifitas yang biasanya meningkatkan ICP seperti membungkuk, batuk, mengejan
sewaktu bunang air besar. Nyeri kepala sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres
dingin di tempat yang sakit.Nyeri akibat tumor otak disebakan oleh traksi dan pergeseran
struktur peka/ nyeri dalam ronnga intrakranial.

Struktur-strukur

peka/nyeri

adalah

arteri,vena,sinus

venosis, saraf

otak.

Lokasi nyeri kepala cukup bernilai oleh karena 1/3 nyeri kepala ini terjadi pada tempat
tumor sedangkan 2/3 lainnya terjadi didekat atau diatas tumor.Nyeri kepala occipital
merupakan gejala pertama dalam tumor fosa posterior.Sekitar 1/3 dari lesi supratentorial
menyebabkan nyeri kepala frontal.Bila keluhan nyeri kepala terjadi menyeluruh maka
kuranga dapat ditentukan lokasinya dan biasanya menunjukkan pergeseran ekstensif
kandungan intrakranial akibat peningkatan ICP.
Mual dan Muntah
Mual dan muntah terjadi akibat rangsanga pusat untuk muntah di medulla
oblongata.Muntah paling sering terjadi pada anak dan berhubungan dengan peningkatan
ICP disertai pergeseran batang otak.Muntah dapat terjadi tanpa didahului dengan mual
dan muntah proyektil.
Papiledema
Papiledema disebabkan olah stasis vena yang menimbulkan pembengkakan dan
pembesaran diskus optikus.Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi, tanda ini
mengisaratkan peningkatan ICP.Srimg kali sulit umtuk menggunakan tanda ini untuk
menegakkan dioagnosis tumor otak karena pada beberapa individu mungkin tidak
terlihata

lagi

papiledema

pada

funus

meskipun

ICP

amat

tinggi.

Dapat terjadi gangguan penglihatan yang berkaitan dengan papiledema.Gangguan ini


adalah pembesaran bintik dan amaurosis fugun (ketika penglihatan berkurang).
Komplikasi
1.Peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium yang terbatas.Biasanya
menimbulkan gejala-gejala neurologis seperti perdarahan dan infeksi. Penggunaan steroid
oral akan menurunkan oedema serebral dan mungkin dapat mengontrol gejala tersebut.
2. Adanya lesi yang mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut.
3. Pengobatan kemoterapi mungkin memberikan kontribusi pada oedema serebral

sementara yang mungkin memerlukan peningkatan pemberian steroid atau obat anti
konvulsan.Gejala yang dialami pasien secara langsung diakibatkan dengan lokasi tumor.
Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan, memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah ukuran dan
kepadatan jejas tumor dan meluasnya tumor serebral sekunder, selain itu alat ini juga
member informasi tentang system ventrikuler.
2. MRI, digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil, membantu dalam
mendeteksi

tumor

didalam

batang

otak

dan

daerah

hipofisis.

3. Biopsi stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis


kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasadasarpengobatan dan informasi
prognosis.
4. Angiografi serebral, memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral.
5. EEG, dapat mendekati gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor
dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
6. Penelitian sitologis pada CSF, untuk mendekati sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada
system saraf pusat mampu menggusur sel-sel ke dalam cairan serebrospinal.
7. Ventriculogram / Arteriografi, apabila diagnose yang diduga sedemikian rumitnya
sehingga pungsi spinal atau pungsi lumbal tidak bias dilakukan karena kontra indikasi
peningkatanTIK.
Penatalaksanaan
1.Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan diagnosis definitive
dan memperkecil tumor tersebut.Pengangkatan dari semua tumor menimbulkan defisit
neurologis yang berat.
2.Terapi radiasi

a. Radioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah
diangkat.
b. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.Obat-obatan yang digunakan :
Nitroseurea, BCNU dan CCNU karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak.
Selama pemberian obat-obatan ini pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin
(misalnya anggur, yogurt, keju, hati ayam, pisang) dan alcohol, karena pokorbazine
menghambat

dan

melemahkan

aktivitas

inhibitor

monoamine

oksidase

(MAO).Prokabazine dikaitkan dengan mual dan muntah yang mungkin hilang atau
berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan sedang dilakukan.
3.Imunoterapi
a. Dengan menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untuk
menyerang dan menghancurkan sel tumor otak.
b. Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal
dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.
4. Pengobatan penyelidikan
a. BCNU digabungkan dalam bentuk tablet tipis yang mematikan secra biologis untuk
ditempatkan pada daerah tumor selama pembedahan kraniotomi.
b. Penempatan kateter arteri dekat dengan tumor. Beri infus manitol untuk perusakan dari
barier darah atau otak.
c. Transplantasi sumsum tulang juga sedang digunakan dalan uji klinis untuk
penatalaksanaan astrosiloma.

Anda mungkin juga menyukai