Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan anugerah-Nya lah yang
dilimpahkan kepada kami Kelompok 4A, sehingga laporan tutorial tugas pada Blok
Neuropsikiatri ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kami dari kelompok 4A ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman serta berbagai pihak yang telah
banyak membantu terselesaikannya laporan tutorial dalam Blok Neuropsikiatri ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini baik dari aspek materi maupun non-materi.Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat penyusun harapkan.
Akhirnya, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita serta dalam menyusun laporan
selanjutnya.Amiin.
Makassar, 12 oktober 2013
Penyusun
SKENARIO
Seorang pria berusia 30 tahun dikonsulkan dari Bagian Penyakit Dalam ke Poli Jiwa
dengan keluhan gelisah, mengamuk, berteriak-teriak dan tidak bisa tidur yang dialami sejak dua
hari yang lalu. Seminggu sebelumnya ia menderita demam selama lima minggu. Pada
pemeriksaan terlihat seorang laki-laki tidak mengenakan baju, kedua tangan dan kakinya terikat
ke ranjang. Ia mengerak-gerakkan badannya berusaha melepaskan diri sambil berteriak-teriak.
Terkadang bicaranya melantur dan sepertinya dia tidak mengenali orang-orang yang berada
didekatnya.
KATA SULIT
Mengamuk : Suatu keadaan dimana terjadi peningktaan aktivitas mental dan motorik
sedemikian rupa sehingga sulit dikendalikan.
Melantur : Mengucapkan kata/kalimat yang tidak sesuai sebenarnya karena ada gangguan
psikis
KATA/KALIMAT KUNCI
30 tahun
Gelisah, mengamuk, berteriak-teriak dan tidak bisa tidur sejak 2 hari yang lalu.
Seminggu sebelumnya demam selama 5 minggu
Bicara melantur dan tidak mengenali orang-orang yang berada didekatnya
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
JAWABAN
1. Proses Neurotransmitter
Neurotransmitter
Zat kimia yang berfungsi untuk meneruskan informasi antara satu neuron ke neuron
lainnya yang dikeluarkan ke rongga/celah sinaps bila ada impuls saraf yang sampai ke titik
tersebut.
Dampak Neurotransmitter
Aktivasi
Inhibisi
Eksitasi
Deaktivasi
yang lebih sederhana yang berasal dari makanan yang masuk/sumber lain.
Neurotransmitter yang telah dibuat disimpan dalam Bouton. Impuls saraf yang mencapai
Bouton memulai suatu proses yang menyebabkan beberapa gelembung bergerak ke
rongga/celah synaps kemudian neurotransmitter diepas.
terjadinya aktivasi/inhibisi.
Neurotransmitter yang telah bergabung dideaktivasi secara cepat agar sel pascasynaps
siap menerima informasi baru.
Traktus kortikospinalis lateralis dan ventralis merupakan traktus voluntar utama pada
medulla spinalis. Neuron motorik atas traktus kortikospinalis berasal dari area 4 korteks
motorik primer, area 6 korteks premotorik, dan berbagai bagian lobus parietalis. Dari sini
serabut-serabut berjalan menurun melalui kapsula interna untuk bersinaps dengan neuron
internunsial pada berbagai tingkat medulla spinalis, yang kemudian bersinaps dengan
neuron dalam substansia grisea kornu ventralis.Namun, beberapa serabut dapat saja
langsung bersinaps dengan neuron motorik bawah.
Sekitar 85% dari serabut desendens bersilangan dalam medulla oblongata kemudian turun
ke medulla spinalis sisi yang berlawanan sebagai traktus kortikospinalis lateralis. Serabut
sisa-sisanya (15%) tidak menyilang dan berjalan turun pada sisi medulla spinalis yang
sama sebagai traktus kortikospinalis ventralis.
Yang membawa impuls untuk pengendalian voluntar otot ekstremitas dan otot tubuh
adalah traktus piramidalis (diatur secara halus), sedangkan system ekstrapiramidalis
mengatur otot-otot voluntar secara kasar.Kerusakan pada traktus piramidalis dan
kortikobulbaris pada bagian atas medulla oblongata menyebabkan paralisis wajah,
lengan, dan tungkai bawah pada sisi kontralateral (berlawanan dari lesi).
Apabila terdapat lesi pada arteri cerebri media, wajah dan lengan lebih lumpuh, dan lesi
pada arteri cerebri anterior, tungkai yang lebih lumpuh.Bila disertai hemiplegia, lesi pada
kapsula interna.
Lesi pada salah satu hemisfer akan menimbulkan efek (hemiparesis) pada sisi
kontralateralnya. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan
berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah
tersebut, maka akan terjadi hemiparesis kontralateral.
Disartria
Lesi pada salah satu hemisfer akan menyebabkan gangguan pada beberapa nervus
cranialis, di antaranya nervus V, VII, IX, X dan XII sehingga dapat mengganggu kerja
motorik dari nervus-nervus tersebut. Pada disartria, lesi tersebut biasanya paling banyak
mempengaruhi nervus VII dan XII, sehingga terjadi gangguan pada artikulasi/
pengucapan kata.
Dapat diubah
a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Merokok
d. Alkoholik
Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Keturunan
Pola sirkadian tekanan darah. Pola tekanan darah meningkat pada pagi hari
(peningkatan tertinggi terjadi pada pertengahan pagi hari sampai tengah hari).
Peningkatan tekanan darah menyebabkan peningkatan intraplaque hemorrhage,
sehingga akan memperberat stenosis pembuluh darah yang mengalami
aterosklerosis.
2.
3.
7. Langkah-langkah diagnosis :
ANAMNESIS
o Sejak kapan?
o Timbul mendadak atau tidak ?
o Terus menerus/intermitten ?
o Timbul saat beraktifitas atau istirahat?
o Terdapat nyeri kepala ?
o Pernah mengalami kejang ?
o Mengalami gangguan dalam berjalan?
o Gangg. Penglihatan , kesulitan berbicara ,pusing,dll.
o Riwayat kebiasaan : Merokok, Alkohol, # olahraga
o Riwayat Penyakit / Trauma : Hipertensi, DM, Trauma Capitis
o Riwayat Keluarga
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Pemeriksaan fungsi kesadaran
f. Pemeriksaan fungsi motorik : bentuk otot, kekuatan otot, dan tonus otot
g. Pemeriksaan refleks fifiologis : refleks bisep, trisep, brachioradialis, patella dan achilles
PEMERIKSAAN PENUNJANG
b) Foto thoraks
c) Punksi lumbal
d) EKG
e) EEG
f) CT-scan
g) MRI
8. Differential Diagnostik :
GEJALA
NHS
TUMOR OTAK
( > 50 thn )
( 50 60 thn )
W>L
W>L
Hemiparesis
Disarthria
Faktor resiko:
Usia : 55 thn
Wanita
( DM )
Emboli serebri
Arteritis
Faktor yang dapat memudahkan orang menderita atau lebih rentan terhadap
GPDO adalah sebagai berikut:
-
Diabetes mellitus
Penyakit jantung
Umur
Hematokrit tinggi
Hiperlipidemia
Merokok
Obesitas
Penyakit darah (disphasia darah) seperti anemia berat, polisitemia, koagulopati serta
Hiperurisemia
Tumor otak
Gejala Stroke
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian
stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah
luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode
stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa
perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca tanda-tanda stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala
stroke berikut:
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
Penglihatan ganda.
Pusing.
Bicara tidak jelas (rero).
Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
Pergerakan yang tidak biasa.
Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
Ketidakseimbangan dan terjatuh.
Pingsan(syncope).
Diagnosis Stroke
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada
otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus
stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu
Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan
relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif
dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau
MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari
stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan
susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Penatalaksanaan
A. ACUTE PHASE (0-14 hari setelah onset penyakit)
Penanganan umum : B5
REHABILITAS
Upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental, dengan
fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi.
PREVENTIF
ASA : 80-300mg/hari
Menghindari faktor resiko :
Pengobatan hipertensi
Pengbatan DM
TUMOR OTAK
Definisi
-Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis).Neoplasma pada jaringan otak dan
selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal
dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ
lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut
tumor otak sekunder.
Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu :
Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh.Tetapi ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya.Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma,
teratoma intrakranial dan kordoma.
Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma.Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitrosoethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan
Patofisiologi
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS).Sel tersebut mempunyai
DNA Abnormal. DNA yang abnormal didak dapat mengontrol pembelahan sel sehingga
terjadi pertumbuhan sel yang berlebihan.Sel ini akan terus berkembang mendesak
jaringan otak yang sehat disekitarnya mengakibatkan terjadi gangguan neurologis.
Manifestasi Klinik
Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah, dan papiledema.Namun,
gejala sangat bervariasi bergantung pada tempat lesi dan kecepatan pertumbuhannya.
Nyeri Kepala
Nyeri kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita
tumor otak. Nyri dapat digambarkan bersifat dalam, terus-menerus, tumpul, dan kadangkadang hebat sekali.Nyeri ini paling hebat saat pagi hari dan menjadi lebih hebat lagi saat
beraktifitas yang biasanya meningkatkan ICP seperti membungkuk, batuk, mengejan
sewaktu bunang air besar. Nyeri kepala sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres
dingin di tempat yang sakit.Nyeri akibat tumor otak disebakan oleh traksi dan pergeseran
struktur peka/ nyeri dalam ronnga intrakranial.
Struktur-strukur
peka/nyeri
adalah
arteri,vena,sinus
venosis, saraf
otak.
Lokasi nyeri kepala cukup bernilai oleh karena 1/3 nyeri kepala ini terjadi pada tempat
tumor sedangkan 2/3 lainnya terjadi didekat atau diatas tumor.Nyeri kepala occipital
merupakan gejala pertama dalam tumor fosa posterior.Sekitar 1/3 dari lesi supratentorial
menyebabkan nyeri kepala frontal.Bila keluhan nyeri kepala terjadi menyeluruh maka
kuranga dapat ditentukan lokasinya dan biasanya menunjukkan pergeseran ekstensif
kandungan intrakranial akibat peningkatan ICP.
Mual dan Muntah
Mual dan muntah terjadi akibat rangsanga pusat untuk muntah di medulla
oblongata.Muntah paling sering terjadi pada anak dan berhubungan dengan peningkatan
ICP disertai pergeseran batang otak.Muntah dapat terjadi tanpa didahului dengan mual
dan muntah proyektil.
Papiledema
Papiledema disebabkan olah stasis vena yang menimbulkan pembengkakan dan
pembesaran diskus optikus.Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi, tanda ini
mengisaratkan peningkatan ICP.Srimg kali sulit umtuk menggunakan tanda ini untuk
menegakkan dioagnosis tumor otak karena pada beberapa individu mungkin tidak
terlihata
lagi
papiledema
pada
funus
meskipun
ICP
amat
tinggi.
sementara yang mungkin memerlukan peningkatan pemberian steroid atau obat anti
konvulsan.Gejala yang dialami pasien secara langsung diakibatkan dengan lokasi tumor.
Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan, memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah ukuran dan
kepadatan jejas tumor dan meluasnya tumor serebral sekunder, selain itu alat ini juga
member informasi tentang system ventrikuler.
2. MRI, digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil, membantu dalam
mendeteksi
tumor
didalam
batang
otak
dan
daerah
hipofisis.
a. Radioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah
diangkat.
b. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.Obat-obatan yang digunakan :
Nitroseurea, BCNU dan CCNU karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak.
Selama pemberian obat-obatan ini pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin
(misalnya anggur, yogurt, keju, hati ayam, pisang) dan alcohol, karena pokorbazine
menghambat
dan
melemahkan
aktivitas
inhibitor
monoamine
oksidase
(MAO).Prokabazine dikaitkan dengan mual dan muntah yang mungkin hilang atau
berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan sedang dilakukan.
3.Imunoterapi
a. Dengan menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untuk
menyerang dan menghancurkan sel tumor otak.
b. Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal
dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.
4. Pengobatan penyelidikan
a. BCNU digabungkan dalam bentuk tablet tipis yang mematikan secra biologis untuk
ditempatkan pada daerah tumor selama pembedahan kraniotomi.
b. Penempatan kateter arteri dekat dengan tumor. Beri infus manitol untuk perusakan dari
barier darah atau otak.
c. Transplantasi sumsum tulang juga sedang digunakan dalan uji klinis untuk
penatalaksanaan astrosiloma.