MODUL
LEMAH SEPARUH BADAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
TUTOR : dr. Livy Leonard Lieswan
SISTIM NEUROPSIKIATRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
MAKASSAR
2016
MODUL 1
LEMAH SEPARUH BADAN
(K1A1 12 008)
(K1A1 13 057)
(K1A1 14 056)
(K1A1 15 009)
(K1A1 15 010)
(K1A1 15 060)
(K1A1 15 061)
(K1A1 15 121)
(K1A1 15 123)
(K1A115 085)
(K1A1 15 086)
(K1A1 15 057)
(K1A1 15 059
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang berbagai
penyebab kelemahan separuh badan, patomekanisme terjadinya masing-masing, gambaran klinik
masing-masing, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan, menyimpulkan diagnosis dan
menjelaskan penatalaksanaannya.
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
KATA KUNCI :
Laki-laki 54 tahun
-Tiba-tiba mengalami
hemiparese kiri
PERTANYAAN :
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem motorik yang terkait ?
2. Apa saja etiologi dai hemiparese?
3. Bagaimana patomekanisme hemiparese?
4. Bagaimana patomekanisme tiap gejala dan hubungannya dengan hemiparese?
5. Bagaimana gambaran klinis hemiparese yang disertai dengan peninggian TIK dan
tanpa peninggian TIK?
6. Bagaimana langkah diagnosisnya?
7.Apa DD dan DS dari skenario?
8.Bagaimana penatalaksanaan berdasarkan DS?
9.Bagaimana prognosis dan komplikasi berdasarkan diagnosis sementara?
10.Bagaimana pencegahan penyakit berdasarkan DS?
JAWABAN :
1.ANATOMI :
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak), terdiri atas semua
bagian Sistem Saraf Pusat (SSP) diatas korda spinalis. Secara anatomis
terdiri dari
cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), brainstem ( batang otak) dan
limbic system (sistem limbik). Cerebrum merupakan bagian terbesar dan
teratas dari otak yang terdiri dari dua bagian, yaitu hemisfer kiri dan
hemisfer kanan. Otak besar terdiri atas corteks (permukaan otak), ganglia
basalis, dan sistem limbik. Kedua hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh
serabut padat yang disebut dengan corpus calosum. Setiap hemisfer dibagi
atas 4 lobus, yaitu lobus frontalis (daerah dahi), lobus oksipitialis (terletak
paling belakang), lobus parietalis dan lobus temporalis. Cerebellum berada
pada bagian bawah dan belakang tengkorak dan melekat pada otak tengah.
Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei) dan Thalamus suatu
struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan memancarkannya ke
struktur otak diatasnya, terutama ke korteks serebri.Brainsteam (batang
otak) terletak diujung atas korda spinalis, berhubungan banyak dengan korda
spinalis. Batang otak terdiri atas diensefalon ( bagian batang otak paling atas
terdapat diantara cerebellum dengan mesencephalon,
mesencephalon (otak tengah), pons varoli ( terletak di depan cerebellum
diantara otak tengah dan medulla oblongata), dan medulla oblongata
(bagian dari batang
otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli dengan medula
spinalis. Sistem limbik terletak di bagian tengah otak yang bekerja dalam
kaitan ekspresi perilaku instinktif, emosi dan hasrat-hasrat dan merupakan
bagian otak yang paling sensitif terhadap serangan..
Persarafan sentral area nucleus fasialis di batang otak. bagian area nucleus yang mengendalikan
otot-otot dahi dpersarafi oleh kedua hemisfer serebri. Namun, area nucleus lain hanya dipersarafi
oleh hemisfer kontralateral. Dengan demikian, lesi unilateral di sepanjang jaras kortikonuklear
menimbulkan kelemahan wajah tanpa mengganggu otot-otot dahi.
Fisiologi dari system motoric
Sistem organ yang terlibat dalam gerakan volunter atau sistem motorik antara lain
Sebagaiberikut :
Otakbesar (cerebrum)
Serebrumbagianotakterbesarmanusia di bagiatasduahemisferserebrumsinistradanhemisfer
cerebrum dextra. Cerebrum Berfungsisebagaipenyusunkonsepgerakan.
danBerfungsiuntukuntukpengaturansemuaaktivitas mental yaituberkaitandengankepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, danpertimbangan. Selainitu cerebrum
berfungsisebagai:
Sistemmotoric
Hemiparesis kontralateral disebabkan oleh suatu lesi yang melibatkan korteks serebri, seperti
pada tumor, infark, atau cedera traumatik. Temuan klinis khas yang beerkaitan dengan lesi di
lokasi tersebut adalah paresis ekstremitas atas bagian distal yang dominan. Kelemahan bersifat
tidak total (paresis, bukan plegia), dan lebih berupa gangguan flasid, bukan bentuk spastic,
karena jaras motorik tambahan (non pyramidal) sebagian besar tidak terganggu.
Hemiparesis spastic kontralateral disebabkan oleh lesi setingkat pedunkulus serebri, seperti
proses vascular, perdarahan atau tumor.
Hemiparesis kontralateral atau bilateral disebabkan oleh lesi pons yang melibatkan traktus
piramidalis, contohnya pada tumor, iskemia batang otak, dan perdarahan.
Hemiparesis flasid kontralateral, disebabkan oleh lesi pada piramid medula, biasanya akibat
tumor yang dapat merusak serabut-serabut traktus piramidalis secara terisolasi, karena serabutserabut nonpiramidal terletak lebih dorsal.
3.Patomekanisme hemiparese
Hemiparese adalah kelemahan separuh badan akibat dari cederabya
traktus kortikospinalis. Traktus ini berasal dari korteks motorik dan berjalan
melalui substansia alba srebri (corona radiata), krus posterius kapsula
interna (serabut terletak sangat berdekatan disini), bagian sentral
pedunkulus serebri (krus serebri), pons dan basal medulla (bagian anterior),
tempat traktus terlihat sebagai penonjolan kecil yang disebut pyramid.
Pyramid medulla terdapat satu pada masing-masing sisi) memberikan nama
pada traktus tersebut. Pada bagian ujung bawah medulla, 80-85 % serabut
pyramidal menyilang ke sisi lain di dekusasio piramidium. Serabut yang tidak
menyilang disini berjalan menururni medulla spinaslis di funikulus anterior
ipsilateral sebagai traktus kortikospinalis anterior, serabut ini menyilang
lebih ke bawah (biasanya setingkat segmen yang dipersarafinya) me;a;ui
komisura anterior medulla spinalis. Suatu lesi yang melibatkan korteks
serebri seperti pada tumor, infark, atau cedera traumatic menyebabkan
kelemahan sebagian tubuh sisi kontralateral. Hemipareses yang terlihat pada
wajah dan tangan (kelemahan brakhiofasial) lebih sering terjadi
dibandingkan didaerah lain karena bagian tubuh tersebut memiliki area
presentasi kortikal yang luas. Temuan klinis khas yang berkaitan dengan lesi
dilokasi tersebut adalah paresis ekstremitas atas bagian distal yang dominan
konsekuensi fungsional yang terberat adalah gangguan kontol mototrik
halus. Kelemahan tersebut tidak total (paresis, bukan plegia, dan lebuh
berupa gangguan flasid bukan spastic, karena jaras motorik tambahan
(nonpiramidal sebagian besar tidak terganggu. Apabila lesi terdapat pada
sebelum medulla oblongata maka kan terjadi kelemahan kontralateral
sedangkan apabila lesi terdapat di medulla spinalis (kornu anterior) mska
akan mengalami hemiparese ipsilateral. Sesuai dengan gejala dari scenario
* sakit kepala
Gejala klinis hemiparese tanpa di sertai peningkatan Tekanan Intra Kranial
*kelemahan gerak satu sisi
* afasia
*gangguan memori
*kelumpuhan nervus
* dan biasanya tidak ada penurunan kesadaran
Sumber : jurnal Fakultas Kedokteran Lampung. Medula volume 2 no.3 maret
2014
6,Bagaimana langkah-langkah diagnosis?
Anamnesis
Penjelasan tentang awitan dan gejala awal.
Perkembangan gejala atau keluhan pasien.
Riwayat TIA (Transient Ischemic Attack).
Faktor risiko, terutama hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes, merokok dan
pemakaian alkohol.
Pemakaian obat, terutama kokain.
Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang baru dihentikan.
Sebagai contoh penghentian mendadak obat antihipertensi klonidin
(Catapres) dapat menyebabkan hipertensi rebound yang berat.
(Sumber: Sylvia A. Price. 2005. Patofisiologi. EGC: Jakarta)
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital, meliputi pemeriksaan napas, nadi, tekanan darah dan suhu.
Kesadaran. Biasanya dapat dibagi menjadi kompos mentis, apatis, somnolen,
delirium, spoor/stupor, koma. Penilaian tingkat kesadaran juga dapat
menggunakan skala koma Glasgow (Glasgow Coma Scale/GCS) yaitu dengan
memerhatikan respon pasien terhadap rangsanga yang diberikan dan
meniali respons tersebut dengan skor tertentu.
Pemeriksaan motorik, meliputi pemeriksaan terhadap sikap tubuh dan cara
berjalan, pemeriksaan trofi otot, tonus otot dan reflex fisiologis maupun
patologis.
Pemeriksaan sensorik, meliputi nyeri, suhu, raba halus, dan vibrasi.
Pemeriksaan fungsi kognitif, menggunakan Mini Mental State Examination
(MMSE). Pemeriksaan ini dapat menilai kelima ranah kognitif secara singkat
selama 5-10 menit.
(Sumber: Setiati, Siti, dkk. 2015. Anamnesis & Pemeriksaan Fisis
Komprehensif. Interna Publishing: Jakarta)
Pemeriksaan tambahan/Laboratorium
Pemeriksaan Neuro-Radiologik Computerized Tomography Scanning (CTScan), sangat membantu diagnosis dan membedakannya dengan
perdarahan terutama pada fase akut. Angiografi serebral (karotis atau
Diferential diagnosis :
ABSES OTAK
Definisi:
Abses otak adalah penumpukan material piogenik yang terlokalisir di
dalam atau di antara parenkim otak
Etiologi :
-
Patogenesis :
Abses otak merupakan infeksi sekunder dari penyakit otogenik
(sinus paranasalis, telinga tengah, matoid sel), odontogen trauma
kepala, tindakan pembedahan kraniotomi, endokarditis dan infeksi lain
didalam tubuh, dan berhubungan dengan penyakit jantung bawaan.
Infeksi tersebut sampai ke otak secara perkontinuitatum, homogen
atau gabungan keduanya.
Setelah bakteri menginfeksi otak akan terjadi cerebritis yang
merupakan stadium dini dari abses otak. Abses otak terdiri atas 4
stadium, yaitu :
1) Cerebritis dini (hari 1-3)
2) Cerebritis lanjut (hari 4-9)
3) Cerebritis kapsul dini (hari 10-13)
4) Cerebritis kapsul lanjut (>14 hari)
Sakit kepala
Muntah-muntah
Kejang-kejang
Gangguan penglihatan
Gangguan bicara
Kriteria diagnosis:
-
Penatalaksanaan :
-
Kausal :
o Ampisilin 2gr / 6 jam selama 2 minggu
o Kloramfenikol 1gr / 6 jam selama 2 minggu
Prognosis:
-
Sembuh
Sembuh + cacat
Meninggal
1.
2.
Pembagian PSA
PSA primer (spontan) : Pembuluh darah subarachnoid robek, darah
bukan dari perenkim otak dan bukan oleh karena trauma
PSA sekunder : asal darah dari luar subarachnoid, misal dari parenkim
otak (PIS) maupun tumor otak
Etiologi
Aneurisma pecah (50%)
AVM pecah (5%)/ angioma
Sekunder (20%)
Idiopatik (25%)
Gambaran Klinis:
Gejala prodromal: nyeri kepala hebat dan mendadak
Kesadaran terganggu
Tanda rangsangan meningeal (+) (kaku kuduk dan kernigs sign)
Gejala neurol fokal ringan
. 8. Penatalaksanaan
Stroke merupakansebuahkegawatdaruratan.
Tujuantatalaksanaadalahmemastikankestabilanpasiendanmencegah/membat
asikematian neuron. Tata laksana stroke
dibagimenjaditatalaksanaumumdankhusus.
Tata LaksanaUmum
Tata LaksanaUmum di RuangGawatDarurat
Stabilisasijalannapasdanpernapasan. Oksigendiberikanapabilasaturasi<95%.
Intubasiendotrakealdilakukanpadapasien yang mengalamihipoksia, syok,
danberesikomengalamiaspirasi.
Stabilisasihemodinamikdengancara :
Cairankristaloiddankoloidintravena. Hindaricairanhipotonik.
Pemasangankateter vena sentral, dengan target 5-12 cmH2O.
Optimalisasitekanandarah. Target tekanandarahsistolberkisar 140 mmHg.
Pengendalianpeningkatantekanan intracranial (TIK). Hal-hal yang
dapatdilakukanpadapasiendengankecurigaanpeningkatan TIK antaralain :
Elevasikepala 20-30derajat.
Posisipasienjanganmenekan vena jugular.
Hindaripemberiancairanglukosa, cairanhipotonik, danhipertermia.
Osmoterapidenganindikasi:
Manitol 0,25-0,5 g/KgBBdiberikanselama>20 menit, diulangisetiap 4-6 jam
dengan target <310 mOsm/L.
Jawab :
a. Prognosis
Prognosis jangka panjang suatu defisit neurologis pada stadium awal
sulit diramalkan. Secara umum, makin lama mulai pemulihan menunjukkan
prognosis yang makin kurang baik, dan bila pada minggu pertama masih
belum ada tanda-tanda pemulihan aktivitas motorik atau bicara, tampaknya
fungsi-fungsi ini sulit untuk dapat sembuh seperti semula. Hemianopsia yang
persisten lebih dari minggu biasanya akan menjadi permanen. Adanya defisit
lobus parietal (hemisphere nondominan) biasanya menandakan bahwa
rehabilitasi akan lebih sulit. Defisit akibat infark batang otak, umumnya
mempunyai prognosis yang lebih baik dari defisit akibat disfungsi hemisfer
serebri. Kelumpuhan yang menetap selama enam bulan biasanya tidak dapat
pulih.
b. Komplikasi
1) Dini (0-48 jam pertama)
Edema serebri. Defisit neurologis cenderung membesar, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian.
2) Jangka pendek (1-14 hari pertama)
Pneumonia akibat immobilisasi lama, infark miokard, emboli
paru. Cenderung terjadi 7-14 hari pascastroke, sering kali terjadi pada saat
penderita mulai mobilisasi. Stroke rekuren dapat terjadi setiap hari.
3) Jangka panjang (>14 hari)
Stroke rekuren, infark miokard dan gangguan vaskuler lain:
penyakit vaskuler perifer.
(Sumber: Ilmu Bedah Saraf Satyanegara Edisi IV.2010)
10. Bagaimana pencegahan penyakit berdasarkan diagnosis sementara ?
Jawab :
a. Pencegahan primer
Pendekatan pada pencegaha primer adalah mencegah dan mengobati
faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Hipertensi adalah faktor risiko
paling prevalen, dan telah dibuktikan bahwa penurunan tekanan darah
memiliki dampak yang sangat besar pada risiko stroke. Terdapat dua
pendekatan utama pada pencehagan stroke: (1) strategi kesehatan
masyarakat atau populasi dan (2) strategi risiko tinggi. Strategi populasi
didasarkan pada peraturan dan program pendidikan yang bertujuan
mengurangi perilaku berisiko pada seluruh populasi. Strategi resiko tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Setyopranoto Ismail. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Continuing Medical
Education 185:38(4)2011 pp. 247-250