PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan karena perawat merupakan kerangka dasar yang tidak dapat dipisahkan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
sadar tentang kesehatan dan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam
Perawat yang bekerja pada Unit Intensif Care tentunya akan berhadapan
dengan masalah kesehatan yang sangat kompleks baik dari penyakit pasien sendiri
maupun dari teknologi yang tersedia pada unit tersebut, bahkan harus bermitra dengan
dokter yang memiliki kemampuan pengetahuan yang lebih tinggi. Maka dari itu
Adapun kasus atau penyakit yang sering ada di ICU adalah masalah penyakit
dalam, masalah jantung, dan masalah bedah. Tidak semua pasien yang menjalani
pembedahan harus di rawat di ICU, akan tetapi pasien yang menjalani pembedahan
besar, serta yang menjalani pembedahan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu kami
Adapun kasus bedah yang kami jadikan laporan adalah pasien dengan
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah selain sebagai tugas
1. Perawat lebih memahami Konsep dasar dari Stroke Haemoragic dan Craniotomi
2. Perawat mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien dengan post Craniotomi e.c
stroke haemoragic.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Brunner & suddarth
, 2002 )
progresif cepat, berupa defisit neurologi fokal dan global yang berlangsung selama
Arief, 2000)
subarakhnoid yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak pada daerah
sehingga timbul iskemia di otak dan hipoksia disebelah hilir (Corwin, 2000 ).
b. Anatomi Fisiologi
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan
yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan.
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
e) Sumsum sambung (medulla oblongata)
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu,
sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
berwarna kelabu.
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum
tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.
Sistem saraf tepi terdiri : system saraf sadar dan system saraf tak sadar (
Sistem Saraf Otonom ) system saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya
diatur oleh otak , sedangkan saaf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat
diatur otak antara lain denyut jantung ,gerak saluran pencernaan dan sekresi
keringat.
Saraf tepi dan aktivitas – aktivitas yang dsikendalikannya.
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang
terdiri dari:
c. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7,
yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari
N. Trigeminus : Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf
dalam tubuh.
hypoglosi.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
saraf ekor. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang
disebut pleksus .
2) Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan
karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf
cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
Parasimpatik Simpatik
c. Etiologi
(pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam jaringan otak atau
seluruh ruang sekitar otak). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak .
1. Hemoragi obstrudural
2. Hemoragi subdural
3. Hemoragi subakhranoid
4. Hemoragi intraserebral
iskemik :
Usia
Jenis kelamin: pada wanita premonophous lebih rendah, tapi pada wanita
Hipertensi
DM
Keturunan
pusat yang terjadi ketika suplai darah normal ke otak terhenti. Patologi ini
sebagai akibat sumbatan partial atau komplek pada pembuluh darah atau hemoragi
yang diakibatlan oleh robekan dinding pembuluh. Penyakit vaskuler susunan syaraf
dan mengalami deposit ateroma ,lumen pembuluh darah secara bertahap tertutup
menyebabkan kerusakan sirkulasi serebral dan iskemik otak. Bila iskemik otak
bersifat sementara seperti pada serangan iskemik sementara, biasanya tidak terdapat
yang akan menyebabkan ataksia dan akhirnya menyebabkan kelemahan pada satu
atau empat alat gerak, selain itu juga pada arteri vetebra basilaris akan
mempengaruhi fungsi dari otot facial (oral terutama ini diakibatkan kerusakan
mengalami refluk, disfagia dan pada akhirnya akan menyebabkan anoreksia dan
menyebabkan gangguan nutrisi. Keadaan yang terkait pada arteri vertebralis yaitu
1. Kehilangan motoric
a) Hemiplegis,hemiparesis.
klinis awal ) .
2. Kehilangan komunikasi
a) Disartria
b) Difagia
c) Afagia
d) Afraksia
3. Gangguan konseptual
hemiplagia kiri )
Kerusakan neurologisekstensif).
f. Penetalaksanaan
aneurisme.
Drainage)
3. Gangguan jantung
4. Infeksi / sepsis
h. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
2. Pemeriksaan laboratorium
yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
Gula darah dapat mencapai 250 mg dalajm serum dan kemudian berangsur-
a. Pengertian
ventrikel lateral melalui lubang yang dibuat pada tengkorak untuk drainase cairan
secara cepat dan yang stabil atau selama hidrosefalus akut yang berkaitan dengan
Ventrikulostomi dapat dipasang hanya untuk selama drainase cairan serebro spinal
intra kranial dalam ventrikel yang mempunyai kemampuan untuk drainase CSF.
cairanserebro spinal secara periodik sesuai permintaan dokter. Walaupun ini bukan
batas target sesungguhnya, carain ini butuhkan untuk menurunkan tekanan intra
cranial, data saat ini membantu 20 hingga 25 mmHg sebagai batas atas tertinggi
yang mana terapi menurunkan tekanan intra cranial dapat dimulai. Ketika tekanan
intra cranial sampai atau melebihi batas yang ditetapkan oleh dokter (misalnya, 20
b. Tujuan Pemasangan
Berikut ini adalah tujuan pengeringan dan pemantauan aliran CSF dari
sistem ventrikel:
a) Untuk mengontrol dan mengurangi ICP
b) Untuk mengevaluasi CSF sitologi dan kimia dan untuk memantau drain.
c) Untuk memberikan jalan keluar sementara CSF dalam keadaan malfungsi atau
Perdarahan subarachnoid
Perdarahan intraventrikular
a. Pengkajian
Pengkajian Primer
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi.
c) Sirkulasi : TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran
Pengkajian Sekunder
Data subyektif :
Data obyektif :
kelemahan umum
Gangguan penglihatan.
b) Sirkulasi
Data Subyektif:
Data obyektif :
Hipertensi arterial
c) Integritas ego
Data Subyektif:
Data obyektif :
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan.
d) Eliminasi
Data Subyektif:
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara usus
(ileus paralitik)
e) Makan/minum
Data Subyektif:
Data obyektif:
f) Sensori Neural
Data Subyektif:
Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
lumpuh/mati.
Penglihatan berkurang.
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada
kognitif.
Data obyektif :
(kontralateral).
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi
lateral.
g) Nyeri / kenyamanan
Data objektif :
Data subyektif :
h) Respirasi
i) Keamanan
Data obyektif:
dikenali.
tubuh.
j) Interaksi social
Intervensi :
1) Monitor TTV seperti TD, Nadi, Suhu, serta frekuensi pernapasan, hati-hati
Peningkatan TIK
Intervensi :
1) Kaji kharakteristik, sifat, frekuensi, durasi, lokasi, intensitas nyeri yang
Intervensi :
1) Kaji TV dan status neurologic pasien serta fungsi motoric pasien secara periodic.
mengalami gangguan
Intervensi :
1)
5. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka di kepala post craniotomy.
6. Risiko ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
pada area bicara pada homisfer otak, kehilangan control tonus fasial atau oral,
8. Resiko gangguan intregitas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama
c. Implementasi
d. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Pasien
NO RM : 32 35 86
Nama Pasien : Ny. E.W
Tanggal Lahir : 30/03/1945
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jatiwaringin – Bekasi Kota
Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer :
Nadi : 93 x/menit TD : 132/59 mmHg
Pulsasi : ()Kuat ( ) Lemah
Akral : () Hangat ( ) Dingin
Warna Kulit : () Kemerahan ( ) Cyanosis ( ) Pucat
Waktu pengisian kapliler : < 3 detik
Distensi vena Jugularis : ()Tidak ( ) Ya
CVP : cmH2O JVP : cmH2O
Sirkulasi jantung :
Irama : () Teratur ( ) Tidak Teratur
Bunyi Jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
Perdarahan : ( ) Tidak () Ya
Area Perdarahan : EVD
Jumlah : Ka : 20 cc, Ki : 50 cc
Riwayat kehilangan cairan berlebihan :
( ) Diare : cc
( ) Muntah : cc
Sistem Saraf Pusat
Kejang : () Tidak ( ) Ya
Parese : () Tidak ( ) Ya
Pupil : () Isokor ( ) Anisokor
( ) Miosis ( ) Midriasis
Releks Cahaya : () Ada ( ) Tidak ada
Kesadaran : Somnolent
GCS :8 E : 2 M : 5 V : on ETT
Bicara : ( ) Lancar ( ) Cepat ( ) Lambat
Kekuatan Otot :
5 5
5 5
Koordinasi Motorik : Baik
Sistem Gastrointestinal
Distensi : () Tidak ( ) Ya
Asites : () Tidak ( ) Ya
Peristaltik : () Tidak ( ) Ya, Bising Usus : 12 x/mnt
Hepar : ( ) Teraba () Tidak teraba
Perut Kembung : () Tidak ( ) Ya
Nutrisi
BB : TB :
BB Sebelumnya :
MST :
SkriningNutrisi MST :
1. Apakah BB menurun tanpa direncanakan?
0 : Tidak 1 : Ya, 1-5 kg 2 : Ya, 6-10 kg
2. Apakah nafsu makan berkurang? 0 : Tidak 1 : Ya
Total skor : Resiko rendah: 0 – 1 Resiko sedang : 2 – 3
Resiko tinggi : 4 – 5
Bila nilai > 2 kolaborasi dengan ahli gizi.
( ) Mual ( ) Muntah
( ) Disfagia ( ) Anoreksia
Tanda kompartemen/DVT :
() Tidak ada
( ) bengkak
( ) Nadi bagian distal tidak teraba
Behavior Pain Scale (BPS)
Ekstremitas Tak bergerak 1
Menekuk sebagian di daerah siku 2
Menekuk seluruhnya dengan menggenggam 3
jari
Retraksi permanen/menekuk terus menerus 4
Toleransi thp ventilasi Toleransi baik 1
mekanik Batuk tapi sebagian toleransi dengan 2
ventilasi
Melawan/tidak sinkron dengan ventilasi 3
Tidak dapat mengontrol ventilasi 4
Ekspresi wajah Rileks/ santai 1
Sedikit mengkerut 2
Mengkerut hingga menutupi kelopak mata 3
Meringis 4
Kesimpulan 3-4 : tdk nyeri, 5-7 : Nyeri sedang, >7 :
nyeri berat
6
Status Mental
() Sadar dan orientasi baik
( ) Ada masalah perilaku, sebutkan :
Status Funsional
( ) Minimal care
( ) Partial Care
() Total care
Spiritual agama
( ) Kristen () Islam ( ) Katolik ( ) Hindu ( ) Budha
Apakah perlu bimbingan rohani selama dirawat ?
( ) Ya () Tidak
Kegiatan beribadah : () Selalu ( ) Kadang ( ) Tida pernah
V. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan Hasil/Kesimpulan
09/09/2016 CT Scan Otak CVD Haemoragic mid frontal dengan
Subarachnoid haemoragic (kemungkinan
rupture aneurisma perlu dipertimbangkan)
09/09/2016 Thoraks AP/PA - Kardiomegali, elongasi kalsifikasi aorta
- Pulmo tak tampak kelainan radiologis
10/10/2016 CT Scan Angiografi - Gambaran Aneurisma secular di a.
Cerebral communicating anterior
- Curiga hypoplasia segmen P1 a.
Cerebri anterior kiri dan a. cerebri
posterior kiri (DD/Stenosis)
- A. Posterior communicating kiri
terlihat terbuka
09/09/2016 Darah Lengkap HB : 14.2 gr/dl
(IGD) LED: 12 mm/jam
Leuko : 16200 uL
HT : 41%
PLT : 257.000 uL
09/09/2016 Serum Elektrolit Na : 140 mEq/L
(IGD) K+ : 3.7 mEq/L
Cl- : 106 mEq/L
drainase eksternal
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA