Anda di halaman 1dari 70

PENTINGNYA PEMERIKSAAN

MEDICAL CHECK UP BAGI


KESEHATAN PEKERJA
oleh
Dewi Sumaryani Soemarko

Program Studi Kedokteran Kerja FKUI


PPDS Kedokteran Okupasi FKUI
Divisi Kedokteran Okupasi - Dep Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 1


Curriculum Vitae
Name : Dr. dr. Dewi Sumaryani Soemarko, MS, SpOk, SubSp. PsiKO(K)

Institution : - Program Studi Magister Kedokteran Kerja FKUI


- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi FKUI
- Divisi Kedokteran Okupasi , Departemen Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
- Kolegium Kedokteran Okupasi Indonesia
- Ketua unit K3L FKUI (sampai Feb 2024)

Education : * Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia – 1987


* Program Studi Ked Kerja, Pascasarjana FK Universitas Indonesia – 1997
* Brevet Pakar Kedokteran Keluarga- IDI 1994
* Brevet Spesialis Kedokteran Okupasi – Kolegium Ked. Okupasi Indonesia , 2003
* Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI – 2010
* Brevet SubSpesialis Psikososial Kedokteran Okupasi – Kolegium Kedokteran Okupasi Indonesia,2021

Organitation: * IDI – anggota


* ICOH (International Commission on Occupational Health) – member since 2011
* PERDOKI (Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia) – Sekretaris PP Perdoki (2003-2013)
* Kolegium Kedokteran Okupasi Indonesia – Ketua Komisi Pendidikan (2010-2013)
Ketua Umum (2013-Juli 2019)
Ketua Komisi Ujian Nasional (Aug 2019-2022)
Ketua Umum (2022-2025)

Practice : 1. Occupational Health Clinic Prodia – Menara Palma ( 2009- saat ini)
2. Klinik Dokter Keluarga FKUI Kayu Putih (sampai 2009)

2 2
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024)
Outline
• Pendahuluan
• Kebijakan MCU/ Dasar Hukum
• Jenis MCU
• Pelaksanaan MCU
• Interpretasi MCU
• Kesimpulan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 3


Pendahuluan Pemeriksaan Kesehatan Kerja
• Mau bekerja  akan terpajan potensial hazard  kesehatan siap/sesuai
untuk pajanan ??  perlu pemeriksaan kesehatan pra kerja

• Sudah Bekerja  ada potensial hazard  akan timbul gangguan


kesehatan
• Terpajan Potensial hazards cukup lama  menimbulkan efek pada tubuh
pekerja
• Bagaimana efek dan gangguan kesehatan dapat cepat diantisipasi ???
 perlu pemeriksaan kesehatan pekerja berkala

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 4


Dasar Hukum
• UU RI no 36 tahun 2009 ttg Kesehatan Bab 12 kesehatan kerja, pasal 165 ayat 1(pengelola) dan ayat 3 ( hasil MCU)
• UU RI, No. 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan. Bab VI, Bag. Keenam, Kesehatan Kerja, Pasal 23.
• UU RI no 29 tahun 2004 ttg Praktek Kedokteran dan Petunjuk pelaksanaannya.
• UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Bab II - Pasal 2 dan Bab III - Pasal 3.
• PP no 88 tahun 2019 tentang KEsehatan KErja
• Per Mena KerTrans No. Per. 03/Men/1982, ttg Pelayanan Kesehatan Kerja.
• Per Mena KerTrans No.: Per.02/Men/1980, ttg Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja:
Pasal 1: MCU pra kerja = pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
Pasal 1. C: Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Pasal 5.1: Pemeriksaan kesehatan khusus untuk menilai ada pengaruh
pekerjaan t’tentu thd tenaga kerja atau golongan tenaga kerja t’tentu.
Pasal 3.4: Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan
kesehatan berkala sesuai dengan kebutuhan menurut jenis pekerjaan yang ada.
Pasal 3. 5: Pedoman MCU berkala : sesuai kemampuan perusahaan dan kemajuan
kedokteran dalam keselamatan kerja

• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981, tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
• Kepmenaker R. I. No. : KEPTS. 79/MEN/2003 Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Kerja.
5
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024)
UU no 17 tahun 2023 tentang Kesehatan

6
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024)
UU no 17 tahun 2023 tentang Kesehatan …..

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 7


PP no 88 tentang Kesehatan Kerja, pasal 4 dan 5
Upaya PENCEGAHAN PENYAKIT:
• Identifikasi, penilaian dan pengendalian potensi bahaya kesehatan
• Pemenuhan persyaratan kesehatan lingkungan kerja
• Perlindungan kesehatan reproduksi
• Penilaian kelaikan kerja
• Pemberian imunisasi dan/atau profilaksis bagi pekerja berisiko tinggi
• Pelaksanaan kewaspadaan standar
• Surveilens kesehatan kerja

Upaya PENINGKATAN KESEHATAN:


• Peningkatan pengetahuan kesehatan
• Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat
• Pembudayaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
• Penerapan gizi kerja
• Peningkatan kesehatan fisik dan mental

8
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024)
PP no 88 tahun 2019, pasal 6 dan 7
Upaya PENANGANAN PENYAKIT:
• meliputi a. P3K di tempat kerja
b. Diagnosis dan tatalaksana penyakit
c. Penanganan kasus kedaruratan medik dan/ rujukan
• P3K cedera dan sakit di tempat kerja
• Diagnosis dan tatalaksana penyakit akibat kerja dan bukan penyakit akibat kerja
• Penanganan kasus kegawatdaruratan medik- penanganan lanjut
• Rujukan
• Bila ditemukan kecacatan – penilaian kecacatan
• Hasil penilaian kecacatan – pertimbangan jaminan kecelakaan kerja

Upaya PEMULIHAN KESEHATAN: pemulihan medis, pemulihan kerja


• Pemulihan medis = kebutuhan medis
• Pemulihan kerja = program kembali kerja

Ketentuan Standar Kesehatan Kerja :


a. sesuai Permenkes, bersifat teknis kesehatan
b. seusai permenaker, penerapan kesehatan kerja bagi perusahaan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 9


Kompetensi dalam bidang-bidang Ilmu Kedokteran

Dan lain-lainnya
Ked. Olahraga
Ked. Okupasi
Kebidanan

Farmako
Anestesi

Forensik
Psikiatri
Interna

KlinPat
Bedah

Neuro

Mikro
Mata
Anak

Paru
kulit

THT

PA
0
Dokter
20

40
Dokter
60 Spesialis
Inten
sifika
si 80

100
Diversifikasi
Dokter = SKDI 2012 Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan
7 Feb 2024)
120 Dokter Spesialis = Standar Kompetensi sesuai Kolegium masing-masing 10
Standar Kompetensi Dokter Indonesia – Perkonsil tahun 2012

Surat keterangan Medis adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter untuk tujuan tertentu
tentang kesehatan atau penyakit pasien, atas permintaan pasien atau permintaan pihak ketiga
dengan persetujuan pasien atau atas perintah Undang-Undang.

Surat Keterangan Medis:


•Surat Keterangan lahir
•Surat Keterangan Meninggal
•Surat Keterangan Sehat
•Surat Keterangan Sakit
•Surat Keterangan Cacat

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 11


Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 12
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 13
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2O2O
TENTANG STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN
OKUPASI
Kompetensi Utama Dokter Spesialis Kedokteran Kompetensi Penunjang Dokter Spesialis
Okupasi yakni: Kedokteran Okupasi yakni:
1. Melakukan penatalaksanaan dan l. Merancang dan melakukan pemeriksaan
penanganan penyakit akibat kerja secara
komprehensif Kesehatan sebelum kerja dan berkala
2. Membuat penilaian laik kerja (fit to work) serta khusus pada pekerja dan komunitas
pekerja pekerja sesuai dengan karakteristik
3. Melakukan evaluasi kembali kerja (return to pekerja, jenis pekerjaan dan pajanannya
work) dan membuat program nya 2. Melakukan analisis dan menyimpulkan
4. Melakukan penilaian kecacatan dan hasil pemeriksaan kesehatan kerja secara
perhitungan persentase kecacatan akibat individu dan kelompok serta membuat
kecelakaan kerja atau penyakit kerja
rekomendasi yang mampu laksana
5. Melakukan surveilens medis pada
komunitas pekerja (Occupational Medical
Surveilane)

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 14


Definisi: Kedokteran Okupasi
• Kedokteran klinis yang berfokus pada identifikasi dan pengelolaan risiko kesehatan
yang mungkin dihadapi seseorang di tempat kerjanya
(https://pendidikankedokteran.net/dikdok/apa-itu-kedokteran-okupasi-dan-prospek-kerjanya-ini-kata-
alumni-ugm/)

• merupakan bagian ilmu kedokteran yang memberikan pelayanan dan perlindungan


kesehatan pekerja/tenaga kerja guna menciptakan pekerja/tenaga kerja yang sehat
dan produktif. Selain kepada komunitas pekerja dan atau indvidu pekerja,
kedokteran okupasi juga ditujukan kepada serta masyarakat di sekitar daerah
industri yang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang
timbul yang kemungkinan berkaitan dengan
pekerjaan.(http://rsudarifinachmad.riau.go.id/apa-itu-poliklinik-kedokteran-okupasi/)

• sebuah klinik untuk para pekerja mendapatkan solusi atas permasalahan kesehatan
dirinya yang harus di sesuaikan dengan tuntutan ditempat
kerjanya.(https://www.rsi.co.id/berita/item/284-kedokteran-okupasi-apa-itu-
menjawab-permasalahaan-kesehatan-anda-di-tempat-kerja)

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 15


.(https://www.rsi.co.id/berita/item/284-kedokteran-okupasi-apa-itu-menjawab-permasalahaan-kesehatan-anda-di-tempat-
kerja)

• Pelayanan Kedokteran Okupasi, adalah pelayanan khusus yang


diberikan pada komunitas pekerja dan atau individu bahkan
masyarakat sekitar industri, yang terutama bertujuan untuk
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang timbul yang
berkaitan dengan pekerjaan.

• Pelayanan Klinis Kedokteran Okupasi


(Buku Standar Pelayanan Kedokteran Okupasi di RS):
Pelayanan medis yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Kedokteran
Okupasi

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 16


FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Tipe perkembangan pelayanan Kesehatan Kerja (BOHS, 2005)

Personel

Jenis industri

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 17


Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
• Pelayanan pemeriksaan umum.
• pelayanan pemeriksaan lansia.
• pelayanan kesehatan ibu anak- keluarga berencana (KIA-KB) dan
Imunisasi.
• Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
• pelayanan kefarmasian.
• pelayanan laboratorium.
• pelayanan konsultasi terpadu.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 18


FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jenis klinik / pelayanan Kedokteran Okupasi / Kerja


• Struktur : 1. Emergency / out patient Dept
2. Free standing clinic
3. Networking of clinic

• Owners:
1. Incompany services (Big Company)
2. Inter enterprise
3. Branch specific
4. Private Health Care
5. Hospital based
6. Primary Health care
7. University based
Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 19
Pelayanan Kesehatan Sekunder
• Pelayanan ini dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter subspesialis
terbatas dan ditujukan untuk masyarakat yang memerlukan
pelayanan rawat inap atau pelayanan jalan.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 20


Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Contoh: Eksternal
1) Pelayanan Rawat Jalan / Poliklinik
Contoh: Eksternal
2) Pelayanan Rawat Inap
• Pelayanan Rawat Jalan / Poliklinik.
3) Pelayanan Gawat Darurat
• Pelayanan Rawat Inap.
4) Pelayanan Kanker Terpadu
• Pelayanan Gawat Darurat. 5) Pelayanan Kedokteran Nuklir
• Pelayanan Kanker Terpadu. 6) Pelayanan Ibu dan Anak Terpadu (NICU,
PICU, HCU, ICCU, ICU)
• Pelayanan Kedokteran Nuklir.
7) Pelayanan Rawat Inap Intensif Terpadu
• Pelayanan Ibu dan Anak Terpadu
8) Pelayanan Bedah Sentral dan Anastesi
(NICU, PICU, HCU, ICCU, ICU)
9) Pelayanan Hemodialisa
• Pelayanan Rawat Inap Intensif
10) Pelayanan Farmasi
Terpadu.
11) Pelayanan Radiologi
• Pelayanan Bedah Sentral dan
12) Pelayanan Laboratorium (PA, PK,
Anastesi. Mikrobiologi)
13) Pelayanan kosmetik Medik
14) Pelayanan Medical Check Up
Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023)
21
15) Pelayanan Fisioterapi
Keputusan menteri kesehatan RI no.
Hk.01.07/MENKES/1128/2022 Permenkes no 66 tahun
tentang standar akreditasi rumah sakit. 2016 tentang K3RS

• Rumah sakit menerapkan Standar K3Rs meliputi:


proses untuk mengelola dan • Manajemen Risiko
memantau keamanan
(merupakan bagian dari • Keselamatan dan Keamanan RS
program Manajemen Fasilitas • Pelayanan Kesehatan Kerja
dan Keselamatan (MFK) pada • Pengelolaan Bahan Berbahaya
standar MFK 1 dan beracun (B3) dari aspek K3
• Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran
• Rumah sakit telah • Pengelolaan prasarana RS dari
mengintegrasikan program aspek K3
Kesehatan dan keselamatan • Pengelolaan peralatan medis dari
kerja staf ke dalam program aspek K3
manajemen fasilitas dan • Kesiapsiagaan menghadapi
keselamatan (MFK2, MKF3) kondisi darurat atau bencana

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 22


Pelayanan Kesehatan Kerja di RS

• Berdasarkan target/sasaran:
1. Internal : pegawai RS  sesuai Program K3RS
2. Eksternal : pekerja, pasien pekerja, komunitas pekerja (perusahaan)

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 23


Buku Standar Pelayanan Kedokteran Okupasi di RS, Perdoki 2020:

Pelayanan Kedokteran Okupasi


• MCU pekerja tanggung jawab SpOk MODEL 1
• Rujukan pelayanan kesehatan kerja pekerja RS Pelayanan klinik kedokteran Okupasi
menjadi bagian di Rawat Jalan atau MCU
• SDM komite/ instalansi K3RS
• Jenis pelayanan: Individu, komunitas pekerja
• Panduan
• Alur Rujukan: sesuai instalansi Rawat
Jalan/MCU
• SDM klinik ked. Okupasi: SpOk; Nr Sertifikat
Hiperkes, pelatihan audio/Spiro/K3RS ; staf
administrasi
• SDM Unit MCU: SpOk(sbg DPJP MCU); GP
hiperkes/K3RS/PAK; Dokter Spesilais lain yang
terlibat; Nr Sertifikat Hiperkes, pelatihan , staf
administrasi, staf IT
• SDM komite K3RS: SpOk,, MKK, GP pelatihan
K3RS, S1/S2 K3 atau sarjana lain dengan
sertifikat khusus K3RS
• Sarana Prasarana: Umum , khusus Klinik
Kedokteran Okupasi, unit MCU, unit K3 RS

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 24


Buku Standar Pelayanan Kedokteran Okupasi di RS, Perdoki 2020:

Pelayanan Kedokteran Okupasi


• Pelayanan Dokter SpOk = Kepala Instalansi
Kedokteran Okupasi MODEL 2
• Ada Klinik Kedokteran Okupasi, Unit MCU, Lab Ked. Pelayanan terintegrasi dalam Instalasi
Okupasi dan Lingkungan kedokteran Okupasi , terdiri dari Klinik
• SDM komite/ instalansi K3RS Kedokteran Okupasi, MCU, Lab
• Layanan terintegrasi Kedokteran Okupasi dan Lingkungan, serta
• Panduan SDM Komite K3RS
• Alur Rujukan: sesuai instalansi Rawat Jalan/MCU
• SDM klinik ked. Okupasi: SpOk; Nr Sertifikat
Hiperkes, pelatihan audio/Spiro/K3RS ; staf
administrasi
• SDM Unit MCU: SpOk(sbg DPJP MCU); GP
hiperkes/K3RS/PAK; Dokter Spesilais lain yang
terlibat; Nr Sertifikat Hiperkes, pelatihan , staf
administrasi, staf IT
• SDM komite K3RS: SpOk,, MKK, GP pelatihan K3RS,
S1/S2 K3 atau sarjana lain dengan sertifikat khusus
K3RS
• Sarana Prasarana: Umum , khusus Klinik
Kedokteran Okupasi, unit MCU, unit K3 RS
• Lab Ked Okupasi dan Lingkungan: SDM, Jenis
pemeriksaan (biomonitoring, pem lingkungan
kerja), akreditasi KAN, ISOrrrrrrr/IEC 17025

Prepared by Dewi S Soemarko ( Juni 2023) 25


KLINIK LABORATORIUM

Perijinan Ijin Klinik Ijin Laboratorium


Jenis dan Klinik Mata – SpM Laboratorium : SpPK
Penangg. Jawab Klinik Kebidanan – SpOG
Klinik kulit – SpKK
Klinik Bedah - SpB
Klinik Kedokteran Okupasi - SpOk

Kewenangan Sesuai jenis klinik Sebagai Laboratorium

Pelayanan Klinik Kedokteran Okupasi: Pelayanan Laboratorium:

A. Komunitas: 1. Lab hematology


1. Pemeriksaan Pra-kerja 2. Lab urinalisa
2. Risk Assessment 3. Lab enzimatik
3. Upaya promosi Kesehatan 4. Lab imunologi
4. Upaya pencegahan Penyakit Akibat Kerja 5. Lab faces, dll
5. Pemeriksaan berkala  Monitoring biologis
6. Surveilans medis
7. Penanganan masalah Penyakit Akibat Kerja
8. Penanganan Industrial disaster

B. Individu:
1. Promosi kesehatan
2. Fit to work
3. Diagnosis & Penanganan Penyakit Akibat Kerja
4. Job Analysis
5. Penanganan Kecelakaan Kerja
6. Return to work evaluation

Kompetensi SDM Klinik Kedokteran Okupasi: Laboratorium:


Kompetensi dokter (SpOk, GP), perawat, petugas pemeriksaan Dokter SpPK, Analis
penunjang (Rontgen, USG, laboratorium sederhana, dll)

output Klinik Kedokteran Okupasi: Laboratorium:


Diagnosis klinis dan diagnosis okupasi, fit to work, return to work, Hasil Pemeriksaan Lab
penilaian kecacatan, tata laksana klinis dan okupasi

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014) 26
DEFINISI
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
(MCU)
ALO DOKTER:
• Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Melalui pemeriksaan ini, diharapkan suatu penyakit atau gangguan
kesehatan bisa dideteksi sejak dini. Tes ini sekaligus berguna untuk
merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat
sebelum penyakit berkembang.

Kamus Bahasa Inggris:


• checkup, medical checkup, medical examination, medical exam, medical,
health check(noun)
• a thorough physical examination; includes a variety of tests depending on the
age and sex and health of the person

Sumber: Slide Pengantar Fit to Work dan Return to Work oleh Dr. Astrid B Sulistomo- PERDOKI, Feb 2021

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 27


Definisi……

• An Occupational Health Assessment is a medical


examination performed by an Occupational Health Physician.

Its main aim is to advise employers on the employee's health and


make recommendations on what adjustments could be considered to
ensure a safe/healthy working environment for that employee.

Sumber: Slide Pengantar Fit to Work dan Return to Work oleh Dr. Astrid B Sulistomo- PERDOKI, Feb 2021

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 28


PESAN KUNCI:
MCU UMUM/ Medical Check Up Biasa:
• Pemeriksaan Kesehatan menyeluruh
• Deteksi Dini
• Berdasarkan risiko: Umur , jenis kelamin, keadaan kesehatan

Occupational Health Assessment (MCU oleh Occupational. Medicine Specialist):


• Occupational Health Physician: Terjemahannya Dokter Kesehatan Kerja tetapi DI USA,
Belanda , Jerman: Dokter + Training 4 tahun dan disebut Occupational Medicine
Specialist. (Training = Pelatihan atau Pendidikan dalam Profesi Dokter)
• Tujuan: untuk memberi rekomendasi kepada manajemen

Sumber: Slide Pengantar Fit to Work dan Return to Work oleh Dr. Astrid B Sulistomo- PERDOKI, Feb 2021

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 29


Apakah Hasil Medical Check Up Biasa dapat
langsung memberi hasil Kelaikan Kerja?

Medical Check Up Biasa:


• Baru menggambarkan : Kondisi Kesehatan dan Disabilitas
(Bagaimana dengan Langkah 3 dan 4 dari 7 Langkah FTW?)
• Tidak ada Penentuan Job Demand --> diperlukan
kompetensi melakukan Job Analisis dan penentuan
kebutuhan keadaan fisik dan mental pekerja untuk
pekerjaan tertentu
• Tidak ada Penentuan Risiko: Kompetensi Health Risk
Assessment

Sumber: Slide Pengantar Fit to Work dan Return to Work oleh Dr. Astrid B Sulistomo- PERDOKI, Feb 2021
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 30
Perbedaan MCU Okupasi dengan MCU biasa (1)

MCU Okupasi MCU biasa


1. Target Individu dan atau Kelompok Individu
pekerja
2. Tujuan Umum: Mendeteksi penyakit dan
1. Meningkatkan tingkat kesehatan kelainan pada individu
pekerja
2. Mencegah PAK dan atau
Kecelakaan Kerja

Pra Kerja: Cocok kes. utk pekerjaan


Berkala: Menilai sedini mungkin
pengaruh pekerjaan
Khusus: sesuai kebutuhan

3. Pelaku Dokter: GP Hiperkes, Dokter :GP,


SpOk SpPD
Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014)

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 31


Perbedaan MCU Okupasi dengan MCU biasa (2)

MCU Okupasi MCU biasa


4. Jenis Pra Kerja, Berkala, Khusus Deteksi tumor, deteksi
Pemeriksaan  Sesuai pajanan di tempat kerja Osteoporosis, dll
Kesehatan
5. Tahapan Mapping pajanan di tempat kerja  Persiapan individu 
penentuan pajanan pembuatan jenis pelaksanaan MCU 
MCU Okupasi  koordinasi pelaksanaan analisis hasil individu
MCU  data entry analisis individu
analisis kelompok  hasil individu .
Hasil kelompok  presentasi perusahaan

6. Kesimpulan 1. Laik kerja (fit to work) 1. Sehat


MCU 2. Laik kerja dengan catatan 2. Ada penyakit
(fit to work with note)
3. Tidak laik kerja sementara
(temporary unfit)
4. Tidak laik kerja untuk pekerjaan....
(unfit)
Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014)
32
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024)
Perbedaan MCU Okupasi dengan MCU biasa (3)

MCU Okupasi MCU biasa


7. Konsekuensi Hasil: Diagnosis Okupasi - PAK Tidak ada aspek legal bid.
MCU Ada aspek legal berhub dengan PAK  Kesehatan kerja
berhub dg kompensasi

8. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Kerja, (sesuai FKTP, Pelayanan kesehatan;


pelayanan FKTL) - Dokter Praktek swasta
- Klinik Kedokteran Okupasi - Klinik Dokter spesialis
- Unit pel. Kes. Kerja di industry (???) - Rumah Sakit
- UPF/SMF Kedokteran Okupasi di
Rumah Sakit

Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014)

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 33


Definisi
FIT TO WORK
• "Fit to work" or "fitness to work" is a
medical assessment done when an employer
wishes to be sure an employee can safely do a
specific job or task. The purpose is to
determine if medically the employee can
perform the job or task under the working
conditions.

Fit to Work : OSH Answers

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 34


Definisi Fit to Work…….

• Penilaian untuk memastikan bahwa seorang individu SECARA MEDIS


dapat melakukan tugas dalam pekerjaannya secara efektif tanpa
menimbulkan risiko berarti bagi dirinya sendiri, pekerja lainnya,
maupun lingkungan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 35


KATA KUNCI Untuk Fit to work

1. MEDICAL ASSESSMENT:
a. Oleh dokter
b. Status kesehatan dan prognosisnya
2. SPECIFIC JOB:
a. Job Demand
3. EFFECTIVELY:
a. Mampu melakukan
4. SAFELY & NO RISK FOR THE WORKER and OTHERS:
a. Tidak berisiko

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 36


Return To Work
• Penilaian Fit To Work sesudah pekerja mengalami sakit atau cedera dan
akan Kembali bekerja
• Di tambah pengembangan program RTW bila dibutuhkan

Di Belanda: Bila pekerja tidak masuk kerja karane sakit selama 2 minggu –
HARUS diperiksa Occupational Health Doctor dahulu

Di Jerman: Bila pekerja tidak masuk kerja selama 2 hari – HARUS diperiksa
Occupational Health Doctor dahulu

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 37


Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Kerja

Pem.Kesehatan Pra Kerja, Berkala dan Khusus (Dr.dr. Suma’mur PK, MSc, SpOk)
• Meningkatkan derajat kesehatan pekerja
• Mencegah terjadinya PAK dan Kecelakaan Kerja

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 38


Pemeriksaan Kesehatan
(Permenakertrans no 02/Men/1980)

• Pemeriksaan kesehatan Pra Kerja:


 Sebelum diterima bekerja (Pre employmee)
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala:
 Pada waktu tertentu (annual check)
• Pemeriksaan Kesehatan Khusus:
Pada waktu dan keadaan khusus (spesific check up)

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 39


PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Antara lain

PEM. KESEHATAN

PRA KERJA BERKALA KHUSUS

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 40


Anamnesis
Alur pelayanan kesehatan kerja

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang

EKG Audiometri Spirometri Radiologi Laboratorium


ILO Radiografi

DIAGNOSIS KLINIS

Pemeriksaan pajanan di lingkungan kerja

Pengukuran biomonitoring pada pekerja

Anamnesis Pekerjaan

DIAGNOSIS OKUPASI
Fit to work
(PAK / Diperberat / Bukan PAK)

Tatalaksana: Return to work Nilai kecacatan


- Medis (farmako &
Non farmako)
- Kedokteran okupasi

Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014)


Courtesy by: Dewi S Soemarko, 2011

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 41


Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Tahap Persiapan
Pemeriksaan Awal Calon Pekerja (pemeriksaan kesehatan pra kerja):
• Perusahaan menetapkan rencana penempatan pekerjalakukan identifikasi faktor bahaya
tempat kerja, bahan yang digunakan dan cara kerjanya.
• Berdasarkan kondisi faktor bahaya kerja tetapkan jenis pemeriksaan MCU pra kerja
• Sosialisasi MCUkepada calon pekerja tahu hak dan kewajiban, pentingnya MCU pra kerja
• Penanggung jawab pelaksanaan MCU pra kerja : Manajer Personalia dan Umum Dibantu oleh
bagian terkait.

Pemeriksaan Kesehatan Berkala:


• Perusahaan melakukan identifikasi faktor bahaya tempat kerja, bahan yang digunakan dan cara
kerjanya  tentukan jenis MCU yang akan diberikan.
• Sebelum pelaksanaan MCUlakukan sosialisasi program,
Tujuan sosialisas: angka partisipasi pekerja maksimal dan menyampaikan tujuan, manfaat MCU
bagi pekerja dan perusahaan, serta menjelaskan hak dan kewajiban.
• Penanggung jawab MCU berkala: Manajer Personalia dan Umum
Dibantu oleh bagian terkait.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 42


Pelaksana Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Legal aspek (aturan Pemerintah)
• Ijin klinik/pelayanan medis dari dinas kesehatan
• Ijin praktek dokter (Dinkes)
• Surat sbg dokter pemeriksa (Depnaker)
• Ijin praktek perawat, bidan, penata rontgen, dll
• Ijin laboratorium
• Alat-alat kesehatan/medis yg sesuai
• Alat penunjang medis yg sesuai (Lab, rontgen)
• Pengelolaan limbah sesuai aturan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 43


Pelaksana Pemeriksaan Kesehatan Pekerja …………

Aturan Aspek Medis Teknis


• Kompetensi dokter:
1. Dokter: Surat Izin Praktek (UU Praktek Kedokteran 2004) dan sertifikat Hiperkes.
2. berpengalaman dan menguasai aspek-aspek dalam pemeriksaan MCU, yaitu:
- dapat melakukan pemeriksaan fisik khusus untuk setiap jenis pekerjaan tertentu
untuk menegakkan diagnosis kerja, diagnosis okupasi (penyakit akibat
kerja/berhubungan dengan pekerjaan/ diperberat oleh pekerjaan).
- Dapat menentukan status kesehatan sesuai dengan jenis pekerjaan.

• Pakai form daftar tilik pemeriksaan (ditentukan perusahaan dan dokter perusahaan/pihak lain
yang mempunyai kompetensi kesehatan dan kedokteran kerja) sesuai dengan jenis pekerjaan
dan pajanan di lingkungan kerja.

• Kompetensi pemeriksa audiometri, pemeriksa spirometri terlatih : ada sertifikat


kompetensi/pelatihan dan berpengalaman.

• Prosedur MCU perhatikan aspek legal, etika kedokteran dan standar operasional pelayanan
kesehatan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 44


Alat kesehatan dan fasilitas penunjang
• sebaiknya dimiliki Penyedia MCU.
Bila bekerja sama pihak lain, harus ikuti peraturan kontrak kerjasama.
Bila ada kesalahan pemeriksaan, pihak lain harus ikut bertanggung jawab melakukan
pemeriksaan ulang tanpa tambah pembiayaan.

• Mempunyai peralatan sendiri:


Laboratorium, Rontgen, Audiometri (dengan ruang kedap suara/sound booth),
Protokol Audiometri jelas dan syarat-syarat teknis terpenuhi, antara lain: noise level
dibawah 40 dBA, terbebas dari suara bising selama istirahat di rumah (minimal 12 jam))
Spirometri (harus berdasarkan protokol tertentu dengan interpretasi hasil didasarkan
nomogram Indonesia). Fasilitas peralatan ini telah dikalibrasi, dibuktikan dengan tanda bukti
sertifikat kalibrasi. (Prosedur pelaksanaan untuk masing-masing alat harus dilampirkan).
• Menggunakan peralatan yang steril (disposible)- darah/tindakan invasif dan urin.
• Menggunakan fasilitas standar pelayanan kesehatan telah dikalibrasi.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 45


KESIMPULAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA

Penentuan Status Kesehatan


• Dokter pemeriksa kesehatan kerja tahu Kedokteran Kerja, sesuai Kompetensi Dokter
nya
Analisis dan kesimpulan oleh SpOk:
Kriteria tingkat kesehatan ini ditetapkan sebagai berikut: 1. Laik kerja (fit to work)
2. Laik kerja dengan catatan (fit to
1. Sehat untuk bekerja work with note)
2. Sehat dengan catatan/keterbatasan 3. Tidak laik untuk sementara
(temporary unfit)
3. Tidak sehat untuk sementara 4. Tidak laik kerja (unfit)
4. Tidak sehat untuk bekerja
5. Hasil belum lengkap, masih memerlukan pemeriksaan tambahan.
Dokter Perusahaan / Dokter Pemeriksa Kesehatan Kerja harus tahu:
- kondisi faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja di lingkungan kerjanya.
- faktor penyakit yang secara umum dapat mempengaruhi pekerjaaan,
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 46
I. Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja

Pemeriksaan oleh dokter sebelum pekerja diterima utk


melakukan pekerjaan
• Tujuan :
1. pekerja diterima dlm kondisi sehat
2. kesehatan pekerja cocok utk pekerjaannya

pemeriksaan pra-kerja/fitness bekerja sesuai beban


kerja dan proses kerja yang akan dilakukan pekerja

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 47


Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja ..........

• Bila kurang 3 bulan sudah periksa kesehatan dan tidak ada keraguan
 tidak perlu dilakukan pem. Kesehatan sebelum bekerja (ayat 7
pasal 2)
• Pengusaha/Pengurus dan dokter wajib menyusun Pedoman
Pemeriksaan Kesehatan
• Sebagai Data Dasar Pekerja untuk follow up tahun mendatang (Data
Base)

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 48


Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja ..........

• PP Menker no 02/Men/1980, meliputi:


Pemeriksaan Fisik Lengkap
Kesegaran Jasmani
Rontgen Paru (bila mungkin)
Laboratorium rutin
Pemeriksaan Lain yang dianggap perlu

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 49


II. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

• Pem. Kesehatan pekerja oleh dokter, pada waktu-waktu tertentu


• Tujuan :
1. mempertahankan tingkat kesehatan pekerja
2. menilai kemungkinan ada pengaruh pekerjaan se awal mungkin

• Deteksi dini penyakit akibat kerja  Diagnosis Okupasi


• Prosedur sedikit beda dengan pemeriksaan kesehatan pra kerja

• Perlu formulir khusus (tergantung pada pajanan)


• Perhatikan: Riwayat penyakit, Pemeriksaan penyakit
• Pemeriksaan penunjang sesuai : Lab, Rontgen, audio, spiro
• sifat pajanan dan luas risiko kena pajanan  frekuensi pem.berkala

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 50


III. Pemeriksaan kesehatan khusus

• Pemeriksaan khusus untuk deteksi/evaluasi tahap dini gangguan


kesehatan

Contoh: Analisis bahan biologis : urine, darah


Evaluasi fungsi paru
EKG, EEG
Audiometri
Rontgen Paru

• Prinsipnya : peka, sahih, murah, aman

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 51


Pemeriksaan Kesehatan Khusus ..........
• Untuk menilai adanya pengaruh pekerjaan tertentu terhadap
pekerja
• Dilakukan pada:
a. Pekerja telah mengalami kecelakaan atau penyakit
yg memerlukan perawatan > 2 minggu
b. Pekerja > 40 tahun atau wanita dan cacat serta
muda pada pekerjaan tertentu
c. Pekerja dengan dugaan adanya gangguan
kesehatan
d. Bila ada keluhan pekerja, atau pengamatan Badan
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 52


KELOMPOK RISIKO
Contoh Pembagian MCU berdasarkan Kelompok risiko :

1. Paket A  Administrasi Office


2. Paket B  Terpajan bahan kimia berbahaya / debu
3. Paket C  Terpajan panas > NAB
4. Paket D  Driver
5. Paket E  Aspek ergonomi (repetitif)
6. Paket F  Manual handling
7. Paket G  Pekerja di ketinggian
8. Paket H  Terpajan bising > NAB

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 53


Kategori Usia :
 Dapat dikelompokkan berdasarkan usia tenaga
kerja, contoh :
a. < 30 tahun
b. 30 – 40 tahun (Masa transisi)
c. > 40 tahun

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 54


LINGKUNGAN ADMINISTRASI / OFFICE

a. Pencegahan terhadap penyakit menular


b. Penyakit ~ ruangan dingin (AC)
c. Faktor alergi : dingin dan debu
d. Pekerjaan over time  stress tinggi dan status gizi
e. Penyakit metabolik dan degeneratif  Penyakit jantung,
penurunan fungsi hati dan penyakit lain
f. Pola life style atau food style

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 55


LINGKUNGAN TERPAJAN
BAHAN KIMIA
• Tidak mengalami gangguan fungsi pernafasan : asthma,
rhinitis alergi, sinusitis
• Tidak terdapat gangguan fungsi paru  spirometri : bila ada
indikasi penggunaan respirator
• Tidak terdapat penyakit kulit
• Tidak mengalami gangguan fungsi hati menahun (kronis)
• Tidak mengalami gangguan fungsi ginjal menahun (kronis)
• Tidak mengalami gangguan sirkulasi darah : leukemia, anemia
aplastik dsb
• Tidak mengalami gangguan sistem saraf pusat

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 56


LINGKUNGAN TERPAJAN PANAS
• Tidak menderita penyakit jantung dan pembuluh
darah
• Tidak mengalami gangguan fungsi ginjal dan fungsi
hati menahun (kronis)
• Tidak mengalami gangguan kulit menahun (kronis)
dan berulang

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 57


DRIVER

• Tidak buta warna total (total colour blindness)


• Tidak mempunyai kelainan lapang pandang ( dapat
melihat hingga 70o arah horizontal)
• Tidak mempunyai kelainan jantung, hipertensi berat
dan tidak terkontrol
• Tidak menderita status asmatikus dan PPOK
• Tidak mengalami gangguan pendengaran sedang s/d
berat bilateral
• Tidak mengalami gangguan konsentrasi

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 58


LINGKUNGAN KERJA DGN ASPEK ERGONOMI
(gerakan repetitif, dll)

• Tidak menderita gangguan saraf


perifer/pusat yang menetap
• Tidak ditemukan kelainan saraf patologik
• Tidak mengalami gangguan koordinasi
anggota alat gerak : tremor, kecekatan
dan penurunan refleks

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 59


Pekerja kantin (pengolah & penyaji):

•Tidak menderita infeksi menular, mis: Diare, Tipus Abdominalis, Hepatitis A.


• Catatan: kondisi dapat berubah kondisi pekerja dalam kesehariannya.
MCU hasil periksa saat itu - perlu evaluasi dan pemeriksaan ulang (berkala).

•Hal lain diperhatikan: bila ada kelainan organ mutlak yang tidak memungkinkan orang ini bekerja di tempat
tersebut,
misalkan: Pekerja yang mempunyai riwayat / dalam pengobatan epilepsi untuk tidak bekerja di
lingkungan yang berbahaya baik bagi dirinya maupun orang lain, namun untuk pekerjaan yang diperhitungkan
tidak berbahaya, pekerja ini dapat diberikan kesempatan untuk bekerja dengan catatan selalu melakukan
evaluasi ke dokter untuk mengevaluasi kesehatannya.

Pekerja terpajan bising di tempat kerja

• Tidak Kelainan Syaraf Pendengaran /Gangguan Pendengaran Konduktif Sedang s/d Berat yang
permanen.
Gangguan Pendengaran Ringan dapat tetap bekerja dengan persyaratan penggunaan alat pelindung
telinga yang tepat.
• Tidak menderita penyakit infeksi telinga: Otitis Media Supuratifa Khronis (OMSK) yang disertai
rusaknya gendang telinga permanen (Perforasi Membran Timpani).
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 60
Pekerja terpajan bahaya potensial ergonomi
• repetitif (gerakan berulang)
• Tidak menderita kelainan syaraf perifer dan pusat yang menetap (khusus
anggota tubuh yang digunakan untuk bekerja), kelainan saraf pusat
(khususnya terdapat reflek patologis) dan gangguan sistem koordinasi
anggota gerak, misalkan: kelemahan anggota gerak, adanya tremor,
kecekatan dan reflek yang berkurang.

Pekerja bekerja di ketinggian:


• Tidak menderita kelainan organ yang berhubungan
dengan keseimbangan
• Tidak menderita Hipertensi sedang s/d berat dan
Hipertensi yang tidak terkontrol.
• Tidak mengalami kelainan lain yang dapat mempengaruhi kesulitan
berkonsentrasi.
Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 61
CONTOH

Pekerja kantin (pengolah & penyaji):


• Tidak sedang menderita infeksi menular, mis: Diare, Tipus Abdominalis, Hepatitis A.
• Catatan: kondisi diatas dapat berubah, tergantung kondisi pekerja dalam kesehariannya. MCU merupakan hasil
pemeriksaan saat itu, sehingga perlu adanya evaluasi dan pemeriksaan ulang (berkala).
• Hal yang perlu diperhatikan selain kondisi diatas, bila ada kelainan organ yang mutlak yang tidak
memungkinkan orang ini bekerja di tempat tersebut, misalkan: Pekerja yang mempunyai riwayat / dalam
pengobatan epilepsi untuk tidak bekerja di lingkungan yang berbahaya baik bagi dirinya maupun orang lain,
namun untuk pekerjaan yang diperhitungkan tidak berbahaya, pekerja ini dapat diberikan kesempatan untuk
bekerja dengan catatan selalu melakukan evaluasi ke dokter untuk mengevaluasi kesehatannya.

Pekerja supir (driver):


• Tidak mempunyai kelainan mata buta warna total
• Tidak mempunyai kelainan lapang pandang mata (masih bisa melihat hingga 700 arah horizontal)
• Tidak mempunyai penyakit kelainan jantung, hipertensi yang berat dan tidak terkontrol.
• Tidak sedang menderita penyakit status asmatikus dan penyakit paru obstruksi menahun (kronis)
• Tidak mengalami Gangguan Pendengaran Sedang s/d Berat Bilateral.
• Tidak mengalami pendengaran komunikasi dan kelainan lain yang dapat mempengaruhi kesulitan
berkonsentrasi.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 62


Tindak lanjut hasil MCU
- menentukan tingkat kesehatan (fitness) pekerja pada bidang tertentu.
- Fitness kurang atau tidak sehat konsultasi.

Panduan pengobatan untuk beberapa penyakit


• berbagai kelainan medis dari MCU, dokter perusahaan wajib melakukan tindak lanjut sesuai indikasi yang
diperlukan secara profesional dan didasarkan pada peraturan perusahaan yang berlaku, terutama prosedur
penanganan untuk penyakit-penyakit yang ditemukan, seperti: Tubekulosis Paru, Demam Tifoid, Gangguan
pendengaran akibat bising, Asma Kerja, dan Penyakit menular lainnya. Prosedur penatalaksanaan disesuaikan
dengan standar pelayanan medis yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan referensi lain.

Persyaratan Kerja Kembali


• Pekerja yang menderita sakit harus dilakukan pengobatan sesuai prosedur yang ada, dan diberlakukan kembali
bekerja dengan memperhatikan baik Prosedur Kembali Kerja sesuai dengan tingkat kesehatannya saat itu yang
berhubungan dengan faktor bahaya lingkungan kerja dan jenis pekerjaannya.
• Pekerja yang telah selesai pengobatan, dapat langsung bekerja setelah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
kembali. Oleh karena itu peran dokter perusahaan sangat penting memantau kondisi pekerja pada saat proses
kembali kerja.
• Khusus pekerja kantin yang berhubungan dengan pengolahan, penyediaan dan penyajian makanan, harus
mendapatkan surat keterangan dari dokter klinik perusahaan tentang kesehatannya. Hal ini untuk mencegah ke-
mungkinan masih adanya penyakit menular yang adapat menjadi faktor terjadinya keracunan makanan.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 63


Pencatatan, Analisa dan Pelaporan
• Hasil MCU berupa rekam medis harus disimpan secara rahasia sesuai peraturan/prosedur dari
perusahaan, hal ini sebagai data dasar kesehatan pekerja.
• Rekam medik yang paling akhir harus dapat digunakan dan diakses oleh dokter klinik untuk
melihat data pekerjaan dan riwayat kesehatan pekerja.
• Dokter perusahaan berkewajiban untuk melakukan analisa data MCU dan memberikan
rekomendasi tentang tindak lanjut yang diperlukan.
• Dokter perusahaan melaporkan hasil-hasil tersebut kepada manajemen baik secara khusus atau
dalam rapat organisasi kesehatan di perusahaan.
• Data hasil dan analisa MCU dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melakukan
promosi kesehatan.
• Perusahaan melaporkan kegiatan MCU dan hasilnya secara umum kepada pihak Depnaker
wilayah yang bersangkutan dan Dinas Kesehatan setempat, terutama bila adanya penyakit
menular sebagai pendataan dan pemantauan kasus infeksi yang dapat mempengaruhi
masyarakat umum di wilayah tersebut.

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 64


Info lain:

Form daftar tilik anamnesis (wawancara) riwayat kesehatan diri, keluarga, riwayat pekerjaan /
jenis pekerjaan dan hal yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya penyakit akibat
hubungan kerja atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit akibat hubungan kerja.

Diagnosis kerja: anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan


pemeriksaan penunjang lainnya.

Tingkat derajat kesehatan pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya yang akan disimpulkan oleh
- Dokter Perusahaan (bagi perusahaan yang mempunyai dokter perusahaan)/
- Dokter Pemeriksa Kesehatan Kerja dari Penyedia Pemeriksaan MCU (bagi yang tidak mempunyai
Dokter Perusahaan).

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 65


KESIMPULAN

Pem. Kesehatan pekerja : dokter mengetahui


• alur produksi
• potensial hazard, risiko kecelakaan,
• titik berat pemeriksaan fisik
• pemeriksaan penunjang yang diperiksa
• kapan melakukan pem. Kesehatan/ lab, dll
• Rekomendasi yang tepat utk pekerja & perusahaan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 66


KESIMPULAN
• Yang melakukan pem. Kesehatan Kerja :
lebih baik dokter perusahaan
• Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pihak lain dengan
rekomendasi dokter perusahaan (pem. yg harus dilakukan - sesuai
dengan jenis industri, paparan, jenis pekerjaan, dll)

• Ingat….. Apa yang perlu diperiksa dan pemeriksaan penunjang apa


yang perlu  sesuai pekerjaan/cara kerja, hazards dan tujuan

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 67


Konsultasi ke Dokter Perusahaan
•Jangan segan dan Jangan ragu-ragu……
Perlu ke dokter, bila:
• Sebagai tindak lanjut hasil dari MCU
• Ada masalah kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri
• Ingin berkonsultasi tentang kesehatan dan pencegahan penyakit
• Ingin membuat Program Kesehatan Kerja bersama

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 68


“Ciptakan suasana kerja yang asyik

Hindari lingkungan kerja yang toksik

Utamakan Kesehatan pekerja yang laik

Sehingga produktivitas kerja terjaga baik”

Semoga Allah SWT memberikan Kemudahan dan Kelancaran kepada kita semua

Semoga Allah SWT juga memberikan Kesehatan dan Keselamatan dunia akhirat kepada kita semua.

69

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024)


TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Prepared by DS modified DS, KK, AS (6 dan 7 Feb 2024) 70

Anda mungkin juga menyukai