Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H | email : beni.unpab@gmail.com | IG : @benisatria_dr
Dugaan Malpraktik
Penyelesaian Tuntutan atas Dugaan Malpraktik
(( SIMULASI DUGAAN KASUS ETIK-MEDIKOLEGAL))
Ibu RK Berkonsultasi dengan dokter EG yang melakukan praktik bedah plastic & rekonstruksi wajah
dan dilakukan pemasangan implant pada area hidung dan dagu di Klinik. Setelah dilakukan operasi
pada malam harinya pasien merasakan demam, panas dingin, menggigil, kaku dan sakit pada area
wajah dan pagi hari menghubungi dokter melalui WA melaporkan kondisi yang dialami dan dijawab
Diskusi
agar segera kontrol besok. Esok harinya pasien kontrol dan dilakukan Tindakan pembukaan Gips
pada hidung terlihat adanya benjolan akibat implant pada ujung hidung yang tidak wajar dalam
kondisi seperti akan jebol. Dikarenakan rasa sakit yang tidak tertahankan dan adanya benjolan
akibat implant pada ujung hidung yag tidak wajar serta sakit di dagu serta kaku, sakit dan sulit
Kasus
berbicara maka ibu RK Kembali kepada dokter EG yang melakukan praktik bedah plastic &
rekonstruksi wajah di Klinik dan meminta untuk dilakukan Tindakan mengurangi rasa sakit dan
melepas implant yang terpasang. Dokter melakukan Tindakan melepaskan implan pada hidung dan
dagu namun terdapat lubang di dalam mulut di area bibir pada dagu yang belum tertutup jahitan
sehingga menimbulkan rasa sakit, infeksi dan tidak nyaman.
12 hari paska Tindakan operasi, pasien menemui dokter EG yang melakukan praktik bedah plastic
& rekonstruksi wajah di Klinik utk meminta pertanggungjawaban dan menanggung biaya
pengobatan atau bedah yang akan dilakukan oleh dokter bedah di Rumah Sakit/Klinik lain karena
sudah tidak mempercayai kemampuan dokter EG yang melakukan praktik bedah plastic &
rekonstruksi wajah dan meminta Kembali biaya yang sudah dibayarkan kepada klinik baik
seluruhnya atau Sebagian untuk biaya pengobatan di RS/Klinik lain dikarena Tindakan operasi yang
dilakukan oleh dokter EG yang melakukan praktik bedah plastic & rekonstruksi wajah tidak diperoleh
hasil yang diharapkan bahkan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan terdapat lubang di dalam
mulut di area bibir pada dagu yang belum tertutup jahitan namun dokter tidak bersedia membiaya
pengobatan dan tidak bersedia mengembalikan uang yang sudah dibayarkan bahkan terkesan tidak
bertanggungjawab, tidak beriktikad baik dan terkesan menghindar.
Akhirnya pasien memutuskan melakukan visum di RSK dan melaporkan kepada pihak kepolisian.
Sengketa Medik
Identifikasi
1. Unsur Kerugian Pasien
Apakah ada 2. Unsur Kesalahan Dokter
Pelanggaran ETIK, 3. Hak Pasien yang tidak terpenuhi
DISIPLIN atau HUKUM 4. Kewajiban Pasien Yang tidak dilakukan
5. Hak Dokter yang tidak terpenuhi
yang dilakukan oleh
6. Kewajiban Dokter yang Tidak dilakukan
dokter EG yang 7. Apakah ada Tindakan yang menyimpang / salah / lalai
melakukan Praktik 8. Apakah ada hubungan kerugian tersebut dengan Tindakan dokter
Bedah Plastik? 9. Apa Langkah terbaik untuk menyelesaikan sengketa tersebut
Tabel Analisa Konflik
NAMA:
ISU:
MASALAH: 1.
(upayakan untuk
mengidentifikasi 2.
sebanyak mungkin) ....
....
MEDIS di RS
SG
LN
Kumpulkan Data (RM, dll)
N
HA
Siapkan case review (Komite Medis, SMF, dokter, perawat,
Komite Etik & Hukum)
LU
ATA
KE
D
AN
L
PU
M
KU Sesuai Standar
X Berat/Fatal
X N
Sedang O
MEDIASI
NEGOSIASI R
Ringan
M
No Case A
Norma: Etik, Disiplin, Hukum
Gradasi Kasus Sumber : M. Luthfie Hkim
Alur Pembelaan Hukum
bagi Terduga Pelaku Kelalaian Medik
1. Cakap Berkomunikasi
2. Mampu mengkonstatasi atau mengekakkan
fakta suatu kasus
3. Kuat dalam Berpendapat
4. Terampil bermediasi / bernegosiasi
5. Menguasai Teknik Legal Drafting
6. Menguasai Teknik Litigasi
KEMAMPUAN
D A S A R
Hak & Kewajiban
Para PIHAK
Perubahan Masyarakat
1. Semakin materialistis & 4. Semakin litigious (gemar
hedonistis menuntut dokter, tenaga
kesehatan dan RS)
2. Semakin memahami
haknya, namun celakanya, 5. Semakin melihat dokter
tidak diimbangi oleh bukan sebagai partnership
peningkatan pemahaman dalam mengatasi masalah
mereka tentang risiko kesehatannya.
medik.
Penyelenggaraan
2. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
Pasien;
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur,
Infographic
penyakit yang dideritanya;
12. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
bidang dan tanpa diskriminasi;
4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
Pasien lainnya;
Perumahsakitan sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
14. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien 15. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
sehingga Pasien terhindar dari kerugian fisik dan Rumah Sakit terhadap dirinya;
materi; 16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
Dalam PP No 47 tahun
6. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut;
yang didapatkan; 17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
7. memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang
2021 dijelaskan lebih sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan
rinci mengenai semua 8. meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak
kewajiban Rumah surat izin praktik baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PEMENUHAN!!
HAK PASIEN
ALASAN MENGAPA
Faktor Individual
Bentuk Sengketa Berbagai faktor individual maupun
Bentuk sengketa beraneka pengaruh lingkungan dapat
60% ragam dan keaneka ragam 80% menguasai emosi para pihak yang
annya menentukan inti per bersengketa melalui pertentangan
masalahan
tertentu yang kadang-kadang tidak
dapat diselesaikan dalam waktu
singkat
pasien Subjektif
Pihak yang dirugikan adalah pasien Dimulai dari kegagalan komunikasi,
hasil yang melawan hukum, diakhiri
ketidakpuasan yang bersifat subjektif
Sengketa MEDIS
Bentuk Sanksi
Ethical Malpractice Criminal Malpractice
Berupa kata, Bahasa, isyarat, Berupa hukuman bada, denda
atau Tindakan tertentu, yang atau hukuman
kesemuanya itu merefleksikan
ketidak senangan komunitas
Ada Luka /
Ada
KEMATIAN SENGKETA
Cacat Terjadi
Tanggung Jawab Perdata muncul bila
pelayanan Kesehatan tidak JUJUR,
Merugikan atau Mengambil Hak Orang lain
Juris praecepta sunt haec; honeste vivere,
Ada alterum non laedere, suum cuique
kerugian
materil bagi tribuere)
pasien
Ada Pelanggaran tidaj saja terhadap Hukum Positif tetapi
juga pada Kepantasan dan Kepatutan.
Menyimpang Kerugian
Menyimpang dari Standar Profesi Ada Kerugian.
Kedokteran
Kelalaian Kausalitas
Adanya kelalaian/ kurang hati – hati Ada hubungan kausal antara Tindakan
meskipun hanya culpa levis (ringan) medis dengan kerugian yang
diakibatkan oleh Tindakan tersebut
Tanggung Jawab HUKUM
Dalam Pelayanan KESEHATAN
KELALAIAN PEMBIARAN
Pembuktian PERDATA
1. Komunikasi Buruk
2. Pengetahuan & Skill
Terbatas
3. Pandang Enteng atau
Meremehkan
4. Pembiaran
Penyelesaian
SENGKETA MEDIK
SENGKETA
Tindakan yang akan dilakukan Terjadinya Sengketa
Kemudian pertimbangkanlah dan tetapkan Sengketa dapat terjadi setiap saat akibat timbulnya
tindakan-tindakan apa dan bentuk sikap keadaan sekilas tampak tidak berarti dan kecil
yang bagaimana yang harus dipersiapkan sehingga terabaikan. Dan biasanya muncul tiba-tiba
dan tidak disangka-sangka, atau dapat terjadi tanpa
diperhitungkan sebelumnya
Ada Penengah
Peraturan Khusus SENG
Perlu juga dipertimbangkan peraturan Sejak awal kehidupan, manusia telah terlibat
khusus mana yang berlaku walaupun di
KETA pertentangan dan bersamaan dengan itu sejarah
dalam perjanjian tidak ditetapkan secara hukum dapat saja diketemukan seseorang yang
tegas hukum dan peraturan mana yang bertindak sebagai penengah untuk menyelesaikan
terkait dengan sengketa tersebut sengketa yang timbul secara adil dan tidak
memihak
No 29 Tahun 2004
Praktik Kedokteran Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan antara
Adalah Hubungan dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
KESEPAKATAN penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pj Pj
Pasal MEDI
pasal pasal
29 ATOR
29 29
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | email : beni.unpab@gmail.com
PERMA Nomor 1
Tahun 2016
Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | email : beni.unpab@gmail.com
Alternatif Dispute Resolution
KONSOLIDASI NEGOSIASI
Suatu penyelesaian di mana para Proses konsensus yang digunakan
pihak berupaya aktif mencari para pihak untuk memperoleh
K Konsolidasi
penyelesaian dengan bantuan pihak
ke tiga. istilah konsiliasi sering
diartikan sama dengan mediasi,
padahal penyelesaian sengketa
kesepakatan di antara mereka
(Gary Goodpaster)
M
kepada cara penyelesaian sengketa
melalui konsensus di antara para
KoMeNA
A
pihak, sedangkan pihak ke tiga hanya
bertindak netral, berperan secara aktif
maupun tidak aktif.
MEDIASI
MEDIASI ARBITRASI
N
NEGOSIASI Proses negosiasi pemecahan Suatu bentuk lain dari proses
masalah di mana pihak luar yang ajudikasi privat. Penyelesaian
tidak memihak (impartial) dan melalui arbitrase umumnya dipilih
netral bekerja sama dengan pihak untuk sengketa kontraktual, baik
yang bersengketa untuk yang bersifat sederhana maupun
membantu mereka memperoleh kompleks.
kesepakatan dengan memutuskan
PERUNDINGAN, ARBITRASE dan LITIGASI
PENYELESAIAN
SENGKETA
LITIGASI MEDIASI
Menang-kalah Win-win
Penyelesaian
Biaya mahal Murah
Penunjukkan Pihak
Ketiga sebagai
Mediator
Unsur Unsur MEDIASI
Pengertian mediasi
mengandung unsur-
unsur sebagai berikut
Mediasi adalah sebuah Mediator bertugas Mediator tidak mempunyai untuk mencapai atau
proses penyelesaian membantu para pihak kewenangan membuat menghasilkan kesepakatan
sengketa berdasarkan yang bersengketa untuk keputusan selama yang dapat diterima oleh
pihak-pihak yang bersengketa
perundingan. mencari penyelesaian. perundingan berlangsung. guna mengakhiri sengketa.
Asas MEDIASI
M PENDAFTARAN MEDIASI
04
Para pihak yang bersengketa bersepakat 05
bahwa mediator akan melakukan proses Tanggal kesepakatan
mediasi menurut aturan, pokok dan syarat Nama, alamat, profesi mediator
sebagai berikut: misalnya menunjuk
MEDIATOR
02 03
Bentuk sengketa Para pihak yang bersengketa bersepakat
secara tertulis untuk menunjuk mediator
dan mediator menerima secara tertulis
penunjukan penyelesaian sengketa yang
dihadapi para pihak
01
Nama, alamat, pekerjaan/usaha
para pihak
Bentuk Kesepakatan MEDIASI
Klausul ALTERNATIF
Klausul BAKU Para pihak yang bersengketa dengan ini bersepakat
bahwa apabila ada pihak yang bersengketa
• Mediator menerima penunjukan dan memberitahukan kepada mediator bahwa ia ingin
menyetujui untuk melakukan mediasi
mengakhiri mediasi atau bahwa mediator harus
menurut pedoman mediasi terlampir
memutuskan bahwa suatu penyelesaian tidak
dimungkinkan, maka pihak yang bersengketa atau
• Para pihak yang bersengketa dengan ini
mediator harus memberitahukan kepada pihak yang
bersepakat bahwa jika suatu pihak yang bersengketa lainnya dan mediator bahwa mediasi akan
bersengketa memberitahukan mediator
diakhiri. Setelah menerima pemberitahuan tersebut akan
bahwa ia menginginkan untuk mengakhiri ALTERNATIF memberitahukan (masukan nama disini dan status
mediasi atau jika mediator memutuskan
seseorang yang berwenang seperti direktur pelaksana
bahwa tidak mungkin tercapai
dari perusahaan, atau sebagai alternatif mediator itu
penyelesaian, maka pihak yang sendiri dapat dicantumkan), yang setelah menerima
bersengketa atau mediator
pemberitahuan tersebut harus menunjuk seorang atau
memberitahukan pihak yang bersengketa
lebih menjadi arbiter untuk menyelesaikan sengketanya
atau mediator bahwa mediasi tidak dapat BAKU
dilanjutkan
Para pihak yang bersengketa mengikat diri mereka
secara bersama-sama untuk membayar imbalan jasa
mediator
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : beni.unpab@gmail.com
Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan adalah sesuatu yang bersifat tidak sengaja.
Kesalahan tidak didasari oleh niat untuk melakukan
kesalahn. Ini berbeda dengan Pelanggaran.
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : beni.unpab@gmail.com
Kesalahan; commison/ommison
Ommision error
Adalah tidak melakukan suatu
Commision
prosedur atau tindakan yang
seharusnya dilakukan
Commision
Ommision
Commision error
Adalah suatu kesalahan yang terjadi
karena seseorang tidak melakukan
dengan benar. Berdasarkan Penelitian, Ommision
terjadi 3 kesalahan dari 1.000
pembacaan.
Commision dan Ommision error dapat terjadi karena seseorang tidak memiliki
pengetahuan yang memadai, salah interpretasi data klinis, salah mendiagnosis,
atau salah dalam menimbang (clinical judgement error).
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : beni.unpab@gmail.com
Kesalahan atau ERROR
istilah – istilah Kesalahan/error Kesalahan Mengakibatkan Kerugian
iatrogenic adverse events, negligence, Kesalahan medis yang mengakibatkan kerugian bagi pasien
preventable error, prefentable adverse disebut Adverse event (atau disebut pula cedera medis,
events dan unpreventable error/ harm, KTD, dsb). Penelitian para pakar kesehatan
adverse events menyebutkan; sebenarnya 50 % KTD bersifat dapat dicegah
(Preventable adverse events) dan sisanya tidak dapat
dicegah (Unpreventable adverse events)
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : beni.unpab@gmail.com
Kelalaian
Ada beberapa bentuk kelalaian dalam bahasa Inggris.
Yaitu : Malfeasance, Misfeasance, Nonfeasance, Malpractise, Maltreatment, Criminal Negligence.
Malfeasance
yaitu apabila seseorang melakukan suatu tindakan
yang bertentangan dengan hukum atau
melakukan perbuatan yang tidak patut (misalnya,
melakukan aborsi tanpa indikasi medis).
Malpractise
Misfeasance yaitu kelalaian atau tidak berhati-hati dalam
menjalankan kewajibannya (salah obat, salah
yaitu melaksanakan tindakan secara tidak benar. pasien).
Nonfeasance Maltreatment
yaitu tidak melakukan suatu tindakan yang yaitu melakukan cara penanganan secara
sebenamya ada kewajiban untuk melakukan sembarangan (misalnya karena kurang terampil
(misalnya, kelalaian tidak merujuk pasien, kelalaian atau karena ketidaktahuan, lalu melakukan prosedur
tidak berkonsultasi). operasi secara salah)
Criminal Negligence
yaitu suatu sikap acuh tak acuh, dengan sengaja, atau sikap yang tidak
peduli terhadap keselamatan orang lain, walaupun ia mengetahui bahwa
tindakannya bisa mengakibatkan cedera atau merugikan orang lain
(misalnya, mencoba prosedur baru yang sifatnya coba – coba ,
tersembunyi, atau belum teruji keefektifannya tanpa sepengetahuan atau
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE | Ketua BHP2A PB IDI| email : beni.unpab@gmail.com
seizin pasien).
Kelalaian MEDIK
Pelanggaran Standar
Ada Pelanggaran Standar
PEMBIARAN MEDIK
melanggar kepatutan
PIDANA UMUM & Alat Bukti
1. Keterangan Saksi
PIDANA UMUM
2. Surat atau Dokumen
1. Dilakukan oleh POLRI
sebagai bagian dari
Peradilan Pidana
2. Lex Generalis 3. Keterangan AHLI
3. Delik Materiil : KUHP
4. Delik Formil : KUHAP
5. Lex spesialis sering
tidak digunakan oleh
Alat Bukti
penyidik sebagai lex 184 KUHAP 4. Petunjuk
spesialis kecuali pasal
84 UU No 36 Tahun
2014 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Pengakuan Tersangka
Pidana Medik (bukan) Pidana Umum
Mens Rea
Sukar mencari dengan niat atau motif jahat (Mens Rea)
Sukar dibuktikan
Unsur Sengaja Sukar dibuktikan