AWAL
POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN PASIEN
Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows best
Kedudukan pasien tdk sederajat dengan dokter/nakes
Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien, peranannya lebih penting dalam
upaya penyembuhan
Pasien nasib sepenuhnya kepada dokter/nakes
SAAT INI
Horisontal kontraktual
Dokter dan pasien sama-sama subjek hukum mempunyai kedudukan yang sama
Didasarkan pada sikap saling percaya
Mempunyai hak dan kewajiban yang menimbulkan tanggung jawab baik perdata atau pidana
ETIKA KEDOKTERAN
KASUS
BANDUNG - Ketua Tim Dokter Forensik Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin
Bandung dr X menilai, pernyataan ahli forensik Universitas Y ( dr. Z) terkait hasil visum
korban pembunuhan sadis Sisca Yofie di sebuah tayangan televisi nasional, tidak profesional.
"Ini menunjukkan apa yang dikatakan oleh dia (dr. Z) di televisi kemarin tidak profesional,
artinya tidak menggunakan etika. Mungkin dia lupa etika yang ada," kata dr X, di Bandung,
Rabu (28/8/2013).
Ia menuturkan, pernyataan dr.Z yang menilai hasil visum RSUP Hasan Sadikin terhadap jasad
Fransisca Yovie tidak memenuhi standar pemeriksaan forensik. Alasannya, visum dilakukan
oleh dokter umum menunjukkan bahwa dr.Z memberikan tanggapan tanpa melihat tindakan
secara utuh.
ETIK DAN HUKUM
Hukum dan Etik sesungguhnya berangkat dari basis yang sama à Moral.
Apa yang dipandang baik atau buruk menurut etik à dipandang sama oleh hukum.
Hukum tidak mencakup hal-hal yang ringan dan sepele à tidak perlu diintervensi oleh hukum.
Pelanggaran etik yang ringan belum mengganggu masyarakat sehingga tidak perlu diatur dan
diberi sanksi oleh hukum, sebab masyarakat masih bisa mengendalikannya tanpa
menimbulkan chaos. ]
Etika à aturan bertindak atau berprilaku dalam suatu masyarakat tertentu atau komunitas.
(sifatnya turun temurun, tidak tertulis, sanksi moral).
Hukum àaturan berprilaku masyarakat dalam suatu masyarakat atau Negara yang ditentukan
atau dibuat oleh para pemegang otoritas atau pemerintahan (sifatnya mengikat dan tertulis,
sanksi pidana or perdata).
Tujuan keduanya sama à agar masyarakat aman tertib & damai.
Etika berasala dari bahasa yunani “Ethos” à tunggal, “Etha” à Jamak.
Pastur scalia, 1971 : norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia,
baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya
Araskar dan David ,1978: berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Poerwadarminta (1953) : sama dengan akhlak, yaitu pemahaman tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, serta pemahaman tentang hak dan kewajiban orang
Perikatan terjadi karena perjanjian. PERJANJIAN adalah suatu perbuatan , dimana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih
PERIKATAN (PERJANJIAN)
• Hubungan hukum yg menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak
• Kewajiban yg timbul disebut prestasi
1. Menyerahkan suatu barang
2. Melakukan suatu perbuatan
Unsur-unsur perjanjian :
1. Ada kesepakatan
2. Kecakapan para pihak
3. Untuk prestasi tertentu
4. Atas sebab hal yang halal
• Syarat subyektif :
Adanya kesepakatan , kecakapan para pihak ; apabila tidak terpenuhi maka perjanjian dapat
dibatalkan (vernietigbaar)
• Syarat obyektif :
Untuk prestasi tertentu , atas sebab yang halal ; apabila tidak terpenuhi maka perjanjian
adalah batal demi hukum
PERJANJIAN
• Perjanjian melahirkan perikatan
• Bersifat terbuka, bebas menentukan materi perjanjian
• Sekali perjanjian dibuat à maka perjanjian merupakan undang undang bagi kedua belah pihak
Jika perjanjian disepakati
• Timbul hak & kewajiban kedua belah pihak
• Hak & kewajiban melekat dan harus dipatuhi, kecuali mereka membuat kesepakatan baru
AZAS UMUM PERJANJIAN
1. Berlaku sebagai Undang-undang bagi yang membuatnya
2. Harus dilaksanakan dengan itikad baik
3. Tunduk pada undang-undang, kepatutan atau kebiasaan
4. Tidak dapat ditarik tanpa kesepakatan para pihak
SYARAT YANG HARUS DIPENUHI
1. Harus ada persetujuan dari pihak yang berkontrak
2. Ada obyek yang merupakan subtansi dari kontrak à harus legal dan tidak diluar profesinya 3.
3. Harus ada suatu sebab (causa) atau pertimbangan
Sahnya perjanjian perdata psl. 1320 KUH Perdata
1. Adanya sepakat
2. Para pihak cakap secara hukum
3. Mengenai obyek tertentu
4. Sesuatu yang halal (tidak melanggar hukum, susila dan ketertiban)
1. Duty
2. Dereliction of duty
3. Direct Caution
4. Damage
MALPRAKTEK
Intentional
o Professional misconducts
Negligence / kelalaian, bentuknya ada 3 yaitu :
o Malfeasance,
o Misfeasance,
o Nonfeasance
Lack of skill
o Di bawah standar kompetensi
o Di luar kompetensi
• NEGLIGENCE – kelalaian
MISCONDUCT
- Fraud / misrepresentasi
- pelanggaran standar secara sengaja (deliberate violation)
- pidana umum:
o Keterangan palsu
o Penahanan pasien
o Buka rahasia kedokteran tanpa hak
o Aborsi ilegal
o Euthanasia
o Penyerangan seksual
KELALAIAN MEDIK
- Jenis malpraktik tersering
- Bukan kesengajaan
- Tidak melakukan yg seharusnya dilakukan, melakukan yg seharusnya tidak
dilakukan oleh orang2 yg sekualifikasi pada situasi dan kondisi yg identik
BENTUK KELALAIAN
Malfeasance
o Melakukan tindakan yg melanggar (unlawful / improper)
o Sejajar dengan error of planning
o Mis. Tindakan medis tanpa indikasi
Misfeasance
o Improper performance yg akibatkan cedera
o Sejajar dengan error of execution
o Mis. Tindakan medis tak sesuai prosedur
Nonfeasance
o Gagal melakukan tindakan yg merupakan kewajiban
LACK OF SKILL
Kompetensi kurang atau di luar kompetensi / kewenangan
o Sering menjadi penyebab error atau kelalaian
o Sering dikaitkan dengan kompetensi institusi (locality rule, limited resources)
o Kadang dapat dibenarkan pada situasi-kondisi lokal tertentu
UNSUR KELALAIAN
•Ada kewajiban tapi tidak dilaksanakan
- kewajiban profesi
- kewajiban dengan pasien
•Penyimpangan kewajiban
- pelanggaran kewajiban tersebut
•Damages (kerugian)
- cedera, mati atau kerugian
•Direct causialship
- hubungan sebab-akibat / causalitas
GEJALA GUGATAN MALPRAKTIK
1. Adanya kegagalan penanganan pasien
2. Cetusan rasa tidak puas thd pelayanan
3. Adanya hubungan buruk dokter-pasien/keluarga (rasa tidak percaya ke dokter)
4. Pasien / keluarga tidak mau mendapatkan penjelasan tidak mau mendengar
penjelasan dokter
5. Penyampaian keluhan ke rs secara tertulis
6. Keinginan pasien/kel.mendapatkan berkas rm
7. Pasien / kuasa hukum membeberkan ke media masa seolah-olah :
- semua tindakan dokter salah dan dianggap lalai
- tidak ada informasi
- pelayanan rs sedemikian buruk
- pasien yang paling benar
DASAR GUGATAN MALPRAKTIK
Hasil pengobatan tidak sesuai dgn yang diharapkan
Cedera/penyakit/komplikasi yang dikaitkan dengan kelalaian
Kurang mendapat informasi adekuat (kesenjangan informasi)
- dokter tidak pernah memberikan informasi
- informasi yg berbeda/bertentangan antar dokter
- tiap spesialis menyatakan tidak ada masalah, tapi pasien makin
jelek
- keterangan dokter lain yg menjelekkan sejawatnya dpt memicu tuntutan
•Ps. 1365 KUH Perdata (PMH dpt diminta ganti rugi atas kelalaian)
•Ps. 1366 KUH Perdata (Ganti rugi akibat kelalaian / kurang hati-hati)
•Ps. 1367 KUH Perdata (Atasan bertanggung jawab atas tindakan
bawahan)
UU 29/2004
Tujuan:
Memberikan perlindungan kepada
Mempertahankan dan meningkatkan
oleh dokter dan dokter gigi, dan
Memberikan kepastian hukum kepada
gigi.
(VIDE PASAL 3)
KENDALI MUTU KENDALI BIAYA
Setiap dr dan drg dalam melaksanakan praktik Ked. atau KG wajib
menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dapat diselenggarakan audit medis.
Pembinaan dan pengawasan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan oleh organisasi profesi.
STANDAR DAN PELAYANAN
dr atau drg dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti
standar pelayanan ked atau kg.
Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut
jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
3. Standar pelayanan untuk dr atau drg sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri.