Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA BEKASI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS DUREN JAYA
Jl. Anyer III Blok D RT 07 RW 09 Kel. Duren Jaya Kec. Bekasi Timur
telp. (021) 8820345 Email : puskesmasdurenjaya@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS DURENJAYA


NOMOR : .…/…./SK/PKM-DJ

TENTANG

PANDUAN DILEMA ETIK


UPTD PUSKESMAS DUREN JAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS DUREN JAYA,

Menimbang : a. bahwa puskesmas dalam menghadapi banyak


tantangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang aman dan berkualitas. Kemajuan dalam bidang
teknologi kedokteran sumber daya yang terbatas, dan
harapan pasien yang terus meningkat sejalan dengan
makin meningkatnya pendidikan masyarakat serta
dilema etik dan kontroversi yang sering terjadi telah
menjadi hal yang dapat dihadapi oleh Puskesmas.
b. bahwa dalam menjalankan profesi tenaga kesehatan
diperlukan adanya satu panduan yang digunakan
sebagai pedoman
c. bahwa Panduan Dilema Etik merupakan acuan bagi
tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktik
kesehatan
d. bahwa berdasarkan pertimbangan para a, b, dan c
perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Duren Jaya tentang Panduan Dilema Etik

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2022 Tentang Indikator Nasional
Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan,
Unit Transfuse Darah.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.01.07/Menkes/165/2023tentang Standar
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor HK.02.02/I/3991/2022 Tentang Petunjuk
Teknis Survei Akreditas Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
TransfusiDarah, Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
9. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor HK.02.02/D/4871/2023 Tentang Instrumen
Survei Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPAL UPTD PUSKESMAS DURENJAYA


TENTANG PANDUAN DILEMA ETIK DI UPTD
PUSKESMAS DURENJAYA.

KESATU : Menetapkan panduan dilemma etik dalam menjalankan


profesi
: Tenaga kesehatan dalam menjalankan prakteknya wajib
KEDUA patuh terhadap ketentuan dalam panduan dilemma etik
KETIGA : Panduan etika tercantum sebagaimana dalam lampiran
surat keputusan ini
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan di Bekasi
pada tanggal

KEPALA UPTD PUSKESMAS DUREN JAYA,

Drg. RIA JOESRIATI


NIP. 19801121 200701 2 003

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS DUREN JAYA
NOMOR : ...../...../SK/PKM-DJ
TANGGAL : 1 JANUARI 2018
TENTANG : PANDUAN DILEMA ETIK UPTD PUSKESMAS
DUREN JAYA

PANDUAN DILEMA ETIK


DI UPTD PUSKESMAS DURENJAYA

A. DEFINISI ETIK DAN DILEMA ETIK

Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku


manusia, baik secara sendirian maupun bersama sama dan mengatur hidup
ke arah. Etika juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ethos berarti “
kebiasaan “ . “model prilaku” atau standar yang di harapkan dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak
diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.

Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang


menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat
yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung
jawab

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik mereflesikan bagaimana seharusnya manusia
berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Sehingga juga dapat di simpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian
pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan azas atau
nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau yang buruk.

Dilema etika adalah situasi yang dihadapkan seseorang dimana keputusan


mengenai perilaku yang layak harus di buat. Untuk itu diperlukan
pengambilan keputusan untuk menghadapi dilemma etika tersebut. Enam
pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut,
yaitu :

1. Mendaptkan fakta-fakta yang relevan


2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan
3. Menetukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang
dipengaruhi dilemma
4. Menetukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternatif
6. Menetapkan tindakan yang tepat

B. TIPE-TIPE ETIKA

1. Bioetik

Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang


kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul
tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan,
politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi
teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada
lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan
moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organsme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi
semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu
dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetic, etika lingkungan,
pemberian pelayan kesehatan.

2. Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan


pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh
clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana
seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang
bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing ethics/Etik keperawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab morla yang mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatana adalah hak
dan martabat manusia, sedangkan focus etika keperawatan adalah sifat
manusia yang unik.

C. RUANG LINGKUP DARI ETIK

1. Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu


berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan
orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya

2. Berbuat baik (beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,


memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik
antara prinsip ini dengan otonomi.

3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil


terhadap orang lain yang yang mengunjungi prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan. Nilai ini direflesikan dalam praktek professional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hokum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahay/cedera fisik dan


psikologis pada klien.

5. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan


oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip
Veracity berhubungan dengan kemampuan seseorag untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objek untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.

6. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan


komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan,
adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen
yang dibuatnya kepada pasien.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
Tidak ada seorang pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. (Geoffry hunt. 1994).

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan
D. PENANGANAN DILEMA ETIK PUSKESMAS

1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi,


humas, dan komite etik dari :
1) Media masa
2) Kotak saran
3) Keluhan pasien
4) Laporan staf
5) Telepon pengaduan
6) Somasi pasien/kuasa hokum
7) Tokoh masyarakat
8) LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :
1) Mencatat dan mengkaji informasi
 Identitas
 Kondisi pasien
 Peristiwa atau kejadian
 Tuntutan pasien
2) Menanggapi keluhan :
 Mengucapkan terima kasih dan laporan
 Membuat penjelasan sementara
 Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
 Menenangkan pelapor
 Memberi tanda terima kasih
3) Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
4) Mengisi formula sesuai keluhan
5) Memberi pertimbangan
6) Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
7) Menindaklanjuti instrusi dan direksi
8) Investigasi kasus
3. Membahas kebenaran informasi tentang :
 Identitas pasien
 Peristiwa
 Rekam medis
4. Penataan dokumen
1) Dokumen informasi
2) Berkas rekam medis
3) Dokumen persetujuan tindakan medis
4) Second opinion
5) Resume medis
6) Pendapat organisasi profesi
7) Juklak juknisdan SOP pelayanan
5. Rapat dengan satuan kerja terkait
6. Analis kasus
1) Hasil rapat kordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
2) Kasus etika ditangai oleh Tim MUTU
3) Kasus administrasi ditangani bagian SDM
4) Kasus hokum ditangani oleh Tim MUTU
5) Kasus gabungan ditangani Tim MUTU
6) Telaah kasus :
 Kebenaran identitas pasien
 Kebenaran peristiwa

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan
 Barang bukti
 Pertimbangan prosedur tindak lanjut
7. Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
1) Kewenangan dan kompetensi
2) Indikasi dan kontrak indikasi
3) Persetujuan tindakan medis
4) Kesesuaian dengan tindakan SOP
5) Kerugian/cidera dan sebab akibatnya
6) Hokum dan perundang-undangan
8. Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non
litigasi
9. Dokumen kasus :
1) Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis di tata
dan diberikan pengkodean khusus
2) Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus
dianggap selesai
3) Bila khusus telah selesai dokumen dikembalikan kepada bagian
rekam medis

E. DOKUMENTASI
Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah/tindak yang perlu
dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan masalah dilema
etik klinik di Puskesmas Padaherang. Panduan ini perlu disosialisasikan ke
seluruh sumber daya manusia puskesmas. Secara berkala panduan ini akan
dievaluasi, sehingga bila diperlukan perubahan – perubahan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, akan di lakukan revisi agar ini menjadi
lebih sempurna sehingga penanganan dilemma etik dapat optimal dapat di
tangani.

KEPALA UPTD PUSKESMAS DUREN JAYA,

Drg. RIA JOESRIATI


NIP. 19801121 200701 2 003

PARAF KOORDINASI

Kabag. Hukum

Sekretaris Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai